• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AUDIT RESERTIFIKASI VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AUDIT RESERTIFIKASI VERIFIKASI LEGALITAS KAYU"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AUDIT RESERTIFIKASI

VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PEMEGANG IZIN USAHA INDUSTRI

CV COCOON ASIA

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Alamat :

Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul

Daerah Istimewa Yogyakarta - Indonesia

Lembaga Sertifikasi

PT TUV Rheinland Indonesia

(2)

KATA PENGANTAR

Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan dan Kehutanan Republik Indonesia No P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang Izin, Hak Pengelolaan, Atau Pada Hutan Hak, pada Pasal 6 point (1) berbunyi “S-LK wajib dimiliki oleh Pemegang IUPHHK-HKm, IUPHHK-HTR, IUPHHK-HD, IUPHHK-HTHR, IPK termasuk IPPKH, IUIPHHK termasuk IPKR, IUI, TDI, TPT, Perusahaan pemasaran produk industri kehutanan yang memiliki TDP, IRT/Pengrajin, dan Pemilik hutan hak. Pasal 7 point (1) berbunyi “Dalam hal belum memiliki S-LK, DKP dapat diterbitkan oleh Pemilik hutan hak, IRT/Pengrajin, TPT yang kayunya berasal dari pemilik hutan hak yang telah memperoleh S-LK/DKP dan/atau pemegang Hak Pengelolaan yang telah memperoleh S-PHPL/S-LK, serta IUIPHHK, IUI, dan TDI yang seluruh bahan bakunya berasal dari hutan hak yang telah memiliki S-LK atau DKP“.

Standar pelaksanaan Sertifikasi VLK yang ditetapkan oleh Kementerian Kehutanan adalah berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) Jo P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari P.14/PHPL/SET/4/2016 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK).

CV Cocoon Asia telah mengajukan permohonan untuk dilaksanakan penilaian audit Resertifikasi VLK kepada LVLK PT TUV Rheinland Indonesia. Proses sertifikasi VLK yang telah dilaksanakan di CV Cocoon Asia adalah sebagai berikut :

- Audit sertifikasi VLK dilaksanakan pada tanggal 16 – 17 Desember 2013.

- Audit Penilikan I VLK CV Cocoon Asia dilaksanakan pada tanggal 14 – 15 Maret 2016. - Audit Penilikan II VLK CV Cocoon Asia dilaksanakan pada tanggal 02-03 Mei 2018.

- Audit Resertifikasi VLK CV Cocoon Asia dilaksanakan pada tanggal 3 – 4 Maret 2020 yang dilaksanakan oleh tim audit PT TUV Rheinland Indonesia yang beranggotakan 2 orang auditor dengan mengacu standar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang Izin, Hak Pengelolaan, Atau Pada Hutan Hak danPeraturan Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) Lampiran 2.5.

Dalam melakukan verifikasi, Tim Auditor bersifat independen dan tidak mempunyai konflik kepentingan dengan perusahaan (auditee) yang diverifikasi serta tidak dipengaruhi oleh pihak

(3)

manapun,sehingga penilaian akan objektif dan dapat dipercaya dengan mengikuti sistem verifikasi yang digunakan.

Laporan Audit Resertifikasi VLK ini menjabarkan hasil verifikasi dan rekomendasi yang harus dilakukan oleh pemegang izin untuk memenuhi standar legalitas kayu sesuai yang dipersyaratkan oleh Pemerintah. Keputusan hasil verifikasi Tim Auditor yang tertuang dalam laporan verifikasi ini telah mempertimbangkan/mempergunakan dokumen-dokumen tambahan yang disampaikan oleh pemegang izin, dokumen tersebut berkaitan dengan verifier-verifier kategori ”Tidak Memenuhi” pada periode waktu yang telah ditentukan seperti yang tercantum dalam Lampiran 3.4 Perdirjen PHPL No.P.14/PHPL/SET/4/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan VLK Pada Pemegang IUIPHHK dan IUI.

Jakarta, 18 Maret 2020, PT TUV Rheinland Indonesia, Tim Auditor

(4)

DAFTAR ISI

Bab Daftar Isi Hal

Kata Pengantar 2 Daftar Isi 4 Daftar Tabel 6 Daftar Gambar 7 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 8

1.2 Maksud, Tujuan, Standar dan Sasaran Verifikasi 9

II IDENTITAS PEMEGANG IZIN DAN LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

2.1 Identitas Pemegang Izin 11

2.2 Identitas Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu 12

III METODOLOGI VERIFIKASI

3.1 Metode Verifikasi 13

3.2 Kriteria dan Indikator 16

3.3 Tahapan Verifikasi 16

IV HASIL VERIFIKASI DAN ANALISIS

4.1 Verifier Yang Tidak Diterapkan 23

4.2 Verifier Yang Diterapkan 26

V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan 71

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal

4.1. Rekapitulasi Pembelian Bahan Baku 35

4.2. Contoh Dokumen Pembelian Bahan Baku 35

4.3. Contoh Bukti Serah Terima Kayu dan Dokumen Angkutan 39

4.4. Perbandingan Volume Penerimaan Bahan Baku antara Dokumen

Angkutan dengan Laporan Mutasi Hasil Hutan 39

4.5. Contoh dokumen legalitas pengiriman bahan baku 39

4.6. Proses Produksi dan Formulir/Tally Sheet yang Digunakan di PT Prima Melak Industri Produksi

44

4.7. Rekapitulasi Produksi Kayu Gergajian Menjadi Mebel Periode periode

Februari 2019 - Januari 2020 45

4.8. Rekapitulasi Produksi Kayu Recycle Menjadi Mebel Periode periode

Februari 2019 - Januari 2020 46

4.9. Rekapitulasi Produksi Bahan Setengah Jadi Menjadi Mebel Periode

periode Februari 2019 - Januari 2020 46

4.10. Rekapitulasi Produksi Mebel Periode periode Februari 2019 - Januari

2020 47

4.11. Perbandingan Kapasitas Izin dan Realisasi Produksi PT Pesona

Indonesia Plywood Industri Selama Februari 2019 - Januari 2020 48

4.12. Laporan Mutasi Kayu Gergajian Periode Februari 2019 - Januari 2020 49

4.13. Laporan Mutasi Kayu Recycle Periode Februari 2019 - Januari 2020 49

4.14. Laporan Mutasi Mebel Stengah Jadi/Bonggol Periode Februari 2019 -

Januari 2020 50

4.15. Laporan Mutasi Produk Mebel dari Kayu Gergajian Periode Februari

2019 - Januari 2020 50

4.16. Laporan Mutasi Produk Mebel dari Kayu Recycle Periode Februari

2019 - Januari 2020 51

4.17. Laporan Mutasi Produk Mebel dari Mebel Setengah Jadi/Bonggol

Periode Februari 2019 - Januari 2020 51

4.18. Rekapitulasi Ekspor CV Cocoon Asia Periode Februari 2019 – Januari

2020 52

4.19. Kesesuaian Data PEB dengan Dokumen Ekspor Lainnya 53

4.20. Kesesuaian Data Packing List dengan Dokumen Ekspor Lainnya 55

4.21. Kesesuaian Data Invoice dengan Dokumen Ekspor Lainnya 56

(6)

Tabel Judul Tabel Hal 4.23. Kesesuaian Data V-Legal dengan Dokumen Ekspor Lainnya 58

4.24. Daftar Peralatan K3 62

4.25. Catatan Kecelakaan Kerja 65

4.26. Rekapitulasi Kecelakaan Kerja 66

5.1 Hasil Pemenuhan Atas Prinsip, Kriteria, Indikator dan Verifier SVLK

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Hal

4.1. Flowchart Produksi CV Cocoon Asia 44

4.2. Contoh Produk CV Cocoon Asia 53

4.3. Stok APD 62

4.4. Penggunaan APD oleh Karyawan 63

4.5. APAR 63

4.6. Jalur Evakuasi, dan Titik Kumpul 64

4.7. Sirine Tanda Kebakaran, Larangan merokok, dan Rambu K3 64

4.8. Kotak P3K 64

(8)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perdagangan produk kayu di pasar International telah mengalami perubahan paradigma menjadi perdagangan produk kayu yang ramah lingkungan dan perdagangan produk kayu yang bertanggung jawab (Responsible Wood Product Purchasing). Sejak meningkatnya issue illegal logging dan issue sertifikasi hutan di pasar international, maka mau tidak mau negara-negara yang menjadi produser produk kayu termasuk Indonesia disibukan dengan issue ini. Beberapa negara seperti Negara Eropa dan US memberlakukan bahwa produk kayu yang masuk ke negara mereka haruslah dari hutan yang dikelola secara baik (sustainable) atau paling tidak telah diverifikasi legalitasnya.

Dengan kondisi industri kehutanan di Indonesia saat ini, masih dirasakan cukup sulit oleh beberapa pengusaha yang bergerak di bidang industri produk hasil hutan untuk menerapkan praktek yang menghasilkan produk yang telah tersertifikasi seperti ditetapkan dalam standar yang ada, karena beberapa alasan seperti kondisi di lapangan yang tidak mendukung dan kebijakan pemerintah yang belum kondusif serta belum adanya intensif yang memadai baik dari pasar maupun dari pemerintah, sementara tuntutan dan tekanan pasar international cukup tinggi.

