• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA IBOIH, SABANG, TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN. Peneliti: Rizna Rahmi, M.Sc NIDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA IBOIH, SABANG, TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN. Peneliti: Rizna Rahmi, M.Sc NIDN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Penelitian Mandiri

KAJIAN PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA IBOIH, SABANG,

TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Peneliti:

Rizna Rahmi, M.Sc

NIDN. 2024108402

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

Maret 2020

(2)
(3)

ABSTRAK

Dalam penelitian yang berjudul studi perspektif masyarakat Desa Iboih, Sabang, terhadap pengelolaan persampahan, peneliti telah melakukan kajian dan mengumpulkan data bagaimana pemahaman masyarakat Desa Iboih Kota Sabang sebagai salah satu kota destinasi wisata di Indonesia, terkait persampahan dan pengelolaan sampah terpadu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman masyarakat Kota Sabang khususnya Desa Iboih terhadap kelestarian lingkungan terutama terkait pengelolaan sampah secara terpadu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan menggunakan kuisioner. Untuk mengetahui tingkat pemahaman responden Desa Iboih terkait persampahan, peneliti menyiapkan 10 pertanyaan utama dan 2 pertanyaan pendukung pada kuisioner. Dari data informasi yang dikumpulkan berkaitan dengan pemahaman responden, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa 50% responden Desa Iboih

sudah sangat paham mengenai persampahan, sementara 23% sudah paham, 21% masih

kurang paham dan 6% lainnya tidak paham tentang persampahan.

(4)

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul "Studi perspektif masyarakat Desa Iboih tentang pengelolaan sampah terpadu".

Shalawat beriring salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan betapa bermaknanya alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini.

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Oleh karena itu dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: Orang tua beserta keluarga yang telah memotivasi, mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada masyarakat Desa Iboih Sabang yang telah menjadi sumber data dalam penelitian ini. Disamping itu penulis juga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu nama dan andil mereka. Semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholih dan memperoleh balasan surga jannatun na’im .

Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sangat konstuktif dan membangun dari semua pihak untuk kesempurnaannya. Dan atas bantuan semua pihak, penulis hanya dapat berdoa semoga Allah SWT, memberikan balasan yang berlipat ganda.

Amin Ya Rabbal'Alamin.

Banda Aceh, 20 Agustus 2020

(5)

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ... ... i KATA PENGANTAR ... ... ii DAFTAR ISI ... iv BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... ... 6 1.3. Tujuan Penelitian ... ... 6

BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Survey dan Wawancara ... ... 8

2.2. Lokasi Penelitian ... ... 8

2.3. Pemilihan Responden ... ... 8

2.4. Teknik Pengumpulan Data ... ... 9

2.5. Teknik Pengolahan Data ... ... 9

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Karakteristik Responden Desa Iboih ... ... 11

3.2. Pemahaman Responden ... ... 13

3.3. Pengelolaan Sampah Desa Iboih ... ... 15

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan ... ... 18

4.2. Saran ... ... 18

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

Pengelolaan limbah padat yang buruk, termasuk membuang sampah sembarangan merupakan salah satu bentuk kerusakan yang dilakukan oleh sebagian umat manusia. Prilaku ini menjadi awal dari mata rantai kerusakan-kerusakan lainnya yang akan berakibat buruk bagi kehidupan manusia sendiri. Keberadaan sampah sebagai hasil dari aktivitas manusia memang tidak bisa dihindari. Pencemaran lingkungan dan dampak-dampak tak langsung yang diakibatkan oleh keberadaan sampah pun kian menjadi problematika besar tak kunjung usai yang harus dihadapi oleh pemerintah. Sementara itu, pengelolaan sampah di Indonesia masih

menggunakan paradigma lama yaitu kumpul, angkut dan buang. Source reduction dan

pemilahan sampah belum berjalan dengan baik, meskipun telah ada upaya pengomposan dan daur ulang, namun masih terbatas dan belum berkelanjutan. Pengelolaan sampah yang tidak memadai seperti pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya akan mengakibatkan berbagai dampak negatif dan potensi degradasi lingkungan. Penyebaran berbagai organisme penyebab penyakit yang berpotensi membahayakan kesehatan merupakan salah satu akibat dari tidak optimalnya pengelolaan sampah terhadap lingkungan.

