PENILAIAN
HASIL BELAJAR
Disajikan oleh:
Sunandar
Workshop Pekerti
UNIMUS – Kopertis 6
PERTANYAAN
1. Apakah evaluasi dalam pembelajaran
diperlukan?
2. Mengapa evaluasi dalam pembelajaran
diperlukan?
3. Komponen/ aspek apa saja yang harus
dievaluasi?
4. Bagaimana cara mengevaluasinya?
5. Instrumen apa saja yang digunakan untuk
mengevaluasi?
6. Siapa pihak yang mengevaluasi?
7. Apa kegunaan hasil evaluasi?
3
Kompetensi:
1. Menyusun perencanaan tes hasil belajar
(dalam bentuk tabel spesifikasi, kisi-kisi, dan rumusan tujuan pembelajaran)
2. Mengkonstruksi butir soal objektif dan uraian
berdasarkan jenjang kognitif dan prinsip HOTS
3. Melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif
terhadap butir dan perangkat tes yang
meliputi: validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitas distraktor. 4. Menyusun pedoman penskoran tes objektif
Standar Penilaian Pembelajaran
Pasal 19
(Permenristekdikti/ 44/2015)
(1) Standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan.
(2) Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: • a. prinsip penilaian;
• b. teknik dan instrumen penilaian;
• c. mekanisme dan prosedur penilaian; • d. pelaksanaan penilaian;
• e. pelaporan penilaian; dan • f. kelulusan mahasiswa.
Pasal 19 & 20
• Pasal 19
• Prinsip penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a mencakup prinsip
edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan
transparan yang dilakukan secara terintegrasi.
Pasal 20
• Teknik penilaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b terdiri
atas
observasi, partisipasi, unjuk kerja,
tes tertulis
, tes lisan, dan angket.
6
TAKSONOMI TUJUAN PENDIDIKAN
Nilai dan Sikap (Affective) Kemampuan Berpikir (Cognitive) Keterampilan (Psychomotor) C6 Evaluasi (evaluation) C5 Sintesis (synthesis) C4 Analisis (analysis) C3 Penerapan (application) C2 Pemahaman (comprehension) C1 Ingatan (knowledge) A5 Menjadikan pola hidup (characterization) A4 Mengatur diri (organization) A3 Menghargai (valuing) A2 Menanggapi (responding) A1 Menerima (receiving) P5 Naturalisasi (naturalization) P4 Perangkaian (articulation) P3 Ketepatan (precision) P2 Penggunaan (manipulation) P1 Peniruan (imitation)
Aspek pengetahuan (C1) meliputi
pengetahuan faktual dan pengetahu an
hafalan atau untuk diingat seperti rumus,
batasan, definisi, istilah, pasal dalam
undang-undang, nama tokoh,
nama-nama kota dll.
Dilihat dari segi proses belajar,
istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan
diingat agar dapat dikuasainya sebagai
dasar bagi pengetahuan atau pemahaman
konsep-konsep lainnya
8
1. Apa itu moral?
2. Sebutkan rumus Pythagoras.
3. Sebutkan ciri-ciri mahluk hidup.
4. Apa yang dimaksud dengan banjir?
5. Sebutkan definisi kode etik profesi guru. 6. Sebutkan tingkat perkembangan kognitif
menurut Piaget?
Pemahaman (C2) adalah kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Ada 3 tingkatan:
Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, pemahaman mengartikan Bhineka Tunggal Ika, dll
Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau
menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok
Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah
10
1. Berikan 2 contoh perbuatan yang bermoral dan tidak bermoral.
2. Tentukan panjang sisi miring suatu segi tiga siku-siku dengan sisi siku-siku-siku-sikunya 6 cm dan 8 cm.
3. Jelaskan, apa fungsi makanan bagi mahluk hidup. 4. Jelaskan, faktor-faktor yang menyebabkan banjir. 5. Jelaskan mengapa guru harus bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya.
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tingkat perkembangan operasi formal.
Aplikasi (C3)
adalah penggunaan abstraksi
pada situasi kongkret atau situasi khusus.
Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori,
rumus, hukum, prinsip, generalisasi dan
pedoman atau petunjuk teknis. Menerapkan
abstraksi ke dalam situasi baru disebut
aplikasi.
Mengetengahkan problem baru hendaknya
lebih didasarkan atas realitas yang ada di
masyarakat atau realitas yang ada di dalam
kehidupan siswa sehari-hari.
12
1. Bagamana cara menerapkan moral pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
2. Pak Narto adalah seorang tukang, dia bekerja di rumah pak Budi untuk membuatkan 3 buah kuda-kuda rumah yang berbentuk segitiga siku-siku
dibagian atas, lebar kuda-kuda 8 m dan tinggi 3 m. Berapa meter kayu yang dibutuhkan?
3. Jelaskan bagaimana proses makanan yang dimakan oleh mahluk hidup berubah menjadi tenaga?
4. Jelaskan bagaimana proses terjadinya banjir. 5. Jelaskan bagaimana cara seorang guru dalam
menegakkan aturan.
