• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LKjIP)

TAHUN 2015

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

KABUPATEN BOYOLALI

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bertanggung jawab dan untuk lebih dapat memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja, sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi,misi, tujuan dan sasaran serta dalam rangka perwujudan good governance, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali telah dapat merumuskan dan menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2015.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014, Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Kami sadar bahwa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran serta masukan konstruktif senantiasa kami harapkan untuk perbaikan atau penyempurnaan dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di tahun mendatang.

Semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini bermanfaat bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali dan dapat dijadikan landasan bagi kesinambungan Kebijakan program dalam pembangunan selanjutnya.

Boyolali, Pebruari 2016 KEPALA DINAS PENDIDIKAN,

PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BOYOLALI

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Ikhtisar Eksekutif iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... ... 1 1.2 Gambaran Umum ... ... 3

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis Organisasi ...8

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian Kinerja Organisasi ...13 3.2 Realisasi Anggaran ...55

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan ...58 4.2 Saran ...58

(4)

IKHTISAR EKSEKUTIF

A. Pendahuluan

Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented governement), perlu adanya sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Kabupaten Boyolali (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 125) dan Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Boyolali, Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali terdiri dari Kepala Dinas, Sekretariat, Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu Pendidiian, Bidang Sekolah Dasar, Bidang Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal, Bidang Pemuda dan Olahraga, Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Kelompok Jabatan Fungsional. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penyelenggaraan pendidikan, pemuda, dan olahraga.

B. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Visi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen Renstra Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali 2011-2015 adalah

Terwujudnya pengelolaan Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yang

baik dalam rangka mewujudkan masyarakat yang mandiri dan

(5)

Untuk dapat mewujudkan Visi tersebut, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali menetapkan 8 misi yaitu :

1. Mewujudkan Tata Kelola dan Pencitraan Publik Penyelenggaraan pendidikan yang baik

2. Mewujudkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan 3. Mewujudkan pelayanan dan melakukan pembinaan bidang

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

4. Mewujudkan Efisiensi dan Efektivitas penyelenggaraan Pendidikan, pembinaan Pemuda dan Olahraga

5. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang partisipatif, transparan, demokratis dan akuntabel

6. Mewujudkan pengelolaan pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan masyarakat yang lebih partisipatif dan kompetitif.

7. Melestarikan Boyolali melek aksara.

8. Mewujudkan keberdayaan dan kemandirian Pemuda dalam pembangunan

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, pada tahun 2015 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali melaksanakan 15

program yang dijabarkan dalam 94 kegiatan dengan anggaran sebesar Rp 74.119.960 Seluruh program/kegiatan tersebut direncanakan sebagai

bagian dari Penetapan Kinerja Tahun 2015 untuk mencapai 7 Sasaran, atau dengan kata lain seluruh kegiatan diharapkan mempunyai kaitan sebab akibat dengan sasaran yang telah ditetapkan.

C. Akuntabiltas Kinerja

Berdasarkan penilaian sendiri (self assessment) atas realisasi pelaksanaan Rencana Kinerja Tahun 2015, menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja dari 7 sasaran yang telah ditetapkan adalah 95,42%. Beberapa sasaran yang dikategorikan berhasil adalah sebagai berikut :

Tabel.1

Sasaran Yang Dikategorikan Berhasil Tahun 2015

NO Sasaran Nilai Capaian

Kinerja 1 Meningkatnya perluasan akses pendidikan

dalam masyarakat

(6)

NO Sasaran Nilai Capaian Kinerja 2 Terpenuhinya kewajiban pemerintah

menyelenggarakan pendidikan dasar

99,67%

3 Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan menengah

80,00%

4 Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan Non Formal

88,57%

5 Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan berkualitas

94,00%

6 Meningkatnya kualitas mutu pendidikan 95,32%

7 Meningkatnya prestasi pemuda dan olahraga

117,14%

RATA-RATA 95,42%

D. Simpulan dan Saran

Secara keseluruhan capaian kinerja 95,42% (Kategori Baik) namun dibanding capaian kinerja tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 1,97% pembiayaaan dari APBD Tahun 2015 sebesar Rp. 74.119.960.000,- dengan realisasi penyerapan sebesar Rp. 70.596.210.852,- atau penyerapan sebesar 95,25%.

Jika dibandingkan dengan tahun 2014 pembiayaaan dari APBD sebesar Rp. 80.364.795.000,- mengalami penurunan sebesar 7,77%.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah amanat konstitusi yang dipertegas dengan pasal 28B ayat (1) setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, dan pasal 31 ayat (1) setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Karena itu negara harus menjamin pemenuhan layanan pendidikan kepada setiap warga negara tanpa diskriminasi.

Dalam koridor tersebut, pemerintah di semua tingkatan berkewajiban mendorong ketersediaan, keterjangkauan, mutu dan relevansi, kesetaraan dan kepastian layanan pendidikan bagi seluruh warga negara. Sehingga mampu menjawab permasalahan pendidikan yaitu perluasan akses layanan pendidikan bagi seluruh warga negara, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing hasil pendidikan serta penguatan tata kelola dan citra publik dalam pengelolaan pendidikan.