Dari hambatan di atas, pilihan yang ada saat ini adalah dengan membuktikan kepada pembeli produk kayu (importir) bahwa produk kayu yang dijual (ekspor) setidaknya telah diverifikasi legalitasnya oleh lembaga independen yang kredibel. Membuktikan atau memverifikasi legalitas produk kayu itu sendiri harus dibuktikan dengan suatu verifikasi yang kredible dengan mengacu kepada suatu kriteria atau standar yang ada atau standar yang disepakati bersama dan diakui oleh pasar international.

Dalam rangka hal tersebut, untuk melaksanakan tata kelola kehutanan, penegakan hukum dan promosi perdagangan kayu legal maka dikembangkan sistem penjaminan legalitas kayu (Timber legality Assurance System) yang disebut Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dengan melibatkan para pihak baik menyusun standar verifikasi legalitas kayu maupun kelembagaannya dengan prinsip governance, credibility, dan representativeness.

Berdasarkan proses para pihak tersebut, pemerintah Indonesia telah membangun Sistem Verifikasi Legalitas Kayu dengan keluarnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 dan Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Jo P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016. tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu beserta dengan lampirannya.

Dengan Peraturan ini, Verifikasi Legalitas Kayu pada pemegang Izin Usaha Industri (IUI) dilakukan oleh Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) yang telah diakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) sesuai ISO/IEC Guide 17065:2012.

(9)

Proses audit Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu di CV Cocoon Asiaini mengacu kepada peraturan dan ketentuan berikut :

1. ISO/IEC Guide 17065 : 2012 General Requirements for Bodies Operating Product Certification Systems.

2. ISO/IEC Guide 23 : 1982 Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party Certification Systems.

Dasar dilakukannya kegiatan audit Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu terhadap pemegang izin CV Cocoon Asia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu PT TUV Rheinland Indonesia adalah berdasarkan :

1. Surat permohonan atau pengajuan Sertifikasi VLK melalui pengisian form aplikasi yang ditandatangani CV Cocoon Asia.

2. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) antara CV Cocoon Asia dengan LVLK PT TUV Rheinland Indonesia.

1.2. Maksud, Tujuan, Standar dan Sasaran Verifikasi 1.2.1. Maksud Verifikasi

Maksud dari kegiatan audit Resertifikasi ini secara umum adalah untuk melakukan penilaian terhadap konsistensi pemenuhan verifier dalam Standar Verifikasi Legalitas Kayu pada pemegang Tanda Daftar Industri CV Cocoon Asia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan standar dan pedoman yang berlaku di Indonesia.

1.2.2. Tujuan Verifikasi

Sedangkan tujuan dari kegiatan audit Resertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu pada pemegang Tanda Daftar Industri CV Cocoon Asia adalah untuk :

1. Melihat keefektifan dan konsistensi penerapan sistem agar dapat terus menjamin legalitas kayu yang digunakan oleh industri.

2. Melakukan kegiatan pengumpulan data dan penilaian eksternal terhadap kelengkapan dokumen-dokumen perusahaan sebelum dilakukan penilaian dan verifikasi di lapangan.

3. Melakukan audit kepada organisasi / perusahaan dengan skema standar yang telah ditetapkan.

1.2.3. Standar Verifikasi

Kegiatan Verifikasi Legalitas Kayu ini mencakup pemenuhan terhadap prinsip, kriteria, indikator dan verifier seperti yang tercantum dalam Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Jo P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016 Lampiran 2.5. tentang Standar Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) pada Pemegang IUIPHHK Kapasitas Produksi > 6.000 m3/tahun dan IUI dengan Investasi > Rp 500 Juta dan Lampiran 3.4 tentang Pedoman Pelaksanaan Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang IUIPHHK dan IUI.

(10)

1.2.4 Sasaran dan Waktu Verifikasi

Sasaran kegiatan audit Resertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu ini dilakukan di CV Cocoon Asia yang berlokasi di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Izin Usaha Industri (IUI) OSS yang diterbitkan oleh Lembaga Penyelenggara dan Pengelola OSS RI yang diterbitkjan pada tanggal 17 Januari 2019, dengan NIB Nomor 9120100181371. Jenis komoditi Furniture dan Handicraft dengan kapasitas produksi 2.700 m3/tahun.

Waktu pelaksanaan audit dokumen Resertifikasi VLK ini dilakukan pada hari Senin tanggal 17 Februari 2020 di kantor PT TUV Rheinland Indonesia dan audit lapangan di CV Cocoon Asia dilaksanakan sesuai dengan audit plan, yaitu tanggal 03 – 04 Maret 2020.

(11)

II. IDENTITAS PEMEGANG IZIN DAN LEMBAGA VLK

2.1. Identitas Pemegang Izin

1 Organisasi / Auditee : CV Cocoon Asia

2 Lokasi : Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta - Indonesia 3 Kategori Industri : Industri Furniture dan Handicraft dari Kayu

4 Ijin Industri IPHHK : Izin Usaha Industri (IUI) OSS yang diterbitkan oleh Lembaga {Penyelenggara dan Pengelola OSS RI yang diterbitkjan pada tanggal 17 Januari 2019, dengan NIB Nomor 9120100181371.

5 Akte pendirian perusahaan : Akta Pendirian Perusahaan

CV Cocoon Asia suatu Perseroan Komanditer yang didirikan mula-mula adalah CV. Arya Buana sesuai Akta Pendirian Perusahaan CV. Arya Buana dengan Akta No. 04 tanggal 22 Mei 2004 dihadapan Dewi Maya Rahayu, SH. yang berkedudukan di Yogyakarta.

Akta Pendirian Perseroan Komanditer telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sleman dengan Nomor : KUM.07.01.224.CV-2006 tanggal 5 Oktober 2006.

Akta Perubahan Terakhir

Akta Perubahan Perseroan Komanditer, Akta Nomor 31 tanggal 24 Juni 2013, dihadapan notaris Mustika Rahaju, SH. Berkedudukan di Bantul. Terjadi perubahan nama Perseroan Komanditer CV Arya Buana menjadi Perseroan Komanditer CV Cocoon Asia.

Akta Perubahan Perseroan Komanditer telah didaftar-kan pada Buku Daftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bantul No. 394/CV/XII/20kum. 01.02.2013 tang-gal 24 Desember 2013.

6 Jenis produk : Industri Meubel dari kayu 7 Jenis kayu yang digunakan : Kayu jati (Tectona Grandis)

8 Kapasitas izin produksi /Terpasang

: Furniture (Meja, Kursi, Almari kayu, dll) : 2.700 m3/tahun

(12)

9 Pengurus perusahaan : Komisaris : Harmi Runtuni Direktur : Djudjuk Aryati 10 Wakil Managemen untuk SVLK : Agung Purwoko

11 Jumlah karyawan : 81 karyawan 73 laki-laki 8 perempuan

2.2. Identitas LembagaVerifikasi Legalitas Kayu

1. Nama Lembaga Sertifikasi PT TÜV Rheinland Indonesia

2. Alamat Menara Karya 10th Floor, Block X-5 Jl. HR. Rasuna Said Kav. 1-2 Jakarta

Ph 021-579 44 579 Fax 021-579 44 575

e-mail : forestry@idn.tuv.com

3 Akte Pendirian Akta Pendirian : No. 3 tanggal 11 September 1996 oleh Notaris Siti Mariam Muchtar Widodo SH, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 30 Oktober 1998 nomor 02-23576 HT.01.01.Th.98.

Akta No. 04 tanggal 10 Agustus 2016 Notaris Anesta Chrisanti, S.H.,M.Kn. Pengesahan Menteri Menkum-ham RI Nomor AHU-AH.01.03-0071862 Tanggal 15 Agustus 2016.

4. Pengurus Lembaga VLK Komisaris Utama: Ralf Scheller Komisaris: Andreas Hoefer

DR. Indaryati Swarna Dewi Motik, MBA Muhammad Bascharul Asana

Direktur Utama: I Nyoman Susila Direktur:

Edmundus Wiharyono Abdul Qohar

General Manager Sustainability Assurance: Dian S. Soeminta, S.Hut

(13)

5. Tim Auditor VLK 1. Syam Himawan (Lead Auditor) 2. Betanur Bengawaningtyas (Auditor) 6. Pengambil Keputusan Heny handayani, S.Hut

Profil Tim Auditor dan Pengambil Keputusan VLK

No Nama Auditor Jabatan Kualifikasi

1. Syam Himawan Lead Auditor a. Sarjana Kehutanan. b. Auditor VLK 6 tahun c. Lead Auditor/Auditor VLK d. Pelatihan PHPL & SVLK e. Pelatihan IRCA ISO

9001:2015 f. Auditor ISPO g. Auditor PHPL 2. Betanur Bengawaningtiyas, S.Hut Auditor a. Sarjana Kehutanan

b. Auditor VLK 2 Tahun

c. Pelatihan Auditor VLK Industri

d. Lulus Uji Kompetensi Auditor VLK Industri

3 Heni Handayani, S.Hut Pengambil Keputusan

a. Sarjana Kehutanan.

b. Pengalaman kerja 3 tahun sebagai Kepala Bagian Perencanaan IUPHHK-HA PT Dalek Hutani Esa Provinsi Jambi.

c. Lead Auditor : PHPL & SVLK, VLO, PHTL – LEI, IFCC, ISPO.

d. Training/Pelatihan : PHPL & SVLK, ISO IRCA 9001, ISO 14001, PEFC/IFCC (SFM & CoC).

