• Tidak ada hasil yang ditemukan

Full Text 7745 9395 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Full Text 7745 9395 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengar uh Penggunaan M edia T I K ter hadap R etensi

M emor i B iologi S iswa K elas X I I S M A

R obin G inting F auziyah H ar ahap

B inar i M anur ung Guru B iologi SMA S A n-Nizam

robin.ginting85@ gmail.com

A bstr act: T his study aims to determine the eff ect of the use of animation and video on memory retention of B iology subject of 12th grader students of S MA 6 Medan. T his research is a quasi-experimental research with a pretest posttest control group design. T he population was 12th graders of the science program. T he research instrument was 3 classes of an achievement test of a multiple choice type consisting of 35 questions measuring cognitive levels ranging from C 1 - C 6. T he test reliability and validity was secured. S tudent memory retention test results were obtained after 21 days of the teaching of all materials. T he data to test the hypothesis memory retention was analyzed using A NA C OV A on a computer program. T he results showed there is a very signifi cant eff ect of IC T media on the memory retention on the topic of biotechnology (F = 23.683, p=.000). T he results of T ukey range test showed the memory retention of students taught using video was greater than that of the students taught using animation and C harta ( p= .000 <.001) .

K eywor ds: animation, video, learning outcomes, retention, biotechnology

A bstr ak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan animasi dan video pada retensi memori biologi kelas X II siswa dari SMA 6 Medan. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian quasi-eksperimen dengan desain kelompok kontrol posttest dan pretest. Populasi penelitian adalah siswa kelas X II SM A N 6 program IPA sebanyak 3 kelas. Instrumen penelitian menggunakan tes prestasi yang terdiri dari 35 pertanyaan pilihan ganda terdiri dari C 1 kognitif - C 6 yang telah diuji untuk keandalan dan validitasnya. Memori siswa hasil tes retensi diperoleh dari penelitian setelah 21 hari dari materi lengkap diajarkan. Hipotesis retensi memori siswa dianalisis whith metode anakova oleh windows. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang sangat signifi kan pada media T IK pada retensi memori media T IK SMA N 6 mahasiswa di topik bioteknologi ( F = 23,683, P = 0,000) . Hasil uji T ukey menunjukkan memori retensi biologi siswa SMA 6 Medan, yang dilakukan melalui dengan menggunakan media video yang lebih tinggi daripada dianggap oleh animasi dan C harta ( P = 0,000 <0,001).

K ata k unci: animasi, video, hasil belajar, retensi, bioteknologi

176

P erk embang an tek nol og i mul ti medi a tel ah menj anj i kan potensi besar dal am merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Teknologi informasi dan komunikasi ( T IK ) adalah teknologi yang menjadikan informasi sebagai komoditas yang diolah. Implementasi pemanfaatan T IK dalam dunia pendidikan terlihat dalam bentuk pembelajaran di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi. Ditinjau dari pihak siswa seberapa banyak, seberapa penting dan seberapa menarik informasi tersebut sehingga dapat di asimi lasik an menj adi sesuatu y ang bermakna. D itinjau dari pihak pengajar bagaimana informasi

tersebut disajikan atau disampaikan sehingga siswa dapat dengan mudah meneri many a. D i si ni l ah teknologi informasi akan memegang peranan yang sangat penting bagai mana mengol ah bahan aj ar sebagai bentuk informasi sehingga menarik, mudah diterima dan setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkannya.

(2)

mendapatkannya. Di sekitar sekolah atau lingkungan tempat tinggal siswa banyak sekali objek yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran biologi.

Penggunaan medi a T IK di S M A Negeri 6 Medan masih belum secara intensif dimanfaatkan ol eh guru sebagai medi a pembelajaran, padahal sarana dan prasarana untuk itu sangat mendukung, seperti : ruang audio visual, laptop/ komputer, L C D Proyektor dan jaringan internet.

