• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Latihan Modifikasi Squat Terhadap Penguatan Core Stability Pada Pemain Basket SMA Negeri 3 Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Latihan Modifikasi Squat Terhadap Penguatan Core Stability Pada Pemain Basket SMA Negeri 3 Surakarta"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LATIHAN MODIFIKASI SQUAT TERHADAP PENGUATAN CORE STABILITY PADA PEMAIN BASKET SMA NEGERI 3 SURAKARTA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Strata I

Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

oleh:

HAKNY KUSUMA MAULANA ARKAN J120140112

PRORGAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

i

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH LATIHAN MODIFIKASI SQUAT TERHADAP PENGUATAN CORE STABILITY PADA PEMAIN BASKET SMA NEGERI 3 SURAKARTA

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh Hakny Kusuma Maulana Arkan

J120140112

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada Senin, 2 April 2018

Menyetujui,

Penguji Tanda Tangan

1. Farid Rahman, SST.FT., M.OR ( )

2. Arif Pristianto, SST.FT., M.Fis. ( )

3. Wijianto, SST.FT., M.OR ( )

Mengetahui Dekan FIK UMS

(3)

ii

Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes NIK/NIDN. 786/06-1711-7301

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya

yang diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi

dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dalam naskah dan disebutkan

sumber tersebut dalam daftar pustaka.

Apabila suatu saat terbukti bahwa ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.

Surakarta, 20 Februari 2018

Hakny Kusuma Maulana Arkan J 120 140 112

(4)
(5)

1

PENGARUH LATIHAN MODIFIKASI SQUAT TERHADAP PENGUATAN CORE STABILITY PADA PEMAIN BASKET SMA NEGERI 3 SURAKARTA

Abstrak

Core yang stabil merupakan kunci bagi tubuh untuk dapat bergerak dan menjaga keseimbangan dengan baik Core yang lemah akan mengakibatkan pemain basket mempunyai kemungkinan terjadi robek otot, cidera sendi, hingga resiko cidera yang lebih besar. Core ini dapat diperkuat kemampuannya untuk menyetabilkan tubuh dengan latihan modifikasi squat. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan modifikasi squat terhadap penguatan core stability pada pemain basket SMA Negeri 3 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design dengan menggunakan pendekatan two pretest-postest with control group design. Subyek dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok perlakuan diberikan modifikasi squat sedangkan kelompok kontrol diberikan latihan bridging. Pengukuran pretest dan postest menggunakan Core muscle strength and stability Test. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk, uji pengaruh menggunakan uji Wilcoxon, uji beda pengaruh menggunakan uji Mann Whitney. Berdasarkan hasil perlakuan yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh bahwa modifikasi squat berpengaruh terhadap penguatan core stability pada pemain basket SMA Negeri 3 Surakarta. Uji statistik untuk uji pengaruh modifikasi squat menggunakan Wilcoxon didapat p = 0,004 (<0,05). Sedangkan untuk uji beda pengaruh menggunakan Mann Whitney didapat p = 0,001 (<0,05). Dari hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa latihan modifikasi squat berpengaruh terhadap penguatan core stability pada pemain basket SMA Negeri 3 Surakarta

Kata Kunci: core stability, modifikasi squat, pemain basket, core Abstract

A stable core is the key for the body to move and maintain the balance to keep stable. A weak core will result in basketball players having the possibility of muscle tearing, joint injury, and to a greater risk of injury. This core can be strengthened by its ability to stabilize the body

with a squat modification exercise. Aim of this study was know the effect of squat

modification exercise on strengthening core stability in basketball player SMA Negeri 3

