• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode dan Tahapan Kajian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode dan Tahapan Kajian"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

4 - 1 4.1. TAHAPAN PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan Kajian Prospek Potensi Investasi Di Kabupaten

Hulu Sungai Tengah konsultan membentuk tim yang bertanggung jawab melaksanakan

pekerjaan tersebut. Tim tersebut diketuai oleh Team Leader yang bertanggung jawab langsung kepada direktur perusahaan dan secara fungsional bertanggung jawab mengenai kualitas produk pekerjaan yang dihasilkan kepada pemberi pekerjaan.

Untuk mencapai hasil yang optimal, suatu organisasi akan menyusun rencana kerja keseluruhan pekerjaan setahap demi setahap dalam suatu jadwal yang berskala waktu tertentu. Dalam Penyelesaian pekerjan ini dibatasi bahwa seluruh hasil pekerjaan harus diselesaikan dalam skala waktu yang dipakai dibatasi hanya 2 (dua) bulan.

Dalam pembagian tahapan pekerjaan ini, Konsultan menyusun pekerjaan yaitu Tahap Persiapan, Tahap Penyelesaian serta Pelaporan.

Untuk mengatur secara keseluruhan jadwal waktu ini, Konsultan menyusun pembagian waktu tiap minggu selama 2 (dua) bulan, dibagi menjadi tahapan proses penyelesaian pekerjaan dari dimulainya penanda tanganan SPMK sampai selesainya pekerjaan keseluruhan.

Dengan memperhitungkan waktu pelaksanaan pekerjaan Kajian Prospek Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, maka Konsultan akan memperhatikan proses pekerjaan.

A. TAHAPAN PERSIAPAN

1. Melakukan pendalaman pemahaman akan lingkup pekerjaan dan lingkup tugas sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK);

2. Melakukan telaah/kajian materi dalam lingkup kondisi saat ini dan potensi yang ada.

Metode dan Tahapan Kajian

(2)

4 - 2 3. Menyusun kerangka kerja langkah-langkah penanganan tugas secara keseluruhan

dan pentahapan pelaporan; B. TAHAPAN SURVEI DAN ANALISIS

1. Perencanaan pengumpulan data; persiapan kebutuhan data, penentuan sumber data, alat pengukuran/pengumpulan data, dan metode analisis data;

2. Pelaksanaan survei dan pengumpulan data yang diperoleh pada lokasi survei, yang diharapkan memperkaya masukan akademis maupun komparasi dari sumber data lainnya;

C. KELUARAN

Untuk mencapai maksud, tujuan, dan sasaran, maka kegiatan ini harus menghasilkan keluaran yang diminta dari Konsultan berdasarkan KAK memuat sebagai berikut : 1. Identifikasi dan Pengumpulan Data

Dalam kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pengumpulan data. Pengumpulan

data dilakukan baik berupa survey primer maupun survey sekunder/instansional yang dituangkan ke dalam bentuk kompilasi data. Kegiatan ini selanjutnya dituangkan ke dalam buku laporan yang dimintakan.

2. Kegiatan Analisis dan Evaluasi Data

Dari hasil kegiatan identifikasi dan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan kegiatan analisis dan evaluasi data. Untuk melakukan analisis ini, pihak konsultan perencana agar menggunakan teori dan model analisis yang ada relevansinya dengan Penyusunan Kajian Prospek dan Potensi Investasi

3. Laporan

Sebagai keluaran yang diharapkan yang merupakan hasil akhir kegiatan Kajian Prospek Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah berupa Laporan pendahuluan, laporan draft akhir.

Pekerjaan Penyusunan Kajian Prospek Potensi Investasi Di Kabupaten Hulu

Sungai Tengah merupakan suatu proses gabungan antara kompilasi data dengan

analisa data yang memuat materi sebagai berikut :

 Penyusunan dan analisis data kondisi fisik lingkungan meliputi aspek: topografi,

morfologi, hidrologi, menerologi, geologi tata lingkungan, klimatologi, vegetasi, struktur tata ruang, penggunaan lahan dan sebagainya.

