• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan di kelas 4 SDN Harjosari 01 kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Subyek penelitian ini adalah kelas 4 dengan jumlah keseluruhan 40 siswa yang terdiri dari 17 laki-laki dan 23 perempuan. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match berbantuan video pembelajaran dan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa IPS.

Penelitian ini hanya mengkhususkan penelitian pada tema 1 subtema 2 dan subtema 3 dengan pembelajaran 1 dan 5. Meskipun penelitian ini termasuk dalam kurikulum 2013, namun peneliti lebih fokus pada pembelajaran IPS saja karena didasarkan pada banyak siswa yang belum mencapai KKM pada mata pelajaran IPS.

4.2 Hasil Tindakan Setiap Siklus

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Harjosari 01 , kecamatan Bawen, kabupten Semarang. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juli sampai Agustus. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas 4 yang terdiri dari 40 siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan setiap siklusnya terdapat empat tahap penelitian yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

4.3 Pra Siklus

Pra siklus adalah gambaran mengenai kondisi siswa atau kegiatan belajar siswa sebelum dilakukannya penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4 SDN Harjosari 01 yang berjumlah 40 siswa pada semester I tahun ajaran 2017-2018 pada pembelajaran IPS terlihat bahwa hasil belajar siswa masih cukup rendah dan terlihat siswa kurang baik dalam mengikuti pelajaran serta beberapa siswa terlihat diam dan tidak aktif. Beberapa siswa terlihat tidak fokus dan cenderung membuat gaduh saat pembelajaran dimulai. Berdasarkan data nilai tes akhir semester I

(2)

47

menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM ≥ 70. Perolehan data nilai dari pra siklus dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 9

Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus Kelas 4 SDN Harjosari 01 Tahun 2017/2018

Belum mencapai KKM Jumlah siswa Persentase

Siswa Tuntas 18 45%

Siswa Tidak Tuntas 22 55%

Jumlah Siswa 40 100%

Sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media video pembelajaran, guru biasanya menggunakan metode ceramah dan kegiatan diskusi, namun masih saja terlihat beberapa siswa yang belum bisa mengikuti pelajaran dengan baik serta kurang aktif bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru. Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses belajar sebelum menggunakan model pembelajaran. Pelaksanaan observasi bertujuan untuk melihat aktivitas guru dalam mengajar dan kegiatan siswa dalam pembelajaran. Untuk lebih rinci hasil belajar sebelum melakukan tindakan kelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pra Siklus Kelas 4 SDN Harjosari 01 Tahun 2017/2018 No Nilai F Persentase ≥85 2 5% 80-84 3 7,5% 75-79 2 5 % 1 70-74 8 20 % 2 65-69 7 17,5 % 3 60-64 8 20 % 4 55-59 6 15% 5 50-54 4 10%

(3)

48

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai terendah siswa yaitu 50 sedangkan nilai tertinggi yaitu 85 dengan rata-rata nilai 68,25. Jumlah siswa yang belum mencapai KKM 70 sebanyak 18 siswa. Untuk lebih jelasnya, hasil tes yang diperoleh di siklus I dapat dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 11

Hasil Belajar Pra Siklus sebelum Melakukan Tindakan Kelas

No Nilai siswa pesentase Keterangan

tuntas Tidak tuntas

1 95-100 - - - 2 90-94 - - - 3 85-89 2 5%  - 4 80-84 3 7,5%  - 5 75-79 2 5 %  - 6 70-74 8 20 %  - 7 65-69 7 17,5 % -  8 60-64 8 20 % -  9 55-59 6 15% -  10 50-54 4 10% -  jumlah 40 100% Rata-rata 6,25% Nilai terendah 50 Nilai tertinggi 85

Untuk lebih rinciannya dapat dilihat pada tabel 4.5 dengan gambar sebagai berikut:

(4)

49 Grafik 1

Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Sebelum Melakukan Tindakan Kelas

Berdasarkan pada gambar diagram batang di atas, dapat dilihat bahwa perolehan hasil belajar siswa kelas 4 dari 40 siswa yaitu terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai 85-99 dengan persentase 5 %, sebanyak 3 siswa memperoleh nilai antara 80-84 dengan persentase 7,5%, ada 2 siswa memperoleh nilai antara 80-83 dengan persentase 5 %, 3 siswa memperoleh nilai 75-79 dengan persentase 7,5 %, 8 siswa memperoleh nilai dari 70-74 dengan persentase 20% ,7 siswa memperoleh nilai 65-69 dengan persentase 17,5 %, 8 siswa memperoleh nilai 60-64 dengan persentase 20 %, 6 siswa memperoleh nilai 55-59 dengan persentase 15 % dan 4 siswa memperoleh nilai 50-54 dengan persentase 10%. Hal ini menunjukkan terdapat 18 siswa yang belum mencapai KKM ≤ 70, sehingga peneliti akan melakukan sebuah inovasi yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan berbantuan video pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPS subtema 3 kelas 4 SDN Harjosari 01 , kecamatan Bawen. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media video pembelajaran disetiap pembelajaran.

