• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAYEMBARA MASJID AGUNG PEMALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAYEMBARA MASJID AGUNG PEMALANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

[Pick the date]

SAYEMBARA

MASJID AGUNG

PEMALANG

Penyelenggara :

Pemerintah Kabupaten Pemalang

DINAS PEKERJAAN UMUM

(2)

KAK Sayembara Desain Masjid Agung Pemalang | 1 TESTIMONI JURI TENTANG MASJID

1.

Satrio Nugroho, Ir., MSi., IAI., GP Ketua Ikatan Arsitek Indonesia( IAI ) Daerah JATENG. Sebagai seorang ketua IAI Jawa Tengah sangat mengapresiasi Sayembara Masjid Agung Pemalang yang kedepan menjadi Ikon Kota Pemalang.

Kegiatan ini akan mendorong para desainer bangunan di seluruh Indonesia untuk menyumbangkan hasil karya terbaiknya yang akan menjadi kebanggaan bagi pribadinya bahkan masyarakat Pemalang maupun dunia Arsitektur di Indonesia. Secara pribadi berharap pemenang sayembara akan menjadi bagian dari karya arsitektur Indonesia yang membanggakan.

2.

Titien Woro Murtini, Ir., MSA., DR. Ketua Program Magister Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

A. Konsep Dasar

Masjid merupakan tempat beribadah bagi umat Islam, desain masjid diarahkan sesuai dengan arsitektur Islami, yaitu arsitektur yang memiliki sifat-sifat Islam, sejalan dengan konsepsi Islam yang tertera dalam Al Quran dan Al Hadits. Konsep Islam pada bangunan masjid antara lain Ijtihad, Taqlid, Anti Mubazir, dan Rasional. Masjid sebagai suatu bangunan tidak dapat dilepaskan dari konsep penyebaran Agama Islam. Desain masjid hendaknya tidak terlepas dari aspek ini serta aspek iklim dan aspek lokal dimana masjid itu berada sehingga masjid sebagai tempat ibadah memiliki kenyamanan thermal, adaptif terhadap lingkungan, sehingga dapat mewadahi aktivitas di dalamnya secara optimal.

B. Ruang dan Sirkulasi

1. Ruang pada masjid mencakup serambi, serambi yang dalam merupakan salah satu hal yang menunjukkan bahwa bangunan masjid tanggap terhadap iklim tropis.

2. Terdapat zoning yang jelas antara zoning batas suci dan zoning untuk berwudhu, dengan jalur yang terpisah menuju sesuai tempat untuk perempuan dan laki-laki.

3. Akesibilitas dan ruang sirkulasi dilengkapi dengan penanda yang jelas, serta memperhatikan kenyamanan, keamanan, serta keselamatan bagi semua penggunanya, termasuk untuk difabel. 4. Memperhatikan prinsip universal design pada saat mendesain ruang dalam dan ruang luar

bangunan masjid.

5. Memperhatikan penataan tidak hanya ruang dalam bangunan, tetapi juga ruang luar bangunan, termasuk untuk sirkulasi dan parkir kendaraan bagi yang akan melakukan ibadah di masjid. C. Penampilan Bangunan

1. Masjid memiliki karakteristik Arsitektur Islam

2. Masjid didesain sesuai kaidah arsitektur islam, dapat berupa perpaduan desain modern dan desain lokal sesuai dengan iklim dan lingkungan sekitar

3. Anti mubazir dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak berlebihan, sehingga elemen estetis tidak harus mahal atau memakai ornamen berlebihan, tetapi efisien dan optimal

4. Tidak menggunakan simbol-simbol yang tidak sesuai dengan kaidah Islam

5. Masjid didesain dengan pertimbangan prinsip desain yang sustainable karena masjid tidak hanya dipakai untuk masa sekarang, tetapi hingga masa yang akan datang

D. Tata Masa dan Lansekap

1. Penataan masa bangunan dan lansekap yang memungkinkan terdapat ruang terbuka yang dapat menampung apabila suatu ketika jumlah jamaah melebihi kapasitas masjid.

2. Adanya ruang terbuka memungkinkan dilakukan berbagai kegiatan di luar ruangan yang menunjang aktivitas inti di masjid

3. Dengan adanya elemen lansekap dan vegetasi memungkinkan kualitas iklim mikro di sekitar bangunan masjid dapat terjaga, adaptif dengan kondisi masjid yang terletak di wilayah tropis, serta dapat turut menambah kenyamanan bagi jamaah yang melakukan aktivitas di dalam masjid

E. Konteks terhadap Lingkungan Sekitar

Penataan masa dan elemen-elemen bangunan yang menyatu terhadap lingkungan sekitar, sehingga terdapat integrasi yang baik serta karakter yang kuat pada bangunan masjid ini.

