• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan 1. pelaksanaan pembukuan tersebut. 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan 1. pelaksanaan pembukuan tersebut. 2"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

9 1. Akuntansi

a. Pengertian akuntansi

Secara umum, akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan1.

Akuntansi adalah suatu metodologi dan himpunan pengetahuan yang berkenaan dengan sistem informasi dari satuan ekonomi apapun bentuknya, yang terbagi dalam dua bagian. Pertama, accounting ialah pengetahuan yang menyangkut proses pelaksanaan pembukuan dalam arti luas. Kedua, auditing adalah pengetahuan yang menyangkut pemeriksaan dan penilaian (evaluasi) atas hasil proses pelaksanaan pembukuan tersebut.2

Akuntansi adalah aktivitas-aktivitas yang berkaitan menyediakan informasi kepada pemegang saham, kreditur, dan pihak berwenang biasanya bersifat kuantitatif dan sering kali disajikan dalam satuan moneter, untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pengendalian sumber daya dan operasi, mengenai evaluasi prestassi

1Carl S. Warren dkk, Pengantar Akuntansi, (Jakarta:Salemba Empat, 2008),h.10

(2)

dan pelaporan keuangan kepada para investor, kreditor, instansi yang berwenang serta masyarakat.3

Akuntansi adalah suatu seni untuk mengumpulkan, mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, mencatat transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan, sehingga dapat menghasilkan informasi, yaitu laporan keuangan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.4

Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, mencatat dan menggolongkan suatu transaksi atau kejadian ekonomi untuk dipergunakan oleh pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.

b. Prinsip Akuntansi

Prinsip-prinsip akuntansi meliputi:

1) Prinsip biaya historis. Prinsip ini mengandung makna bahwa akuntansi diselenggarakan dengan menggunakan nilai-nilai yang sesungguhnya terjadi berdasarkan fakta pada saat terjadinya transaksi di masa lalu.

2) Prinsip pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui pada saat realisasi penyerahan hak atas barang atau jasa kepada pihak pelanggan atau pembeli. Ketika hak atas barang atau jasa sudah berpindah maka pendapatan dapat diakui sekalipun barangnya

3Komaruddin Ahmad, Akuntansi Manajemen,(Jakarta: Rajawali press, 2011), h.6

4

Thomas Sumarsan, Akuntansi Dasar &Aplikasi dalamBisnis (Jakarta: Permata Puri Media, 2011), h.2

(3)

belum dikirimkan kepada pelanggan, atau sekalipun belum menerima uang hasil penjualan.

3) Prinsip mempertemukan. Prinsip ini mengandung makna bahwa pendapatan yang harus dipertemukan dengan biaya atau pengorbanan tersebut memberikan manfaat. Misalnya, karena adanya prinsip ini maka ada bagian dari nilai aktiva jangka panjang yang harus diakui sebagai beban dlam periode dimana aktiva bersangkutan memberikan manfaat. Proses alokasinya dapat dilakukan melalui prosedur penyusutan atau amortisasi. 4) Prinsip konsistensi. Prinsip ini memberikan pengertian bahwa

akuntansi harus diselenggarakan dengan menerapkan metode dan prosedur akuntansi yang samadenagn periode sebelumnya. Misalnya pada tahun 2010 aktiva tetap disusutkan dengan metode garis lurus maka tahun 2011 juga seharusnya penyusutan diperhitungkan dengan metode garis lurus.

5) Prinsip pengungkapan penuh. Prinsip ini mengharuskan penyelenggaraan akuntansi dengan mengungkapkan secara memadai seluruh item yang disajikan dalam laporan keuangan. Mislnya saldo kas di bank per 31 desember 2010 berjumlah Rp 1.000.000,.untuk jumlah tersebut harus diungkapkan adanya di bank mana, dalam mata uang apa, berpa saldo disetiap akun bank,

(4)

berapa tingkat bunganya, apakah akun tersebut sedang dijaminkan untuk kepentingan apa, dan seterusnya.5

c. Kegunaan Informasi Akuntansi

1) Menyediakan informasi ekonomi suatu badan usaha yang relevan untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit yang tepat. 2) Menjadi media komunikasi antara pihak manajemen dan

pengguna eksternal.

3) Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan badan usaha menghasilkan laba dan arus kas badan usaha.

4) Menjadi bentuk pertanggung jawaban kepada para pemilik badan usaha.

