• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Sosialisasi Anak dalam KeluargaTerhadap Perilaku Anak di Desa SeberangPebenaan Kecamatan Keritang Kabupaten IndraGiri Hilir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pola Sosialisasi Anak dalam KeluargaTerhadap Perilaku Anak di Desa SeberangPebenaan Kecamatan Keritang Kabupaten IndraGiri Hilir"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pola Sosialisasi Anak Dalam KeluargaTerhadap Perilaku Anak Di Desa SeberangPebenaan Kecamatan Keritang Kabupaten IndraGiri Hilir

Khairunnisah dan Swis Tantoro

Jurusan Sosiologi - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-

Telp/Fax. 0761-63277 (Khairunnisah27@yahoo.com)

CP : 082387018803

ABSTRACT

This study was conducted to determine how patterns of socialization that happens , religious values are socialized and constraints that affect the socialization process of religious values in the family in the village of Pebenaan Seberang Hilir Subdistrict Keritang Indragiri where every Friday prayers prayers and quantity fewer children compared with adults / parents , children often talk dirty and disrespectful to my friends and parents.

To find out how the patterns of socialization that occurs religious values are socialized and the factors that influence the socialization process . Religious values in the family in the village of Pebenaan Seberang Hilir Subdistrict Keritang Indragiri , the authors conducted data collection by using the technique of guided interviews with the informant , using parent and child informants throughout the Islamic religion and children who have aged 7-18 years. Purposive sampling 20 parents and 20 children informants

Results of research conducted showed that of authoritarian , democratic and permissive , democratic pattern is a pattern that many families used to educate children in the assessment of religious values , religious values in this study covers the implementation of the prayer 9 ( 45 % ) who do not discipline children while the parent - child discipline in praying as many as 12 ( 60 % ) of parents who discipline , reading Al - Quran ( Koran ) 14 ( 70 % ) of children who rarely Koran and here also seen parents who never Koran 10 ( 50 % ) parents who never Koran at all , fasting Ramadan 13 ( 65 % ) children were less well in performing the fasting of Ramadan , while fasting Ramadan parents in carrying out 17 ( 85 % ) included both parents in implementing the Ramadan fasting . In keeping with the goal of planting religious values to children as a handle and guidance in carrying out the teachings of Islam . When viewed from the percentage of poor implementation of religious values also looks quite large , it is theoretically influenced by how socialization received in the socialization of children in keluarga.faktor religious values , each child of the attitude of parents who are too loud and discipline that cause children to be passive communicates the difficulty of any environmental influences 9 ( 45 % ) of children and adolescents who are less well in

(2)

social environment and advancement of technology 13 ( 65 % ) of children who oftena use tecnology very rapidly .

Keywords :Patern of socialization family, religious values

PENDAHULUAN

Perkembangandan kemajuan zaman dewasa ini demikian pesat, terutama perkembangan dalam bidang teknologi.Oleh karena itu, merupakan tugas berat bagi dunia pendidikan, khususnya dinegara berkembang seperti Indonesia untuk dapat membina dan membawa anak didik kearah kemajuan.Pendidikan harus dapat menghasilkan manusia yang cakap, aktif, dan kreatif.Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia.Melalui pendidikan manusia dapat melepaskan diri dari keterbelakangan.Pendidikan juga mampu menanamkan kapasitas baru bagi manusia dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru, sehingga dapat diperoleh PDQXVLD \DQJ SURGXNWLI 6HQDGD GHQJDQ LWX ³ NXDOLWDV NHKLGXSDQ EDQJVD VDQJDW ditentukan olHK IDNWRU SHQGLGLNDQ´ %HUGDVDUNDQ SHUQ\DWDDQ WHUVHEXW GLDWDV WLGDNODK salah jika disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas, kemajuan, dan perkembangan suatu Negara pada umumnya dan generasi muda pada khususnya.

