• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK FOSFOR DENGAN PEMBERIAN BIOCHAR CANGKANG KELAPA SAWIT PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK FOSFOR DENGAN PEMBERIAN BIOCHAR CANGKANG KELAPA SAWIT PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 Universitas Sriwijaya

SKRIPSI

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK FOSFOR DENGAN

PEMBERIAN BIOCHAR CANGKANG KELAPA SAWIT

PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

VARIETAS BIMA BREBES

EFFICIENCY OF THE USED PHOSPHORUS FERTILIZER

WITH THE PROVISION BIOCHAR OF OIL PALM SHELL

ON GROWTH AND YIELD OF ONION PLANT (Allium

ascalonicum L.) THE VARIETIES OF BIMA BREBES

Miftahul Jannah Baiti Acta (05091181722003)

PROGRAM STUDI AGRONOMI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)

SUMMARY

MIFTAHUL JANNAH BAITI ACTA. Efficiency Of The Used Phosphorus Fertilizer With The Provision Biochar Of Oil Palm Shell On Growth And Yield Of Onion Plant (Allium Ascalonicum L.) The Varieties Of Bima Brebes (Supervised by SUSILAWATI dan FIRDAUS SULAIMAN)

This research was conducted to find out the growth and yield of the onion varieties of Bima Brebes with the treatment from phosphorus fertilizer and biochar. This research was held in Kecamatan Kalidoni Kelurahan Sei. Selayur Palembang on April until June 2020. This research used the onion seed of varieties Bima Brebes. This research used the Randomized Block Design Factorial method with 2 factors that was consisting of 16 treatments, 3 repeats, and 48 experimental units, each unit consisted of 2 plants, so the total of plants was 96 plants. The first factor that was Phosporus fertilize (P) , P0 = 100 kg (1,36 g/

plant), P1 = 75 kg (0,85 g/ plant), P2 = 50 kg (0,56 g/ plant), and P3 = 25

kg (0,28 g/ plant). The second factor that was biochar (B), B

0= Kontrol

(100% soil), B1= 10 ton (51 g/ plant), B2= 20 ton (102 g/ plant), B3=

30 ton (153 g/ plant). The observed parameters included the heinght of the plants, the number of leaves, the number of tillers, the number of tubers, the diameter of tubers, the weight of fresh tubers and the weight of wind dried of tubers. Diversity analysis used the anova test and continued with BNJ 5% test. The result showed that there was an interaction between the treatment of phosphorus fertilizer and biochar. The used of biochar with the higher dose as the planting media will give more the efficient of the used phosphorus fertilizer. It was showed by phosphorus fertilize treatment in dose 25 kg (0,28 g/ plant) and the biochar treatment in dose 30 ton (153 g/ plant) that was P

3B3

treatment that gave the different real results to the parameters of the number of tubers, the diameter of tubers, the weight of fresh tubers and the weight of wind dried of tubers.

(3)

RINGKASAN

MIFTAHUL JANNAH BAITI ACTA. Efisiensi Penggunaan Pupuk Fosfor Dengan Pemberian Biochar Cangkang Kelapa Sawit Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes (Dibimbing oleh SUSILAWATI dan FIRDAUS SULAIMAN)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah varietas Bima Brebes dengan perlakuan pupuk fosfor dan biochar. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kalidoni Kelurahan Sei. Selayur Palembang. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2020. Penelitian menggunakan benih bawang merah varietas Bima Brebes. Penelitian menggunakan metode rancangan acak kelompok faktorial dengan 2 faktor terdiri dari 16 perlakuan, 3 kali ulangan, dan 48 unit percobaan, setiap unit percobaan terdiri dari 2 tanaman, Sehingga jumlah seluruh tanaman adalah 96 tanaman. Faktor 1 pupuk fosfor (P) dengan 4 taraf, P0 = 100 kg (1,36 g/tanaman), P1 =

