• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAKSI

NAMA : DIANA DAMAYANTI NIM : D2C 005 151

JUDUL : REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN

iii

Film Indonesia dengan perspektif jender belum banyak ditemukan. Ketika banyak film mengenai perempuan dan meski dibuat oleh perempuan, tidak otomatis film itu mengangkat kesetaraan jender. Masih banyak dijumpai stereotipe mengenai perempuan di dalam film-film Indonesia. Cerita film Perempuan Berkalung Sorban diangkat dari novel berjudul sama karya Abidah El Khalieqy, yang ditulis sebagai media alternatif pemberdayaan perempuan, sosialisasi isu jender, dan hak-hak reproduksi di kalangan pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan menjadi siapa perempuan direpresentasikan dalam film tersebut.

Tipe penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika. Sedang teknik analisis data dilakukan berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh John Fiske tentang The Codes of Television. Untuk menganalisis moving object, Fiske menganalisis film dalam tiga level, yakni level “Reality”, level Representation, dan level Ideology. Level “Reality” dan level Representation dianalisis secara sintagmatik sedangkan level Ideology dianalisis secara paradigmatik.

Dari penelitian dapat dilihat bahwa film Perempuan Berkalung Sorban menunjukkan adanya ketimpangan power di dalam sebuah sistem sosial yang patriarkis. Ketimpangan power berdasarkan jender ini melahirkan sikap-sikap yang diskriminatif terhadap perempuan. Sikap diskriminasi ini menimbulkan anggapan bahwa perempuan inferior dari laki-laki, perempuan hanyalah obyek, pelengkap atau pelayan dari laki-laki, hingga menjadi legitimasi dari berbagai tindak kekerasan yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan.

Film ini juga menunjukkan adanya kesadaran tokoh perempuan akan kesetaraan jender. Hal ini ditunjukkan melalui adegan-adegan yang menunjukkan keberanian tokoh utama dalam menghadapi konflik dengan pihak-pihak yang memperlakukannya secara diskriminatif. Komitmennya untuk mencapai pendidikan tinggi dan kemandirian secara ekonomi menjadi suatu proses mencari solusi terhadap berbagai masalah dominasi patriarki yang menimpanya. Dia pun kemudian mampu melepaskan diri dari obyektifikasi dan menjadi subyek yang menentukan nasibnya sendiri. Dengan demikian, film Perempuan Berkalung Sorban memberi gambaran berbeda dalam merepresentasikan perempuan. Jika film Indonesia pada umumnya merepresentasikan perempuan seperti stereotipenya sebagai manusia yang pasif, dan menerima nasibnya sebagai sekadar obyek atau otherness dari laki-laki, film ini merepresentasikan perempuan sebagai korban dari budaya patriarki yang diskriminatif tetapi dapat bangkit dan aktif membuat perubahan untuk menjadi penentu atas hidupnya sendiri.

Semarang, Mei 2010

Menyetujui

Triyono Lukmantoro

NIP. 19701211.199802.1.001

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dari hasil tes siswa, dapat disimpulkan, bahwa (1) Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

Dari hasil penelitian ditemukan beberapa kekuatan dan kelemahan dalam sistem pengendalian intern jasa pergudangan di Perusda PPK “Pedaringan” Surakarta. Kekuatan

Laporan skripsi dengan judul “Sistem Informasi Pakir Pada Rumah Sakit Islam Kudus” telah dilaksanakan dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah sistem informasi

Metode yang digunakan adalah metode sejarah yakni Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik Sumber (intern dan ekstern), Interpretasi sejarah, dan tahap akhir dalam

Perbincangan pada kali ini lebih banyak membincangkan soal perkahwinan dalam kalangan masyarakat seharian dan kesannya pada masa akan datang serta tujuannya mengikut pandangan

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai mengenai kedudukan morfologi, klasifikasi morfem, proses morfologis, kategorisasi kata, proses

(2008), yaitu kemampuan memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan pemecahan masalah, dan mengecek kembali. Tingkat kemampuan pemecahan masalah juga

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ ANALISIS