• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELATIONSHIP BETWEEN QUALITY PRODUCT AND BUYING DECISION OF HOUSEWIVES. Mora Sukma Rizkiyani Ike Agustina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RELATIONSHIP BETWEEN QUALITY PRODUCT AND BUYING DECISION OF HOUSEWIVES. Mora Sukma Rizkiyani Ike Agustina"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

RELATIONSHIP BETWEEN

QUALITY PRODUCT AND BUYING DECISION OF HOUSEWIVES

Mora Sukma Rizkiyani Ike Agustina

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between quality product and buying decision of housewives. The subjects of this study were 200 housewives located in X village. The scale used in this study is based on the adaptation of Kotler (2002),buying decision theory and quality product scale by Aaker (1991). The hypothesis of this study is that there is a positive relationship between quality product and buying decision of housewives. The data from this study were analyzed using SPSS 23.0 for windows. The results of this study indicate that there is a positive relationship between quality product and buying decision of housewives (r value= 0.533 and p value= 0.000)

(5)

PENGANTAR

Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu atau kelompok, hal ini sangat penting mengingat begitu banyaknya aktivitas yang membutuhkan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam membeli barang atau jasa, setiap individu yang merupakan konsumen membutuhkan pemikiran yang matang untuk mengambil keputusan. Salah satu aktivitas yang membutuhkan pengambilan keputusan yang seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah memilih barang untuk dibeli, proses ini dapat disebut dengan keputusan pembelian. Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Berbagai faktor dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, terkadang konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat (Kotler, 2002).

Schiffman dan Kanuk (2004), mendefinisikan suatu pengambilan keputusan sebagai pemilihan tindakan dari dua arah atau lebih pilihan alternatif. Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan adalah faktor sosial yaitu faktor keluarga hal ini disebabkan karena keluarga merupakan agen sosialisasi. Menurut Lueg dan Finney (2007), agen sosialisasi adalah orang atau organisasi yang terlibat dengan individu dan kontrol atas penghargaan dan hukuman yang diberikan. Keluarga sebagai agen sosialisasi berfungsi untuk membentuk seseorang dari masa kanak-kanak dengan melibatkan proses dimana anak memperoleh keterampilan, pengetahuan, sikap serta

(6)

pengalaman yang diperlukan untuk berfungsi sebagai konsumen (Lueg & Finney, 2007).

Pada suatu keluarga Ibu merupakan agen sosialisasi konsumen yang lebih kuat daripada ayah karena Ibu biasanya lebih banyak terlibat dengan anak-anak mereka dan sering mengendalikan anak-anak mereka dari paparan pesan komersial, memberikan instruksi dalam keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi konsumen dan mengatur jumlah uang yang dapat dibelanjakan anak-anak, serta bagaimana mereka menghabiskannya. Oleh sebab itu, Ibu dapat dikatakan juga sebagai pengambil keputusan pembelian dalam keluarga (Schiffman & Kanuk, 2004).

Ibu rumah tangga sendiri memiliki arti yaitu wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, istri (Ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga serta tidak bekerja di kantor. Ibu rumah tangga juga dapat diartikan sebagai perempuan yang sudah menikah, memiliki anak, dan tidak memiliki pekerjaan yang memberikan penghasilan padanya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).

Dalam proses keputusan pembelian yang biasanya dilakukan oleh Ibu rumah tangga ini terkadang ibu rumah tangga mendapatkan hasil atauoutputyang positif atau negatif dari membeli produk yang dibeli hal ini disebut penilaian pasca pembelian. Jadi penilaian pasca pembelian konsumen dapat menimbulkan umpan balik seperti pengalaman terhadap psikologis konsumen dan membantu mempengaruhi dalam mengambil keputusan yang berkaitan di waktu yang akan

(7)

datang dan juga membantu konsumen dalam memilah barang mana yang dirasa layak untuk memenuhi kepuasan dalam pembelian (Kotler & Keller, 2012).