(14)

III. METODOLOGI VERIFIKASI

3.1. Metode Verifikasi

Metode verifikasi yang digunakan dalam kegiatan audit Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu ini mengacu pada Lampiran 3.4 Perdirjen PHPL No. P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Jo P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan VLK Pada Pemegang IUIPHHK dan IUI.

3.1.1. Metoda Penilaian Dokumen

Penilaian dokumen merupakan kegiatan untuk menghimpun, mempelajari, dan menganalisis data dan dokumen agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penilaian dokumen yang akan dilakukan meliputi dokumen dan data perusahaan, terdiri dari dokumen primer dan data sekunder yang diperoleh dengan cara penelaahan berbagai dokumen-dokumen seperti dokumen Legalitas Perusahaan, dokumen yang menyangkut perijinan perusahaan, dokumen Rencana Penebangan dan laporan penggunaannya, laporan-laporan penelitian yang relevan dengan kriteria dan indikator yang disyaratkan. Dokumen-dokumen yang ditelaah untuk aspek lingkungan antara lain; AMDAL, laporan UKL dan UPL dan dokumen-dokumen lain yang relevan. perencanaan, laporan pelaksanaan, laporan keuangan, form-form yang digunakan dalam proses produksi, bukti transaksi, hasil-hasil studi dan lain-lain. Dokumen-dokumen dan laporan yang akan dinilai dalam kegiatan ini meliputi dokumen yang ada di unit manajemen dalam rentang waktu 1 (satu) tahu terakhir.

Analisis data yang meliputi data primer dan data sekunder, Analisis data primer dan data sekunder dari proses penilaian lapangan dilakukan berdasarkan metode ilmiah yang telah baku (matematis) dan umum digunakan. Pada prinsipnya, analisis data yang dilakukan tergantung pada keoptimalan data untuk bisa menjawab suatu kriteria, indikator dan verifier, ketersediaan data, kondisi serta kendala-kendala lapangan yang dijumpai. Pada beberapa indikator, analisis data dilakukan secara diskriptif (recognaisance), distribusi frekuensi dan prosentase sehingga dapat mendukung data primer atau sekunder yang dianalisis secara matematis.

Kegiatan yang ada dalam penilaian dokumen ini juga menyangkut kegiatan seperti:

- Mempelajari dan menganalisa pernyataan perusahaan (yang berisi komitmen unit manajemen IUIHHK, yang terdiri dari: visi, misi dan tujuan perusahaan pemegang izin ).

- Mempelajari dan menganalisis dokumen unit manajemen dan dokumen tambahan yang diperlukan.

- Mempelajari dan menganalisa semua rekaman atau catatan terkait (laporan-laporan, dsb.) yang terkait dan diperlukan pada verifikasi ini.

3.1.2. Metoda Verifikasi Di Lapangan

Dalam kegiatan verifikasi dilakukan kegiatan pengamatan, pencatatan, uji petik dan penelusuran untuk menguji kebenaran data. Hasil pengamatan akan dianalisa dengan menggunakan kriteria,

(15)

indikator dan verifier verifikasi legalitas kayu, sehingga diperoleh jawabannya. Cara/metoda yang ditempuh meliputi :

1. Wawancara (wawancara responden dan wawancara informan), dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang dimodifikasi untuk menjawab kriteria, indikator dan verifier yang disyaratkan . Sasaran wawancara informan adalah unit manajemen serta informan lain yang masih relevan dalam konteks penilaian kinerja unit manajemen.

2. Verifikasi dokumen adalah kegiatan yang dilakukan oleh Tim Audit untuk menghimpun, mempelajari data dan dokumen pemegang izin dan menganalisis menggunakan kriteria dan indikator yang ditetapkan sesuai ketentuan

3. Observasi lapangan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Tim Audit untuk menguji kebenaran data melalui pengamatan, pencatatan, uji petik dan penelusuran, dan menganalisis menggunakan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan untuk dapat melihat pemenuhannya 4. Uji petik dilapangan dengan mengambil sampling sesuai dengan yang diatur dalam Permenhut

No. 09/Menhut-II/2005 dan akan disesuaikan dengan jumlah persediaan kayu yang ada saat penilaian dilakukan,memeriksa keabsahan dan kelengkapan dari dokumen yang dinilai, kemudian memeriksa dan membanding realisasi produksi dengan kapasitas produksi yang sah. Penentuan jumlah batang kayu bulat yang akan di uji petik adalah sebagai berikut :

- Apabila jumlah batang dari satu partai kurang atau sama dengan 100 batang maka jumlah sampelnya adalah 100%

- Apabila jumlah batang dari satu partai antara 101 sampai dengan 1000 batang maka jumlah sampelnya minimal 100 batang

- Apabila jumlah batang dari satu partai lebih dari 1000 batang, maka jumlah sampelnya adalah 10%

Penentuan jumlah keping sampel sortimen yang akan di uji petik adalah sebagai berikut :

- Apabila jumlah dalam partai 1 – 35 keping, maka jumlah sampelnya adalah 100%

- Apabila jumlah dalam partai 36 – 500 keping, maka jumlah sampelnya adalah 35 keping - Apabila jumlah dalam partai 501 – 1.000 keping, maka jumlah sampelnya adalah 60 keping - Apabila jumlah dalam partai 1.001 – 2.000 keping, maka jumlah sampelnya adalah 100% - Apabila jumlah dalam partai 2.001 – 3.000 keping, maka jumlah sampelnya adalah 125

keping

- Apabila jumlah dalam partai lebih dari 3.000 keping, maka jumlah sampelnya adalah 5%

5. Pengamatan terhadap proses kerja dan penilaian dokumen, yang meliputi dokumen perusahaan, dokumen data sekunder diperoleh dengan cara penelaahan berbagai dokumen-dokumen termasuk laporan penelitian yang relevan dengan verifier yang berkaitan dengan lingkungan, antara lain SEL atau AMDAL, RKL-RPL, SOP, berbagai laporan kegiatan, laporan penelitian, dan dokumen-dokumen lain yang relevan.

(16)

Untuk menjawab kebutuhan indikator dan verifier, proses penilaian lapangan pada satuan waktu dan tempat yang sama kadang-kadang dapat dilakukan penilaian untuk lebih dari satu indikator atau verifier.

3.1.3. Lokasi Pengambilan Data, Pengamatan dan Pengukuran

Lokasi pengambilan data primer dan data sekunder dilakukan di kantor UM yang berada kantor pusat dan pabrik CV Cocoon Asia. Sedangkan lokasi pengamatan dan pengukuran, dilakukan di tempat-tempat tertentu yang disesuaikan dengan masing-masing kriteria, indikator dan verifier yang akan diamati dan dianalisis.

3.1.4. Metode Pengambilan Keputusan /Penentuan Nilai/Skala Intensitas

Hasil analisis data dan informasi pada setiap verifier, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi yang dipersyaratkan pada masing-masing verifier, sehingga dapat ditentukan norma penilaian verifier pada audit VLK.

Penentuan pengambilan keputusan atas verifier, kriteria dan indikator mengacu kepada standar verifikasi legalitas kayu yang sudah ditetapkan dalam Lampiran 2.5. Perdirjen PHPL No. P.14/PHPL/ SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Jo P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016.

Dokumen yang dipakai sebagai acuan ini tidak mutlak digunakan dalam menilai pada masing-masing indikator atau verifier, hal ini disebabkan antara lain :

1) tidak semua indikator atau verifier mungkin ada dalam suatu UM, 2) tidak semua indikator atau verifier terjawab sesuai dengan dokumen,

3) pertimbangan-pertimbangan teknis dan non-teknis lain yang membuat suatu penilaian menjadi menyimpang dari Dokumen, sehingga Penilai harus berani menyimpulkan sendiri tanpa mengacu dokumen tersebut.

Tahap Pelaksanaan pengambilan keputusan hasil audit Sertifikasi VLK akan dilaksanakan oleh tim Pengambil Keputusan. dengan tahapan seperti berikut ini :

a.

Keputusan status sertifikat CV Cocoon Asia akan dilakukan oleh Pengambil Keputusan LV-LK berdasarkan laporan sertifikasi yang dilaksanakan oleh tim auditor. Dalam kegiatan audit Sertifikasi VLK ini pengambilan keputusan akan dilakukan oleh personal yang berwenang untuk melakukan pengambilan keputusan yang berasal dari internal PT TUV Rheinland Indonesia.

b.

Laporan hasil audit lengkap yang sudah dibuat oleh Tim audit VLK akan diterima oleh Pengambil Keputusan paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak pertemuan penutupan audit sertifikasi dilaksanakan.

c.

Pengambil Keputusan dipastikan akan mendapatkan laporan akhir yang juga sudah memasukan keberatan atau perbaikan dari pihak auditee atas laporan audit yang dibuat oleh tim penilai lapangan dan telah diselesaikan oleh Tim adhoc.

(17)

d.

Sebelum proses pengambilan keputusan, pengambil keputusan memeriksa kelengkapan dokumen laporan yang diperlukan yang mencakup :

- Laporan Penilaian VLK (Buku I) - Lampiran Laporan (Buku II) - Resume Hasil Penilaian - Rencana Audit/Audit Plan - Kontrak Penilaian

- Laporan Tinjauan Kontrak

- Dokumen-Dokumen Berita Acara yang diperlukan - Dokumen lainnya yang dianggap perlu

e.

Proses pengambilan keputusan juga bila diperlukan dihadiri oleh tim audit lapangan untuk keperluan klarifikasi oleh pengambil keputusan atau Tim pengambil keputusan.

f.

