• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA

LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH

RADIOAKTIF CAIR

Endro Kismolo, Sukosrono, Nurimaniwathy

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id

ABSTRAK

RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR. Telah dilakukan rancang bangun perangkat preparator pada unit pengolahan limbah radioaktif cair. Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan data rancang bangun perangkat preparator pada penyempurnaan unit pengolahan kimia limbah radioaktif cair. Dari kegiatan diperoleh bentuk model teknis preparator sesuai kebutuhan teknis pada fasilitas pengolahan kimia untuk reduksi limbah radioaktif cair untuk debit aliran 100,0 ml/ menit, yaitu dengan dimensi tangki pengenap berbentuk silinder dengan diameter = 20,00 cm, tinggi tangki = 32,00 cm dan tinggi efektif = 31,00 cm. Untuk dimensi kolom filtrasi berbentuk silinder dengan diameter kolom = 17 cm, tinggi kolom = 68,00 cm dan tinggi efektif = 60,00 cm.

Kata kunci : Preparator Skala Laboratorium

ABSTRACT

THE DESIGN CONSTRUCTION FOR LABORATORY SCALE OF PREPARATOR UTILITY ON CHEMICAL TREATMENT OF LIQUID RADIOACTIVE WASTE UNIT. The design construction for laboratory scale of preparator utility on chemical treatment of liquid radioactive waste has been done. The activity to prepare the data in the design construction of preparator utility for improving chemical treatment unit of radioactive waste. From the activity can be obtained a performance of technical preparator model was appropriate of technical needed on chemical treatment facility for reducing of liquid radioactive wastes for the flow rates are 100.0 ml/ minute, that are dimention of settled tank on diameter cylinder = 20.00 cm, tangk height = 32.00 cm and effective height = 31.00 cm. Column dimention for filtration wich here cylinder shepe with diameter column 17.00 cm, column height 68.00 cm and effective height = 60.00 cm.

Keywords : Preparatory 0f Laboratory Scale

PENDAHULUAN

erangkat pengolahan kimia limbah radioaktif cair fase air pada umumnya meliputi tangki umpan, reaktor koagulasi, reaktor flokulasi dan unit filtrasi. Efisiensi pemisahan radionuklida yang diperoleh sangat ditentukan pada kondisi limbah (pH dan konsentrasi radionuklida) dan pemilihan bahan kimia pengolah (koagulan/flokulan) yang digunakan. Kualitas hasil pengolahan kimia ditentukan oleh karakteristik kadar radionuklida dalam beningan efluen yang

diperoleh. Dari data pengoperasian perangkat pengolahan kimia limbah radioaktif cair fase air, secara kontinyu, efektivitas koagulan-flokulan cukup tinggi jika kondisi limbah umpan memiliki keseragaman kadar radionuklida, pH dan kadar zat padat terlarut (1,2). Sedangkan efisiensi pemakaian bahan koagulan-flokulan sangat ditentukan pada karakteristik umpan limbah yang diolah, sehingga penyempurnaan penanganan limbah umpan menjadi sangat penting, yaitu dengan melengkapi perangkat preparator.

(2)

TEORI

Preparator dirancang sebagai perangkat proses pada perangkat pengolahan kimia limbah radioaktif cair untuk menindaklanjuti larutan limbah hasil pengaturan pH, karena limbah radioaktif cair fase air biasanya kondisinya sangat variatif baik pH, kadar radionuklida dan kadar zat padat terlarut di dalamnya. Perangkat preparator terdiri dari reaktor pengaturan pH dan unit filtrasi. Reaktor pengenapan berfungsi untuk mengendapkan limbah radioaktif cair fase air hasil pengatur pH, sehingga diperoleh limbah radioaktif cair yang memiliki pH dan kadar zat padat terlarut sesuai kondisi proses koagulasi-flokulasi yang akan dilakukan. Limbah radioaktif cair fase air hasil pengaturan pH yang diumpankan ke dalam reaktor pengenapan biasanya memiliki pH basa dan kadar radionuklida bervariasi. Sedangkan unit filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dan parikel kasar yang masih ada di dalam limbah over flow dari reaktor pengenapan (2,3).

