• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESIOEN REPUBLIK INOONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2014 TENT ANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRESIOEN REPUBLIK INOONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2014 TENT ANG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIOEN REPUBLIK INOONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2014

TENT ANG

PENGESAHAN THIRD PROTOCOL TO AMEND THE FRAMEWORK AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC COOPERATION BETWEEN ASSOCIATION OF

SOUI'HEAST ASIAN NATIONS AND THE PEOPLE'S REPUBLIC OF CH.INA (PROTOKOL KETIGA UNTUK MENGUBAH PERSETUJUAN

KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTARA ASOSIASI BANGSA-BANGSA

Menimbang

..

ASIA TENGGARA DAN REPUBLIK RAKYAT CHINA)

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. bahwa di Phnom Penh, Kamboja, pada tanggal 19 November 2012 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani

Third Protocol to Amend the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between Association of Southeast Asian Nations and the People's Republic of China

(Protokol Ketiga untuk Mengubah Persetujuan Keranjgka Kerja mengenai Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh antan;i Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Republik Rakyat China), sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Negara-negara Anggota ASEAN dan Republik Rakyat China;

b. bahwa Protokol ini bertujuan untuk membentuk Komite Bersama Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ASEAN

China FTA-Jq yang merupakan badan permanen untuk memastikan penyelenggaraan dan pelal:sanaan yang efektif

(2)

Mengingat \ Menetapkan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 2

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu mengesahkan Protokol tersebut dengan Peraturan Presiden;

l. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang P.erjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4012);

3. Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2004 tentang Pengesahan Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between the Association of Southeast Asian Nations and the People's Republic of China (Petsetujuan Kerangka Kerja mengenai Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh antara Negara-negara Anggota Asosiasi Bangsa-ba4gsa Asia Tenggara dan Republik Rakyat China) (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 50);

MEMUTUSKAN :

PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN THIRD PROTOCOL TO AMEND THE FRAMEWORK AGREEf4ENT ON COMPREHENSWE ECONOMIC COOPERATION BETWEEN

(3)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

3

PEOPLE'S REPUBLIC OF CHINA (PROTOKOL KETIGA UNTUK MENGUBAH PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTARA ASOSIASI BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA DAN REPUBLIK RAKYAT CHINA)

Pasal 1

Mengesahkan Third Protocol to Amend the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between Association of Southeast Asian Nations and the People's Republic of China

(Protokol Ketiga untuk Mengubah Persetujuan Kerangka Kerja mengenai Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh antara Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Republik Rakyat Chiina) yang telah ditandatangani pada tanggal 19 November 2012 di Phnom Penh, Kamboja, yang naskah aslinya dalam Bahasa Inggris dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

Pasal 2

Apabila terjadi perbedaan penafsiran antara naskah terjemahan Protokol dalam Bahasa Indonesia dengan naskah aslin¥a dalam Bahasa lnggris se bagaimana dimaksud dalam Pasal 1, yang berlalru adalah naskah Protokol dalam Bahasa Inggris.

(4)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengun

-dangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya clalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 4 Juni 2014

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 4 Juni 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

\LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 128

Salinan sesuai dengan aslL1ya SEKRETARIAT KABINET RI

(5)

' I

PROTOKOL KETIGA UNTUK MENGUBAH PERSETUJUAN

PERDAGANGAN BARANG DARI PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTARA ASOSIASI BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA DAN REPUBLIK

RAKYAT CHINA.

Pemerintah-pemerintah Brunei Darussalam, Kerajaan Kamboja, Republik Indonesia, Republik Demokratik Rakyat Laos, Malaysia, Republik Uni Myanmar, Republik Filipina, Republik Singapura, Kerajaan Th~iland,

Republik Sosialis Vietnam, Negara-negara Anggota Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (selanjutnya disebut secara bersama-sama sebagai

"ASEAN" atau "Negara-negara Anggota ASEAN" atau secara

masing-masing sebagai Negara Anggota ASEAN), dan Pemerintah Republik Rakyat China (selanjutnya disebut sebagai "China"), (selanjutnya disebut secara masing-masing sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "para Pihak")

MENGINGAT Persetujuan Kerangka Kerja mengenai Kerja Sama Ekonomi Menye1uruh antara Negara-negara Anggota Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara dan Republik Rakyat China (selanjutnya disebut "Persetujuan Kerangka Kerja") yang ditandatangani pada 4 November 2002 dan Pasal

12

Paragraf

1

(Pengaturan Kelembagaan untuk Perundingan) dari Persetujuan Kerangka Kerja mengatur bahwa "Komite Perundingan Perdagangan ASEAN-China (ACTNC) yang telah dibentuk wajib terus melakukan program perundingan sebagaimana tercantum dalam Persetujuan ini";

MEMPERHATIKAN bahwa Persetujuan Perdagangan Barang, Persetujuan Perdagangan Jasa dan Persetujuan mengenai lnvestasi dari Persetujuan Kerangka Kerja telah diselesaikan dan ditandatangani pada tanggal 29

(6)

'

.

