• Tidak ada hasil yang ditemukan

242 Tri Ayu Setiyaning Tiyas G2C005309 A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "242 Tri Ayu Setiyaning Tiyas G2C005309 A"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DAN KADAR HEMOGLOBIN

DENGAN KESEGARAN JASMANI (VO

2

MAX) PADA REMAJA PUTRI

DI SMA NEGERI 3 SEMARANG

Artikel Penelitian

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

studi pada Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro

disusun oleh

TRI AYU SETIYANING TIYAS

G2C005309

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Artikel penelitiaan dengan judul

Hubungan Asupan Zat Besi dan Kadar

Hemoglobin dengan Kesegaran Jasmani (VO

2

Max) pada Remaja Putri di SMA

Negeri 3 Semaran

g”

telah mendapat persetujuan dari pembimbing.

Mahasiswa yang mengajukan :

Nama

: Tri Ayu Setiyaning Tiyas

NIM

: G2C005309

Fakultas

: Kedokteran

Program studi

: Ilmu Gizi

Universitas

: Diponegoro

Judul

: Hubungan Asupan Zat Besi dan Kadar Hemoglobin

dengan Kesegaran Jasmani (VO

2

Max) pada Remaja Putri

di SMA Negeri 3 Semarang

Semarang,

Juni 2009

Pembimbing,

(3)

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KESEGARAN JASMANI (VO2 MAX) PADA REMAJA PUTRI

DI SMA NEGERI 3 SEMARANG

Tri Ayu Setiyaning Tiyas* Soenarto**

ABSTRAK

Latar belakang: Wanita mempunyai risiko tinggi untuk menderita anemia, terutama pada masa

remaja. Pada masa tersebut, remaja putri membutuhkan asupan zat besi yang tinggi, karena setiap bulannya remaja putri kehilangan besi akibat menstruasi. Seseorang dengan anemia akan memiliki tingkat kesegaran jasmani yang sangat kurang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin dan hubungan kadar hemoglobin dengan kesegaran jasmani pada remaja putri di SMA Negeri 3 Semarang.

Metode:Desain penelitian cross sectional dengan jumlah subjek 55 dipilih secara proporsional

random sampling dari kelas X dan XI yang memenuhi kriteria inklusi. Data asupan diperoleh dengan semi quantitative food frequencies. Kadar hemoglobin diukur dengan metode cyanmethaemoglobin, sedangkan tingkat kesegaran jasmani (nilai VO2max) diukur dengan metode multistage fitness test.

Hasil: Sebanyak 48 subjek (82,27%) termasuk dalam kategori tingkat kesegaran jasmani sangat

kurang. Sebanyak 10 subjek diantaranya menderita anemia yang diduga terjadi akibat tidak adekuatnya asupan zat besi. Ada hubungan antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin setelah dikontrol dengan asupan protein, serat, vitamin A, vitamin C, kalsium, seng, tanin, fitat, oksalat (p value 0,003; β=0,171). Ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan kesegaran jasmani setelah dikontrol dengan status gizi dan kebiasaan olahgara (p value 0,010; β=0,383).

Simpulan: Asupan zat besi berperan penting dalam pembentukan hemoglobin yang dapat

menunjang kesegaran jasmani.

Kata kunci: Siswi SMA, kesegaran jasmani, hemoglobin, zat besi

* Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro **

(4)

ASSOCIATION BETWEEN IRON INTAKE AND HAEMOGLOBIN LEVEL WITH PHYSICAL FITNESS (VO2 MAX) OF FEMALE STUDENT IN SMA 3 SEMARANG

Tri Ayu Setiyaning Tiyas* Soenarto**

ABSTRACT

Background: Woman possessed a high risk of anaemia, especially during the adolescent period.

In the adolescents period, females have high requirements for iron, because female lose iron monthly with the onset of menses. People with anaemia would have the lowest of physical fitness. The objective of this study is to understand the association between iron intake with haemoglobin level, and haemoglobin level with physical fitness of female student in SMA 3 Semarang.

Method: The design of this study is cross sectional and the amount of subjects are 55 chosen by

proporsional random sampling from class X and XI that fulfil the inclusion criteria. Data on nutrition intake are obtained using semi quantitative food frequencies. The haemoglobin level measured by cyanmethaemoglobin method, whereas physical fitness level (VO2 max score) measured by multistages fitness test.

Results: There were 48 subjects (87,27%) categorized as lowest from physical fitness. Among the

other things 10 subjects categorized as suffering from anaemia was possible inadequate iron intake. Iron intake and haemoglobin level have a significantly associated after controlled with protein intake, fiber, vitamin A, vitamin C, calsium, zinc, tanine, phytate, oxalate (p=0,003;

β=0,171). Haemoglobin level and physical activity have a significantly associated after controlled with nutritional status and exercise (p=0,010; β=0,383).

Conclusion: Iron intake plays crucial role in forming haemoglobin which supports physical

fitness.

Keyword: Female student of senior high school, physical fitness, haemoglobin, iron intake.

* Student of Nutrition Science Study Program of Medical Faculty Diponegoro University,

Semarang

** Lecture of Nutrition Science Study Program of Medical Faculty Diponegoro University,

Referensi

Dokumen terkait

No part of this thesis may be reproduced by any means without the permission of at least one of the copyright owners or the English Department, Faculty of

c) Apabila attractiveness atlet selebriti endorser meningkat, maka ada kecenderungan brand attitude juga akan meningkat. Kredibilitas atlet selebriti endorser secara

Oleh karena itu perlu dikaji gambaran umum kegiatan PETI di Sungai Kampar yang akan dianalisis secara deskriptif, eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat

Berdasarkan ketentuan pasal 157 Undang-Undang No.32 tahun 2004 yang diperbaharui dengan Undang-Undang No.12 tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah jo pasal 5 Undang-Undang No.33

Penelitian ini juga ingin membuktikan kembali pengaruh kepemilikan saham oleh manajerial dan institusional dalam mengendalikan hutang perusahaan, yang berdasarkan

mengkaji mengenai hubungan komunikasi pemasaran dengan perilaku pengunjung agrowisata Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor merupakan tempat wisata yang terkenal sehingga

meminimalkan resiko infeksi yang terjadi di rumah sakit yaitu dengan..

Metode kedua adalah metoda MON (motor octane number) dimana bahan bakar diuji melalui mesin yang sama tetapi pada putaran mesin yang lebih tinggi dan temperatur udara masuk