DAFTAR PUSTAKA
1. Winarno F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2004.
2. Azizahwati, Kuniadi M, Hidayati H. Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang untuk Makanan yang Beredar di Pasaran. Majalah Ilmu Kefarmasian, IV (1), 7-10, Departemen Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia; 2007.
3. Astomo dan Azis Eko. Analisis Rhodamin B dan Metanil Yellow dalam Jelly di Pasar Kecamatan Jebres Kotamadya Surakarta dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2008. 4. Laporan Tahunan Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2012 dari
http://www.pom.go.id/browse/laporan_tahunan diunduh pada 6 Februari 2014.
5. Djalil A.D, Hartanti D, Rahayu W.S, Prihatin R, dan Hidayah N. Identifikasi Zat Warna Kuning Metanil (Metanil Yellow) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada Berbagai Komposisi Larutan Pengembang. Jurnal Farmasi Indonesia, 03 (2), 28-29, Fakultas Farmasi UMP, Purwokerto; 2005. 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
239/Men.Kes/Per/V/85 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan Sebagai
Bahan Berbahaya diunduh dari
http://www.pom.go.id/pom/hukum_perundangan/pdf/SK_Dirjenpom_00386.p df pada tanggal 6 Februari 2014.
7. Anonima. Material Safety Data Sheet Metanil Yellow MSDS, (online), (http://datasheets.scbt.com/sc-215306.pdf, diakses 7 Desember 2013); 2007. 8. Sarkar, R. and A.R. Ghosh. Metanil yellow – An azo dye induced
hispathololgical and ultrastructural changes in albino rat (Rattus
9. Budiarto T. Iwan, G. Nainggolan Sihombing, Oey Kam Nio. Kelainan Patologi pada Mencit dan Tikus Disebabkan Zat Warna Rhodamine B dan Metanil Yellow. Buletin Penelitian Kesehatan Vol XI No. 1; 1983.
10. Nagaraja, T.N. and T. Desiraju. Effects of chronic consumption of metanil yellow by developing and adult rats on brain regional levels of noradrenaline,
dopamine and serotonin, on acetylcholine esterase activity and on operant
conditioning. Food Chem Toxicol. 1993.
[http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/809524] (diunduh 7 Desember 2013). 11. Gartner, L. Hiatt. Color Textbook of Histology 3rd Edition. 2007. Available
from : www.studentconsult.com, diakses 7 Desember 2013.
12. Price SA. and Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol.2. Ed 6. Jakarta: EGC; 2005.
13. Arief, I. Zat Berbahaya dalam Makanan; 2007 (online), (http://www.pjnhk.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=58, diakses 24 Januari 2014).
14. Anonimb. Metanil Yellow; 2007. (online), (http://www.chemicalland21.com, diakses 24 Januari 2014).
15. Anonimc. Bahaya Keracunan Metanil Yellow Pada Pangan; 2012. (online), ( http://ik.pom.go.id/v2012/wp-content/uploads/2011/11/Bahaya-Metanil-Yellow-pada-Pangan3.pdf, diakses 24 Januari 2014).
16. Winarno F.G. Keamanan Pangan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB; 2005.
17. Soekarto, S.T. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. Bogor: Penerbit Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor; 1990.
18. Metanil Yellow. [http://www.chemicalbook.com], (diunduh bulan Februari 2014)
Dysregulated Expression of Cell Cycle Regulatory Proteins. India: Carcinogenesis Division, Cancer Research Institute, Tata Memorial Centre; 2003.
20. Cahyadi W. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara. 2006: 19-27.
21. Drake et Al. Gray’s Anatomy for Students 2nd Edition. Philadephia: Elsenvier. 2010: 355-59.
22. Susanto Hardono, Erie B.P.S Andar, R.M Suryo Adji. Systema Urogenitale. Semarang: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2011: 5-8.
23. Faradz Sultana MH, Soejoto, Soetedjo, Bambang Witjahjo, Neni Susilaningsih, Ratna Damma P, dkk. Lecture Notes Histologi 2. Semarang: Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2011: 66-76. 24. Guyton, A.C. and John, E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.
25. Ganong, W. F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC. 2008: 725-56.
26. Soebowo, Sarjadi, Indra Wijaya, Siti Amarwati, Ika Pawitra Miranti, Awal Prasetyo. Patologi Anatomi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2008: 125-47.
27. Mitchell, R.N. and Cotran, R.S. Jejas, Adaptasi, dan Kematian Sel. Dalam: Kumar, V, Cotran, R.S, Robbins, S.L (eds). Buku Ajar Patologi Robbins Volume 1. Edisi VII. Jakarta: EGC.2007: 7-26.
28. Alpers, C. E. And Fogo, A. B. 2007. The kidney and is collecting system. Kumar, V., Abbas, K., Fausto, N. and Mitchell, R.N., Robbins. Basic Pathology. 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevie.
30. Acute Tubular Necrosis diunduh dari
http://www.brown.edu/Courses/Digital_Path/systemic_path/renal/atn.html
pada tanggal 8 Februari 2014.
31. Macfarlane, Reid, and Callander. Pathology Illustrated 5th Edition.
Philadephia: Elsenvier.
32. Kumar, Abbas, Fausto, and Mitchell. Basic Pathology 8th Edition. Jakarta: EGC. 2007: 595-97.
33. Sudigdo S, Sofyan I. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto; 2002.
34. Dahlan M. Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika; 2011.
35. Khanna S K, Srivastava L P, and Singht G B. Toxicity studies on metanil yellow in rats. India: Industrial Toxicology Research Center; 1978.
36. Laurance, B., Keith, P., Donald, B., and Iain, B. Goodman and Gildman’s
LAMPIRAN
Lampiran 1. Cara Perhitungan Dosis
Tabel 15. Tabel Konversi Perhitungan Dosis Untuk Berbagai Hewan Uji36
Mencit
Perhitungan:
Dosis metanil yellow untuk tikus dengan berat 200 gram adalah: Faktor konversi dosis tikus 200 gram ke mencit 20 gram = 0,14
Maka dosis metanil yellow untuk mencit dengan berat 20 gram adalah: = 600 mg � 0,14
=
84 �
20 � � � ��
= 4200 mg/kgBB
Lampiran 2. Metode Baku Histologis Pemeriksaan Jaringan
A. Cara pengambilan jaringan dan fiksasi
1) Mengambil jaringan sesegera mungkin setelah mencit Balb/c diterminasi dengan cara dislokasi leher (kurang dari 2 jam) dengan ukuran 1 cm3.
2) Kemudian memasukkan ke dalam larutan fiksasi dengan urutan sebagai berikut :
a) Fiksasi dalam larutan formalin 10%.
b) Dehidrasi dengan alkohol 30% selama 20 menit I, 20 menit II, dan 20 menit III.
Lalu lanjutkan dengan alkohol 40% 1 jam
alkohol 50% 1 jam
alkohol 60% 1 jam
alkohol 70% 1 jam
alkohol 80% 1 jam
alkohol 90% 1 jam (alkohol 70%-80% dapat ditunda
sampai keesekan harinya).
c) Larutan xylol alkohol 1 : 1 dengan waktu kurang lebih 24 jam. d) Clearing dengan larutan xylol 1, 2, 3 dengan waktu
e) Xylol parafin 1 : 1 selama 20 menit/24 jam dengan dipanaskan dalam oven 600C.
f) Embeding dan bloking: parafin 1, 2, 3 selama 20 menit, lalu jaringan dicetak blok paraffin kemudian didinginkan, sehingga cetakan dapat dibuka.
g) Trimming: memotong balok-balok paraffin sehingga jaringan mudah dipotong dengan mikrotom.
B. Cara pemotongan blok (sectioning)
1) Menyiapkan kaca objek bersih.
2) Kaca objek diberi albumin ditengahnya dan direkatkan.
3) Blok yang sudah disiapkan dipotong dengan ketebalan 5 mikron, lalu dimasukkan dalam air panas kurang lebih 600C. Setelah jaringan mengembang, jaringan diambil dengan kaca objek yang sudah diberi albumin.
4) Kemudian dikeringkan.
5) Parafin yang ada pada kaca objek atau jaringan dihilangkan dengan dipanaskan dalam oven 600C atau dengan tungku.
C. Pewarnaan HE
Slide jaringan dimasukkan dalam :
1) Xylol 1, 2, 3 masing-masing 10 menit.
2) Rehidrasi dengan alkohol xylol selama 5 menit.
4) Bilas aquades 1x kurang lebih 10 menit.
5) Rendam dalam hematosiklin kurang lebih 10 menit. 6) Bilas dengan air mengalir sampai bersih.
7) Bilas aquades, lalu acid alcohol (alkohol+NaCl 0,9%). 8) Bilas alkohol 50-96%.
9) Eosin kurang lebih 2-5%. 10) Bilas alkohol 96% sebanyak 2x. 11) Bilas alkohol xylol.
12) Keringkan dengan kertas saring, langsung dibersihkan kotoran-kotoran yang ada disekitar jaringan.
13) Xylol 1 (5 menit), xylol 2 (5 menit) tetesi asam canada, langsung ditutup kaca penutup.
Lampiran 3 : Hasil Gambaran Histopatologi Ginjal
Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan P1
Kelompok Perlakuan P2 Kelompok Perlakuan P3
Keterangan :
Sel Normal
Sel Degenerasi ditandai dengan pembengkakan sel
Lampiran 4 : Diagram Batang Indeks Degenerasi dan Nekrosis
Keterangan:
Kontrol : Kelompok yang hanya diberikan pakan dan minum standar tanpa pemberian metanil yellow
Perlakuan 1 : Kelompok dengan pemberian metanil yellow dosis 84 mg/KgBB/hari selama 30 hari
Perlakuan 2 : Kelompok dengan pemberian metanil yellow dosis 42 mg/KgBB/hari selama 30 hari
Perlakuan 3 : Kelompok dengan pemberian metanil yellow dosis 21 mg/KgBB/hari selama 30 hari
Lampiran 5 : Hasil Analisis SPSS
20 2,530 1,0687 2,700 1,0 4,0
Kelompok
N Mean St d. Dev iation Median Minimum Maximum
Tests of Normalityb
,178 5 ,200* ,981 5 ,940
Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance. *.
Lillief ors Signif icance Correction a.
Degenerasi is constant when Kelompok = K. It has been omit ted. b.
Test of Homogeneity of Variancea
2,023 2 12 ,175
1,182 2 12 ,340
1,182 2 9,161 ,349
1,954 2 12 ,184
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df
Based on t rimmed mean Degenerasi
Lev ene
St at ist ic df 1 df 2 Sig.
Box Plot
Oneway Anova
Post Hoc Tests
ANOVA
Degenerasi
19,078 3 6,359 38,776 ,000
2,624 16 ,164
Squares df Mean Square F Sig.
Multi ple Comp ariso ns
Dependent Variable: Degenerasi Bonf erroni
-1,5200* ,2561 ,000 -2,291 -,749 -1,9200* ,2561 ,000 -2,691 -1,149 -2,6800* ,2561 ,000 -3,451 -1,909 1,5200* ,2561 ,000 ,749 2,291 -,4000 ,2561 ,827 -1,171 ,371 -1,1600* ,2561 ,002 -1,931 -,389 1,9200* ,2561 ,000 1,149 2,691 ,4000 ,2561 ,827 -,371 1,171 -,7600 ,2561 ,054 -1,531 ,011 2,6800* ,2561 ,000 1,909 3,451 1,1600* ,2561 ,002 ,389 1,931 ,7600 ,2561 ,054 -,011 1,531 (J) Kelom pok
(I-J) St d. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al
Nekrosis
20 1,680 ,6971 1,500 1,0 3,2
Kelompok
N Mean St d. Dev iation Median Minimum Maximum
Tests of Normalityb
,166 5 ,200* ,989 5 ,977
Kolmogorov -Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true signif icance. *.
Lillief ors Signif icance Correction a.
Nekrosis is const ant when Kelompok = K. I t has been omitted. b.
Test of Homogeneity of Variancea
,840 2 12 ,456
,625 2 12 ,552
,625 2 10,039 ,555
,807 2 12 ,469
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df
Based on t rimmed mean Nekrosis
Lev ene
St at ist ic df 1 df 2 Sig.
Box Plot
Oneway Anova
Post Hoc Tests
ANOVA
Nekrosis
6,352 3 2,117 11,763 ,000
2,880 16 ,180
Squares df Mean Square F Sig.
Multi ple Comp ariso ns
Dependent Variable: Nekrosis Bonf erroni
-1,4000* ,2683 ,001 -2,207 -,593 -1,0400* ,2683 ,008 -1,847 -,233 -,2800 ,2683 1,000 -1,087 ,527 1,4000* ,2683 ,001 ,593 2,207 ,3600 ,2683 1,000 -,447 1,167 1,1200* ,2683 ,004 ,313 1,927 1,0400* ,2683 ,008 ,233 1,847 -,3600 ,2683 1,000 -1,167 ,447 ,7600 ,2683 ,072 -,047 1,567 ,2800 ,2683 1,000 -,527 1,087 -1,1200* ,2683 ,004 -1,927 -,313 -,7600 ,2683 ,072 -1,567 ,047 (J) Kelom pok
(I-J) St d. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al
Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian
Pemeliharaan Penyondean
Terminasi Pembedahan
Lampiran 9 : Biodata Mahasiswa
Identitas
Nama : Anthony Susilo
NIM : 22010110120121
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 13 September 1992 Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jalan Sawo Raya No. 7, Rawamangun, Jakarta Timur
Nomor HP : 08979449294
Email : an.thony@windowslive.com
Riwayat Pendidikan Formal
1. SD : SD Tarakanita 5 Lulus tahun : 2004
2. SMP : SMP Tarakania 4 Lulus tahun : 2007