B iologi merupakan suatu i lmu tentang alam kehidupan nyata, yang tentunya obj ek kaji annya adalah hal-hal yang nyata pula. B ertitik tolak dari kenyataan ini, media pengajaran yang paling cocok, mudah dan murah adalah objek nyata. K apankah kita memerlukan media berupa gambar, foto, model, video atau animasi? J awabannya tergantung kepada apa yang akan kita ajarkan kepada para siswa, apakah tentang struktur atau proses. J ika kita mengajarkan tentang struktur, akan lebih baik menggunakan objek asli, kecuali untuk struktur yang berupa molekuler seperti membran sel mi sal ny a. J i k a k i ta ak an mengajarkan tentang suatu proses, mungkin media video atau animasi diperlukan sebagai media.

Prestasi belaj ar sains ( B i ologi) di Indonesia masih rendah, hal ini dapat dilihat pada pencapaian hasi l Trends i n Internati onal Mathemati cs and Sci ence Study ( T IMSS, 2007) . M enurut T IMSS Indonesia berada pada urutan rangking ke-36 untuk IPA dan ke-3 untuk Matematika dari 49 negara. Hasil serupa juga dapat dilihat dari rangking Indonesia dal am P rog r amme for I nter nati onal S tudent Assessment (PISA) , yang disampaikan oleh Martin, et al., (2008).

Hasil belajar siswa di S MA Negeri 6 pada mata pelajaran IPA Biologi masih rendah, 30 % siswa kelas X II harus mengi kuti remedial seti ap ujian hanya mampu memperoleh nilai rata-rata 66,70. (S umber: D aftar Nilai S iswa) . B erdasarkan observasi yang peneliti lakukan diperoleh informasi bahwa pada materi bioteknologi masih banyak siswa yang belum memahami tentang konsep-konsep yang abstrak, dikarenakan selama ini guru hanya mengajarkan dengan menggunakan media konvensional.

A rsyad (2005), berpendapat agar proses belajar mengajar dapat berhasi l dengan baik, sebai knya si swa di aj ak untuk memanf aatk an semua al at indranya. D an menyatakan bahwa belajar melalui stimulus gambar atau vi sual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat dan mengenali kembali. lebih kuat dari berbagai fenomena dan informasi-i nf ormasinformasi-i abstrak y ang sangat berperan untuk meni ngkatkan kual i tas proses dan hasi l belaj ar. B ogiages (2008) menambahkan bahwa peningkatan minat, pemahaman, dan keterampilan bekerja dalam kel ompok merupak an bagi an dari ni l ai tambah pemanf aatan ani masi dan v i deo pembel aj aran dalam pembel aj aran. A gina ( 2003) menj elaskan bahwa pemanfaatan fi lm animasi dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

B eberapa penel i ti an y ang terk ai t dengan permasalahan ini adalah McC l ean ( 2005) , yang melakukan penelitian dengan kelompok kecil yang melihat animasi tiga dimensi pada topik sintesis protei n pada k ombi nasi y ang berv ari asi pada pembelajaran individu dan ceramah dibandingkan pembelajaran dengan ceramah tanpa menggunakan berhubungan dengan transisi temporal dari proses tersebut. Pai vio ( 1991) juga menyatakan bahwa animasi membantu dalam memperpanjang aspek visual dari memori jangka panjang.

B erdasarkan pandangan di atas, kiranya dapat dikemukakan bahwa untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran biologi adalah yang memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi hasi l belaj ar siswa agar diperoleh pembel aj aran yang efektif, mampu meningkatkan hasil belajar dan menguatkan retensi memori mereka akan sejumlah informasi yang akan berdampak pada hasil belajar.

M E T O D E

(3)

berj uml ah 37 orang) . S ampel dal am penel i ti an ini ditentukan dengan cara random kelas ( cluster random sampling) dengan cara mengundi masing-masing kelas untuk diambil sebagai sampel secara random. Dari hasil undian kelas X II IPA -1 mendapat perlakuan pengajaran menggunakan media V ideo Pembelajaran, kelas X II IPA -3 mendapat perlakuan pengajaran menggunakan media animasi dan kelas X II IPA -2 dengan perlakuan charta (kontrol).

