• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa kinerja bisnis sampah menggunakan metode analytical network process (kasus di cv.majestic buana group)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa kinerja bisnis sampah menggunakan metode analytical network process (kasus di cv.majestic buana group)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)1. 1 PENDAHULUAN. Latar belakang Berdirinya sebuah usaha atau perusahaan atau bisnis tidak semata-mata dibiarkan begitu saja. Banyak sekali komponen didalamnya yang harus diberikan perhatian lebih, diukur, dan dijaga keadaannya. Seiring berkembangnya dengan kemajuan zaman dan globalisasi, kesadaran manajemen perusahaan semakin berkembang juga untuk mau tahu dan lebih perduli dengan kinerja yang sudah diberikan perusahaan. Pengukuran kinerja tradisional hanya dilakukan dengan melihat dan membandingkan laporan keuangan berdasarkan histori yang ada, lambat laun cara tersebut dirasa tidak dapat digunakan lagi, dikarenakan laporan keuangan sebagai tolok ukur kinerja tidak bisa lagi menggambarkan titik –titik strategis perusahaan (Munifah, 2012). Perlu adanya penelitian mengenai bagaimana mengukur kinerja secara menyeluruh, terintegrasi dan seimbang sesuai dengan tujuan awal berdirinya perusahaan. Secara formal, praktik penilaian kinerja sudah ada semenjak 40 tahun terakhir. Pada awal abad ketiga masehi, ada seorang ahli filsafat dari Cina, Sin Yu, yang mengkritik dan menilai yang disampaikan kepada dinasti Wei, dan mengatakan bahwa penilaian kerajaan Nine Grades jarang menilai orang bedasarkan jasanya, melainkan rasa suka dan tidak suka kepada raja (Moehriono, 2009). Beberapa penelitian mengenai pengukuran kinerja telah dilakukan diberbagai industri, namun belum ada yang pernah menelaah lebih jauh mengenai perputaran kegiatan dan hasil kinerja pada industri yang sangat spesifik, yaitu industri sampah. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang sampah adalah, CV. Majestic Buana Group milik Mohammad Baedowy. Setelah lebih dari 10 tahun berdiri, belum pernah dicerna lebih dalam mengenai evaluasi kerja yang selama ini dilakukan. Adakah baik buruknya atau kurang lebihnya. Hasil evaluasi sebetulnya bisa menjadi masukan bagi perusahaan itu sendiri. Didalam perjalanannya, pasti banyak sekali naik turun yang dialami, terlebih lagi, usaha ini bergerak didalam industri yang sangat sepsifik, yang tidak umum dipandang orang, yaitu industri sampah. Kebanyakan orang akan beranggapan bahwa sampah adalah produk yang berada di rantai hidup paling akhir yang tidak bisa digunakan lagi dan harus dibuang yang semakin lama akan dengan sendirinya terurai dengan tanah dan hilang. Sebagian orang dengan pribadi yang menarik (menarik karena berani mempunyai pikiran yang lain dengan yang lain) mampu memutar otak dan menjadikan sampah sebagai pintu menuju peluang bisnis yang mampu memberikan pendapatan yang berlipat ganda dari yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Padahal sesungguhnya, yang seharusnya disadari adalah sampah terbentuk dari kegiatan sehari-hari manusia dan makhluk hidup lainnya. Hasil dari perbuatan manusia itulah yang beberapa diantaranya mempunyai potensi bahaya yang ada dalam bentuk cair, lumpur, gas, dan produk dari barang-barang.