Tidak selamanya sampah dianggap sebagai barang atau sesuatu yang sudah tidak berguna, bau dan sumber bersarangnya berbagai macam penyakit. Walau pada kenyataannya sampah telah menjadi sebuah sumber permasalahan yang tidak dapat dihindari, namun keberadaannya masih dapat dikurangi dan dikendalikan. Permasalahan yang muncul selama ini adalah karena kurangnya perhatian semua pihak terhadap sistem pengelolaan sampah yang baik. Sampah juga mempunyai nilai tinggi jika sudah diolah dan menghasilkan

produk-produk yang bermanfaat1.

Sabang merupakan salah satu kota di Provinsi Aceh yang mayoritas masyarakatnya beragama islam sebagaimana mayoritas masyarakat Aceh pada umumnya. Kota Sabang dikenal dengan keunggulan sektor pariwisatanya. Aspek kebersihan merupakan salah satu indikator penunjang suksesnya suatu indutri pariwisata. Dengan demikian, permasalahan sampah Kota Sabang harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan semua pihak terkait. Kondisi persampahan Kota Sabang saat ini masih mendapat kritikan dari wisatawan baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Banyak situs-situs pariwisata Kota Sabang seperti Tugu Kilometer Nol, Pantai Iboih dan Kawasan Resort Gapang masih belum mendapat

1 Hijawu, 2011

(7)

perhatian terkait pengelolaan sampah yang baik. Hal ini tentu saja akan memberi dampak dan kesan negatif terhadap pengembangan industri pariwisata Kota Sabang.

Masalah sampah tidak hanya sekedar bagaimana mengolah atau mengelola sampah saja tetapi juga terkait dengan masalah budaya atau sosiologi masyarakat. Masyarakat Indonesia umumnya tidak cukup memahami bahaya sampah dan masih belum memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Pemahaman yang salah ini dapat menjadi salah satu penyebab belum berhasilnya penerapan penanggulangan sampah terpadu. Merubah paradigma masyarakat tentang sampah menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya-upaya penanganan sampah secara terpadu. Untuk menjadikan lingkungan yang bersih dan sehat, diperlukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat yang tinggi dalam pengelolaan sampah.

Pemerintah sudah mengeluarkan banyak dana untuk berbagai program tentang pengelolaan sampah, seperti membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA), membuat tempat-tempat sampah dan banyak program yang lainnya. Program-program tersebut banyak terfokus pada program-program fisik saja sedangkan sisi non-fisiknya belum banyak disentuh dan umumnya sebagai program pelengkap saja. Masalah non-fisik sebenarnya tidak kalah penting dibandingkan dengan program-program fisik. Masalah non-fisik lebih sulit, membutuhkan waktu lama, kontinuitas dan dana yang tidak sedikit untuk merubah sebuah kebiasaan, budaya, dan paradigma masyarakat. Banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan program sosialisasi sampah yang meliputi penerapan pengetahuan yang berhubungan dengan bahaya sampah dan metode pemilahan sampah (organik dan anorganik). Namun, sebuah asumsi awal mengenai kondisi dan permasalahan yang terjadi terkait pengelolaan sampah di Kota Sabang tidak cukup memadai untuk menjadi landasan penyusunan langkah-langkah penanggulangan permasalahan sampah yang ada. Konsep penanggulangan yang memadai memerlukan sebuah data informasi yang objektif, tepat dan representatif mengenai kondisi riil yang ada di masyarakat. Disamping itu informasi terkait pemahaman masyarakat dan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah serta kendala-kendala yang penelitibul dalam pengelolaan sampah di Kota Sabang juga perlu dianalisa secara objektif. Dengan demikian pengelolaan sampah secara oppenelitial dapat direncanakan dengan baik.

Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan kajian dan mengumpulkan data bagaimana pemahaman masyarakat Kota Sabang sebagai salah satu kota destinasi wisata di Indonesia, terkait persampahan dan pengelolaan sampah terpadu. Informasi yang diperoleh dan dilaporkan peneliti dalam laporan ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi

(8)

Pemerintah Kota Sabang dan pihak-pihak lainnya dalam pengambilan kebijakan yang lebih baik untuk upaya-upaya pelestarian lingkungan, khususnya di Kota Sabang.

1.1Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemahaman masyarakat Kota Sabang khususnya Desa Iboih sebagai bagian dari kota tujuan destinasi wisata terhadap kelestarian lingkungan terutama terkait pengelolaan sampah secara terpadu.

1.2Tujuan dan Signifikansi Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman masyarakat Kota Sabang khususnya Desa Iboih sebagai bagian dari kota tujuan destinasi wisata terhadap kelestarian lingkungan terutama terkait pengelolaan sampah secara terpadu. Peneliti menganggap kajian ini sangat perlu dilakukan untuk mengumpulkan data dan gambaran terkait pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya bagaimana mengelola sampah domestik yang dihasilkan masyarakat sehingga menjadikan sabang sebagai kota destinasi wisata yang lebih baik.

(9)

BAB II

METODOLOGI

2.1 Survey dan Wawancara

Survey pengumpulan data diawali dengan pemilihan lokasi yang representative, pemilihan responden, pengumpulan data dan pengolahan data. Metode survey yang dilakukan adalah dengan menggunakan kuisioner sebagai instrument survey. Survey dalam studi ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman masyarakat terkait upaya pelestarian lingkungan hidup terutama pengetahuan tentang persampahan dan sistem pengelolaannya saat ini di Sabang, khususnya di Desa Iboih.

2.2Lokasi Penelitian

Desa Iboih terletak di Kecamatan Sukakarya Kota Sabang. Di desa inilah terdapat Danau Aneuk Laot yang merupakan sumber air bersih penduduk Kota Sabang. Berdasarkan data BPS (2011), Desa Iboih berpenduduk 841 jiwa dan termasuk dalam lima besar desa berpenduduk terbanyak di Kota Sabang.

2.3Pemilihan Responden

Responden yang dipilih berumur diantara 20 hingga 60 tahun. Hal ini berdasarkan pada pemahaman responden terhadap pengelolaan sampah. Responden berasal dari penduduk Desa Ie Meulee. Total penduduk di desa ini adalah 841 jiwa. Sampel yang diambil adalah 10 persen dari total penduduk yang berumur 20 sampai 60 tahun, yaitu sebanyak 90 orang responden.

2.4 Pengumpulan dan pengolahan data

Metode yang dilakukan adalah interview langsung, dimana pewawancara dan responden dapat bertatap muka langsung dan melakukan komunikasi dengan menggunakan kuisioner sebagai medianya. Burns and Bush (2006, hal. 239) menjelaskan bahwa melalui wawancara langsung, target populasi dapat dicapai, kualitas jawaban dapat meningkat seiring dengan jenis pertanyaan yang dapat diklarifikasi dan memastikan pemilihan responden. Kuisioner terdiri dari tiga bagian utama yaitu personal data (data diri responden), data terkait pengetahuan masyarakat tentang sampah dan pengetahuan tentang pengelolaan sampah secara terpadu.

Langkah selanjutnya setelah pengumpulan data adalah analisa data. Analisa data digunakan untuk mengkonversi data menggunakan statistik untuk memperoleh data dari hasil penelitian. Untuk itu, sebelum dianalisa secara statistik, data mentah yang diperoleh dengan

(10)

menggunakan berbagai teknik pengumpulan data (kuesioner dalam penelitian ini) harus menjalani persiapan awal, teknik utama yaitu editing data, data coding dan penyesuaian statistik bila diperlukan 2.