(5)

50 4.4 Siklus I

Pelaksanaan penelitian pada siklus I terdiri dari dua pertemuan. Pelaksanaan pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2017 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2017 dalam satu pertemuan dilaksanakan selama 2 jam ( 2 x 35 menit). Dengan tema indahnya kebersamaan, subtema II , pembelajaran 1 dan 5 dengan kompetensi dasar mengidentifikasi keragaman budaya, etnis dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa indonesia dan mengomunikasikan secara lisan dan tulisan keragaman budaya, etnis dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa indonesia.

Pada siklus I ini dilaksanakan dengan bertujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa pada masa pra siklus. Pada siklus I peneliti menggunakan model Make a Match berbantuan video pembelajaran sebagai objek penelitian untuk melihat apakah penggunaan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa. Waktu pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yaitu jam ( 2 x 35 menit). Dalam proses pembelajaran pada siklus I melalui empat tahap yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

4.4.1 Perencanaan Tindakan

Hal-hal yang direncanakan pada siklus I meliputi membuat rancangan skenario pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran, yakni dengan langkah-langkah berikut:

1. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai topik atau materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Siswa diminta memperhatikan sebuah video pembelajaran yang akan ditampilkan oleh guru.

3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan disampaikan kepada siswa dengan berdiskusi dan tanya jawab.

(6)

51

4. Siswa merapihkan buku pelajaran dan guru menyiapkan kartu mengenai topik atau konsep sesuai dengan materi yang dibahas berdasarkan jumlah siswa, kartu-kartu tersebut dibagi menjadi yang dibagi menjadi 2 sebagian kartu soal dan sebagian kartu jawaban.

5. Siswa mengambil satu kartu secara acak.

6. Siswa diberi waktu 5 menit untuk mencari atau mencocokan kartunya dengan milik kartu siswa yang lain. Jika kartu mereka cocok akan membentuk kelompok berpasangan.

7. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok 8. Siswa diberi LKS serta kartu soal dan jawaban

9. Siswa diminta mengerjakan LKS sesuai dengan kartu soal dan jawaban. 10.Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru cara mengerjakan

LKS

11.Setiap kelompok ditunjuk oleh guru untuk maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.

4.4.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran pada tema Indahnya Keberagaman subtema Kebersamaan dalam Keberagaman, dengan sikap toleransi antar umat agama di Indonesia. urutan pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

a. Siklus I pertemuan I

Siklus I Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2017 Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan I Tahap pra pembelajaran guru menyiapkan RRP terlebih dahulu, mempersiapkan peralatan IT, media video pembelajaran dan mempersiapkan kartu soal dan jawaban. Tahap kegiatan awal siswa bersama guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan berdoa. Pada awal pembelajaran guru menuliskan tema dan subtema yang akan dipelajari di papan tulis. Siswa

(7)

52

diminta memperhatikan guru yang sedang memberi informasi mengenai tema yang akan dipelajari hari ini yaitu tema 1 Indahnya Kebersamaan dengan subtema Kebersamaan dalam keberagaman, pembelajaran 1. Siswa diminta untuk duduk rapih dan memperhatikan video pembelajaran yang akan ditayangkan oleh guru. Video pembelajaran yang ditayangkan adalah contoh sikap toleransi dalam lingkungan sekolah. Siswa diminta menyimak cerita pendek mengenai sikap toleransi antar suku, dimana tokohnya terdapat orang suku jawa dan suku batak yang memiliki banyak perbedaan. Kemudian siswa diberi pertanyaan mengenai video sikap toleransi tersebut dan siswa diminta menceritakan kembali cerita sikap toleransi dalam video yang sudah ditayangkan. Kemudian siswa diminta membaca materi yang ada di buku. Kemudian guru menjelaskan kegiatan selanjutnya dan menyiapkan kartu Make a Match. Kartu Make a Match yang digunakan berukuran kecil. Sebelum meminta siswa mengambil kartu make a match, siswa mendengarkan petunjuk guru langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan. Setelah itu setiap siswa mengambil kartu satu. Siswa tidak boleh membuka kartunya sebelum seluruh siswa sudah mendapatkan kartunya. Setelah itu siswa diperbolehkan membuka kartu. Siswa nampak kebingungan saat mencari kartu karena belum paham petunjuk yang diberikan oleh guru. Siswa dibimbing oleh guru berkeliling mencari dan mencocokkan kartunya dengan siswa lain. Ada beberapa siswa yang mencari kartu dengan cara membaca dengan suara keras pertanyaan atau jawaban pada kartunya. Siswa diberi waktu 10 menit untuk mencari dan mencocokkan kartu. Siswa yang sudah mendapatkan pasangannya diminta maju kedepan membacakan kartu mereka. Siswa yang sudah maju membacakan kartunya dan cocok kemudian diberi poin dan apresiasi dari guru berupa permen. Setelah itu guru meminta siswa kembali ketempat duduknya masing-masing. Siswa diberitahu kegiatan selanjutnya adalah mengerjakan LKS. Siswa dibentuk menjadi 10 kelompok. Guru memberi instruksi cara mengerjakan LKS, setelah itu guru membagi LKS dan kartu soal kepada setiap kelompok. Setiap kelompok diminta oleh guru untuk terlibat aktif berpikir dan mengerjakan LKS secara bergantian. Setiap kelompok diberi

(8)

53

batasan waktu 15 menit untuk berdiskusi dan mengerjakan LKS. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan Lembar Kerja Siswa maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kelompok yang maju kedepan diberi apresiasi oleh guru berupa permen, Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran hari ini.