(2) 2 manufaktur. Dibutuhkan pemanfaatan, pergerakan limbah, serta pembuangannya agar lingkungan tidak terkena dampak negatif (Williams, 2009). Menurut Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bekasi, bahwa dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat telah mengakibatkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Selain itu, melihat kemajuan di banyak kota dan daerah yang sangat pesat, dengan semakin banyaknya hunian dan pemukiman, sektor bisnis kuliner yang juga meningkat, menyebabkan perbandingan lurus dengan jumlah sampah yang juga semakin banyak. Peningkatan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan industri yang semakin pesat akan memberikan dampak pada jumlah sampah yang dihasilkan antara lain sampah plastik, kertas dan produk kemasan yang mengandung B3 (Bahan Beracun Berbahaya) (Subekti, 2009). Membenarkan pernyataan Subekti, sumber sampah yang terbanyak adalah dari pemukiman dan pasar tradisional. Sampah pasar khusus seperti sayur-mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik (Kurniawan, 2009). Di Jakarta misalnya, setiap harinya Ibu Kota kita ini menghasilkan sampah yang menumpuk dengan berat keseluruhan kurang lebih 6000-6500 ton. Tentu ini bukan lagi jumlah yang kecil. Angka itu dua kali lipat target yang tertuang dalam kontrak kerjasama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PT. Godang Tua Jaya (GTJ), beserta PT. Navigat Organik Energy Indonesia (NOEI), sebagai pengelola Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantar Gebang, yakni 3.000 ton per hari. Padahal, sesuai kontrak kerjasama yang berlaku 15 tahun hingga 2023 itu, jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang ditargetkan 4.500 ton per hari pada empat tahun pertama kerjasama. Selain risiko penimbunan dan pengolahan yang lebih berat, peningkatan sampah berdampak bagi keuangan DKI Jakarta. Setiap tahun, Ibu Kota harus mengeluarkan ratusan miliar rupiah untuk membayar biaya pengolahan sampah (tipping fee) dan biaya social warga sekitar TPST. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mendukung penuh gerakan Jakarta bersih tanpa sampah plastik. Hal ini dikemukakannya mengingat 15 persen dari (kurang lebih) 6.700 ton sampah per hari di Jakarta berupa sampah plastik belum dapat ditangani dengan baik. Dari angka tersebut, dapat dihitung sebesar 1.500 ton sampah di Jakarta berwujud sampah plastik. Dengan begitu banyaknya jumlah sampah di Ibu Kota Jakarta ini, tentu menimbulkan banyak pro kontra. Yang paling jelas terlihat adalah dampak negatif langsung yang banyak berpengaruh pada masalah lingkungan, pencemaran tanah yang bisa sangat mengganggu lahan pertanian karena sampah bisa membawa sifat tidak produktif pada sampah, selain itu, sifat masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih menjunjung tinggi “membuang sampah sembarangan” bisa menyebabkan pencemaran air yang kelanjutannya berdampak pada pendangkalan air sungai serta ekosistem ikan didalamnya, kesehatan masyarakat, dan yang lebih parah lagi dapat menyebabkan terjadinya bencana (ledakan gas metan, tanah longsor, pencemaran udara akibat pembakaran terbuka dan lain-lain). Salah satu.

(3) 3 penyebab gas metan datang dari limbah makanan, yang memiliki efek serius pada lingkungan karena metana yang dihasilkan dari limbah makanan adalah 21 kali lebih berpotensial pada gas rumah kaca daripada karbondioksida (Kwon, 2009). Kebakaran sampah, penghentian truk sampah DKI, dan pelayangan surat peringatan soal pengelolaan sampah di Bantargebang, Kota Bekasi, diduga saling terkait satu sama lain. Ketegangan muncul antara pengelola Bantargebang dan Pemprov DKI Jakarta, dan semua ini ternyata murni tentang bisnis (yang sebetulnya) bernilai miliran rupiah. Jumlah sampah yang sangat besar dan menggunung nyatanya menjanjikan satu kesempatan lain dari kacamata wirausaha, yang bisa lebih jauh diolah menjadi lahan bisnis dan punya peluang besar untuk dikembangkan. Banyak lapisan peluang bisnis yang sangat terbuka dan menarik untuk dikembangkan. Dimulai dari skala kecil sampai kepada skala besar yang berhubungan dengan sampah korporat. Usaha yang bisa dilakukan di dalam industri sampah ini diantaranya adalah, usaha pengangkutan sampah, usaha jual beli barang bekas, usaha daur ulang sampah, dan yang terahir adalah usaha mengelola pupuk kompos. Jika hanya diajukan pertanyaan, “siapa yang mampu bertanggung jawab?” tentu sangat sulit untuk mendapatkan jawabannya. Pemerintah sendiripun belum memiliki regulasi yang tepat terkait dengan pengakomodiran pengolahan sampah yang seharusnya menjadi masalah dan tanggungan kita bersama. Pemerintah sudah kehabisan ide untuk menentukan tempat pembuangan akhir (TPA) sampahsampah yang menggunung tersebut. Seandainya banyak yang menaruh perhatian terhadap kasus sampah ini, pasti akan tersadar bahwa kegiatan pengolahan sampah memiliki dampak multiplier effect melalui pemanfaatan teknologi yang tepat guna. Apabila tidak ada yang bergerak menangani masalah ini dengan serius, akan timbul dampak yang serius juga kedepannya, bisa jadi biaya yang dibutuhkan berlipat ganda untuk mengatasi masalah kebersihan lingkungan dan yang paling penting kesehatan. Berkaitan dengan ide bisnis, sampah bisa menjadi ladang pundi-pundi uang. Secara logika, untuk memulai nya bukanlah hal yang terlalu sulit, jika ingin memanfaatkan pengolahan sampah tentu bahan baku nya sendiri adalah sampah yang banyak ditemukan disetiap sudut kota. Pengolahan sampah yang mengutamakan prinsip-prinsip ekologi dan daya kreativitas yang baik tentunya bisa mengantarkan kita menjadi jutawan baru. Selain itu, disisi yang sama, kita juga membantu pemerintah mengurangi masalah pengangguran yang kerap belum menemukan solusi yang tepat dengan menyediakan lapangan kerja baru terutama dalam aspek pengolahan dan pemasarannya. Telah banyak artikel atau bahkan penelitian yang mengangkat topik tentang pengolahan sampah yang ditelaah dari berbagai sisi, baik dari bidang teknik yang dianalisa menggunakan metode NPV (Net Present Value), atau dari bidang agribisnis yang lebih terfokus pada pengaruh limbah sampah pada lingkungan. Beberapa penelitian terdahulu seperti milik Monica., et al (2007) “Household Waste Management Around the Globe”, Sidarto (2010) “Analisa Usaha Proses Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dengan Pendekatan Cost and Benefit Ratio Guna Menunjang Kebersihan Lingkungan”, Misuzu Asari (2011) “Consumer Perspective on Household Hazardous Waste Management in Japan”, Katja Lindqvist (2013) “Hybrid Govern”ance : The Case of Household Solid.