(3)

4 - 3

 Penyusunan dan penganalisaan data Kependudukan meliputi aspek jumlah penduduk,

struktur, pertumbuhan, mobilisasi/migrasi penduduk dan menganalisa data kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia.

 Penyusunan dan penganalisaan data Kondisi sosial kemasyarakatan meliputi aspek:

struktur, kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia, fungsi kelembagaan masyarakat, tingkat pelayanan dan jangkauan pelayanan fasilitas sosial yang mencakup perumahan permukiman, sarana prsasarana sosial yang berkaitan dengan perkembangan penduduk.

 Penyusunan dan penganalisaan data kondisi ekonomi wilayah meliputi aspek:

struktur/ciri-ciri ekonomi Kabupaten/Kecamatan dan pangsa ekonomi sektor-sektor produksi/unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/ Kecamatan tingkat partisipasi angkatan kerja, sebaran dan perkembangan investasi, struktur pendanaan, kemampuan pendanaan dan sebagainya.

 Penyusunan dan penganalisaan data sumberdaya alam meliputi aspek: sumberdaya

lahan/hutan (kesesuaian, daya dukung, status, produktifitas, kelestarian, ketersediaan air dan sebagainya), sumberdaya air, udara, hutan, mineral, hayati, dan sumberdaya alam lainnya.

 Penyusunan dan penganalisaan sumberdaya buatan meliputi aspek: sarana prasarana

transportasi (darat, laut, udara) sarana prasarana air, energi/listrik, telekomunikasi, penunjang lingkungan dan sebagainya.

 Penyusunan dan penganalisaan kebijaksanaan pembangunan meliputi: tujuan,

sasaran, strategi pembangunan, tantangan, kendala dan peluang pembangunan Kabupaten, arahan-arahan dan target Pembangunan Nasional, Provinsi, Kabupaten, sektor, serta rencana-rencana kemasyarakatan/swasta.

 Selain data-data kauntitatif (angka-angka), juga dilakukan penyajian data secara

kualitatif. Kesahihan data kualitatif tidak berbeda dengan data kuantitatif karena data langsung diambil ke objek data.

4.2. MEKANISME KERJA PENGELOLAAN DATA A. PENGUMPULAN DATA

Data untuk penyusunan Profil Kabupaten ini dapat dikumpulkan dengan dua macam cara, yaitu secara pasif dan secara aktif. Secara pasif artinya petugas

(4)

4 - 4 dan informasi yang dibutuhkan yang berasal dari laporan kegiatan-kegiatan yang telah dan sedang dilaksanakan dari seksi-seksi di Dinas masing-masing Kabupaten yang merupakan laporan hasil kegiatan Program/ Proyek dan dari sub dinas serta UPT di wilayah kerja Dinas/lembaga di Kabupaten/Kota tersebut. Sedangkan pengumpulan data secara aktif berarti petugas pengelola data di Dinas/lembaga resmi pemerintah kabupaten/kota resmi berupaya aktif mengumpulkan data ke masing-masing jawatan, ke Instansi Dinas Kabupaten terkait.

Tingkat keberhasilan pengumpulan data secara aktif jauh Iebih besar dibandingkan dengan pengumpulan data secara pasif. Oleh karena itu diharapkan di Bappeda Kabupaten/Kota perlu memiliki tenaga pengelola data yang mempunyai kecakapan dalam teknik-teknik pengumpulan data. Hal ini mengingat data/informasi yang dihasilkan akan akurat apabila data yang dikumpulkan juga akurat.