Menurut Juran dan Godfrey (1999), kualitas memiliki arti kebebasan dari kekurangan, kebebasan dari kesalahan yang mengharuskan melakukan pengerjaan ulang atau apa yang mengakibatkan kegagalan lapangan, ketidakpuasan pelanggan, klaim pelanggan dan sebagainya. Menurut Lupiyoadi (2001), kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten. Maka dapat dikatakan kualitas produk merupakan karakteristik-kaarakteristik dari suatu produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terbebas dari kesalahan atau kegagalan produk.

Maka dengan dikumpulkannya beberapa hasil dari penelitian sebelumnya dan wawancara Ibu rumah tangga terkadang melakukan kesalahan pembelian dikarenakan kualitas dari produk yang akan dibeli tidak sesuai dengan ekspektasi. Adanya ketidaksesuaian antara harapan dan realita tersebut menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara kualitas produk dan keputusan pembelian pada Ibu rumah tangga.

Menurut Kotler (2002), terdapat lima tahapan atau proses dalam keputusan pembelian konsumen yaitu:

a. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh stimulus internal atau rangsangan eksternal yang kemudian menjadidriveatau dorongan.

(8)

b. Pencarian informasi

Konsumen yang mendapatkan stimulus untuk mengenali masalah akan cenderung mencari lebih banyak informasi,

c. Evaluasi alternatif

Terdapat beberapa proses evaluasi, model terbaru memandang proses ini sebagai orientasi kognitif, yang berarti bahwa konsumen membentuk penilaian sebagian besar secara sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar yang mendasari proses evaluasi konsumen.

d. Keputusan membeli

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi di antara merek di berbagai pilihan yang ada dan juga dapat membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai dan dirasa sesuai dengan kebutuhan. e. Perilaku pasca pembelian

Setelah membeli produk tersebut, konsumen bergerak ke tahap akhir konsumen proses pembelian, di mana konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Perasaan puas ini mempengaruhi apakah konsumen membeli produk lagi dan memberikan tanggapan secara positif atau tidak menyenangkan tentang produk kepada orang lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tahapan dari keputusan pembelian ini sangat penting satu sama lainnya sebagai proses kognitif dari konsumen dalam menentukan produk apa yang layak untuk dibeli yang sesuai dengan kebutuhan

(9)

dari konsumen tersebut. Aspek-aspek ini juga berguna bagi para penjual untuk mengerti bagaimana menyelaraskan strategi untuk penjualan

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian menurut Kotler (2002), diantaranya faktor budaya, faktor sosial, personal, dan psikologis.

a. Faktor budaya

Faktor ini terdiri dari budaya, subkultur, dan kelas sosial yang merupakan berpengaruh sangat penting pada perilaku pembelian konsumen. b. Faktor sosial

Faktor sosial dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen diantaranya seperti kelompok acuan, keluarga, peran serta status.

c. Faktor pribadi

Keputusan pembelian konsumen juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Seseorang membeli barang dan layanan yang berbeda sepanjang hidup mereka. Selera dalam memilih pakaian, furnitur dan rekreasi juga berkaitan dengan usia.

d. Faktor psikologis

Faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya adalah motivasi, persepsi, pembelajaran dan keyakinan serta sikap.

(10)

Menurut Kotler dan Amstrong (2010), Seorang konsumen adalah individu yang memiliki berbagai jenis kebutuhan. Kebutuhan ini dapat bersifat biologis seperti haus atau psikologis yang timbul dari kebutuhan pengakuan atau kepemilikan. Kebutuhan dapat dibangkitkan ke tingkat intensitas yang cukup ketika itu berubah menjadi motivasi. Motivasi pada dasarnya adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk mencari kepuasan.

