• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD. Khairul Fahmi Hadi Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Bimbingan dan Konseling di SD. Khairul Fahmi Hadi Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD

Khairul Fahmi Hadi

1603397

Dosen Pengampu mata kuliah “Bimbingan dan Konseling” :

Arie Rakhmat Riyadi M.Pd

(2)

#1. Apa yang membedakan istilah “Bimbingan” dan “Konseling” ?

Pertama-tama kita akan mencoba menelaah perbedaan kedua istilah tersebut dengan cara mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia terlebih dahulu untuk mengetahui makna yang sebenarnya sehingga dapat menemukan perbedaan yang tampak diantara kedua istilah tersebut. Menurut KBBI kata bimbingan memiliki arti petunjuk cara mengerjakan sesuatu; tuntunan; pimpinan. Sedangkan utnuk kata konseling menurut KBBI adalah pemberian bimbingan oleh orang yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis. Jadi jika kita lihat dengan jeli menurut pengertian KBBI , bimbingan itu lebih mengarah pada petunjuk akan suatu hal, sedangkan konseling merupakan kegiatan pemberian bimbingan itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaannya terletak pada jenis pengertian suatu hal dan kegiatan yang dilakukan yang menunjukkan terjadinya hal tersebut.

Lalu kita akan mencoba untuk mengetahui perbedaan hal ini dengan pendapat seorang Ahli yaitu Moh.Surya (1975/23), mengatakan bahwa perbedaan bimbingan dan konseling yaitu:

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada

individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diridengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan konseling merupakan suatu hubungan professional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. ( sumber : http://perbedaanpersamaanbk.blogspot.co.id/ )

Sedangkan jika menurut saya sendiri, bimbingan itu merupakan kegiatan untuk mengarahkan seseorang dengan pemberian informasi dan petunjuk untuk melakukan sesuatu hal atau kegiatan yang bisa saja meliputi perbuatan atau perkataan yang baik dan benar sesuai dengan aturan nilai dan norma , karena bimbingan sendiri memiliki makna positif untuk mengarahkan pada kebaikan. Sedangkan untuk konseling , menurut saya adalah suatu proses tatap muka antara seorang yang memiliki ilmu dibidang konsultasi atau mengarahkan seseorang yang membutuhkan solusi dan pemecahan masalah dalam hidupnya yang didalamnya terdapat bimbingan dan nasihat yang sesuai dengan nilai dan norma kebaikan dan tak terlepas dari nilai keagamaan dan ketetapan yang telah diajarkan oleh Allah shubanahu wa ta‟ala dan melalui Rasulnya shalallahu „alaihi wa sallam untuk memperoleh pencerahan yang sesuai syariat dalam pemecahan masalahnya.

(3)

#2 Mengapa (khususnya) di Indonesia, selalu digunakan “Bimbingan dan

Konseling”, bukan hanya konseling saja ?

Sejak awal tahun 1970-an muncul pemakaian istilah “penyuluhan” yang sama sekali di luar pengertian konseling sebagaimana dimaksud semula, “penyuluhan” dalam pengertiannya yang kemudian itu lebih mengarah pada usaha-usaha suatu badan, baik pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, sikap, dan keterampilan warga masyarakat berkenaan dengan hal tertentu. Misalnya “penyuluhan pertanian‟ bermaksud meningkatkan kesadaran, pemahaman, sikap dan keterampilan warga masyarakat khususnya petani, seperti cara-cara bertanam, pemilihan bibit, penggunaan pupuk, pemberantasan hama dan sebagainya. Demikian berbagai usaha “penyuluhan” muncul, antara Penyuluhan Gizi, Penyuluhan Keluarga Berencana, Penyuluhan Hukum, Penyuluhan Kesehatan. Tidak dipungkiri bahwa di masa mendatang berbagai penyuluhan yang lain akan diperkenalkan dan dilancarkan di tengah-tengah masyarakat. Penggunaan istilah penyuluhan dalam arti “konseling” dan penyuluhan dalam arti “pembinaan masyarakat” seolah-olah berlomba dan saling mempertahankan keberadaan masing-masing. yang lebih memperihatinkan lagi ialah penyuluhan dalam arti konseling itu ternyata steril, kurang mampu memantapkan diri sendiri maupun pelayanannya kepada masyarakat. Dalam keadaan seperti ini dikhawatirkan engertian penyuluhan dalam arti konseling makin luntur atau mungkin tidak dikenaldi satu pihak, dan di pihak lain penggunaan penyuluhan dalam arti yang lainnya makin meluas dan sama sekali tidak dapat dibendung. Akibat yang lebih jauh lagi masyarakat akan menyamaratakan saja pengertian penyuluhan untuk konseling dan penyuluhan dalam arti yang lain itu. tidak perlu diherankan apabila masyarakat akan menganggap bahwa tugas para (Bimbingan dan Penyuluhan) di sekolah adalah sama seperti tugas para Penyuluh pertanian, Penyuluh Kesehatan dan sebagainya. Padahal pekerjaan penyuluhan dan pekerjaan konseling itu sangat berbeda. Persamaannya memang ada, tetapi perbedaanya lebih menonjol daripada persamaannya itu.”