Surakarta. This research used method quasi experimental design by using two pretest-posttest

approach with control group design. The subjects were divided into two groups. The treatment group was given squat modification while the control group was given with bridging exercise . The pretest and posttest measurements use the Core muscle strength and

stability test. Normality test using Shapiro Wilk test, effect test using Wilcoxon Test. Test

different effect using Mann Whitney Test. Based on the result of the treatment that has been done by researcher, it was found that squat modification affects the strengthening of core stability in basketball players SMA Negeri 3 Surakarta. The statistical test to test the effect of squat modification using Wilcoxon was obtained p = 0,004 (<0,05). While for difference test of influence using Mann Whitney got p = 0,001 (<0,05). From the results of research that can be concluded that the modification of squats exercise affect the of strethngthened core stability on basketball players SMA Negeri 3 Surakarta

Key word:Modified squat, core stability, basketball player, core. 1. PENDAHULUAN

Olahraga basket merupakan olahraga yang populer dan digemari banyak kalangan. Olahraga Basket menurut (Ahmadi, 2011) adalah permainan yang sederhana, mudah

(6)

2

dipelajari dan dikuasai dengan sempurna yang juga menuntut perlunya melakukan suatu latihan baik (disiplin) untuk membentuk kerja sama dalam tim. Permainan ini juga menyuguhkan kepada penonton banyak hal seperti dribbling, tembakan yang bervariasi, terobosan yang fantastik, gerakan yang penuh tipu daya dan silih bergantinya mencetak poin dari regu yang bertanding. Olahraga Basket eksistensinya sendiri bisa dilihat dari banyaknya event basket mulai dari tingkat remaja DBL (Developmental Basket League), tingkat mahasiswa LIMA (Liga Mahasiswa) dan tingkat profesional ada IBL (Indonesian Basket League) (Rahmat, 2017).

Basket merupakan olahraga yang banyak disukai mulai dari siswa SD sampai tingkat Mahasiswa. Olahraga juga merupakan kegiatan untuk merawat jasmani kita, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam H.R Muslim yang artinya: “Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah”(asy syariah, 2016). Sehingga kita sebagai muslim harus pandai dalam merawat jasmani, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Kesehatan jasmani juga memiliki komponen begitu pula dengan olahrga basket ,basket memiliki komponen fisik kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi yang berhubungan dengan kontrol tubuh dimana (Cofano, 2017) mengatakan core mempunyai peran untuk mengontrol dan menstabilisasi daerah lumbosacral serta memberikan koneksi antara tubuh bagian atas dan tubuh bagian bawah, hal ini akan sangat membatu dalam kemampuan bermain basket. Core adalah sebuah nama grup otot pada bagian Trunk, Spinal dan abdominal otot core ini sangat berfungsi dalam keseimbangan tubuh (Akuthota, 2008). Karena keseimbangan tercapai ketika adanya stabilitas pada spinal dan ekstremitas dalam mempertahankan posisi (Liebenson, 2002). Sehingga Core stability dapat mengoreksi dan membentuk postur tubuh yang benar dalam berbagai kegiatan olahraga maupun dalam aktivitas sehari hari (Granacher et. al, 2014).

Core yang lemah akan mengakibatkan pemain basket mempunyai kemungkinan terjadi robek otot, cidera sendi, hingga resiko cidera yang lebih besar, sehingga fisioterapi menciptakan banyak program latihan untuk melatih kekuatan core stability salah satunya

dengan squat exercise. Dalam Penelitian (Choenfeld, 2010) Squat adalah salah satu teknik

yang paling sering digunakan dan merupakan salah satu latihan yang terbaik dan efektif karena dapat mengaktifkan beberapa grup otot dalam satu kali manuver. Pada latihan di

bidang kekuatan dan pengkondisian, squat mampu melatih otot otot agonis dan antagonis

(7)

3

dengan membagi porsi beban yang diterima spinal dengan lutut dan juga ankle joint

sehingga tercipta stabilitas yang maksimal.

Dalam melakukan penelitian ini, sebelumnya penulis pernah mendampingi SMA 3

Negeri Surakarta dalam ajang event basket bergengsi DBL (Developmental Basket

league). Saat itu penulis melihat banyak kemampuan pemain yang bagus dan dapat ditingkatkan, namun mereka memiliki kondisi fisik yang kurang terutama pada keseimbangan dan stabilitas tubuh, sehingga penulis ingin memperbaiki stabilitas mereka

dengan penguatan core stability dengan metode latihan squat exercise yang telah

dimodifikasi dengan gerakan yang dapat mengembangkan kelincahan, kekuatan , koordinasi, serta fleksibilitas yang baik dalam bermain basket.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design. Penelitian menggunakan pendekatan Two Pretest-Postest With Control Group Design. Dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok perlakuan latihan dengan modifikasi squat dan kelompok kontrol latihan dengan bridging. Dilakukan pre-test sebelum diberikan perlakuan dan post-test setelah diberikan perlakuan selama 4 minggu dengan menggunakan instrument pengukuran Core muscle strength and stability Test. Teknik analisa data yaitu uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk, uji pengaruh menggunakan uji Wilcoxon dan uji beda pengaruh menggunakan uji Mann Whitney.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Normalitas

Berdasarkan uji normalitas dengan Shapiro wilk data kekuatan dan stabilitas pemain basket pre-test pada kelompok perlakuan memiliki nilai p > 0,05 berarti data berdistribusi normal, dan pre-test pada kelompok kontrol menunjukkan hasil yang sama p > 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Untuk nilai post-test pada kelompok perlakuan memiliki nilai p < 0,05 yang berarti data berdistribusi tidak normal dan pada kelompok kontrol p > 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. 3.2. Uji Pengaruh

Berdasarkan tabel 4.5. Dapat dilihat bahwa uji pengaruh pada kelompok perlakuan terhadap kekuatan dan stabilitas dengan latihan modifikasi squat diperoleh p-value 0,004 dimana p<0,05 maka Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

(8)

4

pengaruh latihan modifikasi squat terhadap penguatan core stability pada pemain basket SMA Negeri 3 Surakarta.

Uji pengaruh pada kelompok kontrol terhadap kekuatan dan stabilitas dengan latihan bridging diperoleh p-value 0,015 dimana p<0,05 Ha diterima, sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh lebih besar pada latihan dengan modifikasi squat dibanding dengan latihan bridging terhadap penguatan core stability pada pemain basket SMA Negeri 3 Surakarta.

3.3 Uji Beda Pengaruh

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hasil uji beda pengaruh terhadap selisih keseimbangan statis pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diperoleh p-value 0,001 dimana p < 0,05 maka Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh lebih besar terhadap penguatan core stability pada kelompok perlakuan yang diberikan latihan modifikasi squat dibanding dengan kelompok kontrol yang diberikan latihan bridging pada pemain basket SMA Negeri 3 Surakarta.

3.4 Pembahasan

Stabilisasi biasanya terjadi dengan kontraksi otot statik dan isometrik karena menahan segmen tubuh yang tidak bergerak (Ismaningsih, 2015). Pusat gravitasi pada tubuh kita terletak pada core, baik tidaknya kemampuan core tubuh juga akan mempengaruhi stabilisasi tubuh ketika melakukan aktivitas. Grup otot core dapat dikembangkan kemampuannya dengan latihan modifikasi squat , karena dalam posisi squat tubuh dilatih untuk mempertahankan stabilitas terhadap adanya perubahan pusat gravitasi dengan cara melakukan aktivasi otot - otot core (Transeverse abdominis, rectus abdominis, multifidus, internal – enternal obliques, quadratus lumborum, erector spine) untuk mempertahankan stabilisasi posisi spinal dan tubuh agar tidak goyah maupun terjatuh (Hasegawa, 2010). Squat dipilih karena dapat mengembangkan kekuatan bagian lower limb yang termasuk otot deep core hingga bagian pelvic floor (gluteal) (Barton, 2016). Melihat dari gerakan latihan modifikasi squat yang diberikan pada kelompok kontrol ada 4 gerakan yang dilakukan yaitu : 3.4.1 Over head squat

Gerakan ini dilakukan untuk mendapat aktivasi dari otot bagian abdominal dan juga bagian trunk agar bekerja secara seimbang dimana akan melatih aktifasi otot dan koordinasi kedua bagian otot tersebut.

(9)

5 3.4.2 Single leg squat to wall

Yaitu posisi seperti overhead squat namun ditambah dengan angkat satu kaki dan ditempelkan ke dinding tembok, seperti disampaikan dalam penelitian (Barton, 2016) ketika melakukan squat dengan satu kaki maka akan ada aktivasi otot bagian gluteal yang lebih besar dibanding squat dengan dua kaki serta akan melatih stabilisasi pada pelvic yang lebih baik.

3.4.3 Overhead pitchers squat

Yaitu dengan satu kaki di sangga pada sebuah kursi (bench) yang tujuan nya adalah untuk mendapatkan kurva squat yang lebih kecil, (Southwell, 2016) mengatakan kurva squat yang lebih rendah mengakibatkan pembagian beban antara deep core muscle dan superficial muscle lebih besar dimana kontraksi otot yang dihasilkan semakin besar pula.

3.4.4 Overhead squat with load

adalah squat seperti over head squat namun diberikan gaya tambahan dari luar sehingga tubuh akan merespon dan mempertahankan stabilisasi dengan mengaktivasi otot-otot core serta ektremitas agar keseimbangan tubuh tetap terjaga.

Sesuai prinsip latihan specific and progress overload otot tipe I akan mudah dan lebih spesifik dilatih dengan gerakan isometrik (Birch, 2004). Maka dari itu latihan squat digunakan karena memiliki sifat latihan yang mengontraksikan otot core secara isometrik karena akan lebih spesifik dalam meningkatkkan kemampuan kekuatan dan stabilisasi otot core (Clayton, 2015). Sebuah penelitian yang diungkapkan oleh (Barton, 2016) menunjukkan bahwa latihan squat dapat memberikan pembagian pembebanan yang baik dimana dibutuhkan untuk mendapatkan efek latihan yang maksimal dan mengurangi risiko cidera pada spinal. Pada penelitian (Southwell, 2016) menunjukkan bahwa latihan squat dengan variasi dapat memberikan perubahan berbeda pada struktural termasuk perkembangan otot dan jaringan lunak serta pada segi fungsional dapat mengembangkan kekuatan, koordinasi otot, dan kontrol tubuh.

Melihat dari prinsip dan aktivasi yang telah dihasilkan dari gerakan squat maka latihan modifikasi squat bepengaruh dalam penguatan core stability pada pemain basket SMA Negeri 3 Surakarta.

(10)

6 3.5 Keterbatasan Penelitian

3.5.1 Kurangnya peneliti dalam pengendalian responden saat latihan, seperti gerakan-gerakan latihan modifikasi squat yang benar sesuai dengan prosedur yang tercantum pada teori, responden sering tidak memperhatikan posisi spinal yang seharusnya lurus saat melakukan squat.

3.5.2 Peneliti belum bisa memanipulasi kepatuhan subjek dalam mengikuti intruksi latihan yang diberikan.

3.5.3 Instrumen yang digunakan berupa poin atau tahapan yang membuat penilaian bersifat subyektif.

3.5.4 Peneliti belum mampu membuat kriteria yang spesifik untuk subjek Atlet and Non Atlet Still Exist.

4. PENUTUP

Berdasarkan kajian dari data penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti maka kesimpulan yang dapat diambil adalah ada pengaruh latihan

modifikasi squat terhadap penguatan core stability pada pemain basket SMA Negeri 3

Surakarta.

Peneliti dapat memperhatikan respoden secara teliti dalam melakukan gerakan

– gerakan squat yang sesuai dengan prosedur yang telah dicantumkan dalam teori.

Peneliti diharapkan mampu memanipulasi kepatuhan subjek dalam mengikuti

intruksi latihan yang diberikan secara tertib.

Menggunakan instrumen pengukuran yang mempunyai nilai ketetapan secara tepat sehingga tercipta hasil pengukuran yang akurat dan obyektif.

Peneliti dapat membuat kriteria yang spesifik untuk subjek Atlet and Not Atlet

Still Exist.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. (2011). Pengertian Peraturan Bola Basket. Retrieved October 11, 2017, from www.kajianpustaka.com

Akuthota, V., Ferreiro, A., Moore, T., & Fredericson, M. (2008). Core Stability Exercise Principles. Current Sports Medicine Reports, 7(1), 39–44. https://doi.org/10.1097/01.CSMR.0000308663.13278.69

Asy syariah. (2016, January). Makna hadits mukmin yang kuat. Majalah Asy-Syariah, 2. Retrieved from https://asysyariah.com/makna-hadits-mukmin-yang-kuat/

Barton, C. J. (2016). Gluteal muscle activation during the isometric phase of squatting exercises with and without a Swiss ball.

(11)

7

Birch, k: M. (2004). Sport and Exercise Physiology. (Mclaren, Ed.) (I). new york: BIOS scientific publisher.

Choenfeld, B. R. A. D. J. S. (2010). Squatting Kinematics And Kinetics And Their Application To Exercise Performance, 24(12), 3497–3506.

Clayton, N. (2015). Foundation of Fitness Programming. (M. Martino, Ed.) (1st ed.). colorado: BOB Johnson Drive.

Cofano, G., Sannicandro, I., & Cofano, G. (2017). Core Stability Training and Jump Performance in Young Basketball Players. International Journal of Science and Research, 6(5), 78–96. https://doi.org/10.21275/ART20173282

Granacher, u.. Schellbach, J., Klein, K, Prieske, O., Baeyens, J. P. and M. (2014). Effects of core strength training using stable versus unstablesurfaces on physical fitness in adolescents: arandomized controlled trial. BMC Sport Science, 6.

Hasegawa, I. (2010). Using the Overhead Squat for Core Development. NSCA’s Performance Training Journal, 3(6), 19–21.

Ismaningsih. (2015). Penambahan proprioceptive exercise pada intervensi strengthening exercise lebih meningkatkan kelincahan pada pemain sepakbola. universitas udayana.

Liebenson, C. (2002). Squats and lunges for “core” stability. Journal of Bodywork and Movement Therapies, 6(4), 255–256. https://doi.org/10.1016/S1360-8592(02)90310-4

Rahmat, A. (2017). Kebangkitan Perbasketan Indonesia. Retrieved October 28, 2011, from https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20170110141623-178-185277/

Southwell, D. J. (2016). The effects of squatting footwear on three-dimensional lower limb and spine kinetics. Journal of Electromyography and Kinesiology. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016/j.jelekin.2016.10.005.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengalaman tersebut investor yang tercatat dalam Bursa Efek. Indonesia (BEI) yang masih bertahan dari krisis pasar modal pada

Dengan kondisi tersebut guru berusaha memperbaiki pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat

Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu (M. Motivasi untuk menyelidiki dan memanipulasi lingkungan, yang sering sekali

Penelitian ini didasari oleh produksi perikanan tuna dan cakalang berbasis rumpon yang terus menurun dengan ketersediaan sumberdaya yang terbatas dan daerah penangkapan tuna dan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN SIKAP TERHADAP BIMBINGAN KONSELING DENGAN TINGKAHLAKU.. BERKONSULTASI PADA

Kepada Nugroho yang telah membantu penulis selama masa Kuliah Kerja. Media sampai mengerti dalam bidang periklanan dan melewati masa

(Study on Undergraduate Female Students in Faculty of Economics and. Business Sebelas

To carry out the study, the researcher will focus on the analysis of anxiety of Dinah Morris in George Elliot’s Adam Bede as the major character with psychoanalytic