• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh Allah SWT. yang disebut dengan sunnatulllah. Jadi, tidak seorangpun di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh Allah SWT. yang disebut dengan sunnatulllah. Jadi, tidak seorangpun di"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia hidup, tumbuh dan berkembang baik fisik maupun psikisnya secara alamiah melalui proses setahap demi tahap sesuai dengan hukum alam yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. yang disebut dengan sunnatulllah. Jadi, tidak seorangpun di dunia ini yang lahir dalam keadaan dewasa. Akan tetapi, harus melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan oleh Allah SWT yaitu bayi, anak-anak, dewasa, tua, dan kemudian meninggal, demikian pula dalam halnya membangun kepribadian harus melalui proses setahap demi tahap yang dilakukan secara berkesinambungan. Maksudnya adalah pendidikan Islam yang diajarkan harus sesuai dengan perkembangan fisik maupun psikis (kejiwaan) anak didik. Sedangkan yang dimaksud secara berkesinambungan (terus menerus) adalah pendidikan Islam tidak hanya diberikan pada tahapan tertentu saja dan setelah itu selesai, tetapi pendidikan Islam harus diberikan sejak dini yaitu pendidikan seumur hidup1

Pengaruh pendidikan agama memegang peran yang sangat penting, yaitu kalau mereka mendapatkan pendidikan agama dengan baik maka mereka akan menjadi orang yang taat dalam beragama. Tetapi, sebaliknya bila benih agama yang dibawa itu tidak dipupuk dan dibina dengan baik, maka mereka akan menjadi orang yang tidak beragama ataupun jauh dari agama. Karena itu potensi yang telah dimiliki itu harus dikembangkan dengan baik oleh orang yang lebih dewasa melalui bimbingan pemeliharaan yang mantap sesuai dengan pertumbuhannya.

(2)

2

Masa anak-anak sebagai salah satu tahap yang dilalui manusia sebelum menjadi dewasa memiliki potensi yang sangat penting, karena pada tahap ini merupakan dasar dalam pembentukan pola kepribadian seseorang.

Hal ini dikarenakan pola dasar tersebut cenderung akan terbawa terus dalam proses kehidupan selanjutnya. Sehingga pendidikan yang diberikan pada masa anak-anak akan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup anak, baik pada saat itu maupun pada masa-masa selanjutnya.

Banyak ahli psikologi yang sependapat dengan pendapat itu, seperti pendapat dari Dr. Kolin S. Tanm yang mengatakan bahwa masa anak-anaklah yang menjadi dasar penting (vital) bagi kelanjutan hidup jasmani dan rohani anak.2

Dr. Zakiah Darajat berpendapat bahwa pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan pada masa kecilnya dahulu. Seseorang yang pada masa kecilnya tidak pernah mendapat pendidikan agama, maka pada masa dewasanya nanti ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam kehidupannya.3

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka sudah jelas bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan yang diterima seseorang pada masa kanak-kanaknya dengan perkembangan kepribadian pada masa dewasanya kelak. Begitu pentingnya pendidikan agama yang diberikan pada masa kanak-kanak, ibarat seseorang yang akan membangun sebuah gedung pencakar langit, maka yang paling utama dan mendasar adalah pembuatan pondasi yang kuat dan kokoh sehingga akan mempermudah dalam menyelesaikan bangunan tersebut dan mendapatkan hasil seperti yang diinginkan. Begitupun juga apabila menginginkan anak yang berkualitas dan berakhlakul karimah (manusia berkepribadian muslim), maka anak harus dididik sedini mungkin, bahkan

2 H.M Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga Sebagai

Pola Pengembangan Metodologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1994, Hal 51.

(3)

3

dalam Agama Islam juga diajarkan bahwa dalam mendidik anak harus dimulai jauh sebelum anak lahir.

Mengingat pentingnya pendidikan pada anak usia dini, maka pemerintah memberikan perhatiannya melalui undang-undang pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun. 2003 tentang pendidikan anak usia dini pada pasal 1 ayat 14 Berdasarkan peraturan ini yang dimaksud dengan pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.4 Dan juga Pendidikan prasekolah diselenggarakan untuk membantu meletakkan dasar pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta di luar lingkungan keluarga.

Banyak orang tua yang menyadari akan pentingnya pendidikan agama bagi anaknya. Oleh karena banyak yang mempercayakan pendidikan agama bagi anak-anaknya ke lembaga pendidikan formal ataupun non formal, misalnya sekolah, kelompok bermain dan lain-lain karena disana diajarkan tentang pendidikan keagamaan.

Dalam kaitannya dengan hal ini, kelompok bermain Nurul Rohmah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam untuk anak usia dini yang cukup maju berusaha memberikan pendidikan dan latihan-latihan keagamaan pada anak sehingga anak didik di kelompok bermain ini bisa menjadi yang anak sholeh.

4. UU SISDIKNAS No. 20 Th. 2003. Tentang Pendidikan Anak Usia dini, Jakarta: Sinar Grafika, 2003, Hal 4.

(4)

4

Dan berdasarkan pemikiran di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama yang diberikan sejak dini sangat penting dalam kehidupan anak, karena merupakan pondasi dasar dalam pembentukan akhlak seorang anak. Berangkat dari pemikiran tersebut, maka penulis mengambil judul “ Upaya Pengembangan Aktivitas Keagamaan

Anak Pada Kelompok Bermain Nurul Rohmah Pakis Kabupaten Malang “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya pengembangaan aktivitas keagamaan anak pada Kelompok Bermain Nurul Rohmah?

2. Apa yang menjadi kendala dan solusinya dalam pengembangaan aktivitas anak pada Kelompok Bermain Nurul Rohmah ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan upaya pengembangaan aktivitas keagamaan anak pada Kelompok Bermain Nurul Rohmah

2. Untuk mendeskripsikan kendala dan solusinya dalam pengembangaan aktivitas keagamaan anak pada Kelompok Bermain Nurul Rohmah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Lembaga Kelompok Bermain

Memberikan informasi bagi lembaga agar dapat menjadi rujukan dalam mendidik dan mengarahkan anak didiknya sehingga dalam diri anak didik terdapat jiwa keagamaan.

(5)

5 2. Bagi Orang Tua

Memberikan informasi bagi orang tua bahwa kelompok bermain dapat dijadikan sebagai wahana yang tepat bagi pendidikan anak usia dini.

F. Batasan Istilah

a. Upaya

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, upaya diartikan sebagai usaha; ikhtiar untuk mencapai suatu maksud , memecahkan masalah, mencari jalan keluar.5 Dalam hal ini , upaya-upaya yang ditempuh oleh Kelompok Bermain dalam mengembangan keberagamaan anak, metode-metode dan kendala yang mempengaruhi kelompok bermain dalam mengembangkan keagamaan anak.

b. Kelompok Bermain

Merupakan salah satu bentuk program pendidikan prasekolah pada jalur pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi anak-anak dini usia. Tujuannya adalah sebagai upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.6

5 Djalinus Syah et al, Kamus Pelajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, Hal 52. 6 UU SISDIKNAS No. 20 Th. 2003, Op. Cit, Hal 4.

(6)

6 c. Mengembangkan

Dalam kamus bahasa Indonesia, mengembangkan diartikan dengan menjadikan lebih berkembang.7 Yaitu bagaimana Kelompok Bermain menjadikan keagamaan anak menjadi lebih berkembang

d. Kegamaan Anak

Keagamaan Anak disini dimaksudkan adalah sesuatu yang berhubungan dengan agama anak itu sendiri .

a. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pembahasan yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah:

Bab I , Pendahuluan. Pada bab ini akan dikemukakan hal yang sifatnya sebagai pengantar

untuk memahami isi skripsi ini. Bab ini dibagi menjadi tujuh bagian yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah dan sistematika pembahasan.

Bab II , Kajian pustaka. Pada bab ini akan diuraikan kajian pustaka yang berkaitan

dengan kelompok bermain, perkembangan pada anak, perkembangan keagamaan pada anak, dan upaya Kelompok Bermain dalam mengembangkan keberagamaan anak.

Bab III , Metode penelitian. Pada bab ini akan dibahas tentang pendekatan penelitian

yang digunakan, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisis data, dan pengecekan keabsahan data.

7 Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989, Hal 414.

(7)

7

Bab IV , Paparan hasil penelitian. Pada bab ini akan dibahas dan digambarkan tentang

data-data serta pembahasan dan analisa data dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.

Bab V , Kesimpulan dan saran. Pada bab ini akan dibahas tentang penutup yang

mencakup kesimpulan akhir penelitian dan saran-saran dari peneliti terhadap pihak-pihak yang terkait dengan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Mulai dari cara pandang yang baru terhadap sumber daya manusia yang ada sampai kepada peningkatan kualifikasi dan spesifikasi sumber daya manusia yang diperlukan serta

DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala

Anak menalar dengan mampu mengetahui:  Nama tempat pemberhantian kendaraan di darat (stasiun dan terminal)  Bentuk angka 17  Menghitung Jumlah kendaraan di darat

Usaha Baliho sangatlah efektif,mengingat manfaat dan harga yang kami tawarkan sangat terjangkau serta dikolaborasikan dengan makanan Horog-Horog khas Jepara menambah kesempurnaan

Dari beberapa permasalahan tersebut, dapat diasumsikan bahwa Perpustakaan STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh masih terdapat ketidakpuasan dan belum sesuai

Teknik yang sering digunakan dalam statistical downscaling adalah Regresi Komponen Utama (RKU) dengan data grid GCM sebagai domain (peubah bebas) dan data curah hujan

Subyek merupakan individu yang tidak mudah menyerah, meskipun pada awal mengerjakan sebuah tugas subyek akan selalu merasa tidak mampu. Subyek juga akan

Kemudahan akses adalah salah satu dimensi kualitas, untuk mengukurnya didekati dengan indikator persentase kepuasan konsumen terhadap pelayanan data BPS sebesar 95, tingkat capaian