5) Menjadi gambaran kondisi badan usaha dari satu periode ke periode berikutnya mengenai pertumbuhan/kemunduran dan memungkinkan untuk diperbandingkan dengan badan usaha lain pada industri sejenis.

d. Pemakai informasi akuntansi

1) Pihak internal

Yaitu pihak yang menghasilkan keputusan yang berakibat lansung kepada operasional badan usaha, seperti manajer, dewan komisaris, dewan direksi, pemilik, dan para karyawan.

2) Pihak ekternal

5L.M Samryn, Pengantar Akuntansi mudah membuat Jurnal dengan Pendekatan Siklus

(5)

Yaitu pihak yang menghasilkan keputusan terkait dengan hubungan mereka dengan badan usaha, seperti investor, kreditor, pemerintah, pemasok, pelanggan, peneliti, dan komunitas terkait lainnya.

e. Siklus akuntansi

Siklus akuntansi dimulai dari adanya transaksi dalam perusahaan.Transaksi menghasilkan dokumen, berdasarkan dokumen dilakukan pencatatan kedalam buku jurnal lalu dipindahkan ke buku besar sampai dihasilkan neraca percobaan.Dari neraca percobaan ini dapat disusun laporan keuangan, jika perlu jurnal penyesuaian maka dibuat jurnal penyesuaian sebelum disusun laporan keuangan.Dalam tahap penyusunan neraca saldo, persiapan ayat jurnal penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan bisa dilakukan dengan menggunakan neraja lajur.Setelah disusun laporan keuangan maka dapat ditutup perkiraan nominal (laba rugi) dengan menggunakan ayat jurnal penutup.Pada akhirnya diperoleh neraca saldo setelah penutupan.6

f. Akuntansi dalam Pandangan Islam

Al-Quran merupakan petunjuk yang dimaksudkan untuk menuntun umat manusia, didalam Al-Quran terdapat perintah, larangan, serta anjuran, diantara anjuran tersebut adalah melakukan pencatatan terhadap transaksi yang dilakukan, dalam al quran anjuran mengenai pencatatan tersebut terdapat dalam surat Al baqarah ayat

6

(6)

282, mengetahui tentang pencatatan yang dianjurkan penting agar kita mengetahui ketentuan islam mengenai ketentuan dan persyaratan-persyaratan dalam pencatatan tersebut.

Surat Al-Baqarah 282 :

اَهُّيَأَٰٓ َي

َييذِ لَّٱ

َ مّٗ َ ُّا لٖ َ َ َٰٓ َٱذِ نٍييۡيَ ذِ نُن َي َ َ َ ذِ اْ َٰٓ نُ َا َ

نُو نُ نُن يۡٱ

ٞ

٢٨٢

282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

Ayat 282 ini dimulai seruan Allah swt, kepada kaum yang menyatakan beriman, Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

Perintah ayat ini secara nyata ditujukan kepada orang-orang beriman tetapi yang dimaksud adalah mereka yang melakukan transaksi utang-piutang, bahkan secara lebih khusus adalah yang berutang. Ini agar yang memberi piutang merasa tenang dengan penulisan itu. Karena, menulisnya adalah perintah atau tuntunan yang sangat dianjurkan, walau kreditor tidak memintannya.

Kesemuannya menggambarkan hubungan timbal balik itu, atau dengan kata lain bermuamalah yang dimaksud adalah muamalah yang tidak secara tunai, yakni utang-piutang.

(7)

Ada tiga prinsip yang terdapat dalam surat Al-Baqarah 282 :7 1) Prinsip pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Wujud pertanggungjawaban biasanya dalam bentuk laporan akuntansi.

2) Prinsip keadilan

Dalam konteks akuntansi, menegaskan kata adil dalam ayat 282 surat Al-Baqarah, secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan dengan benar 3) Prinsip kebenaran

Dalam akuntansi kita akan selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan . aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran.

h. Tujuan Akuntansi Syariah

Tujuan dari akuntansi syariah adalah menciptakan informasi akuntansi yang sarat nilai (etika) dan dapat mempengaruhi perilaku para pengguna informasi akuntansi ke arah terbentunya peradaban ideal. Jadi, nilai yang terkandung dalam akuntansi syariah adalah nilai yang sama dengan tujuan yang akan dicapai yaitu :8

1) Nilai humanis

Akuntansi syariah dengan nilai humanis berarti bahwa akuntansi yang dibentuk ini ditujukan untuk memanusiakan

7

Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, (Jakarta : Salemba Empat, 2002 ), h.11

8

(8)

manusia atau mengembalikan manusia pada fitrahnya yang suci.

