• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan menjadi ajang pormosi untuk sebuah produk barang atau jasa. Menurut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. bahkan menjadi ajang pormosi untuk sebuah produk barang atau jasa. Menurut"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, tak terkecuali internet, membuat semakin banyak orang menghabiskan waktunya untuk berselancar di internet. Berbagai hal dapat dilakukan melalui keyboard yang ada dihadapan para pengguna internet. Mulai dari berkomunikasi dengan kerabat yang berada di belahan benua lain, mencari dan bertukar informasi, bahkan menjadi ajang pormosi untuk sebuah produk barang atau jasa. Menurut Kompas.com, saat ini populasi pengguna internet di Indonesia mencapai 83,7 orang di tahun 2014.1 Ada pertambahan cukup banyak dibandingkan tahun 2013 yaitu 82 juta pengguna. Saat ini Indonesia menempati peringkat ke-6 sebagai negara dengan pengguna internet di dunia.

Salah satu media sosial yang cepat pertumbuhannya di Indonesia adalah twitter. Situs microblogging ini memungkinkan anggotanya untuk mempublikasikan sebanyak maksimal 140 karakter kepada followersnya. Di Indonesia, aplikasi twitter menjadi aplikasi dengan penetrasi terbesar ketiga setelah Facebook dan Whatsapp dengan penetrasi sebesar 11%.2 Emarketer.com mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara degan

1

http://tekno.kompas.com/read/2014/11/24/07430087/pengguna.internet.indonesia.nomor.ena m.dunia Diakses pada 17 Februari 2015

2

http://www.statista.com/statistics/284437/indonesia-social-network-penetration/ Diakses pada 17 Februari 2015

(2)

pertumbuhan pengguna twitter tertinggi di dunia.3 Twitter dianggap lebih mudah jika dibandingkan blog karena pengguna dapat dengan mudah mengirim kalimat dari perangkat yang dibawa seperti iPhone atau BlackBerry

Twitter adalah sebuah situs mikroblog dan situs web jejaring sosial yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan informasi berupa tulisan teks dengan panjang maksimum 140 karakter melalui SMS, pengirim pesan instan atau elektronik.4 Dengan tampilan yang sederhana, twitter menjadi populer dengan istilah follower dan following. Follower adalah pengguna twitter yang mengkuti akun lain. Sedangkan following adalah user yang mengikuti pengguna lain. Jadi saat seorang user mengikuti user lain, ia akan dapat membaca seluruh tweet yang disampaikan oleh akun tersebut.

Sosial media sangat murah dan dapat menjadi salah satu alat untuk komunikasi pemasaran. Salah satu bentuk komunikasi pemasaran adalah dengan promosi penjualan. Dengan melakukan promosi penjualan melalui twitter, produsen dapat berkomunikasi dengan para followersnya dan membagikan berbagai informasi mengenai produk. Sejalan dengan kemampuan masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya melalui sosial media yang semakin ekspresif, pesan di sosial media mampu memengaruhi followers lain dengan opini dan pengalaman yang mereka bagi di twitter. Pada Mashable.com

3

http://www.emarketer.com/Article/Emerging-Markets-Drive-Twitter-User-Growth-Worldwide/1010874?ecid=SOC1001 Diakses 17 Februari 2015

4

http://webtrends.about.com/od/socialnetworking/a/what-is-twitter.htm Diakses 17 Februari 2015

(3)

dikatakan bahwa social media marketing bertujuan untuk menciptakan konten yang menarik perhatian pembaca (followers) di sosial media tersebut.5

Promosi penjualan adalah salah satu jenis komunikasi yang kerap digunakan oleh pemasar. Sebagai salah satu elemen dari bauran promosi, promosi penjualan menjadi salah satu elemen yang berperan besar dalam pemasaran dan promosi sebuah produk. Menurut American Marketing Association ((Sutisna, 2001)), “sales promotion is media and non media marketing pressure applied for a predtermined, limited period of time in order to stimulate trial, increase consumer demand, or imporve product quality”. Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa promosi penjualan merupakan salah satu upaya pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen untuk memperbaiki kualitas produk.

Dalam teori Kognitif Respon dari George E. Belch dan Michael E. Belch, dijelaskan bahwa proses kognisi iklan melalui tahap informasi, perubahan sikap terhadap merek, yang akhirnya menuju pada keputusan atau minat pembelian (E. Belch dan E. Belch, 2007: 157). Dengan asumsi “Pemikiran yang berasal dari proses membaca, mengetahui, dan/atau mendengar pada si penerima pesan, akan membentuk sikap menerima atau menolak pesan yang disampaikan”.

Pada teori Koginitif Respon juga menjelaskan mengenai bagaimana terpaan media atau terpaan menerpa audiens. Menurut Terence A. Shimp,

5

(4)

pengertian dasar dari terpaan adalah interaksi konsumen dengan pesan dari pemasar (Shimp, 2007:132). Seperti Steak Holycow sejauh ini selalu memberikan para followersnya di twitter dengan berbagai informasi termasuk informasi mengenai promosi penjualan yang sedang mereka lakukan.

Menurut Alo Liliweri (Liliweri, 1992:73-76), terpaan media dapat dioperasionalkan sebagai intensitas pesan media, isi pesan media, dan daya tarik media. Intensitas pesan media dapat diukur dengan frekuensi dan durasi. Frekuensi mengani seberapa sering followers mengakses timeline akun @SteakHolycow seperti melihat atau membaca dalam sehari atau seminggu. Dan durasi mengukur seberapa lama followers melihat dan membaca informasi yang disampaikan Steak Holycow melalui twitternya. Isi pesan media menggambarkan kejelasan dan kelengkapan pesan. Kejelasan media seperti informasi yang disampaikan ditweet dapat dipahami oleh followers atau tidak, dan kelengkapan pesan adalah apakah informasi yang disampaikan memiliki informasi yang jelas dan lengkap. Daya tarik pesan berhubungan dengan penggunaan gambar dan pemilihanm kata-kata yang disampaikan melalui akun twitter Steak Holycow. Apakah gamabr yang digunakan menarik, dan pemilihan kata yang dipakai dapat dengan mudah dimengerti oleh followers.

Promosi penjualan dapat dirancang untuk memperkenalkan produk baru pada masyarakat dan membangun merek dengan penguatan pesan iklan dan citra perusahaan. Selain itu promosi penjualan dapat mendorong konsumen dengan segera untuk melakukan pemeblian. Dalam Perilaku Konsumen dan

(5)

Komunikasi Pemasaran (Sutisna, 2001: 300-301) dijelaskan bahwa terdapat tiga tujuan dari promosi penjualan yaitu:

a. merangsang permintaan oleh pengguna industri atau konsumen rumah tangga

b. memperbaiki kinerja pemasaran dan penjualan kembali,

c. dan sebagai suplemen periklanan, penjualan tatap muka, hubungan masayarakat dan pemasaran langsung

Penggunaan sosial media sebagai salah satu media promosi dapat membantu dalam mencapai tujuan pemasar yaitu sebagai suplemen atau elemen pelengkap dalam periklanan atau pemasaran langsung. Promosi penjualan-pun terbagi menjadi dua yaitu promosi berorientasi-konsumen (consumer oriented promotion) dan promosi berorientasi dagang (trade-oriented promotion). Tujuan promosi berorientasi konsumen adalah mengajak konsumen untuk mencoba produk baru yang belum pernah mereka coba atau gunakan. Dalam Advertising and Promotion (Belch and Belch, 2007:157) digambarkan bahwa elemen dari promosi berorientasi konsumen terdiri dari sampel, kupon, preminum, kontes, potongan harga atau diskon, dan program frekuensi.

Tak terkecuali pada industri penyedia makanan steak yaitu Holycow Steak. Holycow Steak menggunakan media sosial twitter dan facebook untuk media promosi produknya. Menurut Lucy Wiryono di startupbisnis.com, mereka ingin upaya marketing di media sosial tidak terkesan murahan, tidak

(6)

terlalu hard selling, tapi menggoda orang untuk datang ke Steak Holycow.6 Di media facebook, mereka lebih banyak foto yang di bagi. Namun, mereka nampak lebih gencar melakukan promosi produknya melalui twitter. Terlihat dari secara berulang setiap hari mereka menginformasikan #CAMP tertentu yang sudah mulai beroperasi, kemudian menu-menu apa saja yang menjadi andalan mereka, promo apa yang mereka miliki di hari tersebut, hingga interaksi dengan para followers seperti membalaes twit dan me-retweet twit atau foto yang di posting oleh followers saat berkunjung ke Steak Holycow.

Holycow Steak terlihat lebih gencar berpromosi dengan menggunakan twitter terlihat dari frekuensi postingan yang lebih sering dan banyak dalam memposting foto produk, mengajak para followers untuk mendatangai #CAMP (#CAMP merupakan singkatan dari Carnivore Meat-ing Point, yaitu tempat atau cabang Holycow Steak), akun twitter juga lebih interaktif dan responsif pada followers. Maka dari itu bukanlah sebuah hal yang aneh ketika dalam kurun waktu 3 tahun saat ini Steak Holycow sudah memiliki 36.000 followers pada akun twitternya dan sudah memiliki 15 cabang yang tersebar di kota besar Pulau Jawa (Jakarta, Jogjakarta, dan Surabaya) serta Pulau Bali.

Usaha promosi penjualan melalui twitter juga dilakukan oleh restoran steak sejenis yaitu Abuba Steak. Namun rupanya sejak penggunaan twitter di tahun 2010, hingga bulan Juli 2015 followers akun twitternya hanya sebanyak 4.670 akun dengan 14 cabang yang tersebar di Jawa Barat. Terlihat perbedaan

6

http://startupbisnis.com/bagaimana-lucywiryono-membangun-steakholycow-sampai-menjadi-warung-steak-paling-hit-di-indonesia/ Diakses 17 Februari 2015

(7)

yang cukup besar dalam jumlah followers pada akun twitter kedua akun tersebut dimana dalam kurun tiga tahun, akun @SteakHolycow memiliki 36.000 followers, sedangkan dalam kurun waktu lima tahun akun @AbubaSteak_ memiliki 4.670 followers.

Minat beli atau willingness to buy adalah sebuah perilaku followers dimana followers memiliki keinginan dalam membli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan atau mengonsumsi atau bahakan mengininkan suatu produk (Kotler dan Keller, 2003:181). Minat beli menurut Kotler dan Keller (2009:235) dimulai dengan tahap pengenalan kebutuhan, kemudian pencarian informasi, dan selanjutnya evaluasi alternatif. Dalam bentuk promosi penjualan yang dilakukan melalui akun twitter @SteakHolycow, minat beli followers dapat digambarkan dengan aktivitas yang dilakukan oleh followers seperti merasa tertarik dengan produk, memfollow akun twitter @SteakHolycow, mencari informasi promosi yang dilakukan oleh @SteakHolycow, bahkan hingga membalas tweet, memberi komentar, me-retweet , atau bahkan mem-favorite tweet tersebut.

Berdasarkan teori Kognitif Respon , dimana terpaan terpaan media seperti twitter @SteakHolycow yang terdiri dari intensitas tweet, isi tweet,

(8)

dan daya tarik tweet dapat menuju pada keputusan atau minat pembelian (buying interest). Dalam hal ini, Steak Holycow yang memberikan informasi mengenai berbagai promosi penjualan melalui akun twitter @SteakHolycow, yang kemudian menimbulkan sikap atau perilaku para followers yang akhirnya bisa menuju pada keputusan pembelian produk @SteakHolycow.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti ingin meneliti “Hubungan terpaan tweet promosi penjualan akun twitter @SteakHolycow

dengan minat beli followers” 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu “Apakah terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan pada twitter @steakholycow dengan minat beli followers?”

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan identifikasi masalah yaitu:

1. Adakah hubungan antara intensitas tweet promosi dengan minat beli followers?

2. Adakah hubungan antara isi pesan tweet promosi dengan minat beli followers?

3. Adakah hubungan antara daya tarik tweet promosi dengan minat beli followers?

(9)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hubungan antara intensitas tweet promosi dengan minat beli followers

2. Mengetahui hubungan antara isi pesan tweet promosi dengan minat beli followers

3. Mengetahui hubungan antara daya tarik tweet promosi dengan minat beli followers

1.5 Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian merupakan harapan dari penulis terhadap hasil penelitiannya. Apakah hasil penelitiannya dapat bermanfaat untuk dunia akademisi ataupun dia operasional (praktik). Kegunaan penelitian juga dapat menjadi penilaian dari kelayakan penelitian baik dari aspek akademik maupun operasional.

1.5.1 Manfaat teoritis

1. Dapat menjadi referensi bagi penelitian sejanis dimasa yang akan datang 2. Memberikan sumbangan bagi pengembangan kajian ilmu manajemen

komunikasi khususnya dalam lingkup komunikasi pemasaran

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Menjadi dasar mengembangkan promosi penjualan melalui sosial media bagi pihak Holycow Steak

(10)

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi pengetahuan mengenai promosi penjualan melalui sosial media untuk masyarakat.

1.6 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian adalah penjabaran dari kerangka teoritis dan kerangka konseptual dari variabel-variabel yang diteliti berdasarkan asumsi teoritis sehingga rumusan dan identifikasi masalah menjadi lebih jelas dasar pemikiriannya.

1.6.1 Kerangka Teoritis

Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi dasar penelitian dan dapat dijadikan asumsi yang dapat menjawab masalah yang diajukan peneliti.

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Respon Kognitif (Cofnitive Response) yang dikemukakan oleh Anthony G. Greenwald dan selanjutnya dikembangkan oleh George E. Belch dan Michael E. Belch. Teori ini menjelaskan tentang proses kognisi iklan, melalui tahap pengolahan informasi, perubahan sikap terhadap merek, yang akhirnya menuju pada keputusan atau minat pembelian (E. Belch dan E. Belch, 2007:157)

Asumsi pada teori ini adalah “Pemikiran yang berasal dari proses membaca, mengetahui, dan/atau mendengar pada si penerima pesan, akan membentuk sikap menerima atau menolak pesan yang disampaikan” 7. Ketika informasi yang disampaikan dapat mengubah minat atau sikap followers, ini

7

(11)

disebabkan followers mempelajari isi pesan yang dilihatnya yang kemudian akan mengarah ke perubahan minat terhadap merek tersebut.

Respon kognitif sudah dikenal sebagai salah satu cara yang paling umum dalam menguji proses kognitif pesan periklanan konsumen . Hasil pemikiran yang terjadi ketika konsumen membaca, melihat, atau mendengar pesan komunikasi yang disampaikan. Pendekatan respon kognitif sudah banyak digunakan dalam penelitian baik dalam dunia akademik dan praktisi periklanan.

Fokus dari respon kognitif ini dapat digunakan untuk menentukan jenis-jenis respon yang dihasilkan oleh pesan periklanan dan bagaimana respon tersebut berhubungan dengan sikap terhadap iklan, merek, dan minat pembelian.

