• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Upah Minimum Regional Bagi Usaha Kecil Dan Menengah(Studi Di Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Kediri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Upah Minimum Regional Bagi Usaha Kecil Dan Menengah(Studi Di Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Kediri)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini perlu diimbangi dengan adanya sumber daya manusia yang siap dan mampu menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan. Tidak dapat dipungkiri bahwa arus globalisasi tersebut berpengaruh besar terhadap ketenaga kerjaan di Indonesia. Negara dalam hal ini pemerintah mempunyai peran penting dalam membantu tenaga kerja untuk memenuhi haknya seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke empat yang menetapkan tujuan Negara Republik Indonesia yaitu : “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Sejak awal mula negara ini didirikan oleh para pendahulu bangsa, telah disadari bahwa pekerjaan adalah merupakan hak asasi bagi setiap warga negara Indonesia hal tersebut tercantum dalam pasal 27 ayat (2) UUD N. RI. Tahun 1945 yang menyatakan bahwa : tiap-tip warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.1 Di dalam pasal_lain yaitu pasal 28D ayat (2) UUD N RI Tahun 1945 dinyatakan ”setiap orag berhak untuk bekerja dan mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”. Dari penjelasan pasal diatas dapat disimpulkan bahwa bidang ketenagakerjaan di 1. Dhian Katriani Kusuma Prima Wardani, Proses Penetapan Upah Minimum Kabupaten di Kabupaten Purbalingga, Skripsi, Purwokerto, Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, 2012, hal 13..

(2) indonesia sudah mempunyai landasan yuridis yang kuat karena telah diatur secara khusus dalam konstitusi. Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia mengandung berbagai dimensi yakni dimensi ekonomi, hukum, sosial, politik. Dimensi ekonomi pembangunan ketenagakerjaan diantaranya mencangkup penyediaan para tenaga ahli dan trampil sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Dimensi hukum pembangunan ketenagakerjaan dimaksudkan untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi para pihak yang terlibat didalam hubungan industrial. Untuk mewujudkan hal tersebut ditetapkan berbagai kebijakan, antara lain dibidang produksi, moneter, fiskal dan upah.2 Bidang ketenagakerjaan Indonesia dari tahun-ketahun mengalami peningkatan, sedangkan untuk penawaran terhadap tenaga kerja justru tidak seimbang dengan jumlah tersedianya pekerjaan. Hal tersebut dapat mempengarui terhadap hubungan industrial itu sendiri, khususnya dalam hal membela kepntingan pekerja yang dinilai dalam posisi lemah. Pada dasarnya antara buruh dan pengusaha mempunyai persamaan kepentingan yaitu kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan, tetapi di sisi lain hubungan antara buruh dan pengusaha juga memiliki perbedaan dan bahkan potensi konflik,terutama apabila berkaitan dengan pandangan atau interpretasi yang tidak sama tentang kepentingan yang dimiliki masingmasing pihak yang pada dasarnya memang memiliki perbedaan Berdasarkan hal tersebut pemerintah perlu malakukan campur tangan dengan cara menetapkan berbagai peraturan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan. Pemerintah mempunyai fungsi utama membuat pengaturan agar hubungan antara buruh dengan pengusaha berjalan serasi dan seimbang yang dilandasi oleh pengaturan hak dan kewajiban secara adil_serta berfungsi sebagai penegak hukum. Disamping itu_pemerintah juga berperan sebagai pihak. 2. Saprudin,Sosialisering Process Hukum Perburuhan dalam Aspek Kebijakan Pengupahan, Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, hal 5..