Perhitungan data dilakukan dengan menggunakan program statistik Microsoft Excel

dan SPSS 17,0 untuk menjawab tujuan penelitian. Menurut Churchill dan Brown (2007, hal. 427f), analisis data adalah upaya yang ditargetkan pada transformasi data menjadi informasi sehingga memungkinkan karakteristik atau sifat data yang akan dipahami dan dengan demikian, menjadi berguna untuk menjawab masalah atau pertanyaan terkait dengan kegiatan penelitian.

Strategi yang diambil untuk menganalisis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan analisis frekuensi distribusi. Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk meringkas data sampel tanpa menarik kesimpulan tentang populasi dari sampel. Analisis ini digunakan untuk menganalisa profil dari responden sesuai dengan demografi. Analisis frekuensi distribusi adalah laporan sederhana dari kelompok nilai dimana hasilnya dinyatakan dalam persentase dan dapat disajikan dalam tabel, bagan, grafik atau

diagram 3 untuk menggambarkan hasil secara sederhana.

2Aaker et al. 2007

(11)

BAB III

Hasil dan Pembahasan

3.1 Data personal responden Desa Iboih

Preliminary survey di desa ini dilaksanakan kepada 90 responden termasuk laki-laki dan perempuan. Dari 90 responden, 82% responden berjenis kelamin perempuan dan 18% laki-laki dengan kisaran usia 20 sampai 60 tahun. Persentase jenis kelamin dan usia responden dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Berdasarkan survey, tingkat pendidikan responden didominasi oleh responden yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 52% selanjutnya Sarjana 20%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 15% dan Sekolah Dasar (SD) 13%. Mayoritas responden Desa Iboih merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan persentase 60%, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 16%, swasta 1% dan pekerjaan lainnya 23%. Rincian persentase pendidikan dan pekerjaan responden dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

18% 82% Laki-Laki Perempuan 22% 41% 17% 20% 20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun 13% 15% 52% 20% SD SMP SMA Sarjana 60% 1% 16% 23% Ibu Rumah Tangga Swasta PNS

Grafik 1. Persentase Jenis Kelamin Responden Grafik 2. Persentase Usia Responden

Grafik 3.Persentase Pendidikan Responden Desa Iboih

Grafik 4. Persentase Pekerjaan Responden Desa Iboih

(12)

3.2 Pemahaman responden Desa Iboih tentang persampahan

Untuk mengetahui pemahaman masyarakat mengenai sampah terdapat beberapa pertanyaan pada kuisioner yang mengindikasikan hal tersebut. Persentase responden berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 5. Persentase informasi responden terkait dengan pemahaman masyarakat tentang sampah Desa Iboih

30% 70%

Persentase prilaku responden dalam membuang sampah Dimana Saja 74% 0% 26% 0%

Persentase alasan responden membuang

sampah sembarangan Tidak Tersedia Tong

sampah Tidak Mengerti Bahaya sampah Kebiasaan 1% 99%

Persentase pemahaman responden tentang bahaya sampah terhadap kesehatan dan lingkungan

Tidak Ya

38% 62%

Persentase pemahaman responden tentang jenis-jenis sampah

Tidak Ya

86% 14%

Persentase prilaku responden dalam pemisahan sampah Tidak Ya 40% 51% 0% 9%

Persentase pemahaman responden

tentang jenis-jenis sampah Tidak mengerti

Kebiasaan Malas Lainnya

27% 73%

Persentase pemahaman responden terkait masa urai sampah plastik

Tidak

1% 99%

Persentase pemahaman responden tentang bahaya membuang sampah ke laut

Tidak Ya

50% 50%

Persentase pemahaman respondem tentang bahaya membakar sampah

Tidak Ya

66% 34%

Persentase pemahaman responden tentang bahaya menanam sampah anorganik

Tidak Ya

79% 21%

Persentase pemahaman masyarakat tentang konsep 3R

Tidak Ya

(13)

Hasil dari preliminary survey dengan 90 responden sebagai sampling didapati bahwa, 70% responden selalu membuang sampah pada tempatnya sedangkan 30% responden membuang sampah sembarangan (dimana saja). Dari 30% responden yang membuang sampah sembarangan, 74% dari mereka menyatakan bahwa mereka membuang sampah karena tidak ada tempat sampah yang memadai dan 26% menyatakan akibat kebiasaan sehari-hari.