Seorang pendidik harus selalu memikirkan moral, tingkah laku dan sikap yang harus ditumbuhkan dan dibina pada anak didik.ia tidak cukup sekedar menuangkan pengetahuan kepikiran anak-anak atau hanya memikirkan peningkatan ilmiah dan kecakapan anak-anak saja. Jika pembinaan keperibadian dan moral tidak disertakan dalam pendidikan anak-anak, maka akan lahirlah individu yang tinggi pengetahuannya, tetapi tidak memberikan manfaat yang betul-betul kepada masyarakat, karena mereka hanya akan memikirkan dirinya sendiri, menggunakan ilmu dan pengetahuannya untuk mencari keuntungan dan kesenangan dirinya peribadi, tanpa menghiraukan apa yang terjadi pada orang banyak. Seperti diketahui pembinaan mental tidaklah dimulai dari sekolah akan tetapi dari keluarga (rumah tangga), sejak sianak dilahirkan kedunia, mulailah ia menerima didikan dan perlakuan mula-mula dari ibu dan bapaknya kemudian anggota keluarga yang lain semua itu ikut memberikan dasar-dasar pembentukan keperibadian pembinaan dan pertumbuhan itu kemudian ditambah dan disempurnakan disekolah. (Suhendi Hendi dan Ramdani Wahyu, 2001: 54)

$EX $KPDGL GDODP ³ VRVLRORJL SHQGLGLNDQ´ PHQJDWDNDQ EDKZD SHQGLGLNDQ manusia hidup dalam masyarkat, maka tingkah laku tidak saja merupakan penyesuaian dari fisik lingkunggannya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungannya yang ada disekitarnnya. (Abu Ahmadi, 1982:139) dalam membina anak-anak agar berperilaku yang baik tentunya setiap orangtua mempunyai cara yang berbeda. Dengan demikian perkembangan seorang anak didalalam keluarga sangat ditentukan oleh kondisi situasi keluarga dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki orangtua. Sehingga akan dijumpai perbedaan perkembangan anak yang satu dengan yang lainnya. (Shocib, 2000:124).

(3)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan penulis, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui dan mempelajari pola sosialisasi nilai-nilai agama islam dalam keluarga di Desa Seberang Pebenaan.?

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pola sosialisasi nilai-nilai agama islam dalam keluarga.?

Tinjauan Teori

Telah menjadi bagian dari studi sosiologi pendidikan bahwa sosialisasi merupakan salah satu topik kajian yang dipelajari secara serius. Mengigat arti sosialisasi itu sendiri merupakan proses alamiah yang membimbing individu untuk mempelajari, memahami dan memperaktekan nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan secara keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat, sosialisasi memiliki urganisasi yang begitu kuat terhadap keberlangsungan pendidikan bagi individu sebagai anggota masyarakat.

Sosialisasi adalah peran-peran, salah satu teori peran yang dikaitkan dengan sosialisasi ialah teori George Herbert Meed, dalam teorinya diuraikan dalam buku ³0LQG 6HOI DQG 6RFLHW\´ PHQXUXW 0HHG SHQJHmbangan diri manusia ini berlangsung melalui beberapa tahap-tahap play stage, tahap game stage, dan tahap generalized other. Setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat suatu proses yang dinamakannya pengambilan peran

Sosialisasi adalah soal belajar, dalam proses sosialisasi individu belajar tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga keterampilan-keterampilan seperti bahasa bergaul berpakaian, cara makan dan sebagainya ( Nasution 2009:126).

Vander Zandremengatakansosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui mana kita efektif didalam masyarakat (J.W Zanden, 1979:75). Menurut David A Goslin, sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok kemasyarakatan

Sosialisasi Nilai-Nilai Agama

Ajaran agama islam mengenai sholat dapat dilihat pada dalil Al-4XU¶DQ $O-4XU¶DQ surat An-QXU \DQJ PHQ\HEXWNDQ EDKZD ³ Gan dirikanlah sholat, tunaikan zakat dan WDDWODK NHSDGD UDVXO VXSD\D NDPX GLEHUL UDKPDW´ 6HODQMXWQ\D GLGDODP KDGLV \DQJ diriwayatkan oleh Baihaqi dari umar R.A menjelaskan bahwa sholat adalah tiang agama, maka barang siapa yang mendirikan sholat berarti menegakan agama, dan barang siapa yang meninggalkan berarti meruntuhkan agama.