(3) penengah dalam menyelesaikan konflik atau perselisihan yang terjadi dimasyarakat secara adil. Pada dasarnya pemerintah juga berperan dalam menjaga kelangsungan proses produksi demi kepentingan yang lebih luas.3 Selain itu pemerintah juga wajib melindungi hak-hak yang dimiliki oleh buruh. Hak-hak buruh yang selayaknya diakomodasi antara lain yaitu : 1 Hak untuk memperoleh upah yang layak dan manusiawi, 2 Hak untuk bekerja dan tidak diputuskan hubungan kerjanya secara sepihak, 3 Hak untuk istirahat dan cuti, 4 Hak. untuk. memperoleh. perlindungan. atas. keselamatan,. kesehatan. kesusilaan,. pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai harkat martabat manusia dan norma agama, 5 Hak untuk memdapat perlindungaan atas cuti reproduksi, seperti melangsungkan perkawinan, haid, hamil dan menyusui bayi, 6 Hak untuk memperoleh jaminan sosial yang memadai, 7 Hak untuk berorganissi, 8 Hak untuk memperoleh penyelesaian perburuhan yang lebih manusiawi dan adil.4 Di dalam bidang hukum perburuhan yang menyangkut hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha, pemerintah telah ikut campur tangan terhadap isi perjanjian yang dibuat pengusaha dengan pekerja/buruh diantaranya mengenai penetapan upah minimum, maksudnya adalah semua pengusaha dilarang membayar upah kepada pekerja/ buruh dibawah ketentuan dari upah minimum.. 3. Budiyono, Penetapan Upah Minimum dalam Kaitanya dengan Upaya Perlindungan Bagi Pekerja/Buruh dan Perkembangan Perusahaan, Tesis, Semarang, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 2007, hal2. 4 Rachmad Safa’at, Advokasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Surya Pena Gemilang, Malang, 2012, hal 206..

(4) Pengupahan merupakan bagian yang paling rawan dan paling penting di dalam hubungan industrial. Di satu sisi upah adalah merupakan hak bagi pekerja/buruh sebagai imbalan atas jasa dan/ tenaga yang diberikan kepada pengusaha, dilain pihak pengusaha melihat upah sebagai biaya. pengeluaran. perusahaan.. Dalam. rangka. memberikan. perlindungan. terhadap. pekerja/buruhatas jumlah penghasilan yang diperolehnya, maka ditetapkan Upah_Minimum oleh pemerintah. Upah merupakan hak pekerja/buruh yang diperoleh dari bekerja yang seharusnya dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarganya. Sistem pengupahan perlu dikembangkan. dan. dibenahi. dengan. memperhatikan. keseimbangan. antara. prestasi. atau_produktivitas kerja, kebutuhan pekerja dan kemampuan perusahaan. Disamping itu perlu dikembangkan struktur upah yang mudah diterapkan dan komponen upah yang sesuai dengan kebutuhan. Mekanisme penetapan upah dan kenaikan upah harus dimuat dan diatur didalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Upah merupakan unsur penting dalam ketenagakerjaan, yang mana merupakan salah satu unsur dalam pelaksanaan hubungan kerja, yang mempunyai hubungan setrategis dalam hubungan industrial, pekerja/ buruh menerima upah atas dasar imbalan jasa kerja yang dilakukannya bagi pihak lain, sehingga besaran upah yang diterima pada dasarnya harus sebanding dengan kontribusi pekerja/buruh dalam memproduksi barang atau jasa tertentu. Kajian kritis terhadap eksistensi politik hukum perburuhan ini menggunakan pendekatan telaah hukum kritis yang menempatkan bagai mana peran negara (baik lembaga ekskutif, legislatif, maupun yudikatif) dalam menjamin dan melindungi hak-hak dan kepentingan buruh serta agenda aksi strategis yang dapat dilaksanaka buruh serta serikat buruh serta kalangan stakholders guna meningkatkan posisi tawar buruh dihadapan pemodal dan negara.5. 5. Ibid hal 212.

(5) Wujud pelaksanaan campurtangan pemerintah disini pemerintah pusat tidak mampu melaksanakan secara keseluruhan karena Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luwas, untuk itu wewenang ini diberikan kepada pemerintah daerah dengan adanya otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan hak,_wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.6 Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut UU Pemerintahan Daerah pada pasal 9 ayat 3 dinyatakan. “Urusan Pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota”. Selanjutnya pada pasal 12 UU Pemerintah Daerah ayat 2 dinyatakan “bahwa salah satu urusan konkuren pemerintah daerah adalah berkenaan dengan ketenagakerjaan”.7 Berdasakan uraian di atas dapat dsimpulkan bahwa, Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan, dan berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lainnya dalam rangka melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.8 Dengan adanya otonomi daerah maka Pemerintah Daerah yang berwenang untuk menetapkan berapa besaran upah minimum regional di daerah baik Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota guna melindungi hak-hak buruh dan juga untuk mewujudkan kesejahteraan buruh/pekerja yang meiliki posisi tawar rendah.. 6. Titik Triwulan Tutik, Kontruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010, hal 254. .7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587 8 Maria Farida Indrati S, Ilmu Perundang-Undangangan (1), Kanisius, Yogyakarta, 2007, hal 180..

(6) Pada kenyataannya masih banyak buruh yang memperoleh upah dibawah ketentuan upah minimum regional dimana fenomena tersebut banyak terdapat didaerah, dari sini terlihat bahwa peranan pemerintah daerah sangat penting, peran tersebut berupa penertiban yang dilakukan pegawai pengawas Dinas Tenaga Kerja di setiap perusahaan yang ada diwilayah Kota Kediri dengan mengadakan sosialisasi kepada seluruh perusahaan setelah penetapan upah minimum regional disahkan oleh Gubernur, setelah sosialisasi telah dilaksanakan suatu pembinaan guna mengantisipasi agar perusahaan tidak menyalah gunakan kekuasaannya kepada para buruh, selain itu pembinaan juga diberikan kepada buruh agar buruh tau dan paham tentang hak-hak yang dimilikinya dan juga pihak pengawas Dinas memberikan toleransi kepada perusahaan yang merasa keberatan terhadap berlakunya kebijakan upah minimum regional dengan cara mengajukan penangguhan paling lambat tiga bulan setelah disahkan oleh Gubernur. Upaya selanjutnya yaitu dengan melaksanakan monitoring dan pengawasan secara rutin dengan cara terjun langsung kesetiap perusahaan dengan memeriksa berkas-berkas yang ada dan juga dengan melakukan wawancara baik dengan pemilik perusahaan ataupun dengan para buruh guna mengetahui keadaan yang sesungguhnya apakah sudah sesuai dengan dokumen wajib lapor perusahaan yang diserahkan kepada bagian pengawas Dinas Tenaga Kerja. Upaya terakhir yang ditempuh yaitu dengan pemberian sanksi yang tegas sesuai peraturan yang berlaku apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan pihak perusahaan mengingat semakin banyak buruh yang merasa kurang puas dengan upah yang diberikan oleh pengusaha tempatnya bekerja. Namun dalam melaksanakan upaya terakhir yaitu pemberian sanksi yang tegas sesuai dengan ketentuan yang ada pegawai pengawas hanya sebatas menegur perusahaan yang bersangkutan karena apabila peraturan yang ada diterapkan secara utuh maka yang terjadi ialah pemutusan hubungan kerja yang selanjutnya disebut PHK secara besar-besaran mengingat masih banyak perusahaan kecil.

(7) dan menengah di wilayah Kota Kediri yang secara jelas terbukti belum mampu memberikan upah kepada buruhnya sesuai dengan peraturan upah minimum regional dan pemerintah kota kediri sudah memberi penangguhan. Kesimpulan dari realita di atas menunjukkan bahwa pemerintah tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang ada. Hal ini akan menjadi masalah yang kompleks bagi para buruh apalagi jika dikaitkan dengan tingkat kebutuhan buruh yang tinggi dengan tingkat upah yang mereka terima. 9 Kondisi ini diperparah dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berimbas naiknya semua kebutuhan pokok sehingga sehingga tingkat kebutuhan hidup para buruh meningkat dan mahal, harus dipenuhi dengan upah yang rendah, sehingga tidak terjadi keseimbangan diantara keduanya sehingga menimbulkan kesenjangan. Masalah tersebut juga dialami oleh para buruh di Kota Kediri, dimana masih banyak pengusaha yang tidak mampu membayar para buruhnya sesuai dengan ketentuan upah minimum kota yang telah ditetapkan oleh Gubernur Jawa Timur. Hasil wawancara antara penulis dengan pegawai dinas sosial dan tenagakerja kota kerdiri, menyebutkan masih terdapat 60% dari 498 perusahaan di Kota Kediri yang belum mampu membayar para buruhnya sesuai dengan ketentuan upah minimum kota (UMK). Hal tersebut bertentangan dengan ketentuan yang terdapat didalam pasal 90 ayat (1) undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut UU Ketenagakerjaan menyatakan “Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum”. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89.10. 9. Dhian Kartini Kusuma Prima Wardani, op.cit hal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4279 10.

(8) Pada hari rabu tanggal 20 November 2014 Gubernur Jawa Timur menetapkan upah minimum Kabupaten/ Kota di Jawa Timur Tahun 2015.11 Berdasarkan Peraturan Gubernur nomor 74 tahun 2014 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) tahun 2015 menyatakan bahwa UMK Kota Kediri tahun 2015 sebesar Rp 1.339.750,-.12 Adapun penelitian yang sudah ada sebelum penelitian ini dilaksanakan antara lain penelitian yang dilakukan oleh saudari Dhian Kartini Kusuma Prima Wardani dari Universitas Jenderal Soedirman dengan judul Proses Penetapan Upah Minimum Kabupaten di Kabupaten Purbalingga,dengan rumusan masalah yaitu apakah proses penetapan upah minimum kabupaten di kabupaten purbalingga sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan juga penelitian yang dilakukan oleh saudara Budiyono,SH dari Universitas Diponegoro dengan judul Penetapan Upah Minimum dalam Kaitanya dengan Upaya Perlindungan Bagi Pekerja/Buruh dan Perkembangan Perusahaan, dengan rumusan masalahnya adalah bagaimana prosedur penetapan upah minimum, apakah dengan penetapan upah minimum mampu memberikan perlindungan bagi buruh/pekerja, danbagaimana perkembangan perusahaan dengan adanya penetapan upah minimum, persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah Sama-sama tentang hukum perburuhan berkenaan dengan pengupahan; tujuan penelitian sebagai tugas akhir. Sedangkan perbedaannya adalah terdapat pada substansi yang diteliti. penelitian terdahulu. berkenaan dengan proses penetapan upah minimum sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti berkenaan dengan peran pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan pengupahan. Jadi kedua penelitian ini memang terdapat persamaan terletak pada tema yang dibahas tetapi substansinya. 11. Abdul Hady, 21 November 2013, Resmi, Gubernur Jatim Tetapkan Nilai UMK 2014, Jaringnews.com,http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/51980/resmi-gubernur-jatim-tetapkan-nilai-umk, (05 Desember 1014) pukul 16.00 WIB 12. http//bappeda.jatimprov.go.id/.../2014/12/Pergub-Nomor-74-Tahun-2014.pdf. diakses pukul 19. 00 WIB ( 25 Apri 2015).

(9) berbeda.Penelitian Sebelumnya dapat dideskripsikan dalam bentuktabel, sebagaimana tabel dibawah ini : Tabel 1.1 penelitian sebelumnya No. 1. Tahun. Nama peneliti. Judul penelitian. Rumusan Masalah. Keteranagan. Penelitian. dan asal intansi. 2012. Dhian Kartini. Proses. Apakah Proses. Skripsi ini. Kusuma Prima. Penetapan Upah. Penetapan Upah. meneliti. Wardani asal. Minimum. Minimum Kabupaten. proses. Universitas. Kabupaten di. di Kabupaten. penetapan. Jenderal. Kabupaten. Purbalingga Sudah. upah. Soedirman. Purbalingga. Sesuai dengan. minimum. Peraturan yang Berlaku 2. 2007. Budiyono,SH. Penetapan Upah. 1. bagaimana prosedur Penelitian ini. asal. Minimum. penetapan upah. difokuskan. Universitas. dalam Kaitanya. minimum?. dalam hal. Diponegoro. dengan Upaya. 2. apakah dengan. proses. PerlindunganBa. penetapan upah. penetapan. gi. minimum mampu. upah. Pekerja/Buruh. memberikan. minimum,. dan. perlindungan bagi. perlindungan. Perkembangan. buruh/pekerja?. buruh, dan.

(10) Perusahaan. 3. Bagaimana. perkembanga. perkembangan. n perusahaan. Perusahaan dengan adanya penetapan Upah Minimum? Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian. lebih. lanjut. sebagai. bahan. penyusunan. skripsi,. dengan. judul. PERAN. PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN UPAH MINIMUM REGIONAL BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Kediri 1.2Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang ada dilatar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peran pemerintah Kota Kediri terhadap pelaksanaan upah minimum regional bagi usaha kecil dan menengah ? 2. Bagaimana upaya usaha kecil dan menengah yang tidak mampu melaksanakan kebijakan upah minimum regional ? 3. Bagaimana kebijakan pemerintah Kota Kediri terhadap usaha kecil dan menengah yang tidak mampu melaksanakan kebijakan upah minimum regional ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut:.

(11) 1. Untuk menganalisis peran pemerintah Kota Kediri terhadap pelaksanaan upah minimum regional bagi usaha kecil dan menengah yang belum maksimal; 2. Untuk menganalisis upaya hukum usaha kecil dan menengah yang tidak mampu melaksanakan kebijakan upah minimum regional; 3. Untuk menganalisis kebijakan pemerintah Kota Kediri terhadap usaha kecil dan menengah yang tidak mampu melaksanakan kebijakan upah minimum regional. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan landasan teoritis bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya serta dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan hukum perburuhan khususnya dibidang pengupahan. B. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah (Dinas Sosial dan Tenaga Kerja) Kota Kediri : Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada seluruh stakeholders yang bersangkutan dalam membuat kebijakan dibidang pengupahan serta sebagai landasan dalam melindungi hak-hak tenaga kerja dan dapat menjadi landasan dalam menyelesaikan sengketa ketenagakerjaan dalam hal pengupahan. b. Bagi Serikat Buruh :.

(12) Hasil penlitian yang diaksanakan penulis dapat dijadikan referensi bagi serikat buruh untuk menyelesaikan sengketa perburuhan antara pekerja, pengusaha dan pemerintah daerah terutama dibidang pengupahan dan sebagai pedoman dalam melindungi hak-hak pekerja. c. Bagi Buruh : Diharapkan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis dapat menambah pengetahuan pekerja/buruh diidang pengupahan sehingga para tenaga kerja tidak mudah dibohongi dan dianggap rendah pengusaha dan dapat menjadi dasar untuk mempertahankan hak-hak yang dimilikinya. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, sistemakika penulisan terdiri atas 5 (lima) bab yang terdiri dari : BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan hal-hal. mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Pada babini berisi tentang kajian-kajian yang berhubungan dengan argumentasi ilmiah/teori, doktrin/pendapat para ahli yang berasal dari referensi yang sahih maupun hasil penelitian yang telah diuji kebenarannya yang akan dipergunakan sebagai pisau analisis data maupun bahan hukum yang dihasilkan dari penelitian. Penulis pada bab ini memaparkan mengenai peran pemerintah, perusahaan, upah, buruh, upah minimum, teori kewenangan, dan usaha kecil dan menengah..