Selanjutnya sesuai grafik, dapat dikatakan semua responden mengetahui bahaya dari limbah sampah terhadap kesehatan dan lingkungan dapat dilihat bahwa hanya sebesar 1% yang tidak memahami bahaya sampah terhadap kesehatan dan lingkungan. Terkait jenis-jenis sampah 62% dari responden mengetahui macam-macam sampah yakni sampah organik dan anorganik sedangkan 38% tidak mengetahuinya. Meskipun sebagian besar responden mengetahui jenis-jenis sampah tersebut, akan tetapi sebanyak 86% responden menyatakan tidak pernah memisahkan sampah organik dan anorganik. Responden yang tidak memisahkan sampah (51%) mempunyai alasan karena faktor kebiasaan, 40% tidak mengerti dan 9% karena alasan lainnya.

Terkait dengan pemahaman tentang sampah, dari Grafik 5 juga dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (73%) mengetahui bahwa sampah plastik memerlukan waktu yang lama untuk terurai, sementara 27% lainnya menyatakan tidak mengetahui.

Terkait dengan bahaya sampah terhadap perlakuannya, hampir semua responden yakni 99% menyatakan bahwa mereka mengetahui bahaya membuang sampah ke laut. Akan tetapi, responden dengan rasio 50% : 50% tidak mengetahui bahaya membakar sampah yang dapat menyebabkan polusi. Lain halnya dengan pemahaman tentang bahaya menanam sampah anorganik, sebanyak 66% dari responden tidak mengetahui bahayanya dan hanya 34% mengetahui bahaya menanam sampah anorganik.

Untuk pengetahuan masyarakat terhadap konsep 3R, sebagian besar masyarakat tidak pernah mendengar tentang konsep tersebut, hanya 21% yang pernah mendengarnya sementara 79% lainnya tidak pernah.

Dari pertanyaan-pertanyaan yang mengindikasikan tingkat pemahaman masyarakat tersebut, melalui pengolahan dan penilaian terhadap jawaban-jawaban responden maka didapatkan bahwa 31% responden sangat paham terhadap masalah sampah, 29% paham, 34% kurang paham dan 6% responden tidak paham.

(14)

Grafik 6. Persentase Pemahaman Responden Desa Iboih Terhadap persampahan

6% 21%

23% 50%

Persentase pemahaman responden tentang sampah

Tidak Paham Kurang Paham Paham Sangat Paham

(15)

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil dan pembahasan Bab 3 dapat di simpulkan bahwa di Desa Iboih belum ada petugas yang mengutip sampah. Sebagian besar dari penduduk menanam dan membakar sampah rumah tangga mereka. Hal ini disebabkan pemahaman penduduk yang masih kurang mengenai bahaya menanam dan membakar sampah terhadap kesehatan dan lingkungan. Sebagian besar penduduk juga tidak pernah mendengar konsep 3R yang dapat mengurangi penumpukan sampah rumah tangga mereka. Oleh karena itu, banyak dari penduduk yang tidak pernah memanfaatkan limbah sampah menjadi barang-barang yang bernilai guna. Sebagian besar masyarakat bersedia untuk mengikuti penyuluhan ataupun pelatihan terkait pengelolaan sampah dan juga menunjukkan dukungan dan respon positif terhadap program pendayagunaan sampah tersebut. Bentuk dukungan masyarakat ditunjukkan dengan kebersediaan mereka untuk menyediakan peralatan pemilahan sampah untuk mendukung program pengurangan sampah di desa mereka.