J enis penelitian ini adalah quasi experiment. Pada quasi experiment ini ada tiga perlakuan yang diberikan yaitu dengan media animasi, media video pembelajaran dan media charta yang merupakan variabel bebas, sedangkan variabel terikatnya adalah retensi memori biologi siswa.

Desain yang digunakan adalah “pre-test post test control group design” ( S ukmadinata, 2006) dengan kelompok yang diacak. Tahapan dalam penelitian ini meliputi tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. D alam tahap persiapan dilakukan observasi untuk menentukan kelas-kelas yang akan dijadikan kelompok subjek penelitian, pengurusan surat izin penelitian. Tahap pelaksanaan meliputi tes identifi kasi awal kepada seluruh subjek peneli ti an untuk mengetahui pengetahuan awal, yang di l akuk an dengan menggunakan soal - soal yang telah di validasi oleh validator dan kemudian dilakukan posttest. Tahap akhir meliputi pengolahan data, analisis dan pembahasan data penelitian dan penarikan simpulan.

D ef i ni si M edi a A ni masi dal am penel i ti an i ni adal ah medi a pembel aj aran y ang dapat mengi l ustrasi kan tahap- tahap perpi ndahan dari suatu proses dengan adanya efek gerak dan suara sehingga dapat memproses suatu masukan untuk menghasilkan suatu keluaran yang bekerja secara di gi tal . M edi a v i deo pembelaj aran adal ah sal ah satu al at pembel ajaran yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan berupa gambar gerak agar pembel aj ar mudah memahami dan mengerti

ak an materi pel aj aran serta dapat merangsang pembelajaran untuk belajar aktif. R etensi memori si swa adal ah kemampuan menyi mpan abstraksi konsep dalam struktur kognitif yang masih dimiliki siswa setelah 21 hari dari pemberian materi.

Insrumen test hasil belajar terdiri dari soal dari tingkat (C 1-C 6) berbentuk pilihan ganda sebanyak 35 soal tes yang isinya disesuaikan dengan kurikulum tentang materi pokok B ioteknologi.

H A S I L D A N P E M B A H A S A N

Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan media video pembelajaran, dimana skor rata-ratanya lebih tinggi ( 81,5 ± 5,87) bila dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan media animasi dengan skor rata-rata (78,03 ± 5,49) dan media charta ( 74,2 ± 5,21). R etensi memori biol ogi siswa yang dibelajarkan dengan media video pembelajaran juga lebih tinggi skor rata-ratanya ( 82,3 ± 5,79) bila dibandingkan yang dibelajarkan dengan media video pembelajaran skornya lebih tinggi, bila dibandingkan dengan hasil belajar dan retensi memori siswa yang dibelajarkan dengan media animasi dan charta.

S ebel um di l ak uk an peng uj i an hi potesi s kelas eksperimen. Homogenitas data diuji dengan pendekatan L evene’s Test atau uji F. D ata dinyatakan homogen apabila P > 0,05.

Mean 62,2 81,5 82,3 57,6 78,03 78,76 63,7 74,2 72,8

Median 63 80 83 57 80 77 63 74 74

Nilai Min 40 71 71 43 63 71 43 63 60

Nilai Maks 70 94 94 74 94 91 74 86 83

(4)

Penguj ian H ipotesis

S etel ah prasyarat anal i si s terpenuhi , mak a dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pengujian hi potesi s penel i ti an menggunak an anal ysi s of

D engan hipotesis statistik yang diuji, Ho: µ X ( variabel dependent) dengan media pembelajaran disajikan pada Tabel 2.

