• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MEKANISME ROUTING PROTOCOL RIPNG DAN OSPFv3 DAN PERBANDINGAN PERFORMANSINYA UNTUK LAYANAN VIDEO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS MEKANISME ROUTING PROTOCOL RIPNG DAN OSPFv3 DAN PERBANDINGAN PERFORMANSINYA UNTUK LAYANAN VIDEO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MEKANISME ROUTING PROTOCOL RIPNG DAN OSPFV3 DAN

PERBANDINGAN PERFORMANSINYA UNTUK LAYANAN VIDEO

Priscilla Rezki Sari Maharani¹, Iman Hedi Santoso², Indrarini Dyah Irawati³

¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Abstrak

Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Salah satu jenis layanan yang bisa diakses dengan memanfaatkan teknologi jaringan komputer adalah video. Pada system jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum digunakan adalah IPv4 (Internet Protocol version 4). Namun seiring berjalannya waktu alokasi alamat yang dimiliki IPv4 tidak mencukupi lagi sehingga dikembangkanlah IP Next Generation atau yang lebih dikenal dengan sebutan IPv6 (Internet Protocol version 6). Untuk dapat menggunakan jaringan IPv6 maka dibuatlah protokol-protokol routing baru diantaranya adalah RIPng (Routing Information Protocol next generation) dan OSPFv3 (Open Shortest Path First version 3). Kedua Routing Protocol tersebut dipilih karena keduanya memiliki perbedaan yang mendasar yakni RIPng merupakan Distance Vector Routing Protocol sedangkan OSPFv3 merupakan Link State Routing Protocol.

Dalam tugas akhir ini dianalisis mekanisme dari kedua Routing Protocol tersebut dalam menentukan rute dan membandingkan performansinya terhadap layanan video yang

disimulasikan menggunakan OPNET (Optimized Network Engineering Tool) dengan skenario penggunaan link dengan kecepatan yang sama dan dengan kecepatan yang berbeda. Performansi pada layanan video dianalisis berdasarkan parameter-parameter jitter, delay, packet loss, dan throughput.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa RIPng menentukan rutenya berdasarkan jumlah hop sedangkan OSPFv3 berdasarkan perhitungan bandwidth. Sedangkan untuk performansinya dalam layanan video, kedua routing protocol tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Saat penggunaan link yang sama, RIPng memiliki throughput yang lebih besar sekitar 2 paket bila dibandingkan dengan OSPFv3. Sementara packet loss, delay, dan jitter-nya lebih kecil dibanding OSPFv3. Pada saat menggunakan link dengan kecepatan yang berbeda, OSPFv3 lebih unggul dalam hal delay, karena memilih rute dengan link yang lebih cepat. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua routing protocol tersebut seimbang dalam hal performansinya karena perbedaan yang didapat tidaklah terlalu signifikan.

Kata Kunci : IPv6, RIPng, OSPFv3, Video, OPNET

(2)

Abstract

Today the development of computer network technology is increasing rapidly in line with

community needs for services that utilize computer networks. One type of service can be accessed by using computer network technology is the video. On a computer network system, the protocol is a most important part. Commonly using network protocol IPv4 (Internet Protocol version 4). But over time, the allocation of IPv4 addresses that have not sufficient anymore, so developing an IP Next Generation or better known as IPv6 (Internet Protocol version 6) is the solution. To be able to use the IPv6 network then made a new routing protocols include RIPng (Routing Information Protocol next generation) and OSPFv3 (Open Shortest Path First version 3). Both routing protocol were chosen because they have fundamental differences that RIPng is a Distance Vector Routing Protocol, while an OSPFv3 Link State Routing Protocol.

In this final project, the mechanism in determining the route was analyzed and also compared the performance of video services that were simulated using OPNET (Optimized Network Engineering Tool). The scenarios are using the link with the same speed and the different speed. Performance is analyzed based on the video service parameters jitter, delay, packet loss, and throughput. In this research showed that RIPng determine the route based on the number of hops while OSPFv3 based on the calculation of bandwidth. While for the performance in video services, the both of routing protocol do not have significant differences. When using the same link speed, RIPng has a greater throughput of about 2 packets when compared to OSPFv3. While packet loss, delay, and jitter is smaller than OSPFv3. When using a different link speed, OSPFv3 is superior in terms of delay, because choosing a route with a faster link. From these results it can be concluded that the routing protocol is balanced in terms of the performance due to the difference obtained is not very significant.

Keywords : IPv6, RIPng, OSPFv3, Video, OPNET

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang

Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat

seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan

komputer. Salah satu jenis layanan yang bisa diakses dengan memanfaatkan

teknologi jaringan komputer adalah

video

. Agar dapat menikmati layanan ini

dengan baik maka dibutuhkanlah

system

jaringan komputer yang handal. Pada

system

jaringan komputer, protokol merupakan bagian yang paling penting.

