• Tidak ada hasil yang ditemukan

attitude toward environmental hygiene with the student behavior maintain environmental hygiene

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "attitude toward environmental hygiene with the student behavior maintain environmental hygiene"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKUNYA

DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN

(The Relationship Between The Knowledge about The Sanitation of Environment and The Student Attitude Toward Environmental Hygiene with The Student Behavior Maintain

Environmental Hygiene) Oleh

Toha Mustopa, H. Dedi Heryadi, H. Yus Darusman Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT

The purpose of this research was to know relationship between knowlegde about the sanitation of environment with the student maintain environmental hygiene; knowing relationship the student attitude toward environmental hygiene with the student behavior maintain environmental hygiene and to know the relationship between the knowlegde about the sanitation of environment and the student attitude toward environmental hygiene with the student behavior maintain environmental hygiene. This research use method descriptive. The population student 8 th grade in MTS. Al Musrifah is 108 student. Sampel was taken total sampling so that sampel 108 student,. Technique analyse data used linear analysis regresi and duplicate constructively SPSS Version 16 program. The result of this research were relationship between knowlegde about the sanitation of environment with the student behavior maintain environmental hygiene with correlation coefficient equal to 0,449 which the middle of category and give contribution equal to 20,1%, there were relationship the student attitude toward environmental hygiene with the student behavior maintain environmental hygiene with correlation coefficient equal to 0,513 which the middle of category and give contribution 30,6%. that there were relationship between knowlegde about the sanitation of environment and the student attitude toward environmental hygiene with the student behavior maintain environmental hygiene with correlation coefficient equal to 0,623 which strong of category and give contribution equal to 36,3%,

Key Word : the knowlegde about the sanitation of environment, the student attitude toward environmental hygiene, the student behavior maintain environmental hygiene.

(Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Sanitasi Lingkungan dan Sikap Siswa Terhadap Kesehatan Lingkungan Dengan Perilakunya Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan mengetahui hubungan antara sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan dan mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan Penelitian ini menggunakan metode deskriftif. Populasinya seluruh adalah seluruh siswa kelas VIII Mts. Al Musfrifah yang berjumlah 108 orang Pengambilan sampel menggunakan total sampling. yaitu 108 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier dan ganda dengan bantuan program SPSS versi 16. Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan dengan koefisien korelasi sebesar 0,449 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi sebesar 20,1%, terdapat hubungan antara sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan dengan koefisien korelasi sebesar 0,513 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 26,3%., dan terdapat

(2)

1

hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan dengan koefisien sebesar 0,603 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 36,3%.

Kata Kunci : pengetahuan sanitasi lingkungan, sikap terhadap kesehatan lingkungan, perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan

Pendahuluan

Manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu lingkungan yang senantiasa berinteraksi dengan komponen lingkungan lainya. Manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan yang memiliki berbagai bentuk sumberdaya yang dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Lingkungan hidup manusia terdiri dari unsur-unsur biotik dan abiotik. Interaksi antara manusia dan lingkungan hidupnya, tidak hanya ditentukan oleh jenis dan jumlah benda hidup dan mati dari lingkunggan alam, tetapi juga oleh kondisi dan sifat benda biotik dan abiotik itu. Disamping itu perilaku dan tingkat kebudayaan manusia sangat menentukan bentuk dan intensitas interaksi antara manusia dengan alam lingkungannya.

Kebijakan Pembangunan Nasional tentang Lingkungan Hidup mengandung unsur-unsur peningkatan mutu dan fungsi lingkungan hidup agar setiap orang dan setiap generasi bangsa Indonesia memperoleh dukungan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Menurut Bambang Purwanto (2000:20) prinsip pembangunan yang diterapkan oleh bangsa Indonesia adalah agar lingkungan hidup dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan dan kegiatan setiap orang tidak menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Kebijakan Pembangunan Nasional tentang Lingkungan Hidup mengandung unsur-unsur peningkatan mutu dan fungsi linkungan hidup agar setiap orang dan setiap generasi bangsa Indonesia memperoleh dukungan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Prinsip pembangunan yang diterapkan oleh bangsa Indonesia adalah agar lingkungan hidup dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan dan kegiatan setiap orang tidak menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, mendapat informasi tentang lingkungan hidup dan berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Disamping itu, setiap orang mempunyai kewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi ekses dan kerusakan lingkungan hidup termasuk memberi informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup

(3)

1

yang baik. Lingkungan mempunyai peran yang amat penting bagi kehidupan, maka dalam pengelolaan dan pengembangannya harus diarahkan untuk mempertahankan keberadaannya dalam keseimbangan yang dinamis melalui berbagai usaha yang dapat dilakukan. Pengelolaan mutu dan fungsi lingkungan dengan cara dipelihara dan ditingkatkan untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selanjutnya perlu ditingkatkan upaya keserasian penduduk dengan lingkungannya, juga dikembangakn tingkat kesadarannya serta didorong partisipasinya dalam melestarikan keseimbangan lingkungan.

Pengelolaan lingkungan hidup dan pengembangannya merupakan tugas dan kewajiban menusia dalam upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan /

Sustainable. Manusia sebagai bagian dari mahluk hidup yang dibekali pengetahuan dan teknologi mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai faktor lingkungan, bahkan dapat memanipulasi faktor lingkungan sedemikian rupa sehigga dapat menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraannya ( Azrur Anwar,1979:7).

Undang-undang Sistem Pendidikan Indonnesia secara eksplisit mengamanatkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan menusia dan cenderung tidak dapat dipisahkan. Sifat pendidikan adalah mutlak, karena melalui pendidikan inilah seorang manusia dapat dimanusiakan sehigga lebih bermanfaat baik dirinya maupun bagi orang lain. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk mereproduksi sistem nilai dan budaya ke arah yang lebih baik, dalam hal pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan intelektual peserta didik.

Dalam pendidikan berlangsung suatu proses interaksi edukatif antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Di dalam proses tersebut, siswa dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan perilaku ke arah yang lebih baik.

Sekolah merupakan salah satu lembaga tempat pendidikan formal, sekolah juga berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Kegiatan pendidikan yang berlangsung disekolah akan kondusif jika didukung oleh situasi yang menyenangkan dan memberikan kenyamanan bagi komnitas yang ada di lingkungan sekolah itu sendiri. Suasana yang berpengaruh terhadap kondisi tersebut tidak terlepas dari

(4)

1

peran serta seluruh komponen yang ada di lingkungan sekolah, diantaranya meliputi kepala sekolah, guru, tata usaha dan peserta didik, yang salah satu unsurnya yaitu memelihara lingkungan yang nyaman, aman, dan tentram.

Perilaku adalah kemampuan bertindak, bekerja, beraktiv itas, dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan. Perilaku peserta didik dalam pemeliharaan lingkungan hidup beranekaragam, ada siswa yang sangat peduli terhadap pemeliharaan lingkungan, ada yang kurang peduli, serta ada yang tidak peduli terhadap pemeliharaan lingkungan. Kepedulian dalam pemeliharaan lingkungan didukung oleh kondisi jiwa, mental dan kepribadian yang ada pada dirinya. Peserta didik yang berkepribadian positif terhadap lingkungan dapat dilihat dari respon dalam kehidupan sehari-hari dan perilakunya dalam kesiapan mentaati segala peraturan yang berkaitan dengan sekolah, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Sesuai dengan program Pemerintah Propinsi Jawa Barat tentang Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai mata pelejaran muatan lokal di wilayah Jabar untuk semua jenjang pendidikan dasar sampai menengah yang dituangkan dalam Peraturan Gubernur No 25 tahun 2007, maka seluruh persekolahan di wilayah Jawa Barat wajib memberikan mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup kepada peserta didiknya.

Pengetahuan peserta didik tentang pelestarian lingkungan akan mempengaruhi terhadap perilakunya dalam memlihara lingkungan , sehingga semakin baik pemahaman mengenai masalah lingkungan akan memperlihatkan perilaku yang baik pula dalam memelihara lingkungan. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah perilaku secara keseluruhan. Jadi apabila peserta didik telah belajar mengenai lingkungan hidup, maka ia akan berubah perilakunya dalam aspek kognitif, apektif, dan psikomotornya.