2) Nilai emansipatoris

Kesdaran diri tentang hakikat manusia juga merupakan dasar yang memberi nilai emansipatoris pada akuntansi syariah. Artinya akuntansi syariah tidak menghendaki segala bentuk dominasi atau penindasan satu pihak atas pihak lain

3) Nilai transdental

Nilai ini semakin mendorong seseorang untuk selalu menggunakan atau tunduk dan pasrah terhadap kehendak Tuhan yang terwujud dalam etika syariah dalam melakukan praktik akuntansi dan bisnis

4) Nilai teleologikal

Nilai transendental mengantarkan manusia untuk selalu sadar bahwa praktik akuntansi dan bisnis yang ia lakukan mempunyai satu tujuan transendental yaitu sebagai suatu bentuk penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang secara rill diaktualisasi dalam bentuk kegiatan menciptakan dan menyebarkan kesejahteraan bagi seluruh alam, nilai inilah yang dimaksud dengan teleologikal.

i. Pandangan-pandangan berbeda mengenai akuntansi

(9)

Akuntansi dianggap sebagai alat untuk melegitimasi keadaan dan struktur sosial, ekonomi, dan politik.Bahkan menurut Karl Marx, akuntansi merupakan bentuk kesadaran yang palsu dan merupakan alat untuk memistikkan, bukan memberikan informasi yang benar tentang hubungan sosial, yang membentuk lembaga produksi.Ideologi kapitalis telah menyebarkan paham bahwa yang menjadi penggerak produksi adalah pemilik modal, sedangkan menurut Karl Marx adalah bahwa pekerjaanlah yang seharusnya dianggap sebagai penggerak dan pemilik faktor produksi, yang pada akhirnya memiliki hak untuk menikmati hasil produksi.Akuntansi tidak bebas nilai, dan sering dijadikan sebagai alat untuk melegitimasi dan mendukung ideology kapitalis atau penguasa organisasi.

2) Akuntansi sebagai bahasa bisnis

Akuntansi sering dianggap sebagai bahasa bisnis, yang fungsinya adalah untuk mengkomunikasikan informasi mengenai perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Lewat bahasa akuntansi inilah, pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan dapat memperoleh gambaran mengenai kondisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan.Sama seperti halnya dengan bahasa, akuntansi juga memiliki symbol-simbol, istilah, dan kata-kata, yang terkadang hanya dapat dipahami oleh mereka yang mengetahui atau mengerti tentang akuntansi.Contohnya,

(10)

mengenai istilah debit-kredit, akun (perkiraan), jurnal penutup, buku besar, neraca, jurnal pembalik dan lain-lain.

3) Akuntansi sebagai catatan historis

Akuntansi dianggap sebagai wahana untuk memberikan gambaran tentang sejarah organisasi dan transaksi yang dilakukannya dengan lingkungannya pada masa yang telah lewat. Catatan ini akan menunjukkan bagaimana manajemen mengelola sumber daya perusahaan. Data historis ini akan dicatat dalam jurnal, diposting ke buku besar, dan kemudian akan menghasilkan laporan keuangan.

4) Akuntansi sebagai realita ekonomi saat ini

Akuntansi dianggap dapat memberikan gambaran mengenai keadaan atau realita ekonomi perusahaan saat ini.Konsekuensinya adalah bahwa aktiva dan kewajiban perusahaan harus dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan nilai wajar pasar saat ini, bukan biaya historis.

5) Akuntansi sebagai sebuah sistem informasi

Akuntansi merupakan teknik yang menggambarkan proses hubungan antara sumber data keuangan dengan para penerima informasi melalui saluran komunikasi tertentu yang dinamakan siklus akuntansi.

(11)

Komoditas adalah barang yang dibutuhkan konsumen karena daya gunanya.Output akuntansi berupa laporan keuanagan, yangberisi informasi mengenai posisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan, adalah merupakan hasil dari sebuah sistem akuntansi. Output ini sangat dibutuhkan terutama dalam proses pengambilan keputusan ekonomi (baik keputusan investasi, kredit, maupun keputusan serupa lainnya). Komoditas ini akan tetap diproduksi dan dicari apabila dapat memberikan manfaat kepada para penggunanya. 7) Akuntansi sebagai pertanggungjawaban

Laporan keuangan, sebagai produk akhir dari serangkaian akuntansi, merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pihak principal (investor, pemilik dana) untuk melaporkan hasil atau kinerja yang telah dilakukan selama periode. Dalam hal ini, manajemen bertindak selaku agen atau pihak yang telah diberikan wewenang dan kepercayaan penuh oleh principal untuk mengelola asset atau bisnis perusahaan.