Persepsi adalah proses yang melaluinya sensasi-sensasi ini diseleksi, diorganisir, dan ditafsirkan dengan gambaran dunia yang bermakna. Orang memiliki kemungkinan untuk membentuk persepsi yang berbeda terhadap rangsangan yang sama. Setiap individu memiliki persepsi berbeda berdasarkan pengalaman, kepercayaan, dan sikap masing-masing. Ketika orang termotivasi, mereka siap untuk bertindak. Belajar berasal dari tindakan.

Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang muncul dari pengalaman. Orang juga dapat belajar dengan mengamati orang lain tanpa memiliki pengalaman pribadi mereka sendiri. Belajar dapat terjadi bahkan secara tidak sadar. Orang bisa belajar sepanjang waktu

Sedangkan pada kualitas produk terdapat tujuh aspek yang dikemukakan oleh Aaker (1991), yaitu:

(11)

a. Kinerja

Kinerja mengacu pada karakteristik operasi utama suatu produk, karena aspek ini melibatkan kualitas atribut terukur, merek biasanya menjadi peringkat objektif pada aspek kinerja. Beberapa standar kinerja didasarkan pada preferensi subjektif, tapi preferensi yang sangat universal bahwa mereka memiliki kekuatan standar objektif.

b. Fitur Istimewa

Fitur istimewa melibatkan atribut obyektif dan terukur berupa kebutuhan individu yang objektif, serta prasangka, mempengaruhi persepsi konsumen yang menjadi perbedaan kualitas. Fitur ini meliputi karakteristik tambahan yang melengkapi dasar selain manfaat utama dari suatu produk. c. Kesesuaian

Aspek terkait kualitas adalah kesesuaian, atau sejauh mana desain dan operasi karakteristik suatu produk memenuhi standar yang ditetapkan. Aspek ini paling cocok dengan pendekatan tradisional untuk kualitas. d. Keandalan

Aspek ini mencerminkan probabilitas rusaknya produk atau gagal dalam jangka waktu yang ditentukan. Di antara langkah yang paling umum dari kehandalan adalah waktu untuk kegagalan pertama, waktu yang berarti antara kegagalan, dan tingkat kegagalan per satuan waktu.

e. Daya tahan

Ukuran hidup produk, daya tahan memiliki aspek ekonomi dan teknis. Secara teknis, daya tahan dapat didefinisikan sebagai jumlah penggunaan

(12)

yang didapatkan dari produk sebelum memburuk. Secara teknis, daya tahan dapat didefinisikan sebagai jumlah penggunaan yang didapatkan dari produk sebelum memburuk atau rusak. Secara ekonomis produk yang awet akan lebih berkualitas dan menghemat pengeluaran biaya dibandingkan produk yang cepat habis atau cepat diganti.

f. Kemampuan pelayanan

Aspek ini berkaitan dengan kualitas servis, atau kecepatan, kesopanan, kompetensi, dan kemudahan perbaikan.

g. Kecocokan dan Hasil

Aspek ini mengacu pada penampilan atau perasaan akan kualitas, aspek ini penting karena dari aspek ini konsumen dapat menilai suatu produk.

Jadi dari semua aspek kualitas produk di atas aspek-aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang dianggap penting bagi konsumen maupun pemasar, kualitas produk merupakan seluruh komponen dari suatu produk baik berwujud maupun tidak berwujud.

Kualitas produk sendiri merupakan salah satu faktor dari keputusan pembelian yang dimana termasuk dari faktor psikologis, melalui faktor psikologis seorang konsumen dalam berpresepsi berdasarkan stimulus yang mempengaruhi.