Keputusan hasil audit Sertifikasi berupa Penerbitan Sertifikat atau Penerbitan Surat Keputusan Tidak Lulus.

g.

Penyampaian dan pembuatan laporan, pengambilan keputusan dan penyampaian hasil keputusan verifikasi selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kalender terhitung sejak Pertemuan Penutupan.

h.

Laporan hasil verifikasi LK disajikan dalam bentuk soft copy dalam format pdf dan buku, disampaikan kepada auditee, dan Kementerian melalui Direktur Jenderal sebagai bahan pembinaan lebih lanjut

i.

Pengumuman hasil keputusan verifikasi disertai dengan resume hasil verifikasi dilakukan melalui website LVLK dan website Kementrian Kehutanan atau media massa.

3.2. Kriteria dan Indikator

Kriteria dan indikator yang digunakan oleh Tim Auditor dalam melakukan Verifikasi Legalitas Kayu berdasarkan pada Perdirjen PHPL Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Jo P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) yaitu Lampiran 2.5 tentang Standar Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) pada Pemegang IUIPHHK Kapasitas Produksi > 6.000 m3/tahun dan IUI dengan Investasi > Rp 500 Juta dan Lampiran 3.4 tentang Pedoman Pelaksanaan Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang IUIPHHK dan IUI. dengan jumlah kriteria dan indikator yang diterapkan ada 4 Prinsip, 9 Kriteria, 16 Indikator, 56 Verifier.

(18)

3.3. Tahapan Verifikasi 3.3.1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan sebelum pelaksanaan kegiatan verifikasi lapangan dengan mengacu kepada prosedur Persiapan audit PHPL dan VLK (ID-824-PRC-PREP-UV-N-PHPL-VLK) yang mencakup :

a. Perekrutan tim verifikasi legalitas kayu dengan mengacu kepada daftar auditor VLK PT TUV Rheinland Indonesia.

b. Persiapan logistik, perjalanan dan akomodasi dengan mempertimbangkan lokasi kegiatan verifikasi dan jumlah HOK (hari orang kerja) yang diperlukan.

c. Pengumpulan data dan informasi berkaitan dengan obyek yang akan di sertifikasi.

d. Pemberitahuan kepada IUPHHK yang akan diverifkasi terkait dengan rencana verifikasi legalitas kayu dengan mengirimkan surat pemberitahun rencana audit VLK.

e. Pembuatan Rencana audit penilikan verifikasi legalitas kayu.

3.3.2.Pelaksanaan Audit Lapangan Legalitas Kayu

Untuk audit lapangan legalitas kayu mengacu kepada Prosedur Verifikasi Lapangan Legalitas Kayu PT TUV Rheinland Indonesia No. ID-824-PRC-AU-EXE-UV-N-VLK Rev 1 yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Sebelum audit di lapangan dilakukan, harus dipastikan tim audit telah menetapkan program auditnya termasuk rencana dan jadwal audit dan susunan tim audit dan ketua tim audit.

b. Rencana audit selanjutnya disampaikan kepada klien/auditee dan dipresentasikan pada pertemuan pembukaan kepada klien.

c. Penugasan dan pengaturan kerja tim audit ditetapkan dalam rencana audit.

d. Setiap anggota tim audit harus mempersiapkan daftar periksa atau chek list audit dan rencana pengambilan sampling audit untuk masing-masing aspek yang akan diauditnya.

e. Pada saat audit di lapangan harus dipastikan bahwa semua verifier dari masing-masing indikator dapat diverifikasi. Daftar periksa atau check list dapat menjadi acuan untuk pemenuhan ketercukupan masing-masing verifier.

f. Verifikasi LK pada dokumen Pemegang IUI (Izin Usaha Industri) sesuai Lampiran 3.4 Perdirjen PHPL Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Jo P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/ 2016 tanggal 31 Agustus 2016.

g. Verifikasi dokumen, merupakan kegiatan untuk menghimpun, mempelajari, serta menganalisis data dan dokumen agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Verifikasi dokumen dilakukan dengan menggunakan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan pada Pemegang IUPHHK dan IUI sesuai Lampiran 2.5. Perdirjen PHPL Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Jo P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016.

(19)

h. Observasi lapangan, merupakan kegiatan pengamatan, pencatatan, uji petik dan penelusuran untuk menguji kebenaran data. Hasil pengamatan lapangan akan dianalisa dengan menggunakan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan untuk dapat melihat pemenuhannya. Metode verifikasi lapangan dan dokumen mengacu kepada Perdirjen PHPL Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Jo P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu (Lampiran 2.5 dan Lampiran 3.4).

i. Pada saat audit di lapangan hal-hal lain yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

- Pertemuan Pembukaan dan dibuatkan Notulensi Pertemuan Pembukaan yang dilampiri dengan Daftar Hadir Pertemuan Pembukaan.

- Dalam pertemuan pembukaan tersebut, lead auditor menginformasikan rencana audit, ringkasan singkat bagaimana audit akan dilaksanakan, mengkonfimasikan saluran komunikasi, memberikan kepada auditee untuk mengajukan pertanyaan atau klarifikasi. Selain itu dalam rapat pembukaan audit juga perlu diperhatikan hal-hal berikut :

 Perkenalan peserta, termasuk ringkasan tugasnya/peranannya;

 Konfirmasi tujuan, ruang lingkup dan kriteria audit;

 Konfirmasi jadwal audit dan pengaturan lain dengan auditee, seperti tanggal dan waktu untuk rapat penutupan, rapat intern antara tim audit dan manajemen auditi, serta perubahan yang menyusul;

 Metode dan prosedur yang digunakan untuk melaksanakan audit, termasuk menjelaskan kepada auditee bahwa bukti audit hanya akan didasarkan pada sampel informasi yang tersedia dan oleh karena itu terdapat unsur ketidakpastian dalam audit;

 Konfirmasi saluran komunikasi formal antara tim audit dan auditee;

 Konfirmasi bahasa yang digunakan selama audit;

 Konfirmasi bahwa selama audit auditee akan selalu diberi informasi perkembangan audit;

 Konfirmasi kebutuhan sumberdaya dan fasilitas yang diperlukan oleh tim audit;

 Konfirmasi hal-hal yang terkait dengan kerahasiaan;

 Konfirmasi prosedur keselamatan kerja, tindakan darurat, dan keamanan yang sesuai untuk tim audit;

 Konfirmasi ketersediaan, peran dan identitas setiap pemandu;

 Metode pelaporan, termasuk pengkategorian ketidaksesuaian;

 Informasi tentang kondisi yang dapat menyebabkan audit diakhiri;

 Informasi tentang sistem banding terhadap pelaksanaan dan kesimpulan audit. j. Pengumpulan dan Verifikasi Informasi

- Selama audit, informasi yang sesuai dengan tujuan, ruang lingkup, dan kriteria audit, termasuk informasi yang terkait dengan hubungan antar fungsi, kegiatan dan proses,

(20)

sebaiknya dikumpulkan dengan sampling yang sesuai dan sebaiknya diverifikasi. Hanya informasi yang dapat diverifikasi yang dapat menjadi bukti audit. Bukti audit sebaiknya direkam.

- Bukti audit didasarkan pada sampel informasi yang tersedia. Oleh karena itu terdapat unsur ketidakpastian dalam audit, yang sebaiknya menjadi perhatian dalam membuat kesimpulan audit.

- Metode untuk mengumpulkan informasi mencakup :

 Wawancara, Observasi kegiatan atau observasi lapangan, dan Tinjauan dokumen. k. Pengambilan contoh untuk organisasi multi lokasi

Metode pengambilan contoh lokasi mengacu kepada ketentuan berikut :

Tabel.3.1. Metode Pengambilan Sampel Lokasi Multi-site

Tipe audit Pengambilan contoh keterangan

Audit awal ( Y = √ x ) Y = ukuran sample X = jumlah lokasi terjauh Dibulatkan ke atas Audit surveillance

(Penilikan)

( Y = 0.6 √ x ) Y = ukuran sample X = jumlah lokasi terjauh Dibulatkan ke atas

Pengambilan contoh tidak dilakukan pada lokasi yang sama dengan audit awal

Audit resertifikasi ( Y = 0.8 √ x ) Y = ukuran sample X = jumlah lokasi terjauh Dibulatkan ke atas

Pengambilan contoh tidak dilakukan pada lokasi yang sama dengan audit awal

Apabila audit penilikan dilakukan di multi lokasi VLK, maka LVLK harus memeriksa daftar keseluruhan lokasi yang dicakup oleh organisasi multi lokasi.

l. Perumusan Temuan audit

- Bukti audit dievaluasi terhadap kriteria audit untuk menghasilkan temuan audit. Temuan audit dapat menunjukkan kesesuaian maupun ketidaksesuaian dengan verifier audit. Bila tercakup dalam tujuan audit, temuan audit dapat mengidentifikasi peluang untuk peningkatan.

- Tim audit melakukan pertemuan untuk meninjau temuan audit pada tahap yang sesuai selama audit.

- Kesesuaian dengan verifier audit sebaiknya dirangkum untuk menunjukkan lokasi, fungsi atau proses yang diaudit. Bila tercakup dalam rencana audit, setiap temuan kesesuaian dan bukti pendukungnya sebaiknya juga direkam.