Proses kognitif bertujuan untuk menjelaskan bagaimana informasi eksternal yang kemudian menjadi sebuah pemikiran dan penilaian. Pemikiran tersebut yang meruipakan hasil dari proses kognitif atau sebagai respons yang berasal dari pengalaman masa lalu (membaca, melihat, atau mendengar) akan membentuk sikap yang dapat berupa penerimaan atau penolakan terhadap pesan yang diterima. Dan sikap tersebutlah yang akan memengaruhi minat pembelian produk oleh konsumen.

Saat seseorang sudah mem-follow akun twitter @SteakHolycow, maka ia akan menerima berbagai informasi yang disampaikan oleh Steak Holycow dan mengalami proses berpikir untuk menilai, mempelajari isi pesan atau informasi yang diterimanya.

(12)

Penelitian tentang respon kognitif ini berupa bagaimana ketika seseorang (audience) yang diterpa informasi. Dalam penelitian ini, akun twitter @SteakHolycow sebagai komunikator terpaan informasi (ad exposure), yang menyentuh kesadaran, pemahaman, dan pengetahuan para followers akun twitter @SteakHolycow, yang selanjutnya bagaimana terpaan informasi tersebut dapat menyebabkan minat pembelian produk (purchase intention).

Proses kognitif terjadi untuk menjelaskan bagaimana informasi dari luar diberi pemaknaan sebagai sbeuah pemikiran dan penilaian. Pemikiran adalah hasil proses kognitif atau sebagai respon yang berasal dari pengalaman dan membentuk penerimaan atau penolakan dari informasi yang didapat. Terpaan iklan dari sebuah merek, akan membentuk sikap positif atau negatif followers tergantung dari informasi eksternal dan pengalaman yang dmiliki followers.

Dalam Belch& Belch (2007:157-158) membagi respon kognitif menjadi tiga bagian yaitu product/message thought (pemikiran mengenai produk atau pesan), pemikiran ini berasal dari pesan iklan yang diterima oleh followers. Pesan iklan yang diterima followers belum tentu sesuai dengan maksud pesan yang ingin disampaikan produsen. Fokus efek didapat dari

Exposure to Advertisement Purchase Intention Exposure to Advertisement Purchase Intention

(13)

pikiran terhadap produk atau pesan adalah counterarguments dan support arguments. Pada counterarguments, seorang kosumen mengekspresikan ketidakpercayaan atau penolakan terahadap klaim yang ada dalam pesan. Hal ini biasanya terjadi pada saat pesan atau informasi tersebut menyerang produk favoritnya. Sedangkan support arguments berhubungan positif terhadap penerimaan pesan. Followers menyukai pesan yang ia terima.

Source oriented thought (pemikiran soal sumber), yaitu respon kognitif dari sumber informasi atau produsen produk. Hal ini juga berkaitan dengan pikiran tyang diarahkan pada sumber komunikasi. Source derogations adalah akibat dari pikiran negatif tentang juru bicara atau organisasi yang menyampaikan pesan. Sedangkan source bolsters adalah pikiran positif mengenai penyampai pesan. Pada pikiran ini lebih ditekankan pada kredibilitas sumber pesan.

Advertisement execution thought (pemikiran soal iklan), yaitu konsep ini berkaitan dengan pemahaman yang dirasakan individu setelah melihat iklan. Ketiga proses ini terkadang melebur menjadi satu hal yang tidak terpisahkan, bahkan sering kali tidak terlihat hubungan ketiganya.

Dalam teori ini, exposure to advertisement diimplementasikan menjadi terpaan terpaan promosi. Terpaan media atau media exposure adalah suatu kondisi dimana seseorang diterpa oleh isi media atau bagaimana isi media menerpa audiens. Jadi ketika khalayak semakin banyak mendapat pesan promosi atau iklan, maka pesan tersebut dapat merubah sikap atau minat khalayak. Menurut Jalaluddin Rakhmat (1989), terpaan media dapat

(14)

dioperasionalkan sebagai frekuensi dalam menonton televisi, film, membaca majalan atau surat kabar, maupun mendengar radio.

Terpaan iklan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga pembeli prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear), atau membaca (read) iklan tersebut (Rossiter & Percy, 1987:559). Terpaan ditentukan oleh frekuensi (seberapa sering iklan dilihat oleh khalayak), intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan), dan durasi (seberapa khalayak memperhatikan iklan). Selain itu juga dilihat sisi isi pesan dan daya tarik pesan karena dua faktor tersebut berhubungan dengan bentuk pesan seperti apa yang mudah mendapat perhatian dari khalayak dan kemudahan pemrosesan informasi.

Menurut Rakhmat (1995:12), terpaan media adalah frekuensi dan intensitas individu dalam menggunakan media. Terpaan dapat diukur dari intensitas penggunaan dengan melihat frekuensi dan durasi ketika menggunakan media. Intensitas mengacu pada dua indikator, yaitu frekuensi dan duarsi menggunakan media. Frekuensi mengacu pada seberapa sering pengguna media menggunakan media dalam satu waktu (Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, 2004:164).

(15)

1.6.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu terpaan tweet promosi penjualan dan minat beli followers. Berikut penjelasan mengenai variabel-variabel tersebut.

a. Variabel X: Terpaan Tweet Promosi Penjualan

Rosengren mengemukakan bahwa terpaan terpaan merupakan penggunaan media oleh khalayak yang meliputi jumlah waktu yang digunakan berbagai media, jenis media, jenisi isi media, media yang dikonsumsi dna berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rakhmat, 2009). Dan menurut Terence A. Shimp, pengertiaan terpaan adalah interaksi followers dengan pesan dari pemasar (Shimp, 2003:132)

Terpaan terpaan tidak hanya meliputi apakah seseorang terbuka pada pesan media, namun juga termasuk didalamnya kegiatan membaca, melihat, dan/atau mendengar pesan media massa ataupun memiliki pengalaman dan perhatian pada pesan tersebut.

Menurut Alo Liliweri (Liliweri, 1992:73-76), terpaan terpaan media dapat diukur dengan dapat diukur dengan:

1. Intensitas

Intensitas dapat dijabarkan sebagai waktu yang digunakan dalam mengikuti media tersebut yang didalamnya terdiri dari frekuensi dan durasi (Effendy, 1989). Indikator intensitas penggunaan adalah:

(16)

a. Frekuensi, yaitu seberapa sering pengguna media menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti program harian); berapa kali seminggu seseorang menggunakan media dalam satu bulan (untuk program mingguan dan tengah bulanan); serta berapa kali sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan) (Ardianto, 2007: 168)

b. Durasi yaitu seberapa lama pengguna media menggunakan media tersebut. Untuk pengukuran variabel durasi penggunaan media, dihitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media, atau berapa lama khalayk mengikuti suatu program (Ardianto, 2007:168)

2. Isi Pesan

Isi pesan merupakan jenis isi media yang dikonsumsi. Pesan yang disampaikan haruslah pesan yang bersifat mudah dimengerti, lengkap dan tepat waktu untuk meramalkan efek yang akan timbul pada komunikan (Nitisemito, 1982:227). Isi pesan memiliki indikator:

a. Kejelasan informasi, , yaitu sejauh mana keberadaan media dapat memberikan informasi yang jelas pada penggunanya. Pesan yang disampaikan rinci, sistematis, dan pilihan kata yang digunakan haruslah yang sudah diketahui umum (Soemirat& Elvinaro, 2002:63). Menurut Rakhmat (2011:47-48), kata-kata yang jelas adalah kata-kata yang tidak menimbulkan makna ganda (ambigu), tetap dapat mengungkapkan gagasan secara cermat