Hadis yang diriwayatkan oleh tabrani dari umar menjelaskan bahwa yang pertama kali dihisab dari amalan-amalan seseorang pada hari kiamat ialah sholat.Jika sholatnya

(4)

baik maka baiklah seluruh amalnya, dan jika sholatnya rusak, maka rusaklah seluruh amalnya.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sholat adalah hal yang sangat penting. Mau tidak mau, dalam keadaan apapun dan dimanapun juga diwajibkan bagi umat islam untuk mendirikan sholat.

Hadis yang diriwayat kan oleh Abu Dawud menjelaskan bahwa perintahkanlah anak-anak mu untuk sholat diwaktu usia mereka meningkat 7 tahun dan pukullah (kalau engan melakukan sholat) diwaktu mereka meningkat usia 10 tahun.

Tabel 1

Pola Sosialisasi Kedesiplinan dalam Pelaksanaan Ibadah Sholat Anak

No Kedisiplinan Sholat Anak Jumlah %

1 Disiplin 7 35

2 Kurang Disiplin 4 20

3 Tidak Disiplin 9 45

Jumlah 20 100

Sumber : Data Lapangan 2013

Tabel diatas dapat dilihat bahwa informannya anak-anak dan remaja masih banyak tidak disiplin 9 ( 45%) kurang disiplin 4 (20%) sedangkan anak yang disiplin sebanyak 7(35%)

Seperti dikutif salah satu wawancara anak-anak dan remaja mengatakan tidak disiplin dalam menjalankan ibadah sholat, anak-anak dan remaja memilih untuk bermain bersama teman-temannya dan ia melaksanakan shola apa bila orangtuanya menyuruh untuk melaksanakan sholat baru dia kerjakan, dan ada juga anak dan remaja kurang disiplin ia mengatakan kurang disiplin karna bila melaksanakan sholat hanya sebatas melepaskan kewajiban yang tidak perlu dikerjakan tepat waktu, dapat dilaksanakan pertengahan waktu ataupun akhir-akhir waktu sholat. Dan ada juga sebagian anak-anak dan remaja yang disiplin dalam melaksanakan sholat mengatakan ia melaksanakan sholat karna sudah kewajiban dalam agama islam dalam melaksanakan sholat.

Tabel 2

Pola Sosialisasi dalam Pelaksanaan Sholat Orangtua

No Kedisiplinan Sholat Jumlah (%)

1 Disiplin 12 60

2 Kurang Disiplin 5 25

3 Tidak Disiplin 3 15

Jumlah 20 100

(5)

Tabel diatas dapat dilihat bahwa informan orangtua masih ada juga yang tidak disiplin dalam melaksanakan sholat sebanyak 3 (15%) kurang disiplin 5 (25%) dan ada juga orangtua yang disiplin dalam melaksanakan sholat sebanyak 12 (60%)

Seperti dikutif salah satu wawancara orangtua mengatakan tidak disiplin dalam melaksanakan sholat dia mengatakan dia melaksanakan sholat apabila kerjanya tidak ada lagi baru dia mengerjakan sholat, dan ada juga orangtua yang kurang disiplin ia mengatakan dia melaksanakan sholat hanya magrib dan isya saja, karna sibuk dengan kerjanya dan ada juga sebagian orangtua yang disiplin dalam melaksanakan sholat dan mengatakan sholat adalah kewajiban dan mengigat umur makin bertambah.