(21)

- Ketidaksesuaian dan bukti audit pendukungnya sebaiknya direkam, ketidaksesuaian dapat dikelompokkan. Ketidaksesuaian tersebut sebaiknya ditinjau dengan auditee untuk memperoleh kepastian bahwa bukti audit adalah akurat dan ketidaksesuaian dipahami. Setiap upaya sebaiknya dilakukan untuk menyelesaikan setiap perbedaan pendapat perihal bukti dan / atau temuan audit, dan hal-hal yang tidak dapat disepakati sebaiknya direkam. m. Penyiapan kesimpulan audit sebelum dilakukan Pertemuan Penutupan

n. Pelaksanaan Pertemuan Penutupan

- Merupakan pertemuan antara Tim Auditor dengan Pemegang Izin untuk memaparkan hasil kegiatan verifikasi dan mengkonfirmasi temuan-temuan di lapangan.

- Pertemuan penutupan dipimpin oleh ketua tim audit dan diselenggarakan untuk mempresentasikan temuan dan kesimpulan audit sehingga temuan dan kesimpulan tersebut dimengerti dan disetujui oleh auditee dan bila sesuai untuk menyepakati jangka waktu yang diberikan kepada auditi untuk menyampaikan rencana tindakan korektif dan pencegahan. Peserta rapat penutupan sebaiknya termasuk auditee, dan dapat juga mencakup klien audit dan pihak lain. Bila perlu, ketua tim audit sebaiknya memberitahu auditee tentang situasi yang ditemui selama audit yang dapat mengurangi tingkat kepercayaan terhadap kesimpulan audit.

- Dalam hal masih terdapat dokumen yang belum dapat diperlihatkan Pemegang Izin diberikan kesempatan untuk menyampaikan kekurangan dokumen selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kalender sejak pertemuan penutupan, dan bila sampai dengan batas waktu tersebut tidak dapat memperlihatkan dokumen maka dinyatakan tidak memenuhi.

- Setiap perbedaan pendapat yang terkait dengan temuan dan/atau kesimpulan audit antara Tim audit dan pemegang izin sebaiknya dibahas dan bila mungkin diselesaikan. Bila tidak dapat diselesaikan, seluruh pendapat sebaiknya direkam.

- Hasil pertemuan penutupan dituangkan dalam bentuk Notulensi Pertemuan Penutupan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dilampiri dengan Daftar Hadir Pertemuan Pertemuan.

3.3.3. Pelaporan Hasil Verifikasi Lapangan

a. Tim audit VLK membuat laporan berdasarkan format acuan yang diatur dalam Lampiran 3.14 Perdirjen PHPL Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Jo P.15/PHPL/PPHH/ HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Verifikasi Legalitas Kayu.

b. Laporan audit VLK mencakup Buku I Laporan Audit VLK, Buku II Lampiran Laporan VLK dan Resume Hasil Verifikasi.

c. Disajikan dalam bentuk buku dan soft copy untuk disampaikan kepada Pemegang Izin dalam waktu 21 hari kalender setelah selesainya Pertemuan Penutupan.

(22)

3.3.4. Pengambilan Keputusan Sertifikasi VLK

a. Keputusan Pemberian, Kelanjutan, Pembekuan atau Pencabutan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) dilakukan oleh Pengambil Keputusan LV-LK berdasarkan laporan auditor. Dalam hal tenaga tetap sebagai Pengambil Keputusan tidak kompeten, maka Pengambil Keputusan harus didampingi personil yang kompeten yang bukan dari auditor yang melakukan verifikasi.

b. Keputusan Penerbitan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) diberikan jika semua norma penilaian untuk setiap verifier pada Standar Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang IUIPHHK dan IUI “Memenuhi”.

c. Dalam hal hasil verifikasi “Tidak Memenuhi”, LV-LK menyampaikan laporan hasil verifikasi kepada Pemegang Izin dan LV-LK memberi kesempatan Pemegang Izin untuk memperbaiki verifier yang “Tidak Memenuhi” dengan batas waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak Pemegang Izin menerima laporan hasil verifikasi.

d. Keputusan Pembekuan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) diberikan jika terdapat verifier pada Standar Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang IUIPHHK dan IUI yang “Tidak Memenuhi” dan tidak diperbaiki sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan yaitu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kalender sejak Pemegang Izin menerima laporan hasil verifikasi.

e. Keputusan Pencabutan Sertifikat Legalitas Kayu (S-LK) diberikan jika keputusan pembekuan yang dilakukan tidak ditindaklanjuti oleh Pemegang IUIPHHK dan IUI sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan dalam Lampiran 3.4 Perdirjen PHPL Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Jo P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Verifikasi Legalitas Kayu.

f. LV-LK tidak boleh mendelegasikan kewenangan pengambilan keputusan kepada orang lain atau institusi lain untuk memberikan, memelihara, memperluas, menunda atau mencabut Sertifikat LK.

g. LV-LK memberikan keputusan Sertifikat Legalitas Kayu yang ditandatangani oleh Pengambil Keputusan kepada setiap Pemegang Izin yang telah memenuhi semua norma penilaian SVLK. h. Pada saat kontrak Verifikasi LK sudah dilakukan, maka LV-LK memilih dan mengangkat Tim

pengambil keputusan yang terdiri dari 1 orang atau bila diperlukan membuat tim pengambil keputusan yang terdiri dari maksimal 3 orang.

i. Laporan hasil audit lengkap yang sudah dibuat oleh Tim audit VLK diterima oleh pengambil keputusan atau tim pengambil keputusan paling lambat 7 hari kalender sebelum proses pengambilan keputusan dilakukan.

j. Harus dipastikan bahwa laporan audit akhir adalah laporan audit yang diserahkan kepada pengambil keputusan atau Tim pengambil keputusan sudah memasukan keberatan atau perbaikan dari pihak auditee atas laporan audit yang dibuat oleh Tim penilai lapangan dan telah diselesaikan oleh Tim adhoc.

k. Pengambil keputusan atau Ketua tim pengambil keputusan menetapkan jadwal dan rencana proses pengambilan keputusan, sedangkan tempat pengambilan keputusan bisa ditetapkan di kantor lembaga sertifikasi maupun di luar kantor.

(23)

l. Bila proses pengambilan keputusan oleh satu tim, namun tidak dapat dihadiri semua anggota tim dalam suatu pertemuan pengambilan keputusan karena suatu hal, maka Lembaga Verifikasi dapat melaksanakan prosesnya dengan teleconference atau media lain yang memungkinkan adanya pembahasan laporan hasil audit pada media tersebut seperti email, web jejaring sosial, internet chat conference, dll. sejauh rekamannya proses pengambilan keputusan dapat didokumentasikan dan dipertanggungjawabkan.

m. Sebelum proses pengambilan keputusan, pemgambil keputusan atau ketua tim pengambil keputusan memeriksa kelengkapan dokumen laporan yang diperlukan yang mencakup :

- Laporan Penilaian VLK - Lampiran Laporan - Resume hasil verifikasi - Rencana audit/audit plan - Kontrak penilaian

- Laporan Tinjauan kontrak

- Dokumen-dokumen Notulensi yang diperlukan - Dokumen lainnya yang dianggap perlu

n. Proses Pengambilan keputusan juga bila diperlukan dihadiri oleh tim penilai Lapangan untuk keperluan klarifikasi oleh pengambil keputusan atau tim pengambil keputusan.

o. Keputusan untuk merekomendasikan Penerbitan Sertifikat LK kepada perusahaan atau organisasi didasarkan pada hasil pengambilan keputusan oleh pengambil keputusan atau tim pengambil keputusan dengan hasil pada seluruh verifier ” Memenuhi ”.

(24)

IV. HASIL VERIFIKASI DAN ANALISIS

CV Cocoon Asia adalah pemegang Izin Usaha Industri (IUI) yang diterbitkan oleh Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS RI pada tanggal 17 Januari 2019 dengan nomor NIB 9120100181371 dan telah berlaku efektif, dengan produk berupa mebel dari kayu dnegan kapasitas sebanyak 2.700 m3/tahun, nilai investasi (di luar tanah dan bangunan) sesuai izin adalah sebesar Rp Rp. 2.082.655.000,- (dua milyar delapan puluh juta enam ratus lima puluh lima ribu rupiah).

Sesuai Peraturan Direktur Jenderal PHPL Nomor P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 Jo P.15/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu, Lampiran 3.4 tentang Pedoman Pelaksanaan Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang IUIPHHK dan IUI, maka verifikasi terhadap CV Cocoon Asia dilakukan terhadap dokumen dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan terakhir, dengan menggunakan standar verifikasi LK Lampiran 2.5 tentang Standar Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) pada Pemegang IUIPHHK Kapasitas Produksi > 6.000 m3/tahun dan IUI dengan Investasi > Rp 500 Juta dan Lampiran 3.4 tentang Pedoman Pelaksanaan Verifikasi Legalitas Kayu Pada Pemegang IUIPHHK dan IUI.

Dalam pelaksanaan verifikasi apabila terdapat verifier pada standar tersebut yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan maka verifier dimaksud termasuk dalam kategori tidak dapat diterapkan (Not Applicable) atau tidak perlu diverifikasi lebih lanjut.

4.1. Verifier Yang Tidak Diterapkan

No Prinsip / Kriteria / Indikator / Verifier Hasil Verifikasi

1.

P1, K1.1, I1.1.1.c

Izin HO (izin gangguan lingkungan sekitar industri).

