• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Punggung Dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Tolak Peluru Gaya O’brien Pada Siswa Putra SMK Muhammadiyah 1, Gondangrejo, Karanganyar Tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Punggung Dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Tolak Peluru Gaya O’brien Pada Siswa Putra SMK Muhammadiyah 1, Gondangrejo, Karanganyar Tahun 2018"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN PADA SISWA PUTRA

SMK MUHAMMADIYAH 1, GONDANGREJO, KARANGANYAR TAHUN 2018.

Oleh: Ronny Suryo Narbito ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Hubungan antara Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Tolak Peluru Gaya O’brien Pada

Siswa Putra SMK Muhammadiyah 1, Gondangrejo, Karanganyar Tahun 2018. (2) Hubungan antara Kekuatan Otot Punggung Terhadap Kemampuan Tolak Peluru

Gaya O’brien Pada Siswa Putra SMK Muhammadiyah 1, Gondangrejo,

Karanganyar Tahun 2018. (3) Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai Terhadap

Kemampuan Tolak Peluru Gaya O’brien Pada Siswa Putra SMK Muhammadiyah

1, Gondangrejo, Karanganyar Tahun 2018. (4) Hubungan antara Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Punggung Dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap

Kemampuan Tolak Peluru Gaya O’brien Pada Siswa Putra SMK Muhammadiyah

1, Gondangrejo, Karanganyar Tahun 2018.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 1, Gondangrejo, Karanganyar dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2018. Dalam penelitian ini variabel bebas disebut juga sebagai prediktor dan variabel terikat yang disebut juga sebagai kriterium. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik tes dan pengukuran. Adapun jenis tes yang digunakan adalah: (1) Tes dan pengukuran kekuatan otot lengan dengan

push dinamometry test (Ismaryati, 2008: 116-117). (2) Tes dan pengukuran

kekuatan otot punggung dengan back dynamometer(Ismaryati, 2008:114). (3) Tes dan pengukuran kekuatan otot tungkai dengan leg dynamometer (Johnson & Nelson,1986:210). (4) Tes dan pengukuran tolak peluru gaya O’brien

menggunakan petunjuk pelaksanaan testolak peluru gaya O’brien (Persatuan

Atletik Seluruh Indonesia, 1996: 142).

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka simpulan yang dapat diperoleh adalah: (1) Ada hubungan yang signifikan

antara Kekuatan Otot Lengan dengan Tolak Peluru Gaya O’brien, rhitung= 0.458>

rtabel 5% = 0,361. (2) Ada hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot Punggung dengan Tolak Peluru Gaya O’brien, rhitung= 0.432> rtabel 5%= 0,361. (3)

Ada hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Tolak

Peluru Gaya O’brien , r tabel, rhitung= 0.462> rtabel 5% = 0,361. (4) Ada hubungan

yang signifikan antara Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Punggung dan

Kekuatan Otot Tungkai dengan Tolak Peluru Gaya O’brien , R2y(123)sebesar 0.407

> rtabel5 %pada taraf signifikansi 5% sebesar 0.361 dan F0 sebesar 5.9638 > ftabel

pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,89.

(2)

A. PENDAHULUAN

Tujuan olahraga salah satunya dapat berupa tujuan pendidikan, prestasi, kesehatan dan rekreasi. Olahraga sudah sejak lama dijadikan sebagai alat untuk berjuang mengharumkan nama bangsa saat bertanding melawan negara lain. Olahraga saat ini dapat di jadikan sarana untuk mencari uang, sudah barang tentu olahraga tersebut adalah olahraga prestasi. Seperti diketahui banyak lapangan pekerjaan bagi atlet-atlet yang berprestasi. Sebetulnya tidak susah dalam memperoleh atlet-atlet yang berbakat dan berprestasi karena bangsa Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang begitu banyak dan tersebar di tiga puluh tiga propinsi.