8) Akuntansi sebagai teknologi

Teori akuntansi bagian dari praktek.Agar teori akuntansi bisa dipakai dalam praktik, maka diperlukan sebuah teknologi untuk menjebatani antara teori tersebut dengan praktik.Teknologi bisa berdimensi teori dan praktik, di mana memiliki struktur ilmiah yang berlandaskan logika, danjuga berdimensi intuitif atau judgment yang berasal dari kenyataan sosial.Kalau teori berguna

(12)

untuk menjawab pertanyaan “mengapa”, sedangkan teknologi menjawab pertanyaan “bagaimana caranya”.Jadi, akuntansi adalah sebuah teknologi perangkat lunak, yang ditujukan untuk menjelaskan dan memprediksi prilaku variabel-variabel sosial atau ekonomi tertentu.Wujud nyata dari akuntansi sebagai perangkat lunak adalah bahwa akuntansi merupakan disiplin ilmu rekayasa informasi dan pengendalian keuangan.9

2. Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan suatu entitas yang berguna bagi para pemangku kepentingan sebagai penerima dan pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi khususnya tentang investasi dan pinjaman. Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen untuk dilaporkan dan digunakan dan dipergunakan oleh para pemangkuh kepentingan yang sangat beragam dan umumnya diluar manajemen haruslah disusun secara wajar, transparan, dapat dimengerti dan tidak menyesatkan.Oleh karena itu, penyusunan laporan keuangan dalam bidang akuntansi keuangan harus mengacu pada standar akuntansi keuangan yang berlaku umum.

Akuntansi keuangan adalah bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana, mencatat, menggolongkan, dan meringkas

9

(13)

transaksi-transaksi keuangan perusahaan, kemudian disusun dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan.10Akuntansi keuangan menekankan pada aktivitas masa lalu, tujuan verifikasi, ketepatan dan kinerja keseluruhan perusahaan.11

Akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan suatu entitas yang berguna bagi para pemangku kepentingan sebagai penerima dan pengguna laporan keuangan untuk:

a. Pengambilan keputusan ekonomi, khususnya tentang investasi atau pinjaman.

b. Pemahaman tentang posisi atau keadaan keuangan secara unit usaha, susunan asset yaitu sumber ekonomi yang dimiliki, sumber pembelanjaan yaitu komposisi liabilitas dan ekuitas yang membelanjai asset tersebut.

c. Pemahaman tentang kinerja dan arus kas12

Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan keluaran bagi pengguna ekternal dengan menggunakan kegiatan ekonomi sebagai masukan serta proses yang memenuhi aturan konvensi tertentu. Tujuan umumnya adalah menyusun laporan eksternal

10

Bastian Bustami, Nurlela, Akuntansi Biaya edisi 2 (Jakarta, Mitra Wacana Media, 2010), h.3

11 Garrison, dkk Akuntansi Manajerial (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h.3

12Hans Kartikahadi, dkk, Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS, (Jakarta:

(14)

(laporan keuangan) bagi investor, kreditor, lembaga pemerintah dan pengguna eksternal lainnya.13

Penyelenggaran akuntansi keuangan dilaksanakan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Secara rinci prinsip-prinsip ini di Indonesia tercantum dalam Standar Akuntansi Keuangan yang dipublikasikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Secara umum standar akuntansi keuangan ini setiap saat merangkum kesepakatan-kesepakatan tentang:

1) Keadaan yang mengharuskan pencatatan sumber daya ekonomi dan kewajiban sebagai aktiva dan kewajiban (pengakuan).

2) Perubahan aktiva dan kewajiban mana yang harus dicatat. 3) Kapan perubahan-perubahan tersebut dicatat (time period). 4) Bagaimana mencatat aktiva dan kewajiban (perlakuan).

5) Bagaimana mengukur aktiva dan kewajiban dan perubahannya (pengukuran).

6) Informasi apa yang harus diungkapkan (pengungkapan). 7) Bagaimana cara pengungkapannya.