75 kg (0,85 g/tanaman), P2 = 50 kg (0,56 g/tanaman), dan P3 = 25 kg

(0,28 g/tanaman). Faktor 2 biochar (B) dengan 4 taraf, B0= Kontrol (100%

tanah), B1= 10 ton (51 g/tananaman), B2= 20 ton (102 g/tanaman), B3=

30 ton (153 g/tanaman). Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah umbi, diameter umbi, berat umbi segar, dan berat umbi (kering angin). Analisis keragaman mengunakan uji anova dan di lanjutkan dengan uji BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya interaksi antara perlakuan pupuk fosfor dengan biochar. Semakin tinggi dosis biochar yang digunakan sebagai media tanam maka semakin efisien penggunaan pupuk fosfor yang digunakan, hal ini ditunjukkan pada perlakuan pupuk fosfor 25 kg (0,28 g/tanaman) dan perlakuan biochar 30 ton (153 g/tanaman) yaitu perlakuan P3B3 yang memberikan hasil yang sangat berbeda nyata pada

parameter jumlah umbi, diameter umbi, berat segar umbi, dan berat umbi (kering angin)

(4)

SKRIPSI

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK FOSFOR DENGAN

PEMBERIAN BIOCHAR CANGKANG KELAPA SAWIT

PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

VARIETAS BIMA BREBES

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Miftahul Jannah Baiti Acta (05091181722003)

PROGRAM STUDI AGRONOMI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis memiliki nama lengkap Miftahul Jannah Baiti Acta yang lahir di Palembang pada tanggal 23 Oktober 1999 merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Acep dan Ibu Rita Kustina. Penulis memiliki 2 saudara laki-laki yaitu Muhamad Aziz Antabari Acta dan Muhammad Fakhri Nadrota Acta.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis yaitu Sekolah Dasar Negeri 12 Rambutan yang diselesaikan pada tahun 2011, Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Palembang yang diselesaikan pada tahun 2014 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 19 Palembang yang diselesaikan pada tahun 2017. Sejak Agustus 2017 penulis tercatat sebagai Mahasiswa di Program Studi Agronomi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) .

Penulis mengikuti organisasi pada saat perkuliahan baik internal maupun eksternal di Universitas Sriwijaya. Organisasi Internal antara lain Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON UNSRI) pernah menjabat sebagai Sekretaris Departemen Informasi dan Komunikasi Kabinet Delonix periode 2017/2018, kemudian kembali menjabat sebagai Sekretaris Departemen Informasi dan Komunikasi Kabinet Phaleria periode 2018/2019. Dan Organisasi Badan Otonom Komunitas Riset Mahasiswa (BO Kurma FP). Dan Organisasi Eksternal yaitu Forum Komunitas Keluarga Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia (FKK HIMAGRI). Selain itu, Penulis juga pernah tercatat sebagai asisten dosen untuk mata kuliah Agroklimatologi, Botani, dan Dasar-Dasar Agronomi.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tahapan demi tahapan dalam menyusun skripsi yang berjudul “Efisiensi Penggunaan Pupuk Fosfor Dengan Pemberian Biochar Cangkang Kelapa Sawit Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Suri tauladan kita, Rasul utusan Allah, Beliau adalah Baginda Rasulullah Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Susilawati, S.P, M. Si. selaku pembimbing 1, Bapak Dr. Ir. Firdaus Sulaiman M. Si. selaku pembimbing 2, Bapak Dr. Ir. Muhammad Ammar, M. P. dan Ibu Dr. Ir. Marlina, M. Si. selaku penguji atas segala kesediaan dan keikhlasannya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh teman-teman Agronomi angkatan 2017 atas bantuan dan dukungannya, dan terkhususnya kepada Ayahanda tercinta Acep dan Ibunda Rita Kustina beserta Adik-adik tersayang Muhamad Aziz Antabari Acta dan Muhammad Fakhri Nadrota Acta atas dukungan dan doa yang selalu diberikan. Akhirnya penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Akhir kata, saya ucapkan terimakasih.