Pelaksanaan Baca Al- 4XU¶DQ 0HQJDML

Selain melaksanakan sholat lima waktu, sebagai umat muslim juga dianjurkan untuk rajin membaca Al-4XU¶DQ VHUWD PHPDKDPL LVLQ\D NDUQD $O-TXU¶DQ PHUXSDNDQ pegangan bagi umat muslim dalam menjalankan hidupnya. Semakin Al-TXU¶DQ GLNDML akan semakin cepat memahami isinya. Mengkaji isi Al-TXU¶DQ WLGDN ODK PXGDK orangtua pun kadang mengalami kesulitan dalam mengaji. Maka dari itu orangtua seharusnya bisa lebih sabar dalam mengajarkan kepada anak.

Ayat Al-TXU¶DQ \DQJ SHUWDPD WXUXQ \DLWX VXUDW $O-alaq 1-5 menjelaskan perintah untuk membaca Al-TXU¶DQ NDUHQD GLGDODPQ\D PDQXVLD DNDQ PHQJHWDKXL DSD \DQJ GLD tidak ketahui sebelumnya.

Berdasarkan dalil Al-TXU¶DQ WHUVHEXW VHEDJDL XPDW PXVOLP VXGDK VHKDUXVQ\D kita rajin membaca Al-TXU¶DQ GDQ PHPDKDPL DSD \DQJ GLPDNVXGQ\D VHKLQJJD GDSDW diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Al-TXU¶DQ DGDODK SHGRPDQ EDJL XPDW Panusia.Didalamnya terkandung hukum-hukum yang wajib dipatuhi. Al-TXU¶DQ GLWXUXQNDQ GHQJDQ FDUD \DQJ SDVWL GLMDPLQ kebenarannya dan tidak dapat diragukan sedikitpun. Sebagai kitab suci yang terakhir bagi umat manusia, Al-qur,an isinya adalah penyempurnaan dari kitab yang sebelumnya pernah ada, yaitu kitab taurat, zabur dan injil.

Pada dasarnya, orangtua dalam hal mendidik anaknya untuk mengaji/ membaca Al-TXU¶DQ GLUXPDK GLDMDUNDQ VHFDUD ODQJVXQJ GLPDQD SDGD WDKDS DZDOQ\D DQDN-anak diajari untuk mengenal hurub arab sehingga dapat membacanya. Selain itu, orangtua juga menitipkan anak-anaknya untuk belajar mengaji dimesjid atau mendatangi guru gaji kerumahnya.Hal ini dilakukan orangtua dengan harapan agar nantinya anak-anak mereka dapat mengaji dengan baik dan benar, karena tidak semua orangtua mereka juga yang menjadi responden pandai mengaji dengan baik dan benar.Untuk melihat bagaimana orangtua mensosialisasikan mengaji/ membaca Al-TXU¶DQ GLUXPDK GDSDW dilihat pada tabel berikut.

(6)

Tabel 3

Pola Sosialisasi dalam Pelaksanaan Ibadah Mengaji Anak No Pelaksanaan Ibadah Mengaji Anak Jumlah (%)

1 Sering 6 30

2 Jarang 14 70

3 Tidak Pernah -

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan 2013

Tabel diatas dapa dilihat bahwa informannya anak-anak dan remaja masih banyak anak-anak yang jarang mengaji 14 (70%) dan anak-anak yang sering mengaji sebanyak 6 (30%)

Seperti dikutif salah satu wawancara salah satu anak dan remaja yang sering mengaji anak-anak mengatakan sering melaksanakan mengaji dimesjid karna banyak teman-teman yang mengaji dimesjid dan dia juga mengatakan kalau dia sering mengaji itu karena untuk masa depannya yang akan datang.ada juga terlihat anak-anak yang jarang mengaji karna dia mengatakan dia mengaji apabila orangtuanya menyuruh anaknya untuk mengaji baru dia mengaji apabila orangtuanya lupa mengigatkan dan sibuk kerja dia tidak mengaji dan sibuk dengan kegiatan bermainnya bersama teman-temannya.