(17)

b. Kelengkapan informasi, yaitu informasi yang disampaikan haruslah lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima pesan atau penggunanya. Isi pesan haruslah menyeluruh dan mendetil sehinbgga informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Kelengkapan informasi juga meliputi informasi yang disampaikan haruslah berasal dari narasumber dan data pendukung yang lengkap sehingga dapat mendukung kejelasan informasi serta keberagaman informasi (Nitisemito, 1996:144)

3. Daya tarik, yaitu berupa atensi atau perhatian pada pesan yang disampaikan di media tersebut. Menurut Kenneth E. Andersen dalam Rakhmat (2009:52), perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengessampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Daya tarik tampilan sebuah media seperti gambar pun juga memengaruhi. Indikator daya tarik adalah:

a. Gambar, elemen visual yang berupa gambar atau foto yang memiliki efek ketertarikan yang kuat sehingga penerima pesan dapat memahami dan memiliki gambaran mengenai objek yang diinformasikan.

b. Pemilihan kata-kata, berupa bagaimana pemilihan kata-kata yang digunakan dalam pesan tweet dapat dipahami dan dimegerti dengan baik oleh followersnya.

(18)

b. Variabel Y: Minat beli followers

Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu objek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk menedekati atau mendapatkan objek tersebut (Simamora, 2002:131). Minat beli atau willingness to buy adalah sebuah perilaku followers dimana followers mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan mengininkan suatu produk (Kotler dan Keller, 2003:181). Menurut Kotler dan Keller (2009:235), minat followers terhadap pembelian yaitu meliputi 3 tahap yaitu:

a) Pengenalan kebutuhan atau pengenalan masalah

Dalam tahap pengenalan masalah ini proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Calon pembeli merasa adanya perbedaaan antara keadaan dia yang nyata dan keadaan dia yang diinginkan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal da eksternal.

Contoh rangsangan internal dapat ditemukan pada kebutuhan umum seseirang seperti seseorang yang haus dan lapar hingga mencapai ambang batas tertentu. Para pemasar perlu mengidentifikasi informasi dari sejumlah followers. Mereka kemudia dapat menyusun strategi pemasran yang mampu memicu minat konsumen.

(19)

b) Pencarian informasi

Followers yang teransang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak dapat dibagi kedalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, followers hanya sekedar lebih peka pada informasi produk. Pada level selabnjutnya, ia akan lebih aktif mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, bertanya pada teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk. Yang menjadi perhatian utama pemasara adalah sumber infromasi utama yang menjadi acuan followers dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut pada keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi followers digolongkan dalam:

· Sumber pribadi: keluarga, teman, relasi

· Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko

· Sumber publik: media massa, organisasi penentu perungkat followers

· Sumber pengalaman: pengkajian pemakaian produk c) Evaluasi alternatif

Pada tahap ini dimana konsmen mengolah informasi mereka yang bersaing dan membuat penilaian akhir. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi followers.

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek serta memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen.

(20)

Menurut Mowen dan Minor (1998:301), pada tahap ini konsumen konsumen akan membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai cara yang mampu memcahkan masalah yang mengawali proses keputusan yang kemudian membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan tersebut. Atribut produk seperti merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya. Atribut lain yang sering menjadi pertimbangan konsumen adalah harga, nama merek dan negara asal (Engel et al, 1995:176).

Evaluasi alternatif dapat dianalisis dari sudut pandang ketiga perspektif mengenai perilaku konsumen; perspektif pengambilan keputusan, perspektif pengalaman dan perspektif pengaruh perilaku. Dari perspektif pengambilan keputusan dengan keterlibatan tinggi, evaluasi alternatif mengikuti model belajar standar dimana pengaruh hirarki mengalir dari pembentukan keyakinan ke pembentukan afeksi ke tujuan perilaku. Dan dalam situasi keterlibatan rendah, evaluasi alternatif terdiri dari pembentukan keyakinan dasar mengenai pelihan yang dipertimbangkan. Reaksi afektif yang kuat akan berkembang setelah terjadi perilaku.

(21)

1.6.3 Bagan Kerangka Penelitian

Berdasarkan pemaparan fenomena dan teori yang sudah penulis jelaskan, maka dapat disusun bagan kerangka penelitian sebagai berikut:

Fenomena yang diteliti: Hubungan Antara Terpaan Tweet Promosi Penjualan pada twitter @steakholycow dengan Minat Beli Followers

Teori: Cognitive Response

“Pemikiran yang berasal dari proses membaca, mengetahui, dan/atau mendengar pada si penerima pesan, akan berpengaruh dan membentuk sikap menerima atau menolak pesan yang disampaikan” (E. Belch& E. Belch, 2007)

Rumusan masalah:

Apakah terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow

dengan minat beli followers

Variabel X: Terpaan Tweet Promosi Penjualan

Sub-Variabel: X1: Intensitas Pesan Indikator:

-Frekuensi munculnya tweet promosi

-Durasi munculnya tweet promosi X2: Isi Pesan

-Kejelasan isi/materi tweet -Kelengkapan isi tweet X3: Daya Tarik Pesan

-Pemilihan gambar pada tweet -Pemilihan kata pada tweet Sumber: Liliweri A. (1992: 73-76)

Variabel Y: Minat Beli Followers Indikator:

1. Pengenalan Kebutuhan 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif

(22)

1.7 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang memerlukan pengujian secara empiris. Hipotesis adalah suatu bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variable atau lebih (Sugiyono, 2009:64). Kriteria hipotesis yang diterima adalah menggunakan hipotesis statistic yaitu hipotesis kerja (H1) dan sebagai pembandingnya digunakan hipotesis nol (Ho), yang merupakan formulasi terbalik dari hipotesis kerja (Sugiyono, 2009:64).

1.7.1 Hipotesis Mayor

H0: Tidak terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan Steak Holycow pada akun Twitter @SteakHolycow dengan minat beli followers

H1: Terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan Steak Holycow pada akun Twitter @SteakHolycow dengan minat beli followers

1.7.2 Hipotesis Minor

1. H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara intensitas tweet promosi dengan minat beli followers

H1: Terdapat hubungan signifikan antara intensitas tweet promosi dengan minat beli followers

2. H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara isi pesan tweet promosi dengan minat beli followers

H1: Terdapat hubungan signifikan antara isi pesan tweet promosi dengan minat beli followers

(23)

3. H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara daya tarik tweet promosi dengan minat beli followers

H1: Terdapat hubungan signifikan antara daya tarik tweet promosi dengan minat beli followers

1.8 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel menjelaskan secara operasional bagaimana variabel-variabel penelitian didefinisikan, indikator yang digunakan untuk mengukurnya, tingakat atau skala pengukuran apa saja yang digunakan.Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel bebas (X) adalah Terpaan Tweet Promosi Penjualan dan variabel terikatnya (Y) adalah Minat Beli followers. Berikut akan dijelaskan definisi dari variabel-variabel tersebut:

1.8.1 Variabel X: Terpaan Tweet Promosi Penjualan

Dalam memasarkan produknya, seorang pemasar tentu tidak dapat hanya berdiam diri menunggu followers untuk mendatangi usahanya dan berharap usahanya akan dikenal masyarakat dan menjadi besar. pemasar tersebut perlu melakukan sebuah usaha yang disebut promosi.