(4) 4 Waste Management in Sweden”, dan Aisyah (2013) “Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat di RT 50 Kelurahan Sungai Pinang dalam Kecamatan Samarinda Utara”. Penelitian tersebut memang diteliti menggunakan metode dan segi sudut pandang yang berbeda dari latar belakang akademik masing-masing penulis, namun subjek intinya adalah tentu ingin meneliti tentang pengolahan sampah limbah rumah tangga yang kian hari kian banyak dan menumpuk. Dari segi ekonomi, khususnya dari segi bisnis yang mengacu kepada kinerja, belum banyak yang membahas dan mengangkat topic terkait, padahal jika diteliti lebih jauh, peluang bisnis menjanjikan sudah menanti di industri ini apalagi jika bisa menerapkan cara menjalani nya dengan benar. Bagaimana tidak, semua bisa jadi uang dari sampah baik organik maupun anorganik, tergantung dari cara pengolahannya, bahkan tulang-belulang ayam hasil sisa makan pun bisa dijual kembali untuk diolah menjadi pakan ternak dan keramik. Halnyata terjadi di daerah Bantargebang, yaitu UMKM yang bergerak di industri sampah ini ternyata diakui sangat menjanjikan omzet milyaran rupiah per bulannya. Pada salah satu artikel online dari www.sipendik.com yang diterbitkan tanggal 19 Agustus 2014 dengan judul “Bisnis Daur Ulang Sampah, Pria ini Untung Miliaran Rupiah”, diulas mengenai kesuksesan orang yang berkecimpung didunia bisnis yang masih kurang dianggap lumrah ini, yang pada akhirnya mampu mengeruk untung milyaran rupiah, berikut ringkasan artikel : “ Sipendik.com – Mohammad Baedowy (40 tahun) menggeluti bisnis daur ulang sampah plastik di bawah label C.V Majestic Buana. Ketika awal merintis bisnis, ia memakai mesin buatan pabrik, dan kemudian hasilnya ia kirimkan ke seorang rekanan untuk memenuhi permintaan ekspornya. Hanya dengan waktu satu tahun, ini akhirnya berhasil membuat mesin pencacah walaupun tidak punya keahlian di bidang teknik. Ia pun kembali memulai usaha daur ulang sampah dengan memilah-milah botol plastik berdasarkan jenis dan warnanya, lalu dicacahnya. Hasil dari serpihan-serpihan botol plastik yang dicacah kemudian dikeringkan, kemudian masuk kembali ke dalam oven, barulah kemudian siap untuk dijual. Di China produk Baedowy digunakan sebagai bahan baku untuk membuat benang polyester. Bahan pembuatannya diperoleh dari limbah botol plastik minuman dengan jenis PET (polyethylene terephthalate). Sedangkan untuk sampah plastik gelas minuman berjenis PP (polypropylene) dipakai sebagai bahan dasar pembuatan tali rafia. Selain untuk memenuhi permintaan ekspor, dia juga menciptakan produk daur ulang sendiri. Botol-botol plastik oli dia daur ulang menjadi lokop sapu. Keberhasilan finansial Baedowy apabila kita hitung di atas kertas nilainya begitu menggiurkan. Dengan mesin ciptaannya, ia bisa memperoleh hasil olahan sebesar tiga ton per hari. Dalam kurun waktu sebulan, pemenang Industri Hijau Tingkat Nasional 2009 itu bisa meraup hingga miliaran rupiah dalam satu tahun. Jaringan mitra kerja yang dia bentuk telah menyebar dari Aceh hingga Papua. Bisa dikatakan usaha dari CV. MBG ini sudah sangat maju dan berhasil, namun, sempurna atau tidaknya kinerja belum bisa dinilai ketika belum dianalisa secara jelas pengukuran nya. Diperlukan adanya pengukuran secara menyeluruh, terintegrasi satu sama lain serta seimbang, sehingga diharapkan bisa mencapai tujuan awal..