8) Laporan keuangan mana yang harus disiapkan (penyajian).14

13 Don R. Hansen dkk, Akuntansi Manajerial (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.9 14 L.M Samryn, op cit, h.24-25

(15)

Laporan keuangan pada umumnya disusun dan dilaporkan berupa unsur-unsur sebagai berikut:

a) Laporan posisi keuangan atau neraca berisikan informasi tentang posisi keuangan yaitu keadaan asset, liabilitas dan ekuitas dari suatu entitas pada tanggal tertentu.

b) Laporan laba rugi komprehensif: melaporkan kinerja atau hasil usaha suatu entitas selama suatu periode tertentu.

c) Laporan perubahan ekuitas, melaporkan perubahan ekuitas suatu entitas yang terjadi dalam periode tertentu.

d) Laporan arus kas menjelaskan perubahan saldo kas dan setara kas pada awal dan akhir periode, rincian arus kas masuk dan keluar suatu entitas selama suatu periode tertentu

e) Catatan atas laporan keuangan berfungsi untuk memberikan penjelasan tambahan atas rincian unsur-unsur laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, atau penjelasan yang bersifat kualitatifagar laporan keuangan lebih transparan dan tidak menyesatkan.

f) Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikanketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retropektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan.15

(16)

3. Organisasi Nirlaba / Entitas Nirlaba

Karateristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan penyumbang lainnya yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari entitas nirlaba tersebut.Sebagai akibat dari karateristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau yang tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan.Namun demikian, dalam praktek entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada umumnya.

Pada beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari hutang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah dan kepastian aliran kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan entitas nirlaba tersebut, seperti kreditor dan pemasok lainnya.Entitas semacam ini memiliki kharateristik yang tidak jauh berbeda dengan entitas bisnis pada umumnya. Para pengguna laporan keuangan entitas nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan entitas bisnis, yaitu untuk menilai jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk memberikan jasa tersebut,

(17)

cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer.

Kemampuan entitas nirlaba untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai asset, liabilitas, asset neto, dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut.Laporan ini harus menyajikan secara terpisah asset neto baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya.Pertanggung jawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya entitas nirlaba yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas.Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aset neto.16

a. Karateristikentitas nirlaba

1) Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

2) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut.

3) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak

16

(18)

mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entritas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.

b. Berikut istilah yang digunakan dalam entitas nirlaba17

1) Pembatasan permanen

Adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi entitas nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.

2) Pembatasan temporer

Adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai pada periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.

3) Sumbangan terikat

Adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.

4) Sumbangan tidak terikat

Adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.

17

(19)

c. Laporan keuangan entitas nirlaba

Berdasarkan PSAK No. 45 revisi tahun 2009 laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.

1. Laporan Posisi Keuangan

a. Tujuan Laporan Posisi Keuangan

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai asset, liabilitas serta asset neto dan informasi mengenai hubungan antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor dan pihak lainnya untuk menilai kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya dan kebutuhan pendanaan eksternal.

b. Klasifikasi asset dan liabilitas

Laporan posisi keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan dan hubungan antara asset dan liabilitas.Informasi tersebut umumnya disajikan dengan

(20)

pengumpulan asset dan liabilitas yang memiliki karateristik serupa dalam suatu kelompok yang relative homogeny. Contohnya entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing unsur asset dalam kelompok yang homogeny seperti:

1) Kas dan setara kas

2) Piutang pasien, pelajar, anggota dan penerima jasa lainnya

3) Persediaan

4) Sewa, asuransi dan jasa lainnyayang dibayar dimuka 5) Instrument keuangan dan investasi jangka panjang 6) Tanah, gedung, peralatan, perlengkapan serta asset tetap

lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa

Kas atau asset lain yang dibatasi penggunaannya oleh penyumbang disajikan terpisah dari kas asset lain yang tidak terikat penggunaannya.

Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:

a) Menyajikan asset berdasarkan urutan likuiditas dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo.

(21)

b) Mengelompokan asset berdasarkan lancar dan tidak lancar dan liabilitas kedalam jangka pendek dan jangka panjang.

c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas asset atau saat jatuh temponya liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan asset, pada catatan atas laporan keuangan.

c. Klasifikasi asset neto terikat atau tidak terikat

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok asset neto berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.

Informasi mengenai sifat dan jumlah dalam pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Pembatasan permanen terhadap asset seperti tanah atau karya seni, yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat atau untuk dijual atau asset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok asset neto yang penggunaanya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuamgan. Pembatasan

(22)

permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.

Pembatasan temporer terhadap sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu, penggunaan selama periode tertentu dimasa depan atau pemrolehan asset tetap, dapar disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok asset neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaannya atau keduanya.

Asset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan dan deviden atas hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut.Batasan terhadap penggunaan asset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas nirlaba.Informasi mengenai batasan tersebutumumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

(23)

2. Laporan Aktivitas

a. Tujuan laporan aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:

1) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat asset neto.

2) Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain.

3) Bagaimana penggunaan sumber daya dalam penggunaan berbagai program atau jasa.

Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah asset neto selama suatu periode.Perubahan asset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada asset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan.

b. Perubahan kelompok asset neto

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan asset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.Pendapatan dan keuntungan yang menambah asset neto serta beban dan kerugian yang mengurangi asset neto.

c. Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah asset neto tidak terikat, kecuali jika

(24)

penggunaanya dibatasi oleh penyumbang dan menyajikan beban sebagai pengurang asset neto tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambah asset neto tidak terikat, terikat permanen atau terikat temporer, tergantung pada ada tidakmya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi asset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang asset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi.

Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok asset neto tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, dalam suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam asset neto, entitas nirlaba dapat mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi dan non operasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjankan, telah direalisasi atau belum direaliasasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain.

(25)

d. Informasi Pendapatan dan Beban

Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur oleh SAK lain atau SAK ETAP. Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi incidental atau peristiwa lain yang berada diluar pengendalian entitas nirlaba dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.

e. Informasi pemberian jasa

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para penyumbang, kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Disamping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya.Misalnya berdasarkan gaji, sewa, listrik, bunga, penyusutan.

(26)

Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada para penerima mamfaat, pelanggan atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas nirlaba.Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui berbagai program utama.

Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Umumnya, aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana, dan pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan dan aktivitas admimistratif lainnya, semua aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana. Aktifitas pencarian dana meliputi publikasi dan kanpanye pencarian dana, pengadaan daftar alamat penyumbang , pelaksanaan acara khusus pencarian dana, pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya, dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain. Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, dan aktivitas lainnya yang sejenis.

(27)

3. Laporan Arus Kas

a. Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.18Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

1) Aktivitas Operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, dan melakukan investasi tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. 2) Aktivitas Investasi

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber dana yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus

18PSAK No 45 revisi 2010

(28)

kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

a) Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri. b) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan

peralatan, dan aset jangka panjang lainnya.19 3) Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang, penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan asset tetap atau peningkatan dana abadi, penerimaan bunga dan deviden yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang.

19PSAK No.02 revisi 2009

(29)

d. Contoh Laporan Keuangan Nirlaba Menurut PSAK No. 45

1) Laporan Posisi Keuangan

Organisasi Nirlaba

Laporan Posisi Keuangan

31 Desember 20X0 dan 20X1

(dalam jutaan)

20X1 20X0

ASET :

Kas dan setara kas Rp 188 Rp 1.150

Piutang Bunga 5.325 4.175

Persediaan dan biaya dibayar di muka 1525 2.500

Piutang lain-lain 7562 6.750

Investasi lancar 3500 2500

Aset terikat untuk investasi dalam

tanah, bangunan, dan peralatan 13.025 11.400 Tanah, bangunan, dan peralatan 154.250 158.975 Investasi jangka panjang 545.175 508.750

Jumlah Aset Rp 730.550 Rp 696.200

Kewajiban dan Aset Bersih

Utang dagang Rp 6.425 Rp 2.625 Pendapatan diterima di muka

(30)

Utang lain-lain 2.187 3.250

Utang wesel 2.850

Kewajiban tahunan 4.213 4.250

Utang jangka panjang 13.750 16.250

Jumlah Kewajiban Rp 26.575 Rp 30.850

Aset bersih :

Tidak terikat Rp 288.070 Rp 259.175

Terikat temporer 60.885 63.675

Terikat permanen 355.050 342.500

Jumlah aset bersih Rp 703.975 Rp665.350 Jumlah kewajiban dan

aset bersih Rp 730.550 Rp 696.200

2) Laporan Aktivitas

Organisasi Nirlaba

Laporan Aktivitas

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X1

(dalam jutaan rupiah)

Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat

Sumbangan Rp21.600

(31)

Penghasilan dari investasi jangka panjang 14.000

Penghasilan dari investasi lain-lain 2.125

Penghasilan bersih dari investasi jangka panjang

belum terealisasikan 20.570

Lain – lain 375

Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat Rp 72.170

Aset Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan

Pemenuhan program pembatasan 29.975

Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan 3.750

Berakhirnya waktu pembatasan 3.125

Jumlah aset yang telah berakhir pembatasannya 36.850

Jumlah pendapatan, Penghasilan, dan Sumbangan Lain 109.020

Beban dan Kerugian :