METODE PENELITIAN

(13)

adalah para konsumen khususnya Ibu rumah tangga. Rentang usia subjek dalam penelitian ini adalah 20-60 tahun sejumlah 200 orang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan angket yaitu menggunakan daftar pembelian produk, skala keputusan pembelian yang diadaptasi dari teori Kotler (2002), dan skala kualitas produk yang diadaptasi daro teori Aaker (1991). Peneliti juga akan melakukan serangkaian uji statistik, seperti uji reliabilitas, uji normalitas, uji linieritas, dan uji hipotesis menggunakanSPSS 23 for Windows.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh deskripsi data penelitian dari skala kualitas produk dan keputusan pembelian pada Ibu rumah tangga sebagai berikut:

Deskripsi Daftar Pembelian Produk

Berdasarkan hasil perhitungan frekuensi dari berbagai jenis-jenis produk kebutuhan rumah tangga yang sekiranya dibeli oleh Ibu rumah tangga setiap bulannya, maka didapatkan hasil berikut :

(14)

Deskripsi Daftar Pembelian Produk

No Produk Jenis-jenis Produk Jumlah Persentase

1 Makanan dan

minuman Makanan ringanTeh 181164 90.5%82%

Kopi 130 65%

Minuman ringan 97 48.5%

2 Perawatan pribadi (yang dibeli untuk anggota keluarga)

Kapas dan tisu 189 94.5%

Sabun 197 98.5%

Sampo 195 97.5%

Sabun tangan 130 65%

Sikat dan pasta gigi 193 96.5%

Parfum 120 60%

3 Perawatan rumah

tangga DeterjenPemutih 19587 97.543.5% Sabun pencuci piring 194 97% Pembersih lantai dan kaca 170 85%

Pembersih toilet 168 84%

4 Produk olahan

susu SusuYogurt 15875 79%37.5%

Mentega / margarin 129 64.5%

Keju 101 50.5%

Uji Asumsi

Dalam pengujian asumsi terdapat dua bagian yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Analisis data yang dilakukan peneliti adalah setelah dilakukan data clean dengan responden yang memiliki extreme values. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah uji normalitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data variabel bebas dan variabel tergantung berdistribusi normal atau tidak. Distribusi dikatakan normal apabila p>0.05 sedangkan apabila p<0.05 maka distribusi dikatakan tidak normal. Teknik yang digunakan untuk uji normalitas adalah Test of

(15)

menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test pada SPSS 23 for Windows.Hasil uji normalitas dapat diketahui melalui tabel berikut ini:

Hasil Uji Normalitas Keputusan Pembelian dan Kualitas Produk Kolmogorov-Smirnov* Keterangan Statistic df Sig. Keputusan Pembelian 0.064 200 0.047 Tidak normal Kualitas Produk 0.066 200 0.033 b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan variabel tergantung dan variabel bebas memiliki hubungan linier. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linier apabila p<0.05, sedangkan hubungan kedua variabel dikatakan tidak linier apabila p>0.05. Hasil uji lineraritas menunjukan bahwa kedua variabel tersebut linier. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Hasil Uji Linearitas Keputusan Pembelian dan Kualitas Produk

F Sig.

Keputusan Pembelian*

Kualitas Produk Deviation fromLinearity 82.266 0.000 Linearity 1.371 0.127 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kedua variabel dapat dikatakan linier dimana F Linearity 82.266 (p= .000) yang berarti p<0.05. Berdasarkan asumsi linearitas diatas hubungan antara kedua variabel dikatakan terpenuhi.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan langkah dalam teknik analisa statistik untuk membuktikan hipotesis penelitian ini diterima atau tidak. Hipotesis dalam

(16)

penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara keputusan pembelian konsumen dan kualitas produk, maka semakin tinggi tingkat keputusan pembelian seorang Ibu rumah tangga semakin tinggi pula kualitas produk yang di pilih untuk dikonsumsi oleh keluarga. Hasil dari uji hipotesis kedua variabel memiliki nilai r= 0.533 dan p= 0.000 yang berarti bahwa keputusan pembelian memiliki hubungan yang signifikan terhadap kualitas produk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapatditerima. Berikut ini akan dipaparkan tabel hasil uji hipotesis: Hasil Uji Hipotesis

Variabel R P Ket

Kualitas Produk*

Keputusan Pembelian 0.533 0.285 0.000 Signifikan

Analisis Tambahan a. Uji Korelasi

Uji korelasi merupakan langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui hubungan antara aspek-aspek dari kualitas produk apakah berhubungan dengan variabel keputusan pembelian, serta melihat dari aspek-aspek tersebut aspek-aspek manakah yang paling berhubungan erat dengan variabel keputusan pembelian. Hasil analisis menunjukkan bahwa disetiap aspek-aspek dari kualitas produk berkorelasi dengan varibel keputusan pembelian karena memiliki nilai p=0.000 yang berarti hubungan signifikan.