Sesuai Permendagri No.19 Tahun 2017 tanggal 29 Maret 2017 maka penetapan Izin Gangguan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

2. P1, K1.1, I1.1.1.h RPBBI

CV Cocoon Asia bukan merupakan industri primer sehingga tidak wajib menyusun RPBBI.

3.

P1, K1.2, I1.2.1

Importir adalah importir yang

memiliki izin yang sah. CV Cocoon Asia tidak melakukan pembelian bahan baku yang berasal dari impor.

4.

P1, K1.2, I1.2.2

Importir memiliki mekanisme uji tuntas (due diligence)

5.

P1, K1.3, I1.3.1.

Akte notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok.

CV Cocoon Asia bukan unit usaha dalam bentuk kelompok dan tidak mempunyai/ menggunakan akta pembentukan kelompok.

(25)

No Prinsip / Kriteria / Indikator / Verifier Hasil Verifikasi

6. P1, K1.3, I1.3.1.

Internal audit anggota kelompok.

Perusahaan berbentuk perseroan komanditer sesuai akta pendirian No. 04 tanggal 22 Mei 2004 dan akta perubahan terakhir Nomor 31 tanggal 24 Juni 2013.

7. P2, K2.1, I2.1.1.b DPKB.

Selama periode Februari 2019 - Januari 2020 CV Cocoon Asia tidak melakukan pembelian bahan baku kayu bulat dari hutan negara.

8.

P2, K2.1, I2.1.1.f

Dokumen angkutan berupa Nota untuk kayu limbah industri.

Selama periode Februari 2019 - Januari 2020 CV Cocoon Asia tidak melakukan pembelian bahan baku kayu limbah industri.

9.

P2, K2.1, I2.1.1.h

Informasi terkait VLBB untuk pemasok yang belum memiliki SLK/S-PHPL/DKP

Berdasarkan Perdirjen PHPL No. P.14/PHPL/SET/4 /2016 Pasal 7, bahwa batas waktu penetapan VLBB adalah 31 Desember 2017, sehingga Verifier 2.1.1.(h) sudah tidak relevan untuk diverifikasi.

10. P2, K2.1, I2.1.1.i

Dokumen pendukung RPBBI

CV Cocoon Asia bukan merupakan industri primer sehingga tidak wajib menyusun RPBBI, dan tidak berkewajiban memiliki dokumen pendukung RPBBI.

11.

P2, K2.1, I2.1.2.a

Pemberitahuan Impor Barang (PIB).

Selama periode Februari 2019 - Januari 2020 CV Cocoon Asia tidak melakukan impor bahan baku kayu atau produk kayu. Seluruh pembelian bahan baku kayu berasal dari pemasok dalam negeri.

12. P2, K2.1, I2.1.2.b Bill of Lading 13. P2, K2.1, I2.1.2.c Packing List (P/L) 14. P2, K2.1, I2.1.2.d Invoice 15. P2, K2.1, I2.1.2.e Deklarasi 16. P2, K2.1, I2.1.2.f

Bukti pembayaran bea masuk (bila terkena bea masuk)

17.

P2, K2.1, I2.1.2.g

Dokumen lain yang relevan untuk jenis kayu yang dibatasi perdagangannya.

18. P2, K2.1, I2.1.2.h

(26)

No Prinsip / Kriteria / Indikator / Verifier Hasil Verifikasi

turunannya.

19.

P2, K2.1, I2.1.3.d

Hasil produksi yang berasal dari kayu lelang dipisahkan.

Selama periode Februari 2019 - Januari 2020 CV Cocoon Asia tidak melakukan pembelian bahan baku kayu yang berasal dari lelang.

20. P2, K2.1, I2.1.4.a.

Dokumen S-LK atau DKP.

Selama periode Februari 2019 - Januari 2020 CV Cocoon Asia tidak melakukan kerjasama dengan industri penyedia jasa.

21.

P2, K2.1, I2.1.4.b.

Kontrak jasa pengolahan produk antara auditee dengan penyedia jasa (pihak lain).

22.

P2, K2.1, I2.1.4.c.

Berita acara serah terima kayu yang dijasakan.

23.

P2, K2.1, I2.1.4.d.

Ada pemisahan produk yang dijasakan pada perusahaan penyedia jasa.

24.

P2, K2.1, I2.1.4.e.

Adanya pendokumentasian bahan baku proses produksi dan ekspor apabila ekspor dilakukan melalui industri penyedia jasa.

25.

P3, K3.1, I3.1.1.

Unit usaha mengunakan dokumen angkutan hasil hutan sah untuk perdagangan atau pemindah tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.

Selama periode Februari 2019 - Januari 2020 CV Cocoon Asia tidak melakukan penjualan maupun pemindahtangan produk dengan tujuan domestik.

26.

P3, K3.2, I3.2.1.g.

Hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis

Produk yang diekspor CV Cocoon Asia adalah mebel dengan HS Code 9401 dan 9403. Produk tersebut tidak termasuk produk industri kehutanan yang wajib melalui verifikasi atau penelusuran teknis oleh surveyor sebelum muat barang.

27.

P3, K3.2, I3.2.1.h.

Bukti pembayaran bea keluar bila terkena bea keluar.

Produk yang diekspor CV Cocoon Asia adalah mebel dengan HS Code 9401 dan 9403 yang tidak termasuk barang ekspor yang dikenakan Bea Keluar (BK).

(27)

No Prinsip / Kriteria / Indikator / Verifier Hasil Verifikasi

Dokumen lain yang relevan untuk jenis kayu dibatasi perdagangannya.

Asia adalah jenis jati (Tectona Grandis) yang tidak termasuk jenis yang dibatasi perdagangannya.

4.1. Verifier Yang Diterapkan

P1. Pemegang izin usaha mendukung terselenggaranya perdagangan kayu yang sah

K1.1. Unit usaha dalam bentuk :

(a) Industri memiliki izin yang sah, dan

(b) Eksportir produk olahan memiliki izin yang sah

1.1.1 Unit usaha adalah produsen yang memiliki izin yang sah

a. Akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir

Hasil Verifikasi :

1. Akta Pendirian Perusahaan

CV. Cocoon Asia suatu Perseroan Komanditer yang didirikan mula-mula adalah CV. Arya Buana sesuai Akta Pendirian Perusahaan CV. Arya Buana dengan Akta No. 04 tanggal 22 Mei 2004 dihadapan Dewi Maya Rahayu, SH. yang berkedudukan di Yogyakarta.

Akta Pendirian Perseroan Komanditer telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sleman dengan Nomor : KUM.07.01.224.CV-2006 tanggal 5 Oktober 2006.

Maksud tujuan perusahaan diantaranya adalah :

- Menjalankan usaha perdagangan umum, termasuk import, eksport, intersuler, interlokal dan lokal sebagai grossir, leveransir, supplier dan distributor;

- Menjalankan usaha dalam bidang pengelolaan hasil-hasil hutan/perkayuan/ sawmill; - Menjalankan usaha dalam bidang kehutanan;

- Menjalankan usaha dalam bidang furniture/ mebel.

Modal dasar perseroan tidak ditentukan besarannya dan setiap waktu dapat dinyatakan dari buku-buku perseroan. Untuk pertama kalinya pengurus perusahaan adalah sebagai berikut : Direktur : Djujuk Aryati

Persero Komanditer : Harmi Runtuni

Copy Dokumen Akte Pendirian Perusahaan terlampir pada Buku II Lampiran II-1a.

2. Akta No. 4 /2013

Akta Perubahan Perseroan Komanditer CV. Arya Buana No. 04 tanggal 06 Februari 2013, dihadapan Notarin Mustika Rahaju, SH. Berkedudukan di Bantul.

(28)

Dalam akta perubahan pertama, masih dengan nama CV. Arya Buana akta yang dimaksud menerangkan telah dilakukan :

- Perubahan alamat CV. Arya Buana dari Kabupaten Sleman ke Kabupaten Bantul - Penambahan tujuan dan kegiatan usaha perseroan.

3. Akta Perubahan Terakhir

Akta Perubahan Perseroan Komanditer, Akta CV. Arya Buana Nomor 31 tanggal 24 Juni 2013, dihadapan Notaris Mustika Rahaju, SH. Berkedudukan di Bantul.

Akta Perubahan Terakhir Perseroan Komanditer yang telah didaftarkan pada Buku Daftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bantul No. 394/CV/XII/20kum.01.02.2013 tanggal 24 Desember

2013. Dalam akta perubahan pertama, masih dengan nama CV. Arya Buana akta yang dimaksud menerangkan telah dilakukan perubahan nama dari CV. Arya Buana menjadi CV. Cocoon Asia Copy Dokumen Akte Perubahan terakhir terlampir pada Buku II Lampiran II-1b.

Justifikasi

Verifier ini memiliki nilai Memenuhi apabila Tersedia akte pendirian perusahaan dan/atau perubahan terakhir yang telah disahkan (khusus PT) atau didaftarkan ke instansi yang berwenang sesuai dengan bentuk badan hukumnya atau tersedia copy KTP untuk perorangan.

CV Cocoon Asia telah memiliki dokumen akta pendirian perusahaan dan perubahannya, akta dapat ditunjukkan dan telah diregister oleh instansi yang berwenang. Susunan pengurus perusahaan dan informasi yang terkandung dalam akta perusahaan termasuk maksud dan tujuan pendirian perusahaan telah sesuai dengan dokumen legalitas lainnya, maka dapat disimpulkan bahwa verifier 1.1.1.a. memiliki norma penilaian memenuhi.