(sumber : https://widyaayu1122.wordpress.com/2013/12/20/istilah-penyuluhan-dan-konseling-di-indonesia-2/ )

Berdasarkan penjelasan di atas maka itu dapat menjadikan alasan kenapa tidak hanya menggunakan kata konseling saja. Menurut saya pribadi, kenapa di Indonesia harus memakai bimbingan dan konseling itu agar dapat mendapatkan esensi adanya pengarahan anak kepada suatu nilai dan norma yang baik dan memberikan layanan konsultasi untuk mendapatkan pemacahan masalah dan solusi dari perihal masalah atau kendala yang dialaminya dalam proses belajar. Dengan adanya konsultasi yang diawali dengan bimbingan disitu anak tidak hanya mendapatkan suatu kesempatan untuk berkonsultasi namun juga disertai dengan adanya penuntunan ke arah yang baik dan memperhatikan nilai dan norma yang berlaku.

(4)

#3. Mengapa “Bimbingan dan Konseling di SD” perlu diselenggarakan?

Sampai-sampai dibuat landasan hukumnya ?

Berdasarkan permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling , dari hal yang dipertimbangkan kita dapat mengetahui dengan jelas mengapa diperlukan adanya bimbingan dan konseling di SD. Adapun yang mendasari hal itu dapat kita ketahui dengan membaca hasil pertimbangan dibawah ini yang tertera pada permendikbud no 111 ini menimbang :

A. bahwa dalam rangka pengembangan kompetensi hidup, peserta didik memerlukan sistem layanan pendidikan di satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen, tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling; B. bahwa setiap peserta didik satu dengan lainnya berbeda kecerdasan, bakat, minat,

kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajar yang menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi peserta didik sehingga memerlukan layanan Bimbingan dan Konseling;

C. bahwa Kurikulum 2013 mengharuskan peserta didik menentukan peminatan akademik, vokasi, dan pilihan lintas peminatan serta pendalaman peminatan yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling;

D. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

(5)

#4 Hal apa saja yang menjadi perhatian “Bimbingan dan Konseling di SD”

Dan apa hubungannya dengan peserta didik ?

Dalam pelayanan bimbingan konseling , terdapat hal-hal yang harus diperhatikan oleh konselor. Hal-hal yang harus diperhatikan itu adalah: Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas, kebebasan memilih, dan mengedepankan kemaslahatan konseli dalam konteks

kemaslahatan umum:

1) mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi;

2) menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya;

3) peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya;

4) menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya;

5) toleran terhadap permsalahan konseli, dan

6) bersikap demokratis.

( sumber : https://riyadiscorpio.wordpress.com/2014/01/03/profesionalisme-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/ )

Hal ini jelas berhubungan dengan peserta didik yaitu menjunjung tinggi hakikat dirinya sebagai manusia dan mendapatkan penghargaan atas hak asasi yang dimilikinya. Karena sebagai seorang guru , guru harus dapat menghargai dan menghormati hakikat murid sebagai manusia dan memperlakukan mereka dengan baik dan benar.

(6)

#5 Bagaimana seharusnya “Bimbingan dan Konseling di SD” diselenggarakan ?

Layanan Bimbingan dan Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang diselenggarakan di luar kelas, setiap kegiatan layanan disetarakan dengan beban belajar 2 (dua) jam perminggu. Jadi pelaksanaan BK di Sekolah dasar harus dilaksanakan minimal 4 jam perminggu dilaksanakan dalam kelas dan di luar kelas. Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990) dalam Yusuf (2008: 5-9) ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni:

(1)masalah perkembangan individu, (2) masalah perbedaan individual, (3) masalah kebutuhan individu,

(4) masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan (5)masalah belajar.

(Sumber:https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6066/20_Minsih.pdf?sequenc e=1 )

(7)

#6 Apa manfaat seorang calon guru SD mempelajari “Bimbingan dan Konseling”?

Dengan mempelajari Bimbingan dan Konseling , calon guru dapat

mempersiapkan dirinya untuk mengajar dan mengenal muridnya lebih baik . Guru

juga kelak dapat menjadi tempat bagi para murid untuk berkonsultasi dan

menemukan jalan keluar dari masalah dan kendala yang dihadapi ketika belajar.

Guru yang telah mempelajari bimbingan dan konseling akan lebih mudah peka

terhadap murid dan lebih pengertian atas segala kondisi murid dibandingkan

dengan mereka yang tidak menguasai ilmu bimbingan dan konseling. Hal ini juga

dapat meningkatkan hubungan antar guru dan murid yang merupakan salah satu

faktor pemicu keberhasilan proses belajar dan mengajar.