3.

Ahmad Sarwadi, Ir., M.Eng., Dr.Eng. (Ketua Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM)

A. Konsep dasar:

Desain masjid diarahkan untuk mendukung terciptanya Masjid Yang Makmur. Makmur diartikan sebagai Masjid yang penuh aktifitas ibadah baik ibadah langsung kepada Allah yaitu sholat maupun aktifitas ibadah dalam arti luas yang dapat dikerjakan di masjid seperti belajar (pengajian), diskusi, membaca buku dan sebagainya. Oleh karena itu desain harus memenuhi tata ruang dan reka bentuk yang mewadahi dan mendukung terjadinya masjid yang makmur.

Komponen dan kriteria dalam desain masjid mencakup tetapi tidak membatasi hal-hal sebagai berikut:

(3)

KAK Sayembara Desain Masjid Agung Pemalang | 2 B. Ruang dan Sirkulasi

1) Ruang-ruang masjid meliputi tetapi tidak membatasi terdiri dari ruang mihrab, ruang ibadah utama, ruang ibadah untuk wanita, ruang serambi masjid, ruang takmir masjid, tempat wudlu, km/wc, tempat cuci tangan, perpustakaan kecil, rak sepatu dan sandal, dan gudang,

2) Ruang-ruang di masjid ditata secara optimal untuk mendukung aktifitas masjid baik untuk laki-laki maupun perempuan,

3) Area yang suci dan non suci harus mudah dikenali dalam penataannya,

4) Masjid harus menyediakan akses dan kemungkinan pergerakan yang baik dan nyaman dengan memperhatikan aspek keamanan, keselamatan dan respon untuk menyelamatkan diri ketika terjadi bencana (contoh: gempa dan kebakaran)

5) Masjid harus menyediakan area untuk parkir mobil, sepeda motor dan parkir sepeda,

6) Akses dari lingkungan sekitar terhadap masjid tidak tunggal dan memudahkan jamaah masjid untuk bergerak dari berbagai sisi,

7) Penyediaan fasilitas pelayanan dalam masjid seperti tangga, jalan setapak, km/wc harus menerapkan prinsip desain universal.

C. Penampilan Bangunan

1) Masjid mempunyai karaktersitik yang mencerminkan fungsi masjid dan karakter arsitektur lokal. Minaret dapat menjadi salah satu pemberi ciri dari masjid tetapi tidak harus menggunakannya,

2) Masjid di desain sebagai landmark kota sehingga mudah untuk dikenali, 3) Masjid merupakan paduan dari citra modern dan tradisional /ciri lokal

4) Ornament masjid tidak diperkenankan menggunakan komponen/ elemen yang bertentangan dengan ajaran Islam,

5) Penyediaan fasilitas utilitas bangunan (electrical, mechanical, plumbing, mitigasi dan penanggulamngan kebakaran) harus terintegrasi dengan desain keseluruhan sehingga tidak merusak penampilan bangunan,

6) Desain masjid harus mempertimbangkan kemudahan pemeliharaan dan perbaikan,

7) Desain bangunan harus menggunakan prinsip-prinsip bangunan yang hemat energi dan mengoptimalkan penggunaan penghawaan dan pencahayaan alami.

D. Tata Masa dan Lanskap

1) Tata masa bangunan memungkin penggunaan ruang terbuka sebagai perluasan ruang ibadah ketika jumlah jamaah masjid melampaui kapasitas ruang masjid,

2) Ruang terbuka juga direka untuk dapat kegiatan-kegiatan di luar ruang, misal diskusi di alam, 3) Masjid harus memliki ruang terbuka hijau untuk mendukung konservasi air tanah dan vegetasi

sebagai teduhan alami untuk medukung terciptanya iklim mikro yang nyaman. E. Konteks terhadap lingkungan sekitar

1) View terhadap masjid dari jalan dan lingkungan sekitar diupayakan maksimal,

2) Posisi/tata masa masjid terhadap lingkungan sekitar termasuk bangunan sekitar ditata secara harmonis baik dari segi estetika, fungsi dan aliran udara.

4.

KH. Abdullah Mazduqi. Drs. Ketua Komisi Fatwa MUI Kab. Pemalang.