Pendidikan adalah salah satu pilar penting dalam pengukuran keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan di semua tingkatan yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam kurun waktu tertentu. Adapun variabel IPM meliputi tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam korelasi ketiga variabel tersebut variabel pendidikan menempati posisi strategis, karena diakui bahwa peningkatan angka lama sekolah merupakan akselerator bagi peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH) dan angka pertumbuhan pendapatan perkapita masyarakat.

(8)

pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Sebagaimana dimaklumi untuk mencapai program pembangunan daerah yang merupakan tujuan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk di dalamnya pengelolaan di bidang pendidikan, dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan taraf hidup masyarakat, sehingga berdampak terhadap capaian IPM di Kabupaten Boyolali.

Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, kolusi dan nepotisme, Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, telah berimplikasi terhadap perubahan paradigma dan pengelolaan pemerintahan dan pembangunan yang ada di daerah, dari Paradigma Sentralistik ke Paradigma Desentralistik, yang pada tataran implementasinya diselaraskan dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki daerahnya. Sejalan dengan itu sesuai Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah (termasuk Pemerintah Daerah). Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2015 merupakan dampak dari perubahan paradigma pengelolaan pemerintahan dan pembangunan dimaksud, sebagai media informasi sekaligus bentuk akuntabilitas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama kurun waktu satu tahun.

(9)

hingga kepada evaluasi kinerja, serta pengembangan nilai-nilai akuntabilitas di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) selain sebagai kewajiban juga bertujuan untuk:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai,

2. Sebagai bahan evaluasi atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali. 3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali untuk meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang.

1.2 Gambaran Umum

1.2.1 Kedudukan Tugas dan Fungsi

Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Boyolali sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali adalah:

(1) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penyelenggaraan pendidikan, pemuda, dan olahraga.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;

(10)

Menengah Kejuruan, Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal serta Pemuda, dan Olahraga; dan

d. pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).

(3) Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penyelenggaraan pendidikan, pemuda dan olahraga. (4) Penjabaran tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

adalah sebagai berikut:

a. merumuskan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda, dan olahraga;

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga;

d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan;

e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk, dan arahan kepada bawahan;

f. memberikan layanan informasi dalam bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;

g. melaksanakan pembinaan terhadap UPTD;

h. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga;

i. membina, mengawasi, dan menilai kinerja bawahan serta memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya

1.2.2 Struktur Organisasi

(11)

1250). Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, terdiri dari:

1. Kepala.

2. Sekretariat terdiri dari:

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; dan

c. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan.

3. Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu Pendidikan terdiri dari:

a. Seksi Pengembangan;

b. Seksi Pengendalian Mutu Pendidikan; dan c. Seksi Pendataan dan Penelitian.

4. Bidang Sekolah Dasar terdiri dari: a. Seksi Kurikulum Sekolah Dasar;

b. Seksi Sarana Prasarana Sekolah Dasar; dan

c. Seksi Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar.

5. Bidang Sekolah Menengah Pertama terdiri dari: a. Seksi Kurikulum Sekolah Menengah Pertama;

b. Seksi Sarana Prasarana Sekolah Menengah Pertama; dan c. Seksi Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah

Menengah Pertama.

6. Bidang Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan terdiri dari:

a. Seksi Kurikulum Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan;

b. Seksi Sarana Prasarana Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan; dan

c. Seksi Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan.

7. Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal terdiri dari:

a. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini;

(12)

c. Seksi Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal.

8. Bidang Pemuda dan Olahraga terdiri dari: a. Seksi Pemuda dan Pramuka; dan b. Seksi Olahraga dan Seni.

9. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Yang terdiri dari:

a. UPTD Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah, sebanyak 19 UPTD.

b. UPTD SMP Negeri, sebanyak 48 UPTD

c. UPTD SMP Negeri Satu Atap, sebanyak 4 UPTD d. UPTD SMA Negeri, sebanyak 17 UPTD

e. UPTD SMK Negeri, sebanyak 9 UPTD

f. UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), sebanyak 3 SKB g. UPTD Pengelola Lapangan dan Tempat Olahraga, sebanyak 1

UPTD

10. Kelompok Jabatan Fungsional.

1.2.3 Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi

Pendidikan merupakan aspek strategis yang harus dikelola dan dikembangkan dengan sungguh-sungguh, karena pendidikan berperan langsung dalam pembentukan karakter manusia. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Berdasarkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal ini berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral dan sopan santun dengan masyarakat.

(13)

1. Anak usia wajardikdas yang tidak sekolah, putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah;

2. Aksesibilitas, pemerataan dan perluasan pendidikan; 3. Keterbatasan sarana prasarana sekolah;

4. Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

5. Kualitas dan relevansi serta tata kelola pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dalam rangka peningkatan daya saing; dan

(14)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis Organisasi

Visi dan misi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali, sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015 sebagai berikut:

a. Visi

Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut ke mana instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten, eksis, inovatif serta produktif. Visi instansi tersebut perlu ditanamkan pada setiap unsur organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) yang pada gilirannya mampu mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya instansi.

Visi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen Renstra Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali 2011-2015 adalah Terwujudnya pengelolaan Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yang baik dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

mandiri dan profesional

b. Misi

Untuk dapat mewujudkan Visi tersebut di atas, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali telah menetapkan 8 (delapan) misi yaitu :

1 Mewujudkan Tata Kelola dan Pencitraan Publik Penyelenggaraan pendidikan yang baik

2. Mewujudkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan 3. Mewujudkan pelayanan dan melakukan pembinaan bidang

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

(15)

5. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang partisipatif, transparan, demokratis dan akuntabel

6. Mewujudkan pengelolaan pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan masyarakat yang lebih partisipatif dan kompetitif. 7. Melestarikan Boyolali melek aksara.