Pada perangkat pengolahan kimia yang telah ada saat ini, pengaturan pH dan penambahan bahan kimia koagulan-flokulan dijadikan satu pada reaktor koagulasi-flokulasi. Dari data yang ada, dengan metode ini mengakibatkan pengaturan dosis bahan koagulan-flokulan menjadi sulit karena endapan yang terjadi sangat kompleks. Pada pengaturan pH ke arah basa biasanya timbul endapan cukup banyak, pada penambahan flokulan-koagulan timbul endapan baru dan terjadi penggumpalan akibat terjadinya flok yang terkoagulasi akibat proses stabilisasi butir-butir flok. Proses ini menjadi sulit terkontrol karena endapan yang terjadi sangat kompleks, berikut adanya endapan terflotasi dan kadar zat padat terlarut yang cukup tinggi yang sulit dipisahkan, sehingga perlu dilakukan inovasi metode melalui penyediaan perangkat baru untuk preparasi umpan (4)

.

Melalui penyediaan perangkat proses preparasi, endapan yang timbul akibat pengaturan pH tidak lagi terjadi pada proses flokulasi-koagulasi, karena melalui proses filtrasi akan diperoleh filtrat yang memiliki pH sesuai kondisi proses flokulasi-koagulasi. Dengan demikian efektivitas pemakaian bahan flokula-koagulan pada proses flokulasi-koagulasi menjadi lebih tinggi, karena selain tingkat selektivitas flokulan-koagulan menjadi lebih tinggi, dan pemakaian bahan kimia flokulan-koagulan diduga akan dapat dihemat. Hal ini diduga karena beban reaksi yang ada sebagian sudah terjadi pada proses pengaturan pH, dan beban endapan telah direduksi pada perangkat preparator. Karena selektivitas flokulan-koagulan meningkat, maka efisiensi pemisahan radionuklida akan meningkat (5,6,8).

Reaktor pengenapan dirancang berbentuk silinder-dasar konis dilengkapi pengaduk tunggal berbentuk singgle blade (7,8). Sedangkan unit filtrasi dirancang menggunakan sistem penyaringan cepat menggunakan teknik vakum. Melalui kegiatan ini diduga mampu meningkatkan efisiensi pemisahan radionuklida pada pengolahan kimia limbah radioaktif cair, dan mampu menekan kebutuhan bahan kimia flokulan-koagulan.

METODE RANCANG BANGUN 1. Bahan :

a. Data Primer

Merupakan data yang didapatkan dengan pengukuran atau observasi langsung di lapangan. Dalam rancang bangun ini, yang termasuk data primer yaitu meliputi kualitas dan karakteristik limbah, kuantitas limbah dan rencana pemanfaatan perangkat.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian terdahulu atau hasil observasi pustaka. Dalam rancang bangun ini, yang termasuk data sekunder antara lain teori - teori yang berkaitan dengan pengolahan limbah radioaktif cair fase air dan nilai efisiensi reduksi radionuklida yang direncanakan.

2. Langkah dan Tahapan Kegiatan Rancang Bangun

a. Tahap Persiapan

Menginventarisasi hal-hal yang berkaitan dengan proses sedimentasi, filtrasi dengan melakukan studi pustaka maupun data tertulis lainnya yang kemudian dicantumkan dalam kajian teori sebagai landasan untuk penyusunan rancang bangun.

b. Tahap Pelaksanaan

1. Menentukan rencana desain instalasi sesuai fungsinya.

2. Menyusun diagram alir kuantitatif dan kualitatif yang melukiskan langkah-langkah penting dalam proses preparasi. 3. Menyusun neraca massa seluruh sistem

dan masing-masing unit pengolahan yang merupakan perbandingan jumlah massa masuk dan jumlah massa keluar yang menjelaskan kesetimbangan massa selama proses pengolahan berlangsung dalam satuan (g/menit).

HASIL RANCANG BANGUN

a. Spesifikasi bahan dan rencana kemampuan reduksi radionuklida dan endapan hasil reaksi

1. Reaktor pengenapan

Reaktor pengenapan berfungsi untuk mengenapkan endapan yang berasal dari

(3)

limbah umpan. Tangki reaktor pengenapan dibuat dari bahan plat stainless steel 316 yang dilengkapi dengan pengaduk tunggal bebentuk singgle blade, kran limpahan out-put untuk memudahkan pengaturan debit aliran limbah cair, dan kran pengeluaran (drain) sisa proses pada dasar tangki. Berdasarkan kasus yang mungkin terjadi pada bak elektrokoagulasi, maka pada reaktor pengenapan direncanakan mampu membentuk endapan yang mengikat TSS diatas 85 % dalam bentuk endapan baru, kadar U terenapkan sekitar 70 % dan pH = 8,0.