Protokol jaringan yang umum digunakan adalah IPv4 (

Internet Protocol

version

4).

IPv4 yang merupakan pondasi dari internet dan telah hampir mendekati batas akhir

dari kemampuannya karena keterbatasan dari panjang

address

-nya yang hanya 32

bit saja. IPv6 (

Internet Protocol

version

6) adalah Protokol Internet versi baru yang

didesain sebagai pengganti dari IPv4. IPv6 memiliki kapasitas

address

sebesar 128

bit yang memungkinkan internet terus berkembang.

Routing Protocol

merupakan sebuah protokol yang bertanggung jawab

untuk menentukan bagaimana antar

router

berkomunikasi dan meneruskan paket

melalui jalur terbaik dari titik sumber paket ke titik tujuan paket. RIPng

(Routing

information

Protocol

) dan OSPFv3 (

Open Shortest Path First version

3)

merupakan

Routing Protocol

generasi baru yang dibuat agar dapat menggunakan

jaringan IPv6. Dalam tugas akhir ini akan dianalisis mekanisme dari kedua

Routing

Protocol

tersebut dan membandingkan performansinya terhadap layanan

video

dengan

menggunakan OPNET (

Optimized Network Engineering Tool

) berdasarkan

parameter

jitter

,

delay, packet loss

, dan

throughput.

Simulasi dilakukan dengan

skenario perbedaan kecepatan

link

antar

router

.

1.2

Tujuan penelitian

Penyusunan Tugas Akhir ini secara umum bertujuan untuk melakukan

analisis mekanisme

Routing Protocol

RIPng dan OSPFv3 dan melakukan simulasi

untuk mengetahui performansi dari kedua

Routing Protocol

tersebut pada layanan

video

menggunakan OPNET. Hasil simulasi tersebut kemudian juga akan

dianalisis.

(4)

2

1.3

Rumusan masalah

a.

Merancang dan mensimulasikan suatu jaringan mengunakan

Routing Protocol

RIPng dan OSPFv3 pada jaringan IPv6.

b.

Menganalisis mekanisme serta hasil dari simulasi tersebut berdasarkan

parameter

jitter

,

delay, packet loss

, dan

throughput.

1.4

Batasan masalah

Pembahasan masalah dibatasi oleh batasan-batasan sebagai berikut:

a.

Rancangan dan simulasi pada tugas akhir ini menggunakan OPNET 14.5 versi

edukasi.

b.

Routing Protocol

pada jaringan IPv6 yang digunakan adalah RIPng dan

OSPFv3.

c.

Menganalisis mekanisme dan hasil simulasi sebagai perbandingan performansi

pada layanan

video.

d.

Simulasi akan dilakukan berdasarkan skenario perubahan kecepatan

link

.

e.

Parameter yang akan digunakan adalah

jitter

,

delay, packet loss

, dan

throughput.

1.5

Metodologi penelitian

Langkah penelitian yang ditempuh dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

diantaranya adalah:

a.

Studi literatur

Proses pembelajaran teori-teori yang digunakan dan pengumpulan

literatur-literatur berupa buku referensi, artikel-artikel, serta jurnal-jurnal untuk

mendukung dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

b.

Perancangan

model system

Merancang

model

jaringan yang akan digunakan dalam simulasi ini.

c.

Simulasi sistem

Tahap menjalankan simulasi dengan skenario yang sudah ditentukan pada

jaringan IPv6 dengan menggunakan OPNET sesuai sistem

model

yang

dirancang sebelumnya.

d.

Mengolah dan menganalisa

(5)

3

Menganalisa hasil simulasi sesuai dengan parameter-parameter jaringan dan

hasil simulasi tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan yang diharapkan

dapat memberikan rekomendasi untuk penggunaan

Routing Protocol

pada IPv6.

1.6

Sistematika penulisan

Secara umum keseluruhan penulisan Tugas Akhir ini akan terbagi menjadi

lima bab bahasan dengan disertai lampiran-lampiran yang diperlukan untuk

penjelasan. Secara garis besar masing masing bab akan membahas hal-hal sebagai

berikut:

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian secara singkat mengenai latar belakang, tujuan,

rumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan

BAB II

DASAR TEORI

Bab ini memuat berbagai dasar teori yang mendukung dan mendasari

penulisan Tugas Akhir ini mengenai IPv6, RIPng, OSPFv3,

video,

serta

OPNET sebagai

software

yang digunakan dalam Tugas Akhir ini.