Tabel 4

Pola Sosialisasi dalam Pelaksanaan Ibadah Mengaji Orangtua No Pelaksanaan Ibadah Mengaji Orangtua Jumlah (%)

1 Sering 4 20

2 Jarang 6 30

3 Tidak Pernah 10 50

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan 2013

Tabel diatas dapat dilihat bahwa orangtua pada saat ini menjawab bahwa mereka jarang mengaji dimesjid maupun dirumah.Kebiasaan ini tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan masa dulu. Fungsi dari Al-4XU¶DQ \DNQL VHEDJDL SHGRPDQ KLGXS manusia terasa kurang diyakini, sehingga Al-4XU¶DQ PHQMDGL SDMDJDQ \DQJ EROHK GLOLKDW tapi jarang disentuh, bahkan dari 20 informan orangtua dari10 orang (50%) tidak pernah sama sekali mengaji dalam setiap minggunya

.

Pelaksanaan Puasa Ramadhan

Puasa dalam ajaran agama merupakan kewajiban yang harus dilakukan terutama bagi mereka yang sudah baliq. Di dalam Al-Qur,an Surat Al- Baqarah 183 menjelaskan EDKZD ³KDL RUDQJ-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana

(7)

diwajibkan atas orang-RUDQJ VHEHOXP NDPX DJDU NDPX EHUWDTZD´ 4XU¶DQ VXUDW $O-baqarah: 183). Dan lebih jelasnya lagi pada sambungan ayat berikutnya yaitu ayat 184-185. Untuk melihat bagaimana sosialisasi yang terjadi dalam keluarga pada masa lalu mengenai penanaman nilai-nilai puasa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Pola sosialisasi dalam Pelaksanaan Puasa Wajib anak No Pelaksanaan Puasa Wajib Anak Jumlah (%)

1 Baik 7 35

2 Kurang Baik 13 65

3 Tidak Baik -

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan 2013

Tabel diatas dapat dilihat bahwa disini responden anak-anak baik dalam melaksanakan puasa ramadahan 7(35%) kategori anak-anak yang baik dalam melaksanakan puasa ramadhan, disini juga terlihat anak-anak yang jarang puasa 13 (65%) disini anak-anak mengatakan dia jarang puasa penuh pada bulan ramadahan karna masih belajar dan anak-anak remaja juga mengatakan dia jarang puasa karna bila berkumpul ama teman -teman nya dia baru tidak puasa tapi kalau dirumah dia bilang puasa sama orangtuanya.

Tabel 6

Tanggapan Informan tentang Pelaksanaan Puasa Wajib Orangtua No Pelaksanaan Puasa Wajib Orangtua Jumlah (%)

1 Baik 17 85

2 Kurang Baik 3 15

3 Tidak Baik - -

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan 2013

Tabel diatas dapat dilihat bahwa disini informan orangtua baik dalam melaksanakan puasa Ramadahan 17(85%) orangtua yang baik dalam melaksanakan puasa Ramadhan dia mengtaakan sebagai orangtua harus mencontohkan yang baik kepada anaknya dan juga dia mengatakan puasa pada bulan ramadhan bagi umat muslim wajib dalam melaksanakan puasa pada bulan ramadhan, disini juga terlihat orangtua yang jarang puasa sebanyak 3(15%) orangtua yang kurang baik melaksanakan puasa tidak penuh puasanya dalam satu bulan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Sosialisasi Faktor Teknologi

Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh dari menonton televisi dan permainan anak seperti playstation dan game net, facebook dan sejenisnya. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat bagaimana teknologi sudah mempengaruhi perilaku

(8)

anak yang tentunya juga mempengaruhi proses sosialisasi nilai-nilai agama dalam keluarga.