2. Unit filtrasi

Unit filtrasi berfungsi untuk memisahkan fraksi beningan filtrat dan partikel padat (endapan) dari proses pengaturan pH. Unit filtrasi dibuat berbentuk kolom terbuka dari bahan plat stainless steel 316 yang dilengkapi dengan sistem vakum. Bagian partikel padat/ endapan dipisahkan dengan kertas saring teknis yang diletakkan pada bidang konis berpori. Berdasarkan kasus yang mungkin terjadi pada unit filtrasi, maka pada unit filtrasi direncanakan mampu menurunkan nilai kadar zat padat terlarut (TSS = Total Solute Solvent) sebesar 97,0 %, kadar U 66,60 % dan pH = 8,0.

b. Diagram Alir Kuantitatif

Diagram alir kuantitatif kontaminan (bahan pencemar) dapat dilihat dari gambar sebagai berikut :

Bagan 1. Diagram Alir Kuantitatif. c. Diagram Alir Kualitatif

Diagram alir kualitatif bahan pencemar dapat dilihat dari gambar sebagai berikut :

Bagan 2. Diagram Alir Kualitatif.

d. Neraca Bahan dan Perhitungan Neraca Bahan

Basis debit (Q) limbah : 1000 ml/ menit dan berat jenis limbah cair sebesar 1,039 g/cm3 1. Tangki pengenapan :

Tabel. 1. Neraca bahan pada tangki pengadukan pengaturan pH

2. Kolom filtrasi :

Tabel. 2. Neraca Bahan pada tangki filtrasi

Bahan Input Output Akumulasi (fraksi tertahan) Beningan filtrat H2O 447,525 22,377 425,148 TSS 50,75 49,227 1,522 U 0,15 0,099 0,051 pH 8,0 8,0 8,0 Total 498,445 g/menit 71,703 g/menit 426,721 g/menit

e. Perhitungan Dimensi Alat (6) ; Tangki reaktor pengenapan

Tangki reaktor pengenapan berfungsi untuk : - mengenapkan partikel kasar dalam bentuk

endapan hasil perubahan pH limbah

- sesuai dengan fungsinya, maka diambil H : D = 1 : 1

Kriteria perancangan :

a. Waktu tinggal (t) = 60 menit b. Densitas cairan = 1,039 g/cm3

c. Tangki berbentuk silinder dengan dasar konis

1. Perhitungan volume tangki : Flow rate limbah

(Fv) =

m

/

ρ

=100g/menit/1.039 g/cm3 =96,246 cm3/menit Volume tangki (Vt) = Fv. T = 96,246 cm3 / menit x 60 menit = 5774,76 cm3 No Bahan 1

(mg/jam) (mg/jam) 2 (mg/jam) 3 (mg/jam) 4 (mg/jam) 5 TSS 350 300 50 1,5 48,5 U 0,50 0,35 0,15 0,05 0,10 pH 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 Bahan Input Output Akumulasi (endapan) Beningan over flow H2O 688,50 240,975 447,525 TSS 350 299,25 50,75 U 0,50 0,35 0,15 pH 8,0 8,0 8,0

Total g/menit 1039 540,555 g/menit 498,445 g/menit

Reaktor Filtrasi 1 3 5 4 2 Reaktor pengenapan Filtrasi 28 28 28 1 1 1

(4)

Asumsi volume cairan= 80 % Volume cairan = Vt x 80 % = 5.774,76 cm3 / 0,8

= 7.218,45 cm3

= 7,2 liter

2. Perhitungan dimensi tangki

Diambil bentuk silinder dengan H : D = 1:1 V =

D

H

4

2

π

V =

D

3

4

π

D = (4V/

π

)3 = (4 x 7.218,45 cm3) /

π

) 1/3 = (28.873,8 cm3) /

π

) 1/3 Diameter tangki (D)= 20,95 cm .

Tinggi tangki (H) =Diameter tangki (D)

= 20,95 cm

Asumsi teknis tinggi tangki (H = 1,5 D)

= 31,42 cm

Tinggi tangki (H) diambil = 32,00 cm Koreksi teknis dalam bentuk konis diambil 10,0 cm

3. Perhitungan tebal tangki

Persamaan yang dipakai (Brownell & Young, 1959)

t =

p

E

f

r

p

i

6

,

0

.

.

dengan :

t = tebal dinding tangki minimum, in

p= tekanan, psi

E= efisiensi sambungan las

F= tekanan maksimum yang diijinkan,

psi

C = korosi yang diijinkan, (in)

Menghitung tekanan sistem :

P = (P

desain

+ P

hidrostatis

) – P

udara

P

desain

= 1 atm = P

udara luar

Menghitung tekanan hidrostatis P hidrostatis= p . L

= 1,04 g/cm3 x 32,00 cm = 33,28 g/cm2

= 33,28 g/cm2 / 70,301 psi/g.cm-2 = 0,4733 psi

Bahan konstruksi tangki dipilih plat stainless steel AISI - 316 (530400), dengan f = 34,955 psi

E = 0,8 (double welded joint) Maka : t=

(

)

0,125 4733 , 0 . 6 , 0 8 , 0 . 955 , 34 6 , 9 7100 , 0 +x in = 0,124 in t = 0,3159 cm

Tebal plat tangki diambil = 0,30 cm

Gambar 1. Desain teknis tangki pengatur pH(ukuran dalam sentimeter)

4. Perhitungan asumsi dimensi tangki filtrasi

Tangki filtrasi diambil bentuk silinder terbuka dengan menggunakan filter jenis kertas saring teknis. Karena hanya melayani aliran over flow dari tangki pengenapan, ukuran kolom filtrasi dihitung atas dasar kecepatan penyaringan, maka dapat diambil kondisi kecepatan penyaringan dan aliran over flow maksimum sesuai kebutuhan sebagai berikut (BLACKADDER, DKK):

Kecepatan penyaringan = 10 – 25 gpm/ft2 Diambil = 20 gpm/ft2 Aliran over flow maks = 5,774 liter / jam = 1,525 gpm Sesuai dengan kondisi umpan awal ,dimana: Volume tangki

(Vt) = Fv. T

= 96,246 cm3 / menit x 60 menit Flow rate limbah (Fv) = 5.774,76 cm3 / jam = 5,774 liter / jam Tetapi Luas penampang (A)=1,525gpm/20 gpm/ft2 = 0,0762 ft2 = 70,808 cm2 Drain Over flow Plat SS-316-0,3 cm

(5)

Diambil bentuk silinder, maka :

Diameter (D)kolom filtrasi =

70

,

808

cm

2

= 8,414 cm Diameter (D) asumsi = 50 %

= 8,414 cm2 / 0,5

= 16,828 cm

Diameter (D) kolom filtrasi= 17,00 cm Tinggi kolom (H) filtrasi = 4 D

= 4 x 17,00 cm

= 68 cm

Tinggi kolom (H) Efektif = 80 % x 68 cm = 60 cm

Tebal plat kolom filtrasi minimum sama dengan tebal tangki pengenapan = 0,30 cm

Untuk menahan tekanan minus, cross handled (NORMAN N.Li.Si.D) pada kolom filtrasi, berupa plat silang yang dipasang pada kolom bagian dalam.

Gambar 2. Desain teknis kolom filtrasi (ukuran dalam sentimeter)

KESIMPULAN

Dari data perhitungan melalui asumsi karakteristik limbah, karakteristik proses dan kemampuan perangkat untuk setiap unit di atas, untuk debit aliran limbah sebesar 100,0 ml/ menit dapat diambil kesimpulan bahwa dimensi tangki pengenap berbentuk silinder dengan dasar konis dengan ukuran alat adalah diameter 20,0 cm; tinggi tangki 32,0 cm, dengan tinggi efektif 31,0 cm. Sedangkan dimensi kolom filtrasi berbentuk silinder dengan ukuran alat adalah diameter kolom 17, 0 cm; tinggi kolom 68,0 cm dengan tinggi kolom efektif 60,0 cm.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sugiharto, 1987, Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah, UI Press, Jakarta.

2. AUSTIN,G.T.,(1984), Shreve’s Chemical Process Industries, 5th Edition, McGrow Hill Book Company, New York.

3. SK DIRJEN BATAN No 11/Dj/1986 SK DIRJEN BATAN No 11/Dj/1986 Tentang Ketentuan Keselamatan untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif, Badan Tenaga Atom nasional, Jakarta, (1986).

4. ENDRO KISMOLO, DKK, Inovasi Teknik Preparasi Limbah Uranium Cair Fase Air Umpan Proses Evaporasi Menggunakan Evaporator .Prosiding SeminarNasional P3N, PTAPB – Batan, (2006).

5. RONODIRDJO, S, Diktat Kuliah Pengolahan Sampah Radioaktif, Bagian Teknik Nuklir Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, (1982).

6. NURIMANIWATHY, DKK, Pengolahan Awal Limbah Uranium Cair Fase Air Untuk Umpan Proses Evaporasi, Prosiding SeminarNasional P3N, pTAPB – BATAN, (2008.

7. BLACKADDER, DKK, “ A Hand Book Of Unit Operation”, Academic Press, London And New York, 1981.

8. NORMAN N.Li.Si.D, “Recent Development In Separation Science”, Vol I, New Jersey, CRT – Press, 1979.

TANYA JAWAB Suyanti

 Untuk menentukan jenis bahan untuk suatu reaktor harus diketahui sifat bahan yang direaksikan, dengan demikian dipilih laju korosi bahan tersebut dan jangka waktu / umur alat tersebut dikehendaki untuk berapa lama, baru bisa menentukan jenis bahan reaktor yang dibuat. Sementara bapak telah menentukan jenis bahan untuk reaktornya, bagaimana penjelasannya?

Endro Kismolo

 Pada kegiatan ini diambil kondisi bahan yang telah diaplikasikan pada unit pengolahan limbah radioaktif (SS.316) dalam menentukan jenis bahan yang digunakan, karena ini untuk melengkapi perangkat yang telah ada.

(6)

LAMPIRAN

Gambar 3. Desain teknis model perletakan perangkat preparator unit pengolahan kimia limbah radioaktif cair (ukuran alat menyesuaikan kapasitas yang ada).

80

68

Besi Siku 3/3

Multiplex 18 mm Dudukan motor pengaduk

Umpan masuk

Tangki pengatur pH

Gambar

Diagram alir kuantitatif kontaminan  (bahan pencemar) dapat dilihat dari gambar  sebagai berikut :
Gambar 1. Desain teknis tangki pengatur  pH(ukuran dalam sentimeter)
Gambar 3.  Desain teknis model  perletakan  perangkat  preparator  unit pengolahan kimia limbah radioaktif  cair (ukuran alat menyesuaikan kapasitas yang ada)

Referensi

Dokumen terkait

Pada waktu siklus II nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 72,63 dengan prosentase ketuntasan 84,21%, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan

SURYA KONSTRUKSINDO UTAMA sampai saat ini telah berhasil melaksanakan beberapa pekerjaan proyek pertambangan kontruksi, dan Jasa yang telah dipercayakan oleh para

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut; (1) karakteristik pekerjaan berpengaruh langsung positif terhadap kinerja, (2)

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari kuesioner FFQ (food frequency questionnaire) makanan dan minuman beresiko yaitu makan pedas, makanan asam dan

Proses konsinyasi ganti kerugian yang dilakukan oleh pihak pemerintah kepada pihak yang berhak atas pengadaan tanah dalam proyek pembangunan rel kereta api

Proporsi tepung beras merah yang lebih tinggi menyebabkan kadar amilosa dalam adonan kerupuk menjadi lebih tinggi seperti yang dapat dilihat pada Tabel

Graf 26: Delo opravljam manj kakovostno kot bi ga lahko Od dvajsetih anketiranih jih je ve kot polovica, 55% odgovorila, da delo ob asno opravljajo manj kakovostno kot bi ga lahko,

Pada temperatur yang sama, penambahan konsentrasi partikel nano mampu meningkatkan nilai konduktivitas termal fluida nano sekitar 2% - 5% untuk setiap kenaikan fraksi