Latihan fisik pada setiap cabang olahraga merupakan pondasi utama dalam pembinaan teknik, taktik serta mental selanjutnya. Semua komponen bio motor harus dapat dikembangkan untuk menunjang prestasi siswa. Dengan modal fisik yang prima tentunya siswa akan dapat menguasai tahap latihan selanjutnya. Untuk meningkatkan prestasi olahraga tolak peluru gaya o’brain khususnya di SMK

Muhammadiyah 1, Gondangrejo, Karanganyar diperlukan latihan yang intensif. Pembinaannya meliputi faktor fisik, teknik, taktik dan mental. Selama ini pada praktik mata pelajaran olahraga, latihan yang diberikan lebih menekankan pada faktor teknik. Sedangkan kondisi fisik belum di bina secara maksimal, hal ini bisa disebabkan bahwa faktor fisik dianggap telah terwakili pada saat mata pelajaran praktik sehingga kondisi fisik secara otomatis meningkat. Anggapan tersebut kurang benar, karena tolak peluru gaya obrain memerlukan unsur kondisi fisik tersendiri sehingga membutuhkan pembinaan fisik yang lebih baik.

Olahraga atletik merupakan olahraga yang mudah untuk dilakukan bila dilihat dari segi pelaksanaannya, akan tetapi menolak peluru seberat 7.26 kg untuk atlet putra dan 5 kg untuk atlet putri tentunya memerlukan pekerjaan yang menuntut banyak tenaga dan penguasaan teknik yang baik untuk mendapatkan prestasi yang baik. Karena yang menjadi ukuran dalam tolak peluru adalah

jauhnya dari tolakan tersebut. Teknik tolak peluru gaya O’Brien atau gaya

punggung ini pernah merupakan contoh bagi semua variasi teknik lain dalam tolak peluru modern. Bahkan sampai sekarang teknik gaya O’Brien ini masih dipakai

(3)

dari semua teknik yang digunakan oleh seorang atlet yang berprestasi baik tingkat Nasional maupun Internasional dan juga diajarkan juga di sekolah sekolah maupun di perkumpulan-perkumpulan atletik yang ada pada saat ini. Suatu prestasi itu tidak bisa muncul begitu saja melainkan harus melalui perjalanan yang panjang, tentunya juga harus melalui latihan-latihan yang intensif maupun pembinaan yang terarah serta ditunjang oleh adanya fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu seorang atlet harus mempunyai tekad dan semangat yang tinggi untuk mencapai prestasi.

Tolak peluru gaya O’Brien adalah salah satu nomor yang terdapat pada

nomor dalam cabang olahraga atletik yang sangat penting (mendasar). Tolak

peluru gaya O’Brien merupakan teknik dasar yang sulit dipelajari, lebih-lebih

untuk siswa yang belum terampil. Agar Tolak peluru gaya O’Brien dapat

dilakukan dengan baik, terlebih dahulu perlu dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi hasil Tolak peluru gaya O’Brien. Dimana faktor-faktor yang

mempengaruhi Tolak peluru gaya O’Brien diperlukan unsur-unsur kondisi fisik seperti: kekuatan, kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, daya tahan, kelincahan, dan koordinasi.

Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas fisik yang berbeda (Sugiyanto,1995:353). Begitu juga dengan indeks massa tubuh yang mempengaruhi keterampilan atlet. Dengan demikian dapat dikatakan kondisi fisik yang baik adalah suatu persyaratan dalam mencapai prestasi maksimal bagi

seseorang dalam latihan Tolak peluru gaya O’Brien. Kondisi fisik yang ada pada

pelempar harus menjadi pertimbangan sebagai suatu faktor yang menentukan

dalam Tolak peluru gaya O’Brien yang sesuai dengan karakter dari masing -masing pelompat sehingga bisa mencapai hasil latihan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif studi

korelasional. Dalam hal ini Sugiyanto (1995: 57) berpendapat bahwa “melalui

(4)

variabel yang lain. Hubungan antara variabel ditentukan dengan menggunakan

koefisien yang dihitung dengan teknik analisis statistik”. Penelitian ini untuk

mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan, kekuatan otot punggung, kekuatan otot tungkai terhadap Kemampuan Tolak peluru gaya O’Brien.

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 siswa, yang diperoleh dengan teknik purposive sampling.

C. HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang disajikan adalah hasil dari analisis yang telah dilaksanakan terhadap data dari tiap variabel. Data dari masing-masing variabel yangdiambil dalam penelitian, terdiri dari tiga variabel bebas yaitu Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Punggung dan Kekuatan Otot Tungkai,dan satu variabel

terikat yaitu Tolak Peluru Gaya O’brien.

1. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari tiap-tiap variabel tersebut kemudian dikelompokkan dan dianalisis dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran. Adapun rangkuman deskripsi data secara keseluruhan akan disajikan sebagai berikut:

TabelDeskripsi Data Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan, KekuatanOtot Punggung

dan Kekuatan Otot Tungkai dan Tolak Peluru Gaya O’brien.

Variabel Tes N Mean SD Nilai

Tertinggi

Nilai Terendah

Kekuatan Otot Lengan Test 30 47.67 4.98 56 35

Re-test 30 50.93 4.76 59 42

Kekuatan Otot Punggung Test 30 38.93 5.18 49 29

Re-test 30 41.20 4.99 50 32

Kekuatan Otot Tungkai Test 30 29.77 3.00 35 25

Re-test 30 31.57 2.84 36 27

Tolak Peluru Gaya

O’brien

Test 30 4.24 0.70 5.60 3.10

(5)

a)

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes masing-masing variabel yang dilakukan dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas tes dan

re-test Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Punggung dan Kekuatan Otot Tungkai dan Tolak Peluru Gaya O’brien kemudian dikategorikan, dengan menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter yang dikutip Mulyono BiyaktoAtmojo(2008:22), yaitu:

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Reliabilitas Tinggi Sekali 0,90–1,00 Tinggi 0,80–0,89 Cukup 0,60–0,79 Kurang 0,40–0,59 Tidak Signifikan 0,00–0,39

Hasil uji reliabilitas data Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Punggung

dan Kekuatan Otot Tungkai dan Tolak Peluru Gaya O’brien adalah:

Tabel Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data

Variabel Reliabilita Kategori

Kekuatan Otot Lengan 0.867 Tinggi

Kekuatan Otot Punggung 0.961 Tinggi Sekali

Kekuatan Otot Tungkai 0.947 Tinggi Sekali

Tolak Peluru Gaya O’brien 0.939 Tinggi Sekali

b) Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum analisis data dilakukan uji persyaratan analisis. Untuk analisis regresi diperlukan uji persyaratan analisis yaitu normalitas penyebarannilai dan persyaratan linieritas hubungan antara prediktor dengan kriterium. Hasil pengujian persyaratan analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

(6)

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan chi-kuadrat. Adapun hasil uji normalitas yang dilakukan pada hasil tes Kekuatan Otot Lengan (X1),

Kekuatan Otot Punggung (X2), Kekuatan Otot Tungkai (X3) dan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y) pada penelitian ini adalah:

Tabel Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Variabel Db M SD χ2hitung χ2tabel 5% Simpulan

Kekuatan Otot Lengan 6–1 = 5 47.67 4.98 2.578 11,070 Berdistribusi normal Kekuatan Otot Punggung 6–1 = 5 38.93 5.18 2.578 11,070 Berdistribusi normal Kekuatan Otot Tungkai 6–1 = 5 29.77 3.00 1.667 11,070 Berdistribusi normal Tolak Peluru Gaya

O’brien

6–1 = 5

4.24 0.70 2.167

11,070 Berdistribusi

normal Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada tiap-tiap variabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai chi-kuadrat yang diperoleh (χ2hitung) pada variabel

Kekuatan Otot Lengan (X1), Kekuatan Otot Punggung (X2), Kekuatan Otot

Tungkai (X3) danTolak Peluru Gaya O’brien(Y) lebih kecil dari nilai chi-kuadrat

dalam tabel (χ2tabel 5%). Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti

bahwa data hasil tes Kekuatan Otot Lengan (X1), Kekuatan Otot Punggung (X2),

Kekuatan Otot Tungkai (X3) dan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y) termasuk

berdistribusi normal.

2) Uji Linieritas

Uji linieritas hubungan antara masing-masing prediktor yaitu Kekuatan Otot Lengan (X1), Kekuatan Otot Punggung (X2), Kekuatan Otot Tungkai (X3), dengan kriterium yaitu Tolak Peluru Gaya O’brien (Y)dilakukan dengan analisis varians. Rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

(7)

Tabel Rangkuman Hasil Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Hubungan Antara Prediktor dengan Kriterium

Variabel db Fhitung Ftabel5% Simpulan

X1Y 4:24 0.54 2,78 Model linier diterima

X2Y 13:15 2.27 2,43 Model linier diterima

X3Y 20:8 2.69 3,15 Model linier diterima

Dari rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat diketahui bahwa nilai Fhitung linieritas yang diperoleh dari tiap variabel lebih kecil dari harga Ftabel 5%.

Dengan demikian hipotesis nol linieritas ketiga variabel tersebut diterima. Berarti bahwa baik korelasi antara X1Y, X2Y dan X3Y berbentuk linier.

c) Hasil Analisis Data

Hasil analisis korelasi dan analisis regresi antara data tes Kekuatan Otot Lengan (X1), Kekuatan Otot Punggung (X2), Kekuatan Otot Tungkai (X3) dengan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y) penelitian ini adalah:

1. Analisis Korelasi Tiap Prediktor

Hasil analisis korelasi masing-masing prediktor dengan kriterium penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan analisis korelasi antara Kekuatan Otot Lengan (X1) dengan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.458.

Dengan N = 30, nilai rtabel 5% = 0,361. Ternyata rhitung = 0.458 > rtabel 5% =

0,361. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot Lengan (X1) dengan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y).

b. Berdasarkan analisis korelasi antara Kekuatan Otot Punggung (X2) dengan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.432.

Dengan N = 30, nilai rtabel 5% = 0,361. Ternyata rhitung = 0.432 > rtabel 5% =

0,361. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot Punggung (X2) dengan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y).

c. Berdasarkan analisis korelasi antara Kekuatan Otot Tungkai (X3) dengan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.462.

(8)

Dengan N= 30, nilai rtabel 5%= 0,361. Ternyata rhitung= 0.462 > rtabel 5%= 0,361.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot Tungkai (X3) dengan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y).

Ringkasan hasil analisis korelasi masing-masing prediktor dengan kriterium penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Tiap Prediktor dengan Kriterium

Variabel rhitung rtabel Simpulan

X1Y 0.458 0,361 Korelasi signifikan

X2Y 0.432 0,361 Korelasi signifikan

X3Y 0.462 0,361 Korelasi signifikan

2. Analisis Regresi

Analisis regresi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda tiga prediktor. Hasil analisis regresi antara data tes Kekuatan Otot Tungkai (X1), Kekuatan Otot Lengan (X2), Kekuatan Otot Punggung (X3) Kekuatan Otot Tungkai dengan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y) penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Persamaan garis regresinya adalah:

ŷ = -0.025 X1 + 0.010 X2 + 0.061 X3 + 3.224

2. Koefisien korelasi dan determinasi antara prediktor dan kriterium: Ry(1,2,3) = 0.638

R2y(1,2,3)= 0.407

3. Uji signifikansi analisis regresi.

Hasil uji signifikansi regresi penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Sumber Variasi db JK RK Freg

Regresi (reg) 3 5.7254 1.9085 5.9638

Residu (res) 26 8.3203 0.3200

(9)

-Dari hasil analisis regresi tersebut dapat disimpulkan, dengan db = m lawan N - m - 1 = 3 lawan 26, harga Ftabel 5% adalah 2,89. Sedangkan nilai F yang

diperoleh adalah 5.9638, ternyata lebih besar dari angka batas penolakan hipotesa nol. Dengan demikian hipotesa nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot Lengan (X1), Kekuatan Otot Punggung

(X2), Kekuatan Otot Tungkai (X3) dengan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y).

besarnya nilai R2 antara Kekuatan Otot Lengan (X1), Kekuatan Otot Punggung

(X2), Kekuatan Otot Tungkai (X3) dengan Tolak Peluru Gaya O’brien (Y) adalah

0.407.

d) Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan dengan Tolak Peluru Gaya O’brien

Dari hasil analisis korelasi pada dataKekuatan Otot Lengan dengan Tolak

Peluru Gaya O’brien, diperoleh nilai r sebesar 0.458, dimana nilai tersebut lebih

besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,361. Karena nilai rhitung>

rtabel, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini berarti bahwaperubahan variansi Tolak Peluru Gaya O’brien dipengaruhi oleh komponen variansi Kekuatan Otot

Lengan.