Tahap kegiatan pembelajaran di kegiatan akhir, siswa membuat kesimpulan / rangkuman materi yang disampaikan dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Setelah itu guru bertanya kepada siswa bagi yang belum paham, namun siswa tidak ada yang bertanya dan hanya diam saja. Setelah itu siswa diberi lembar evaluasi dan siswa mengerjakan soal evaluasi. Siswa bersama-sama guru mencocokkan soal evaluasi dan guru melakukan penilaian hasil belajar. Kemudian setelah selesai pembelajaran siswa bersama guru berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing untuk menutup pembelajaran hari ini.

b. Siklus I pertemuan II

Pelaksanaan siklus I pertemuan II pada tanggal 27 Juli 2017 Langkah-langkah pembelajaran siklus I pertemuan II

Tahap pra pembelajaran guru menyiapkan peralatan IT terlebih dahulu. Sebelum pembelajaran dimulai siswa menyanyikan lagu indonesia raya dan membaca pancasila. Setelah menyanyikan lagu kebangsaan dan membaca pancasila, guru bersama siswa berdoa dengan keyakinan masing-masing. Guru membuka pelajaran dengan salam dan sapa dan siswa membalas salam dan sapa dari guru. Sebelum pembelajaran dimulai guru menuliskan tema dan subtema yang akan dipelajari hari ini di papan tulis. Siswa diminta untuk diam dan tidak boleh mengerjakan apapun. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai hari ini. Kemudian guru menayangkan sebuah video pembelajaran mengenai perayaan keagaam hindu di Bali. Siswa diminta menyimak video tersebut. Guru menjelaskan mengenai perayaan hari besar hindu di Bali. Guru mengajukkan beberapa pertanyaan kepada siswa

(9)

54

yang berkaitan dengan video perayaan agama hindu. Siswa diberi kesempatan untuk menceritakan kembali perayaan yang ada pada video. Siswa diberi waktu 15 menit untuk membaca materi yang ada pada buku. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan selanjutnya yaitu mencocokkan kartu seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ini guru membuat kartu soal dan jawaban dengan ukuran yang agak besar agar siswa dapat mencari dengan mudah dengan menunjukkan kartunya. Guru memberikan petunjuk kepada siswa cara mencari pasangan kartunya dengan menunjukkan kartunya kepada siswa lain tanpa membuat suara yang membuat ramai kelas, namun tetap saja ada beberapa siswa yang berteriak menyebutkan nomornya sehingga suasana kelas menjadi ramai. Setelah itu siswa duduk kembali ketempat duduknya masing-masing. Setiap kelompok diberi lembar LKS dan kartu soal dan kartu jawaban. Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan penjelasan guru. Guru meminta setiap anggota aktif mengerjakan soal bersama-sama, tetapi masih saja ada beberapa siswa yang diam tak ikut bekerja dan berbicara sendiri, sehingga dalam kelompok ada satu dan dua anak yang mengerjakan Lembar Kerja Siswa. Saat waktu habis kelompok yang sudah selesai mengerjakan maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi mereka. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya, namun beberapa siswa saja yang berani bertanya dan beberapa siswa lainnya mengatakan sudah paham. Pada kegiatan akhir, Siswa dimita membuat kesimpulan / rangkuman hasil pembelajaran. Siswa diberi kesempatan oleh guru bertanya tentang materi yang telah dipelajari. Kemudian Siswa diminta mengerjakan soal evaluasi. Guru meminta siswa mencocokkan bersama soal evaluasi, dan guru melakukan penilaian hasil belajar. Seluruh siswa bersama guru berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.

(10)

55 4.4.3 Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan waktu proses penelitian. Pada pertemuan pertama di siklus I,guru mengajar tema I tentang Indahnya Kebersamaan, subtema kebersamaan dalam keberagaman dengan materi sikap toleransi antar umat beragama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran. Pada pertemuan pertama ini, siswa terlihat tertarik dengan model pembelajaran tipe Make a Match, namun sebagian siswa yang belum paham dan masih banyak siswa yang kebingungan saat mencari kartu yang cocok dengan kartunya. Hasil observasi pada siklus I pertemuan II terlihat bahwa sebagian siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran dan beberapa siswa sudah berani bertanya atau memberi gagasan kepada guru. Sebagian siswa sudah bisa mengikuti pembelajaran pembelajaran dengan model Make a Match dengan baik. Beberapa siswa mampu bekerjasama dengan kelompoknya,namun masih ada beberapa siswa yang belum aktif baik dalam kegiatan mencocokkan kartu dan kerja kelompok. Beberapa kelompok sudah berani maju presentasi membacakan hasil diskusinya. Keterlaksanaan pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II disajikan pada tabel 12 dan tabel 13 sebagai berikut