Menurut Alo Liliweri, terpaan terpaan pada media merupakan perilaku penggunaaan media yang meliputi tiga hal yaitu intesitas pesan, isi pesan, dan daya tarik pesan (Liliweri, 1992:73-76)

· Sub Variabel (X1) Intensitas Terpaan Tweet : berkaitan dengan kekerapan tweet promosi muncul pada akun twitter @SteakHolycow. Dengan indikator:

(24)

a. Frekuensi munculnya terpaan tweet promosi melalui akun twitter @SteakHolycow.

Alat ukur:

Ø Seberapa sering followers melihat tweet dari akun @steakholycow

Ø Seberapa sering followers melihat tweet promosi dari akun @steakholycow

Ø Seberapa sering followers membaca timeline akun @steakholycow

Ø Tweet promosi dari akun @steakholycow memenuhi timeline

Ø Followers pernah me-retweet tweet promosi akun @steakholycow

Ø Followers pernah mem-favorite tweet promosi akun @steakholycow

Ø Followers pernah membalas atau me-mention akun @steakholycow

c. Durasi munculnya terpaan tweet promosi akun twitter @SteakHolycow

Alat ukur:

Ø Seberapa lama waktu yang dibutuhkan followers untuk membaca timeline akun @steakholycow

(25)

Ø Seberapa lama waktu yang dibutuhkan followers untuk membaca tweet promosi akun @steakholycow

· Sub Variabel (X2) Isi Pesan: berkaitan dengan isi pesan tweet dan informasi promosi yang disampaikan Steak Holycow melalui akun twitter @SteakHolycow. Dengan indikator:

a. Kejelasan tweet promosi yang disampaikan oleh Steak Holycow melalui akun twitter @SteakHolycow

Alat ukur:

Ø Followers dapat memahami maksud dari tweet akun @steakholycow

Ø Followers dapat memahami maksud tweet promosi akun @steakholycow

Ø Materi tweet promosi akun @steakholycow menggunakan bahasa yang mudah dipahami

b. Kelengkapan pesan promosi yang disampaikan Steak Holycow melalui akun twitter @SteakHolycow

Alat ukur:

Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun @SteakHolycow akurat sesuai dengan apa yang ada terjadi/di outlet

Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun @SteakHolycow memiliki informasi mengenai lokasi outlet promosi berlaku

(26)

Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun @SteakHolycow memiliki informasi tentang rentang waktu berlaku promosi

Ø Materi tweet promosi yang disampaikan akun @steakholycow memiliki informasi mengenai syarat dan cara mendapatkan promosi

· Sub Variabel (X3) Daya Tarik Pesan: berkaitan penggunaan gambar dan pemilihan kata pada tweet yang disampaikan Steak Holycow melalui akun twitter @SteakHolycow. Dengan indikator: a. Gambar pada tweet akun @SteakHolycow menimbulkan

ketertarikan followers. Alat ukur:

Ø Gambar pada tweet akun @SteakHolycow menarik perhatian followers

Ø Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow menarik perhatian followers

Ø Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow menimbulkan selera makan pada followers

Ø Gambar pada tweet promosi akun @steakholycow menimbulkan minat beli pada followers

Ø Gambar avatar pada twitter @steakholycow merepresentasikan produik Steak Holycow

(27)

Ø Foto/gambar pada tweet promosi akun @steakholycow relevan dengan isi pesan tweetnya

b. Pemilihan atau penggunaan kata pada tweet akun @SteakHolycow dapat mudah dimengerti dan dipahami oleh followers

Alat ukur:

Ø Kata-kata pada tweet akun @steakholycow menarik perhatian followers

Ø Kata-kata pada tweet promosi akun @steakholycow membuat saya tertarik membeli

Ø Kata-kata pada tweet promosi akun @stakholycow persuasif

Ø Kata-kata pada akun @SteakHolycow dapat dipahami oleh followers

1.8.2 Variabel Y: Minat Beli Followers

Minat beli merupakan kencedurungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Minat beli followers adalah dimana para followers akun twitter @SteakHolycow memiliki kecenderungan rasa senang dan tertarik pada produk dan program promosi yang ditawarkan oleh Steak Holycow. Minat beli followers dalam penulisan ini diukur menggunakan tiga indikator yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, dan evaluasi alternatif.

(28)

· Indikator pengenalan kebutuhan: berkaitan dengan rasa tertarik dengan produk Steak Holycow melalui akun @SteakHolycow Alat ukur:

Ø Followers merasa tertarik dengan produk Steak Holycow Ø Followers merasa tertarik dengan promosi yang dilakukan

@SteakHolycow

Ø Followers merasa perlu memanfaatkan promosi yang dilakukan Steak Holycow

· Indikator pencarian informasi: berkaitan dengan usaha followers dalam memfollow akun @SteakHolycow dan mencari tahu mengenai program promosi yang sedang berlangsung di Steak Holycow melalui akun @SteakHolycow

Alat Ukur:

Ø Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari orang lain (keluarga, teman, atau rekan kerja)

Ø Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari jejaring sosial (twitter, facebook, atau instagram) Ø Followers memfollow akun twitter @SteakHolycow untuk

mengetahui informasi produk terbaru pada Steak Holycow Ø Followers memfollow akun twitter @SteakHolycow untuk

mengetahui informasi promosi terbaru pada Steak Holycow Ø Followers mencari tahu promosi yang dilakukan Steak

(29)

Ø Followers berminat menanyakan hal mengenai produk kepada akun twitter @steakholycow

Ø Followers berminat menanyakan hal mengenai promosi kepada akun twitter @steakholycow

· Indikator evaluasi alternatif: berkaitan dengan menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama saat akan makan steak berdasarkan akun twitter @SteakHolycow dan memilih produk Steak Holycow dibandingkan dengan produk sejenis lainnya. Alat Ukur:

Ø Followers menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama saat akan makan steak

Ø Followers memilih produk Steak Holycow dibandingkan dengan restoran sejenis lainnya

Ø Followers membandingkan program promosi Steak Holycow dengan restoran sejenis lainnya

Ø Followers mempertimbangkan keuntungan yang akan saya dapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycoww Ø Followers tidak meras keberatan dengan prosedur yang harus dilakukan untuk mendapatkan promosi.

(30)

Tabel 1.1 Matriks Penelitian

Variabel X Terpaan Tayangan Tweet Promosi Penjualan

Definisi Variabel Penggunaan media oleh khalayak yang meliputi jumlah waktu yang digunakan berbagai media, jenis nmedia, isi media, media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang dikonsumsi secaea keseluruhan (Rosengren dalam Rakhmat, 2009)

Sub-Variabel Indikator Alat Ukur Instrumen Penelitian Skala

Intensitas Pesan

Definisi: Intensitas adalah waktu yang digunakan dalam mengikuti media tersebut yang didalamnya terdapat frekuensi dan durasi (Effendy, 1989)

· Frekuensi munculnya tayangan tweet promosi melalui akun @SteakHolycow

· Seberapa sering followers Anda melihat tweet dari @SteakHolycow di timeline · Seberapa sering followers

melihat tweet promosi dari akun @SteakHolycow · Seberapa sering followers

membaca timeline Steak Holycow

· Tweet promosi dari akun SteakHolycow memenuhi timeline

· Melakukan retweet pada tweet akun Steak Holycow

· Melakukan favorite pada tweet akun Steak holycow

· Seberapa sering Anda melihat tweet dari akun @SteakHolycow dalam sehari

· Seberapa sering Anda melihat tweet promosi dari akun @SteakHolycow dalam sehari · Seberapa sering Anda membaca

timeline akun @SteakHolycow dalam sehari

· Tweet promosi Steak Holycow pada akun @SteakHolycow memenuhi timeline twitter saya

