• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konfigurasi Pemasangan magnet permanen terhadap Nilai Torsi Cogging pada Generator magnet permanent sinkron 18 Slot 8 Pole

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Konfigurasi Pemasangan magnet permanen terhadap Nilai Torsi Cogging pada Generator magnet permanent sinkron 18 Slot 8 Pole"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pengaruh Konfigurasi Pemasangan magnet permanen

terhadap Nilai Torsi Cogging pada Generator magnet

permanent sinkron 18 Slot 8 Pole Menggunakan Sofware

Design Electromagnetic berbasis Finite Element

Method(FEM)

Adnan Nugraha

Universitas pendidikan indonesia, Bandung, Indonesia

e-mail : adnannugraha@upi.edu

Abstrak :

torsi

cogging merupakan

hentakan atau hambatan ketika

generator akan berputar di awal.

Karena rata rata kecepatan angin di

indonesia tidak terlalu besar torsi

cogging

sangat

mempengaruhi

kinerja generator pada turbin untuk

berputar akan berat jika torsi cogging

besar,

salah

satu

cara

untuk

meminimalisir torsi cogging yaitu

dengan cara konfigurasi pemasangan

magnet permanen secara simulasi

menggunakan

sofware

design

electromagnetic

berbasis

finite

element methode.

Dalam artikel ini

simulasi Generator magnet permanen

sinkron di buat 3 variasi model

konfigurasi untuk mencari yang

terbaik dalam meminimalisir torsi

cogging.Hasil Torsi cogging dari

simulasi

ketiga

model

variasi

kofigurasi pemasangan magnet yaitu

SPM , IPM , IPM-V, Dengan nilai

model IPM-V 0,030 Nm, dan untuk

model SPM 0,0.35 Nm , model IPM

0.073 Nm.

Kata kunci: Torsi cogging, Generator,

Design Electromagnetic , Finite

Element

Method,

Konfigurasi

pemasangan magnet permanen

1

Pedahuluan

Perkembangan teknologi akhir akhir ini mengalami peningkatan terutama dalam bidang energi terbarukan salah satunya energi listrik yang memanfaatkan energi angin. Dalam konversi energi angin, membutuhkan generator yang dapat memutar di kecepatan angin yang kecil sekalipun. Meskipun pontensi angin di inonesia rata rata tidak besar, namun banyak daerah yang cukup berpotensi untuk pengembangan pembangkit listrik dengan tenaga energi angin ini dan rata rata keecepatan angin skla komersial yaitu diatas 3 m /detik. Oleh karena itu untuk memaksimalkan hal tersebut maka perlu dilakukan perancangan generator dengan Torsi Cogging yang kecil sebagai start awal untuk menggerakkan generator dengan kecepatan angin yang kecil sekalipun, Jika torsi cogging pada Generator permanen magnet sikron besar maka generator tersebut tidak akan bisa memutar pada di kecepatan angin yang rendah, Artinya semakin berat turbin untuk memutar pada rotor generator.Dalam perancangan generator Permanen Magnet Sinkron

(2)

2 selalu di inginkan torsi cogging yang seminnimum mungkin agar bilah-bilah di turbin tetap dapat berputar pada kecepatan angin yang kecil sekalipun.

Torsi yang di hasilkan oleh generator dengan magnet permanen dapat di kategorikan menjadi dua yaitu torsi cogging dan torsi pensejajaran. torsi pensejajaran ini disebabkan adanya daya tarik menarik dari manget permanen dengan inti besi stator dan torsi cogging disebabkan oleh energi magnet yang tersimpah di celah udara yang di hasilkan dari fluk permanen magnet terhadap posisi rotor.Banyak metode yang di ajukan untuk mengurangi torsi cogging. Metode tersbut mencakup desian , bentuk dan ukuran dimensi dari generator itu sendiri. Beberapa metode diantaranya dengan skewing, penggunaan umbrela pada stator , bentuk geometri rotor , melebarkan airgap , mengatur pemasangan posisi dan bentuk magnet pada rotor.

2

Tujuan

a. Mengetahui cara mereduksi torsi cogging menggunakan sofware berbasi FEM?

b. Mengetahui pengaruh Torsi cogging pada generator magnet permanen sinkron?

c. Mengetahui hasil perbandingan dari variasi konfigurasi pemasangan magnet tersebut ?

3

Metode

Metode yang dipakai adalah

merancang

generator

dengan

menggunakan magnet permanen yang

nantinya mampu mereduksi torsi

cogging. Generator yang di rancang

merupaka generator tipe radial Fluk

menggunakan menggunakan 18 slot 8

pole, pada perancangan generator ini

dengan

menggunakan

sofware

MagNet.

4

Pembahasan dan Hasil

4.1

Penentuan dimensi

Menentukan dimensi generator

di utamakan dalam perancangan

generator.

