• Tidak ada hasil yang ditemukan

s pbb 0808740 chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "s pbb 0808740 chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

110

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian terdahulu maka ada beberapa hal yang patut ditelaah sebagai bahan kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Secara umum, perilaku prososial siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang. Artinya siswa cukup

mampu atau dianggap kadang-kadang sudah mampu menampilkan tindakan

prososial dalam kehidupan sehari-harinya. Aspek yang paling tinggi dalam

perilaku prososial adalah aspek kejujuran, dan aspek yang paling rendah

adalah aspek kedermawanan. Sementara, gambaran indikator yang paling

tinggi pada perilaku prososial siswa adalah mengatakan sesuatu tanpa

rekayasa, dan indikator yang paling rendah yaitu memberi bantuan dalam

bentuk barang.

2. Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi perilaku prososial siswa Kelas

VII SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori

tinggi. Artinya, siswa sangat memperhatikan hal-hal lain baik di dalam

maupun di luar dirinya sebelum melakukan tindakan prososial dalam

kehidupan sehari-harinya. Karakteristik yang paling tinggi dalam faktor-faktor

yang memengaruhi perilaku prososial siswa adalah karakteristik penolong, dan

yang paling rendah adalah karakteristik karakteristik situasional. Sementara

indikator yang paling tinggi adalah rasa bersalah, dan indikator yang paling

rendah adalah kondisi lingkungan.

3. Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan perilaku prososial

siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung disusun berdasarkan indikator yang

terendah pada setiap aspek. Unsur-unsur program bimbingan meliputi,

rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran program, komponen

program, rencana operasional, pengembangan tema/topik, pengembangan

(2)

111

B. Saran

Berpijak dari hasil penelitian dan kesimpulan, diajukan beberapa

rekomendasi bagi pihak-pihak berikut.

1. Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

Kepada guru BK diajukan rumusan program sebagai bahan dalam

mengembangkan layanan BK di SMP Negeri 15 Bandung. Rumusan program

bimbingan pribadi sosial yang dihasilkan dalam penelitian ini, dapat dilaksanakan

oleh guru bimbingan dan konseling sesuai dengan program yang ada di sekolah,

karena telah dinyatakan layak oleh para ahli dan praktisi bimbingan dan

konseling. Guru BK dapat melaksanakan program yang telah dibuat ini untuk

mengetahui keefektifan program ini, sehingga dapat diketahui aspek-aspek yang

perlu diperbaiki.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan program bimbingan pribadi-sosial

ini sebagai berikut.

a. Langkah pertama,To Make Something Beautiful. Tujuan Langkah ini agar siswa mengetahui pentingnya memberikan bantuan kepada orang lain dan

siswa mampu memberikan bantuan kepada orang yang baru dikenal dan tidak

mengharapkan imbalan dari perbuatannya.

b. Langkah kedua, Asiknya Berbagi. Tujuan langkah ini agar siswa memiliki kesadaran dalam membantu teman yang membutuhkan dan siswa memiliki

inisiatif sendiri untuk memberikan bantuan dalam bentuk barang kepada

teman yang membutuhkan

c. Langkah ketiga, Jika Aku Menjadi Kamu”. Tujuan langkah ini agar siswa mampu memahami perasaan teman dan siswa mampu menujukkan kepedulian

kepada teman.

d. Langkah keempat, Aku + Kamu = Kita. Tujuan langkah ini agar siswa mampu memahami perasaan teman yang dekat maupun yang tidak dekat

dengannya dan siswa memiliki kesediaan untuk berbagi perasaan dengan

(3)

112

e. Langkah kelima, Masalah? Siapa Takut!!”. Tujuan langkah ini agar siswa memiliki kemampuan untuk menangani sebuah pertentangan dengan orang

lain sehingga menemukan jalan keluar terhadap suatu masalah.

f. Langkah keenam, Selamat Kawan!!. Tujuan Langkah ini agar siswa mampu untuk menghargai dan menghormati keberhasilan teman-temannya dan

memberikan apresiasi terhadap kesuksesan teman.

g. Langkah ketujuh, Gaul Ok, Gaul Asik!!”. Tujuan Langkah ini agar siswa memiliki kemampuan untuk memulai interaksi secara positif dengan orang

lain.

2. Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan keterbatasan penelitian sebelumnya, apabila peneliti

selanjutnya ingin melakukan penelitian yang serupa maka disarankan untuk:

a. mengadakan penelitian mengenai perilaku prososial pada subjek dengan fokus

yang berbeda seperti perilaku prososial berdasarkan jenis kelamin, perbedaan

pola asuh orang tua, perilaku prososial anak jalanan dan perilaku prososial

pada sekolah dengan kategori ekonomi siswa menengah kebawah;

b. menggunakan pendekatan dan metode penelitian yang lebih beragam. Dengan digunakan pendekatan dan metode penelitian yang lebih beragam dapat menambah referensi mengenai perilaku prososial siswa;

c. melakukan penyempurnaan instrumen penelitian perilaku prososial siswa berdasaran aspek indikator khususnya dalam item-item pernyataan sehingga

menghasilkan instrumen yang lebih valid dan reliabel; serta

Referensi

Dokumen terkait

Situs 1 Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 1 TA dalam Meningkatkan Mutu Situs 2 Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 1 Bandung dalam Meningkatkan Mutu

Kelemahan dari pelaksanaan zakat sehingga masih terjadi kesenjangan kehidupan dalam masyarakat adalah dana zakat yang diberikan kepada para mustahik masih berupa dana zakat

Maka dari itu penulis mengkombinasikan kedua metode tersebut yaitu metode Enkripsi dan metode Kombinasi untuk melihat manakah cara yang lebih efisien digunakan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) produk multimedia pembelajaran interaktif kompetensi dasar pemasangan sistem penerangan dan wiring kelistrikan

Berdasarkan hasil analisis ROI (Return On Investment) menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 aktiva menjadi laba bervariatif pada tahun 2012 ke tahun 2013 angka rasio

Kurangnya sosialisasi kepada PMO karena yang mengambil obat adalah pasien sendiri  bukan keluarga pasien yang bisa diberi  penyuluhan PMO  paru 4 P2PT M Cakupan

Karena pada dasarnya, pendidikan Amerika mengikuti konsep desentralisasi pendidikan, sebagaimana yang terjadi di Indonesia sekarang ini, yang memberikan kewenangan

Perubahan di bidang pendidikan dapat menjadi langkah yang sangat strategis, karena menyentuh pada pelaku perubahan dan pembangunan bangsa menuju Indonesia baru..