• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pemantauan dan Pengendalian Suhu, Kelembaban dan Penyinaran Pada Pembibitan Tanaman Anggrek Cattleya Secara Otomatis Pada Greenhouuse Berbasis Web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Pemantauan dan Pengendalian Suhu, Kelembaban dan Penyinaran Pada Pembibitan Tanaman Anggrek Cattleya Secara Otomatis Pada Greenhouuse Berbasis Web"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

.

3.1

Identifikasi Masalah

Penelitian ini bedasarkan permasalahan yang terjadi di Mitra Anggrek Indonesia. Mitra Anggrek Indonesia merupakan salah satu pembudidaya dan pelaku usaha tanaman anggrek pada greenhouse. Adapun permasalahan berkatian dengan pemantauan suhu, kelembaban, dan intesitas cahaya dengan penyiraman otomatis. Ada beberapa tahapan untuk memecahkan permasalahan tersebut yakni tahap perancangan dan tahap implementasi. Penenanaman anggrek yang dilakukan para petani anggrek masih banyak dengan cara manual yang hanya dipantau dengan tenaga manusia yang masih sulit jika ada perubahan suhu, Maka dari itu dibangun sistem ini.

3.2

Pengumpulan data

Selain itu tahapan persiapan penelitian dilakukan observasi selama satu bulan, guna untuk mengetahui kebutuhan untuk menyelesaikan permasalah pada greenhouse. Serta mengetahui kondisi suhu, kelmbaban dan intesitas cahaya. Bedasarkan hasil observasi, jumlah bibit sekitar 200 bibit yang di letakan pada greenhouse. Kemudian dilakukan pengamatan suhu, kelembaban, dan intesitas cahaya di dalam area greenhouse sehingga mengetahui letak dimana untuk menepatkan posisi sensor- sensor dan penyiraman tanaman anggrek dengan stabil. Bedasarkan pengamatan suhu, kelembaban dan intesitas cahaya pada greenhouse di ketahui rata rata seperti tabel dibawah ini :

Table 3.1 Hasil observasil

HASIL OBSERVASI

HARI

WAKTU

SUHU

KELEMBABAN

CAHAYA

1

2

Pagi

Siang ( hujan )

Malam

Pagi

37 C

24,4 C

23 C

37 C

59%

82%

85

60%

80

35

0

80

(2)

15

3

4

5

6

7

8

9

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang ( hujan )

Malam

Pagi

Siang

Malam

29,3 C

22 C

34,2 C

32,8 C

23,9 C

34,2 C

34,4 C

23,1 C

34,4 C

32,3 C

23,3 C

32,5 C

37 C

23 C

35,1 C

34,4 C

22 C

29 C

24,4 C

23 C

37 C

29,3 C

22 C

60%

85%

49%

43%

83%

49%

45%

87%

45%

55%

77%

51%

59%

85%

41%

45%

85%

60%

82%

85%

60%

60%

85%

70

0

80

70

0

80

70

0

80

70

0

80

70

0

80

70

0

80

38

0

80

70

0

(3)

16

10

11

12

13

14

15

16

17

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam (hujan)

Pagi

Siang (hujan)

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

34,2 C

32,8 C

23,9 C

34,2 C

34,4 C

20,1 C

37 C

24,4 C

23 C

37 C

29,3 C

22 C

34,2 C

32,8 C

23,9 C

34,2 C

34,4 C

23,1 C

37 C

29,3 C

23 C

37 C

49%

43%

83%

45%

45%

90%

59%

82%

85%

50%

60%

85%

50%

43%

83%

49%

45%

87%

59%

60%

85%

60%

80

70

0

80

70

0

80

50

0

80

70

0

80

70

0

80

70

0

80

50

0

80

(4)

17

18

19

20

21

22

23

24

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

29,3 C

22 C

34,2 C

32,8 C

23,9 C

34,2 C

34,4 C

23,1 C

37 C

29,3 C

22 C

34,2 C

32,8 C

23,9 C

32,5 C

37 C

23 C

35,1 C

34,4 C

22 C

32,5 C

37 C

23 C

60%

90%

49%

43%

83%

49%

45%

87%

60%

60%

85%

49%

43%

83%

51%

59%

65%

41%

45%

85%

51%

59%

85%

70

0

80

70

0

80

70

0

80

50

0

80

70

0

80

70

0

80

70

0

80

50

0

(5)

18

25

26

27

28

30

31

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi (hujan )

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam

Pagi

Siang

Malam ( hujan )

35,1 C

34,4 C

22 C

32,5 C

37 C

23 C

35,1 C

34,4 C

22 C

26 C

29,3 C

22 C

34,2 C

32,8 C

23,9 C

32,5 C

37 C

20 C

41%

45%

85%

51%

59%

85%

41%

45%

85%

75%

60%

85%

49%

43%

83%

51%

59%

85%

80

70

0

80

70

0

80

70

0

80

50

0

80

70

0

80

70

0

(6)

19 Dalam hasil pengamatan melalui alat pengukur dalam 1 bulan setiap harinya mengalami peningkatan yang tidak terlalu tinggi pada setiap parameter. Ketika cuaca hujan tiba, suhu menjadi lebih turun (dingin) di banding ketika cuaca panas serta kelembaban meningkat hingga 82%. Di ukuran parameter cahaya sendiri di dalam grenhouse membutuhkan cahaya ketika cuaca mendung pada siang hari (ketika mau datang hujan).