Palembang, November 2020

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan... 3

1.3 Hipotesis ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Tanaman Bawang Merah ... 4

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah ... 6

2.3 Bawang Merah Varietas Bima Brebes ... 7

2.4 Pengaruh dan Peranan Pupuk Fosfor pada Tanaman Bawang Merah ... 7

2.5 Biochar ... 8

2.6 Nilai Ekonomis Bawang Merah ... 10

BAB 3 PELAKSANAAN PENELITIAN ... 11

3.1 Tempat dan Waktu ... 11

3.2 Alat dan Bahan ... 11

3.3 Metode Penelitian ... 11

3.4 Analisis Data ... 12

3.5 Cara Kerja ... 12

3.6 Parameter ... 13

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

4.1. Hasil ... 15

4.2. Pembahasan ... 24

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

5.1. Kesimpulan ... 28

(11)

DAFTAR PUSTAKA ... 29 LAMPIRAN ... 31

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tinggi Tanaman pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Pupuk Fosfor dan Biochar ... 17 Gambar 2. Jumlah Daun pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Pupuk Fosfor

dan Biochar ... 18 Gambar 3. Jumlah Anakan pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Pupuk Fosfor

dan Biochar ... 19 Gambar 4. Jumlah Umbi pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Pupuk Fosfor

dan Biochar ... 20 Gambar 5. Diameter Umbi pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Pupuk Fosfor

dan Biochar ... 21 Gambar 6. Berat Umbi Segar pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Pupuk Fosfor dan Biochar ... 22 Gambar 7. Berat Umbi Kering Angin pada Berbagai Kombinasi Perlakuan Pupuk Fosfor dan Biochar ... 23

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. 16 Kombinasi Perlakuan ... 12 Tabel 2. Hasil Analisis Keragaman Peubah yang Diamati pada Penggunaan Pupuk Fosfor (P) dan Biochar (B) ... 15 Tabel 3. Hasil Uji BNJ pada Peubah Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Biochar (B)... 16 Tabel 4. Hasil Uji BNJ pada Peubah Jumlah Daun pada Berbagai Perlakuan

Pupuk Fosfor (P) dan Biochar (B)... 17 Tabel 5. Hasil Uji BNJ pada Peubah Jumlah Anakan pada Berbagai Perlakuan Pupuk Fosfor (P) ... 19 Tabel 6. Hasil Uji BNJ pada Peubah Jumlah Umbi (JU), Diameter Umbi (DU), Berat Umbi Segar (BUS), dan Berat Umbi Kering Angin (BUKA) pada Berbagai Perlakuan Pupuk Fosfor (P) dan Biochar (B) ... 20

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Analisi Keragaman Terhadap Peubah yang Diamati ... 31 Lampiran 2. Denah Penelitian ... 37 Lampiran 3. Kegiatan Penelitian ... 38

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura unggulan yang memiliki prospek untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, sumber pendapatan petani dan juga sebagai devisa negara (Istina, 2016). Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, maka pengusahaan budidaya bawang merah telah menyebar di hampir semua provinsi di Indonesia (Sumarni, 2005). Varietas Bima Brebes adalah varietas yang berasal dari hasil seleksi kultivar Brebes yang tersebar di sentra bawang merah di Jawa Tengah. Bentuk umbi bulat, ujung meruncing, warna umbi merah gelap, berat umbi 5-15 g/umbi, produksi umbi 9,9 ton/ha ( Nur dan Thohari, 2005).

Berdasarkan rata-rata produksi bawang merah pada periode tahun 2010-2014, ada empat provinsi sentra yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat. Keempat provinsi sentra ini memberikan kontribusi sebesar 86,24% terhadap ratarata produksi bawang merah Indonesia. Provinsi Jawa Tengah memberikan kontribusi terbesar yaitu 42,70% dengan rata-rata produksi sebesar 439.851 ton. Adapun produksi bawang merah Jawa Tengah pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015. Pada tahun 2016 Jawa Tengah dapat memproduksi bawang merah sebesar 5.466.846 Kuintal dengan luas panen sebesar 53.331 ha. Kabupaten Brebes masih menjadi Kabupaten penghasil bawang merah terbesar di Jawa Tengah dengan luasan panen sebesar 32.434 atau 60,82 % dari total luas panen di Jawa Tengah (Suryani, 2017). Upaya peningkatan hasil produksi tanaman bawang merah dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan ketersediaan lahan yang terbatas dan melakukan pemupukan pada tanaman. Penggunaan polybag pada penanaman bawang merah dapat menjadi solusi dalam pemanfaatan lahan terbatas dan pemenuhan unsur hara yang

(16)

dibutuhkan pada tanaman bawang merah. Unsur hara makro yang dibutuhkan dalam meningkatkan hasil tanaman bawang merah yakni unsur Fosfor.