Sedangkan ditinjau dari metode pengumpulan data, terdapat dua metode yaitu:

(a) metode rutin (b) metode non-rutin. Pengumpulan data metode rutin dilakukan secara terus menerus yang merupakan kegiatan pengelolaan data harian. Data ini dikumpulkan dari catatan kegiatan harian atau rekam program pembangunan baik yang sedang ataupun selesai melaksanakan program-program pembangunan serta catatan kegiatan-kegiatan yang lebih kecil dan spesifik. Pengumpulan data metode rutin umumnya dilakukan oleh petugas unit BPS atau dinas pencatatan lainnya yang berwenang, namun demikian juga dapat dilakukan oleh unit yang lebih khusus yang dibentuk oleh dinas-dinas lain. Dengan demikian pengumpulan data secara rutin dapat dilakukan dengan periodesasi waktu mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan.

Pengumpulan data metode non rutin adalah pengumpulan data sewaktu, yang dilakukan melalui survei, dengan lingkup Kabupaten, Provinsi atau Nasional yang periodenya bisa tahunan, tiga tahunan atau lima tahunan. Masing-masing metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Survei misalnya, membutuhkan biaya yang besar dan tidak diulang dalam periode yang pendek sehingga sulit untuk menggambarkan tren. Sebaliknya catatan kegiatan rutin mampu menggambarkan tren dengan periode pendek misalnya bulanan, namun karena kualitas datanya sangat tergantung pelaksanaan pencatatan di masing-masing unit kerja maka gambaran tren tidak terpola dengan benar. Idealnya data rutin merupakan backbone (tulang punggung) sumber data. Di negara maju misalnya, vital registration merupakan catatan yang sangat diandalkan untuk menilai kinerja pembangunan suatu Kabupaten, sedangkan medical record diandalkan untuk persoalan-persoalan atau kendala yang dihadapai. Dengan demikian di masa mendatang upaya mengembang-kan vital registration dan

(5)

4 - 5 medicalrecord harus Iebih keras. Sehingga upaya melihat kinerja dan persoalan-persoalan program pembangunan yang pengumpulannya melalui survei frekuensinya perlu dikurangi. Upaya ini hendaknya merupakan upaya substitusi.

B. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Data yang telah dikumpulkan tersebut, kemudian dientri ke dalam format tabel profil yang telah disediakan, sebagaimana tercantum pada lampiran pedoman ini. Berdasarkan data yang ada pada tabel-tabel kemudian dilakukan analisis. Terdapat empat jenis analisis data Profil Kabupaten, yaitu:

1. Analisis Deskriptif adalah upaya menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat

dalam tabel sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata, angka minimum dan maksimum.

2. Analisis Komparatif adalah upaya menjelaskan data dengan membandingkan

karakteristik data wilayah yang satu dengan wilayah Iainnya atau perbandingan data antar waktu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur.

3. Analisis Kecenderungan adalah upaya untuk menjelaskan data dengan

membandingkan data antar waktu dalam periode yang relatif panjang.

4.

Analisis Hubungan adalah upaya untuk menjelaskan hubungan/keterkaitan antara

variabel yang satu dengan variabel Iainnya.

Untuk mendapatkan hasil analisis data yang baik diperlukan pengetahuan tentang profile kabupaten/kota, khususnya program-program pembangunan. Oleh karena itu, penyusun Profil kabupaten/kota tidak cukup hanya para ahli statistik atau informasi program pembangunan/Bappeda, melainkan juga ahli-ahli bidang perencanaan wilayah. Akan lebih baik apabila melibatkan para profesional yang ada di Kabupaten/kota tersebut seperti Planner, arsitektur, ahli ekonomi pemabangunan, lingkungan, dan Iainnya dalam pelaksanaan analisis data.

Kegiatan analisis data tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengemasan informasi. Terdapat berbagai macam bentuk sajian informasi, antara lain dalam bentuk teks, tabel, grafik, peta, gambar, viuali atau kombinasinya. Masing-masing bentuk tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya yang akan disesuaikan dengan jenis informasi yang disajikan.