M edi a pembel aj aran berpengaruh sang at signifi kan terhadap hasil belajar siswa dengan harga F = 14,687; P =0,000. S ehingga hipotesis null yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan media animasi, video pembelajaran dancharta di kelas X II SMA Negeri 6 Medan ditolak. S ementara, hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan media animasi, video pembelajaran dan charta di kelas X II S MA Negeri 6 Medan diterima.

Tabel 3 menunjukkan bahwa skor hasil belajar si swa y ang di bel aj ark an dengan medi a v i deo pembelajaran dengan media animasi berbeda sangat signifi kan (P=0,000 < 0,01) dengan skor hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan media animasi dan charta, begitu juga dengan skor hasil belajar siswa

yang dibelajarkan dengan animasi berbeda signifi kan (P =0,014 <0,05) dengan skor hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan media charta.Selanjutkanya skor hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan media charta berbeda sangat signifi kan ( P= 0,000 < 0,01) dengan skor hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan media video pembelajaran.

H ipotesis K edua

T erdapat perbedaan retensi memori bi ol ogi siswa yang dibelajarkan menggunakan media video pembelajaran, animasi dan charta di kelas X II S MA Negeri 6 Medan.

D engan hipotesis statistik yang diuji: Ho: µ X siswa (variabel dependent) dengan media (variabel independen) dan pretest sebagai kovariat (variabel sebelum) , diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.

D ari tabel 4 diperoleh nilai (P= 0,000 < 0,01) . Hal ini berarti hipotesis null ditolak atau diterima hipotesis kedua yang menyatakan terdapat pengaruh yang sangat si gnifikan terhadap retensi memori bi ol ogi siswa yang di bel aj arkan menggunak an media video pembelajaran, animasi dan charta di kelas X II S MA Negeri 6 Medan. S elanjutnya untuk mengetahui manakah retensi siswa yang lebih baik diantara media pembelajaran yang diterapkan maka dilakukan uji Tukey. Hasil pengujian disajikan pada Tabel 5.

T abel 5 menunj uk k an bahw a k el as y ang dibelajarkan dengan media video berbeda sangat signifi kan dengan media animasi dan charta. B egitu juga dengan kelas yang dibelajarkan dengan media

T abel 2. A nalisis C ovarianhasil B elaj ar Siswa dengan M edia

S umber da ta J umlah kua drat D f R ata-rata jumlah kuadrat

F P robabil-itas

C orrected Model 921,199 3 307, 066 12,141 ,000

Interc ept 8314, 725 1 8314, 725 328,75 ,000

P retes t 286, 586 1 286,586 11,331 ,001

Media 742,932 3 371,466 14,687 ,000

T abel 3. H asil Uj i T uk ey D ata H asil B elaj ar dengan M edia Pembelaj aran.

Media Media P eredaan rata-rata S td. E rror P robabilitas

V ideo A nimas i 3,4054** ,835 ,000

C harta 5,8108* ,835 ,000

A nimas i C harta 2,4054* ,835 ,014

(5)

animasi berbeda sangat signifi kan dengan medi a charta. Namun ji ka di l i hat dari seli sih rata-rata retensi memori siswa antara kelas yang dibelajarkan dengan media video ternyata lebih baik dalam hal meni ngkatkan retensi memori siswa.Maksudnya adalah selisih retensi memori siswa antara kelas video pembelajaran dengan kelas animasi sebesar 3, 5405. K emudi an di susul ol eh medi a ani masi dengan selisih retensi memori siswa antara kelas animasi dengan kelas charta sebesar 3,7027. Hal ini berarti untuk memperoleh retensi memori siswa yang paling baik adalah dengan penggunaan media video selanjutnya disusul oleh media animasi kemudian media charta.