Mengenai tingkat pemahaman penduduk mengenai sampah, dapat disimpulkan secara keseluruhan penduduk di Desa Iboih sebagian besar paham akan sampah, bahaya dan penanggulangannya. Sedangkan untuk pengelolaan sampah rumah tangga mereka belum dapat dikategorikan baik. Hal ini disebabkan karena belum adanya pelayanan petugas sampah di wilayah mereka.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas: Dari

Pemikiran Menuju Penerapan. FISIP UI Press. Depok.

American Public Health Association. Municipal Refuse Disposal. 3nded. Chicago, Illinos: Public Administration Service. 1970.

Azkha, Nizwardi. 2006. Analisis Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah di Kota

Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, I (1).

Badan Pusat Statistik Kota sabang, 2018,

https://sabangkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/2

Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Sukajaya Dalam Angka

Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Sukakarya Dalam Angka

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sabang. 2010. Sabang: Atlas

Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Laut. ISBN : 978-602-98236-0-8.

Burns, A.C; Bush, R.F. (2006): Marketing research. 5th ed. New Jersey, United Stated: Pearson Prentice Hall.

Hijawu. 2011. Sampah di sekitar kita, URL;

http://hijihawu.wordpress.com/2011/12/31/sampah-di-sekitar-kita/ (Last accessed: 20.03.2017)

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Sabang (last accessed: 20.01.2020)

Juliandoni, Asdriyandi. 2013. Pelaksanaan Bank Sampah dalam Sistem Pengelolaan Sampah

di Kelurahan Gunung Bahagia Balikpapan. Fakultas Hukum Universitas

Mulawarman.

Kementrian Agama Negara. 2015. Al Quran dan Terjemahannya.

Mantell C.L. Solid Wastes: Origin, Collection, Processing and Disposal. New York : John Wiley & Son, 1975.

Shao, A.T; Zhou, K.Z. 2007. Marketing research: An aid to decision making. 3rd ed. United

(17)

Skitt, John. Waste Disposal Management and Practice. London: Charles Knight & Company Limited. 1979.

Slamet M. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB Press. Bogor.

Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Cet.IX. Bumi

Aksara. Jakarta.

Tondobala, Linda. 2012. Kelayakan Pusat Kota Manado sebagai Destinasi Pariwisata. Media

Matrasain. Vol 9 No 3.

Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 Tentang pengelolaan Sampah

Yuliastuti, Ida A. N, Dkk. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Kabuaten

Badung. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali, Indonesia.

Gambar

Grafik 3. Persentase Pendidikan Responden Desa  Iboih
Grafik 5. Persentase informasi  responden terkait dengan pemahaman masyarakat tentang sampah  Desa Iboih
Grafik 6. Persentase Pemahaman Responden Desa Iboih Terhadap persampahan

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 3.1. Perubahan besar terjadi pada bilangan oksiran dan bilangan hidroksil. Penggunaan katalis padat bentonit menyebabkan peningkatan laju reaksi hidoksilasi yang

Oleh sebab itu wajib bagi setiap muslim untuk menyelesaikan permasalahannya dengan hukum Islam dengan merujuk kepada orang alim yang diangkat hakim oleh kedua pihak yang

Merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien rawat inap di rumah sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi dan atau

AIDS disebabkan oleh infeksi HIV atau Human Immuno-deficiency Virus (Depkes, 2005). HIV dapat menimbulkan AIDS dengan langkah melawan sel darah putih yang disebut sel

Insiden Malaria Dan Pola Iklim Di Kabupaten Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah Dan Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia Tahun 2005 –

A. Manajemen 1. rapat tahunan 2. rapat tengah tahunan x x Dalam kolom keterangan dapat dicantumkan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan

Sampai saat ini, seni dan industri batik sudah tumbuh subur di Indonesia, bahkan menyebar hampir ke seluruh pelosok Indonesia.Nuryanti mengemukan bahwa pada tahun

Begitupun dalam dunia pendidikan khusus, permasalahannya menjadi semakin kompleks sebab dalam pendidikan khusus anak tidak hanya diarahkan untuk menguasai materi semata,