8. Mewujudkan keberdayaan dan kemandirian Pemuda dalam pembangunan

Perencanaan strategis merupakan perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015 mempunyai sasaran strategis :

1. Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat

2. Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan dasar

3. Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan menengah

4. Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan Non Formal

5. Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan berkualitas

6. Meningkatnya kualitas mutu pendidikan 7. Meningkatnya prestasi pemuda dan olahraga

(16)

Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakteristik program. Penetapan program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari program. Rencana Kinerja Tahun 2015 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali, disusun mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali 2011-2015 dengan mengambil target tahun 2015.

2.2 Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari Bupati Boyolali sebagai pemberi amanah kepada Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali sebagai penerima amanah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian ini maka terwujudlah komitmen dan kesepakatan antara Bupati Boyolali sebagai pemberi amanah dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali sebagai penerima amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Tabel 2.1

Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2015

NO Sasaran strategis Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

1 Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat

Angka PAUD (% jumlah siswa TK/RA/Penitipan anak dibandingkan jumlah anak usia 4-6 tahun)

77,00 %

APK SD/MI & Paket A 101,20 %

APK SMP/MTs & Paket B 98,00 %

APK SMA/MA/SMK & Paket C 70,00 %

APM SD/MI dan Paket A 85,00 %

(17)

NO Sasaran strategis Indikator Kinerja Target

6 Meningkatnya kualitas mutu pendidikan

Persentase guru bersertifikasi 93,65 %

(18)

NO Sasaran strategis Indikator Kinerja Target

Persentase UKS/Sekolah

SD/MI 18,19 %

SMP/MTs 78,20 %

SMK/MA 90,70 %

SMK 80,20 %

Persentase Perpustakaan/Sekolah

SD/MI 80,15 %

SMP/MTs 97,38 %

SMK/MA 98,86 %

SMK 76,02 %

7 Meningkatnya prestasi pemuda dan olahraga

Peringkat PORDA 5

Jumlah siswa mendapat penghargaan PORDA

21 orang

Jumlah Pramuka mendapat penghargaan tingkat provinsi

6 orang

Sumber : Dokumen Penetapan Kinerja Perubahan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali, 2015

Untuk mencapai/ mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan tersebut, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali

melaksanakan Program dan Kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 74.119.960.000,- yang selengkapnya sebagaimana dokumen

(19)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali merupakan perwujudan kewajiban Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Tahun 2015 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Selain capaian setiap sasaran, LAKIP ini juga menyajikan analisis efisiensi dan efektivitas yang merupakan perbandingan capaian kinerja input terhadap output kegiatan pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali tahun 2015.

Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas keluaran (output) dan atau hasil (outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya (tahun 2014). Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (tahun 2015). Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen Penetapan Kinerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Tahun 2015.

a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan (input) yang digunakan. b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

(20)

ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Penetapan indikator kinerja pada tingkat sasaran dan kebijakan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan pada awal tahun melalui perencanaan kinerja (performance plan). Selanjutnya pada akhir tahun 2015 target kinerja tersebut dibandingkan dengan realisasinya, sehingga diketahui celah kinerja (performance gap). Selisih yang timbul akan dianalisis guna menetapkan strategi untuk peningkatan kinerja di masa datang (performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian kinerja setiap indikator, dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran yang dikategorikan menjadi 4 (empat) kategori sebagai berikut :

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Tingkat Capaian Kinerja

No. Rentang Capaian Kategori Capaian

1 Lebih dari 100% Sangat Baik (A) 2 76% sampai dengan 100% Baik (B) 3 56% sampai dengan 75% Cukup Baik (C) 4 Kurang dari 55% Kurang (D)

Secara rinci pencapaian sasaran diuraikan sebagai berikut :

Sasaran 1 :

Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat.

Tabel 3.2

Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran 1

NO Indikator Kinerja Satuan

(21)

NO Indikator Kinerja Satuan

Rata-rata capaian kinerja sasaran 93,20 % Baik

umber : Analisis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali, 2015

(22)

Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 1 per indikator :

1) Angka PAUD (% jumlah siswa TK/RA/Penitipan anak dibandingkan jumlah anak usia 4-6 tahun)

a. Usaha dalam mencapai target kinerja indikator ini dilaksanakan dengan program yang mempunyai dampak secara signifikan pada indikator melalui kegiatan-kegiatan: Pembangunan Gedung Sekolah TK, Pengadaan alat praktik dan peraga siswa, Pengadaan meubeler sekolah , Pelatihan kompetensi tenaga pendidik, Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini dan melakukan Monitoring, evaluasi Pendidikan Anak Usia Dini. b. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai

target kinerja adalah masih kurangnya akses anak-anak usia dini yang berasal dari keluarga kategori miskin dan pemahaman orang tuanya akan pentingnya pendidikan anak usia dini yang masih rendah serta penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dengan biaya pendidikan murah belum dapat diwujudkan sepenuhnya, di sisi lain kemampuan pemerintah untuk membangun lembaga PAUD negeri sangat terbatas.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah mendorong pihak swasta untuk turut berpartisipasi dalam pendirian lembaga PAUD, memperkuat pelayanan PAUD di daerah-daerah terpencil dan pelosok. Dengan demikian, akan tercipta pemerataan pendidikan usia dini.

c. Penggunaan anggaran untuk kegiatan dalam upaya mencapai target sebesar Rp. 1.582.017.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 1.106.592.000,-

(23)

telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

(24)

2) APK SD/MI & Paket A

a. Untuk mencapai target kinerja indikator ini dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan: Penyediaan dana pengembangan sekolah Untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTS, dan Penyelenggaraan Paket A Setara SD.