D ari hasil pengujian hipotesis pertama terlihat bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifi kan terhadap hasil belajar siswa di kelas X II SMA Negeri 6 Medan yang dibelajarkan dengan menggunakan medi a ani masi , v i deo pembel aj aran dan charta. Melalui hasil uji lanjut dengan uji Tukey terlihat perbedaan yang sangat signifi kan mengenai hasil belajar siswa antara siswa yang dibelajarkan dengan medi a ani masi , v i deo pembel aj aran dan charta. Sehingga dapat disimpulkan untuk meningkatkan hasi l bel aj ar dapat menggunak an medi a y ang pal i ng bai k adal ah medi a v i deo pembel aj aran kemudian disusul oleh media animasi dan kemudian media charta. Hal ini didukung pernyataan bahwa v i sual i sasi dapat menampi l k an k onsep- k onsep abstrak menjadi lebih konkrit sehingga membantu pembelajar mamahami konsep-konsep abstrak yang sulit untuk dibayangkan (B étrancourt, 2000).

Pengunaan v i deo pada materi bi oteknol ogi l ebi h ak ti f dari segi tampi l an penggunaan dan aplikasi dalam pembelajaran. B anyak meteri dalam

pelajaran biologi yang lebih baik jika disampaikan dengan media video. V ideo dapat menghasi lkan tayangan gambar bergerak sekaligus menghasilkan suara, sehi ngg a di k l asi f i k asi k an pul a sebagai media audio-visual. L ebih dari itu, tayangan video dapat menampi l k an format perbesaran gambar ( zoom) , dapat mengendalikan penayangan seperti memperc epat, memperl ambat, meng henti k an tayangan, atau mengul ang-ulang tayangan y ang dianggap perlu ( D ale dalam A rsyad, 2005) .

V i deo sebag ai sal ah satu medi a dal am pengaj aran dan pembel aj aran, menunj uk k an dampak yang positif. V ideo dapat membantu guru untuk mengetahui satu pendekatan baru yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu video merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi kemerosotan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian K ristianto ( 2010) , yang menyatakan bahwa penggunaan video pembelajaran mampu meni ngk atk an pemahaman materi dan sudah memenuhi k ategori “ sangat bai k ” dan layak digunakan dalam pembelajaran. Hal ini juga sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh D ale dal am A rsy ad ( 2005) y ang meny atak an bahwa video sebagai alat audio visual dapat meningkatkan hasi l bel aj ar k arena mel i batk an i maj i nasi dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pengar uh Penggunaan media

animasi,

video

pembelaj ar an dan char ta ter hadap

retensi

memori siswa k elas X I I SM A Negeri 6 M edan.

D ari hasil pengujian hipotesis kedua terlihat bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifi kan terhadap retensi memori siswa yang dibelajarkan dengan medi a ani masi, v i deo pembel aj aran dan

T abel 4. A nalisis C ovarian R etensi M emor i Siswa dengan M edia Pembelaj ar an

S umber da ta J umlah kuadrat

D f R ata-rata jumlah kuadrat

F P robabilitas

C orrected Model 921,199 3 307,066 12,141 ,000

Interc ept 8314,725 1 8314, 725 328,752 ,000

P retes t 286, 586 1 286,586 11,331 ,001

Media 742,932 3 371,466 14,687 ,000

T abel 5. H asil Uj i T ukey R etensi M emor i Siswa untuk M edia Pembelaj aran.

Media Media P erbedaan rata -rata S td. E rror P robabilitas

V ideo A nimas i 3,5405** ,77028 ,000

C harta 7,2432* ,77028 ,000

A nimas i C harta 3,7027* ,77028 ,000

(6)

charta. Melalui hasil lanjut dengan uji Tukey terlihat media yang paling baik dalam mengajarkan materi bioteknologi yaitu media video pembelajaran, disusul medi a animasi kemudian medi a charta. Ingatan dalam short –term memory dapat disandikan dan disimpan ke dalam long-term memory dan apabila dibutuhkan dapat direcall kembali . R etensi atau daya ingat dari siswa terhadap sejumlah informasi yang tel ah diberi kan tergantung dari bagaimana cara i nf ormasi i tu di perol eh. V i sual i sasi y ang disajikan melalui suatu media, memungkinkan siswa melakukan interaksi, bereaksi dan berkomunikasi dengan menghubungkan panca indera mereka secara antusias sehingga informasi yang masuk kedalam memorinya lebih tahan lama dan mudah untuk di recall saat informasi itu diperlukan (A rsyad, 2005) . K eterlibatan siswa melalui aktivitas belajarnya akan berdampak pada meni ngk atny a retensi memori mereka. A ni masi dan v i deo pembel aj aran dapat membantu si swa memahami proses k ompl ek s dan dinamis, menjadikan konsep abstrak menjadi konkrit sehingga memungkinkan sejumlah informasi mengenai materi pembelajaran akan bertahan lama dalam ingatan, (McC lean,2005) .