(5) 5 Itulah mengapa penulis sangat tertarik untuk membedah mengenai bisnis di industri sampah ini, khususnya subjek yang paling mononjol adalah plastik. Selain omzet yang menjadi aspek paling menonjol, penulis juga berkeinginan untuk mau mengupas lebih dalam mengenai komponen lain dalam industri tersebut. Dalam perencanaannya nanti, metode yang akan digunakan telah ditetapkan penulis yaitu ANP atau Analytical Network Process yang digunakan untuk mengukur data primer yang didapat dari hasil wawancara dengan pakar atau praktisi yang memiliki pengalaman mendalam di permasalahan yang dibahas, dengan sebelumya juga melibatkan Balance Scorecard, yang mempunyai keistimewaan dalam hal pengukuran yang komprehensif dengan mempertimbangkan kinerja pada perspektif keuangan dan perspektif nonkeuangan, dimana didalam nya lagi dibagi menjadi perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (Suhendi, 2012). Dengan berbagai asumsi serta pembelajaran dari beberapa literatur terkait maka penelitian difokuskan kepada, “Analisa Kinerja Bisnis Sampah Menggunakan Metode Analitycal Network Process (Kasus di CV. Majestic Buana Group, Bekasi)”.. Perumusan Masalah Permasalahan sampah bukan lagi menjadi hal yang bisa diremehkan. Sebut saja dampaknya jika sampah menggunung dan tidak dikelola, berapa banyak penyakit yang bisa menghampiri dan hinggap bahkan menetap di hidup masingmasing orang. Disamping bau dan kotor nya sampah, banyak yang tidak tahu bahwa peluang bisnis yang besar sedang terbukalebar disana. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, nampak betapa penting nya untuk mengkaji mengenai keberadaan sampah, peluang bisnis pada industri terkait, serta pengukuran kinerja untuk bisa menjadi acuan melangkah ke arah yang lebih baik lagi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam latar belakang, memang disamping sampah organik, terdapat lagi 18 jenis sampah anorganik yang dihasilkan rumah tangga yang memiliki nilai ekonomis, yang dikelompokkan kedalam 6 kategori, yaitu : plastik, kaleng, kertas, besi, tembaga, dan alumunium. Banyak perusahaan yang hanya mengandalkan dan berusaha merubah serta terus memperbaiki konsep keuangannya saja, padahal tidak hanya efisiensi baiya saja yang harus ditingkatkan, tetapi, mengacu kepada konsep Balanced Scorecard yang akan digunakan, terdapat tiga faktor lain yang harus diperbaiki, yaitu faktor internal, pelanggan serta pembelajaran dan pertumbuhan. Jika keuntungan meningkat, tidak selalu memberikan gambaran bahwa keadaan perusahaan baik, cara seperti ini tidak lagi layak untuk di andalkan. Nantinya, dari hasil pengelompokkan empat perspektif pada Balanced Scorecard akan dilakukan pembobotan dan di prioritaskan dengan menggunakan alat statistik yang dapat mengakomodir tujuan, yaitu Analytical Network Process. Menjadikan masalah sampah sebagai sumber ekonomi baru yang sangat mungkin digalangkan di Indonesia membuat peluang usaha dari bisnis terkait terbuka lebar. Jika ada banyak orang yang tergerak untuk menggeluti bisnis di.