Norma Penilaian : Memenuhi

b. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam IUI atau Izin Usaha Tetap (IUT) atau Tanda Daftar Industri (TDI)

Hasil Verifikasi :

CV Cocoon Asia telah mendapatkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang terbitkan oleh Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS RI pada tanggal 8 Maret 2020 dengan nomor NIB 9120100181371. Informasi yang terdapat pada dokumen SIUP adalah:

Nama Perusahaan : CV Cocoon Asia

NIB : 9120100181371

Alamat Perusahaan : Jl.Sitimulyo No. 90 Kel. Sitimulyo, Kec. Piyungan, Kab. Bantul, Provinsi DI. Yogyakarta

(29)

Nama KBLI : Perdagangan Besar Peralatan dan perlengkapan Rumah tangga.

Copy dokumen SIUP CV Cocoon Asia terlampir pada Buku II Lampiran II-2.

Justifikasi

Verifier ini memiliki nilai Memenuhi apabila:

Tersedia Izin Usaha yang masih berlaku sesuai dengan kegiatan usahanya. atau

Tersedia bukti pengurusan perpanjangan dari instansi yang berwenang berupa: a. surat keterangan; atau

b. tanda terima.

CV Cocoon Asia telah memiliki dokumen SIUP yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang, masih berlaku dan sesuai dengan kegiatan usahanya. Informasi dalam dokumen sesuai dengan dokumen perijinan lainnya. Sehingga dapat disimpulkan verifier 1.1.1.b. memiliki norma penilaian memenuhi.

Norma Penilaian : Memenuhi

d. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Hasil Verifikasi :

CV Cocoon Asia memiliki dokumen NIB (Nomor Induk Berusaha) yang diterbitkan oleh Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS RI pada tanggal 17 Januari 2019 dengan nomor NIB 9120100181371. Dokumen NIB sekaligus berfungsi sebagai TDP.

Informasi yang tercantum dalam dokumen NIB antara lain sebagai berikut:

- Nama Perusahaan : CV Cocoon Asia

- Alamat : Jl.Sitimulyo No. 90 Kel. Sitimulyo, Kec. Piyungan, Kab. Bantul,

Provinsi DI. Yogyakarta.

- NPWP : 02.543.974.6-542.000

- Nomor Telepon : 0274-4536888

- Nomor Fax : 0274-4536888

- Email : cocoon.asia7@gmail.com

- Nama KBLI : Industri Furnitur dari kayu industri Furnitur dari rotan dan atau

bambu.

(30)

- Status Permodalan : PMDN

Dokumen NIB terlampir pada Buku II Lampiran II-3.

Justifikasi

Verifier ini memiliki nilai Memenuhi apabila:

Tersedia Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang sah masih berlaku sesuai dengan kegiatan usahanya

atau

Tersedia bukti pengurusan perpanjangan dari instansi yang berwenang berupa: a. surat keterangan; atau

b. tanda terima.

CV Cocoon Asia memiliki dokumen NIB (Nomor Induk Berusaha) yang diterbitkan oleh Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS RI pada tanggal 17 Januari 2019 dengan nomor 9120100181371. Dokumen NIB sekaligus berfungsi sebagai TDP. Dengan demikian verifier 1.1.1.d. memiliki norma penilaian memenuhi.

Norma Penilaian : Memenuhi

e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Hasil Verifikasi : NPWP:

CV Cocoon Asia telah mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 02.543.974.6-542.000, NPWP diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan informasi sebagai berikut :

NPWP : 02.543.974.6-542.000

Nama : CV Cocoon Asia

Alamat : Sitimulyo No. 90 Sitimulyo, Piyungan, Kab. Bantul – DI Yogyakarta

Surat Keterangan Terdaftar:

Terdapat Surat Keterangan Terdaftar (SKT) yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah DJP D.I. Yogyakarta, kantor Pelayanan pajak Pratama Sleman :

Nomor SKT : S-7254KT/WPJ.23/KP.0503/2017

Nama : CV Cocoon Asia

(31)

Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)

: 46499

Perdagangan Besar Berbagai Barang dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya

Alamat : Sitimulyo No. 90 Sitimulyo, Piyungan, Kab. Bantul – DI. Yogyakarta. Kategori : Badan Kewajiban Pajak : PPh Pasal 25, PPh Pasal 29 PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal Pasal 15, PPh Pasal 19, PPh Pasal 21, PPh Pasal 26, Tanggal terdaftar : 2 Oktober 2006 Tanggal terdaftar di KPP Bantul : 23 September 2017

Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP).

CV Cocoon Asia telah memiliki dokuken SPPKP yang diterbitkan oleh KPP Pratama Bantul. Adapun data dan informasi yang tercantum dalam dokumen SPPKP CV Cocoon Asia adalah sebagai berikut:

- No SPPKP : S-254PKP/WPJ.23/KP.0503/2017

- NPWP : 02.543.974.6-542.000

- KLU : 46499

- Nama KLU : Perdagangan Besar Berbagai Barang dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya.

- Alamat : Sitimulyo No. 90 Sitimulyo, Piyungan, Kab. Bantul – DI. Yogyakarta.

- Kewajiban Pajak : PPN

- Tanggal Pengukuhan : 13 Oktober 2017

Copy dokumen NPWP, SKT & SPPKP CV Cocoon Asia terlampir pada Buku II Lampiran II-4.

Justifikasi

Verifier ini memiliki nilai Memenuhi apabila NPWP (9 digit awal), SKT dan/atau SPPKP unit usaha tersedia dan sesuai dengan dokumen lainnya.

(32)

NPWP untuk 9 digit awal dan seluruh informasi dari data tersebut sudah sesuai dengan dokumen perijinan lainnya. Dengan demikian verifier 1.1.1.e. memiliki norma penilaian memenuhi.

Norma Penilaian : Memenuhi

f. AMDAL/Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) – Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)/ Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL)/Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)/Surat Izin Lingkungan (SIL)/Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)

Hasil Verifikasi :

Dalam rangka pemenuhan terhadap Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 32 tahun 2009 CV Cocoon Asia telah melakukan pengelolaan lingkungan sesuai dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL).

Sebelum berganti nama menjadi CV Cocoon Asia, sebelumnya sesuai akta perusahaan bernama CV Arya Bhuana. SPPL yang ditunjukkan oleh perusahaan adalah SPPL atas nama CV Arya Bhuana pada tanggal 1 Februari 2013, SPPL dengan nama CV. Cocoon Asia dibuat pada tanggal 23 Desember 2013 yang dinyatakan dan ditandatangani oleh Djudjuk Aryati sebagai direktur CV Cocoon Asia, diketahui dan telah ditandatangani oleh Camat Piyungan Drs. Agus Sulistiyana dan telah disahkan dan ditandatangani oleh Drs Suwito sebagai Kepala Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Bantul.

Data dan informasi SPPL sebagai berikut : Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Djudjuk Aryati

Jabatan : Direktur

Alamat : Gang Serayu D 34 Condong Sari, Senturan, Yogyakarta

No. Telp : 0274-4333175, 08122650211

Selaku penanggung jawab atas pengelolaan lingkungan dari :

Nama Perusahaan/ Usaha : CV Cocoon Asia

Alamat Perusahaan/ Usaha : Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul No. Telp. Perusahaan : 0274-4333175, 08122650711

Jenis Usaha/ Sifat Usaha : Perdagangan Kapasitas Produksi : --Container / tahun Perizinan yang dimiliki : IMB – 640.79/2003

Keperluan : Gudang Produksi Furniture dan Handicraft Besarnya modal : Rp. 500,000,000.00

(33)

Pernyataan kesanggupan untuk :

1. Menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup di lokasi dan di sekitar tempat usaha dan/atau kegiatan;

2. Menjaga kesehatan, kebersihan dan keindahan di lokasi dan di sekitar tempat usaha dan/atau kegiatan;

3. Melaksanakan ketertiban umum dan senantiasa membina hubungan baik dengan tetangga sekitar;

4. Bersedia menambahkan dan atau melengkapi informasi tambahan yang diperlukan terkait kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatan tersebut oleh pejabat yang berwenang;

5. Bersedia dipanatau dampak lingkungan dari usaha dan/atau kegiatannya oleh pejabat yang berwenang;

6. Bertanggung jawab terhadap kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh usaha dan/atau kegiatan tersebut;

7. Apabila kami lalai untuk melaksanakan pernyataan pada angka 1 sampai angka 6 di atas, kami bersedia bertanggung jawab sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Copy dokumen SPPL CV Cocoon Asia terlampir pada Buku II Lampiran II-5.

Justifikasi

Verifier ini memiliki nilai Memenuhi apabila

1. Tersedia dokumen lingkungan hidup yang lengkap dan sah sesuai dengan kegiatan usahanya (untuk SPPL diperlukan bukti penyerahan ke instansi terkait)

atau

Terdapat bukti pengurusan dokumen lingkungan hidup dari instansi yang berwenang berupa: a. surat keterangan; atau

b. tanda terima.

2. Tersedia laporan/catatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai/merujuk pada catatan temuan penting (tidak berlaku untuk SPPL).

Saat dilakukan audit VLK, CV Cocoon Asia telah memiliki dokumen lingkungan berupa SPPL yang disahkan oleh instansi berwenang informasi lokasi kegiatan dan lainnya sesuai dengan dokumen terkait lainnya. Sehingga dapat disimpulkan verifier 1.1.1.f. memiliki norma peniliaian memenuhi.