November 2004, tanggal 14 Januari 2007, dan tanggal 15 Agustus 2009,

secara, masing-masing, dan bahwa pasal Pengaturan kelembagaan dari Kedua Persetujuan Perdagangan Barang dan Persetujuan lnvestasi mengatur bahwa "pembentukan suatu badan permanen yang tertunda,

AEM-MOFCOM, didukung dan dibantu oleh SEOM-MOFCOM, wajib memantau, mengawasi, mengoordinasi dan meninjau kembali pelaksanaan Persetujuan ini";

- -ME-NGINGAT bahwa Pernyataan Media Bersama dari Konsultasi

AEM-MOFCOM ke-10 menyatakan bahwa "Para Menteri telah mengesahkan

pembentukan Komite Bersama ASEAN-China FTA (ACFTA-JC) menggantikan ACTNC. Tugas utama ACFTA-JC akan meliputi memantau,

mengawasi, mengoordinasi, dan meninJau kembali pelaksanaan

'

Persetujuan"; ,.

I

MENGUPAYAKAN untuk membentuk suatu pengaturan kelembagaan yang lebih permanen untuk memantau, mengawasi, mengkoor'dinasi, dan

meninjau kembali Pelaksanaan Persetujuan Kerangka Kerja serta

Perjanjian-perjanjian lainnya yang diselesaikan sesuai dengan Persetujuan Kerangka Kerja;

MENGAKUI perlunya membentuk suatu jejaring hukum yang tegas antara Persetujuan dan berbagai Perjanjian yang telah dirundingkan dan ditandatangani berdasarkan Kerangka Kerja dimaksud; dan

MEMPERHATIKAN bahwa Pasal 14 Persetujuan Kerangka Kerja

mengatur setiap perubahan daripadanya yang akan disepakati secara bersama-sama secara tertulis oleh para Pihak;

TELAH MENYEPAKATI HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT: Pasal 1

Perubahan Pas~I 12 Persetujuan Kerangka Kerja

Pasal 12 Tujuan K~rangka Kerja wajib dihapus dan digantukan secara

(7)

"PASAL 12

Ketentuan Kelembagaan

1. Para Pihak dengan ini membentuk Komite Bersama Kawasan

Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA-JC) sebagai badan permanen

untuk membantu Para Menteri Ekonomi ASEAN dan Menteri Perdagangan China (selanjutnya disebut sebagai "AEM-MOFCOM") dalam memastikan

operasional dan pelaksanaan efektif dari Persetujuan ini dan

Perjanjian-perjanjian/instrumen-instrumen hukum lainnya yang telah diselesaikan dan akan diselesaikan berdasarkan Persetujuan ini.

2. Fungsi-fungsi ACFTA-JC wajib untuk:

(a) Meninjau kembali, memantau, mengawasi, mengamati dan

mengoordinasikan pelaksan.(aan dari Persetujuan ini dan semua

instrumen hukum didalamnya;

(b) Menimbang dan merekomiendasikan kepada AEM-MOFCOM

setiap perubahan pada P~rsetujuan ini dan semua instrumen

hukum didalamnya;

(c) merundingkan perubahan-perubahan untuk atau setiap hal yang

timbul dari operasioanal Persetujuan ini dan semua instrumen

hukum didalamnya;

(d) mengawasi dan mengoordinasikan pekerjaan badan-badan

turunannya yang akan dibentuk berdasarkan Persetujuan ini dan

seluruh aturan hukum yang diatur;

(e) menerima, apabila sesuai, keputusan-keputusan dan

rekomendasi oleh badan yang dibentuk dibawahnya atau akan

dibentuk sesuai dengan Persetujuan ini dan semua instrumen

hukum didalamnya;

) (f) menimbang setiap hal lain yang dapat mempengaruhi

operasional Persetujuan ini dan semua instrumen hukum didalamnya atau yang dipercayakan kepada ACFTA-JC oleh para Pihak; dan

(g) melakukan setiap fungsi lainnya sebagaimana telah disepakati

(8)

3. Untuk membantu dalam memenuhi fungsi-fungsinya, ACFTA-JC dapat membentuk badan-badan turunan tambahan, termasuk badan-badan

ad-hoc, dan menugaskan mereka mengenai hal-hal k~usus atau mendelegasikan tanggung jawabnya kepada setiap badan turunan yang dibentuk dibawahnya sesuai Persetujuan ini atau setiap instrumen hukum didalamnya.

4. ACFTA-JC wajib menyelenggarakan pertemuan-pertemuan· paling sedikit dua kali dalam satu tahun atau kapan saja dianggap perlu. Koordinator Negara ASEAN untuk Kerja Sama Ekonomi menyeluruh dengan China, dan China, wajib bertindak sebagai ketua pendamping dari ACFTA-JC. Pertemuan-pertemuan ACFTA-JC wajib diselenggarakan secara bergantian di suatu Negara Anggota ASEAN dan China. Sekretariat ASEAN dan Kementerian Perdagangan China (MOFCOM) wajib memberikan dukungan kesekretariatan yang diperlukan bagi ACFTA-JC. 5. ACFTA-JC wajib secara rutin melaporkan kepada Konsultasi AEM-MOFCOM, melalui pertemuan-pertemuan Pejabat Ekonomi Senior mereka."

P

a

s

a

l2

Lembaga Penyimpan

Untuk Negara-negara Anggota ASEAN, Protokol ini wajib disimpan oleh Sekretaris Jenderal ASEAN, yang wajib menerbitkan salinan naskah resmi daripadanya, kepada setiap Negara Anggota ASEAN.

Pasal3

Mulai Berlaku

1. Protokol ini wajib mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2013.

2. Para Pihak wajib menyelesaikan prosedur internal untuk mulai berlakunya Protokol ini sebelum tanggal 1 Januari 2013.

(9)

)

3. Suatu Pihak wajib, sejak penyelesaian prosedur internalnya untuk berlakunya Protokol ini, memberitahukan kepada semua Pihak lainnya secara tertulis.

4. Apabila suatu Pihak tidak mampu menyelesaikan prosedur internal untuk mulai berlakunya Protokol ini pada tanggal 1 Januari 2013, hak dan

kewajiban dari Pihak tersebut berdasarkan_ Protokol ini wajib dimulai pada

tanggal pemberitahuan tertulis dari Pihak tersebut kepada semua Pihak

lainnya bahwa ia telah menyelesaikan prosedur internal untuk mulai be~lakunya Protokol ini.

SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, yang diberi kuasa penuh oleh Pemerintahnya masing-masing, telah menandatangani Protokol

Ketiga untuk Mengubah Persetujuan Perdagangan Barang dari

Persetujuan Kerangka Kerja Mengenai Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh antara Pemerintah Negara-Negara Anggota Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan Republik Rakyat China.

DIBUAT di Phnom Penh, Kamboja, tanggal 19 bulan November tahun dua ribu dua belas, rangkap dua dalam bahasa lnggris.

Untuk Pemerintah Brunei Darussalam:

LIM JOCK SENG

Menteri Kedua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Perdagangan

Untuk Pemerintah Republik Rakyat Cina:

CHEN DEMING

(10)

)

Untuk Pemerintah

Kerajaan Kamboja:

CHAM PRASIDH

Menteri Senior dan Ment~ri

Perdagangan

Untuk Pemerintah

Republik Indonesia:

GITA IRAWAN WIRJAWAN

Menteri Perdagangan

Untuk Pemerintah

(11)

)

NAM

VI

V

AK

ETH

Menteri Perindustrian dan Perdagangan

Untuk Pemerintah Malaysia:

MUSTAPA MOHAMED

Menteri Perdagangan lnternasional dan lndustri

Untuk Pemerintah

Republik Uni Myanmar:

KANZAW

Menteri Persatuan Bidang

Perencanaan Nasional dan

(12)

)

Untuk Pemerintah

Republik Filipina:

GREGORY L.-OOMtNGO

Menteri Perdagangan dan lndustri

Untuk Pemerintah

Republik Singapura:

LIM HNG KIANG

Menteri Perdagangan dan lndustri

Untuk Pemerintah Kerajaan Thailand:

BOONSONG TERIYAPIROM

(13)

Untuk Pemerintah

Republik Sosialis Vietnam:

VU HUY HOANG

Menteri lndustri dan Perdagangan

(14)

.

)

1

_

)

0

THIRD PROTOCOL TO AMEND THE FRAMEWORK

AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC CO-OPERATION BETWEEN THE ASSOCIATION OF "SUUTHEASIASIAN NA TIUN-S AND THE PEOPLE'S

REPUBLIC OF CHINA

The Governments of Brunei Darussalam, the Kingdom of Cambodia, the Republic of Indonesia, the Lao People's

Democratic Republic, Malaysia, the Republic of the Union of

Myanmar, the Republic of the Philippines, the Republic of Singapore, the Kingdom of Thailand, the Socialist Republic of Viet Nam, Member States of the Association of Southeast Asian Nations (hereinafter referred to collectively as

"ASEAN" or "ASEAN Member States" or singularly as

"ASEAN Member State") and the Government of the People's Republic of China (hereinafter referred to as

"China"), (hereinafter referred to collectively as "Parties" and singularly as 11

Party"),

RECALLING the Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-operation between the Association of Southeast Asian Nations and the People's Republic of China (hereinafter referred to as "the Framework Agreement") signed on 4 November 2002 and that paragraph 1 of Article

12 (Institutional Arrangements for the Negotiations) of the Framework Agreement proyides that "the ASEAN-China Trade Negotiation Committee (ACTNC) that has been established shall continue to carry out the program of negotiations set out in this Agreement";

NOTING that the Agreement on Trade in Goods, Agreement

on Trade in Services and the Agreement on Investment of

the Framework Agreement have been concluded and signed

on 29 November 2004, 14 January 2007 and 15 August 2009, respectively, and that the Institutional Arrangement

(15)

(

_)

0

Agreement on Investment provide that "pending the establishment of a permanent body, the AEM-MOFCOM, supported and assisted by the SEOM-MOFCOM, shall oversee, supervise, coordinate and review the implementation of this Agreement";

-RECALLING ffiat The Joint Media Statement of the 10th AEM-MOFCOM Consultations provides that "the Ministers endorsed the establishment of the AS EAN-China FT A Joint Committee (ACFTA-JC) In place of the ACTNC. The ACFTA-JC1s main tasks will include overseeing, supervising, coordinating and reviewing the implementation of the Agreement";

SEEKING to establish a more permanent institutional arrangement for overseeing, supervising, coordinating and reviewing the implementation of the Framework Agreement as well as any other agreements concluded in accordance with the Framework Agreement;

RECOGNISING the need to establish an explicit legal linkage between the Framework Agreement and the various Agreements negotiated and signed on the basis of the said Framework Agreement; and

NOTING that Article 14 of the Framework Agreement provides for any amendments thereto to be mutually agreed upon in writing by the Parties,

HAVE AGREED AS FOLLOWS:

Article 1

Amendment of Artlcle 12 of the Framework Agreement

Article 12 of the Framework Agreement shall be deleted and substituted entirely by a new Article 12 as set out below:

(16)

0

"ARTICLE 12 Institutional Provisions

1. The Parties hereby establish the ASEAN-China FrBe

Trade Area Joint Committee (ACFTA-JC) as the permanent

body to assist the ASEAN Economic Ministers and the

MiffiSfer of Commerce of-Cfiina{fiereinaffer reTerrea to as

"AEM-MOFCOM") in ensuring the effective operation and

implementation of this Agreement and any other

Agreements/legal instruments concluded or to be concluded

under this Agreement.

2. The functions of the ACFTA-JC shall be to:

(a) review, monitor, oversee, supervise and coordinate

the implementation and operation of this Agreement

and all legal instruments under it;

(b) consider and recommend to the AEM-MOFCOM

any

amendments to this Agreement and all legal

instruments under it;

(c) negotiate amendments to or any matter arising from

the operation of this Agreement and all legal

instruments under it;

(d) supervise and co-ordinate the work of subsidiary

bodies to be established under this Agreement and all legal instruments under it;

( e) adopt, where appropriate, decisions and

recommendations of subsidiary bodies established

or to be established pursuant to this Agreement and

all legal instruments under it;

(f) consider any other matter that may affect the

operation of this Agreement and all legal instruments under it or that is entrusted to the ACFTA-JC by the Parties; and

(17)

(._

)

0

(g) carry out any other functions as the Parties may agree.

3. To assist in the fulfillment of its functions, the ACFT A-JC may establish additional subsidiary bodies, including ad

noc

bodies, and assign fhem w1Th tasks on specific matters, or delegate its responsibilities to any subsidiary body established pursuant to this Agreement or any legal instruments under it.

4. The ACFTA-JC shall convene the meetings at least twice a year or as and when it deems necessary. The ASEAN Country Coordinator for comprehensive economic cooperation with China, and China, shall assume the co-chairmanship of the ACFTA-JC. The ACFTA-JC meetings shall be held alternately in an ASEAN Member State and China. The ASEAN Secretariat and the Ministry of Commerce (MOFCOM) of China shall provide the ACFTA-JC with the necessary secretariat support.

5. The ACFTA-JC shall regularly report to the AEM-MOFCOM Consultations, through the meetings of their Senior Economic Officials. n

Article 2 Depositary

For the ASEAN Member States, this Protocol shall be deposited with the Secretary-General of ASEAN, who shall promptly furnish a certified copy thereof to each ASEAN Member State.

1.

Article 3 Entry into Force

(18)

)

0

2. The Parties shall undertake to complete their internal procedures for the entry into force of this Protocol prior to 1 January 2013.

3. A Party shall, upon the completion of its internal procedures for the entry Into force of this Protocol, notify all the ottler Parties fn writing.

4. Where a Party is unable to complete its internal procedures for the entry into force of this Protocol by 1 January 2013, the rights and obligations of that Party under this Protocol shall commence on the date of the Party's written notification to all the other Parties that it has completed its internal procedure for the entry into force of this Protocol.

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned being duly authorised by their respective Governments, have signed

this Third Protocol to Amend the Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-operation

between

the Association of Southeast Asian Nations and the People's Republic of China.

DONE at Phnom Penh, Cambodia, this

-

\~ November in the Year Two Thousand and Twelve, in duplicate copies in the English language.

For Brunei Darussalam:

LIM JOCK SENG

Second Minister of Foreign

Affairs and Trade

For the People's Republic of China:

rJ-

~t-

Pi.

CHEN DEMING

(19)

C

)

(£'\

~)

C

~ASl~H

enior Minister and Minister of

commerce

For the Re ublic of Indonesia: ,

GITA IRA WIRJAWAN

Minister of T ade

For the Lao People's Democratic Republic:

~=

NAM VIYAKETH

Minister of Industry and Commerce

For Malaysia:

..

MUSTAPA MOHAMED

Minister of lntematlonal Trade and Industry

(20)

0

For the Republic of the Union of

My~

KANZAW

tmlon Minister for National Planning and Economic Development

For the Republic of the Philippines:

For the Republic of Singapore:

Uw-~t.t"~

UM HNG KIANG

Minister for Trade and Industry

For the Kingdom of Thailand:

BOONSONG TERIYAPIROM Minister of Commerce

(21)

For the Socialist Republic of Viet

Nam:

VU HUY HOANG

Minister of lnauslry anaTrade

:

.'

.)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka kelancaran pembuktian Kualifikasi untuk Pekerjaan Supervisi Pembangunan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan Lahan dan Pekarangan Provinsi Kalimantan Tengah

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Pelelangan Nomor : 027/241/PKONST2-ULP/2017, tanggal 9 Mei 2017, dengan ini Kelompok Kerja (Pokja) Pekerjaan Konstruksi 2 pada Unit

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Peringkat Teknis Nomor : 027/212/PKJ-ULP/2017, tanggal 22 Mei 2017, dengan ini Kelompok Kerja Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit

Demikian pengum um an ini disam paikan unt uk diket ahui, dan bagi pesert a yang keberat an atas hasil pengum um an pemenang dapat m enyam paikan sanggahan secara

KESATU : Membatalkan Peraturan Daerah Kabupaten Sintang Nomor 7 Tahun 2002 tentang Retribusi Pendirian dan Pengelolaan Badan Hukum Koperasi, dengan alasan

KESATU : Membatalkan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 10 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Usaha Industri dan Perdagangan, dengan alasan bertentangan

Pembukaan Penaw aran tidak dilaksanakan, karena jum lah pesert a yang m em asukan dokumen penaw aran kurang dari 3 (tiga) pesert a. Demikian pem beritahuan ini disam

Surat Keputusan MENINVES/ Ketua BKPM (Badan Kordinasi Penanaman Modal) Nomor 15/SK/1993 tentang Tata Cara Permohonan Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman