• Tidak ada hasil yang ditemukan

Post 9927c1d9636303ad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Post 9927c1d9636303ad"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MANAJEMEN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN (TPQ) AL

KAROMAH DI DUSUN SEJAMBU, DESA KESONGO, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2008

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

IRSAD FAISAL HASAN

NIM :

121 06 007

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:

Nama : Irsad Faisal Hasan

NIM : 121 06 007

Jurusan : Tarbiyah

Program studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : MANAJEMEN TAMAN PENDIDIKAN AL

QUR‟AN (TPQ) AL KAROMAH DI DUSUN

SEJAMBU, DESA KESONGO, KECAMATAN

TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2008

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 25 Januari 2010

Pembimbing

Dra. MARYATIN

NIP. 19690402 199803 2 001

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(3)

KEMENTRIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

(4)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara: Irsad Faisal Hasan dengan Nomor Induk Mahasiswa 12106007 yang berjudul Manajemen Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) Al

Karomah di Dusun Sejambu, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2008 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu,

13 Maret 2010, dan telah di terima sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Salatiga, 13 Maret 2010 27 Rabiul Awal 1431H

Panitia Ujian

Ketua sidang

Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580827 198303 1 002

Sekretaris Sidang

Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag NIP. 19660215 199103 1 001

Penguji I

Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, MA NIP. 19530326 197803 1 001

Penguji II

Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd NIP. 19570520 198601 1 001 Pembimbing

Dra. Maryatin

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN





Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Irsad Faisal Hasan

NIM : 121 06 007

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 25 Januari 2010

Yang menyatakan,

Irsad Faisal Hasan NIM :121 06 007

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(6)

MOTTO

Jangan Mati Kecuali Islam Menjadi Agamamu

&

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

 Bapak (alm) dan ibu tercinta yang telah membimbing dan mendidik penulis

dengan penuh kesabaran dan kasih sayang

 Kakak, adik dan keponakan tersayang

 Sahabat-sahabatku di progdi PAI Transfer 2006

 Sahabat-sahabat Racana dan Brigsus Naga Sandi

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

semua Rahmat, Hidayah serta Inayah-Nya pada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa suatu halangan yang berarti. Sholawat

serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah menyelamatkan kita dari kekufuran kepada agama Islam yang benar dengan

penuh kedamaian.

Laporan skripsi ini disusun guna memenuhi kewajiban dan sebagai

pelengkap untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu tarbiyah. Adapun

judul skripsi ini adalah “Manajemen Taman Pendidikan AlQur’an(TPQ) Al

Karomah di Dusun Sejambu, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang Tahun 2008”.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. DR. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Faturahman, M.Pd selaku ketua progdi PAI STAIN Salatiga yang telah

menyetujui penulisan skripsi ini.

3. Dra. Maryatin selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi

petunjuk dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Misbahul Munir selaku ketua TPQ Al Karomah yang telah memberikan

(9)

5. Segenap pengurus dan ustadz TPQ Al Karomah yang telah memberikan

informasi penelitian.

6. Teman-teman Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandi dan Brigsus STAIN

SALATIGA.

7. Semua teman-teman progdi PAI transfer angkatan 2006.

8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu yang telah membantu

menyelesaikan tulisan ini.

Dalam penulisan laporan skripsi ini, masih banyak kekeliruan dan

kekurangan. Untuk itu penulis sangat berharap adanya saran dan kritik yang

bersifat membangun demi perbaikan dalam penulisan mendatang.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan

pembaca pada umumnya demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam

manajemen TPQ di masa yang akan datang. Amin…..Amin….Ya Robbalalamiin.

Salatiga, 25 Januari 2010

(10)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul ”Manajemen Taman Pendidikan Al Qur‟an (TPQ) Al

Karomah Di Dusun Sejambu, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2008. TPQ merupakan tempat untuk mendidik anak-anak untuk bermain sambil belajar baca tulis Al Qur‟an dan belajar materi-materi pelajaran agama Islam seperti doa harian, tarikh (sejarah Islam), fiqh, dan membimbing agar mereka menjadi muslim yang taat beragama.

Penduduk di Dusun Sejambu yang hampir semua muslim rata-rata mereka bekerja dari pagi sampai sore hari dan ada yang menjadi TKI di luar negeri. Hal ini menyebabkan pertemuan antara orang tua dengan anak menjadi terbatas. Padahal orang tua adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan anak dan segenap aspeknya. Berdasarkan permasalahan di atas maka masalah dalam skripsi ini antara lain adalah 1) Bagaimana manajemen TPQ Al Karomah di Dusun Sejambu, 2) Bagaimana manajemen pembelajaran TPQ Al Karomah di Dusun Sejambu, dan 3) Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pengelolaan TPQ Al Karomah di Dusun Sejambu.

Dalam penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun dalam memperoleh data menggunakan metode 1) Observasi untuk mengetahui letak geografis dan sarana prasarana yang di miliki, 2) Wawancara untuk mengetahui sejarah berdiri, perkembangan, donatur, pelaksanaan belajar mengajar, dan faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan TPQ, dan 3) Dokumentasi untuk mengetahui struktur organisasi, jumlah ustadz, jumlah santri, dan kurikulum yang di terapkan.

(11)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

E. Kajian Pustaka ... 6

F. Metode Penelitian ... 7

G. Analisa Data ... 10

H. Penelitian Terdahulu ... 10

I. Sistematika Penulisan Skripsi ... 12

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Manajemen Secara Umum ... 14

B. Pengertian Manajemen TPQ ... 21

(12)

D. Perangkat Pengelolaan TPQ ... 31

E. Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat Pengelolaan TPQ ... 38

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Keadaan TPQ Al Karomah ... 42

B. Manajemen TPQ Al Karomah ... 50

C. Manajemen Pembelajaran TPQ Al Karomah ... 53

D. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengelolaan TPQ Al Karomah ... 59

BAB IV ANALISIS DATA A.Manajemen TPQ Al Karomah ... 61

B.Manajemen Pembelajaran TPQ Al Karomah ... 64

E.Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengelolaan TPQ Al Karomah ... 66

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 67

B.Rekomendasi ... 68

C.Saran-saran ... 69

D.Kata Penutup ... 69

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Orang tua sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya pada saat ini

semakin disibukkan dengan kegiatan masing-masing terutama mengenai

pekerjaan. Hal seperti ini tanpa disadari mengurangi waktu untuk bertemu

keluarga di rumah, apalagi bagi yang berprofesi sebagai Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Tentunya waktu untuk keluarga

dan perjumpaan dengan anak-anak sangat terbatas.

Terbatasnya waktu bertemu dengan anak-anak sangat berpengaruh

terhadap perilaku dan pendidikan mereka, dan yang lebih penting adalah

tentang pendidikan agama. Pada dasarnya orang tua seharusnya mampu

sebagai pendidik langsung dan bertanggung jawab terhadap pendidikan utama

dan pertama pada anak-anaknya. Dengan kondisi yang demikian ini tentunya

orang tua sulit mengharapkan untuk menjadikan anak-anak mereka menjadi

generasi muda yang memahami, menghayati, mengamalkan dan patuh

terhadap ajaran Islam.

Pendidikan anak pada dasarnya tidak hanya menjadi tanggung jawab

orang tua saja, melainkan juga merupakan tanggung jawab bagi seluruh umat

muslim tanpa kecuali. Sebagaimana dalam Al Qur'an surat Ali Imran ayat 104

(14)

















Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan

mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung.1

Demikian pula di dalam surat An Nahl ayat 125 Allah berfirman:









Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka denga n cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.2

Berdasar dua ayat di atas jelas bahwa tugas menyampaikan risalah

Islam, menyeru kepada kebaikan, dan mencegah kemunkaran adalah tugas

bagi semua umat Islam. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi

1

Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur'an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur'an, Jakarta, 1984/1985, hlm. 93

2

(15)

pendidikan anak adalah faktor lingkungan sekitar mereka. Masyarakat

merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap pendidikan anak.

Pengaruh itu karena keberadaan si anak dalam masyarakat.3 Jadi secara tidak

langsung masyarakat juga bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak

di sekitar mereka dengan memberikan contoh perbuatan yang baik.

Hubungan yang paling berpengaruh pada pola pikir anak adalah

lingkungan tempat ia bermain hari (dalam hal ini teman bergaul

sehari-hari). Sesuai dengan tingkah laku teman-temannya, anak akan meniru apa

yang ia lihat, dengar dan rasakan. Jika teman-temannya berbudi pekerti buruk

dan tidak mengetahui pendidikan agama Islam bisa-bisa anak akan tumbuh

menjadi orang yang bersifat tercela dan terjerumus dalam dunia kegelapan.

Sebaliknya jika teman-teman bergaulnya memiliki budi pekerti yang baik dan

tahu akan pendidikan agama Islam, maka anak akan tumbuh menjadi anak

yang berbudi pekerti yang baik.

Salah satu upaya anak memperoleh pendidikan agama Islam,

mempunyai teman bermain, bergaul yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti

yang baik, jujur dan agar anak bisa membaca Al Qur'an dan bisa

melaksanakan sholat lima waktu dengan baik, maka seyogyanya anak

diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan agama Islam bagi

anak-anak, yaitu Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) yang ada di sekitarnya.

Berdasarkan uraian di atas bahwa pada masa anak-anak pendidikan

agama seharusnya dapat dengan mudah ditanamkan dalam diri anak. Jika

3

(16)

sejak kecilnya anak-anak telah memiliki iman yang mantap dan dalam

pikirannya telah tertanam dalil-dalil tauhid secara mendalam, maka dia takkan

mudah tergoda ke dalam ketidakbaikan dalam menjalani kehidupan kelak.4

Anak akan tumbuh menjadi generasi Islam yang paham akan ajaran-ajaran

agama Islam dan berguna bagi bangsa dan agama.

Di Dusun Sejambu, Desa Kesongo yang hampir semua penduduknya

muslim tidak jauh berbeda dengan daerah lainnya. Di dusun ini banyak

penduduk yang bekerja di pabrik-pabrik dan pulang larut malam. Banyak juga

yang menjadi TKI dan bekerja di luar negeri, yang menyebabkan mereka

meninggalkan anak-anaknya. Padahal hubungan antara orang tua dengan anak

terdapat hubungan yang sangat erat dibanding hubungan dengan pihak lain.

orang tua adalah pihak yang paling berhak terhadap keberadaan sang anak dan

yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan anak dan segenap

aspeknya. 5 Berdasarkan permasalahan ini penulis yakin bahwa keberadaan

TPQ di Dusun Sejambu,Desa Kesongo sangat di perlukan guna mendidik

anak-anak agar paham tentang ajaran agama Islam.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis menganggap penting

untuk mengadakan penelitian tentang manajemen Taman Pendidikan Al

Qur'an (TPQ) Al Karomah. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul

“MANAJEMEN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN (TPQ) AL

KAROMAH DI DUSUN SEJAMBU, DESA KESONGO, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008”.

4Ibid.

, hlm. 87 5

(17)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana manajemen TPQ Al Karomah ?

2. Bagaimana manajemen pembelajaran TPQ Al Karomah ?

3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat

pembelajaran TPQ Al Karomah ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui manajemen TPQ Al Karomah.

2. Untuk mengetahui manajemen pembelajaran TPQ Al Karomah.

3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat

pembelajaran TPQ Al Karomah.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah wawasan bagi penulis tentang pengelolaan TPQ.

b. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam khususnya

dalam bidang TPQ.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan alternatif solusi perbaikan manajemen di TPQ Al

(18)

b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran tentang pembelajaran di

TPQ Al Karomah.

c. Untuk memberikan masukan guna meningkatkan kemampuan para

ustadz dalam pengelolaan TPQ.

E. Kajian Pustaka

1. Pengertian Manajemen

Menurut para ahli manajemen, ada beberapa pendapat mengenai

pengertian manajemen. Secara umum manajemen adalah kekuatan utama

dalam organisasi mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan

sub-sub sistem dan menghubungkannya dalam lingkungan.6 Dalam pendidikan

manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan

sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan

yang telah ditentukan sebelumnya.7 Di dalam lembaga pendidikan

(sekolah, TPQ, pesantren dan lainnya) manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan sumber daya

pendidikan dengan maksud untuk mencapai tujuan sekolah yang telah

ditetapkan.8

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

manajemen adalah pemanfaatan sumber daya pendidikan, perencanaan,

6

Oemar Hamalik, Perencanaan dan Manajemen Pendidikan, Mandar Maju, Bandung, 1991, hlm. 20

7

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1988, hlm. 4 8

(19)

pengorganisasian dan pengarahan secara efektif untuk mencapai tujuan

(20)

2. Pengertian Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ)

Taman adalah tempat yang menyenangkan.9 Pendidikan adalah

perbuatan (hal, cara) mendidik,10 dan Al Qur'an adalah kitab suci umat

Islam.11 Sedangkan arti dari Taman Pendidikan Al Qur'an adalah

pendidikan untuk baca dan menulis Al Qur'an di kalangan anak-anak.12

Menurut Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca

Tulis Al Qur'an, Taman Pendidikan Al Qur'an adalah lembaga pendidikan

Al Qur'an tingkat dasar untuk anak-anak usia sekolah dasar (7-12 tahun).13

Dari beberapa uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa Taman

Pendidikan Al Qur'an adalah tempat mendidik bagi anak-anak untuk bermain

dan belajar baca tulis Al Qur'an. Taman Pendidikan Al Qur'an bukan hanya

sebagai tempat belajar saja, akan tetapi juga sebagai tempat bermain bagi

anak-anak. Karena di dalam Taman Pendidikan Al Qur'an anak-anak tidak

hanya diajar membaca dan menulis saja, melainkan materi-materi pelajaran

agama Islam yang beragam seperti doa harian, tarikh (sejarah Islam), fiqih,

dan bimbingan agar menjadi muslim yang taat beragama.

F. Metode Penelitian

Penelitian pada skripsi ini menggunakan model penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah yang dilakukan secara cermat, mendalam dan rinci

9

WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, hlm. 1000

10

Ibid., hlm. 250 11

Ibid., hlm. 786 12

Mansur, op. cit., hlm. 134 13

(21)

sehingga dapat mengumpulkan data yang sangat lengkap dan dapat

menghasilkan informasi yang menunjukkan kualitas sesuatu.14 Data yang

dihasilkan berupa data diskriptif, yaitu data yang berupa kata-kata, gambar,

dan bukan angka-angka.15 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan

data yang lengkap dan jelas mengenai manajemen di Taman Pendidikan Al

Qur'an (TPQ) Al Karomah di Dusun Sejambu, Desa Kesongo, Kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang.

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian skripsi ini dilakukan di Taman Pendidikan Al Qur'an

(TPQ) Al Karomah di Dusun Sejambu, Desa Kesongo, Kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang. Penelitian ini penulis batasi pada tahun

2008.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber tempat kita memperoleh

keterangan penelitian.16 Menurut Saifudin Azwar subyek penelitian adalah

sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai

variabel-variabel yang diteliti.17 Yang menjadi subyek dalam penelitian ini

adalah pengurus, ustadz, santri dan masyarakat.

14

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung, 2006, hlm. 15 15

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 6

16

Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Rajawali Pers, Jakarta, 1990 17

(22)

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan

menggunakan metode sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan atau pencatatan sesuatu obyek

dengan sistematika fenomena yang diselidiki.18 Metode ini memiliki

keunggulan yang tidak dimiliki oleh metode lain. Peneliti bisa

mengetahui dan merasakan secara langsung fenomena yang diteliti.

Metode ini digunakan penulis untuk mendapatkan data tentang letak

geografis dan sarana prasarana yang dimiliki.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah mendapatkan informasi dengan cara

bertanya langsung kepada responden.19 Wawancara ini penulis tujukan

kepada pengurus TPQ, ustadz, santri dan masyarakat. Metode ini

digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdiri dan

perkembangannya, donatur, pelaksanaan belajar mengajar, faktor

pendukung dan penghambat dalam mengelola TPQ.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah meneliti dokumen-dokumen yang

telah ada untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan dalam

penelitian. Dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian,

18

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2004, hlm. 69

19

(23)

surat-surat, dan dokumen resmi.20 Metode ini digunakan untuk

memperoleh data mengenai struktur organisasi, jumlah ustadz, jumlah

santri, dan kurikulum yang diterapkan.

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari

pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya.21 Analisis data ini

dimulai dengan menelaah data-data yang telah diperoleh dari metode-metode

yang telah digunakan, kemudian mereduksi data (memilih data yang penting

dan tidak penting) untuk dipilih hal-hal yang pokok yang akan disajikan dan

penarikan kesimpulan.

H. Penelitian Terdahulu

Pendidikan Agama Islam Program Pengajian Silaturrahmi Anak di

Desa Sukorini Manisrenggo Klaten Jawa Tengah dengan masalah

penelitian :

Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Program

Pengajian Silaturrahmi Anak mengenai materi, metode, media dan sistem

evaluasinya. Apa faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

pelaksanaan materi, metode, dan sistem evaluasi di Program Pengajian

Silaturrahmi Anak serta cara mengatasinya. Bagaimana hasil yang dicapai

dengan adanya Program Pengajian Silaturrahmi Anak di Desa Sukoini.

20

S. Nasution, M.A., Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung, 1988, hlm. 85

21

(24)

Materi yang diajarkan di Program Pengajian Silaturrahmi Anak

adalah materi yang sesuai dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Dasar yaitu materi Akhlak, Fiqh, Sejarah, Pelajaran Sholat,

Kesenian, Materi Khotibah, dan rekreatif. Pelaksanaan materi tersebut

disesuaikan dengan perkembangan anak didik dan didukung oleh

kedisiplinan guru dalam mengajar.

Adapun metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar

adalah kombinasi berbagai metode yaitu metode ceramah, metode resitasi,

metode tanya jawab, metode demonstrasi yang pelaksanaannya tidak dapat

dipisahkan antara satu dengan yang lain karena berkaitan. Sedangkan

media pendidikan yang digunakan bermacam-macam baik alat pengajaran

klasikal, individual maupun alat peraga, ketiganya tersebut untuk

memperlancar kegiatan belajar mengajar dan mempermudah

menyampaikan materi pelajaran.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pendidikan di dalam

Program Pengajian Silaturrahmi Anak diselenggarakan evaluasi yang

evaluasi program dan evaluasi anak. Evaluasi program dilaksanakan

melalui rapat lapanan, sedangkan evaluasi anak meliputi penilaian formatif

maupun sumatif. Selain itu guru juga mengevaluasi tingkah laku siswa

baik di dalam maupun di luar kelas.

Faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan Program

(25)

a. Faktor yang mendukung adalah fasilitas yang memadai, adanya

dukungan dari masyarakat serta orang tua anak, tanggung jawab guru

terhadap anak didik, serta letak geografis yang mendukung

terlaksananya proses belajar mengajar.

b. Faktor yang menghambat adalah adanya beberapa anak yang sering

tidak masuk serta adanya guru yang meninggalkan tugas mengajar

karena alasan pekerjaan.

c. Cara mengatasinya dengan cara mendatangi orang tua serta mengganti

guru yang meninggalkan tugas dengan guru lain.

Berdasarkan prestasi hasil belajar anak di program pengajian

silaturrahmi anak dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Program Pengajian Silaturrahmi Anak telah berhasil

dengan baik.

I. Sistematika Pembahasan

Bab I Berisi pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, penelitian

terdahulu, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Berisi tentang kajian teori, pada bab ini akan dipaparkan tentang

pengertian manajemen secara umum, manajemen TPQ, manajemen

pembelajaran TPQ, masa dan waktu pendidikan TPQ,pengelolaan

(26)

faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengelolaan

TPQ.

Bab III Berisi laporan hasil penelitian yang meliputi : keadaan TPQ Al

Karomah, manajemen TPQ Al Karomah, manajemen pembelajaran

TPQ Al Karomah, dan faktor pendukung dan penghambat dalam

pengelolaan TPQ Al Karomah.

Bab IV Berisi analisis data tentang manajemen TPQ Al Karomah,

manajemen pembelajaran TPQ Al Karomah, faktor pendukung dan

penghambat dalam pengelolaan TPQ Al Karomah dan

rekomendasi.

(27)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Secara Umum

Pengertian manjemen secara umum adalah pemanfaatan sumber daya

pendidikan, perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan secara efektif

untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dimaksudkan. Nanang Fatah dalam

buku Landasan Manajemen Pendidikan menuturkanbahwa manajemen sering

diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther

Gulick karena manajemen dipandang sebagai salah satu bidang pengetahuan

yang secara sitematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang

bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran

melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang

sebagai profesi karena manjemen dilandasi oleh kelahlian khusus untuk

mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntut oleh suatu kode

etik.22

Evolusi konsep, ide, pemikiran, tentang manajemen bermula pada

tahun 5000 SM di Mesir. Pada masa itu, orang menggunakan cacatan tertulis

untuk perdagangan dan pemerintahan. Pada 300 SM-300 M masyarakat Roma

memanfaatkan komunikasi efektif dan pengendalian terpusat untuk efektivitas

dan efisiensi. Tahun 1500 Machiaveli membuat pedoman pemanfaatan

kekuasaan. Tahun 1776 Adam Smith manyatakan bahwa pembagian kerja titik

22

(28)

kunci badan usaha. Kemudian 1841-1925 Henry Fayol mengemukakan

pentingnya administrasi, Follet (1868-1933) dengan perilaku dinamikanya.

Max Weber dengan birokrasinya, Elton Mayo, Maslow. MC. Gregor, dan

Chris Argyris dengan studi perilakunya.23

Manajemen sangat berkait dengan persoalan kepemimpinan. Karena

manajemen sendiri jika dirunut dari etimologinya yang berasal dari sebuah

kata manage atau manus (latin) yang berarti memimpin, menangani, mengatur,

dan (atau) membimbing.24 Suatu manajemen baik buruknya tergantung dari

kemampuan memimpin seorang manajer. Di mana proses manajerial pada

sebuah organisasi akan bergerak dan maju pesat jika para manajernya paham

dan mengerti dengan benar apa yang dilakukannya. Kegiatan yang dilakukan

oleh manajer disebut praktek manajerial.

Proses manajemen terdiri dari beberapa unsur. Menurut Henry Fayol

manajemen dianalisa ke dalam lima fungsi, yang secara luas dikenal sebagai

unsur-unsur Fayol, yaitu :

1. Merencana adalah mempelajari masa yang akan datang dan menyusun

rencana kerja.

2. Mengorganisasi adalah membuat organisasi usaha bahan dan manusia,

pengorganisasian tenaga kerja dan bahan.

3. Memerintah adalah menjuruskan para pegawai untuk melaksanakan

pekerjaan mereka.

4. Mengkoordinasi adalah menyatukan dan mengkorelasi semua kegiatan.

23

Ibid., hlm 2 24

(29)

5. Mengawasi adalah memeriksa bahwa segala sesuatu dikerjakan sesuai

dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan intruksi-intruksi

yang telah diberikan.

Yang paling lazim dipakai masa kini sebagai landasan pembahasan

proses manajemen, hanya terdiri dari empat unsur (P4) atau lebih baik empat

tahap, yaitu :

1. Perencanaan yang meliputi penciptaan, penyusunan program dan

perumusan proyek.

2. Pengorganisasian yang meliputi perakitan sumber dan penetapan.

3. Pengarahan yang meliputi motivasi, supervisi dan koordinasi.

4. Pengawasan yang meliputi penganggaran, pelaporan dan evaluasi.25

Manajemen yang bagus adalah manajemen yang sesuai dengan konsep

dan sesuai dengan obyek di mana suatu organisasi itu berada. Namun jika di

suatu tempat terdapat situasi dan kondisi yang berbeda-beda , maka diperlukan

adanya variasi-variasi. Variasi-variasi ini biasa dilakukan akibat kreasi dan

inovasi para manajer untuk mensiasati situasi dan kondisi yang ada.

Manajemen yang mampu menyesuaikan dengan berbagai macam situasi dan

kondisi adalah manajemen yang fleksibel. Di mana manajemen ini bersifat

dinamis dan mampu beradaptasi dengan berbagai macam situasi dan kondisi

yang berbeda-beda. Manajemen yang fileksibel akan menjamin kelangsungan

organisasi.

25

(30)

Bagi seorang manajer penting memilih sumber daya yang berkualitas .

Sumber daya manajemen dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan di

antaranya adalah manusia, sarana dan prasarana, biaya, teknologi dan

informasi. Yang paling penting bagi lembaga pendidikan adalah sumber daya

manusia. Oleh karena itu seorang manajer harus teliti dalam menyeleksi,

melatih, mengembangkan bakat dan menempatkan anggotanya. Seorang

manajer harus mampu memberikan semangat bagi organisasi, menyediakan

tenaga, dan bakat kreativitas.

Seorang manajer adalah pemimpin dari kegitan yang telah

diprogramkan dalam sebuah organisasi. Pemimpin merupakan teladan bagi

semua anak buahnya. Oleh karena ini, seorang pemimpin harus mampu

memberikan contoh yang baik bagi anak buahnya. Dengan memberikan

contoh yang baik, maka pola pergaulan dan pola kerja dapat diarahkan

pemimpin pada arah kebijakan yang telah diprogramkan. Anak buah juga

tidak akan merasa terkekang dan tersiksa saat melaksanakan tugas-tugasnya.

Dengan demikian maka hubungan pemimpin dan anak buah akan terjalin

dengan baik.

Satu aspek yang harus dimiliki oleh pemimpin dalam memimpin

dalam suatu organisasi yaitu ketegasan. Aspek ini mempunyai aspek yang

sangat penting bagi pemimpin dalam membuat suatu keputusan dan

menentukan kebijakan. Hal ini mampu menunjukkan eksistensi seorang

pemimpin dan selanjutnya dapat memberikan kontribusi positif bagi anak

(31)

memutuskan suatu kebijakan. Seorang pemimpin haruslah tegas dan tidak

mudah dipengaruhi pihak-pihak yang ada di sekitarnya. Karena ketegasan

seorang pemimpin akan membuat anak buah merasa yakin bahwa sang

pemimpin inilah yang akan membawa kebaikan sebuah organisasi dan

pemimpin akan disegani oleh anak buahnya.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, seorang pemimpin yang

baik adalah mereka yang mampu melaksanakan tugas organisasi yang

dipimpinnya. Namun, pada kenyataannya masih banyak pemimpin yang hanya

memikirkan status saja, sementara segala kewajiban dari status tersebut malah

tidak dilaksanakan. Mereka lebih memilih menyuruh anak buahnya

menyelesaikan tugas tersebut dan hanya menunggu sampai selesai untuk

ditanda tangani. Kepedulian dan penghargaan seorang pemimpin harus

mampu ditunjukkan kepada anak buahnya atas segala tugas organisasi. Karena

di dalam suatu organisasi keberadaan seorang pemimpin merupakan

organisatoris yang mengatur perencanaan kerja, mengorganisir semua

kegiatan, dan menggerakkan semua anak buah serta memberikan evaluasi

pada hasil kegiatan organisasi.

Ketegasan seorang pemimpin dalam menyelesaikan masalah yang

terjadi di dalam organisasi menjadi kewenangan pimpinan organisasi. Dalam

menentukan kebijakan suatu organisasi, ketegasan seorang pemimpin

bukanlah hal yang bisa diremehkan. Tanpa ketegasan setiap anak buah akan

(32)

pimpinan di dalam organisasinya tidak berani tegas dalam menindak setiap

permasalahan yang dihadapi.

Dalam hal manajemen yang diperlukan dan diperhatikan seorang

manajer adalah tidak boleh terlalu sering mengoreksi kesalahan bawahannya.

Jika kesalahan-kesalahan memang sering dilakukan oleh bawahan maka dalam

mengoreksi kesalahan-kesalahan bawahannya adalah disesuaikan dengan

watak masing-masing individu. Metode yang halus dan keras harus bisa

disesaikan penggunaannya. Untuk individu-individu yang memiliki watak

halus, peka, pemalu dan pemurung membutuhkan metode yang lebih halus

dari pada individu-individu yang berwatak keras, kaku dan pemarah.26

Dalam memberikan koreksi kekeliruan seorang bawahan, seorang

manajer hendaklah memberikan secara empat mata di dalam ruang tersendiri.

Hal demikian akan membuat seorang bawahan lebih mampu berpikir untuk

dapat mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukannya sendiri. Dan yang

paling penting adalah ia tidak merasa malu pada orang-orang yang kebetulan

berlalu lalang di sekitarnya. Karena dengan merasa malu pada satu orang saja

yang sudah memberikan maaf kepadanya, maka bawahan tersebut diharapkan

bisa bangkit dan dapat memperbaiki kesalahannya.

Bagaimana nasib suatu organisasi jika manajernya seorang yang tidak

mempunyai ketegasan, tidak mempunyai hubungan baik dengan bawahannya,

dan tidak disegani. Tentunya organisasi tersebut akan mengalami

kemerosotan, sebab masing-masing lini akan bertindak sesuai dengan persepsi

26

(33)

masing-masing. Kebersamaan merupakan hal terpenting dalam suatu

organisasi untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan. Tanpa

kebersamaan tujuan suatu organisasi mustahil akan tercapai. Sebab yang

dicapai hanyalah kepentingan-kepentingan pribadi setiap orang yang terlibat

dalam suatu organisasi yang bersangkutan bukan kepentingan bersama.

Sebuah organisasi seperti sebuah bangunan. Agar dapat berdiri dengan

kokoh haruslah ada kerjasama yang baik dari masing-masing bagian bangunan

tersebut. Mulai dari pondasi bangunan yang berperan untuk mengokohkan

bangunan dan tiang-tiang bangunan yang menyangga kekuatan bangunan

sampai bagian atas yang harus saling bekerja sama. Jika salah satu bagian

bangunan tersebut tidak berfungsi, maka bangunan tersebut akan roboh dan

tidak akan bermanfaat bagi siapapun.

Di dalam ajaran agama Islam persatuan dan kesatuan sangatlah

dianjurkan. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al Qur'an surat

Ali Imran 103 :























(34)

menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.27

Hadits riwayat Imam Muslim :

ضعب ضعب شي ي ل ك ؤ ل ؤ ل

)

س ور

(

Artinya : orang mukmin dengan orang mukmin lainnya laksana suatu bangunan, sebagian memperkokoh pada bagian yang lain (HR. Muslim).28

Demikian pentingnya kerjasama dan persatuan yang diterapkan dalam

suatu bangunan. Kita dapat memandang sebagai contoh bijak dalam

kelangsungan suatu organisasi. Apa yang ditulis di atas hanya sebagian kecil

saja dari berbagai macam cara dalam mengembangkan suatu organisasi. Akan

tetapi hal yang harus diperhatikan dan dikembangkan oleh seorang manajer

adalah pengetahuan, perilaku, dan kemampuan dalam mengelola suatu

organisasi agar dapat menjawab berbagai tantangan dan mampu mencapai

tujuan organisasi.

B. Pengertian Manajemen TPQ

Manajemen TPQ adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengontrolan sumber daya pendidikan dengan maksud untuk

mencapai tujuan pendidikan Al Qur‟an yang telah ditetapkan.29

Keempat

proses tersebut di dalamnya terdiri dari:

1. Perencanaan, yaitu:

27

Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci

Al Qur‟an, Jakarta, 1984/1985, hlm. 93

28

M. Said, 101 Hadits Tentang Budi Luhur, Al Ma‟arif, Bandung, 1986, hlm. 22

(35)

a. Menetapkan tentang apa yang harus di kerjakan, kapan dan bagaimana

cara melakukannya

b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja

untuk mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target

c. Mengumpulkan dan menganalisa informasi

d. Mengembangkan alternatif-alternatif

e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan

keputusan-keputusan

2. Pengorganisasian, yaitu:

a. Menyediakan fasilitas-fasilitas, perlengkapan , dan tenaga kerja yang

di perlukan untuk penyusunan rangka kerja yang efisien dalam

melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan kerja

yang diperlukan untuk menyelesaikan rencana-rencana tadi

b. Mengelompokkan komponen-komponen kerja kedalam struktur

organisasi secara teratur

c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi

d. Merumuskan dan menentukan metode dan prosedur

e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja serta

mencari sumber-sumber lainnya yang di perlukan

3. Pengarahan, yaitu:

a. Penyusunan rangka kerja, waktu dan biaya yang terperinci

b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan

(36)

c. Mengeluarkan intruksi-intruksi yang spesifik

d. Membimbing, memotifasi dan mensupervisi

4. Pengawasan atau pengontrolan, yaitu:

a. Mengevaluasi pekerjaan dibandingkan dengan rencana

b. Melaporkan penyimpangan-penyimpangan dalam waktu untuk

tindakan koreksi dan mengajukan cara tindakan koreksi dengan

membuat standar-standar dan sasaran-sasaran30

TPQ bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur‟ani, yaitu

generasi yang memiliki komitmen terhadap Al Qur'an sebagai sumber

perilaku, pijakan hidup dan rujukan segala urusan. Hal ini ditandai dengan

kecintaan yang mendalam terhadap Al Qur'an, mampu, dan rajin

membacanya, terus-menerus mempelajari isi kandungannya, dan memiliki

kemauan yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffah dalam kehidupan

sehari-hari.31 Generasi yang mampu menghayati pesan-pesan yang terkandung

dalam Al Qur'an dan sanggup mengemban amanah.

TPQ membawa misi dwi tunggal, yaitu misi pendidikan dan misi

dakwah Islamiyah. Selaku pembawa misi pendidikan, TPQ tampil

berdampingan dengan pendidikan formal, yaitu pendidikan TK/SD/MI yang

segala sesuatunya diatur berdasarkan kebijaksanaan pemerintah.32 Selaku

pembawa misi dakwah TPQ merupakan bagian dari gerakan dakwah

30

Iwa Sukiswa, op. cit, hlm. 16-17 31

Budiyanto, dkk,Panduan Praktis Pengelolaan TKA-TPA TK AL-TPAL dan TQA ,Balai

Penelitian dan Pengmbangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al Qur‟an, Yogyakarta, 2008,

hlm. 3-4 32

(37)

Islamiyah.33 Menyampaikan risalah Islam bagi masyarakat dan siap mengabdi

dengan ikhlas dengan mengharap ridha Allah.

TPQ sebagai lembaga pendidikan yang bertugas mengajarkan agama

Islam yang sesuai dengan Al Qur'an dan As Sunnah memikul beban dan

tanggung jawab yang besar. Menyampaikan ajaran Islam merupakan suatu

kewajiban bagi setiap umat Islam. Sesuai dengan perintah Allah di dalam

Al Qur'an surat An Nahl ayat 125 dan Ali Imran ayat 104.

Allah Swt juga berfirman dalan surat At Taubah ayat 122 :















Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.34

Dalam hadits Rasulullah bersabda :

تكف ع ع ل س

,

ر ج ب يقل وي ل

.

)

ور

و وب

(

Artinya : Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu lalu disembunyikannya (tidak mau memberi keterangan), maka orang itu dihari kiamat kelak akan dikekang dengan kekang api neraka. (HR. Abu Daud)35

Disebutkan juga dalam hadits lain :

قل وي رسح س ل ش

,

ف ي ل ىف عل ب ط ك لجر

طي

.

و ع س ب عفت ف ع ع لج رو

.

)

ور

رك سعوب

(

Artinya : Orang yang paling menyesal di hari kiamat ialah orang yang ada kesempatan menca ri ilmu di dunia, tapi tidak mau mencari ilmu, dan orang-orang yang mengajar ilmu, tetapi orang yang diajar itu

33Ibid.,

hlm. 12 34

Ibid., hlm. 301 35

(38)

mendapat faidah (dari ilmunya), sedang dia tidak.

(HR. Abu Asakir)36

Penjelasan yang dapat dipetik dari uraian ayat Al Qur'an dan hadits di

atas adalah setiap muslim berkewajiban menyampaikan ajaran agama Islam

kepada orang lain tanpa kecuali. Baik itu laki-laki maupun

perempuan.Terutama pada anak-anak. Sebab pada masa ini penyampaian ilmu

lebih mudah ditanamkan dan lebih mudah dibiasakan pada kehidupan

sehari-hari mereka. Dengan demikian kelak mereka akan menjadi generasi yang

maju, berkembang dan berguna bagi siapapun.

Tujuan akhir TPQ adalah untuk membina anak agar mereka menjadi

muslim sejati, beriman teguh, berakhlak mulia, mengerti, paham, dan

mengamalkan ajaran Islam serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.

Tujuan yang paling penting yaitu agar mendapat ridha dari Allah Swt.

Sehingga memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan

firman Allah Swt dalam suarat Al Baqarah ayat 201 yang berbunyi :











Artinya : Ya Tuhan kami, berilah kami kabaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan periharalah kamidari siksa neraka.37

C. Manajemen Pembelajaran TPQ

Manajemen pembelajaran merupakan aktivitas memadukan

sumber-sumber pembelajaran agar terpusat pada tujuan mencapai tujuan pendidikan

yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan pendidikan bangsa Indonesia

seperti yang tertera dalan TAP MPR II thaun 1983 yaitu meningkatkan

36

Ibid,. hlm. 34 37

(39)

ketakwaan terhadap Tuhan Yang maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan,

mempertinggi budi pekerti, memeperkuat kepribadian, mempertebal semangat

kebangsaan serta cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia

pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Dalam proses pembelajaran TPQ terdapat empat unsur, yaitu:

1. Perencanaan yang menyangkut berbagai kegiatan, antara lain:

a. Penentuan sasaran yang hendak dicapai

b. Peng alokasian dana

c. Penggunaan tenaga (daya)

d. Pengorganisasian (pewadahan)

e. Metode dan sistem

f. Efisiensi dan efektifitas untuk mencapai sasaran

g. Pengetahuan ruang dan waktu

h. Penilaian terhadap hasil usaha

i. Penentuan langkah dan aktivitas selanjutnya38

2. Pengorganisasian yang mencakup beberapa unsur, yaitu:

a. Pimpinan, yaitu ketua TPQ atau wakil ketua TPQ

b. Pembantu pimpinan yang melakukan beberapa fungsi yakni:

1) Fungsi penasehat yang bertugas membantu ketua TPQ yang

menyangkut dalam pemberian usul serta penyusunan program

38

(40)

kegiatan tentang pengajaran, santri, fasilitas serta sarana

pendidikan, dan pelayanan kepada masyarakat.

2) Fungsi jabatan yang bertugas mengkoordinasikan dan memimpin

pelaksanaan proses belajar mengajar pada suatu jurusan.

3) Fungsi pelayanan yang bertugas memberikan pelayanan kepada

unsur-unsur lainnya dalam rangka pengelolaan TPQ secara

menyeluruh serta pelaksanaan proses belajar mengajar.

c. Pelaksana, yaitu para ustadz dan tenaga-tenaga teknik lainnya yang

melakukan tugas pengajaran dan tugas-tugas lainnya yang

berhubungan dengan para santri.

d. Bagan struktur atau pola organisasi yang di anjurkan yang memberi

gambaran tentang kedudukan para pimpinan, pembantu pimpinan, dan

pelaksana.39

3. Pengarahan,yaitu:

a. Menyusun rangka kerja,waktu, dan biaya yang terperinci

b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan

rencana-rencana dengan pengambilan keputusan

c. Mengeluarkan intruksi-intruksi yang spesifik

d. Membimbing, memotivasi, dan mensupervisi40

4. Pengawasan atau pengontrolan yang terdiri dari empat inti pokok, yaitu:

39

Ibid, hlm.108 40

(41)

a. Sasaran atau target, rencana, kebijakan, norma/ standar, kriteria, atau

ukuran yang telah di tentukan sebelumnya (misalnya inilah apa yang

kita inginkan)

b. Cara mengukur kegiatan (misalnya cara mencari tingkat perkembangan

/kemajuan atau pengarahan gerak ke sasaran kita)

c. Cara membandingkan kegiatan dengan kriteria (misalnya cara mencari

apakah pekerjaan kita sebanding dengan hasil-hasil yang kita

kehendaki)

d. Mekanisme tindakan korektif (misalnya cara mengkoreksi

penyimpangan)41

Manajemen pembelajaran harus selalu mengadakan kontak hubungan

dengan lingkungan sekitar. Hal ini dibutuhkan agar sistem atau lembaga tetap

terjaga dan tidak mengalami kemunduran. Lingkungan yang dimaksud adalah

masyarakat sekitar. Suatu lembaga pendidikan yang mampu mengadakan

kontak hubungan dengan masyarakatnya akan dapat berkembang dengan baik.

Dengan menjalin hubungan dengan tokoh masyarakat, para dermawan dan

orang-orang yang cinta akan pendidikan, maka lembaga pendidikan itu akan

banyak mendapat bantuan dan dukungan. Apalagi jika lembaga itu telah

menjaga kualitas dan mutunya. Lembaga itu pasti akan maju dan berkembang

pesat.

Sebaliknya jika suatu lembaga pendidikan tidak mempunyai nama

yang baik di lingkungan masyarakat, tidak mempunyai hubungan apapun

41

(42)

dengan masyarakat sekitarnya, maka lembaga itu tidak mendapat bantuan dan

dukungan dari masyarakat. Masyarakat tidak akan menitipkan putra-putra

mereka belajar ke dalam lembaga pendidikan itu. Apalagi jika lembaga

pendidikan itu tidak dapat menunjukkan mutu dan kualitasnya. Hal demikian

akan menyebabkan tidak adanya peserta didik, dan lembaga pendidikan yang

bersangkutan akan mengalami kemunduran dan bahkan akan mati.

Dilihat dari aktualisasinya, pendidikan merupakan proses interaksi

antara ustadz (pendidik) dengan peserta didik (santri) untuk mencapai tujuan

pendidikan yang ditentukan. Pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan

merupakan komponen utama pendidikan.42 Ustadz sebagai pendidik

diharapkan memiliki kemampuan mengajar yang profesional. Ustadz sebagai

pengajar yang profesional yaitu ustadz yang khusus bekerja pada suatu

pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh pengajar yang dipersiapkan untuk

itu. Bukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang tidak memperoleh

pekerjaan.

Ustadz sebagai pendidik yang profesional harus mampu melaksanakan

tugas-tugasnya secara profesional dan juga harus memiliki kemampuan yang

profesional pula.Kemampuan profesional yang harus dimiliki oleh seorang

pengajar dalam proses belajar mengajar secara rinci dapat dijabarkan sebagai

berikut :

1. Menguasai bahan

2. Mengelola program belajar mengajar

42

(43)

3. Mengelola kelas

4. Menggunakan media sumber

5. Menguasai landasan-landasan pendidikan

6. Mengelola interaksi belajar mengajar

7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan

9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah43

Dalam mendidik siswa seorang ustadz harus menguasai ilmu yang

diajarkan dengan baik. Selain itu seorang ustadz harus mampu meningkatkan

dan mengembangkan ilmu yang ia miliki supaya tidak ketinggalan zaman.

Karena suatu bidang pengetahuan apapun setiap saat mengalami

perkembangan. Ustadz dalam mendidik siswa juga harus mampu memiliki

kemampuan mengajar atau menyampaikan ilmu secara efektif dan efisien.

Kemampuan tersebut di antaranya :

1. Bagaimana mengasuh dan membesarkan seorang anak didik.

2. Pengetahuan tentang interaksi belajar mengajar secara umum, dan

3. Pengetahuan tentang cara mentransfer suatu ilmu pengetahuan kepada

anak didik.

Ustadz harus mampu menjadi teladan bagi anak didiknya. Sebelum

menyampaikan kepada orang lain, ustadz harus berakhlak mulia dengan

memulai mendidik dirinya sendiri, memperbaiki tingkah laku, menjaga

kata-kata, dan berpikir positif, berhati bersih, dan bersikap terpuji. Sebagai

43

(44)

pengayom bagi santri-santri ustadz harus mengontrol, memberikan nasehat,

dan pesan-pesan moral agar dapat menguasai pelajaran dan berakhlak mulia.

Hal yang harus selalu dikontrol oleh ustadz yaitu keseimbangan antara

perkembangan ilmu dan perilakuanya.

Selain sebagai pengajar ustadz harus mampu mendidik dan

membimbing para santri untuk dapat menguasai suatu pengetahuan dan

ketrampilan. Seyogyanya ustadz juga dapat membimbing anak didiknya untuk

mengembangkan potensi yang ada di dalam diri mereka. Tidak cukup seorang

guru hanya dengan menguasai bahan pelajaran, tetapi juga harus dapat

memahami apa yang dapat disentuh oleh materi-materi pelajaran yang

diberikan pada anak didik. Ustadz harus tahu sifat-sifat kepribadian apa yang

dapat dirangsang pertumbuhannya melalui materi-materi pelajaran yang

diajarkan.

D. Perangkat Pengelolaan TPQ

1. Masa dan Waktu Pendidikan TPQ

Sesuai dengan buku Panduan Praktis Pengelolaan TPQ LPTQ

Nasional standar pendidikan di TPQ selama satu tahun yang terbagi dalam

dua semester. Pembelajarna minimal tiga kali dalam satu minggu, tiap

pertemuan minimal 100 menit. Setelah menyelesaikan program ini santri

berhak mendapatkan sertifikat TPQ.

2. Pengelolaan Kelas

a. Anak dikelompokkan dalam kelas-kelas. Tiap kelas ada lima belas

(45)

beberapa ustadz privat yang jumlahnya menyesuaikan dengan jumlah

santri (satu ustad : enam santri).

b. TPQ dalam satu minggu minimal masuk tiga hari. Tiap pertemuan

berlangsung 100 menit. Waktu 100 menit digunakan untuk :

No Durasi (menit)

Keterangan

a 05 - Pembukaan (persiapan, salam, doa dan presensi)

b 30 - Klasikal 1 (bacaan sholat, etika dan doa sehari-hari serta

surat-surat pendek)

c 30 - Privat (proses pembelajaran baca Al Qur'an dengan

buku-buku iqro‟ dan menulis)

d 30 - Klasikal II (hadis/mahfudzot tentang aqidah akhlak yang

dikemas dalam bentuk BCM (Bermain, cerita dan

menyanyi) dan hafalan ayat pilihan)

d 05 - Penutup (doa, baca, ikrar, pesan-pesan dan berinfak)

Catatan : untuk praktek wudhu dan sholat berjamah dilaksanakan di luar

jam pelajaran.44

3. Materi Pelajaran TPQ

Materi pelajaran di TPQ dibedakan menjadi materi pokok dan

penunjang.

Materi pokok:

a. Pembelajaran membaca Al Qur'an dengan buku iqro‟ jilid 1 – 6

44

(46)

b. Praktek wudlu dan sholat berjamaah

c. Hafalan bacaan sholat45

Sedang materi penunjang yaitu doa sehari-hari, hafalan surat-surat

pendek, dan pembelajaran menulis ayat Al Qur'an.

Contoh jadwal TPQ

Hari Waktu Mata pelajaran

Senin dan

Kamis

14.30-14.35 - Pembukaan (Salam, doa, presensi)

14.35-15.05 - Klasikal I (bacaan sholat/surat-surat

pendek/etika dan doa sehari-hari)

15.05-15.35 - Iqor‟/tadarus dan menulis

15.35-16.05 - Klasikal II (hadis/mahfudzot tentang akidah

akhlak yang dikemas dalam bentuk BCM)

16.05-16.10 - Penutup (do‟a, ikrar santri, pesan-pesan dan

berinfak) praktek wudlu dan sholat

berjamaah)

Rabu 14.30-14.35 - Pembukaan (salam, do‟a, presensi)

14.35-15.05 - Klasikal I (bacaan sholat/surat-surat pendek,

etika dan do‟a sehari-hari)

15.05-15.35 - Iqro‟/tadarus dan menulis

15.35-16.05 - Klasikal II (hafalan ayat-ayat pilihan)

16.05-16.10 - Penutup (do‟a, ikrar santri, pesan-pesan dan

(47)

Hari Waktu Mata pelajaran

berinfak) praktek wudlu dan shlat

berjama‟ah.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disajikan struktur kurikulum

TPA setiap minggunya. Tiap satu semester minimal 20 minggu, dan tiap

satu jam pelajaran 30 menit.

No Mata Pelajaran Smt I Smt II Jumlah

1. Pembelajaran iqro‟/tadarus Al Qur'an secara

privat dan menulis

3 3 6

2. Bacaan sholat, surat-surat pendek dan doa

sehari-hari

3 3 6

3. Ayat-ayat pilihan 1 1 2

4. Hadits/mahfudzot tentang akidah akhlak yang

dikemas dalam bentuk BCM

2 2 4

5. Praktek wudlu, sholat berjamaah dan berinfak 3 3 6

Jumlah 12 12 24

4. Ustadz

Perbandingan yang ideal menurut teori dalam pembelajaran TPQ

antara ustadz dan santri adalah 1 ustadz : 6 santri. Adapun syarat menjadi

(48)

a. Fasih membaca Al Qur'an, menguasai ilmu tajwid dan bacaan ghorib

(bersertifikat tartil S1, S2A)

b. Hafal dengan fasih materi hafalan-hafalan TPQ (Bersertifikat tartil

S2B)

c. Mampu menulis ayat-ayat Al Qur'an

d. Menguasai metodologi iqro‟ dan terampil mengajarkannya (berpiagam

penataran tingkat dasar)

e. Menguasai ke TPQ-an, yang meliputi pengertiannya, dasar, dna

tujuannya, sistem pengelolaannya, materi dan kurikulumnya

(berpiagam penataan tingkat dasar)

f. Mengetahui adab-adab membaca Al Qur'an

g. Mengetahui dasar-dasar ulumul qur‟an

h. Terampil dalam BCM (bermain, cerita dan menyanyi). (Berpiagam

penataan tingkat mahir 1)

i. Berkepribadian baik, bisa diteladani dan mempunyai semangat juang

j. Berpegang teguh pada kode etik dan tata tertib ustadz yang telah

berlaku.46

5. Dana

Sumber pendanaan TPQ di upayakan melalui :

a. Uang pendafataran santri baru

b. SOP (Sumbangan Operasional Pendidikan)

46

(49)

c. SPP (syariyah)

d. Donatur (dana masyarakat)

e. Dana pemerintah (APBD/APBN)

f. Sumber lain yang hafal dan tidak mengikat

Dana digunakan untuk :

a. Biaya operasional

b. Sekedar transport/honor ustadz.47

6. Perangkat Pembelajaran TPQ

a. Ruang pendidikan

b. Meja dan kursi atau tempat duduk yang lain

c. Alat bantu pendidikan seperti : microphone, pengeras suara dan

projector

d. Peralatan tulis menulis dalam proses penyampaian materi. Seperti :

papan tulis, kapur, spidol, dan penghapus

e. Modul qiroati dan materi pembinaan santri

7. Metode Pembelajaran

a. Ceramah : ustadz menyampaikan materi pelajaran secara lisan dan

para santri mendengarkan

b. Tanya jawab : ustadz memberi pertanyaan kepada santri tentang

materi yang telah di sampaikan

c. Demonstrasi : santri memperagakan materi yang telah di sampaikan

47

(50)

d. Pemanduan : ustadz mendampingi santri untuk memperagakan materi

yang telah di ajarkan

e. Permainan : penyampaian materi pelajaran melalui permainan,

seperti : menyanyi, menggambar, menyusun gambar, dan menyusun

kata

f. Tadabur alam48 : rekreasi alam untuk mengagumi ciptaan Allah SWT

8. Sistem Evaluasi

a. Evaluasi Pengelolaan

Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur keberhasilan

pengelolaan pendidikan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatannya.

Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

1) Penentuan sasaran

2) Pengalokasian dana

3) Penggunaan tenaga

4) Pengorganisasian

5) Metode dan sistem

6) Efisiensi dan efektivitas untuk mencapai sasaran

7) Pengetahuan ruang dan waktu

8) Penilaian terhadap hasil usaha

9) Penentuan aktivitas selanjutnya

Evaluasi ini dilakukan dalam rapat pengelola, rapat

panitia/team dan laporan-laporan.

48

(51)

b. Evaluasi Ustadz

Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur kompetensi ustadz dan

keberhasilan dalam membina santri sesuai dengan kriteria sebagai

ustadz sebagai mana tersebut di atas.

c. Evaluasi santri

Evaluasi ini dilakukan untuk menguji kemampuan santri dalam

mengikuti pelajaran. Dilakukan ketika santri akan naik level,

mengikuti lomba, atau mengikuti suatu kegiatan tertentu.49

Jadi dengan adanya system evaluasi diatas pengelola dapat

memperhitungkan perkembangan TPQ dan memberikan penilaian

terhadap para santri dalam proses pembelajaran.

E. Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat Pegelolaan TPQ

Pendidikan iman dan taqwa serta akhlak mulia, merupakan jenis

pendidikan keagamaan. Dilihat dari jalur pendidikannya, pendidikan

keagamaan terselenggara melalui pendidikan formal (jalur sekolah) dan

pendidikan non formal (jalur luar sekolah) atau pendidikan pada masyarakat

yang disebut dengan pendidikan luar sekolah, termasuk pendidikan keluarga

yang meliputi pendidikan usia dini, dewasa, dan usia lanjut yang

membutuhkan metode pengajaran dan pendidikan serta materi pelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.50

49Ibid.

50

(52)

Lembaga pendidikan formal dikenal dalam bentuk sekolah, dan

perguruan tinggi di bawah pengawasan Departemen Pendidikan Nasional dan

departemen Agama. Sedangkan jalur pendidikan non formal untuk pendidikan

agama Islam sangat beragam. Di antaranya pesantren, TPQ, remaja masjid,

dan majelis ta‟lim yang memiliki kurikulum tersendiri dalam memberikan

pendidikan agama kepada masyarakat.

TPQ (Taman Pendidikan Al Qur'an) sebagai lembaga pendidikan

informal antara lain untuk mendidik santri agar dapat membaca dan menulis

Al Qur'an di kalangan anak-anak merupakan salah satu lembaga pendidikan

non formal yang ada di Indonesia. Lembaga pendidikan ini dalam

pengelolaannya banyak faktor-faktor yang mandukung dan menghambat.

Faktor pendukung di antaranya adalah :

1. Adanya titik temu antara berbagai kelompok umat Islam yang memandang

bahwa membaca Al Qur'an hukumnya wajib (fardu „ain).51

2. Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim mempermudah

TPQ diterima di lingkungan masyarakat dan telah tersebar luas di tanah

air.

3. Berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia secara

baik melalui jalur formal maupun non formal.

4. Keaktifan generasi muda di Indonesia dalam berorganisasi dan

mendukung kemajuan TPQ.

51

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005,

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip bermain sambil belajar yang mendidik yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di TK/PAUD.. Menjelaskan teori

Game interaktif adalah satu dari banyak alternatif cara untuk mengajarkan anak- anak bahasa Indonesia, mereka bisa bermain sambil belajar materi.. Game ini di ambil

Game berjenis edukasi ini bertujuan untuk memotivasi minat belajar anak terhadap materi pelajaran sambil bermain, sehingga dengan perasaan senang diharapkan siswa bisa

Game berjenis edukasi ini bertujuan untuk memancing minat belajar anak terhadap materi pelajaran sambil bermain, sehingga dengan perasaan senang diharapkan

Pernyataan : Guru mampu menggunakan metode belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran tematik melalui kegiatan bermain sambil belajar yang mendidik dan bervariasi. Guru

Pemberian permainan pada anak sangat penting karena dapat bermain sambil belajar, dan belajar sambil bermain dengan menggunakan media yang kogkrit atau

Game berjenis edukasi ini bertujuan untuk memancing minat belajar anak terhadap materi pelajaran sambil bermain, sehingga dengan perasaan senang diharapkan

Kemu- dahan yang diperoleh anak dalam pembe- lajaran angklung dengan menggunakan metode belajar sambil bermain adalah anak lebih memahami materi angklung seperti ketika anak memainkan