(34)

g. IUIPHHK, Izin Usaha Industri (IUI) atau Izin Usaha Tetap (IUT).

Hasil Verifikasi :

CV Cocoon Asia memiliki dokumen Izin Usaha Industri (IUI) yang diterbitkan oleh Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS RI pada tanggal 17 Januari 2019 dengan nomor NIB 9120100181371 dan telah berlaku efektif. Informasi

- Nama Perusahaan : CV Cocoon Asia

- Alamat Perusahaan : Jl. Sitimulyo No 90

- Nama KBLI : Industri Furniture dari Kayu, Industri Rotan dari Rotan dan atau Bambu.

- Kode KBLI : 31001, 31002

- Lokasi:

- Alamat : Jl. Sitimulyo No. 90

- Desa/Kelurahan : Sitimulyo

- Kecamatan : Piyungan

- Kabupaten/Kota : Kab. Bantul

- Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta

- Total Investasi : Rp. 2.082.655.000,- (dua milyar delapan puluh juta enam ratus lima puluh lima ribu rupiah).

- Jenis Produksi :

- Meja, Kursi : kapasitas 1.350 m3

- Almari, Meja Kursi : kapasitas 1.350 m3

Copy dokumen IUI OSS CV Cocoon Asia terlampir pada Buku II Lampiran II-6.

Justifikasi

Verifier ini memiliki nilai Memenuhi apabila :

1. Terdapat dokumen IUIPHHK atau IUI atau IUT yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang dan sesuai dengan dokumen terkait lainnya.

2. Jenis usaha yang dijalankan sesuai dengan IUIPHHK atau IUI atau IUT.

3. Dalam hal izin industri sedang dalam proses perpanjangan atau perluasan/pengurangan kapasitas, tersedia bukti pengurusan dari instansi yang berwenang berupa:

a. surat keterangan; atau b. tanda terima

CV Cocoon Asia memiliki dokumen Izin Usaha Industri (IUI) yang diterbitkan oleh Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS RI pada tanggal 17 Januari 2019 dengan nomor NIB 9120100181371 dan telah berlaku efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan untuk verifier 1.1.1.g. memiliki norma penilaian memenuhi.

(35)

a. Dokumen jual beli/ nota atau kontrak suplai bahan baku dilengkapi bukti pembelian.

Hasil Verifikasi:

CV Cocoon Asia melakukan pembelian bahan baku berupa kayu berupa kayu gergajian jenis jati baru (fresh cut timber), kayu jati bekas bongkaran rumah (recycle teak) dan tunggak (wood stump) kayu jati. Kayu gergajian jati baru seluruhnya dibeli dari pemasok yang mendapatkan kayu bulat dari hutan hak.

Proses pembelian bahan baku di CV Cocoon Asia dimulai dari terbitnya Purchase Order (PO) dari buyer. Pihak produksi selanjutnya menghitung kebutuhan bahan baku yang disampaikan ke bagian purchasing untuk pengadaan bahan baku tersebut. Pembelian bahan baku ada yang menggunakan dokumen Purchase Order atau hanya dilakukan secara lisan melalui kontak telephone.

Selama periode Februari 2019 s.d. Januari 2020 CV Cocoon Asia telah melakukan pembelian bahan baku dengan rincian sebagai berikut:

 Kayu gergajian jati baru  : 613,5031  m3  Kayu bekas bongkaran rumah  : 953,5330  m3  Tunggak kayu  : 138,9550  m3 Tabel 4.1 Rekapitulasi Pembelian Bahan Baku Kayu

No Bulan Jenis/Volume (m3) Total Penerimaan (m3) Kayu baru Jati (m3) Kayu Bekas (m3) Tunggak Kayu (m3) 1 Februari 2019 55,3597 164,5672 6,9520 226,8789 2 Maret 2019 26,1643 99,4223 11,7479 137,3345 3 April 2019 42,0521 139,5520 8,8752 190,4793 4 Mei 2019 40,6312 43,9172 26,5864 111,1348 5 Juni 2019 48,6726 40,7868 3,2900 92,7494 6 Juli 2019 55,5457 25,8836 4,7799 86,2092 7 Agustus 2019 74,5761 53,8005 11,1395 139,5161 8 September 2019 57,4087 68,5785 11,4173 137,4045 9 Oktober 2019 52,2214 51,1031 19,1083 122,4328 10 November 2019 43,2969 83,1159 12,3620 138,7748 11 Desember 2019 81,4369 26,2564 21,3680 129,0613 12 Januari 2020 36,1375 156,5495 1,3284 194,0154 TOTAL 613,5031 953,5330 138,9550 1.705,9911 P2. Unit usaha mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin

keterlacakan kayu dari asalnya

K2.1. Keberadaan dan penerapan sistem penelusuran bahan baku (termasuk kayu impor) dan hasil olahannya.

2.1.1 Unit usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah.

(36)

Tim audit melakukan verifikasi dokumen pembelian bahan baku yang mengambil contoh sebagai berikut:

Tabel 4.2 Contoh Dokumen Pembelian Bahan Baku

No. Pemasok Jenis-Volume Dokumen Legalitas

Angkutan Dokumen Pendukung

1 Multi Usaha Raya KG Jati, 188 pcs, 3,2042 m3 - Surat Jalan No Penerimaan 059. Tgl. 21 Juni 2019 No.

- Surat Ket Angkut. 54/DKO/II/2019

- Tanda Terima tgl 21 Juni 2019. - Bukti pembayaran berupa Bukti Transfer Bank nomor referensi 9336701051711 tgl 21 Juni 2019 2 PN Putra Mandiri KG Bekas bongkaran rumah lama, 182 pcs, 4,4044 m3

Surat Keterangan Angkutan Kayu Bongkaran Rumah No. 020/PN/PM/2020 tgl 13 Januari 2020 No. Polisi Kendaraan E 7941 HI.

- Surat Jalan tgl. 13 januari 2020. - DKP No. PNPM 008/Jan/2020

tgl 13 Januari 2020

- Bukti pembayaran berupa Bukti Transfer nomor referensi tgl. 13 Januari 2020.

- Surat Keterangan dari Desa No. 71/181.2/Ds.Srb/I/2020 tgl 13 Januari 2020.

- KTP Pemilik Rumah Bongkaran No. KTP 3209361907670001 a.n. Ridwan.

- Wood Card Delivery No. 14 No. Surat Ket. Angkut

020/PN/PM/I/2020 tgl 14 Januari 2020.

3 Wuri Lestari Tunggak (wood stump) jati, 32 pcs, 0,2039 m3

Surat Jalan No.

51007/II/2019. Kendaraan Nopol AE 8542 KC tgl 14 Februari 2019 - DKP No. WL 008/11/2020 tgl 14 Februari 2019. - Invoice No WL-CA/02/2019. - Bukti pembayaran berupa Bukti

Transfer Bank nomor referensi 2019032177417872 tgl 21 Maret 2019

Bahan baku dari pemasok lokal yang digunakan oleh CV Cocoon Asia termasuk rendah resiko karena bahan baku dibeli dari pemasok yang telah menerbitkan DKP dan memiliki S-LK.

Hasil verifikasi menunjukkan bahwa penerimaan bahan baku kayu gergajian jati baru, kayu gergajian bekas bongkaran rumah dan tunggak kayu telah dilengkapi dengan dokumen jual beli dan bukti pembayaran.

Bukti pembayaran bahan baku berupa Bukti Transfer Bank terlampir pada Buku II Lampiran III-1

Justifikasi:

Verifier ini memiliki nilai Memenuhi apabila Seluruh penerimaan bahan baku kayu dilengkapi dengan dokumen jual beli/nota atau kontrak suplai bahan baku.

Gambar

Tabel  Judul Tabel  Hal  4.23.  Kesesuaian Data V-Legal dengan Dokumen Ekspor Lainnya  58
Gambar  Judul Gambar Hal
Tabel 4.2  Contoh Dokumen Pembelian Bahan Baku
Tabel 4.3  Contoh Bukti Serah Terima Kayu dan Dokumen Angkutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepada peserta lelang yang berkeberatan dengan pengumuman ini diberikan kesempatan untuk menyampaikan sanggahan melalui aplikasi SPSE kepada Pokja Pengadaan Barang dan

Paket pekerjaan ini terbuka untuk penyedia barang yang memenuhi persyaratan berdasarkan ijin usaha, klasifikasi dan kualifikasi yang dibutuhkan sebagaimana diatur dalam

Alat yang digunakan untuk mengambil contoh uji udara ambien adalah Gent stacked filter unit sampler, dan analisis menggunakan Teknik Analisis Nuklir (TAN) dalam hal ini

Analisis Hujan Bulan Oktober 2014, Prakiraan Hujan Bulan Desember 2014, Januari dan Pebruari 2015 disusun berdasarkan hasil pantauan kondisi fisis atmosfer dan data yang

Berdasarkan hasil Evaluasi Administrasi, Teknis dan Biaya, kami Kelompok Kerja Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Lamandau mengumumkan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Barang/Jasa Nomor : 045.7/PPBJ- PENG/DIKMEN/2013 tanggal 27 Agustus 2013, maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Bidang Pendidikan

Validasi selanjutnya dilakukan melalui uji coba kelompok kecil yang terdiri dari sembilan orang siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Denpasar yang mengikuti

950.000.000,- (Sembilan ratus lima puluh juta rupiah) Tahun Anggaran 2017, maka bersama ini kami Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Daerah Kabupaten Lamandau