Tabel 12

Keterlaksanaan Lembar Observasi Guru Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan Video Pembelajaran No Pertemua n Aspek-aspek yang harus dilakukan Aspek-aspek yang terlaksana Persentas e Aspek yang tidak terlaksana Persentase 1 Pertama 28 20 71,42% 8 28,58% 2 Kedua 28 22 78,57% 6 21,43%

(11)

56 Tabel 13

Keterlaksanaan Lembar Observasi Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan Video Pembelajaran No Pertemuan Aspek yang harus dilakukan Aspek yang terlaksana Persentase Aspek yang tidak terlaksana persentase 1 Pertama 22 10 45,45% 12 54,55% 2 Kedua 22 15 68,18% 7 31,28% 4.4.5 Refleksi

Pada siklus I pertemuan I guru menerapkan model Make a Match dengan berbantuan video pembelajaran. Pada pertemuan I , siswa begitu antusias dan tertarik dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan berbantuan media video pembelajaran. Siswa memperhatikan dengan baik saat pembelajaran dimulai. Namun ada beberapa siswa yang belum paham sehingga masih banyak siswa yang diam dan tidak aktif dalam mencari dan mencocokkan kartu. Pada pembelajaran pertama ini, sebagian siswa yang terlihat belum bisa mengikuti dengan baik kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match. Sebagian siswa masih bingung mencari dan mencocokkan kartu soal dengan kartu jawaban. Beberapa siswa terlihat kesulitan dalam mencari kartu yang cocok dengan kartu miliknya sehingga beberapa siswa mencari kartu dengan membaca keras kartunya dan berteriak menyebutkan pertanyaan atau jawaban. Pada saat kegiatan diskusi kelompok ada beberapa siswa terlihat diam dan tidak mengikuti teman kelompoknya mengerjakan LKS, sehingga dari 10 kelompok terlihat hanya ada beberapa siswa di kelompoknya yang aktif mengerjakan sedangakan siswa yang lain berbicara sendiri. Waktu presentasi hasil diskusi, hanya beberapa kelompok yang antusias maju kedepan. Pada siklus I pertemuan pertama ini hasil dari pembelajaran menggunakan

(12)

57

model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match belum sepenuhnya berhasil dengan baik, karena sebagian siswa belum memahami secara keseluruhan proses kegiatan pembelajaran menggunakan model Make a Match karena beberapa siswa belum paham dan jumlah siswa terlalu banyak sehingga siswa kesulitan mencari kartu karena berdesak-desakkan dengan temannya. Peran guru sangatlah penting dalam memberi motivasi, arahan dan pengawasan kepada siswa agar kegiatan belajar berjalan dengan lancar dan siswa dapat menangkap pelajaran dengan baik. Pada pertemuan selanjutnya di pertemuan kedua diharapkan dapat memperbaiki permasalahan yang terjadi pada pembelajaran pertama dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari pembelajaran sebelumnya sehingga dapat berhasil dengan hasil yang maksimal.

Pada siklus I pertemuan 2, siswa sudah bisa mengikuti pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran. Pada pertemuan 2 ini , siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran dari awal pembelajaran dimuali dengan memutarkan video sampai kegiatan inti pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match . Siswa memperhatikan dengan baik saat pembelajaran dimulai. Beberapa siswa masih terlihat kebingungan dan suasan kelas menjadi ramai. Masih ada beberapa siswa masih yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, hanya sebagian siswa yang terlihat aktif dan antusias mengikuti pelajaran hingga kegiatan akhir. Hasil belajar siklus I dari pembelajaran 1 dan 2 sudah mengalami kemajuan. Dengan demikian, maka diperoleh data hasil belajar siswa pada siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

(13)

58 Tabel 13

Distribusi Hasil Belajar Siklus I Kelas 4 SDN Harjosari 01 Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match berbantuan video

Pembelajaran

Nomor Nilai Frekuensi Persentase

1 95-100 - - 2 90-94 6 15 % 3 85-89 5 12,5% 4 80-84 4 10 % 5 75-79 5 12,5 % 6 70-74 6 15% 7 65-69 4 10 % 8 60-64 5 12,5 % 9 55-59 3 7,5% 10 50-54 2 5% 11 95-100 6

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai terendah siswa yaitu 50 sedangkan nilai tertinggi yaitu 90 dengan rata-rata nilai 70, 62%. Untuk lebih jelasnya, hasil tes yang diperoleh di siklus I dapat dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 14

Distribusi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Sesudah Melakukan Tindakan Kelas

No Nilai Siswa pesentase Keterangan

tuntas Tidak tuntas 1 95-100 - - - 2 90-94 6 15 % - - 3 85-89 5 12,5%  - 4 80-84 4 10 %  -

(14)

59 5 75-79 5 12,5 %  - 6 70-74 6 15%  - 7 65-69 4 10 % -  8 60-64 5 12,5 % -  9 55-59 3 7,5% -  10 50-54 2 5% -  jumlah 40 100% Rata-rata 70,62