Fosfor adalah salah satu unsur esensial yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi optimum. Fosfor merupakan komponen enzim dan protein, ATP, RNA, DNA, dan fitin yang mempunyai fungsi penting dalam proses fotosintesis, penggunaan gula dan pati, serta transfer energi. Tidak ada unsur lain yang dapat menggantikan fungsi Fosfor pada tanaman, sehingga tanaman harus mendapatkan fosfor yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Defesiensi Fosfor menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat, lemah, dan kerdil (Sumarni et al., 2012). Hasil Penelitian Supariadi et al. (2017) diperoleh dosis pemberian pupuk Fosfor (P) terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah adalah Pupuk TSP 100 kg/ha.

Dalam meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah, tanah yang digunakan harus memiliki tambahan pupuk organik seperti biochar yang mampu memperbaiki struktur tanah. Hasil penelitian Tanaka et al. (2010) menunjukkan bahwa pemberian biochar di dalam tanah, secara signifikan dapat meningkatkan serapan Fosfat, dan efisiensi pemupukan dalam perbaikan sifat kimia tanah, yaitu peningkatan kandungan karbon yang mampu menstimulasi kekuatan biologi tanah. Aktivasi kandungan karbon dan peningkatan jumlah pori mikro dapat meningkatkan keberadaan bakteri menguntungkan, sehingga pemberian biochar dapat meningkatkan jumlah populasi BPF di dalam tanah. Peningkatan populasi BPF berdampak pada peningkatan ketersediaan unsur Fosfor (P) bagi tanaman, baik unsur P yang berasal dari tanah maupun unsur P yang ditambahkan ke dalam tanah. Perbaikan kualitas sifat kimia dan fisik tanah berdampak pada ketersediaan hara dan air melalui kemampuan biochar meretensi hara dan air. Pada akhirnya, penambahan biochar berimplikasi pada peningkatan produktivitas tanaman. (Nurida, 2014). Biochar adalah bahan organik yang bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah. Pemanfaatan biochar merupakan upaya pengelolaan limbah pertanian yang prospektif untuk mendorong optimalisasi lahan-lahan suboptimal dan lahan terdegradasi (Nurida, 2014).

(17)

Hasil Penelitian Tambun et al. (2018) menunjukkan bahwa pemberian biochar berpengaruh nyata terhadap berat kering umbi per rumpun. Hal ini dikarenakan pada masa pembentukan umbi tanaman dapat menyerap unsur hara yang dihasilkan dari biochar. Sehingga umbi dapat terbentuk dengan baik dan meghasilkan berat yang besar. Hal ini didukung oleh Tarigan (2015) yang mengatakan bahwa biochar membutuhkan waktu yang lama untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman, sehingga pada masa pertumbuhan bawang merah hanya menyerap unsur hara dalam jumlah sedikit, sedangkan pada masa pembentukan umbi unsur hara pada biochar telah tersedia bagi tanaman.

Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui dosis yang tepat dalam penggunaan pupuk Fosfor terhadap biochar pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes.

1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil optimum pada biochar dengan efisiensi pengurangan dosis pupuk Fosfor pada pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes.

1.3. Hipotesis

Diduga pemberian biochar cangkang kelapa sawit 102 g/polybag dan pupuk Fosfor dengan takaran 100 kg/ha merupakan perlakuan terbaik yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Azmi, C., I. M. Hidayat, dan G. Wiguna. 2011. Pengaruh varietas dan ukuran umbi terhadap produktivitas bawang merah. Jurnal Hortikultura. Vol. 2(3): 206 – 213

Balai Penelitian Sayuran, 2018. Karakteristik Bawang Merah Bima Brebes. Jawa Barat - Indonesia.

Fajjriyah, Noor. 2017. Kiat Sukses Budidaya Bawang Merah. Yogyakarta : Bio Genesis, 2017.

Gunawan. 2010. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen, YKPN

Istina, I.N. 2016. Peningkatan Produksi Bawang Merah Melalui Teknik Pemupukan NPK. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau. J. Agro, vol 3(1) : 36-42

Lehman, J. and S. Joseph. 2009. Biochar for environmental management. Earthscan: 127-143. United Kingdom

Lingga dan Marsono. 2011. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.

Maryam, Siti. 2008. Menengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

Napitupulu, D dan I. Winarto. 2010. Pengaruh pemberian pupuk N dan K terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah. Jurnal Hortikultura. Vol. 20(1): 27 – 35.

Nurida, N.L. 2014. Potensi Pemanfaatan Biochar untuk Rehabilitasi Lahan Kering di Indonesia. J. Sumber Daya Lahan Edisi Khusus : 57-68.

Nur, S. dan Thohari, 2005. Tanggap Dosis Nitrogen dan Pemberian Berbagai Macam Bentuk Bolus terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dinas Pertanian. Kabupaten Brebes.

Pitojo, S. 2003. Penangkaran Benih Bawang Merah. Kanisius. Yogyakarta.

Putrasamedja, Sartono dan Suwandi, 1996. Bawang Merah di Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Sayuran Kementerian Pertanian.

Rahayu, E. & V.A. Nur Berlian. 2007. Bawang Merah. Jakarta: Penebar Swadaya Samadi, B. dan Cahyono, B., 2005. Bawang Merah Intensifikasi Usaha Tani.Kanisius, Yogyakarta

(19)

Sumanaratne, J. P., PalipaneandL. G., Kumary. 2004. Feasibility of Small Onion (Allium cepa L. Aggregatum) Cultivation from True Seeds. Annals of the SriLanka

Sumarni, N, Rosliani, R, dan Basuki, RS. 2012. Respon Pertumbuhan, Hasil Umbi, dan Serapan Hara NPK Tanaman Bawang Merah terhadap Berbagai Dosis Pemupukan NPK pada Tanah Alluvial. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. J. Hort. vol 22(4) : 366-375.

Sunarjono, H. dan P. Soedomo. 2007. Budidaya bawang merah (A. ascalonicum L.). Penerbit Sinar Baru Bandung.

Supariadi, et al. 2017.. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Pupuk N, P Dan K Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium

ascalonicum L.)

Suryani, 2017. Situasi Pertanaman Bawang Merah. http://pusdatin. setjen. pertanian. go. id/berita-219-situasi pertanaman- bawang merah. html. Diakses pada Minggu tanggal 16 Februari 2020 - 16:40:08 WIB

Susilawati and B. Lakitan. 2019. Cultivation of common bean (Phaseolus vulgaris

L.) Subjected to Shallow Water Table at Riparian Wetland in South Sumatra,

Indonesia. Australian Journal of Scrop Science, vol 10(13), 98-104. Sutedjo, M. M. (2002). Pupuk Dan Cara Penggunaan. Rineka Cipta. Jakarta. Tanaka H., Kyaw W., Toyota K., Motobayashi, 2010. Influence of application of rice straw, farmyard manure and municipal biowastes on nitrogen fixation, soil microbial biomass N, and mineral N in a model paddy microcosm. Biol Fertil Soils 42:501-505

Tambun, et al. 2018. Pengaruh Pemberian Biochar dari Beberapa Bahan Baku dan Pupuk Kieserit terhadap Sifat Kimia Tanah dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Lahan sawah. Jurnal Mantik Penusa. Vol 2 (2) : 206-211

Tarigan, E. 2015.Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium

ascalonicum L.) terhadap Pemberian Abu Vulkanik Gunung Sinabung dan

Arang Sekam Padi. Fakultas Pertanian, USU. Medan.Hal :956962.

Warnock, D. D., J. Lehmann, T. W. Kuyper, and M. C. Rillig. 2007. Mycorrhizal responses to biochar in soil –concepts and mechanisms. J. Plant and Soil. 30 (1): 9-20

Referensi

Dokumen terkait

4.. membuat gambar, kemampuan memahami arah dan bentuk, dan kemampuan anak mencipta bentuk sederhana. Hal-hal yang perlu diobservasi untuk mengetahui kecerdasan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

Denah yang baik untuk bangunan rumah di daerah gempa adalah sebagai berikut: (Sumber: (Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan.. Gempa,

Lebih lanjut berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), stimulasi verbal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengembangkan kemampuan bicara

(6) Jika diduga bahwa pengirim melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, maka dilakukan pencatatan oleh Perum dan pada waktu penyerahan

Dalam melakukan pengumpulan data pada PT Bhanda Ghara Reksa cabang utama Palembang penulis melakuan beberapa metode pengumpulan data antara lain dengan metode

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN