STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
i
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA
MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh
PUNDI LARASINTA AYU WULANDARI 1112022
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
STIKES JENDRAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta 2015” Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis sampaikan terima kasih kepada :
1. Kuswantoro Hardjo,dr.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma M.Keb selaku Ketua Prodi Kebidanan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
3. Ika Fitria Ayuningtyas, S.SiT., selaku pembimbing utama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan dorongan. 4. Sri Arini, S.KM M.Kes., selaku penguji Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukan serta saran terhadap Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kepala Sekolah SMA MUHAMMADIYAH 7 Yogyakarta beserta staf, yang telah memberikan bantuan dalam penyediaan data yang diperlukan.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Agustus 2015
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii PERNYATAAN ... iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... viDAFTAR LAMPIRAN ... vii
INTISARI ... viii ABSTRACT ... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teori ... 8
B.Kerangka Teori... 27
C.Kerangka Konsep ... 28
D.Pertanyaan Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 29
C. Subyek Penelitian ... 29
D.Variabel Penelitian ... 30
E. Definisi Operasional ... 30
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 31
G. Uji Validitas dan Realibitas ... 33
H.Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 36
I.Etika Penelitian... 37
J. Jalannya Penelitian ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 40
B. Pembahasan ... 42
C. Keterbatasan ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Definisi Operasional………. Kisi-kisi kuesioner……… Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI )……….. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian, tujuan, manfaat dan cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)………31 32 41
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Surat izin studi pendahuluan KANTOR Gubernur DIY Lampiran 3 Surat Tembusan
Lampiran 4 Surat izin studi pendahuluan Pimpinan Muhammadiyah
Lampiran 5 Surat izin studi pendahuluan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Lampiran 6 Surat balasan
Lampiran 7 Informed Consent
Lampiran 8 Kuesioner
Lampiran 9 Surat izin penelitian Kantor Gubernur DIY Lampiran 10 Surat Tembusan
Lampiran 11 Surat izin penelitian Pimpinan Muhammadiyah
Lampiran 12 Surat izin penelitian SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Lampiran 13 Hasil analisis data penelitian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA
Pundi Larasinta Ayu Wulandari1, Ika Fitria Ayuningtyas2
INTISARI
Latar Belakang: Prevalensi kanker payudara di DIY sebanyak 9,6 per 1.000 penduduk,
dengan tingkat gangguan kesehatan payudara pada wanita usia 15-20 tahun terbanyak di Kota Yogyakarta sebanyak 3,4 %. Di Indonesia terdapat 50 % penderita datang ke tempat pengobatan dalam kondisi stadium lanjut, sedangkan mendeksi kanker payudara sangat mudah dan dapat dilakukan sendiri dirumah yaitu dengan melakukan SADARI. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan April 2015 di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta didapatkan bahwa salah satu siswinya pernah ada yang terkena tumor jinak.
Tujuan: Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI).
Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan
deskriptif. Jumlah subyek penelitian pada penelitian ini yaitu 75 responden. Analisis data yang digunakan yaitu analisi univariat
Hasil: Mayoritas tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dalam kategori cukup yaitu sebanyak 59 responden (65,3%), tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian (SADARI) mayoritas dalam kategori cukup yaitu sebanyak 48 responden (64,0%), tentang tujuan (SADARI) mayoritas dalam kategori baik yaitu sebanyak 53 responden (70,7%), tentang manfaat SADARI yaitu sebanyak 56 responden (74,7%) dan tentang cara melakukan SADARI mayoritas dalam kategori cukup yaitu sebanyak 28 responden (37,3%)
Kesimpulan: Mayoritas tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) dalam kategori cukup yaitu sebanyak 59 responden (65,3%).
Kata kunci: Pengetahuan, Pemeriksaan SADARI.
1
Mahasiswa Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
KNOWLEDGE LEVEL OF FEMALE TEENAGERS ABOUT BREAST SELF-EXAMINATION (BSE) AT SENIOR HIGH SCHOOL OF
MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA
Pundi Larasinta Ayu Wulandari1, Ika Fitria Ayuningtyas2 ABSTRACT
Background: Prevalence of breast cancer in DIY as many 9,6 per 1.000 people, with the level of breast health problemsin women age 15-20 years most in Yogyakarta city as much 3,4 %. In Indonesia there were 50 % patients came to medical place in advanced stage condition, while detected the breast cancer is very easy and can be done ourselves at home by do BSE. Preliminary study result which done in April 2015 at Senior High School of Muhammadiyah 7 Yogyakarta found that one of its students had ever affected by a benign tumor or fam.
Objective: To know the description of knowledge level of female teenagers about Breast Self-Examination (BSE)
Method: This research is kind of observational with descriptive design. Did in Senior High School of Muhammadiyah 7 Yogyakarta on July, 8-10th2015. Sample taken by total sampling with number as many 75 samples. Data analysis by univariat analysis. Result: Most of knowledge level of female teenagers about Breast Self-Examination (BSE) in enough category as many 59 respondents (65,3%), knowledge level of female teenagers about the definition (BSE) most in enough category as many 48 respondents (64,0%), about purpose (BSE) most in good category as many 53 respondents (70,7%), about the benefit of BSE as many 56 respondents (74,7%) and about how to do BSE most in enough category as many 28 respondents (37,3%) Conclusion: Most of knowledge level of female teenagers about Breast Self-Examination (BSE) in enough category as many 59 respondents (65,3%).
Keywords: Knowledge, Breast Self-Examination (BSE).
1
Student of Midwifery (D-3) of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangKanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol lantaran perubahan abnormal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan perubahan sel. Secara normal sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih baik. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan fungsi payudara. Pada kasus kanker payudara, gen yang bertanggung jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi, Kondisi itulah yang disebut kanker payudara (Dewi, 2009).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Republik Indonesia tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit kanker payudara menurut diagnosis dokter/gejala di Provinsi DIY sebanyak 4,1%, Jawa Tengah sebanyak 2,1%, dan Bali sebanyak 2,0%, sedangkan prevalensi terendah terdapat di Provinsi Gorontalo sebanyak 0,2%, disusul oleh Nusa Tenggara Barat, dan Papua Barat sebanyak 0,6% (KemenKes RI, 2014).
Program pemerintah dalam upaya pengendalian penyakit kanker dilakukan pada semua jenis kanker, tetapi saat ini masih diprioritaskan pada dua kanker tertinggi di Indonesia yaitu kanker leher rahim dan kanker payudara. Kegiatan yang dilakukan meliputi pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer dilakukan melalui pengendalian faktor risiko dan peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi. Pencegahan sekunder dilakukan melalui deteksi dini dan tatalaksana yang dilakukan di Puskesmas dan rujukan ke rumah sakit. Salah satu upaya deteksi dini kanker payudara menggunakan adalah metode Clinical Breast
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
Examiniation(CBE). Pencegahan tersier dilakukan melalui perawatan paliatif dan rehabilitatif di unit-unit pelayanan kesehatan yang menangani kanker dan pembentukan kelompok survivor kanker di masyarakat (KemenKes RI, 2014)
Di Indonesia terdapat 50% penderita datang ke tempat pengobatan dalam kondisi stadium lanjut, sedangkan mendeteksi kanker payudara sangat mudah dan bisa dilakukan sendiri dirumah. Semakin sering memeriksa payudara akan semakin mengenalnya dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak beres. Selama ini deteksi dini yang dianjurkan adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI dianjurkan pada wanita, terutama pada wanita dengan usia mulai dari 20 tahun. Karena wanita dengan usia subur 20-45 tahun sangat berisiko terkena penyakit kanker payudara, sehingga wanita harus selalu melakukan deteksi dini payudara secara rutin memeriksa payudaranya sebagai upaya awal pencegahan penyakit kanker payudara. SADARI merupakan cara yang paling mudah dan sederhana yang dapat dilakukan sendiri di rumah dan dilakukan setiap bulan setelah selesai masa menstruasi. Jadi para wanita akan tahu apabila terjadi perubahan pada payudaranya (Purwoastuti, 2008).
Prevalensi tumor dan kanker payudara tertinggi dilaporkan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu 9,6 per 1.000 penduduk dan terendah di Provinsi Maluku, yaitu 1,5 per 1.000 penduduk. Prevalensi tumor dan kanker pada umumnya lebih tinggi pada wanita, sebesar 5,7 per 1.000 penduduk dibandingkan dengan pada pria, yaitu sebesar 2,9 per 1.000 penduduk (Depkes, 2012). Data dinas Kesehatan DIY (2013), tingkat gangguan kesehatan payudara pada wanita usia 15 – 20 tahun di Kota Yogyakarta sebanyak 3,4%, Gunungkidul sebanyak
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
2,3 %, Sleman sebanyak 2,1% , Bantul sebanyak 1,3%, dan Kulon Progo sebanyak 0,7%.
Penelitian population-based menunjukan di DIY ASR (age standardized
incidence rate) di Kabupaten Bantul sebesar 13,97, sedangkan di Kotamadya Yogyakarta 24,55. Data dari penelitian yang sama tahun 2008 mendapatkan ASR kanker payudara di DIY sebesar 6,19 dan ini merupakan urutan kedua setelah kanker leher rahim sebesar 7,69. Pada penelitian pathological-based di Bagian Patologi FK UGM tahun 2009, terdapat kenaikan frekuensi relatif kanker payudara menjadi 24,58%, diikuti kanker leher rahim sebesar 17,28% (Aryandono, 2010)
Data tersebut menunjukkan Kota Yogyakarta merupakan kotamadya di Propinsi DIY yang paling tinggi tingkat gangguan kesehatan payudara. Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, pada tanggal 10 April 2015 diperoleh hasil bahwa jumlah siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta sebanyak 75 siswa putri. Hasil wawancara yang dilakukan meliputi pengertian, tujuan, manfaat, dan tata cara melakukan SADARI terhadap 10 siswi didapat, 6 siswi belum mengetahui tentang SADARI, 2 siswi tahu tentang SADARI, sedangkan 2 siswi paham dengan SADARI, selain itu peneliti mewawancarai Kepala Sekolah SMA 7 Muhammadiyah dan didapatkan bahwa salah satu siswinya pernah ada yang terkena tumor jinak atau fam.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta 2015
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan dapat dibuat suatu rumusan masalah “Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
b. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. c. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang manfaat
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
d. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri tentang tahap pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teori
Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan dan kepustakaan dalam ilmu pengetahuan dan ilmu kebidanan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi pihak SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, maupun pihak Bimbingan Konseling (BK) sehingga dapat memberikan informasi kepada siswi-siswinya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan deteksi dini kanker payudara dengan metode pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
b. Bagi STIKES A Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pustaka. c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6 E. Keaslian Penelitian Table 1.1 Keasilian Penelitian Nama dan tahun Judul Metode dan tekniksampel Hasil Perbedaan dan persamaan 1. Handayani (2006) Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Remaja putri Terhadap Pengetahuan Tentang SADARI Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara
Jenis penelitian ini adalah
deskriptif-analitikdengan pendekatan cross
sectionaldan sampelnya adalah wanita usia subur
Hasil penelitian tersebut adalah ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan WUS, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan sesorang semakin luas pengetahuannya tentang SADARI Perbedaan antara keaslian penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada jenis, metode, variabel, subyek penelitian dan waktu penelitian 2. Yuniartha (2009) Perbedaan efektifitas antara penggunaan media lagu dengan tanpa lagu pada penyuluhan SADARI di Dusun wilayah Purbowinangun Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan desain
pretesdan postest yang tidak equivalent Hasil analisis menunjukan bahwa nilai pengetahuan dan sikap kelompok penyuluhan dengan media lagu lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok penyuluhan tanpa lagu Perbedaan antara keaslian penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada variabel, subyek penelitian dan waktu penelitian 3. Untari (2006) tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) pada Ibu-ibu peserta
pengajian Khairun-Nisa di Taman Sari
Jenis penelitian tersebut menggunakan deskriptif-kuantitatifdengan pendekatan cross sectionaldan sampelnya ibu-ibu Hasil yang didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang Perbedaan antara keaslian penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada jenis, metode, variabel, subyek penelitian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
Sragen peserta pengajian
Khairun-Nisa SADARI dengan perilaku SADARI dan waktu penelitian 4. Setyaningsih , 2007 Hubungan antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Jenis penelitian deskriptif kuantitatifdengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian mahasiswi semester VI dan VII yang berusia > 20 tahun Analisis uji data chi square
Hasil dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI pada Mahasiswi Persamaan dengan penelitian diatas adalah variabel penelitian tentang SADARI, sedangkan perbedaannya adalah jenis penelitian dan sampel penelitiannya
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta berdiri sejak tahun 1989, terletak di jalan Kapten Piere Tendean No 41 Yogyakarta. SMA Muhammdiyah 7 Yogyakarta memiliki murid sebanyak 423 dengan rincian masing-masing jumlah siswa sebanyak 211 dan siswi sebanyak 212, meliputi 14 kelas, yaitu kelas X sebanyak 4 kelas, kelas XI sebanyak 6 kelas, dan kelas XII sebanyak 4 kelas. Dengan jumlah siswi kelas XI sebanyak 75 siswi. Fasilitas pendukung yang dimiliki oleh SMA Muhammdiyah 7 Yogyakarta adalah sebagai berikut: lab computer, lab kimia, lab fisika, lab biologi, lab bahasa, ruang multimedia, perpustakaan, asrama putra dan putri serta poliklinik gigi.
Ruangan yang ada di SMA Muhammdiyah 7 Yogyakarta diantaranya: ruangan kepala sekolah, ruang guru, ruang BP, ruang TU, koperasi, kantin, mushola, lapangan olahraga, lobi, ruang gudang, tempat parkir guru dan siswa. Lokasi SMA Muhammdiyah 7 Yogyakarta ini cukup dekat dengan sumber informasi seperti internet. Pengetahuan tentang SADARI belum diperoleh dari pelajaran bimbingan konseling maupun BK ataupun pendidikan jasmani dan kesehatan atau PENJAKES dan pelajaran biologi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
2. Analisis Univariat
a. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
Pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) frekuensi Prosentase (%) Baik Cukup Kurang 18 49 8 24,0 65,3 10,7 Jumlah 75 100
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
b. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Cara melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Cara Melakukan Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta No Pengetahuan tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) frekuensi Prosentase (%) 1. Pengertian SADARI Baik Cukup Kurang 15 48 12 20,0 64,0 16,0 Jumlah 75 100 2. Tujuan SADARI Baik Cukup 53 22 70,7 29,3 Jumlah 75 100 3. Manfaat SADARI Baik Cukup 56 22 74,7 25,3 Jumlah 75 100
4. Cara melakukan SADARI Baik Cukup Kurang 26 28 21 34,7 37,3 28,0 Jumlah 75 100
Sumber: Data Primer tahun 2015
B. PEMBAHASAN
1. Tingkat Pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri
Hasil penelitian yang telah di lakukan di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam kategori cukup yaitu sebanyak 49 responden (65,3%). Hal ini serupa dengan penelitian yang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
dilakukan oleh Hanifa (2011) dengan judul tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang SADARI di SMA Negeri Turi Sleman dengan hasil sebagian besar tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum memiliki pengetahuan yang baik berkaitan dengan pengetahuan remaja tentang SADARI. Namun siswi mampu mengetahui tentang pengertian, tujuan, manfaat, cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), yang ditunjukkan dengan kemampuan responden menjawab 60-75% jawaban benar.
2. Tingkat Pengetahuan remaja putri tentang pengertian pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Tingkat Pengetahuan remaja putri tentang pengertian pemeriksaan payudara sendiri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dengan kategori cukup yaitu sebanyak 48 responden (64,0%). Hal ini menunjukkan bahwa siswi belum memiliki pengetahuan yang baik berkaitan dengan pengertian remaja tentang SADARI, kurangnya informasi yang diperoleh dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan. Termasuk kemampuan mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah didapatkan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan jumlah soal 3 pertanyaan, sebagian besar siswi hanya dapat menjawab benar 2 pertanyaan, selain itu kurangnya informasi yang diperoleh dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan.
3. Tingkat Pengetahuan remaja putri tentang tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
Tingkat Pengetahuan remaja putri tentang tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dengan kategori baik yaitu sebanyak sebanyak 53 responden (70,7%). Pengetahuan yang baik tentang tujuan pemeriksaan payudara sendiri dapat ditunjukkan dengan sebagian besar siswi dapat menjawab pertanyaan dengan benar dari jumlah 2 pertanyaan. Selain itu remaja sudah mendapatkan informasi yang mendalam tentang tujuan SADARI dan remaja putri menganggap SADARI itu penting dilakukan oleh remaja dan siswi. Menurut Dyayadi (2009) tindakan SADARI sangat penting karena hampir 85% benjolan payudara dapat ditemukan oleh penderita sendiri, sehingga merupakan hal yang penting bagi remaja untuk mengetahui tentang SADARI sedini mungkin. Semakin sering memeriksa payudara sendiri akan semakin mudah untuk menemukan sesuatu yang tidak normal pada payudara.
4. Tingkat Pengetahuan remaja putri tentang manfaat pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Tingkat Pengetahuan remaja putri tentang manfaat pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dengan kategori baik yaitu sebanyak sebanyak 56 responden (74,7%). Hal ini dapat ditunjukkan dengan sebagian besar siswi dapat menjawab pertanyaan dengan benar dari jumlah 2 pertanyaan, dalam hal ini siswi telah menyadari akan pentingnya manfaat SADARI. Manfaat SADARI adalah dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
5. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dengan kategori cukup yaitu sebanyak 26 responden (34,7%). Dalam hal ini pengetahuan remaja putri tentang cara melakukan pemeriksaan SADARI belum dalam kategori baik, walaupun jumlah soal terdiri dari 17 soal. Seharusnya pengetahuan remaja putri menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi sebagai respon terhadap suatu kasus. Namun bukan berarti keingintahuan merupakan faktor yang sangat berparuh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, masih terdapat beberapa faktor lain yang dapat berpengaruh seperti: usia, intelegensi, informasi, sosial budaya, lingkungan, pendidikan serta pengalaman.
C. KETERBATASAN
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja dan faktor-faktor yang mempengaruhi yang tidak diteliti. Penelitian ini akan berbeda jika faktor yang mempengaruhi berbeda.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan kategori cukup yaitu sebanyak 65,3%.
2. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan kategori cukup yaitu sebanyak 64,0%.
3. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan kategori baik yaitu sebanyak 70,7%.
4. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang manfaat pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan kategori baik yaitu sebanyak 74,7%.
5. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan kategori cukup yaitu sebanyak 37,3%.
B. Saran
1. Bagi Sekolah SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
Bagi pihak sekolah maupun bimbingan konseling (BK) diharapkan dapat lebih melakukan sosialisasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
dengan bekerjasama dengan petugas kesehatan terdekat misalnya dengan mengadakan penyuluhan.
2. Bagi Stikes A.Yani
Penelitian ini hendaknya digunakan untuk menambah wawasan pembaca perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta serta referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut dengan memperbaiki dan menambahkan kekurangan dalam penelitian ini.
4. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat lebih meningkatkan kembali wawasan terutama mengenai pemeriksaan payudara sendiri.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta. Rineka Cipta Alimul, Aziz. 2002. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :
Salemba Medika,
Crum, C.P., Lester, S.C., Cotran, R.S., 2007. Sistem Genitalia Perempuan dan
Payudara. In: Hartanto, H., et al., ed. Buku Ajar Patologi (vol. 2), 7th ed. Jakarta: EGC.
Depkes RI, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. http://www.depkes.go.id Diananda, Rama, 2009. Kanker Payudara. Dalam: Mengenal Seluk-Beluk Kanker.
Edisi Baru. Jogjakarta: Kata Hati
Eny, Kusmiran. 2012. Remaja dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Mahfoedz, I. 2009. “Metodologi Penelitian bidang Kesehatan, keperawatan dan
Kebidanan”. Yogyakarta : Fitramaya
Manuaba, IBG, Chandranita Manuaba, Fajar Manuaba. 2008. Pengantar kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Mutia, 2008. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta : Andi Nina Siti. 2013. Kanker Payudara dan PMS Pada Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Notoatmodjo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta ___________.2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta ___________.2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Nuranna, 2011. Deteksi Dini Kanker Edisi Ke III. FKUI, Jakarta.
Price., Wilson L.M., 2006. Bab 8 Gangguan Pertumbuhan, Proliferasi, dan
Diferensiasi Sel. In:. Price et al., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Ed 6. Jakarta: EGC
Purwoto, G. & Nuranna, L., 2002. Metode Skrining Alternatif pada Kanker
Serviks. In: Ramli, H.M., et al, eds. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Ramaiah, Savitri. 2003. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta : Pustaka Populer Obor
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Rasjidi, I., Irwanto, Y., Sulistyanto, H., 2008. Modalitas Deteksi Dini Kanker
Serviks. In: Rasjidi, I., ed. Manual Prakanker Serviks. Jakarta: Sagung Seto,
Riwidikdo. 2007. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Bina Pustaka.
Romauli, S. dan Vindari, A. 2011. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medik.
Siswono, 2002. Kanker Payudara Bisa Dideteksi Sendiri. Diperoleh dari: http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1010552074,2 9807. [Diakses pada tanggal 12 Februari 2012]
Soepardiman, H.M., 2002. Tes Pap dan Interpretasi. In: Ramli, H.M., et al, eds. Deteksi Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, Manuaba, I.B.G., 2005. Pemeriksaan Pap Smear. In: Rusmi & Sari, L., eds. Dasar-Dasar Teknik Operasi Ginekologi. Jakarta: EGC