3.3

Rangkaian Sistem dan Penjelasan Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan perangkat-perangkat elektronika yang

mendukung dalam pengerjaan alat ini. Rangkaian yang terdiri dari arduino uno,

Ethernet shield, sensor DHT22, sensor LDR, relay, dan selenoid dihubungkan untuk

menangkap data suhu, kelembaban, dan cahaya serta menyuport jalannya otomatisasi.

Dalam hal ini perangkat yang di gunakan adalah:

3.3.1

Arduino Nano Mega 2560

Arduino adalah platform pembuatan prototype electronic yang

bersifat open-source hardware yang bedasarkan pada perangkat keras

dan perangkat lunak yang fleksibel dan mudah digunakan.

Arduino Nano adalah papan pengembangan (development

board) mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P dengan bentuk

yang sangat mungil. Secara fungsi tidak ada bedanya dengan Arduino

Uno. Perbedaan utama terletak pada ketiadaan jack power DC dan

penggunaan konektor Mini-B USB.

Menurut Abdul Kadir, Arduino merupakan platform yang terdiri

dari software dan hardware. Hardware ardunio sama dengan

mikrokontroller pada umumnya hanya arduino di tambahkan penanam

pin agar mudah diingat [3].

Menurut uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa arduino

merupakan platform pembuatan prototype yang terdiri dari hardware

dan software. Dan pada arduino uno terdapat lebih banyak pin dan

memory lebih besar ( 256 kb flash memory untuk menyimpan kode)

dari pada arduino.

(7)

20

Gambar 3.1 Ardunino nano ATMEGA 2560

3.3.2

modul sensor DHT22

Sensor DHT22 merupakan sensor dengan kalibrasi yang menerapkan

teknik pengumpulan sinyal digital dan teknologi pengindraan

kelembaban. sensor ini dapat mengeteksi 2 paramater yakni suhu dan

kelembaban serta memiliki keandalan dan stabilitas yang baik

dikarenakan dapat terhubung dengan 8 bit chip tunggal komputer [4].

Gambar 3.2 Sensor dht22 (suhu dan kelembaban)

3.3.4

Sensor LDR

LDR atau light Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor yang

nilai hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima olehnya.

Besarnya nilai hambatan pada LDR tergantung pada besar kecilnya

cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. Contoh penggunaannya

adalah pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa menyala di

malam hari dan padam di siang hari secara otomatis. Atau bisa juga kita

gunakan di kamar kita sendiri [7].

(8)

21

Gambar 3.3 Sensor LDR (cahaya)

3.3.5

Relay

Relay adalah sebuah komponen elektronik yang di gerakan ketika ada

arus listrik. Kinerja relay hampir seperti saklar, namun otomatis. Ketika

solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya

magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan

menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan

kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.[11]

Gambar 3.4 Relay

3.3.6

Selenoid Valve

Selenoid valve merupakan katub yang di gerakan oleh arus listrik AC

maupun DC. Solenoid valve akan bekerja bila kumparan mendapatkan

tegangan arus listrik yang sesuai dengan tegangan kerja sehingga

menyebabkan sebuah pin akan tertarik karena gaya magnet yang

dihasilkan dari kumparan selenoida tersebut.

(9)

22

Gambar 3.5 Solenoid valve

3.3.7

Ethernetshield

Modul yang digunakan untuk mengkoneksikan Arduino dengan internet

menggunakan kabel (Wired). Arduino Ethernet Shield dibuat

berdasarkan pada Wiznet W5100 ethernetchip. Wiznet W5100

menyediakan IP untuk TCP dan UDP, yang mendukung hingga 4 socket

secara simultan [3].