· < 2 kali dalam sehari · 2-4 kali dalam sehari · 5-7 kali dalam sehari · 8-10 kali dalam sehari · > 10 kali dalam sehari

(31)

· Membalas atau me-mention akun SteakHolycow

· Saya pernah me-retweet tweet promosi akun @SteakHolycow · Saya pernah mem-favorite tweet

promosi akun @SteakHolycow · Saya pernah mention atau

me-reply tweet akun @SteakHolycow

Ordinal

· Durasi mengakses tayangan tweet promosi melalui akun @SteakHolycow

· Seberapa lama followers mengakses timeline akun @SteakHolycow

· Seberapa lama followers membaca tweet promosi akun @SteakHolycow

· Seberapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk membaca timeline akun @SteakHolycow

· Seberapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk membaca tweet promosi akun @SteakHolycow

· > 15 detik dalam sehari · 15-30 detik dalam sehari · 31-60 detik dalam sehari · 61-90 detik dalam sehari · >90 detik dalam sehari Isi Pesan

Definisi: jenis isi media yang dikonsumsi. Pesan haruslah bersifat mudah dimengerti, lengkap dan tepat waktu untuk meramalkan efek yang timbul pada komunikan (Nitisemito,

· Kejelasan tweet promosi pada akun @SteakHolycow

· Materi tweet melalui akun @SteakHolycow mudah dipahami

· Materi tweet promosi melalui akun @SteakHolycow mudah dipahami

· Saya dapat memahami maksud dari tweet dalam akun @SteakHolycow · Saya dapat memahami maksud dari

tweet promosi dalam akun @SteakHolycow

· Materi tweet promosi dalam akun

(32)

1982) · Materi tweet promosi melalui akun @SteakHolycow menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

@SteakHolycow menggunakan bahasa yang mudah saya mengerti

· Kelengkapan tweet promosi pada akun @SteakHolycow

· Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow akurat sesuai dengan apa yang terjadi di outlet

· Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi mengenai lokasi oultet berlaku promosi · Materi tweet promosi pada

akun Steak holycow memiliki informasi rentang waktu promosi

· Materi tweet promosi Steak holycow memiliki informasi cara mendapatkan promosi

· Materi tweet promosi melalui akun @SteakHolcyow sesuai dengan promosi yang terdapat pada outlet SteakHolycow

· Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi mengenai lokasi outlet berlaku promosi

· Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi mengenai rentang waktu berlaku promosi

· Materi tweet promosi pada akun @SteakHolycow memiliki informasi syarat dan cara untuk mendapatkan promosi

(33)

Daya Tarik Pesan

Definisi: Daya tarik merupakan poin atensi atau perhatian pada pesan yang disampaikan pada media tersebut.

· Penggunaan gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow

· Gambar pada tweet promosi akun @SteakHOlycow menarik perhatian followers · Gambar pada tweet promosi

Steak Holycow menarik perhatian followers

· Gambar pada tweet promosi Steak Holycow menimbulkan selera makan saya

· Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow menimbulkan minat beli pada followers

· Gambar avatar akun @SteakHolycow

merepresentasikan produk · Gambar pada akun twitter

@SteakHolycow relevan dengan isi tweet

· Gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow relevan dengan isi tweet

· Foto/gambar pada tweet akun @SteakHolycow menarik perhatian saya

· Foto/gambar pada tweet promosi akun @SteakHolycow menarik perhatian saya

· Foto/gambar pada tweet promosi @SteakHolycow menimbulkan selera makan saya

· Foto/gambar pada tweet promosi @SteakHolycow menimbulkan minat beli saya

· Gambar avatar akun @SteakHolycow

merepresentasikan Steak Holycow · Foto/gambar pada tweet promosi

akun @SteakHolycow relevan dengan isi pesan tweetnya

Ordinal

· Pemilihan kata pada tweet akun @SteakHolycow

· Pemilihan kata pada tweet akun @SteakHolycow menarik perhatian followers

· Kata-kata pada tweet akun @SteakHolycow menarik perhatian saya

(34)

· Pemilihan kata pada tweet pormosi akun @SteakHolycow menarik perhatian

· Pemilihan kata pada tweet promosi akun @SteakHolycow persuasif · Pemilihan kata pada tweet

akun @SteakHolycow dapat dipahami

· Kata- kata pada tweet promosi akun @SteakHolycow membuat saya tertarik membeli produk Steak Holycow

· Kata-kata pada tweet promosi akun @SteakHolycow sangat persuasif · Kata- kata pada tweet promosi akun

@SteakHolycow dengan mudah saya pahami

(35)

Variabel Y Minat Beli Konsumen

Definisi Variabel perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan mengininkan suatu produk (Kotler dan Keller, 2003:181)

Indikator Alat Ukur Instrumen Skala

· Pengenalan kebutuhan followers · Followers merasa perlu memanfaatkan promosi pada akun @SteakHolycow · Followers merasa tertarik dengan

promosi yang dilakukan @SteakHolycow

· Followers merasa tertarik dengan produk @SteakHolycow

· Saya merasa perlu memanfaatkan promosi yang diinformasikan melalui akun @SteakHolycow · Saya merasa tertarik dengan promosi yang

dilakukan oleh @SteakHolycow

· Saya merasa tertarik dengan produk @SteakHolycow

Ordinal

· Pencarian informasi · Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari orang lain

· Followers mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari jejaring sosial · Followers memfollow akun

@SteakHolycow untuk mengetahui informasi produk SteakHolycow · Followers memfollow akun

@SteakHolycow untuk mengetahui

· Saya mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari orang lain (keluarga, teman, atau rekan kerja)

· Saya mendapat informasi mengenai Steak Holycow dari jejaring sosial (Twitter, Facebook, atau Instagram)

· Saya mem-follow akun twitter @SteakHolycow untuk mengetahui informasi produk terbaru Steak Holycow

· Saya memfollow akun @SteakHolycow untuk

(36)

promosi pada SteakHolycow

· Followers mencari tahu promosi yang sedang berlangsung di SteakHolycow melalui akun @SteakHolycow

· Followers berminat menanyakan informasi mengenai produk kepada akun @SteakHolycow

· Followers berminat menanyakan informasi mengenai promosi kepada akun @SteakHolycow

mengetahui informasi promosi terbaru Steak Holycow

· Saya mencari tahu promosi yang sedang berlangsung melalui akun @SteakHolycow · Saya berminat menanyakan informasi mengenai

produk kepada akun @SteakHolycow

· Saya berminat menanyakan informasi mengenai promosi kepada akun @SteakHolycow

· Evaluasi Alternatif · Followers menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama saat akan makan steak

· Followers memilih produk Steak Holycow dibandingkan dengan produk sejenis

· Followers membandingkan program promosi Steak Holycow dengan restoran sejenis

· Followers mempertimbangkan keuntungan yang didapat melalui promosi Steak Holycow

· Followers tidak merasa keberatan dengan prosedur untuk mendapatkan promosi

· Saya menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama saat akan makan steak

· Saya lebih memilih produk Steak Holycow dibandingkan dengan restoran steak lainnya · Saya membandingkan program promosi Steak

Holycow dengan promosi restoran sejenis lainnya · Saya mempertimbangkan keuntungan yang akan

saya dapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycow

· Saya tidak merasa keberatan dengan prosedur transaksi yang harus saya lakukan untuk mendapatkan promosi

(37)

1.9 Prosedur Penelitian

1.9.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional karena adanya mencari hubungan antar variabel. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktr berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Apabila hanya dua variabel yang dihubungkan, korelasinya disebut korelasi sederhana, dan apabila lebih dari dua, disebut korelasi ganda. (Rakhmat, 1989).

Penelitian ini juga merupakan penelitian survei yang meruipakan satu bentuk tehnik penelitian dimaana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanayan;satu cara mengumpulkan data melalui komunikasi dengan individu dalam sautu sampel (Zikmund, 1997).

1.9.2 Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber data yang dikelompokkan dalam dua golongan yaitu:

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan dan belum pernah diapaki sebelumnya. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan kepada followers akun twitter @SteakHolycow.

(38)

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, antara lain data yang didapat dari seminar, artikel, buku, maupun studi pustaka seperti jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian.

1.9.3 Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) Kuisioner

Kuisioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dnegan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009:142).

Penyebaran kuisioner kepada responden yaitu followers akun twitter @SteakHolycow yang pernah membalas atau me-mention akun twitter @SteakHolycow perihal promosi penjualan, dan me-retweet tweet promosi penjualan.

2) Wawancara

Kegiatan tanya jawab ditujukan untuk memperkuat data dan informasi mengenai strategi promosi penjualan melalui akun twitter @Steak Holycow. Wawancara dilakukan dengan pemilik sekaligus founder dari Steak Holycow yaitu Lucy Wiryono. Wawancara dilakukan melalui e-mail karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh Lucy Wiryono.

(39)

3) Studi pustaka

Studi pustaka dengan menelaah teori serta pokok pikiran yang terdapat pada berbagai sumber dan buku yang relevan dengan pembahasan masalah yang diteliti.

1.9.4 Skala dan Tehnik Pengukuran Data

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dihunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. . Dan skala yang digunakan adalah Skala Likert dengan 5 opsi respon (Skala Likert, 2014):

Tabel 1.2 Bobot dan Kategori Skala Likert

Variabel Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

(40)

1.9.5 Populasi dan Sampel 1.9.5.1 Populasi

Populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:81). Maka dari itu, populasi adalah jumlah keseluruhan objek atau subjek yang akan diteliti dalam suatu penelitian sehingga bisa menjadi sumber data. Dalam penelitian ini, objek yang diteiliti adalah para followers akun @steakholycow yang pernah melakukan mention akun twitter @steakholycow mengenai promosi yang diadakan oleh Steak Holcyow sejak bulan Januari-April 2015, baik itu mention dengan keperluan me-retweet , bertanya kepada narasumber, maupun hanya berkomentar mengenai promosi yang dilakukan melalui tweet @steakholycow. Penulis memilih kelompok followers ini, karena penulis melihat kelompok followers ini merepresentasikan orang-orang yang pernah melihat, membaca, dan menyimak tweet-tweet promosi yang dilakukan oleh akun twitter @steakholycow.

Setelah penulis melakukan penelusuran dengan menggunakan fitur advanced search, didapat 142 akun twitter yang pernah me-mention, atau membalas twit dari Steak Holycow.

(41)

1.9.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dipopulasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2009:81).

Unit sampel penelitian ini adalah followers yang menjadi followers @steakholycow yang pernah me-mention atau membalas tweet dari akun twitter @steakholycow terhitung bulan Januari-April 2015 dimana Steak Holycow melakukan promosi secara intens melalui twitternya. Dimana pada bulan Januari hingga April 2015, pihak Steak Holycow melakukan promosi yang gencar dan besar-besaran melalui twitternya dengan setiap hari memposting mengenai promo tersebut dan tidak lupa mengingatkan kepada followers-nya.

Tehnik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling , dimana masing-masing elemen populasi memiliki probabilitas terpilih yang diketahui dan setara.

Mengambil sampel yang telah dihitung menggunakan Rumus Slovin

Dimana:

(42)

n: sampel

d= tingkat kepercayaan atau presisi (ditentukan sebesar 5%)

n = 142 1 + (142) (0.05)2 n ≈ 104.79 (dibulatkan menjadi 105)

Dengan jumlah populasi sebanyak 142 orang, setelah dihitung menggunakan rumus diatas, didapatkan hasil sebesar 104.79 yang kemudian dibulatkan menjadi 105 responden sampel.

Teknik yang dilakukan pada penelitian ini untuk menentukan sampel yaitu dengan cara mengundi unit-unit populasi. Cara ini dilakukan oleh penulis karena populasi dalam penelitian ini tidak terlalu besar dan agar setiap nama dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih.

Langkah pertama yang penulis lakukan adalah dengan membuat daftar unit populasi pada satu lembar kertas lengkap dengan nomer khusus sebagai lambang setiap unit populasi. Selanjutnya penulis menulis satu persatu nomer khusus tersebut dalam lembaran-lembaran kecil, lalu digulung satu per satu, dimasukkan ke dalam suatu wadah dan dikocok. Langkah terakhir, penulis mengambil satu kertas, membukanya dan mencatat nomor yang ada di dalam kertas tersebut. Langkah terakhir dilakukan selama 105 kali. Bila terdapat nomor yang sama yang keluar, penulis mengulangi lagi kocokannya hingga nomor yang berbeda, yang belum ada di catatan sampel, keluar dan bisa menjadi salah satu unit sampel.

(43)

1.10 Uji Validitas dan Reliabilitas

1.10.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur itu mengukur apa yang diinginkan (Singarimbun, 1989: 124). Intrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data tersebut valid. Sehingga, instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:121)

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir dalam suatu pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan. Hasil r hitung dibandingkan dengan 0,30. Bila r hitung lebih besar atau sama dengan 0,30, maka butir pertanyaan tersebut sudah bisa dikatakan valid. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan dengan rumus Rank Spearman. Rumus Rank Spearman adalah:

Dimana: rs = Koefisien korelasi Rank Spearman d = selisish angka rx - ry

(44)

Dasar pengambilan keputusan:

-Apabila r positif, serta r ≥ 0.30 maka item pertanyaan tersebut valid.

- Apabila r negatif, serta r < 0.30 maka item pertanyaan tersebut tidak valid.

1.10.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun & Effendi, 1995,: 140).

Untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan adalah teknik belah dua (split half way procedure) dari Spearman Brown, yakni alat ukur yang terdiri dari berbagai pertanyaan dibagi-bagi ke dalam butir bernomor ganjil dan genap, sehingga sedapat mungkin belahan berisi item dalam jumlah yang sama banyaknya memiliki taraf kesukaran yang seimbang dan isi yang sebanding.

