70
L
A
M
P
I
R
A
N
71
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA SEKOLAH
DALAM PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS
SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI
TAWANGSARI KECAMATAN WONOBOYO
KABUPATEN TEMANGGUNG
Pengantar
Saya mahasiswa pasca sarjana magister manajemen
pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
akan melaksanakan penelitian tesis dengan judul “
Kepemimpinan Partisipatif Kepala Sekolah Dalam
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Pada Sekolah
Dasar
Negeri
Tawangsari
Kecamatan
Wonoboyo
Kabupaten Temanggung “.
Pelaksanaan penelitian dengan alat pengumpulan data
wawancara. Kemudian menyajikan data dalam laporan
tesis yang berguna untuk menyelesaikan studi Program
Pasca Sarjana.
Pertanyaan yang diajukan pada Bapak Kepala
Sekolah, Guru, Komite Sekolah diharapakan menjawab
secara jujur pada kolom yang telah disediakan untuk
mendukung
penelitian
tesis.
Jawaban
yang
disampaikan Bapak atau Ibu akan dirahasiakan.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.
Tawangsari, Maret 2015
Hormat Saya
72
LAMPIRAN2
INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA
KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA SEKOLAH
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara terhadap Kepala
Sekolah Tentang Kepemimpinan Partisipatif
No.
Komponen
Sub Komponen
No. Lembar
Wawancara
1
Mengetahui
informasi awal
kepala sekolah
a.
Menjadi
kepala
sekolah
1
b.
Jumlah guru
di SD
2
c.
Pemenuhan
guru sebelum
penelitian
3
2.
Tugas dan
wewenang
sebagai kepala
sekolah
a.
Pelimpahan
kewenangan
terhadap guru
4
b.
Mekanisme
pembuatan
keputusan
5
c.
Menjalankan
kebijakan
6
d.
Pengawasan
terhadap
kinerja guru
7
e.
Motivasi
terhadap
rekan kerja
8
73
LAMPIRAN 3
Pedoman Wawancara tentang kepemimpinan
partisipatif kepala sekolah
No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Berapa lama bapak menjadi
kepala sekolah di SD ini?
2.
Apakah tenaga guru di
sekolah anda sudah
mencukupi?
3.
Bagaimana cara bapak
sebagai kepala sekolah untuk
melengkapi tenaga guru?
4.
Bagaimana cara memberi
wewenang kepada rekan kerja
anda selaku kepala sekolah?
5.
Bagaimana selaku kepala
sekolah anda membuat
mekanisme keputusan?
6.
Bagaimana selaku kepala
sekolah menjalankan
kebijakan?
7.
Bagaimana selaku kepala
sekolah anda melakukan
pengawasan pada rekan
kerja?
8.
Apakah anda selaku kepala
sekolah memberi motivasi
dan rasa nyaman pada rekan
kerja?
74
LAMPIRAN 4
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara terhadap Guru
Tentang Kepemimpinan Partisipatif
Kepala Sekolah
No
Komponen
Sub Komponen
No Lembar
Wawancara
1. Mengetahui
infor-masi guru
a.Kewenangan
partisipatif
Kepala sekolah
1
b.Kelibatan
guru dalam
pengambilan
keputusan
2
c.Proses
penetapan
kebijakan
3
d.Pengawasan
kepala sekolah
4
e.Motivasi
kepala sekolah
terhadap guru
5
75
LAMPIRAN 5
Daftar pertanyaan guru tentang kepemimpinan
partisipatif kepala sekolah
NO
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apakah anda sebagai guru
pernah diberi wewenang oleh
kepala sekolah?
2.
Apakah anda sebagai guru
pernah diikutkan dalam
pembuatan keputusan?
3.
Apakah pernah diikutkan
menetapkan kebijakan anda
sebagai guru?
4.
Apakah anda sebagai guru
mendapat pengawasan kepala
sekolah?
5.
Sebagai guru, apakah pernah
anda mendapat motivasi dan
rasa nyaman dalam kerja di
sekolah?
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA KOMITE TERHADAP
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
No
Komponen
Sub Komponen
No. Lembar
wawancara
1.
Program kerja sekolah Peran komite
1
2.
Kebijakan sekolah
2
3.
Pembuatan
keputusan
3
4.
Pengawasan
4
5.
Motivasi
5
76
LAMPIRAN 6
Daftar Pertanyaan Komite Sekolah Terhadap
Kepemimpinan Kepala Sekolah
NO
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apakah anda selaku komite sekolah
menyangkut program kerja pernah
diberi wewenang kepala sekolah?
2.
Apakah anda pernah dilibatkan dalam
menentukan kebijakan sekolah oleh
kepala sekolah?
3.
Apakah anda selaku komite pernah
dilibatkan dalam pembuatan
keputusan sekolah?
4.
Apakah kinerja anda selaku komite
mendapat pengawasan kepala sekolah?
5.
Apakah anda sebagai komite sekolah
mendapat motivasi dan suasana
nyaman dari kepala sekolah?
77
LAMPIRAN 7
Lampiran wawancara
Wawancaraa dengan kepala sekoloah, guru dan komite
sekolah SD Negeri Tawangsari kecamatan Wonoboyo
kabupaten
Temanggung
yang
ada
hubungannya
dengan
1.
P
elimpahan dan distribusi kewenangan
2.
P
embuatan keputusan
3.
P
enetapan proses kebijakan
4.
M
elakukan pengawasan
5.
M
emberi motivasi dan suasana kerja kondusif
Hasil peneliti diperoleh dari hasil wawancara yang
dilakukan peneliti pada bulan Maret di SD Negeri
Tawangsari dari tanggal 24 Maret 2015 sampai tanggal
31 Maret 2015
1.
P
elimpahan dan kewenangan
Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah
SD Negeri Tawangsari yang berhubungan dengan
pelimpahan dan kewenangan adalah berikut:
Dalam menjalankan tugas sebagai kepala sekolah saya sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan memberikan kewenangan tugas kepada guru dan staf sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Tetapi jika tugas itu bisa saya lakukan
78 sendiri maka dengan segera saya lakukan agar tigak membuat repot yang lain.
(wawancara
dengan
kepala
sekolah
SD
Negeri
Tawangsari di Kantor Kepala Sekolah, pada tanggal 24
Maret 2015)
Untuk
menguatkan
pernyataan
yang
disampaikan oleh kepala sekolah, maka peneliti
melakukan wawancara dengan guru dan komite SD
Negeri Tawangsari sebagai berikut:
Kepala sekolah mempunyai kewenangan dalam menjalankan tugas di sekolah, kadang kepala sekolah melimpahkan tugas kepada bawahan itu terjadi jika beliau ada tugas di luar. Jika baru berada di sekolah hampir tugas yang bisa dikerjakan dilakukan sendiri oleh kepala sekolah.
(Wawancara dengan guru Mj di ruang guru ,pada
tanggal 24 maret 2015)
Hampir tugas yang ada di sekolah dilakukan oleh beliau, sedang kami melakukan tugasnya sendiri.Jika ada halangan kepala sekolah tidak hadir maka tugasnya dilimpahkan pada guru yang senior untuk menyelesaikan tugasnya.
(Wawancara dengan guru Ms, diruang guru, pada
tanggal 25 Maret 2015)
Kepala sekolah menjalankan tugas dengan baik dan memberikan tugas pada bawahan sesuai tanggung jawabnya. Tugas operator sekolah dan bendahara diserahkan pada guru yang menjadi kewenangannya.
(Wawancara dengan guru Ld di ruang kelas, pada
tanggal 30 Maret 2015)
Kepala sekolah memberikan tugas kepada guru sesuai kemampuan. Tapi tidak semua tugas diberikan pada guru. Ada beberapa tugas dan perencanaan disusun sendiri oleh kepala sekolah.
(Wawancara dengan guru Ew di ruang kelas, pada
tanggal 31 Maret 2015)
Dalam proses belajar mengajar, komite tidak terlalu dilibatkan. Tapi dalam bidang perencanaan dan
79 penganggaran sekolah dilibatkan. Komite juga dilibatkan ikut dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bila ada kegiatan sekolah yang ada keterlibatan komite maka kepala sekolah sering minta bantuan komite untuk berpartisipasi.
(Wawancara
dengan
komite
sekolah
SD
Negeri
Tawangsari di rumah komite, pada tanggal 31 Maret
2015)
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah ,
guru juga komite sekolah , bahwa kepala sekolah sering
memberi tugas pada guru dalam hal penganggaran dan
perencanaan untuk memajukan sekolah.
2. Mekanisme pembuatan keputusan
Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah
SD Negeri Tawangsari kecamatan Wonoboyo kabupaten
Temanggung
hubungannya
dengan
mekanisme
pembuatan keputusan adalah berikut:
Saya sebagai kepala sekolah harus bisa mengambil keputusan untuk kepentingan semua warga sekolah.Biasanya saya memberi tahu pada guru dan staf lainnya untuk rapat bermusyawarah sebelum mengambil keputusan. Tapi saya juga bisa mengambil keputusan sendiri jika dalam keadaan memaksa tetapi tidak mengakibatkan kefatalan bagi sekolah.
(Wawancara
dengan
kepala
sekolah
SD
Negeri
Tawangsari, pada tanggal 24 Maret 2015)
Untuk
menguatkan
pernyataan
yang
disampaikanoleh kepala sekolah SD Negeri Tawangsari
kecamatan Wonoboyo, maka peneliti mewawancarai
empat orang guru dan seorang komite sekolah berikut:
Dalam pengambilan keputusan biasanya dilakukan musyawarah antara guru , kepala sekolah dan staf
80 lainnya. Tapi kadang kepala sekolah sendiri mengambil keputusan dengan alasan sangat darurat tanpa melibatkan guru ataupun staf lainnya. Apabila dalam musyawarah tidak dicapai suatu kesepakan maka keputusan yang dihasilkan ada pada kepala sekolah.
(Wawancara dengan guru Mj di ruang kelas, pada
tanggal 24 Maret 2015)
Keputusan yang diambil biasanya lewat musyawarah, terkecuali dalam keadaan darurat yang kepala sekolah tidak mempunyai kelonggaran waktu untuk mengadakan musyawarah dengan guru,atau staf lainnya sehingga kepala sekolah mengambil keputusan dengan sendirinya.
(Wawancara dengan guru Ms di ruang guru, pada
tanggal 25 Maret 2015)
Keputusan yang diambil biasanya lewat musyawarah antara guru dengan staf. Walaupun komite sekolah kurang dilibatkan dalam pengambilan keputusan, tetapi dalam waktu ini belum ada keputusan yang berakibat buruk pada sekolah. Namun alangkah baiknya jika komite sekolah dilibatkan dalam pengambilan keputusan karena komite adalah bagian dari sekolah.
(Wawancara dengan guru Ld, pada tanggal 26 Maret
2015)
Keputusan kepala sekolah diambil berdasarkan kondisi dan keadaan yang ada. Apabila dalam keadaan darurat biasanya kepala sekolah dalam pengambilan keputusan dilakukan sendiri tanpa melibatkan guru atau staf lainnya. Tapi dalam pelaksanaan pengambilan keputusan banyak dilakukan secara bersama tidak hanya kepala sekolah yang memutuskan.
(Wawancara dengan guru Ew di ruangkelas, pada
tanggal 31 Maret 2015)
81 Semua keputusan yang diambil melalui mekanisme yang diterapkan sekolah.Kecuali itu kepala sekolah juga minta pertimbangan dari komite sekolah untuk menentukan keputusan bagi kepentingan sekolah.Namun segala keputusan saya serahkan pada kepala sekolah yang terpenting tidak berdampak buruk bagi sekolah.
(Wawancara
dengan
komite
sekolah
SD
Negeri
Tawangsari di rumah komite, pada tanggal 31 Maret
2015)
3. Proses Penetapan Kebijakan
Hasil wawancara dengan kepala sekolah SD
Negeri
Tawangsarin
yang
berhubungan
dengan
penetapan kebijakan sebagai berikut:
Sebelum menetapkan suatu kebijakan saya akan mengadakan rapat dengan guru, staf dan komite sekolah sehingga mendapat masukan yang bermanfaat. Dari masukan yang ada akan kami ambil hal-hal yang terbaik sebagai bahan suatu kebijakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi sekolah.
(Wawancara dengan kepala sekolah di kantor kepala SD
Negeri Tawangsari, pada tanggal 24 Maret 2015)
Untuk
memperkuat
pernyataan
yang
disampaikan
oleh
kepala
sekolah
SD
Negeri
Tawangsari maka peneliti mewawancarai empat orang
guru dan seorang komite sekolah berikut:
Dalam penetapan suatu kebijakan, kepala sekolah biasanya mengadakan musyawarah dengan guru,staf dan juga melibatkan komite sekolahuntuk memberikan masukan. Setelah mempertimbangkan masukan yang ada maka baru ditetapkan kebijakan yang dianggap bermanfaat bagi warga sekolah.
82
(Wawancara dengan guru Mj diruang guru, pada
tanggal 24 Maret 2015)
Sebelum pengambilan kebijakan , kepala sekolah biasanya mengadakan rapat dengan guru, staf untuk menampung masukan, kemudian dimusyawarahkan lebih dahulu ,yang kemudian diambil keputusan. Kemudian hasil musyawarah disosialisasikan pada warga sekolah.
(Wawancara dengan guru Ms di kantor sekolah,pada
tanggal 25 Maret 2015)
Kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan guru,staf dan meminta masukan dari komite sekolah. Dalam musyawarah kepala sekolah menampung masukan dari peserta musyawarah kemudian mempertimbangkan sebelum pengambilan kebijakan dilakukan secara tepat untuk kepentingan sekolah.
(Wawancara dengan guru Ld di ruang kelas, pada
tanggal 30 Maret 2015)
Pengambilan suatu kebijakan oleh kepala sekolah biasanya didahului dengan musyawarah bersama antara semua guru, staf dan kadang melibatkan komite sekolah. Semua masukan yang berupa aspirasi dipertimbangkan dalam musyawarah oleh kepala sekolah untuk dijadikan acuan dalam menetapkan suatu kebijakan. Kebijakan yang diambil perlu mempertimbangkan bagi kepentingan sekolah.
(Wawancara dengan guru Ew di ruang kelas, pada
tanggal 31 Maret 2015)
Penetapan kebijakan oleh kepala sekolah selama ini dilakukan juga melibatkan komite sekolah walaupun
83 sering lewat perwakilan. Bahkan dalam menentukan kebijakan sekolah komite sering diajak bermusyawarah bersama guru, staf dan wali murid.
(Wawancara dengan komite sekolah di rumah komite,
pada tanggal 31 Maret 2015)
4. Melakukan Pengawasan
Hasil wawancara dengan kepala sekolah SD
Negeri Tawangsari yang berkaitan dengan pengawasan
yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan peneliti
adalah berikut:
Saya berusaha untuk melakukan pengawasan terhadap apa yang ada di sekolah termasuk guru dan siswa. Namun ada guru yang tidak suka jika diberi teguran karena melakukan suatu kesalahan, sehingga dalam hal ini merasa kesulitan untuk memberikan pembinaan.
(Wawancara
dengan
kepala
sekolah
SD
Negeri
Tawangsari di ruang kepala sekolah, pada tanggal 24
Maret 2015)
Untuk memperkuat pernyataan yang disampaikan
kepala sekolah maka peneliti mewawancari empat
orang guru dan seorang komite sekolah.
Pengawasan terhadap sikap guru dan siswa biasanya dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kegiatan yang dilakukan sesuai norma yang berlaku. Tentang norma pengawasan sering disosialisasikan pada guru, staf dan siswa agar selalu dilaksanakan.
84
(Wawancara dengan guru Mj di ruang guru SD Negeri
Tawangsari, pada tanggal 24 Maret 2015)
Yang dilakukan kepala sekolah terhadap tugas guru berbeda-beda. Jika tugas pokok dilaksanakan dengan baik oleh guru maka kepala sekolah memberi reward,bagi yang belum berjalan tertib maka memberi peringatan dengan gayanya sendiri agar tidak tersinggung termasuk mengawasi dalam kecakapan,tingkah laku dan sikap. Pengawasan terhadap siswa dilakukan dengan menerapkan tata tertib agar ditaati siswa dan juga warga sekolah.
(Wawancara dengan guru Ms, di ruang kantor, pada
tanggal 25 Maret 2015)
Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah terhadap sikap guru, tingkah laku, perbuatan guru dan staf dan staf sesuai peraturan tentang pengawasan dan sering disosialisasikan agar dapat dilaksanakan sesuai standar.
(Wawancara dengan guru Ld di ruang kelas,pada
tanggal 30 Maret 2015)
Yang dilakukan oleh kepala sekolah selaku pemimpin di sekolah sudah sesuai standar. Jika guru melakukan sesuatu secara benar maka akan mendapatkan reward, sedangkan bagi yang melakukan sesuatu secara tidak benar akan mendapatkan teguran dari kepala sekolah.
(Wawancara dengan guru Ew diruang kelas, pada
tanggal 31 Maret 2015)
Pengamatan saya selaku komite sekolah, bahwa kepala sekolah sudah melaksanakan pengawasan terhadap guru dan siswa dengan baik menurut peraturan yang ada.
85
(Wawancara dengan komite sekolah di rumah komite,
pada tanggal 31 Maret 2015)
5. Memberikan Motivasi dan suasana kerja kondusif
Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah
SD
Negeri
Tawangsari
yang
berkaitan
dengan
pemberian motivasi dan suasana kerja kondusif
berikut:
Untuk memberi semangat dalam kerja terhadap guru dan staf saya berusaha memberi motivasi pada mereka, walaupun bukan berupa materi karena sekolah banyak membutuhkan dana, tetapi berupa dukungan dan perhatian terhadap apa yang mereka lakukan jika memang semacam itu dirasa baik. Juga membina semangat kekeluargaan antara mereka sehingga suasan kerja menjadi kondusif. Tetapi bila mereka berbuat kesalahan saya tidak segan memberi sanksi sesuai kesalahan yang diperbuat
.
(Wawancara dengan kepala sekolah di ruang kepala
sekolah,pada tanggal 24 Maret 2015)
Untuk memperkuat pernyataan yang disampaikan oleh
kepala sekolah maka peneliti melakukan wawancara
dengan empat guru dan seorang komite sekolah
berikut:
Selama suasana kerja di sekolah berjalan baik dengan sikap kekeluargaan dan saling menghargai satu dengan yang lain tentu beliau
86 mendukung kegiatan yang diperbuat, walaupun
motivasi sebenarnya tidak diperlihatkan.
(Wawamcara dengan guru Mj di ruang guru, pada
tanggal 24 Maret 2015)
Kepala sekolah memberikan motivasi biasanya berupa immaterial, kalau berupa material jarang terjadi mengingat kondisi sekolah. Kepala sekolah juga akan memberi teguran jika ada guru atau staf yang lalai terhadap tugasnya.Kalau suasana kerja saya merasa sudah berjalan cukup baik penuh kekeluargaan dan saling menghargai satu dengan lainnya.
(Wawancara dengan guru Ms di kantor sekolah, pada
tanggal 25 Maret 2015)
Menurut pengamatan kami bahwa suasana kerja di sekolah iniberjalan baik, penuh kekeluargaan satu dengan yang lain saling salig menghargai dan menjalin kerja sama yang baik. Motivasi kepala sekolah diberikan tidak berupa materi namun berupa dukungan, perhatian dan pujian jika guru menjalankan tugas dengan baik, dan memberi sanksi bagi guru yang ketertibannya kurang.
(Wawancara dengan guru Ld di ruang kelas, pada
tanggal30 Maret 2015)
Terciptanya suatu suasana kerja yang penuh kekeluargaan adalah sangat diharapkan oleh guru, staf dan warga sekolah. Seluruh komponen
87 sekolah selalu bersikap kompak adalah hal yang sangat penting untuk meraih tujuan. Kepala sekolah tidak sungkan memberi pujian terhadap guru yang melakukan kerja maksimal dan juga tidak sungkan memberi kritik terhadap hasil kerja yang belum maksimal dan kepala sekolah mendorong semua guru sesuai kemampuan yang dimiliki.
(Wawancara dengan guru Ew di ruang kelas,pada
tanggal 31 Maret 2015)
Kepala sekolah memberi motivasi dengan memberi penghargaan dan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.Kepala sekolah juga menjaga suasana yang kondusif untuk menjaga persatuan dan kebersamaan diantara warga sekolah serta mendorong agar kinerja lebih baik.
(Wawancara dengan komite sekolah di rumah komite,
pada tanggal 31 Maret 2015)
88
89