. Gambar 3.6 Ethernetshield

Perangkat di atas yang akan di gunakan untuk perancangan alat otomatisasi pada green house di Mitra Anggrek Indonesia. Rangkaian alur dai rancang bangun seperti gambar di bawah ini:

(10)

23

Gambar 3.7 Perancangan alur otomatisasi

Gambar 3.7 menunjukan arsitektur system yang diimplementasikan dalam penelitian ini. Sensor melakukan pembaacaan nilai data suhu, kelenbaban dan cahaya yang di akses dari perintah di dalam code arduino, dan kemudian mengirimkan data hasil sensing tersebut melalui HTTP request ke computer server derngan perantara access point. Setelah itu data akan di masukan kedalam databse yang terdapar pada HTTP server. Ketika data yang di butuhkan tidak valid untuk kebutuhan tanaman anggrek cattelya’s arduino akan mengirimkan perintah agar solenoid membuka untuk menjalankan proses “spary pengembunan” untuk memenuhi kebutuhan suhu dan kelemababan, sedangkan memberikan perintah relay yang dimana akan menyalakan lampu jika intesitas cahaya di bawah yang dibutuhkan .

Dalam arsitektur yang dibangun, diimplementasikan mekanisme pengolahan data pada arduino untuk mengetahui rata rata dari data yang di ambil tiap parameternya. Proses ini di lakukan untuk menstabilkan kondisi di dalam ruangan greenhouse.

Gambar 3.8 Mekanisme kerja pada arduino

Gambar 8 merupakan rangkaian dari sensor suhu dan kelembaban dan ldr yang mengambil data kondisi ruangan pada green house. Setiap sensor melakukan pembacaan kondisi dalam

(11)

24 ruangann di dalam green house secara berkala. Dari data tiap parameternya kemudian di olah oelh arduino. Setelah proses pengolahan data, ketika kondisi ruangan tiadak mencukupi kebutuhan anggrek maka arduino memberi perintah kepada relay untuk mengalirkan tenaga yang akan menggerakan solenoid untuk mengalirkan air ke alat pengembunan ketika suhu dan kelembaban kurang untuk kebutuhan tanaan aggrek, dan relay akan membuka aliran listrik untuk lampu ketika penerangan kurang atau di butuhkan. Berikut diagram alur sistem pada penelitian ini :

(12)

25 Proses pengambilan data dari sensor di setting setiap 30 menit sekali, dikarenakan dari hasil pengambilan data kondisi ruangan yang dimana suhu dan kelambaban akan berubah dengan waktu yang cukup lama. Dari sensor mengirim data ke arduino dan di olah, ketika proses sensing data yang di terima masuk ke data sensing pada Web Server setiap 30 menit sekali. Ketika ada data yang tidak sesuai dengan parameter arduino akan mengolah dan memberikan perintah untuk menjalakan solenoid, dan terjadilah perlakuan untuk parameter suhu dan kelembaban. Ketika terjadi ketidak stabilan pada cahaya yang di sensing melalui sensor cahaya, maka arduino akan mengirim perintah ke relay agar “on” atau menyalakan lampu. Ketika ada pengiriman data yang tidak stabil ( adanya perlakuan ) yang masuk pada data sensing ( Web Server ), akan di olah dan masuk ke tabel data perlakuan yang dimana menampilkan informasi adanya jalannya system otamatisasi dan ketidak stabilan tiap parameternya. Proses pengolahan data akan terupdate dalam jangka waktu 30 menit sekali.

Gambar

Table 3.1 Hasil observasil HASIL OBSERVASI
Gambar 3.2 Sensor dht22 (suhu dan kelembaban)  3.3.4  Sensor LDR
Gambar 3.4 Relay
Gambar  3.7  menunjukan  arsitektur  system  yang  diimplementasikan  dalam  penelitian  ini
+2

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar pertimbangan di atas, maka pokok persoalan yang menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah ”bagaimana pengaruh efektivitas komunikasi

Membagi ataupun mengalikan dengan dengan menggunakan bilangan 5 Apabila akhir bilangan yang dikalikan 5 tersebut bilangan genap maka cara ajaibnya adalah membagi semua angka dengan

Gunawan fajar, memiliki kode- kode cacat produk yang sudah ditentukan oleh perusahaan dengan asumsi – asumsi RPN dari penggunaan metode FMEA, yang digunakan untuk mengetahui

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa konsentrasi substrat tepung kulit pisang kepok dan kecepatan pengadukan (agitasi) berpengaruh

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sikap pedagang tentang penggunaan bahan tambahan pangan, zat pewarna, zat pengawet, rhodamin B dan formalin di pasar

Dari hasil penelitian mengenai hubungan tingkat stres dengan status gizi pada lanjut usia di BPLU Senja Cerah Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Manado maka dapat Gambaran

Pada minggu ke- 8 keparahan penyakit karat daun rata-rata pada perlakuan kontrol dan fungisida tidak berbeda nyata yaitu sebesar 42,96% dan 44,10%, sedangkan

inquiry role approach siswa mela- kukan peran masing- masing dalam kelompoknya sehingga setiap siswa memiliki tugas masing- masing se- suai peran yang mereka,