Hasil pembelajaran pada aspek perilaku akan turut mempengaruhi aspek perilau lainnya, dalam pembelajaran lingkungan diharapkan peserta didik bersikap positif terhadap lingkungan dan akan berusaha untuk memelihara lingkungan dengan sebaik-baiknya. Peserta didik yang berkepribadian positif terhadap lingkungan dapat dilihat dari respon dalam kehidupan sehari-hari dan perilakunya dalam kesiapan untuk mentaati segala peraturan yang berkaitan dengan sekolah, keluarga, masyarakat dan alam sekitarnya. Pengetahuan merupakan komponen kognitif yang akan menentukan perilaku seseorang begitu juga dengan perilaku masyarakat dalam pelestarian penyu akan ditentukan oleh pengetahuan masyarakat tentang lingkungan. Pengetahuan selanjutnya akan menjadi dasar bagi seseorang untuk berperilaku. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman (Notoatmodjo

(5)

1

Soekidjo, 2007 : 165).Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Proses kognisi atau pengetahuan dimulai dengan persepsi seseorang terhadap rangsangan yang datang dari luar. Apa yang diterima olehnya mempunyai arti melalui proses belajar, yaitu membandingkan pengalaman masa lampau dengan apa yang sedang diamatinya. Melalui proses belajar, individu membandingkan beberapa kemungkinan pilihan cara pemecahannya, untuk kemudian sampai kepada pilihan tertentu. Pilihan tertentu itulah yang nantinya akan tercermin dalam perilakunya yang nampak nyata dalam tindakannya.

Selain komponen kognitif, komponen pembentuk perilaku seseorang adalah sikap. Perilaku juga dipengaruhi oleh sikap sebagai predisposisi perilaku, seseorang yang memepunyai sikap yang positif dalam memelihara kesehatan di lingkungan sekolah maka akan berperilaku lebih baik untuk memelihara kesehatan lingkungan.

Kenyataan yang ada di Mts. SA Al-Musyrifah PP Muara Kecamatan Cipatujah dalam memelihara kesehatan lingkungan belum tercipta dengan baik. Itu terbukti dari masih banyaknya siswa yang menyimpan bungkus sisa makanan di bawah meja, selain itu diatas meja dan dinding sekolah terdapat bayak coretan. Selain itu perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungannya juga masih rendah hal ini terbukti dari cara kurang pedualinya merekan terhadap kebersihan makanan yang ada di kantin sekolah dan lain sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa perilaku memelihara kesehatan lingkungan siswa masih kurang.

Dari pernyataan tersebut di atas penulis terdorong untuk meneliti dan mengkaji Hubungan Pengetahuan Tentang Sanitasi Lingkungan dan Sikap terhadap Kesehatan Lingkungan dengan Perilaku Siswa Memelihara Kesehatan Lingkungan (Studi pada Siswa kelas VIII Mts. SA Al-Musyrifah PP Muara Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya).

Rumusan masalahnya adalah :

1. adakah hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan?

2. adakah hubungan antara sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan ?

3. adakah hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan?

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan

(6)

1

dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Secara operasional tujuan ini dijabarkan sebagai berikut :

1. mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan.

2. mengetahui hubungan antara sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan.

3. mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan

Metode Penelitian

Menurut E.T. Ruseffendi (2012:30), Penelitian deskriptif adalah yang menggunakan observasi, wawancara, atau angket mengenai keadaan sekarang ini, mengenai subjek yang sedang kita teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTS. Al Musrifah kelas VIII berjumlah 108 orang Adapun untuk teknik pengambilan sampel dengan total

sampling adalah 108 orang.

Dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat): Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan siswa tentang sanitasi lingkungan (X1) dan sikap terhadap kesehatan lingkungan (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y).Dalam penelitian ini data dijaring dengan menggunakan instrumen yang berbentuk angket yaitu :

1. Tes pengetahuan siswa tentang materi sanitasi lingkungan. Instrumen ini dimaksudkan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu, dan sampai sejauh mana kemampuan siswa tentang materi sanitas lingkungan.

2. Pernyataan skala sikap terhadap kesehatan lingkungan. Instrumen ini digunakan untuk mengukur variabelsikap terhadap kesehatan lingkungan, selain itu untuk memperoleh informasi dan memberikan format standar dalam pencatatan dan pengelolaan data.

3. Kuesioner tentang perilaku siswa dalam kesehariannya terhadap pemeliharaan kesehatan lingkungan sekolah. Untuk mengukur tingkat kepedulian siswa terhadap pemeliharaan kebersihan baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.