Tabel 7

Tanggapan Informan terhadap Frekuensi Menonton Televisi No Frekuensi Menonton Televisi Jumlah (%)

1 Sering 9 45

2 Jarang 7 35

3 Tidak pernah 4 20

Jumlah 20 100

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan 2013

Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil teknologi seperti televisi mulai mempengaruhi anak didalam aktivitasnya sehari-sehari. Dari informan kelompok anak-anak dan remaja 9 diantaranya menjawab sering menghabiskan waktu untuk menonton televisi tidak kurang dari 10 jam sehari, sedangkan selebihnya mengaku jarang dan tidak begitu suka menonton televisi. Jika dilihat secara keseluruhan maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar anak-anak dan remaja pada saat ini termasuk kategori suka menonton televisi. Acara yang menjadi faporit dari anak-anak maupun remaja adalah acara sinetron, dimana anak-anak dan remaja lebih suka menonton sinetron dari pada menonton siaran berita atau siaran yang lainnya,

Faktor teknologi selanjutnya dapat dilihat dalam hal frekuensi bermain anak-anak dan remaja dimana alat permainan adalah termasuk permainan yang dihasilkan oleh teknologi, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 8

Tanggapan Informan terhadap Frekuensi Bermain Game Net/ Playstation dan Facebook No Faktor Teknologi Game Net/ Playstation Dan Facbook Jumlah (%)

1 Sering 13 65

2 Jarang 5 25

3 Tidak pernah 2 10

Jumlah 20 100

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2013

Selain televisi, facebook, game net/ playstation dan sejenisnya menjadi pilihan bagi anak dalam aktivitas kesehariannya. Hal ini juga dapat menyebabkan perubahan pada sosialisasi nilai-nilai agama dalam keluarga terhadap anak.Dimana, pada waktu sholat tiba, maka sebagian anak-anak menjadi melalaikan dalam melaksanakan sholat dan ada juga meningalkan sholat.

Tanggapan informan dalam hal frekuensi bermain facebook, game net/ playstation maupun sejenisnya dapat bermain facebook, game net/ playstaton antara 5

(9)

jam, begitu juga 13 (65%) remaja mereka mengatakan sering bermain facebook, game net/ playstation karna mereka bermain untuk mengisi kekosongan, ada juga 5(25%) anak yang jarang bermain facebook , game net dia mengatakan apabila gak ada kegiatan baru dia bermain. Dan 2(10%) mengatakan tidak pernah bermain facebook mau pun permaian geme net.

Faktor Ekonomi

Faktor teknologi lainnya yang menyebabkan berubahnya nilai-nilai agama didalam keluarga terhadap anak adalah faktor ekonomi, yang pada penelitian ini dilihat dari pola mencari nafkah orangtua dan tingkat pendapatan keluarga.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 9

Tanggapan Informan terhadap Pola Mencari Nafkah Orangtua No Faktor Ekonomi Pola Mencari Nafkah

Orangtua

Jumlah (%)

1 Sering dirumah 5 25

2 Jarang dirumah 15 75

3 Tidak pernah dirumah - -

Jumlah 20 100

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2013

Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mencari nafkah orangtua 5(25%) sering menghabiskan waktunya dirumah dan untuk menjaga anak-anaknya, sedangkan 15 (75%) orang tua jarang dirumah dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja,

Tanggapan informan (kepala keluarga) tentang pendapatan perbulannya, selanjutnya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 10

Tanggapan Informan terhadap Tingkat Pendapatan Keluarga No Tingkat Pendapatan Keluarga Jumlah (%)

1 Tinggi 6 30

2 Sedang 10 50

3 Rendah 4 20

Jumlah 20 100

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2013

Berdasarkan tabel diatas, maka secara keseluruhan informan termasuk pada kategori berpendapatan sedang yakni antara 1.000.000 sampai Rp. 2.000.000 sebulannya. Hal ini sesuai dengan pekerjaan yang mereka miliki petani dan PNS (pegawai negeri sipil ) dengan penghasilan tersebut mereka berusaha sedapat mungkin

(10)

bisa memenuhi kebutuhan dalam rumah tangganya dalam sebulan, tak terkecuali juga kebutuhan untuk anak-anaknya.