Program A Rp 32.750

Program B 21.350

Program C 14.400

(32)

Pencarian Dana 5.375

Jumlah Beban 79.925

Kerugian akibat kebakaran 200

Jumlah Beban dan Kerugian 80.125

Kenaikan Jumlah Aset Bersih Tidak Terikat 28.895

Pemenuhan program pembatasan :

Sumbangan 20.275

Penghasilan investasi jangka panjang 6.450

Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan

dari investasi jangka panjang 7.380

Kerugian aktuarial untuk kewajiban tahunan (75)

Aset bersih terbebaskan dari pembatasan (36.850)

Penurunan Aset Bersih Terikat Temporer (2.820)

Perubahan Dalam Aset Bersih Terikat Permanen :

Sumbangan 700

Penghasilan investasi jangka panjang 300

(33)

dari investasi jangka panjang 11.550

Kenaikan Aset Bersih Terikat Permanen 12.550

Kenaikan Aset Bersih 38.625

Aset Bersih pada Awal Tahun 665.350

Aset Bersih pada Akhir Tahun Rp 703.975

4. Akuntansi Rumah Sakit

Rumah sakit dapat diklasifikasikan sebagai:20 a) Usaha yang dimiliki investor

b) Entitas nirlaba yang menutupi biayanya dengan menghasilkan pendapatan dari aktivitasnya

c) Entitas pemerintahan

Rumah sakit swasta harus diakui keberadaanyaa dan peran sertanya dalam mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Apabila mutu dan sistem pelayanan ruma sakit swasta dikaji darisegi pemenuhan tuntutan dan keinginan konsumen atau pasien, maka tidak sedikit ruma sakit swasta menyediakan pelayanan antarjemput pasien secara gratis. Dengan perlakuan seperti itu, di ruma sakit swasta pelayanan selalu diprioritaskan.

Dengan keberadaan ruma sakit swasta yang berkualitas dari segi pelayanan dan fasilitas, rumah sakit pemerintah termotivasi untuk

20

Richard E. Baker, Valden C. Lembke, Thomas E. King,Akuntansi Keuangan Lanjutan, (Jakarta: Salemba Empat, 2006),h.412

(34)

membenai sistem pelayanan, mutu pelayanan, dan fasilitas penunjang medis yang modern. Maka dengan fasilitas seperti itu, diperlukan dana yang sangat besar. Oleh karena itu, semakin baik mutu dan pelayanan di ruma sakit swasta, semakin mahal pula biaya yang arus dikeluarkan oleh pasien. Namun dana dari hasil pelayanan kesehatan kepada pasien belum bisa mencukupi beban operasional rumah sakit. Jadi, pihak manajemen rumah sakit swasta harus mencari dana pendukung dari yayasan, jika rumah sakit swasta merupakan organisasi yang dijalankan dibawah naungan suatu yayasan. Suatu yayasan dapat memperoleh dana dari sumbangan perorangan atau perusahaan, di samping dana yang berasal dari kegiatan usaha. Di sinilah letak perbedaan yang menyolok antara sumber dana untuk rumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah. Rumah sakit pemerintah memperoleh dana dari pemerintah pusat, sedangkan rumah sakit swasta mempunyai sumber dana dari donatur atau lembaga donor yang berbadan hukum baik nasional maupun internasional.

(35)

a. Akuntansi Rumah Sakit Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuanagan (PSAK) No. 45

PSAK 45 adalah standar akuntansi yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar akuntansi ini menjadi sebuah acuan, jika perusahaan atau entitas hendak menyusun laporan keuangan untuk pihak eksternal. Jika donatur mensyarakat laporan keuangan LSM diaudit oleh akuntan publik, maka mau tidak mau laporan keuangan tersebut mesti disusun dengan mengacu pada standarisasi akuntansi yang berlaku di Indonesia yaitu PSAK 45.

PSAK 45 adalah salah satu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. PSAK 45 ini membahas mengenai Pelaporan Keuangan untuk entitas nirlaba. Jadi dalam penyusunan laporan keuangan setiap organisasi nirlaba (termasuk LSM, yayasan, rumah sakit, dan lain sebagainya) mesti mengacu pada PSAK 45, terutama jika laporan keuangan LSM tersebut akan di audit oleh akuntan publik. Dengan bentuk pelaporan yang sudah diatur dalam dibuat oleh entitas mengikuti format laporan yang telah ada.21

21

Dedhy Sulistiawan,Akuntansi Nirlaba Menggunakan Accurate, (Jakarta : PT Gramedia, 3007)

(36)

b. Pelaporan Keuangan Rumah Sakit

Jenis laporan keuangan rumah sakit meliputi :22

1) Laporan Posisi Keuangan pada Akhir Periode Laporan

Tujuan laporan posisi keuangan adalah menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan hubungan antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang / donatur, anggota organisasi, kreditor, pemerintah, dan pihak untuk menilai :

a) Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan

b) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendapatan eksternal

Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan harus menyajikan total aktiva, kewajiban dan aktiva bersih.

2) Laporan Aktivitas

22

(37)

Tujuan laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai :

a) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah serta sifat aktiva bersih

b) Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain

c) Penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa

Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang / donatur, anggota organisasi, kreditor pemerintah, dan pihak-pihak lain untuk :

1) Mengevaluasi kinerja dalam satu periode

2) Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi serta memberikan jasa

3) Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer

Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama satu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

(38)

Tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

4) Catatan atas Laporan Keuangan

B. Kerangka Konseptual

Penelitian ini menganalisis penyajian laporan keuangan yang dilakukan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang dengan mengacu kepada PSAK No. 45.

Untuk lebih jelasnya penilitian ini, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Penerapan PSAK N0. 45 Pada Organisasi Nirlaba Penerapan PSAK N0. 45 Pada Organisasi Nirlaba Penerapan PSAK N0. 45 Pada Organisasi Nirlaba Penerapan PSAK N0. 45 Pada Organisasi Nirlaba

Laporan Keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang

Penerapan PSAK N0. 45 Pada Organisasi Nirlaba

Laporan Keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang

Penerapan PSAK N0. 45 Pada Organisasi Nirlaba

Laporan Keuangan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang

(39)

C. Penelitian Terdahulu

a. Penelitian yang dilakukan oleh Fella (2016) dengan judul “ Analisis Penerapan Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba pada Gereja (Studi Kasus pada Gereja Isa Almasih Jemaat Dr. Cipto Sub Wilayah Panjangan)” dengan menggunakan metode deskripif kualitatif tanpa bantuan alat pengolahan data. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa Penyusunan Laporan Keuangan Gereja Isa Almasih Jemaat Dr. Cipto Sub Wilayah Panjangan sudah menyajikan laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, akan tetapi belum ada catatan atas laporan keuangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa akun dalam laporan keuangan gereja belum sesuai dengan PSAK No. 45.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Repi (2015) dengan judul “ Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 12) Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Pada Stikes Muhammanadomadiyah” dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa Stikes Muhammadiyah Manado belum menyusun laporan keuangan sesuai PSAK No. 45. Laporan keuangan Stikes hanya berupa neraca saldo, sehingga untuk itu dilakukan pembuatan laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

(40)

c. Penelitian yang dilakukan oleh Tantri Sofyana Putri (2015) dengan judul “ Analisis Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 Pada Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kertanegara Semarang” dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa Gereja Huria belum menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi No. 45 dan gereja menyusun laporan keuangan sesuai dengan dasar peraturan gereja, dan hanya menyajikan laporan keuangan dalam bentuk realisasi laporan keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

analisa difraksi sinar-X untuk mengidentifikasi fasa - fasa, mengetahui perubahan fraksi volume dan dimensi kristalin dari fasa - fasa yang telah terbentuk pada masing-masing

Pemodelan sistem pakar deteksi dini resiko HIV/AIDS menggunakan metode Dempster-Shafer ini dapat mengetahui keputusan dari pakar dengan cara menghitung nilai

Karakteristik grafiknya terbalik antara arus dan waktu, dimana semakin besar arus gangguan hubung singkat maka semakin kecil waktu yang dibutuhkan untuk membuka pemutus (CB)

Pilih tautan “Validasi” pada kolom tindakan untuk memvalidasi data laporan yang ada, maka akan muncul halaman sebagai berikut:.. Gambar19 Tampilan Menu Validasi Laporan

Bentuk timbunan akan dimodelkan pada software Slope/W dengan setengah bagian timbunan (half sine function) dan material model Mohr Coloumb. Pengaturan awal analisis.

Ukuran yang telah ditetapkan untuk purse seine bertali kerut dengan alat bantu penangkapan ikan (rumpon atau cahaya) dan ikan target tongkol atau cakalang memiliki panjang

Menurut Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara

Tetapi ada kalanya dimana ketika fungsi hunian memanfaatkan ruang terbuka publik untuk fasilitas parkir yaitu ketika terdapat hajatan dimana lahan parkir yang