Optimalisasi dan efisiensi penggunaan anggaran/sumber daya untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 668.496.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 418.262.700,- (realisasi anggaran sebesar 69,23%)

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah masih kurangnya perluasan akses dan pemerataan serta peningkatan kualitas pendidikan

b. Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah optimalisasi kegiatan yang mempunyai output perluasan akses dan pemerataan serta peningkatan kualitas pendidikan, seperti Pendampingan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) jenjang pendidikan dasar dari APBD Kabupaten Boyolali.

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 101,2% dapat terealisasi 99,35% atau capaian kinerja sebesar 98,17%, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 0,08%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan cukup berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

3) APK SMP/MTs & Paket B

a. Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator APK SMP/MTs & Paket B dilakukan dengan kegiatan Penyelenggaraan Paket B Setara SMP dan Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

(25)

keuangan sebesar Rp. 4.822.341.517 (realisasi anggaran sebesar 93,66%)

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 98% dapat terealisasi 94,20% atau capaian kinerja sebesar 96,12%, sehingga indikator ini belum optimal tercapai, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 0,58%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum berhasil memenuhi target kinerja, secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dengan memberikan lebih banyak lagi subsidi untuk membantu anak dalam menjangkau hak pendidikannya, seperti beasiswa dan pendirian sekolah satu atap, serta pendirian SMP Terbuka yang bertujuan memberikan kesempatan belajar yang lebih luas kepada anak-anak lulusan SD/MI atau sederajat yang tidak dapat mengikuti pendidikan SMP Reguler karena berbagai hambatan yang dihadapinya. SMP Terbuka memiliki satu atau lebih Tempat Kegiatan Belajar (TKB) dan dalam operasionalnya menginduk pada SMP Negeri.

4) APK SMA/MA/SMK & Paket C

a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dilaksanakan dengan kegiatan dalam Program Pendidikan Menengah, salah satunya adalah pelaksanaan kegiatan Penyelenggaraan paket C setara SMU.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya, melalui penggunaan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 88.310.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 84.500.000,- (realisasi anggaran sebesar 95,69%).

(26)

sehingga indikator ini dapat tercapai dan jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 2,98%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, ditetapkan dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang amat baik. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah faktor geografis, rendahnya kesadaran orang tua dan masyarakat terhadap masalah pendidikan menengah, ketidakmampuan secara finansial untuk menyekolahkan anak-anaknya menjadi salah satu permasalahan rendahnya APK. Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah sisi pembiayaan atau dana, mengupayakan sekolah murah dan dari sisi ketersediaan sekolah.

5) APM SD/MI dan Paket A

a. Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator APK SD/MI & Paket A antara lain dilakukan dengan kegiatan Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTS.

b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 5.148.880.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 4.822.341.517 (realisasi anggaran sebesar 93,66%).

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 85% dapat terealisasi 86,01% atau capaian kinerja sebesar 101,19%, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 1,30%.

(27)

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah perluasan akses, pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan serta Pendampingan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) jenjang pendidikan dasar dari APBD Kabupaten Boyolali

6) APM SMP/MTs dan Paket B

a. Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator APM SMP/MTs dan Paket B dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar salah satunya adalah kegiatan Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTS.

b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 5.148.880.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 4.822.341.517 (realisasi anggaran sebesar 93,66%).

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 73,48% dapat terealisasi 69,95% atau capaian kinerja sebesar 95,20%, sehingga indikator ini belum dapat tercapai, dikarenakan masih terbatasnya akses usia pendidikan menengah ke jenjang SMP, jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 1,34%..

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum berhasil memenuhi target kinerja, namun secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah sisi pembiayaan atau dana, dan sisi ketersediaan/keterjangkauan sekolah.

(28)

kurang mampu (untuk seragam, transportasi dan lainnya) dan mengupayakan jumlah ketersediaan sekolah

7) APM SMA/MA/SMK & Paket C

a. Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator APM SMA/MA/SMK & Paket C dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan indikator dalam Program Pendidikan Menengah, antara lain dengan kegiatan Penyelenggaraan belajar mengajar siswa berprestasi jenjang SLTA dan Penyelenggaraan belajar mengajar jenjang SLTA.

b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 8.022.180.000 dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 7.300.311.206 (realisasi anggaran sebesar 91%).

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 49,19% dapat terealisasi 49,02% atau capaian kinerja sebesar 99,65%, jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 0,69%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan cukup berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja baik.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah sisi pembiayaan atau dana, dan sisi ketersediaan sekolah.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah adanya dana bantuan khususnya bagi siswa miskin dan berprestasi, mengupayakan sekolah murah dan dari sisi ketersediaan sekolah murah. 8) APS SD/MI

(29)

b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 106.100.000 dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 106.062.000 (realisasi anggaran sebesar 99,96%).