ANALISIS SWOT

Konsep dasar Pengkajian Prospek dan Investasi Kabupaten Hulu Sungai Tengah dibuat berdasarkan analisis matriks SWOT yang ada. Analisis SWOT ini bertujuan untuk memperoleh semacam core strategy, seperti misalnya :

(6)

4 - 6  Strategi yang memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang ada secara terbuka  Strategi yang mengatasi ancaman yang ada.

 Strategi yang memperbaiki kelemahan yang ada.

Beberapa aspek SWOT meliputi aspek kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O) dan ancaman (T).

1. Kekuatan(Strength) adalah potensi yang berasal dari dalam objek atau wilayah itu sendiri dan dapat dikembangkan agar menjadi lebih tangguh sehingga dapat bertahan di pasaran.

2. Kelemahan (Weakness) adalah aspek yang merupakan masalah atau kendala yang berasal dari dalam objek atau wilayah itu sendiri.

3. Peluang (Opportunities) adalah kesempatan yang berasal dari luar wilayah aatau objek yang dimaksud. Kesempatan dapat muncul sebagai akibat dari kebijakan pemerintah, peraturan dan kondisi ekonomi secara global.

4. Ancaman (Threat) adalah hal yang berasal dari luar objek atau wilayah studi dan dapat mendatangkan kerugian bagi wilayah atau objek yang menjadi objek studi.

Keempat aspek di atas saling terkait satu dengan yang lain. Dengan adanya keterkaitan tersebut maka akan diperoleh beberapa strategi atau konsep dasar pengembangan yang dapat digunakan dalam pengembangan Kawasan Kota Lama baik fisik maupun non fisik. Penentuan konsep dasar pengembangan dilakukan berdasarkan analisis SWOT dengan melakukan penilaian (pembobotan) menggunakan analisis IFAS-EFAS untuk masing-masing sektor, kemudian hasil dari penilaian (pembobotan) tersebut ditampilkan dalam bentuk kuadran yang akan menentukan model strategi pengembangan yang paling tepat untuk diterapkan dalam pembangunan Kawasan Kota Lama.

Berdasarkan tabel analisis SWOT, maka dapat dibuat alternatif penggunaan dengan mengkombinasikan masing-masing aspek dengan membuat matriks analisis SWOT. Matriks analisis SWOT dibuat dengan mengaitkan 2 poin yang saling berkaitan dan berhubungan sebagai berikut :

SO : Memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk dapat meraih

peluang (O) yang tersedia.

ST : Memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk

mengantisipasi atau menghadapi ancaman (T) dan berusaha maksimal menjadikan ancaman sebagai peluang.

WO : Meminimalkan kelemahan (W) untuk meraih peluang (O)

WT : Meminimalkan kelemahan (W) untuk menghindari secara lebih baik

(7)

4 - 7 Faktor-faktor yang dimonitoring berikut hasil monitoring dimasukkan ke Lembar Kerja. Evaluasi Faktor-Faktor Eksternal untuk diidentifikasi, apakah faktor-faktor tersebut merupakan peluang atau ancaman dan untuk kemudian diberi bobot dan peringkat, melalui langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Identifikasi faktor-faktor kunci eksternal mana saja yang merupakan peluang dan

beri tanda “P” pada kolom “Sifat” (kolom 2), dan faktor-faktor mana saja yang merupakan ancaman dan beri tanda “A” pada kolom tersebut.