Sedangkan untuk koefisien korelasi didapatkan hasil pada aspek kinerja dengan keputusan pembelian sebesar 0.325 yang memiliki arti hubungan cukup, pada aspek fitur istimewa dengan keputusan pembelian sebesar 0.401

(17)

pembelian sebesar 0.336 yang memiliki arti hubungan cukup, pada aspek keandalan sebesar 0.350 yang memiliki arti hubungan cukup, pada aspek daya tahan dengan keputusan pembelian sebesar 0.458 dengan artian hubungan cukup, pada aspek kemampuan pelayanan didapatkan hasil sebesar 0.376 yang memiliki arti hubungan cukup, dan aspek kecocokan dan hasil dengan keputusan membeli dengan hasil sebesar 0.397 yang memiliki arti hubungan yang cukup. Dapat dilihat pula berdasarkan hasil

Hasil Uji Korelasi

Variabel dan Aspek-aspek R P Ket.

Kinerja dengan Keputusan

pembelian 0.352 0.000 Signifikan

Fitur istimewa dengan

Keputusan pembelian 0.401 0.000 Signifikan

Kesesuaian dengan Keputusan

pembelian 0.336 0.000 Signifikan

Keandalan dengan Keputusan

pembelian 0.350 0.000 Signifikan

Daya tahan dengan Keputusan

pembelian 0.458 0.000 Signifikan

Kemampuan pelayanan dengan

Keputusan pembelian 0.376 0.000 Signifikan

Kecocokan dan hasil dengan

Keputusan pembelian 0.397 0.000 Signifikan

PEMBAHASAN

Penelitian yang memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas produk dan keputusan pembelian konsumen ini mendapatkan hasil empirik yang memuaskan. Hipotesis di dalam penelitian ini berdasarkan adanya hubungan positif antara variabel kualitas produk dan keputusan pembelian konsumen diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya kualitas produk dapat dijelaskan melalui keputusan pembelian. Semakin tinggi

(18)

peran seorang Ibu rumah tangga dalam menentukan keputusan pembelian konsumen maka kualitas produk yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga pun semakin tinggi pula. Begitu pun sebaliknya, semakin rendah peran seorang Ibu rumah tangga dalam menentukan keputusan pembelian maka kualitas produk yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga semakin rendah.

Berdasarkan hasil uji asumsi yang telah dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan uji normalitas dan uji linearitas menunjukkan hasil bahwa sebaran data pada variabel keputusan pembelian konsumen maupun kualitas produk terdistribusi tidak normal hal ini disebabkan jawaban dari para responden yang cenderung tidak bervariasi dan nilai jawaban yang ekstrim, namun kedua variabel memiliki hubungan yang linier. Berdasarkan hubungan yang linier maka menjadi acuan dalam melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan analisis korelasiSpearman Rank. Hasil uji hipotesis dengan uji korelasi Spearman yang menemukan bahwa adanya hubungan positif antara keputusan pembelian konsumen dan kualitas produk pada Ibu rumah tangga, hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan nilai r= 0.533 dan nilai p= 0.000 (p<0.01). Maka dapat dikatakan hasil uji hipotesis tersebut terbukti bahwa hipotesis penelitianditerima.

Hasil penelitian ini juga mendapati urutan mana dari aspek kualitas produk yang menjadi pertimbangan Ibu rumah tangga dalam menentukan keputusan pembelian, berdasarkan analisis tersebut aspek kualitas produk yang memiliki

(19)

pertama adalah aspek daya tahan, pada urutan kedua adalah aspek fitur istimewa, pada urutan ketiga adalah aspek kecocokan, pada urutan keempat yaitu aspek kemampuan pelayanan, pada urutan kelima yaitu aspek kinerja, pada urutan keenam yaitu aspek keandalan, dan pada urutan terakhir yaitu aspek kesesuaian.

Hal ini menunjukan bahwa aspek pertama yang dilihat dan menjadi pertimbangan utama oleh Ibu rumah tangga dalam menentukan keputusan pembelian suatu produk adalah dilihat dari aspek daya tahan dan aspek yang paling terakhir menjadi pertimbangan Ibu rumah tangga dalam memutuskan keputusan pembelian yaitu aspek kesesuaian.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Imaningsih dan Rohman (2018), yang meneliti mengenai pengaruh kualitas produk, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian Honda H-RV. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kualitas produk dan keputusan pembelian dengan mendapati nilai dari variabel kualitas produk yaitu 0.000. Maka dapat dikatakan semakin baik kualitas produk yang diterima oleh konsumen maka akan memicu stimulus konsumen untuk menentukan keputusan pembelian. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Gunadi (2015), menunjukkan hasil bahwa kualitas produk memiliki hubungan atau pengaruh yang positif dan signfikan dengan keputusan pembelian kamera Canon DSLR di Manado. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Obeidat, Oweidat, Hamdi, dan Obeidat (2018), yang meneliti tentang faktor yang mempengaruhi Ibu rumah tangga di Jordania dalam perilaku

(20)

membeli menunjukkan hasil 19% mereka tidak begitu sering membeli barang diakibatkan oleh rendahnya kualitas suatu produk, temuan ini tidak mengejutkan terutama dengan terdapatnya laporan terus menerus dari departemen resmi pemerintah yang menemukan pengiriman besar produk-produk kadaluarsa dan rendah secara kualitas.

Maka dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dan berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya mengenai hubungan antara kualitas produk dan keputusan pembelian pada Ibu rumah tangga, benar adanya terdapat hubungan positif antara kedua variabel tersebut yang mempengaruhi perilaku konsumen. Penelitian ini sendiri diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi perkembangan ilmu psikologi masa kini, hal ini tidak terlepas jika membahas lebih jauh mengenai berbagai perilaku konsumen.

Namun, penelitian ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan dan kelemahan dari berbagai aspek seperti kurang bervariasinya lokasi penelitian dikarenakan penelitian ini hanya dilakukan di satu desa, serta lamanya proses peneliti dalam menggambil data atau mengumpulkan kuesioner yang telah disebarkan di Desa X tersebut. Selanjutnya dikarenakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini belum sempurna karena dibuat sendiri oleh peneliti maka, peneliti merasa mendapatkan hasil data yang kurang sempurna pula seperti banyaknya aitem yang terbuang atau tidak memenuhi standar saat uji validitas dan reliabilitas sehingga aitem yang tersisa setelah dilakukan

(21)

try-out semakin menyusut dan juga hasil uji normalitas yang tidak normal dikarenakan data-data yang memiliki nilai ekstrim.

KESIMPULAN

Terdapat hubungan positif antara kualitas produk dan keputusan pembelian konsumen pada Ibu rumah tangga, semakin tinggi atau semakin baik kualitas produk yang dipilih seseorang konsumen khususnya Ibu rumah tangga maka semakin tinggi pula perannya dalam menentukan keputusan pembelian di dalam keluarga.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan peneliti bagi pihak-pihak terkait dalam penelitian selanjutnya.