2. Hubungan Antara Kekuatan Otot Punggung dengan Tolak Peluru Gaya O’brien

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data Kekuatan

Otot Punggung terhadap Tolak Peluru Gaya O’brien, diperoleh nilai r sebesar

0.432, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5%

yaitu 0,361. Karenanilai rhitung> rtabel, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini berarti

bahwa variansi unsur Kekuatan Otot Punggung berpengaruh terhadap peningkatan

variansi Tolak Peluru Gaya O’brien.

3. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Tolak Peluru Gaya O’brien

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data Kekuatan Otot

(10)

dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu

0,361. Karenanilai rhitung< rtabel, maka nilai korelasi signifikan. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa Kekuatan Otot Tungkai memiliki hubungan yang

signifikan terhadap Tolak Peluru Gaya O’brien.

4. Hubungan Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Punggung dan Kekuatan Otot Tungkai dengan Tolak Peluru Gaya O’brien

Pada Hipotesis dinyatakan bahwa hubungan antara Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Punggung dan Kekuatan Otot Tungkai dengan Tolak Peluru Gaya

O’brien di ketahui R2y(123)= 0.407 sedangkan rtabelpada taraf signifikasi 0,05 dan n = 30 di dapat rtabel= 0,361, dengan hasil tersebut rhitung> rtabel5 % dan fhitung= 5.9638, sedangkan ftabel5%dengan db 3:26 = 2,89, ini berarti F0> Ftabel5%Maka hipotesis di terima.

D. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis regresi dan korelasi product

moment yang telah dilakukan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang signifikanantara Kekuatan Otot Lengan dengan Tolak PeluruGaya O’brien, rhitung= 0.458> rtabel 5%= 0,361.

2. Ada hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot Punggung dengan Tolak

Peluru Gaya O’brien, rhitung= 0.432> rtabel 5%= 0,361.

3. Ada hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Tolak Peluru Gaya O’brien, r tabel, rhitung= 0.462> rtabel 5%= 0,361.

4. Ada hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot Lengan , Kekuatan Otot

Punggung dan Kekuatan Otot Tungkai dengan Tolak Peluru Gaya O’brien, R2y(123)sebesar 0.407 > rtabel5 %pada taraf signifikansi 5% sebesar 0.361 dan F0

(11)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 18 No. 3 Tahun 2018 22 DAFTAR PUSTAKA

Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Cetakan 2. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press

Johnson, Barry L. & Nelson, Jack K. 1986.Practical Measurement for Evaluation

in Physycal Education. New York: Macmillan Publishing Company.

Mulyono Biyakto Atmojo. 2008. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani

Olahraga. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.1996. Pengenalan Kepada Teori Pelatihan. Jakarta.

Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta: UNS Press.

BIODATA PENULIS

Nama : Ronny Suryo Narbito, S.Pd., M.Or.

Pendidikan : - S1 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

- S2 Universitas Sebelas Maret Surakarta.

- Menjadi dosen pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

Alamat Kantor : FKIP UTP Surakarta. Jln, Walanda Meramis no. 34

Gambar

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas
Tabel Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Tabel  Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Tiap Prediktor dengan Kriterium

Referensi

Dokumen terkait

Data yang didapat adalah jumlah leukosit dan kadar hemoglobin sebelum radioterapi (kelompok 1), sesudah mendapat dosis radioterapi sebesar 2000 rad (kelompok 2),

minor hasil fermentasi dengan menggunakan Trichoderma harzianum selama tiga hari yang dilanjutkan Saccharomyces cerevisiae selama tujuh hari (P2), merupakan

Model pembelajaran daring yang menjadi pilihan pertama, yaitu sebanyak 100% guru-guru menggunakan fasilitas WA atau sering dikenal dengan WhatsApps , dimana guru membuat

Desa Sukamantri merupakan salah satu di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat dengan ketinggian 1.640 m dari permukaan laut. daerah Sukamantri adalah dataran

 tugas atau pekerjaan yang dilakukan badan peradilan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku yang melingkupi input , proses dan juga

22 Kesepakatan bersama ini juga mengatur mengenai Acara Pemeriksaan Perkara Pelanggaran Lalu Lintas yang meliputi : Penyidik memberitahukan kepada pelanggar tentang hari, tanggal,

sekira pukul 11.30 Wita terdakwa dihubungi lewat handphone oleh LEMMANG ( belum tertangkap ) untuk bertemu di rumah kosong milik ipar terdakwa bernama ASNIAR yang