(7)

1 4. Observasi

Suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan langsung ke lokasi objek yang sedang diteliti. Dengan pihak terkait dan yang berhubungan dengan bahasan penelitian.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu: untuk pengujian normalitas dilakukan dengan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov Oleh Sujianto, Agus Eko (2009:109) pedoman pengambilan keputusan normalitas

dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS 16.0 adalah jika nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas < 0,05 distribusi data adalah tidak normal dan jika nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 distribusi data adalah normal.

Pengujian persyaratan analisis kedua adalah uji linieritas regresi. Uji Linieritas digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki hubungan atau tidak. Uji linieritas regresi dari variabel-variabel tersebut masing-masing digunakan tenik pengujian dengan ANOVA satu jalur. Dengan kaidah: Jika Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Jika Asymp. Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi tidak linier. Sedangkan dalam analisis kuantitatif ini digunakan model analisis regresi.

Hasil dan Pembahasan

1. Pengetahuan Tentang Sanitasi Lingkungan

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 108 orang. Kemudian hasil dari tes diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor minimum sebesar 3 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 29. Dengan rata-rata (mean) 18,11 dengan standar deviasi 6,56 dan nilai tengahnya sebesar 18. Pengetahuan tentang sanitasi lingkungan termasuk kategori cukup, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 18,11 > nilai skor min + 2 SD sebesar 16,12. Gambaran skor dapat dilihat pada histogram pengetahuan tentang sanitasi lingkungan berikut:

(8)

1 2. Sikap Terhadap Kesehatan Lingkungan

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 108 orang. Diperoleh skor minimum 49 dan skor maksimum 166, rata-ratanya sebesar 111,58 standar deviasi sebesar 26,77 dan nilai tengahnya sebesar 106,5.Sikap terhadap kesehatan lingkungan termasuk kategori cukup, hal ini terlihat dari skor rata-rata mendekati mediannya dan nilai rata-rata (mean) sebesar 111,18 > nilai skor min + 2 SD sebesar 102,54 .Gambaran skor dapat dilihat pada histogram sikap terhadap kesehatan lingkungan berikut:

Gambar 1.2 Histogram Sikap Terhadap Kesehatan Lingkungan 3. Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 108 orang. Diperoleh skor minimum sebesar 49 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 133. Dengan rata-rata (mean) 93,52 dengan standar deviasi 21,56 dan nilai tengah sebesar 91. Perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan dapat dikategorikan cukup, hal ini dikarenakan skor rata-rata mendekati skor mediannya dan nilai rata-rata (mean) 93,52 > nilai skor min + 2 SD sebesar 92,12. Gambaran skor dapat dilihat pada histogram perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan berikut:

(9)

1 Pengujian Hipotesis

1. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Sanitasi Lingkungan (X1) Dengan Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Y)

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu

Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 67,194 dan koefisien arah regresi b sebesar 1,453. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 67,194 + 1,453 X1.

Kekuatan hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan (X1) dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) pada model persamaan Y = 67,194 + 1,453 X1 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 20,1% Ini berarti pengetahuan tentang sanitasi lingkungan memberikan konstribusi sebesar 20,1% terhadap perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat, dan lingkungan.

Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,449 yang termasuk kategori keeratan sedang. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan.

2. Hubungan Antara Sikap Terhadap Kesehatan Lingkungan (X2) Dengan Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Y)

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 48,107 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,407. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 48,107 + 0,407 X2.

Kekuatan hubungan antara sikap terhadap kesehatan lingkungan (X2) dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) pada model persamaan Y = 48,107 + 0,407 X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,263. Ini berarti sikap terhadap kesehatan lingkungan memberikan kontribusi sebesar 26,3% terhadap perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, minat, dan lingkungan.

(10)

1

Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,513 yang termasuk kategori keeratan sedang. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan.

3. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Sanitasi Lingkungan (X1) Dan Sikap Terhadap Kesehatan Lingkungan (X2) Dengan Perilaku Siswa Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Y)

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi dan korelasi berganda, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + b1X1 + b2X2. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 36,971 dan koefisien arah regresi b1 sebesar 0,333 dan arah regresi b2 sebesar 1,070. Bentuk hubungan antara ketiga variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 36,971 + 0,333 X1 +1,070 X2.

Kekuatan hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan (X1) dan sikap terhadap kesehatan lingkungan (X2) dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan.(Y) pada model persamaan Y = 36,971 + 0,333 X1 +1,070 X2 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 0,363. Ini berarti pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan memberikan kontribusi sebesar 36,3% terhadap perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat dan lingkungan.

Analisis korelasi terhadap pasangan ketiga variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,603 yang termasuk kategori keeratan sedang. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan.

Simpulan dan Saran Simpulan

1. Ada hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,449 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 20,1%, artinya bahwa persepsi tentang sanitasi lingkungan memberikan kontribusi sebesar 20,1% terhadap perilaku siswa memelihara kesehatan

(11)

1

lingkungan.Semakin baik persepsi tentang sanitasi lingkungan , maka akan semakin baik perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan sekolah.

2. Ada hubungan antara sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,513 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 26,3%, artinya pengetahuan kesehatan lingkungan memberikan kontribusi sebesar 26,3% terhadap perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan. Semakin baik motivasi hidup sehat , maka akan semakin baik perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan sekolah.

3. Ada hubungan antara pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,603 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 36,3%, artinya persepsi tentang sanitasi lingkungan dan motivasi hidup sehat memberikan kontribusi sebesar 36,3% terhadap perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Semakin baik pengetahuan tentang sanitasi lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan maka semakin baik perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan sekolah.

Saran

Berdasarkan pada simpulan di atas, saran-saran yang diajukan adalah :

1. Perlu diadakan penyuluhan pada siswa tentang sanitasi lingkungan agar pengetahuan siswa tentang sanitasi lingkungan dapat ditingkatkan

2. Dalam upaya meningkatkan perilaku siswa untuk memelihara kesehatan di lingkungan akan lebih baik dilakukan kerja sama yang lebih efektif lagi diantara semua unsur terkait, yang bisa memotivasi siswa dalam memelihara kesehatan di lingkungan sekolah.

3. Dengan ditemukannya beberapa hasil penelitian ini, dimana motivasi hidup sehat dan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan di lingkungan sekolah masih kurang, maka diharapkan pemerintah mulai mengambil langkah-langkah untuk lebih bisa memberikan pemahaman untuk memelihara kesehatan di lingkungan sekolah.

Daftar Pustaka

Azwar, Saifuddin (2012) Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

(12)

1

Ruseffendi (2010) Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito.

Sujianto,Agus Eko (2009) Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Tulungagung :Prestasi Pustaka.

Gambar

Gambar 1.1    Histogram Pengetahuan tentang sanitasi lingkungan
Gambar 1.2  Histogram   Sikap Terhadap Kesehatan Lingkungan     3. Perilaku   Siswa  Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan

Referensi

Dokumen terkait

Pada pijakan sebelum bermain disini guru dan peserta didik duduk bersama dengan posisi melingkar, kemudian guru memberi salam, menanyakan kabar anak dan mengabsen

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar.. menyayat kulit dahan, tetapi apabila pisau ini dianggap mahal, dapat saja menggunakan pisau biasa asalkan cukup

Dapat dilihat bahwa pada tahun 2002-2007, perdagangan Indonesia neraca dengan China masih surplus (ekspor Indonesia ke China lebih tinggi dari impor Indonesia dari China), namun pada

Rokan Hilir 20,000,000 APBD Mei 2012 Juni - Agustus 2012 EK 340 - Pengadaan/Pemasangan instalasi dan meteran listrik Perkantoran Kecamatan Rimba Melintang Penunjukan Langsung 1

3) Seberapa besar peranan Audit Internal Dalam Mendeteksi Kecurangan di PT. Bank Jabar Banten Cabang Utama Bandung. Maksud dan Tujuan Penelitian. Maksud dari penelitian ini

Penelitian ini merupakan replikasi dari Widyasari (2015), yang meneliti pengaruh good corporate governance yang diukur dengan proporsi komisaris independen,

Dari pemaparan mengenai pernikahan perkawinan dapat ditarik garis lulus dan disimpulkan bahwasanya pernikahan adalah suatu akad antara sorang pria dengan seorang wanita atas

sehingga  perhitungan  program  HELP  memberikan  akurasi  perhitungan  yang  lebih  baik.  Hasil  kedua  perhitungan  memang  menunjukan  pola  yang  mirip