Faktor Redikalisme Pemuda

Faktor redikalisme pemuda dilihat dari lingkungan pergaulan anak dan pemanfaatan waktu luang anak dalam sehari-harinya.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 11

Tanggapan Informan terhadap Redikalisme Pemuda dalam Pergaulan

No Lingkungan Pergaulan Jumlah (%)

1 Baik 6 30

2 Kurang baik 9 45

3 Tidak baik 5 25

Jumlah 20 100

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2013

Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dilihat dari lingkungan pergaulan anak yang baik sebanyak 6 orang 30% , yang kurang baik sebanyak 9 orang 45%, dan tidak baik sebanyak 5 orang 25% dimana anak-anak dapat bergaul atau berinteraksi dengan usia yang lebih besar anak yang bergaul dengan teman yang lebih besar dari usianya. Dengan teman yang lebih besar ia merasa mendapatkan pengetahuan lebih dari pada teman-teman yang sama besar usianya. Dari itu anak ±anak remaja mudah terpengaruh sehingga berbuat kurang baik dalam lingkungan pergaulan

Faktor redikalisme selanjutnya dilihat dari pemanfaatan waktu luang, maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 12

Tanggapan Informan terhadap Radikalisme Pemuda dalam Pemanfaatan Waktu Luang

No Pemanfaatan Waktu Luang Jumlah (%)

1 Baik 5 25

2 Kurang baik 7 35

3 Tidak baik 8 40

Jumlah 20 100

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2013

Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, pada anak-anak sebagian besar terlihat kurang baik memanfaatkan waktu luangnya, dari 20 informan anak 7 diantaranya lebih memilih untuk bermain-main saja atau menonton saja bila ada waktu luang, tanpa mau mendahulukan kepentingan yang lainnya seperti membuat PR (pekerjaan rumah) atau hal yang positif lainnya seperti bersih-bersih dirumah. Anak dan remaja lebih memilih

(11)

memanfaatkan waktu luangnya untuk tidur-tiduran saja dirumah atau termasuk pada kategori tidak baik dalam manfaatkan waktu luang, dan 8 (40%) anak yang lainnya memilih untuk bermain atau menonton televisi atau termasuk pada kategori tidak baik dalam mengisi waktu luangnya. 5(25%) anak yang berkelakuan baik dalam pemanfaatan waktu luangnya ia memilih membantu orangtuanya dalam membersihkan rumah misalnya cuci baju, cuci piring bila orangtuanya bekerja diluar rumah.

Faktor Sekulerisme

Faktor yang menyebabkan pola sosialisasi nilai-nilai agama islam dalam keluarga terhadap anak adalah faktor sekulerisme. Faktor sekulerisme dapat dilihat dari sikap materialisme dan perilaku individualistis.Untuk melihat faktor materialisme, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 13

Tanggapan Informan terhadap Faktor Sekulerisme dalam hal Sikap Materialisme

No Sikap Materialisme Jumlah (%)

1 Menonjol 9 45

2 Biasa 6 30

3 Tidak ada 5 25

Jumlah 20 100

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2013

Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sikap materialisme anak-anak pada saat ini belum begitu terlihat, karna 20 responden anak hanya 9 (45%) yang mengharapkan imbalan bila ia disuruh oleh orangtuanya maupun orang lain, dan 6 (30%) anak-anak masih terlihat biasa saja, tidak ada sikap yang berlebihan untuk mengharapkan imbalan. 5(25%) diantaranya anak sama sekali tidak ada mengharapkan imbalan apapun ia melakukan dengan iklas

Faktor sekulerisme selanjutnya dilihat dari perilaku individualistis pada anak-anak dan remaja pada saat ini, yang secara rinci pada tabel sebagai berikut:

Tabel 14

Tanggapan Informan terhadap Faktor Sekulerisme dalam hal Perilaku Individualistis

No Perilaku Individualistis Jumlah (%)

1 Menonjol 8 40

2 Biasa 10 50

3 Tidak ada 2 10

Jumlah 20 100

Sumber :Hasil Penelitian Lapangan 2013

Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 8(40%) anak sudah mulai bersikap individualistis, dan tidak dapat bekerja sama dengan temannya. Bila ada kegiatan remaja dan anak-anak maka ia hanya memilihi temannya bekerja tanpa mau membantu

(12)

temannya. Sedangkan anak yang biasa saja 10(50%) ia biasa-biasa saja dalam membantu temannya dalam kegiatan apa saja.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang pola pendidikan agama anak (studi kasus Desa Seberang Pebenaan Kecamatan Keritang) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sosialisasi memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk prilaku dan

kepribadian anak. Sosialisasi yang baik akan menjadikan seseorang mengetahui adanya norma dan nilai-nilai yang berlaku didalam masyarakat. kemudian ia memahami norma dan nilai-nilai itu sehingga tertanam dalam diri seseorang dan ia akan memperaktekan norma dan nilai-nilai itu dalam kehidupan keluarga.