(45)

Rumus Spearman Brown:

Ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

Rb = korelasi antar belah pertama dan belah kedua

Dasar pengambilan keputusan:

-Apabila ri positif, serta r ≥ 0.70 maka item pertanyaan tersebut reliabel

-Apabila ri negatif, serta r < 0.70 maka item pertanyaan tersebut tidak reliabel

1.10.3 Hasil Uji Validitas Realibilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam angket. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkap. Teknik validitas yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Penulis menggunakan sistem statistika IBM Statistic SPSS 17 for Windows untuk menguji validitas dalam penulisan ini. Hasil validitas item variabel penulisan dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:

(46)

Tabel 1.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel (X): Terpaan Tweet Promosi Penjualan

Nomor Pertanyaan

R-Hitung R-Tabel Kesimpulan Koefisien Reliabilitas

Titik Kritis Kesimpulan

Item 10 0.532 0.300 Valid 0.721 0.700 Reliabel

Item 11 0.438 0.300 Valid Item 12 0.352 0.300 Valid Item 13 0.474 0.300 Valid Item 14 0.687 0.300 Valid Item 16 0.647 0.300 Valid Item 16 0.546 0.300 Valid Item 17 0.579 0.300 Valid Item 18 0.635 0.300 Valid Item 19 0.517 0.300 Valid Item 20 0.589 0.300 Valid Item 21 0.618 0.300 Valid Item 22 0.819 0.300 Valid

(47)

Item 23 0.857 0.300 Valid Item 24 0.739 0.300 Valid Item 25 0.760 0.300 Valid Item 26 0.671 0.300 Valid Item 27 0.681 0.300 Valid Item 28 0.568 0.300 Valid Item 29 0.585 0.300 Valid Item 30 0.667 0.300 Valid Item 31 0.365 0.300 Valid Item 32 0.608 0.300 Valid Item 33 0.639 0.300 Valid Item 34 0.600 0.300 Valid Item 35 0.506 0.300 Valid

Hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas alat ukur Variabel X: Terpaan Tweet Promosi Penjualan berksar antara 0.352 sampai 0.857. Item yang memiliki nilai korelasi dibawah 0.300 dinyatakan tidak valid dan disisihkan dari

(48)

analisis selanjutnya. Hasil diatas menunjukkan bahwa 26 item pada variabel X dinyatakan valid dan reliabel.

Pengujian realibilitas menggunakan koefisien reliabilitas Split half Spearman Brown. Berdasarkan uji reliabilitas untuk variabel Terpaan Tweet Promosi Penjualan Akun Twitter @SteakHolycow diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,721. Nilai tersebut lebih besar dari 0,7 maka disimpulkan angket untuk variabel Terpaan Tweet Promosi Penjualan Akun Twitter @SteakHolycow reliabel.

Tabel 1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y: Minat Beli Followers

Nomor Pertanyaan

R-Hitung R-Tabel Kesimpulan Koefisien Reliabilitas

Titik Kritis

Kesimpulan

Item 36 0.742 0.300 Valid 0.708 0.700 Reliabel

Item 37 0.672 0.300 Valid Item 38 0.551 0.300 Valid Item 39 0.340 0.300 Valid Item 40 0.430 0.300 Valid Item 41 0.516 0.300 Valid Item 42 0.641 0.300 Valid

(49)

Item 43 0.391 0.300 Valid Item 44 0.744 0.300 Valid Item 45 0.723 0.300 Valid Item 46 0.550 0.300 Valid Item 47 0.648 0.300 Valid Item 48 0.473 0.300 Valid Item 49 0.441 0.300 Valid Item 50 0.455 0.300 Valid

Sumber: Penghitungan Statistik melalui SPSS 17

Hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas Variabel Y: Minat Beli Followers berkisar antara 0.340 sampai 0.744. Item yang memiliki korelasi dibawah 0.300 dinyatakan tidak valid dan tidak diikutkan dalam anilisis selanjutnya. Pada hasil diatas dinyatakan bahwa seluruh item yang diujikan sudah valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Pengujian realibilitas menggunakan koefisien reliabilitas Split half Spearman Brown. Berdasarkan uji reliabilitas untuk variabel Minat Beli Followers diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,708. Nilai tersebut lebih besar dari 0,7 maka disimpulkan angket untuk variabel Minat Beli Followers reliabel.

(50)

1.11 Tehnik Analisis Data

1.11.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk memaparkan data yang merupakan jawaban responden atas sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diajukan dalam bentuk presentasi dengan cara mentabulasikan lalu diinterpretasikan dengan angket untuk mengetahui makna hasil penelitian.

Jawaban yang diperoleh dari responden melalui angket, diubah ke dalam bentuk tabel. Tujuan mengubah data yang didapatkan ke dalam bentuk rabel adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca. Didalam tabel dipaparkan jawaban responden dalam jumlah frekuensi dan presentase. Berikut perhitungan tabel frekuensi:

Dimana: P= presentase F= frekuensi

N=jumlah responden

1.11.2 Analisis Statistik Inferensial

Teknik analisis statistic inferensial bertujuan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2008: 147). Melalui analisis statistic inferensial inilah akan diperoleh koefisien korelasi yang akan menunjukkan hubungan antar variabel. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang masing-masing berskala ordinal. Koefisien korelasi yang digunakan dalam

(51)

penelitian ini adalah rank order correlation atau yang biasa disebut korelasi Rank Spearman.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal, dengan uji statistik Spearman atau yang disebut juga dengan Rank Order Correlation. Setiap data yang diperoleh, baik variabel X dan variabel Y di ranking masing-masing berdasarkan skor masing-masing dari yang terbesar hingga yang terkecil, yaitu 1, 2, 3, …n (Sugiyono, 2009:147). Pengujian hipotesis mempergunakan tes uji korelasi rank Spearman (rs) dengan rumus sebagai berikut:

(a) Skor data ranking

(b) Hitung selisih ranking pasangan (c) Selisih pasangan dikuadratkan

(d) Jumlahkan hasil penghitungan dari seluruh sampel (e) Hitung ∑ Tx dan ∑ TY dengan rumus :

12 t t T 3 -= Dengan penjelasan :

T = besarnya faktor koreksi

t = jumlah rank kembar dari jumlah variabel yang memiliki skor sama

(52)

2 2 6 1 ( 1) i s d r n n =

; apabila tidak ada nilai pengamatan yang

sama

; apabila ada nilai pengamatan yang sama di mana:

å

å

= - - Tx N N x 12 3 2

di = selisih rank variabel pertama dan kedua R (Xi – Yi)

1.12 Waktu dan Tempat Penelitian

1.12.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada:

Waktu: Maret-Juni 2015

Lokasi: Bandung dan Jakarta

3 2 12 y N N y = - - T

å

å

2 2 2 2 2 2 i s x y d r x y + -=

å

å

å

å å

Gambar

Tabel 1.1 Matriks Penelitian
Tabel 1.2 Bobot dan Kategori Skala Likert
Tabel  1.2  Hasil  Uji  Validitas  dan  Reliabilitas  Variabel  (X):  Terpaan  Tweet  Promosi Penjualan
Tabel 1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y: Minat Beli Followers

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh sifat mekanik bioplastik untuk uji kuat tarik didapatkan komposisi : 5 gram pati dan 2 ml gliserol dengan nilai 2,02966

Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata “satu-satunya” atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut menjadi yang satu-satunya dan hal

1 Judut prosiding Dan Makatah yang Dipre, :..:9r:,9i1 *r9er: Mem€knai Representasi Perempuan dalam sastera Indonesia Kontemporer. Melalui Krilik Sastera

̅ = nilai rata-rata hasil belajar dengan model cooperative learning tipe Scramble materi ketentuan-ketentuan shalat jum’at. Untuk hasil belajar siswa pada

Sampel pada penelitian ini atau bisa juga disebut informan adalah Bapak Andi Muhammad Yusuf Pratama selaku pemiliki bisnis Laundry Bar dan Ibu Lia sebagai salah satu karyawan

Berdasarkan paparan hasil penelitian tentang tingkat penguasaan TBBBI oleh guru sekolah dasar di Kabupaten Lamongan di atas tergolong kurang dengan rerata skor 45.. Tingkat

Media pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada langkah yang diberikan oleh Sugiyono dan telah tervalidasi; (2) media pembelajaran fisika berbasis multimedia