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 0,03% terealisasi 0,05% atau capaian kinerja sebesar 97,94%, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 0,02%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan cukup berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah beberapa faktor, yaitu kemiskinan, minat anak yang kurang, perhatian orang tua rendah, faktor budaya, fasilitas belajar kurang, kurangnya akses terhadap sarana dan anak berkebutuhan khusus.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah pemberian beasiswa untuk siswa miskin, mendekatkan akses kepada anak di daerah pedesaan dan sekolah inklusif bagi anak berkebutuhan khusus

9) APS SMP/MTs

a. Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator APS SMP/MTs dilakukan dengan kegiatan Penyediaan beasiswa retrieval untuk anak putus sekolah b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi

capaian target sebesar Rp. 106.100.000 dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 106.062.000 (realisasi anggaran sebesar 99,96%).

(30)

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum berhasil secara optimal memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja sangat baik.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kemiskinan, budaya dan pemahaman orang tua akan pentingnya pendidikan dasar.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah adanya beasiswa retrieval, pemberian pengertian kepada orang tua melalui guru/tokoh masyarakat.

10) APS SMA/MA/SMK

a. Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator APS SMA/MA/SMK dilakukan dengan kegiatan Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi

capaian target sebesar Rp. 403.500.000 dengan realisasi keuangan sebesar 100%.

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 0,26% dapat terealisasi 0,41% atau capaian kinerja sebesar 79,73%, sehingga indikator ini belum dapat tercapai, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan angka putus sekolah sebesar 0,07%.

(31)

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah memberikan beasiswa khususnya bagi siswa dari keluarga miskin untuk mendapatkan akses pendidikan menengah

11) Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs

a. Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs dilakukan dengan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, antara lain kegiatan Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTS.

b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 5.148.880.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 4.822.341.517 (realisasi anggaran sebesar 93,66%)

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 99,54% dapat terealisasi 98,40% atau capaian kinerja sebesar 98,45%, sehingga indikator ini belum dapat tercapai, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 0,86%

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum dapat secara optimal berhasil memenuhi target kinerja, secara umum program/kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah sisi pembiayaan atau dana, budaya, geografis dan sisi ketersediaan sekolah.

(32)

12) Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK

a. Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK dilakukan dengan Program Pendidikan Menengah yang dilaksanakan melalui kegiatan sekolah gratis bagi siswa berprestasi di jenjang SMA dan SMK melalui kegiatan Penyelenggaraan belajar mengajar siswa berprestasi jenjang SLTA dan Penyelenggaraan belajar mengajar jenjang SLTA.

b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 8.022.180.000 dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 7.300.311.206 (realisasi anggaran sebesar 91%).

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 99,74% dapat terealisasi 79,33% atau capaian kinerja sebesar 79,54%, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 3,22%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum dapat secara optimal berhasil memenuhi target kinerja, namun secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang cukup baik

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah sisi pembiayaan atau dana, budaya, geografis dan sisi ketersediaan sekolah dengan biaya murah. Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah mengupayakan subsidi pembiayaan atau dana operasional sekolah bagi anak kurang mampu (untuk seragam, transportasi dan lainnya) dan mengupayakan jumlah ketersediaan sekolah murah

13) Rasio murid dengan kelas SD/MI

(33)

sehingga indikator ini dapat tercapai, dan jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 0,98%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik. 14) Rasio murid dengan kelas SMP/MTs

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 29,32 orang dapat terealisasi 30,15 orang atau capaian kinerja sebesar 102,83%, sehingga indikator ini dapat tercapai secara optimal, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 0,85%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik. 15) Rasio murid dengan kelas SM/MA

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 26,88 orang dapat terealisasi 28,41 orang atau capaian kinerja sebesar 105,69%, sehingga indikator ini dapat tercapai, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 0,41% ini disebabkan adanya kegiatan pembangunan ruang kelas baru, namun terjadi juga bertambahnya ruang kelas rusak dan dana untuk rehabilitasi ruang kelas belum dapat menjangkau keseluruhan ruang kelas rusak.

 Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator Rasio murid dgn kelas dilakukan dengan kegiatan penambahan ruang kelas sekolah.

 Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target untuk :

- Jenjang Wajardikdas (SD dan SMP) sebesar Rp. 2.428.800.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 2.426.757.000,- (realisasi anggaran sebesar 99,91%)

(34)

16) Rasio murid dengan Guru SD/MI

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 18 orang dapat terealisasi 12,23 orang atau capaian kinerja sebesar 67,94%, sehingga indikator ini belum dapat tercapai, dikarenakan jumlah guru yang berkurang dan tidak adanya penambahan guru, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 0,77%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum memenuhi target kinerja, tapi secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai telah dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang cukup baik.

17) Rasio murid dengan Guru SMP/MTs

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 10,59 orang dapat terealisasi 13,71 orang atau capaian kinerja sebesar 129,46%, sehingga indikator ini dapat tercapai, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 0,40%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum memenuhi target kinerja, tapi secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai telah dengan sasaran dan

2.428.800.000

3.552.500.000

Anggaran Penambahan

Ruang Kelas Sekolah

(35)

indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik.

18) Rasio murid dengan Guru SM/MA

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 26,88 orang dapat terealisasi 11,40 orang atau capaian kinerja sebesar 42,41%, sehingga indikator ini tidak dapat tercapai, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 0,40%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum memenuhi target kinerja, tapi secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai telah dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

 Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah tidak adanya penambahan guru khususnya khususnya PNS dikarenakan moratorium pengangkatan pegawai negeri sipil.

 Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah mengoptimalkan sumber daya yang tersedia (guru wiyata bhakti dan guru mengampu di beberapa sekolah).

19) Rasio murid dengan Sekolah SD/MI

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 153,15 orang dapat terealisasi 119,83 orang atau capaian kinerja sebesar 78,24%, sehingga indikator ini belum dapat tercapai, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 0,17%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum dapat berhasil secara optimal memenuhi target kinerja, dan secara umum program/kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang cukup baik.

20) Rasio murid dengan Sekolah SMP/MTs

(36)

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum dapat berhasil secara optimal memenuhi target kinerja, dan secara umum program/kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang cukup baik.

21) Rasio murid dengan Sekolah SM/MA

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 443,66 orang dapat terealisasi 368,72 orang atau capaian kinerja sebesar 83,11%, sehingga indikator ini belum dapat tercapai, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 3,72%

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum dapat berhasil secara optimal memenuhi target kinerja, dan secara umum program/kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

 Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator rasio murid dengan sekolah dilakukan dengan kegiatan dalam Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Dan Program Pendidikan Menengah

 Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah belum idealnya jumlah sekolah, siswa dan tenaga pendidik.

 Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dengan pendirian unit sekolah baru pada jenjang pendidikan menengah di wilayah kecamatan dan melakukan regrouping SD.

22) Rasio kelas dengan Ruang Kelas SD/MI

(37)

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan namun belum dapat berhasil memenuhi target kinerja secara optimal, namun secara umum program/kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

23) Rasio kelas dengan Ruang Kelas SMP/MTs

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 1,02 ruang dapat terealisasi 0,98 ruang atau capaian kinerja sebesar 96,08% , sehingga indikator ini belum dapat tercapai, dikarenakan masih adanya ruang kelas yang tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar dan memerlukan rehabilitasi, namun jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 0,01.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan namun belum dapat berhasil memenuhi target kinerja secara optimal, namun secara umum program/kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

24) Rasio kelas dengan Ruang Kelas SM/MA

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 1,09 ruang dapat terealisasi 1,03 ruang atau capaian kinerja sebesar 94,50%, sehingga indikator ini belum dapat tercapai, dikarenakan masih kurangnya ruang kelas bagi kegiatan belajar mengajar, dan dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 0,03% hal ini disebabkan bertambahnya ruang kelas rusak dan dana untuk rehabilitasi ruang rusak belum optimal.

(38)

 Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator Rasio murid dengan Ruang Kelas dilakukan dengan kegiatan Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah

 Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target untuk :

- Jenjang Wajardikdas (SD dan SMP) sebesar Rp. 4.583.263.998,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 4.525.889.000,- (realisasi anggaran sebesar 98,74%)

- Jenjang Pendidikan Menengah (SMA dan SMK) sebesar Rp. 3.775.000.002,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 3.770.497.902,- (realisasi anggaran sebesar 99,88%)

 Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah keterbatasan kemampuan anggaran untuk pembangunan ruang kelas baru.

 Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah memaksimalkan kegiatan dan anggaran rehabilitasi ruang kelas yang rusak ringan/sedang/berat.

25) Angka buta aksara

a. Keberhasilan capaian target meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat dengan indikator Angka buta

4.583.263.998 3.775.000.000

Anggaran Rehabilitasi Sedang/Berat

Bangunan Sekolah

Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah SD dan SMP

(39)

aksara dilakukan dengan kegiatan Pengembangan pendidikan keaksaraan.

b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 210.043.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 185.956.000,- (realisasi anggaran sebesar 88,53%).

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 0% dapat terealisasi 0,34% atau capaian kinerja sebesar 99,66% sehingga indikator ini belum dapat tercapai secara optimal. Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum dapat memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah karena mereka berasal dari keluarga miskin. Kemiskinan sering kali menjadi kendala sangat praktis dalam upaya pembelajaran masyarakat, Banyak masyarakat penyandang buta aksara sudah terlalu tua sehingga kemampuan menyerap ilmu lebih lambat.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti dengan organisasi perempuan, organisasi keagamaan, dan swasta.

Sasaran 2 :

Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan

dasar

Tabel 3.3

Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran 2

NO Indikator Kinerja Sat

Target

(40)

1) SPM Dikdas

a. Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan dasar dengan indikator SPM Dikdas dilakukan dengan kegiatan Peningkatan Manajemen Operasional Sekolah, Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa, Pengadaan alat praktik dan peraga siswa, Pengadaan meubeler sekolah

b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 9.753.031.000 dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 9.488.486.466,- (adanya efisiensi anggaran sebesar 2,71 %)

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 100% dapat terealisasi 99,67% atau capaian kinerja sebesar 99,67%, sehingga indikator ini belum dapat tercapai sepenuhnya, ketercapaian indikator ini dikarenakan adanya berbagai dukungan untuk pencapaian program baik yang berupa kebijakan maupun anggaran.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan namun belum berhasil memenuhi target kinerja secara optimal, secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Masalah kemiskinan, Masalah transportasi, Masalah geografis, dan Belum semua guru memiliki kualifikasi S1/D4 serta Belum semua guru memiliki sertifikat pendidik.

(41)

Sasaran 3 :

Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan

Menengah

Tabel 3.4

Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran 3

NO Indikator Kinerja Sat

Target

Sumber : Analisis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali, 2015

1) SPM Dikmen

Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dilaksanakan dengan kegiatan

a. Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan menengah dengan indikator SPM Dikmen dilakukan dengan kegiatan Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa, Pengadaan alat praktik dan peraga siswa , dan Pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 7.882.006.000 dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 7.179.261.155 (adanya efisiensi anggaran sebesar 8,92%)

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 100% dapat terealisasi 80% atau capaian kinerja sebesar 80%, sehingga indikator ini belum dapat tercapai secara optimal.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum berhasil/ memenuhi target kinerja, tetapi secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan;

(42)

kebutuhan, Belum semua SMK memiliki ruang praktek dan peralatan sesuai dengan kebutuhan

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Program peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, Pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana fisik berbasis SNP, Aplikasi e pembelajaran dan e-administrasi pendidikan Melaksanakan akreditasi satuan dan/atau program pendidikan berbasis SNP untuk menentukan status akreditasinya, Mengembangkan sekolah berbasis keunggulan lokal dan pemberian life skil sebagai upaya membekali lulusan dalam mempersiapkan masa depan

Sasaran 4 :

Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan

Non Formal

Tabel 3.5

Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran 4

NO Indikator Kinerja Sat

Target

Sumber : Analisis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali, 2015

1) SPM PNF

a. Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan Non Formal dengan indikator SPM PNF dilakukan dengan kegiatan Pengadaan alat praktik dan peraga siswa, Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal, Pengembangan pendidikan keaksaraan, Pengembangan pendidikan kecakapan hidup

b. Menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 435.119.000 dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 307.917.974 (serapan anggaran sebesar 70,77%) c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 70% dapat terealisasi

(43)

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum dapat berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Mutu pendidik dan tenaga kependidikan umumnya rendah, Sarana dan Prasarana masih terbatas.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Peningkatan Kualitas tenaga pendidik non formal /SDM melalui keikutsertaan dalam kegiatan pelatihan maupun workshop yang diselenggarakan di tingkat provinsi maupun pusat, meningkatkan Jumlah lembaga pendidikan ketrampilan / kursus, Mendorong berkembangnya PKBM dan TBM. Untuk melaksanakan indikator diatas dilaksakan dengan :

Program Kegiatan Anggaran Realisasi

1 Program

Pendidikan Non Formal

Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal

Pengembangan pendidikan keaksaraan

Pengembangan pendidikan kecakapan hidup

Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Penyelenggaraan Kelompok Belajar Usaha

(44)

Sasaran 5 :

Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan

Berkualitas

Tabel 3.6

Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran 5

NO Indikator Kinerja Sat

Target Sumber : Analisis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali, 2015

1) SNP

a. Terpenuhinya kewajiban pemerintah menyelenggarakan pendidikan berkualitas dengan indikator SNP dilakukan dengan kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan, Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

b. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 100% dapat terealisasi 94% atau capaian kinerja sebesar 94%, sehingga indikator ini belum dapat tercapai, dikarenakan adanya belum optimalnya evaluasi penerapan Standar Nasional Pendidikan, namun jika dibandingkan

(45)

dengan tahun lalu. Indikator ini dicapai dan diukur dari tingkat lulusan sekolah yang semakin baik, kompetensi tenaga pendidik yang semakin meningkat bisa dilihat dari jumlah guru yang bersertifikasi bertambah, peningkatan kondisi sarana prasarana, namun masih terdapat kekurangan yang di hadapi antara lain bahwa belum semua lulusan SMA bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan belum semua tenaga pendidik mempunyai kualitas dan kompetensi yang memadai

Program/kegiatan yang dilaksanakan belum optimal dapat mengukur kinerja dan belum berhasil memenuhi target kinerja, namun sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Standar pendidik dan tenaga kependidikan (baik jumlah dan kualitasnya), yang belum memenuhi standar nasional pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai,

(46)

Sasaran 6 :

Meningkatnya kualitas mutu pendidikan

Tabel 3.7

Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran 6

NO Indikator Kinerja Sat

Target

Sumber : Analisis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali, 2015

Capaian kinerja meliputi 19 (sembilan belas) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 95,32% (kategori baik). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 6 per indikator :

Evaluasi per Indikator Kinerja : 1) Persentase guru bersertifikasi

(47)

perencanaan dan pengendalian program profesi pendidik dan tenaga kependidikan, Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi pendidik,

b. menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 493.450.000 dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 457.375.600 (adanya efisiensi anggaran sebesar 7,31% )

c. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 93,65% dapat terealisasi 57,68% atau capaian kinerja sebesar 61,5%, sehingga indikator ini belum dapat tercapai, dikarenakan kurang optimalnya guru dalam mengikuti proses pra sertifikasi, namun dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 2,05%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja, namun belum dapat berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sudah sesuai/ dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah masih rendahnya kualitas pra sertifikasi guru (PLPG).

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah memberikan diklat dan bintek sebelum mengikuti program PLPG melalui pembekalan materi-materi sertifikasi guru.

2) Angka Kelulusan (AL) SD/MI

a. Meningkatnya Meningkatnya kualitas mutu pendidikan dengan indikator dengan indikator Angka Kelulusan (AL) SD/MI dilakukan dengan program manajemen pelayanan pendidikan dalam kegiatan Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan b. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 99% dapat terealisasi

(48)

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik

3) Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs

a. Meningkatnya kualitas mutu pendidikan dengan indikator dengan indikator Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs dilakukan dengan kegiatan-kegiatan dalam program manajemen pelayanan pendidikan dan kegiatan Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan

b. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 99% dapat terealisasi 100% atau capaian kinerja sebesar 101,01%, sehingga indikator ini dapat tercapai.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik

4) Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK

a. Meningkatnya kualitas mutu pendidikan dengan indikator dengan indikator Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK dilakukan dengan kegiatan dilakukan dengan program manajemen pelayanan pendidikan dalam kegiatan Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan.

b. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 98% dapat terealisasi 99,97% atau capaian kinerja sebesar 102,01%, sehingga indikator ini dapat tercapai.

(49)

Indikator Angka Kelulusan menggunakan anggaran untuk kegiatan yang mempengaruhi capaian target sebesar Rp. 1.832.899.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 1.768.805.147,- (serapan anggaran sebesar 96,50%)

5) Rasio ruang kelas rusak SD/MI

a. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 9,52% dapat terealisasi 5,94% atau capaian kinerja sebesar 103,96%, sehingga indikator ini dapat tercapai, didukung anggaran DAK, DID dan Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Tengah untuk rehabilitasi ruang kelas rusak.

b. Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik.

6) Rasio ruang kelas rusak SMP/MTs

a. Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 1,73% dapat terealisasi 3,40% atau capaian kinerja sebesar 98,30%, sehingga indikator ini tidak dapat tercapai, dikarenakan belum optimalnya alokasi anggaran untuk rehabilitasi ruang kelas rusak jenjang SMP, dibandingkan dengan tahun lalu ruang kelas rusak sebesar mengalami kenaikan sebesar 0,15%.

b. Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum berhasil memenuhi target kinerja secara optimal, secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

7) Rasio ruang kelas rusak SM/MA

(50)

dibandingkan dengan tahun lalu kinerja mengalami penurunan ruang kelas rusak sebesar 0,12%.

b. Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja namun belum berhasil memenuhi target kinerja secara optimal, secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik

Meningkatnya kualitas mutu pendidikan dengan indikator Rasio ruang kelas rusak dilaksanakan dengan kegiatan Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah alokasi anggaran untuk rehabilitasi ruang kelas masih belum mencukupi.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah mengajukan usulan anggaran dari pemerintah pusat dan provinsi untuk kegiatan rehabilitasi ruang kelas rusak.

Untuk melaksanakan indikator diatas dilaksanakan dengan :

Program Kegiatan Anggaran Realisasi 1 Program Wajib

Belajar

Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah

4.583.263.998 4.525.889.000

2 Program Pendidikan Menengah

Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah

3.775.000.002 3.770.497.902

4.583.263.998 3.775.000.002

Anggaran Rehabilitasi sedang/berat

bangunan sekolah

Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah SD dan SMP

(51)

9) Persentase Laboratorium/Sekolah SMP/MTs.

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 66,06% dapat terealisasi 86,64% atau capaian kinerja sebesar 131,15%, sehingga indikator ini dapat tercapai, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 16,41% hal ini disebabkan adanya dukungan dana dari pusat baik DAK maupun Dana Insentif Daerah.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik

10) Persentase Laboratorium/Sekolah SM/MA

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 88,43% dapat terealisasi 93,94% atau capaian kinerja sebesar 106,23% sehingga indikator ini dapat tercapai, dibandingkan dengan tahun lalu tidak mengalami kenaikan sebesar 2,47%.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik.

11) Persentase Laboratorium/Sekolah SMK

Indikator ini pada tahun 2015 dengan target 78,70% dapat terealisasi 97,62% atau capaian kinerja sebesar 124,04% sehingga indikator ini dapat tercapai, dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 0,06% hal ini disebabkan adanya dukungan dana dari Dana Alokasi Khusus untuk pembangunan laboratorium.

Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Tingkat Capaian Kinerja
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemaafan merupakan hal yang penting dalam hubungan interpersonal. Banyak faktor yang berperan dalam pemaafan, diantara religusitas dan kerendahan hati.Tujuan penelitian ini

Predictors: (Constant), Pengembangan Karir, Insentif, Disiplin Kerja, Motivasi.. Dependent Variable:

Fokus dalam penelitian ini adalah gambaran work family conflict yang terjadi pada perempuan bekerja kelas bawah yang sudah berumah tangga dan memiliki anak.. Bagaimana gambaran work

(4) Apabila Executing Agency tidak melaksanakan kewajibannya untuk menyampaikan konsep WA replenishmentlreplemsment secara berkala, dan mengakibatkan saldo dana yang

dimaksud dengan Tenaga Kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja,.. yang sedang mencari kerja, dan melaksanakan kegiatan lain seperti

CALON INVESTOR WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS DAN TATA CARA BERTRANSAKSI SEBELUM BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA.. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMIN KAN KINERJA

Pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia merupakan seperangkat nilai dasar yang telah disepakati bersama antar kelompok masyarakat dengan semboyan ―Bhineka

[r]