Berdasarkan tabel di atas bahwa anak yang nilainya di bawah KKM ada 12 anak. Dalam hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari pra siklus hingga siklus I. Data hasil belajar yang diperoleh dari siklus I berdasarkan tabel diatas yaitu perolehan nilai 50-54 sebanyak 2 siswa dengan persentase 5%, perolehan nilai 55-59 sebanyak 3 siswa dengan persentase 7,5%, perolehan nilai 60-64 yaitu sebanyak 5 siswa dengan persentase 12,5 %, perolehan nilai 65-69 terdapat 4 siswa dengan persentase 10%, perolehan nilai 70-74 sebanyak 6 siswa dengan persentase 15 %, perolehan nilai 75-79 sebanyak 5 siswa dengan persentase 12,5%, perolehan nilai 80-84 sebanyak 4 siswa dengan persentase 10 % ,perolehan nilai 85-89 sebanyak 5 siswa dengan persentase 12,5 % dan perolehan nilai 90-94 sebanyak 6 siswa dengan persentase 15 %.

Untuk memperjelas tabel distribusi hasil belajar siswa pada siklus I dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

(15)

60 Gambar 2

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I setelah Melakukan Tindakan Kelas dengan Menerapkan Model Make a Match

Berbantuan Video pembelajaran

Berdasarkan diagram batang di atas data persentase hasil belajar siswa kelas 4 pada siklus I memperoleh rata-rata 72,64.

4.5 Siklus II

Pelaksanaan penelitian pada siklus II terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 2 Agutus 2017 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2017 dalam satu pertemuan dilaksanakan selama 2 jam ( 2 x 35 menit), dengan tema Indahnya Kebersamaan, subtema Bersyukur atas Keragaman. kompetensi dasar mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia dan menyajikan hasil keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia.

Pelaksanaan penelitian pada siklus II pada pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2017 dan Pada siklus II ini akan dilaksanakan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran pada masa pra siklus dan siklus I. Pada siklus II juga menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a

(16)

61

Match berbantuan video pembelajaran dengan tema I indahnya keberagaman , subtema Bersyukur atas Keragaman dengan materi yang dibahas yaitu makanan khas daerah , dengan alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran siklus II pembelajaran I yaitu 2 jam ( 2 x 35 menit) dengan kompetensi dasar 3.2 memahami keragaman sosial, budaya, etnis dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa indonesia dan 4.2 menyajikan hasil keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia. Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan melalui empat tahap yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

4.5.1 Perencanaan Tindakan

Hal-hal yang direncanakan pada siklus II meliputi membuat rancangan langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran, yakni dengan langkah-langkah berikut:

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai topik atau materi yang akan dipelajari.

b. Siswa menyimak sebuah video yang ditampilkan oleh guru sebagai kegiatan awal

c. Siswa menyimak informasi yang diberikan oleh guru mengenai tujuan yang akan disampaikan kepada siswa dengan berdiskusi dan tanya jawab. d. Siswa diberi waktu membaca materi dalam buku dan guru menyiapkan

kartu soal dan jawaban kemudian mencampurkan semua kartu menjadi satu kemudian setiap siswa mengambil satu kartu secara acak.

e. Siswa diberi batasan waktu 10 menit untuk mencari jawaban/soal dari kartu yang mereka pegang.

f. Siswa dibimbing oleh guru mencari atau mencocokan kartunya dengan milik kartu siswa yang lain yang cocok mereka akan menjadi kelompok berpasangan.

g. Siswa yang menemukan dan mencocokkan kartu dengan tepat dan benar diberi poin oleh guru.

(17)

62

i. Siswa diberi LKS dan kartu soal dan jawaban

j. Siswa diminta mengerjakan LKS sesuai dengan kartu soal dan jawaban. k. Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru cara mengerjakan

LKS

l. Setiap kelompok ditunjuk oleh guru untuk maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.

4.5.2 Pelaksanaan Tindakan

Urutan pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match berbantuan video pembelajaran pada tema Indahnya Keberagaman subtema Bersyukur atas Keberagaman sebagai berikut:

1. Siklus II pertemuan I

Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2017. Langkah-langkah pelaksaan pembelajaran siklus II pertemuan I

Pada kegiatan Kegiatan awal siswa bersama guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan berdoa. Kemudian guru mengajak siswa bernyanyi lagu indonesia raya. Setelah itu guru mengawali pembelajaran dengan menyapa siswa. Guru menuliskan tema dan subtema di papan tulis. Siswa semua mempersiapkan alat tulis di atas meja. Siswa diminta memperhatikan guru didepan. Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai tema dan subtema yang akan dipelajari adalah tema 1 Indahnya Kebersamaan dengan subtema 3 Bersyukur atas Keberagamaan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa diminta untuk tidak melakukan kegiatan. Guru menampilkan sebuah video pembelaran mengenai makanan khas kota Gresik. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai makanan khas kota Gresik. Siswa menyebutkan makanan lain selain makanan khas kota Gresik. Pada tahap kegiatan inti guru memutarkan video makanan tradisional nasi uduk dari Betawi dan nasi krawu dari kota Cirebon. Siswa diminta mengamati makanan nasi uduk dan nasi krawu yang ditayangkan dalam video tersebut. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai lauk pauk yang ada di nasi uduk dan nasi