B erdasarkan hasil analisis pada penelitian ini terlihat bahwa retensi siswa lebih tinggi pada kelas yang diajar dengan medi a video. H al ini sejalan dengan penel i ti an Mi l l er dalam S uyatna ( 2008) y ang meny atak an bahwa v i deo sebagai medi a pembelajaran memiliki beberapa kelebihan antara lai n dapat dil ihat dan di dengar secara berulang, memberi stimulus secara simultan terhadap berbagai indera (melihat dan mendengar) , serta membantu kejelasan informasi dan memori / retensi. Hal ini juga sejalan dengan Herlanti (2005) , yang melaporkan bahwa retensi siswa pada k el ompok multimedia lebih ti nggi dari pada kelompok non multimedi a pada materi hereditas, yang menandakan tampilan-tampi lan multi media yang mempunyai kekuatan imagery, terbukti mampu menyimpan lebih lama abstraksi-abstraksi konsep di dalam struktur kognitif siswa.

D ari hasi l anal isi s di perol eh bahwa media animasi juga memberikan pengaruh yang sangat signifi kan terhadap retensi memori siswa. Hal ini sesuai dengan perny ataan O’D ay ( 2007) y ang mengung k apk an bahw a ani masi memberi k an retensi ingatan jangka panjang yang lebih baik dari pada gambar diam. D urasi dari penayangan media mempengaruhi konsentrasi siswa dalam memahami maksud dari informasi yang disampaikan. O’D ay ( 2007) j uga meny atak an bahwa gambar dapat

mempermudah pemahaman.

Menurut pakar Mell Silberman dalam Prastowo ( 2011) penambahan vi sual pada pelajaran dapat menaikan pemahaman dari 14% menjadi 38%. Hal ini sejalan dengan Porter, ( 1999) yang mengungkapkan manusia dapat menyerap suatu pesan sebanyak 50 % dari apa yang didengar dan dilihat, sedangkan dari yang dilihat hanya 30 % saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media yang tepat dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal.

S I M P U L A N D A N S A R A N

S impulan

B erdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat di ambi l si mpul an bahwa: T erdapat perbedaan yang sangat signifi kan ( F =14,687;P = 0,000) hasil belajar siswa kelas X II S MA Negeri 6 Medan tahun 2013/2014 yang dibelajarkan dengan media video pembelajaran, animasi dan charta. J uga terdapat perbedaan yang sangat signifi kan (F =23,683; P = 0,000) retensi memori biologi siswa kelas X II S MA Negeri 6 Medan tahun 2013/2014 yang dibelajarkan dengan medi a v i deo pembel aj aran, ani masi dan charta.

S ar an

B erdasarkan hasil penelitian dapat disarankan: agar para guru dapat menggunakan media dalam pembelajaran bioteknologi pada satuan pendidikan sej eni s atau berl atar bel ak ang sama. D al am penggunaan medi a tersebut dapat di k ombi nasi dengan tek nol ogi i nf ormasi , l aboratori um dan mul ti medi a l ai ny a. B ag i k epal a sek ol ah dan pemangk u k ebi j ak an agar dapat meny edi ak an media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan guru dalam proses pembelajaran. B erbagai keterbatasan ditemukan dalam pelaksanaan penelitian sehingga diperlukan penelitian berikutnya terutama mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar dan retensi memori siswa.

D A F T A R R U J U K A N

(7)

J ., Slator, B .M.,T erpstra, J .,and W hite, A . 2005. M ol ecul ar and cel l ul ar bi ol ogy ani mati ons: development and impact on student learning. C ell B iol. E ducation.

O’D ay, D . H. 2007. T he V alue of animations in biology tesching: a study of long term memory retention. C BE L ife Science E ducation, 6 : 217-223. Pai v i o, A . 1991. D ual codi ng theory: retrospect and

current status. C anadian J ournal Psychologi, 45: 255-287.

Porter, D . B . dan Hernacki. 1999. Quantum L earning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. K aifa : B andung.

Prastowo, A . 2011. P anduan K reatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, D iva Press, Y ogyakarta.

R ieber, L . P. 1990. Using A nimation in Science instruction wi th Y oung C hi l dren. J ournal of E ducati onal Psycology, 82:135-140.

S uk madi nata, N ana, S . 2006. Metode P enel i ti a n Pendidikan. B andung: R emaja R osdakarya. S uy atna, A . 2008. Pemanf aatan M ul ti medi a U ntuk

Pembelajaran S ains B ermuatan nilai, prosiding: Seminar Nasional sains, Univ. L ampung.

T ravail Humain, 63, 311–329

C hri stopher, B . H i tt, A . M . 2008. Movi e Mi tosi s. T ersedi a: http: //usouthcarol i na.academi a.edu/ C hrisBogiages/Papers/507806/Movie_ Mitosis. Harrison, Henry, L ., Hummel, L aura, J . 2010. Incorporating

Ani mati on C oncepts and P ri nci pl es i n ST E M E ducation. T he Technology T eacher. U SA Page 20-25.

Hegarty, M. 2004. C ommentary D ynamic V isualizations and L earning: G etting to T he D iffi cult Questions. L earning and Instruction, 14, 343-351.

H erl anti , Y . 2005. Anal i si s P emahaman dan R etensi si swa SMP P engguna Wacana Mul ti medi a “ Bertualang bersama mendel” Tesis Pascasarjana UPI B andung: tidak diterbitkan.

K ristianto, A . 2010. Pengembangan Model Media V ideo Pembelajaran Mata K uliah Pengembangan Media V ideo/T V Program Studi T eknologi Pendidikan F ak ul tas Il mu Pendi di k an U ni v ersi tas Negeri Surabaya, J urnal Teknologi pendidikan, 11:12-22. Martin, Michael. O., Mullis, Ina, V ., and C hrostowski, S . J . 2008. TIMSS 2007: International science report. S eminar internasional yang disel enggarakan di UNS pada tanggal 20 Mei 2011.

Gambar

Tabel 1. Hasil Belajar dan Retensi Memori  Biologi Siswa yang Dibelajarkan dengan Media Video, Animasi dan Charta
Tabel 2. Analisis  Covarianhasil Belajar Siswa dengan Media
Tabel 4. Analisis  Covarian Retensi Memori Siswa dengan Media Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Dengan demikian, bagi orang yang diberikan harta melimpah maupun orang tidak dianugerahi harta oleh Allah Swt., maka keduanya harus selalu bersyukur kepada-Nya karena orang

Lingkungan internal yang menjadi kekuatan KRB adalah (1) pusat konservasi ex-situ , (2) panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami, (3) KRB memiliki aksesbilitas tinggi

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pertumbuhan penduduk kabupaten/kota di Provinsi jambi; (2) perubahan dan kecenderungan pola penggunaan lahan di

Berdasarkan hasil pengujian mengguna- kan pendeketan Piecewise Linear Model, terbukti adanya perbedaan manajemen laba akrual dengan pendekatan Piecewise Linear Model pada tahun

Pengaruh penggunaan media power point terhadap hasil belajar siswa Untuk melihat bagaimana pengaruh penggunaan media power point. terhadap hasil belajar dengan