Karena

sangat

mempengaruhi kepada hasil simulasi

generator

adalah

dimensi

stator,rotor,serta

dimensi

magnet

yang akan digunakan. Dimensi dari

stator, rotor dan magnet akan

mempengaruhi hasil nilai besar kecil

torsi cogging.

Tabel 1 Parameter generator 18s8p

4.2

Gambar Desain

Gambar

desain

merupakan

tahapan untuk menggambar bentuk

geometri dari stator,Rotor, Slot,

Lebar celah udara, serta menentukan

tata letak magnet. Menggambar

desain

menggunakan

sofware

Solidworks.

No

Keterangan

Ukuran

1

Tebal Stator

8 mm

2

Tebal

Gigi

Stator

7mm

3

Tinggi

Gigi

Stator

17 mm

4

Diameter Rotor

98 mm

6

Panjang Magnet 25 mm

7

Tebal Magnet

3 mm

9

Air Gap

1 mm

10

Tebal Generator 40 mm

11

Jumlah Slot

18 slot

12

Sudut Slot

20°

13

Sudut

kutub

magnet

45°

14

Diameter Stator

150 mm

(3)

3 Gambar 1. Desain menggunakan sofware

Solidwork

4.3

Inisialisasi dan desain geometri

Inisialisasi dan desain geometri

merupakan langkah untuk penentuan

material

yang

akan

digunakan

terhadap komponen komponen yang

ada pada generator serta membelikan

ukuran

ketebalan

pada

setiap

komponen komponen.jikan ada yang

belum

terinisialisasi, maka desain tidak dapat di simulasikan.

Gambar 2. Hasil dari Inisialiasi model Generator Magnet Permanen.

4.4

Pengaturan Meshing

Pengaturan

mesh

dilakukan

untukk mendapatkan hasil simulasi

yang lebih baik. setiap bagian

komponen

generator

magnet

permanen sinkron memiliki nilai

mesh yang berbeda beda , untuk

bagian stator menggunakan 2 mm,

sedangkan bagian rotor, celah udara

dan magnet menggunakan ukuran 0.5

mm karena ketika simulasi yang

sangat berpengaruh bagian rotor,

magnet, celah udara agar ketika

simulasi lebih akurat dan error yang

kecil. persamaan 1 dan persamaan 2

θmek =

𝟑𝟔𝟎

𝒌𝒑𝒌

(derajat/ms)

(1)

θmesh =

𝜽𝒎𝒆𝒌

𝜮 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒕𝒂

(2)

Gambar 3. Hasil dari pengaturan meshing

4.5

Simulasi

Torsi

Cogging

Generator Magnet Permanen

generator sinkron magnet permanen. Pada penelitian ini yang menggunakan 18 slot dan 8 pole, menghasilkan KPK sebesar 72. Sehingga besar dari sudut satu gelombang penuh simulasi cogging

adalah :

θmek =

360(𝑑𝑒𝑔)

72 = 5 (deg)

Sedangkan untuk mendapatkan nilai sudut satu step putaran mekanikal dari permanent magnet synchronous generator didapatkan dengan cara :

θmek

= 5 (𝑑𝑒𝑔)

20 (𝑠𝑡𝑒𝑝)= 0.25 (𝑑𝑒𝑔)

(4)

4 Pembagian titik di fungsikan agar nilai perhitungan akurat dan ketika di putar akan ketemu tiap titik lagi.Dan waktu yang dibutuhkan mendapatkan sudut satu step putaran mekanikal cogging, dicari dengan cara :

= 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑡𝑒𝑝 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑔𝑔𝑖𝑛𝑔 (𝑑𝑒𝑔) 𝑛[𝑑𝑒𝑔 𝑠𝑒𝑐⁄ ]

waktu satu step putaran cogging =

= 0.25 (𝑑𝑒𝑔) 3000[𝑑𝑒𝑔 𝑠𝑒𝑐⁄ ]

= 0.000083(𝑆𝑒𝑐) = 0,083 (𝑚𝑠) Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa setiap step putaran mekanikal

membutuhakan waktu sebesar 0.083(ms) . Maka untuk mendapatkan satu gelombang penuh dengan 20 step putaran cogging membutuhkan waktu sebanyak :

Waktu untuk 20 step putaran cogging = 20 x 083(ms) = 1.66(ms)

Gambar 5. contour plot fluk & shade plot

Pada

simulasi

torsi

cogging

menggunakan

sofware

design

electromagnetic, Model generator

magnet permanen sinkron tidak

menggunakan

kumparan

stator,

karena

kumparan

tidak

mempengaruhi besar nilai dari torsi

cogging, dan hasil dari simulasi

terlihat seperti gambar 5 jika berhasil

maka shade plot & countour plot fluk

magnetik akan seperti itu hasilnya.

4.6

Variasi Konfigurasi

pemasangan magnet permanen

a.

Surface Permanent Magnet

(SPM)

Gambar 6. Desain Generator SPM dan field

b. Interior Permanent Magnet (IPM)

Gambar 7. Desain Generator IPM dan field

c. Interior Permanen Magnet–V

(IPM-V)

Gambar 8. Desain Generator IPM-V dan

field

4.7

Hasil

hasil simulasi untuk ketiga variasi di peroleh nilai peak positif dan peak negatif masing masing

(5)

5 Gambar 9. Hasil simulasi torsi cogging

Gambar 10. Hasil simulasi torsi cogging model IPM

Gambar 11. Hasil simulasi torsi cogging model IPM-V

Tabel 2 hasil nilai rata rata torsi cogging

Peak.positif (Nm)

IPM V

IPM

SPM

0.016

0.035

0.12

Peak.negatif(Nm)

IPM V

IPM

SPM

-

0.015

-0.038

-0.24

Average Torsi Cogging(Nm)

IPM V

IPM

SPM

0.030

0.073

0.35

Gambar 9. Hasil simulasi torsi cogging

Pada gambar 9 dapat di lihat hasil

dari simulasi torsi cogging yang

paling besar yaitu model SPM 0.35

Nmdan yang paling kecil IPM dan

IPM-V yaitu 0.073 Nm dan 0.030 N.

Terlihat dari hasil gelombang torsi

cogging, model SPM nilainya lebih

besar di bandingkan IPM dan IPM-V.

pengaruh dari nilai yang besar itu

akan mengakibatkan kerja turbin

pada generator di kecepatan angin

yang rendah putarannya harus di

putar dengan nilai torsi cogging

tersebut.

5

Kesimpulan

1) Salah satu cara meminimalisir torsi cogging yaitu dengan konfigurasi pemasangan magnet permanen, untuk mengetahui cara meminimalisir torsi cogging di buat 3 model yaitu SPM, IPM, dan IPM-V.

2) Pengaruh Torsi congging pada generator sangat besar karena jika torsi cogging besar turbin pada generator akan susan berputar pada start awal ketika angin angin yang rendah akan sulit memutar turbin pada generator.

3) Hasil dari simulasi generator, torsi cogging dengan konfigurasi pemasangan magnet permanen dari ketiga model yaitu SPM, IPM, IPM-V memiliki nilai torsi

(6)

6 cogging masing-masing adalah SPM yaitu 0.35 Nm, IPM yaitu 0.030 Nm, dan IPM-V yaitu 0.073 Nm. Dari hasil perbandingan ketiga model konfigurasi pemasangan magnet permanen pada simulasi generator, torsi cogging yang baik adalah model IPM-V yaitu 0.030 Nm.

6

Referensi

[1] Hendershot, J.R and Miller. 1994. “Design of Brushless Permanent Magnet Motor”. Oxford : Clarendon Press.

[2] Chapman, Stephen J. 2012.

“ELECTRIC MACHINERY

FUNDAMENTALS”. Australia : BAE

[3] Strous, I.T.D. 2010. ”Design of a Permanent Magnet Radial Flux Concentrated Coil Generator for a Range Extender Application”

[4] L. A. Nusantara, “Simulasi

Cogging”, PT. Lentera Angin Nusantara, 2018.

[5] Kenjo, T and Nagamori. 1985. “PERMANENT – MAGNET AND BRUSHLESS MOTOR”. OXFORD : CLARENDON PRESS’

[6] Febri Nuryanto, Acuk. 2012.

“Membuat Generator Permanen Kecepatan Rendah”. Universitas

Muhammadiyah Surakarta :

Gambar

Tabel 1 Parameter generator 18s8p
Gambar 2. Hasil dari Inisialiasi model  Generator Magnet Permanen. 4.4  Pengaturan Meshing
Gambar 11. Hasil simulasi torsi cogging  model IPM-V

Referensi

Dokumen terkait

Dead stock adalah suatu part, material, atau suku cadang yang telah tidak dapat digunakan lagi karena adanya run out model pada produksi kendaraan. Run out model adalah

Dengan semakin meningkatnya persaingan global di bidang industri manufaktur yang sarat dengan tuntutan kualitas yang baik dan waktu proses yang semakin singkat, kemudian juga

Dengan menggunakan parameter yang telah dihitung melalui pengujian dan name plate motor, maka kita dapat melakukan analisa untuk melihat kinerja motor yang menggunakan

Bagi tenaga kependidikan yang juga bertugas sebagai guru, baik PNS maupun guru bukan PNS (GBPNS), untuk menilai kinerja mereka, Kementerian Agama membuat sebuah

Terdapat enam aktor dalam sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas PT Bintang Toedjoe yaitu Karyawan Marketing, PPIC, Finance, Kepala Bagian Marketing, dan

Enkoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format

Abstract: Existing social and physical environment negatively affects psychical, psychological, mental and social developments of individuals in the preschool childhood period..

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Jurnalis et al., (2009) Sulfametoxazole-Trimetoprim mempunyai resistensi paling tinggi terhadap kuman penyebab diare akut.