Masjid merupakan suatu lembaga yang spesifik sifatnya diantara banyak lembaga dalam Islam. Kecendrungan masyarakat Islam kepada lembaga ini melebihi lembaga-lembaga lainnya, misalnya dalam hal mengatur, mengontrol dan mendorong aktivitas umat Islam dalam kelompok masyarakat, terlebih yang berada disekitar Masjid, baik aktivitas yang merupakan perwujudan dalam kewajiban yang diperintahkan Allah SWT dan Rassul SAW, maupun aktivitas kemasyarakatan. Jelasnya, masjid merupakan lembaga yang menjaga keseimbangan perkembangan social antara keutamaan ibadah dan konsep-konsep sebagai wacana dalam pelaksanaan urusan muamalah, bukan praktik muamalah seperti mengadakan transaksi dan lain sebagainnya.

Konsep dasar masjid sesunggugnya, sebagaimana konsep Rassul SAW ketika masjid pertama didirikan tidaklah terbatas pada pengertian tempat ibadah saja, atau suatu lokasi khusus untuk menyelenggarakan bentuk-bentuk situs keagamaan yang hanya bergaris vertical, tetapi juga memberi kesempatan bagi pengembangan hubungan yang menyentuh garis horizontal yang bertumpu dari masjid.

Fisik masjid sangat penting dalam usaha pembinaan. Dalam pengembangan masjid baru, rehab ataupun pemugaran, hal tersebut merupakan masalah inti. Tapi panitia atau pengurus masjid harus mengetahui kebutuhan minimal lokasi, ruang dan peralatan masjid. Baik dari peribadatan ( untuk menciptakan suasana tenang), kesucian, kebersihan, kesehatan, keindahan, maupun arsitekturalnya adalah keliru jika masjid dianggap memadahi, jika sudah tersedia “ ruang sembahnyang” semata. Karena, memang secara harfiah masjid berarti tempat sujud ( solat). Oleh karena itu, dimanapun dibumi ini adalah masjid. Fisik masjid sebenarnya harus juga menggambarkan karakteristik masyarakat dan citra ajaran Islam itu sendiri. Dengan demikian, disamping ruang solat utama, diperlukan juga ruang solat samping dan balkon, ruang penunjang seperti kantor, perpustakaan, gudang, tempat wudlu, toilet, runag-ruang elektris dan mekanis, serta fasilitas penunjang seperti tempat parkir, taman dan halaman serba

(4)

KAK Sayembara Desain Masjid Agung Pemalang | 3 guna.Paling sederhana,kecuali tempat shalat,setidaknya tersedia ruang mihrab,tempat wudhu,toilet,dan tempat parkir. Jika demikian,suatu “fisik masjid “ maka diperlukan pengetahuan minimal mengenai prasyaratan bagi pembangunan,rehab maupun pemugaran suatu masjid.

Ringkasanyas untuk pembangunan Masjid Agung yang harus diperhatikan adanya: 1. Mihrab dengan garis panduan yang mengarah ke kiblat.

2. Ruang utama untuk sholat jama’ah yang menciptakan suasana tenang dengan lantai yang luas dan udara yang sejuk.

3. Ruang shalat samping atau balkon untuk jama’ah wanita dan para musafir. 4. Ruang majlis ta’lim.

5. Sarana thaharah (bersuci) yang untuk menjaga kesucian dan udara yang baik sedap, dengan kolam dan kran, serta air andongan yang mengalir, khususnya di muka toilet.

6. Ruang penunjang seperti kantor, perpustakaan, ruang siaran, gudang, ruang elektris dan mekanik, serta fasilitas penunjang lain seperti tempat parkir, taman, penitipan sandal/sepatu dan halaman serbaguna.

7. Karena fanatik mayoritas umat islam Indonesia terhadap bangunan masjid model timur tengah, maka masjid di bangun berkubah dan bermenara.

5.

Ujianto Mugo Raharjo, SH Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Pemalang

Terlepas dari Fungsi Masjid sebagai tempat Peribadatan dan fungsi kegiatan keagamaan khususnya umat Islam, Masjid Agung Pemalang diharapkan mampu menjadi “IKON”(simbolik Artistik) Pemalang dengan ciri khas, sehingga dapat menjadi tetenger atau perkuatan branding pemalang. Secara keseluruhan Masjid Agung Pemalang Merupakan kompilasi multi aspek dalam bentuk ORNAMEN yang akan menunjang terselenggaranya, peribadatan sebagai peningkatan ketaqwaan dan keimanan kepada yang Khaliq Azza wa Jalla, Edukasi Mental Spiritual demi pembentukan karakter Masyarakat Pemalang, Kenyamanan, Kebersihan dan Keindahan yang akan membangkitkan “Ghirah”/penyemangat.

Ornamen dimaksud adalah disamping bangunan utama masjid, disertakan pula ruang tambahan ( perpustakaan, kantin, ruang control sound system manakala ada siaran langsung peringatan hari besar islam, gudang, rumah/pavilion penjaga masjid, tempat penitipan barang, kolam penampungan air sebagai unsur amdal, ruang mengaji anak tanpa mengganggu kegiatan ibadah dalam masjid). Sehubungan dengan hal tersebut maka sebaiknya Masjid Agung pemalang yang akan kita lombakan desainnya, beberapa hal dibawah ini seyogyannya bisa terpenuhi. Diantannya:

1. Memiliki Unsur Estetika

a. Menyangkut keindahan arsitekturnya, dengan pewarnaan yang memikat tanpa meninggalkan karakter warna-warna Islam (hijau, kuning, biru, dll.)

b. Untuk menara dan papan nama masjid terletak pada titik yang representative yang dimaksudkan sebagai penguatan nilai artistic Masjid Pemalang dankemudahan pengenalan lokasi.

c. Pintu gerbang bernuansa Islami

d. Menara ( 4 buah) dengan bentuk kompilasi antara bentuk silindris dan kubustis. 2. Memiliki Unsur Tata Ruang yang Terintegrasi

Maksudnya tata letak antara satu ruang dengan ruang yang lain terhubung ( smart cyrcle).;Yang urut-urutannya: penitipan barang / tempat sandal sepatu, toilet, tempat wudlu, ruang utama, gudang, perpustakaan, tempat mengaji dan secretariat;

3. Menyangkut kenyamanan, dengan ruang terintegrasi ( antar ruang 0 tanpa mengabaikan mutu bangunan;

4. Memiliki sarana/ ruang edukasi untuk pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia melalui diskusi bagi Remaja Masjid;

5. Memiliki ruang sound system yang memadai guna penyiaran secara langsung apabila ada kegiatan peringatan hari besar Islam;

6. Panjang dan lebar disesuaikan kondisi tanah saat ini. Dan diharapkan mampu menampung jamaah sebanyak 3.000 orang;

7. Tinggi total masjid : 35 m ( dari permukaantanaj sampai titik atas kubah); 8. Untuk ukuranbagian masjid, antara lain:

a. Berada pada ketinggian minimal 25 cm dari pondasi sekarang ( atau sama dengan 100 cm dari permukaan tanah)

b. Tinggi ruangan utama minimal 500 cm ( jika tidak tingkat) c. Jika lantai bertingkat ( tinggi ruang masing-masing 4,5 m) d. Tinggi menara ± 40 m

e. Pintu gerbang1 (sebelah selatan) tinggi 4m, lebar 5m; f. Pintu gerbang II (sebelah utara) tinggi 4 m dan lebar 1,5m g. Kubah berdiameter 9.7 m dan tinggi 15 m

(5)

KAK Sayembara Desain Masjid Agung Pemalang | 4 9. Pemanfaatan akhir dari pemakaian air yang berlangsung setiap hari sebaiknya air ditampung

dalam bak/kolam untuk dimanfaatkan sebagai budi daya ikan konsumsi tawar, seperti:bawal, tomro, mujaer, lele dll.

Referensi

Dokumen terkait

Mushollah atau masjid yang didirikan umat islam selain dibuat ibadah. sholat juga dibuat untuk sebagai pusat da’wah dan kebudayaan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif desain ruang sholat Masjid Agung Darussalam sesuai dengan standar nilai waktu dengung yang diizinkan.Hasil simulasi

kepada Allah dengan memperbanyak amal ibadah selama di pondok, diantaranya: sholat berjama’ah di masjid, belajar ilmu-ilmu syar’i, muroja’ah Al-Quran, dan ibadah-ibadah

Sholat dan beberapa ibadah mahdlah (Ibadah langsung kepada Allah) lainnya membutuhkan tata cara bersuci secara khusus sebelum melakukan ibadah selanjutnya. Tata

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif desain ruang sholat Masjid Agung Darussalam sesuai dengan standar nilai waktu dengung yang diizinkan.Hasil simulasi

Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu, perluasan masjid untuk tempat sholat yang semakin menghabiskan lahan RTH masjid, luas lahan masjid yang kurang dan tidak adanya kebijakan dari

OLEH KARENA ITU BANGUNAN DIBUAT KHUSUS UNTUK SHOLAT DAN IBADAH YANG DISEBUT MASJID TEMPAT UNTUK SUJUD YANG DIUTARAKAN OLEH M.QURAISH S 1997 DALAM BUKU YANG BERJUDUL WAWASAN AL- QURAN

Sebagai suatu organisasi, Badan Kesejahteraan Masjid BKM diwujudkan untuk mengorganisir kegiatan ibadah dan meningkatkan kesejahteraan masjid atas dasar taqwa melalui peningkatan