1. Bagi Subjek Penelitian

Sebagai Ibu rumah tangga peranan dalam keputusan pembelian sebaiknya lebih ditingkatkan atau lebih aktif dalam memahami sebenarnya apa yang benar-benar dibutuhkan oleh anggota keluarga produk mana yang sekiranya memang bermanfaat dan paling unggul sehingga para Ibu rumah tangga tidak melakukan kesalahan dalam pembelian produk kebutuhan rumah tangga dan dapat meminimalisir rasa kecewa serta memberikan hasil yang positif setelah membeli produk rumah tangga tersebut.

(22)

anggota keluarga telah sesuai dan memiliki kualitas yang baik dan apakah produk tersebut benar-benar memuaskan jika dibeli, dikonsumsi atau digunakan, maka aspek-aspek kualitas produk apa saja yang seharusnya dipertimbangkan pada saat Ibu rumah tangga hendak memutuskan keputusan pembelian dapat dipelajari dalam penelitian ini .

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya menggunakan alat ukur yang lebih baik dan lebih disempurnakan sehingga didapatkan hasil yang lebih baik pula dalam penelitiannya, dan peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperluas lokasi penelitian sehingga didapatkannya data yang lebih bervarisi antar lokasi penelitian.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D. A. (1991). Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name. New York, NY: The Free Press

Gunadi, N. P. (2015). The influence of product quality and consumer perception to purchase decision on Canon DSLR camera in Manado. Jurnal EMBA. 3(1), 212-219

Imaningsih, E. S., & Rohman, S. (2018). The model of product quality, promotion, price, and purchase decisions. Jurnal Ekonomi. XXIII(2), 260-271

Juran, J. M., & Godfrey, A. B. (1999). Juran’s Quality Handbook. New York, NY: McGraw-Hill.

Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Keempat. (2008). Jakarta, Indonesia: PT Gramedia.

Kotler, P., & Amstrong, G. (2010). Principle of Marketing. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Kotler, P. (2002). Marketing Management: Millenium Edition. Boston, MA: Pearson Custom Publishing.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall.

Lueg, J. E., & Finney, R. Z. (2007). Interpersonal communication in the consumer process: scale development and validation. Journal of Marketing Theory and Practice. 15(1).

Lupiyoadi, R. (2001).Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: PT. Salemba Empat.

Obeidat, M. I., Obeidat, Z. M., Oweidat, A., Hamdi, N. (2018). The factors affecting Jordanians housewives consumption behaviour: a qualitative approach.International Business Research.11(5), 110-118

Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2004). Consumer Behaviour Eight Edition. New Jersey, NJ: Pearson Education, Inc.

(24)

IDENTITAS PENULIS

Nama : Mora Sukma Rizkiyani

Alamat Kampus :Jl. Kaliurang No.Km. 14,5, Umbulmartani,

Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55584

Alamat Rumah : Jl, Abdi Praja VII no. 29, Sepinggan Baru, Balikpapan

Selatan, 76115 Nomor HP/Telepon : 0895620098244

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memperkuat kelembagaan KASN maka perlu dilakukan beberapa upaya sebagai berikut: (1) Memperjelas dan memperkuat kewenangan KASN dalam melaksanakan pengawasan

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tri Tunggal Maha Kudus, Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus karena atas berkat, hikmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat

Berdasarkan uraian penjelasan di atas, maka timbul keinginan peneliti untuk membuat penelitian yang berjudul “Mediasi Faktor Kepribadian dan Pembelajaran pada

1) Para migran cenderung memilih tempat tinggal terdekat dengan daerah tujuan.. 2) Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi adalah

dalam rangkaian acara yang digelar hingga 12 Februari ini juga terdapat prosesi pengangkatan jabatan yang dilakukan langsung oleh Dirut Sumber Daya Manusia

Kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan: 1) Perpanjangan pengamatan. Pada penelitian pendahuluan dilakukan pengamatan

No Judul Jenis Karya Penyelenggara/ Penerbit/Jurnal Tanggal/ Tahun Ketua/ Anggota Tim Sumber Dana Keterangan 1 NA NA NA NA NA NA NA GL. KEGIATAN

hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan metode Ummi dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran pada siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan secara umum telah