(13) BAB III: METODE PENELITIAN Pada bab ketiga memuat tentang metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitianyang dilakukan yaitu jenis penelitian, pendekatan penelitian, alas an pemilihan lokasi, jenis dan sumber data; teknik memperoleh data populasi, sampel dan responden, teknik analisis data serta definisi operasional. BAB IV : PERANPEMERINTAH KOTA KEDIRI TERHADAP PELAKSANAAN UPAH MINIMUM REGIONAL BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH Pada bab empat ini berisi hasil laporan rinci pelaksanaan kegiatan dalam mencapai hasilhasil kajiannya. Skripsi dapat berupa penelitian lapang, studi literatur, studi perbandingan, atau study kasus yang berpedoman kepada metode penelitian yang digunakan, sebagaimana dalam uraian rumusan masalah dan juga menggambarkan tempat pelaksana penelitian yaitu Dinas yang berwenang dalam bidang ketenagakerjaan dalam hal ini yang dimaksud adalah Sosial dan Tenaga Kerja. BAB V : UPAYA USAHA KECIL DAN MENENGAH YANG TIDAK MAMPU MELAKSANAKAN KEBIJAKAN UPAH MINIMUM REGIONAL Pada bab lima ini berisi hasil laporan rinci pelaksanaan kegiatan dalam mencapai hasilhasil kajiannya. Skripsi dapat berupa penelitian lapang, studi literatur, studi perbandingan, atau study kasus yang berpedoman kepada metode penelitian yang digunakan, sebagaimana dalam uraian rumusan masalah berkenaan dengan upaya hukum usha kecil dan menengah yang tidak mampu melaksanakan kebijakan upah minimum regional..

(14) BAB VI : KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI TERHADAP USAHA KECIL DAN MENENGAH YANG TIDAK MAMPU MELAKSANAKAN KEBIJAKAN UPAH MINIMUM Pada bab enam ini berisi hasil laporan rinci pelaksanaan kegiatan dalam mencapai hasilhasil kajiannya. Skripsi dapat berupa penelitian lapang, studi literatur, studi perbandingan, atau study kasus yang berpedoman kepada metode penelitian yang digunakan, sebagaimana dalam uraian rumusan masalah yang mana pada bab ini yang diteliti berkenaan dengan kebijakan pemerintah kota kediri terhadap usaha kecil dan menengah yang tidak mampu melaksanakan kebijakan upah minimum BAB V : PENUTUP Pada bab ini penulis membuat kesimpulan dari hasil kegiatan penelitian secara menyeluruh berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan pada pendahuluan secara singkat padat dan jelas, kemudian memberikan saran yaitu berupa rekomendasi berdasarkan hasil dan kesimpulan pnelitian.13. 13. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah , Universitas Brawijaya, Malang, 2014, hal 18-25.

(15)

Gambar

Tabel 1.1 penelitian sebelumnya

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dilakukannya penelitian mengenai pelaksanaan pengawasan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang dalam penerapan upah minimum kota di perusahaan

Sistem tenaga kerja yang formal tersebut seringkali diterjemahkan secara sempit oleh pengusaha, dengan dalih alasan pengaturan upah minimum tersebut hanya untuk perusahaan yang

Pada lahan tadah hujan dataran rendah, didapatkan tiga varietas kacang tanah dengan jumlah polong yang lebih tinggi dari varietas yang lain, yaitu Jerapah dan Takar-2 pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai yang ditanam sesudah padi sawah dengan cara TOT lebih baik dibanding dengan cara pengolahan tanah karena pada

Tutkimuksessa mukana olevien vuokra-asunnon tarjoajien vertailulla pyritään saamaan kokonaiskuva pääkaupunkiseudun arava- ja korkotukivuokra-asuntojen hakijoista,

Sebuah bangun ruang, dalam konteks geometri ruang, adalah himpunan semua titik, garis, dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta

Program ini menggunakan voice command sebagai input, suara yang dikeluarkan oleh pengguna akan dicocokkan dengan sejumlah perintah yang telah disiapkan pada program agar

Multimedia merupakan suatu piranti komunikasi dengan lebih dari satu media komunikasi yang berbasis komputer untuk menyampaikan informasi.. Multimedia dapat berperan di