(18)

63

krawu. Siswa mengamati dan guru meminta siswa menyebutkan lauk-pauk yang digunakan sebagai pelengkap nasi uduk dan nasi krawu. Setelah selesai mengamati video, siswa membaca mengenai makanan-makanan khas daerah yang sudah ada dibuku. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membacakan makanan khas yang ada di buku. Siswa membaca materi dengan berulang kali dan guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban. Pada pertemuan ini guru membuat kartu soal dan jawaban yang berbeda dari pertemuan sebelumnya dengan bentuk kartu undangan.dan warnanya berbeda-beda membuat siswa tertarik,terlibat aktif dan tidak bosan. Kegiatan mencocokkan kartu sama dengan pertemuan sebelumnya. Guru menjelaskan kegiatan selanjutnya dan siswa sudah mengetahui langkah-langkah pembelajaran berikutnya sehingga sebagian siswa sudah tidak kebingungan, siswa dapat dengan cepat menemukan dan mencocokkan kartunya dan kegiatan dapat berjalan dengan lancar juga cepat tanpa ada keributan. Kemudian dalam kegiatan diskusi kelompok, setiap anggota kelompok bekerjasama mengerjakan LKS. diberi LKS dan kartu soal dan jawaban. Setiap kelompok ditunjuk oleh guru untuk maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.

Pada tahap pembelajaran di kegiatan akhir Siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil pembelajaran. Guru memberi pertanyaan seputar pembelajaran namun hanya sebagian siswa yang menjawab sedangkan siswa lainnya diam. Siswa diberi kesempatan oleh guru bertanya tentang materi yang telah dipelajari, namun tidak ada yang bertanya. kemudian siswa diberi soal evaluasi. Guru memberi batasan waktu 10 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Siswa mengerjakan dengan tenang tanpa bertanya teman atau tidak ada yang menyontek. Guru bersama-sama mencocokkan soal evaluasi dan kemudian siswa mengumpulkan soal dengan urut nomor presensi dan guru melakukan penilaian hasil belajar. Seluruh siswa bersama guru berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing dan sebelum pulang siswa mengucapkan terima kasih dan salam kepada guru.

(19)

64 2. Siklus II pertemuan II

Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2017. Langkah-langkah pelaksaan pembelajaran siklus II pertemuan II

Pada kegiatan Kegiatan awal siswa bersama guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan berdoa. Kemudian guru mengajak siswa bernyanyi lagu indonesia raya. Setelah itu guru mengawali pembelajaran dengan menyapa siswa. Guru menuliskan tema dan subtema di papan tulis. Siswa semua mempersiapkan alat tulis di atas meja. Siswa diminta memperhatikan guru di depan. Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai tema dan subtema yang akan dipelajari adalah tema 1 Indahnya Kebersamaan dengan subtema 3 Bersyukur atas Keberagamaan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa diminta untuk tidak melakukan kegiatan. Guru menampilkan sebuah video pembelaran mengenai tarian merak. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai tarian merak yang berasal dari Jawa barat. Guru meminta siswa menyebutkan macam-macam tarian adat yang mereka ketahui. Beberapa Siswa dapat menyebutkan tarian adat dan daerah asalnya. Pada tahap kegiatan inti guru memutarkan video kebudayaa jawa tengah. Guru memberikan pertanyaan dan memberi kesempatan kepada siswa yang bisa menceritakan isi dari video tersebut. Sebagian siswa menyebutkan macam-macam kebudayaan yang mereka tangkap dari video tersebut. Siswa membaca keragaman budaya yang ada pada buku dan guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban. Pada pertemuan ini guru membuat kartu soal dan jawaban yang berbeda dari pertemuan sebelumnya. Kartu soal dan jawaban di buat warna warni dan kartu soal disamakan warnanya dengan warna kartu jawaban dan kartu soal maupun jawaban diberi nomor sehingga siswa tidak bingung dan mencari kartu dengan cepat. Guru membagi 40 siswa menjadi 2 kelompok besar. Guru menentukan kelompok 1 mendapatkan kartu soal sedangkan kelompok 2 mendapatkan kartu jawaban. Strategi ini pembagian keompok mempermudah siswa

(20)

65

dalam mencari kartu pasangannya. Siswa tidak lagi berteriak dan membaca keras kartunya untuk mencari pasangan. Siswa mencari kartu dengan mengeluarkan suara yang membuat kelas menjadi ramai. Hampir semua siswa dapat dengan cepat menemukan dan mencocokkan kartunya dan kegiatan dapat berjalan dengan lancar juga cepat tanpa ada keributan. Kemudian guru memilih pasangan yang paling cepat untuk maju kedepan dan membaca kartunya dengan pasangannya. Setelah itu siswa kembali ketempat duduk masing-masing dan kegiatan selanjutnya adalah kegiatan diskusi kelompok, hampir setiap anggota kelompok dapat bertukar pikiran dan bekerjasama mengerjakan LKS. Setiap kelompok ditunjuk oleh guru untuk maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Guru memberikan apresiasi berupa stiker gambar tarian adat kepada kelompok yang sudah presentasi.

Pada tahap pembelajaran di kegiatan akhir Siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil pembelajaran. Guru memberi pertanyaan seputar pembelajaran namun hanya sebagian siswa yang menjawab sedangkan siswa lainnya diam. Siswa diberi kesempatan oleh guru bertanya tentang materi yang telah dipelajari, namun tidak ada yang bertanya. kemudian siswa diberi soal evaluasi. Guru memberi batasan waktu 10 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. Siswa mengerjakan dengan tenang tanpa bertanya teman atau tidak ada yang menyontek. Guru bersama-sama mencocokkan soal evaluasi dan kemudian siswa mengumpulkan soal dengan urut nomor presensi dan guru melakukan penilaian hasil belajar. Seluruh siswa bersama guru berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing dan sebelum pulang siswa mengucapkan terima kasih dan salam kepada guru.

(21)

66 4.5.3 Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan waktu proses penelitian. Pada pertemuan pertama pada siklus II siswa sudah mengalami kemajuan dengan penggunaan model pembelajaran tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran, siswa lebih aktif dan memahami materi dengan baik. Siswa sangat senang saat pembelajaran dimulai dengan menayangkan sebuah video. Para siswa duduk diam memperhatikan video yang sedang ditayangkan. Siswa juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru seputar video yang sudah ditayangkan. Pada siklus II ini guru membuat kartu soal dan kartu jawaban dengan bentuk yang berbeda, dibentuk seperti kartu undangan dan dibei warna yang berbeda-beda.. Siswa sangat tertarik dengan kegiatan pembelajaran ini karena menggunakan kartu soal dan jawaban yang dibentuk menarik dan berwarna warni, sehingga siswa tidak merasa bosan saat pembelajaran dimulai. Sebagian siswa sudah mengerti langkah-langkah kegiatan pembelajaran Make a Match sehingga mereka lebih cepat dalam mencari dan mencocokkan kartu soal dan jawaban. Sebagian siswa sudah berani bertanya dan memberi gagasan kepada guru. Namun masih terlihat ada siswa yang tidak aktif dan siswa yang mencari kartu pasangannya dengan bersuara. Pada kegiatan diskusi kelompok sebagian siswa aktif berdiskusi dan bekerjasama. Hal ini menunjukkan sebagian besar siswa sudah bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan aktif mengikuti arahan-arahan dari guru. Keterlaksanaan sintaks pada siklus II pertemuan I dan II dapat disajikan dalam bentuk tabel

Tabel 14

Keterlaksanaan Lembar Observasi Guru Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan Video Pembelajaran N o Pertemua n Aspek-aspek yang Aspek-aspek yang Persentas e Aspek yang tidak Persentas e

(22)

67 harus dilakuka n terlaksan a terlaksan a 1 Pertama 28 24 85,71% 4 14,29% 2 Kedua 28 28 0 0 Tabel 15

Keterlaksanaan Lembar Observasi Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Berbantuan Video Pembelajaran N o Pertemua n Aspek yang harus dilakuka n Aspek yang terlaksan a Persentas e Aspek yang tidak terlaksan a persentas e 1 Pertama 22 20 90,09% 2 9,91% 2 Kedua 22 22 68,18% 0 0 4.5.4 Refleksi

Pembelajaran pada siklus II ini siswa sudah mengerti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match berbantuan video. Siswa masih tetap antusias dan tertarik dengan pembelajaran menggunakan model Make a Match dengan berbantuan media video pembelajaran. Siswa sangat senang mengikuti pembelajaran dari awal pembelajaran hingga akhir. Pembelajaran tidak membosankan karena dimulai dengan memutarkan video pembelajaran. Siswa memperhatikan dengan baik saat pembelajaran dimulai. Pada saat kegiatan mencari dan mencocokkan kartu, guru membagi siswa menjadi dua kelompok, kelompok 1 mendapatkan kartu pertanyaan sedangkan kelompok 2 mendapatkan kartu jawaban sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak bingung mencari dan mencocokkan kartu, dengan bimbingan guru siswa dapat mencari dan mencocokkan kartu

(23)

68

tanpa menimpulkan kegaduhan. masih terlihat ada siswa yang tidak aktif dan siswa terlalu gaduh karena mencari kartu pasangannya dengan bersuara Namun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran dan masih ada beberapa siswa yang tidak berani untuk bertanya atau tidak berani presentasi.

Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match berbantuan video pembelajaran, hasil belajar siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan. Nilai seluruh siswa kelas 4 96 % tuntas pada siklus II dan sudah mencapai KKM.

Tabel 16

Distribusi Hasil Belajar Siklus II Kelas 4 SDN HARJOSARI 01

Nomor Nilai Frekuensi Persentase

1 95-100 7 17,5% 2 90-94 4 10% 3 85-89 4 10% 4 80-84 7 17,5 % 5 75-79 5 12,5 % 6 70-74 5 12,5% 7 65-69 2 5 % 8 60-64 6 15 % 9 55-59 - - 10 50-54 - - Jumlah 40 100% Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 60

Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah siswa yang belum mencapai KKM terdapat 6 siswa. Nilai tertinggi dari siklus II yaitu 95-100. Nilai 100 diperoleh 4 siswa dan nilai 90 diperoleh 3 siswa dengan persentanse 17,5% sedangkan nilai terendah yaitu 60-64 diperoleh 6 siswa

(24)

69

dengan persentase 15%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

Berdasarkan tabel di atas hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan, namun ada 6 siswa yang belum mencapai KKM. Nilai tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 60 dengan rata-rata nilai 84,25.

Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan kelas, siklus I dan siklus II dapat di jabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 17

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Sebelum Dilakukan Tindakan Kelas, Siklus I Dan Siklus II

No Ketuntasan belajar Pra siklus Siklus I Siklus II

Tuntas ≥ 70 22 28 34

Tidak tuntas ≤ 70 18 12 6

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari ketuntasan belajar yang diperoleh dari pra siklus sebanyak 22 siswa sedangkan tidak tuntas sebanyak 18 siswa. Ketuntasan pada siklus I sebanyak 28 siswa dan tidak tuntas sebanyak 12 siswa. Pada siklus II siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 33 siswa sedangkan tidak tuntas sebanyak 6 orang. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk memperjelas hasil belajar berdasarkan tabel 4.6 maka perbandingan hasil belajar antara pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dijabarkan dengan diagram batang sebagai berikut:

(25)

70

Diagram 1

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Sebelum Dilakukan Tindakan Kelas, Siklus I dan Siklus II

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN Harjosari 01 kelas 4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPS masih rendah. Terbukti dari data yang diperoleh bahwa dari 40 siswa terdapat 22 siswa yang mencapai KKM dan 18 siswa tidak mencapai KKM. Nilai terendah 50 sedangkan nilai tertinggi 85. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi, sehingga siswa kurang aktif. Permasalahan yang lainnya adalah sebagian siswa masih pasif dan tidak aktif bertanya serta waktu pembelajaran yang digunakan kurang, karena pembelajaran IPS membutuhkan waktu yang lama karena materi pada mata pelajaran IPS bersifat hapalan, maka peneliti melakukan sebuah inovasi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi baik pada guru maupun siswa. Peneliti melakukan sebuah inovasi untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a macth dengan berbantuan video pembelajaran. Inovasi yang dilakukan dengan penerapan model Make a Match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar karena model Make a Match terdapat langkah-langkah pembelajaran yang

(26)

71

dapat mengajak siswa terlibat aktif dengan berfikir kemudian mencari, menemukan dan mencocokkan kartu dengan siswa yang lain dan penggunaan video pembelajaran dapat membantu pemahaman siswa terhadap suatu objek dengan jalan cerita, sehingga siswa tidak merasa bosan belajar di kelas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siklus I dan II mengalami peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini terbuti dari ketuntasan pada siklus I memperoleh rata-rata nilai 70,62 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Pada siklus I menunjukkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa dan siswa yang tuntas sebanyak 28 siswa. Hasil belajar pada siklus II memperleh nilai rata-rata 84,25 dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah 60. Pada siklus II menunjukkan masih ada siswa yang belum mencapai KKM yaitu sebanyak 6 siswa sedangkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 34 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama proses penelitian dari pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan hasil belajar serta siswa aktif mencari jawaban berdiskusi dan presentasi. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan video pembeajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mendorong siswa untuk terlibat aktif sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Guru dapat mengatur waktu dan dapat memanfaatkan IT untuk membantu proses pembelajaran.

Gambar

Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Sebelum Melakukan Tindakan  Kelas
Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I setelah  Melakukan Tindakan Kelas dengan Menerapkan Model Make a Match

Referensi

Dokumen terkait

The model of corporate governance system in western perspective raises an issue of the design of an efficient corporate governance structure of the Islamic financial

Penilaian autentik ( Authentic Assessment ) adalah pengukuran yang bermakna secara signifkan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,2. keterampilan,

(5) Absorbsi penyerapan adalah persentase yang dapat diserap pori- pori agregat terhadap berat kering. Dibawah ini merupakan tabel persyaratan untuk agregat kasar

Allah telah meniadakan (Menghapuskan )aspek dari hukum taurat yang telah membuat bangsa Israel menjadi bangsa yang terpisah/istimewah. Di dalam Yesus Kristus, kamu yang dahulu

Karya Kabupaten Sijunjung Tahun 2009 – 2013 adalah sebagai acuan/ pedoman dalam pelaksanaan program/ kegiatan Bidang Cipta Karya dalam. kurun waktu 5 (lima) tahun

 Analogamente,  nella  creazione  del   prodotto  culturale,  «prima  ancora  di  arrivare  alla  riproduzione  seriale   di  singole  unità  identiche  (il  giornale,

Setelah tahu banyak merek kosmetik maupun kosmedik yang nakal, kita menjadi perlu lebih waspada agar tidak sembarang memilih, terlebih jika sudah nyata-nyata mengandung bahan

Penelitian ini merupakan Penelitia n Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Menulis Puisi Melalui Metode Outdor Study dengan