2 Penanaman nilai-nilai agama islam dalam keluarga dapat membentuk prilaku seorang anak , karena didalam keluarga anak pertama kali berinteraksi sebelum akhirnya ia mulai bercampur didalam suatu kelompok yang lebih besar yaitu masyarakat.

Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. bagi orangtua

Orangtua harus bisa lebih jeli dalam memilih suatu pola yang akan mereka terapkan dalam mendidik anak-anaknya, orangtua harus lebih peka terhadap keinginan anak, tidak hanya mementingkan kepentingan sendiri. Karena apapun yang orangtua berikan pada anak akan berimbas pada prilaku perkembangan keperibadian anak. Tetaplah menjalin sistem komunikasi yang intens dengan anak ±anak, selalu mengerti apa keingginan anak, berikan penjelasan yang mudah dimengerti anak

2. bagi anak : Sebagai anak harus tetap patuh kepada orangtua, apapun yang dikatakan orangtua pasti buat kebaikan kita, orangtua hanya berusaha memberikan yang terbaik yang dia mampu buat anak.Maka dari itu bersikaplah patuh kepadanya.

3. diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan skripsi ini sebagai bahan perbandinggan serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan untuk dapat dikembangkan lagi pada penelitian selanjutnya.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 1992. Sosiologi Pendidikan. Bina Ilmu: Surabaya.

Azmi, Muhammad. 2006. Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah. Jogjakarta. Conny R. Semiawan. 2002 Pendidikan Keluarga Dalam Era Global. Jakarta

Gunarsa, D.Singgih. 1976 Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. BPK. Gunung Mulia Jakarta

Nurseno.2004 Sosiologi 1B Untuk Kelas 1 SMA Dan MA.Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Nasution, 2009 Sosiologi Pendidikan.: Bumi Aksara Jakarta Paul B. Hoton Chester L. 1987 Hunt,Sosiologi ,Erlangga, Jakarta

Suhendi hendi dan ramdani wahyu, 2001 Setudi Sosiologi Keluarga. Pustaka Setia Bandung,

Sukardono, Edi, 1994 Teori Peran, Konsep, Defisi , Dan Iflikasinya. : PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan binary tree lebih mudah menggunakan binary search tree (binary sorted tree) dengan cara : “ Jika nilai dari simpul yang akan disisipkan lebih besar dari simpul parent,

Karena harga t hitung lebih besar dari t kritis (13,86>2,68), maka ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan hasil belajar siswa dalam menyusun struktur

Secara singkat dapat kita katakan bahwa : dengan menyatakan sinyal sinus ke dalam bentuk fasor, maka perbandingan antara tegangan elemen dan arus elemen merupakan suatu

Dalam pengambilan keputusan investasi dalam saham, investor selalu dihadapkan pada permasalahan apakah tingkat permintaan yang diharapkan investor (required of return)

Demikian juga halnya pada uji aktivitas sitotoksik terhadap fraksi 6 yang merupakan fraksi paling aktif dalam simplisia kulit batang mahkota dewa menunjukkan bahwa iradiasi

Tabel 4.21 Data Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor N-gain Kemampuan Berpikir reflektif

Menurut Pasal 51 huruf a KUHAP, untuk mempersiapkan pembelaan tersangka berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa yang

Konfigurasi letak dari elektroda yang berdasarkan coaxial treatment chamber dimungkinkan akan menghasilkan tegangan yang lebih merata dan intensitas lebih besar dari pada