(2) Beri bobot untuk setiap faktor dari 0,00 (tidak penting) sampai dengan 1,00 (penting) pada kolom “Bobot” (kolom 6). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor terhadap organisasi, agar organisasi bisa berhasil dalam industri organisasi tersebut (PD BPR: kredit mikro, PDAM: sistem penyediaan air bersih perpipaan, RSD: pelayanan kesehatan masyarakat). Jumlah seluruh bobot yang diberikan baik untuk faktor-faktor yang merupakan peluang maupun faktor-faktor yang merupakan ancaman harus sama dengan 1,00. Untuk memudahkan pembobotan, beri nilai 0 sampai dengan 4 pada kolom “Nilai” (kolom 5): 0 = tidak penting; 2 = agak penting; 3 = penting; dan 4 = sangat penting. Setelah semua faktor-faktor kunci eksternal diberi nilai, nilai tersebut dijumlah, dan bobot untuk suatu faktor kunci eksternal adalah nilai yang diberikan kepada faktor dibagi dengan jumlah nilai semua faktor. Dan apabila semua bobot faktor-faktor kunci eksternal dijumlahkan, akan diperoleh nilai satu. Faktor-faktor yang diberi nilai lebih besar dari pada nol hendaknya faktor yang benar-benar mempunyai pengaruh yang signifikan. Kalau ada dua faktor atau lebih yang mirip yang sama-sama merupakan peluang atau sama-sama-sama-sama merupakan ancaman atau kedua faktor itu mempunyai hubungan sebab-akibat, yang diberi nilai lebih besar dari pada nol hanya salah satu saja.

(3) Berikan peringkat 1 dan 2 pada kolom (9) untuk faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan peringkat 2 dan 1 pada kolom (12) untuk faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan ancaman untuk menentukan seberapa jauh strategi organisasi waktu ini dapat merespon (memanfaatkan) untuk faktor-faktor peluang dan menghindari untuk faktor-faktor yang merupakan ancaman). Untuk peluang: 1 = rendah (kurang efektif) dan 2 = tinggi (cukup efektif), sedangkan untuk ancaman 2 = rendah (kurang efektif) dan 1 = tinggi (cukup efektif).

Hasil identifikasi faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) untuk diberi skor: bobot x rating. Skor faktor-faktor kunci eksternal yang merupakan

(8)

4 - 8 peluang dan yang merupakan ancaman masing-masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan.

Hasil analisis pada tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Matriks Evaluasi Faktor Internal dipetakan pada Matriks Posisi Organisasi dengan cara sebagai berikut:

 Sumbu horisontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu

vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

 Posisi perusahan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut.

 Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya

ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y<0

 Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan sebaliknya

kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0 Lihat diagram berikut ini:

Kuadran I

 Merupakan posisi yang sangat menguntungkan

 Perusahan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan

peluang yang ada secara maksimal.

 Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif Kuadran II

 Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan

sumber daya

 Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya

untuk memanfaatkan peluang jangka panjang

 Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar

Kuadran III

 Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah

 Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal

Posisi Eksternal Posisi Internal Kuadran I Strategi Agresif Kuadran III Strategi turn-around Kuadran IV Strategi defensif Kuadran II Strategi diversifikasi

(9)

4 - 9

 Fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan

kendala-kendala internal perusahaan. Kondisi seperti ini ditengarai banyak dihadapi sebagian besar BUMD waktu ini, termasuk PDAM dan PD BPR

Kuadran IV

 Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan

 Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang

dimiliki mempunyai banyak kelemahan

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya putaran poros kritis pada  praktikum putaran poros kritis ini seperti kecepatan putaran poros ini dapat terjadi

Zirconia merupakan bahan keramik yang mempunyai sifat mekanis baik dan banyak digunakan sebagai media untuk meningkatkan ketangguhan retak bahan keramik lain diantaranya

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa kinerja karyawan di Komisi Penanggulangan AIDS Kota Singkawang sudah cukup baik dalam pelayanan tes VCT atau tes

“Kesegaran Jasmani, adalah : Kemampuan tubuh seseorang sebagai manusia dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, walaupun dengan mendapat kerja fisik yang berat, dalam waktu

(2) Pengelolaan database kependudukan oleh satuan kerja perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan kependudukan dan pencatatan sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Salah satu alasannya adalah eksternalitas dan free ridding – kekuatan pasar tidak bias memberikan perusahaan full social benefits terhadap keputusan produksi informasi

Diharapkan melalui seluruh kolaborasi para pemangku kepentingan kota dan juga wisatawan, dapat menciptakan Kota Bandung sebagai kota kreatif yang memiliki daya