(6) 6 bidang terkait, tentu akan banyak manfaat yang diperoleh dalam jangka panjang. Dalam hal ini, Bapak Mohammad Baedowy sebagai sang pemilik perusahaan CV. Majestic Buana Group, sudah terlarut dalam bisnis sampah ini, namun, akan lebih baik dan maksimal jika sudah dilakukan pengukuran kinerja demi bisa memilahmilah hal apa yang harus ditingkatkan atau dirubah kedepannya.. Pertanyaan Penelitian Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kinerja pada bidang usaha sampah khususnya di CV. Majestic Buana Group ini, maka perlu merumuskan beberapa pertanyaan yang akan di ajukan kepada pelaku bisnis di bidang terkait yang berasal dari berbagai lapisan, seperti : 1. Berapa omzet perhari yang bisa diperoleh pengusaha dari usaha menggeluti bisnis sampah terkait? 2. Berapa besar volume sampah yang diolah oleh CV. MBG ? 3. Faktor apa saja yang menjadi sasaran strategik pada ruang lingkup kinerja bisnis di industri sampah khususnya pada CV. MBG? 4. Bagaimana prioritas empat perspektif, yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhn, serta perspektif keuangan, dengan menggunakan alat ukur statistik ANP?. Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini terkait dengan membuka peluang bisnis di industri yang belum banyak di geluti, yaitu sampah, adalah : 1. Mengetahui pengukuran kinerja yang dilakukan berdasarkan perolehan omzet dan besar nya volume sampah yang di setor oleh para pelapak kepada CV. MBG. 2. Menganalisa alternative strategi pada bisnis sampah, khususnya pada CV. MBG, melalui empat perspektif pada metode Balanced Scorecard. 3. Menganalisa prioritas dari empat perspektif dengan menggunakan alat ukur statistik ANP. Manfaat penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu: 1. Memberikan manfaat kepada penulis untuk bisa terus mengembangkan wawasan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat sesuai dengan bidang penelitian yang digeluti. 2. Memberikan informasi kepada pihak perusahaan karena diharapkan dapat menjadikan masukan sebagai industri pengolahan sampah yang berkualitas. 3. Memberikan gambaran pengetahuan mengenai peluang bisnis baru yang tadi nya belum pernah terpikirkan oleh banyak orang..

(7) 7 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengepul atau pelapak yang bertugas mengambil sampah – sampah yang telah di ambil pemulung sebelumnya. 2. Para mitra kerja yang berkeinginan memulai usaha pada industri terkait. 3. Para pegawai serta pemilik dari usaha yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengolahan sampah, yaitu CV. MBG. 4. Sampah yang diolah dalam penelitian ini terbatas hanyalah sampah plastik.. 2 TINJAUAN PUSTAKA Kerangka teoritis Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian yang telah dilakukan pada suatu program kerja atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi (Moehriono, 2009). Kinerja sendiri sebenarya dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan kepuasan keja karyawan serta tingkat besaran berupa imbalan yang didapatkan, yang dipengaruhi oleh kemampuan, dan sifat-sifat individu lain, serta beberapa faktor, yaitu : a. Harapan akan imbalan b. Dorongan c. Kemampuan d. Kebutuhan dan sifat e. Persepsi terhadap tugas f. Imbalan internal dan eksternal g. Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja (Moehriono, 2009). Pengukuran kinerja yang tepat dapat dilakukan dengan cara : 1) Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah terpenuhi. 2) Mengusahakan standard kinerja untuk menciptakan perbandingan. 3) Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja. 4) Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan prioritas. 5) Menghindari konsekuensi rendah nya kualitas. 6) Mempertimbnagkan penggunaan sumber daya. 7) Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan (Wibowo, 2013). Beberapa aspek mendasar yang sekiranya menjadi pokok dalam pengukuran kinerja adalah :.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Alternatif strategi dari kombinasi faktor kekuatan dan faktor peluang yaitu: 1) Menjaga koordinasi dan kerjasama yang baik antara Resort Bantaragung dengan Kelurahan untuk

Berdasarkan masalah yang muncul pada kasus Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK), maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1) Apakah ada pengaruh Infra Red

Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empirik pengaruh pola asuh otoriter orang tua terhadap kecerdasan emosi pada remaja madya, maka

Jenis tumbuhan ini menyukai daerah terbuka dan daerah yang lembab dan basah, dengan kelembaban yang diukur pada kawasan ini adalah 94 %, Menurut Ellyzarti (2009) tumbuhan

Peran kepemimpinan transformasional kepala madrasah dalam menanamkan budaya madrasah di Provinsi Jambi (MAN Olak Kemang Kota Jambi, MAN Pulau Temiang Kabupaten

(Abdul Qadir & Badrus).. Keempat, keterpaduan manajemen. Kelima, Keterpaduan budaya. pola integrasi berbeda dengan pola integrasi pendidikan pada umumnya. 2) Target yang

Uz postupke dubokog bušenja, prvenstveno onih koji se koriste pri izradi dubokih provrta u kalupu za izradu staklenih boca, u ovom je radu prikazan i kratak pregled

Namun untuk penghasilan petani kopi per tahun bisa dikatakan rendah hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu petani menjual masih dalam bentuk ceri yang membuat harga jual