(8)

#7 Apa kendala-kendala yang menghambat penyelenggaraan “Bimbingan dan

Konseling di SD”?

Adapun kendala-kendala yang menjadi penghambat penyelenggaraan BK di

SD yang terjadi adalah :

1) Kurangnya sarana dan prasarana untuk melaksanakan kegiatan

konseling, yaitu ruang yang ditata secara terbuka sehingga tidak

memberikan kesan yang nyaman ketika konsultasi dengan guru

tersebut.

2) Guru yang pada hakikatnya bukan lulusan sarjana bimbingan dan

konseling sehingga belum begitu berilmu.

3) Siswa menganggap bimbingan dan konseling itu merupakan tempat

bagi mereka yang bermasalah dan melakukan pelanggaran saja

sehingga adanya rasa takut untuk melakukan kegiatan konseling

karena takut dilabeli murid yang bermasalah.

4) Rendahnya minat konseling siswa.

(sumber :

http://kumiyati90.blogspot.co.id/2015/02/kendala-pelaksanaan-konseling-di-sekolah.html

)

(9)

#8 Asas-asas Penyelenggaraan “Bimbingan dan Konseling” di SD mencakup apa

saja ? uraikan dengan contoh.

Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dengan asas:

a. kerahasiaan sebagaimana diatur dalam kode etik Bimbingan dan Konseling;

contoh : konselor menjaga rahasia individu anak dan tidak menyebarluaskan permasalahan pribadi dan menjaga harga diri anak tersebut.

b. kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan;

contoh : Tidak terjadi pemaksaan yang bersifat tegas dan membuat anak menjalankannya dengan terpaksa padahal tidak ada yang perlu di bahas.

c. keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi;

contoh : Menjadi pendengar yang baik dan tidak mendominasi pada saat melaksanakan kegiatan konseling.

d. keaktifan dalam penyelesaian masalah;

contoh : konselor benar-benar perduli dan bersikap antusias untuk memikirkan dan mencari jalan keluar bagi sang anak.

e. kemandirian dalam pengambilan keputusan;

contoh : Memiliki ketetapan pilihan yang mantap dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain yang belum tentu masukannya baik.

f. kekinian dalam penyelesaian masalah yang berpengaruh pada kehidupan Konseli;

contoh : Menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang canggih dan menggunakannya dengan bijaksana

(10)

#9 Setelah mempelajari “Bimbingan dan Konseling di SD” apa yang anda peroleh

sebagai calon guru SD profesional ?

Adapun hal yang bermanfaat mengenai Bimbingan dan Konseling yang

dapat saya peroleh adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui dengan baik hakikat bimbingan dan konseling yang

sebenarnya.

2. Mendapatkan ilmu bagaimana cara menjadi pendengar yang baik.

3. Menemukan solusi-solusi yang akan bermanfaat jika suatu masalah yang

mirip terulang di masa depan.

4. Mengetahui pedoman menjadi seorang konselor yang baik dan benar.

5. Mengetahui berbagai metode yang dapat digunakan untuk melaksanakan

(11)

Daftar Referensi

http://perbedaanpersamaanbk.blogspot.co.id/ https://widyaayu1122.wordpress.com/2013/12/20/istilah-penyuluhan-dan-konseling-di-indonesia-2/ https://riyadiscorpio.wordpress.com/2014/01/03/profesionalisme-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/ :https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6066/20_Minsih.pdf?sequence=1 http://kumiyati90.blogspot.co.id/2015/02/kendala-pelaksanaan-konseling-di-sekolah.html Permendikbud no 111 tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Setiap peserta lelang harus siap diklarifikasi sewaktu-waktu dan akan diundang secara lisan/tulisan/ elektronik dengan menyerahkan nomor telpon yang dapat dihubungi pada saat

Pembukaan dan Evaluasi Penawaran No.26 Butir 26.4 Apabila Penawaran yang Masuk Kurang dari 3 (tiga) maka Pelelangan dinyatakan Gagal. dan

makna karya sastra melalui kajian stilistika trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab

Pengelolaan data tiket bus dengan input data tujuan, no.telp, tgl keberangkatan, tgl pemesanan, waktu, dan tipe kelas dengan menggunakan VB.6.0 sehingga dapat dilakukan

1 paket APBD kabupaten kendal Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa, materai, belanja jasa administrasi dekorasi dan dokumentasi, penggandaan, perjalanan dinas dalm dan luar

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan langkah-langkah pelaksanaan supervisi akademik guna meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran matematika; dan 2)

Tujuan penelitian adalah memperoleh gambaran dan menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah dan Profesional Learning Community Terhadap Kinerja Mengajar