• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kejadian Limfadenitis TB pada Anak dengan Riwayat TB Paru pada Keluarga di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU Mei-September 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kejadian Limfadenitis TB pada Anak dengan Riwayat TB Paru pada Keluarga di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi FK USU Mei-September 2013"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit infeksi terbanyak di dunia. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar 1,9 miliar manusia (sepertiga penduduk dunia) telah terinfeksi kuman TB. Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi TB di dunia ini. Dan dalam dekade mendatang tidak kurang dari 300 juta orang akan terinfeksi olehnya. Setiap tahunnya dijumpai sekitar 4 juta penderita TB paru menular di dunia, ditambah lagi dengan penderita yang tidak menular. WHO memprediksikan insidensi penyakit tuberkulosis ini akan terus meningkat, dimana akan terdapat 12 juta kasus baru dan 3 juta kematian akibat penyakit tuberkulosis setiap tahun. Sepertiga dari peningkatan jumlah kasus baru ditemukan oleh epidemi HIV, dimana tuberkulosis menyebabkan kematian pada satu orang dari tujuh orang yang menderita AIDS (Ioachim, 2009).

Laporan WHO tahun 2010 menyebutkan bahwa pada tahun 2008, dari 9.369.038 kasus TB di seluruh dunia, penderita TB paling banyak terdapat pada Asia Tenggara yaitu 34%, 30% dari Afrika, 21% dari Pasifik Barat, 7% Timur Tengah, 5% dari Eropa, dan 3% dari Amerika. Asia Tenggara membawa lebih dari beban TB global dengan 3,2 juta pasien TB baru per tahun (WHO, 2010).

Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia setelah India, Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria. Estimasi prevalensi TB di Indonesia adalah sebesar 660.000 dan estimasi insidensi berjumlah 430.000 kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61.000 kematian per tahunnya (Depkes RI, 2011).

Di Provinsi Sumatera Utara, jumlah cakupan penemuan semua kasus TB Paru meningkat dari 17.133 kasus pada tahun 2008 menjadi 19.673 kasus pada tahun 2010, dengan jumlah penderita TB Paru BTA positif sebesar 16.078 kasus, dan sisanya didapatkan dengan pemeriksaan diagnostik lainnya (Depkes RI, 2011).

(2)

2

Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Infeksi TB dapat mengenai berbagai jaringan tetapi yang paling sering terkena adalah jaringan paru. TB paru mencakup 80% dari keseluruhan kejadian penyakit TB, sedangkan 20% selebihnya merupakan TB ekstrapulmonar. TB paru telah dikenal hampir diseluruh dunia, sebagai penyakit kronis yang dapat menurunkan daya tahan fisik penderitanya secara serius (Djojodibroto D, 2009).

Usia anak merupakan usia yang sangat rawan terhadap penularan penyakit tuberkulosis. Samallo mendapatkan angka penularan dan bahaya penularan yang tinggi terdapat pada golongan umur 0-6 tahun dan golongan umur 7-14 tahun. Tuberkulosis pada anak dapat menyerang paru maupun ekstrapulmonar (Samallo dalam FKUI, 1998).

Tuberkulosis kelenjar atau limfadenitis tuberkulosis adalah tuberkulosis ekstrapulmonar yang paling sering terjadi (>40% dari kasus TB ekstrapulmonar). Limfadenitis tuberkulosis kemungkinan merupakan penyebaran dari tuberkulosis paru pada awalnya, yang kemudian mencapai kelenjar getah bening dan menyebabkan manifestasi klinis (Sharma, 2004). Tetapi hanya sekitar <40% kasus limfadenitis tuberkulosis disertai dengan TB paru (Raviglione, 2008).

Epidemiologi limfadenitis TB bervariasi tergantung pada angka kejadian TB dan tingginya infeksi HIV di suatu negara, misalnya di daerah Afrika dimana insidensi infeksi HIV sangat tinggi, angka kejadian TB pulmonar dan ekstrapulmoner juga sangat tinggi (Clevenbergh, 2010). Limfadenitis TB ini biasanya muncul sebagai limfadenopati tidak nyeri dari kelenjar limfe superfisial dengan onset yang perlahan, dimana kemudian dapat berubah menjadi abses dan terbentuk sinus jika dibiarkan. Kelenjar getah bening leher merupakan tempat tersering, namun keterlibatan kelenjar multipel sering juga terjadi (Jawahar, 2000).

Di Indonesia sendiri, menurut Kartasasmita (2002), karena sulitnya mendiagnosa tuberkulosis pada anak, maka angka kejadian tuberkulosis pada anak belum diketahui pasti, namun bila angka kejadian tuberkulosis dewasa tinggi dapat diperkirakan kejadian tuberkulosis pada anak akan tinggi pula. Hal ini

(3)

3

dikarenakan faktor risiko utama yang dapat menimbulkan penyakit TB pada anak adalah kontak dengan penderita TB dewasa (Sinta, 2008).

Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh hubungan kejadian limfadenitis TB pada anak dengan riwayat TB paru pada keluarganya serta berapa besarkah risiko terjadinya limfadenitis TB pada anak yang memiliki riwayat TB paru pada keluarganya. Pengertian keluarga disini adalah setiap anggota keluarga yang tinggal serumah dengan anak penderita limfadenitis tuberkulosis. Hal ini sangat penting untuk diketahui karena anak sangat rawan terhadap penularan penyakit tuberkulosis di lingkungannya.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu:

a. Apakah terdapat hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada anak dengan riwayat TB paru pada keluarganya?

b. Berapa besar risiko terjadinya limfadenitis TB pada anak yang memiliki riwayat TB paru pada keluarganya?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada anak dengan riwayat TB paru pada keluarganya.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui jumlah penderita limfadenitis TB pada anak di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

b. Mengetahui distribusi proporsi penderita limfadenitis TB pada anak berdasarkan umur dan jenis kelamin di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(4)

4

c. Mengetahui data jumlah penderita limfadenitis TB pada anak yang mempunyai riwayat TB paru pada keluarga di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara d. Mengetahui data jumlah penderita limfadenitis TB pada anak yang

tidak mempunyai riwayat TB paru pada keluarga di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara e. Mengetahui berapa besar risiko terjadinya limfadenitis TB pada anak

yang memiliki riwayat TB paru pada keluarganya

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yakni :

1.4.1. Untuk memberikan pengetahuan atau informasi tentang hubungan limfadenitis TB pada anak dengan riwayat TB paru pada keluarganya. 1.4.2. Sebagai dasar upaya pencegahan penularan tuberkulosis.

1.4.3. Untuk meningkatkan wawasan penulis dalam melakukan penelitian dan meningkatkan pengetahuan penulis mengenai limfadenitis TB dan TB paru.

1.4.4. Sebagai masukan bagi pihak lain yang akan melanjutkan penelitian ini ataupun penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA..

[r]

Asl i/ Legal isir Ij azah, Asl i/ Legal isir Kart u Tanda Penduduk (KTP), Asl i Sert if ikat SMK3, Asl i Surat Ket erangan Keahl ian/ Ket rampil an Pimpinan Teknik (SKA/ SKT)

Asl i/ Legal isir Ij azah, Asl i/ Legal isir Kart u Tanda Penduduk (KTP), Asl i Sert if ikat SMK3, Asl i Surat Ket erangan Keahl ian/ Ket rampil an Pimpinan Teknik (SKA/ SKT)

Kepada yang bersangkutan diharapkan hadir sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Pokja / panitia dan apabila saudara tidak hadir dalam batas waktu yang ditentukan,

[r]

Faktor ketidak berhasilan ini disebabkan karena kurangnya komitmen dan kepatuhan direktur rumah sakit serta jajarannya yang kurang aktif melibatkan diri dalam

[r]