BAB III

PEMODELAN DAN SIMULASI

Berisi tentang tahap-tahap yang dilakukan untuk mendapatkan hasil

ukur dari parameter layanan

video

menggunakan OPNET serta

skenario dari simulasi.

BAB IV

ANALISA

Bab ini menganalisis mekanisme dan hasil simulasi. Parameter yang

dianalisis adalah

jitter

,

delay, packet loss

, dan

throughput.

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang membangun untuk

pengembangan dan perbaikan lebih lanjut.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(6)

BAB V

PENUTUP

5.1

Kesimpulan

Setelah dilakukan analisa dari hasil simulasi maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1.

Secara keseluruhan mekanisme pemilihan rute

pada IPv6 baik yang menggunakan

RIPng maupun OSPFv3 dengan

routing protocol

pendahulunya RIP dan OSPF

pada IPv4 memiliki cara kerja yang sama. Perbedaan yang mendasar ialah

dukungan terhadap pengalamatan 128-bit.

2.

RIPng akan memilih rute dengan jumlah

hop

yang sedikit.

Hop

lain akan dipilih

jika trafik pada pilihan

hop

utamanya padat. Begitupula dengan OSPFv3 yang akan

memilih jalur dengan bobot rendah. Jalur lain akan menjadi alternatif saat jalur

pilihan utamanya padat.

3.

Dari hasil simulasi didapatkan hasil untuk

jitter

,

delay, packet loss,

serta

throughput,

tidak begitu signifikan. Beirkut rinciannya:

a.

Untuk

jitter

, OSPFv3 memiliki

jitter

yang lebih rendah daripada RIPng

pada saat menggunakan throughput

 

dengan kecepatan yang sama dan lebih

tinggi pada saat menggunakan kecepatan

link

yang berbeda. Hal ini

dikarenakan OSPFv3 membutuhkan waktu dalam menemukan rute

terbaiknya.

b.

Untuk

delay,

pada saat menggunakan

link

dengan kecepatan yang sama

maka

delay

yang dialami oleh RIPng lebih tinggi namun saat menggunakan

link

dengan kecepatan yang berbeda (pada beberapa jalur diturunkan) maka

delay

RIPng menjadi lebih rendah. RIPng tetap memilih jalur dengan

link

berkecepatan rendah selama jalur tersebut memiliki jumlah

hop

yang sedikit

serta tidak dilalui dengan trafik yang padat.

c.

Untuk

packet loss,

pada saat menggunakan

link

dengan kecepatan yang

sama

routing protocol

OSPFv3 kehilangan lebih sedikit paket

dibandingakan dengan OSPFv3. Sedangkan pada saat

link

dibedakan

jumlah

packet loss

OSPFv3 lebih banyak bila dibandingkan dengan RIPng.

Karena

delay

yang dialami oleh OSPFv3 pun lebih banyak daripada

delay

RIPng.

(7)

d.

Untuk

throughput,

RIPng mampu menghasilkan jumlah

throughput

yang

lebih sedikit bila dibandingan dengan OSPFv3 pada saat

link

sama dan

menghasilkan throughput yang lenih tinggi saat kecepatan link berbeda.

Bila dilihat dari

packet loss

nya, RIPng lebih sedikit kehilangan paket

daripada OSPFv3. Sedangkan saat penggunaan

link

berbeda, jumlah

packet

loss

RIPng lebih rendah sedikit sehingga menghasilkan

throughput

yang

sedikit lebih tinggi daripada OSPFv3. Hal ini disebabkan karena

delay

antrian serta pembentukan kembali paket-paket di RIPng lebih cepat,

terlihat dengan

jitter

-nya yang lebih rendah dari OSPFv3.

4.

Secara keseluruhan, performansi kedua

routing protocol

yang disimulasikan

pada jaringan yang dimodelkan ini bisa dikatakan seimbang. Karena perbedaan

yang didapat tidaklah berbeda terlalu jauh antara RIPng dan OSPFv3.

5.2 Saran

Beberapa saran yang sekiranya bisa menjadi masukan untuk penelitian

selanjutnya antara lain:

1.

Melakukan simulasi menggunakan OPNET dengan versi yang lebih baru misal

17.0 untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

2.

Menggunakan simulator lain seperti NS yang bisa mensimulasikan sebuah

jaringan dengan pelanggan > 500.000.

3.

Menggunakan router > 50 agar mampu menunjukkan kinerja dari algoritma

protokol

routing

yang digunakan.

4.

Membuat suatu jaringan dengan minimum hop 13 agar mampu menunjukkan

kinerja dari algoritma protokol

routing

yang digunakan.

5.

Menggunakan

link

dengan kecepatan yang bervariasi dalam sebuah jaringan

mulai dari 100Mbps hingga 2000Mbps.

 

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

(8)

xi

 

 

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Cisco CCNA Exploration

4.0.

Routing Protocols and Concepts

,2007. The OSPF

Metric

[2]

Sofana, Iwan. 2010. “CISCO CCNA & Jaringan Komputer”. Informatika. Bandung.

[3]

Sugeng, Winarno. 2010. “Jaringan Komputer TCP/ IP”. Modula. Bandung.

[4]

Surendro, Krisnha Prasetyo. “Menentukan Optimasi

Routing

dengan Pengaturan

Route

Advertisement

pada Jaringan Mobile IPV6”.

Magister Teknik Elektro,

Universitas Mercu Buana.

[5]

Lab accessnet, “OPNET

Modeler

2010 –

Fixed, Mobility and Scheduling on

WiMAX”

.

IT Telkom.Bandung.2010.

[6]

Gambar-router-cisco-http://www.google.co.id/imgres?q=router+cisco&hl=id&gbv=2&biw=1366&bih=649

&tbm=isch&tbnid=dC36YY8veYl56M:&imgrefurl. Diunduh pada tanggal 28

Oktober 2011.

[7]

Hangzhou H3C Technologies. OSPFv3 Technology White Paper.

http://www.h3c.com/portal/Products___Solutions/Technology/IP_Routing/Technolog

y_White_Paper/200806/606909_57_0.htm. Diunduh pada tanggal 6 april 2012.

[8]

Laboratory Assignment, Network Simulation using OPNET, EPM775 Multiservice

Communication Networks. City University School of Engineering and Mathematical

Sciences MSc in Telecommunication and Networks.

[9]

Lab CCNA

.

amang@eepis-its.edu. Diunduh pada tangga 17 Oktober 2011.

[10]

Riyadi, Valens. ‘Penggunaan IPv6 di Indonesia”. APJII. kabid.nir@apjii.or.id.

Diunduh pada tanggal 17 Oktober 2011.

[11]

Riyanto, Rudy. “Aplikasi

Live Video Conference Over

IP Pada Jaringan CATV

ITTELKOM”.http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=10%3

Ajaringan&id=432%3Avideoconferenceoverview&option=com_content&Itemid=15.

Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2011.

[12]

Video conference

.

http://cewekkarir.wordpress.com/2010/12/17/video-streaming-dan-video-conference/. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2012.

[13]

VoIP

Basic about Jitter

.

http://toncar.cz/Tutorials/VoIP/VoIP_Basics_Jitter.html

Diunduh pada tanggal 10 Mei 2012.

[14]

Analisis QoS Jaringan.

http://lecturer.eepis-its.edu/~zenhadi/kuliah/Jarkom1/Prakt%20Modul%2014%20Analisa%20QoS.pdf.

Diunduh pada tanggal 10 Mei 2012.

[15]

Delay.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=rumus+delay%3Dwaktu+paket+diterima-waktu+paket+dikirim&source=web&cd=7&ved=0CFoQFjAG&url=http%3A%2F%2

Fwww.eepis-its.edu%2Fuploadta%2Fdownloadmk.php%3Fid%3D1066&ei=T9fYT5K6OofwrQfM

uLDNBg&usg=AFQjCNEDVL7ou_obOp2adc5cAaImrv6lGA. Diunduh pada tanggal

10 Mei 2012

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang paling mempengaruhi keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien diabetes mellitus dalam menjalani diet adalah faktor tingkat pengetahuan keluarga

Setelah dilakukan pembelajaran dengan bantuan media Science Story Berbasis Etnosains pada materi Kalor dan Perpindahannya, rata-rata persentase nilai posttest dari

Variabel Arah Kewirausahaan, Budaya Institusi dan Kapabilitas Manajemen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja pada PT.. Variabel Arah

Berdasarkan presentase dari tiap butir pada indikator siswa tertarik untuk belajar matematika dengan menggunakan pendekatan problem posing diketahui rata-rata

Dari analisis sekolah efektif dalam perspektif mutu pendidikan, dapat dikatakan bahwa sekolah yang efektif adalah sekolah yang: (1) memiliki masukan siswa dengan potensi

UU No 1 Tahun 1974 menegaskan bahwa jaminan negara atas perkawinan yang dilakukan warga negaranya hanya diberikan kepada istri/suami sah satu-satunya yang dibuktikan dengan

Ketika tidak ada seorang pun yang menyahut, sambil memandang Kiai Dandang Mangore, Raden Wirasena pun kemudian melanjutkan, “U ntuk urusan dengan orang yang disebut Panembahan

Kondisi sekarang, sudah timbul persoalan dalam konteks air bersih mengingat daya dukung dan daya tampung lingkungan makin menurun, sementara penggunaan air untuk kebutuhan