6. Bagaimana cara guru matematika SMA mengajarkan materi Bangun Ruang?
Analisis (C4)
adalah usaha memilah suatu
integritas menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan
susunannya. Analisis merupakan suatu kecakapan
yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan
dari ketiga tipe hasil belajar sebelumnya. Dengan
kemampuan analisis diharapkan siswa
mempunyai pemahaman yang komprehensif
tentang sesuatu dan dapat memilah atau
memecahnya menjadi bagian-bagian yang
terpadu baik dalam hal prosesnya, cara
14
1. Mengapa pada zaman modern ini cenderung banyak orang yang perbutannya tidak bermoral?
2. Bagaimana langkah pembuktian Teorema Pythagoras? 3. Pada musim kemarau panjang terjadi kekurangan bahan
makanan bagi masyarakat, karena padi yang ditanam tidak tumbuh bagus disebabkan kekurangan air.
Bagimana cara mengatasi kekurangan bahan makanan bagi masyarakat agar tetap dapat bertahan hidup?
4. Jelaskan mengapa kota Jakarta setiap tahun selalu dilanda banjir?
5. Jelaskan mengapa seorang guru dapat melanggar kode etik profesi guru?
6. Guru matematika SD mengajarkan materi bangun Ruang di kelas V tanpa menggunakan alat peraga. Lakukan analisis berdasarkan teori perkembangan kognitif.
Berpikir sintesis (C5)
adalah berpikir divergen.
Mensintesis adalah menyatukan unsur-unsur
menjadi suatu integritas yang mempunyai arti.
Berpikir sintesis merupakan sarana untuk dapat
mengembangkan berpikir kreatif. Seseorang
yang kreatif sering menemukan atau
menciptakan sesuatu. Kreatifitas juga beroperasi
dengan cara berpikir divergen. Dengan
kemampuan sintesis, siswa dimungkinkan
untuk menemukan hubungan kausal, urutan
tertentu, astraksi dari suatu fenomena dll
16
1. Bagaimana upaya menyelamatkan generasi muda dari perbuatan yang tidak bermoral?
2. Gunakan dengan 2 cara atau lebih untuk
membuktikan suatu rumus , misal: cara untuk memperoleh akar persamaan kuadrat.
3. Jelaskan bagaimana cara untuk mengatasi kekurangan pangan.
4. Jelaskan bagaimana cara mengatasi banjir. 5. Jelaskan bagaimana cara seorang guru
mengendalikan diri agar tidak melanggar etika profesi guru.
6. Jelaskan bagaimana cara yang harus ditempuh seorang untuk mencapai proses dan hasil
pembelajaran matematika yang optimal pada jenjang pendidikan SD.
Evaluasi (C6)
adalah pemberian keputusan tentang
nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari tujuan,
gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi,
dll.
Oleh karena itu maka dalam evaluasi perlu adanya
suatu kriteria atau stándar tertentu. Untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
evaluasi, maka soal-soal yang dibuat harus
menyebutkan kriterianya secara eksplisit.
Kemampuan evaluasi memerlukan kemampuan
dalam pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis.
Artinya tipe hasil belajar evaluasi mensaratkan
18
1. Bandingkan konsep moral yang berlaku di Indonesia dengan negara-negara barat.
2. Dari keempat cara, cara mana yang tercepat dan akurat untuk mendapatkan akar-akar suatu persamaan
kuadrat?
3. Bandingkan teknik pengolahan terasiring dan non terasiring untuk mendapatkan produksi tanaman pengan yang lebih baik.
4. Bandingkan teknik mana yang lebih efektif antara teknik pendekatan personal dan teknik mekanistik dalam
mengatasi banjir.
5. Pendekatan mana (agamis/ sosial) yang lebih efektif bagi seorang guru dalam mengendalikan diri untuk menghindari dari perbuatan melanggar etika.
6. Teori belajar mana yang lebih efektif digunakan dalam pembelajaran matematika antara aliran behaviorisme dan kognitivisme.
DIMENSI PROSES KOGNITIF (Anderson & Krathwohl, 2001)
KATEGORI PROSES CONTOH
Mengingat (Remember)
a. Mengenal/ identifikasi b. Menghafal/ telusuri
(Memanggil pengetahuan relevan dari memori jangka panjang)
Mengenal tanggal penting tertentu Menghafal tanggal penting tertentu
Mengerti (understand) a. Interpretasi b. Eksemplifikasi c. Klasifikasi d. Merangkum e. Inferensi f. Komparasi g. Eksplanasi
(Membangun makna dari pesan pembelajaran) Mengubah bentuk penyajian, klasifikasi, translasi Menemukan contoh spesifik, ilustrasi
Mengelompokkan, mengkategorikan Berabstraksi, generalisasi
Menyimpulkan, interpolasi, ekstrapolasi, prediksi Mengontraskan, memetakan, mencocokkan
Membangun hubungan sebab akibat Menerapkan (apply)
a. Melaksanakan b. Implementasi
(Menggunakan prosedur pada situasi tertentu) Menerapkan suatu prosedur pada tugas umum Menggunakan suatu prosedur pada tugas khusus
Menguraikan (analyze)
a. Diferensiasi b. Organisasi c. Dekonstruksi
(Menguraikan bagian-bagian tertentu dan menentukan hubungan-hubungannya) Membedakan, memfokuskan, menyeleksi
Memadukan, menentukan, membuat struktur Menetapkan bias/pandangan/nilai/perhatian
Menilai (Evaluate) :
a. Mencek b. Mengkritik
(Membuat pertimbangan berdasarkan criteria dan standar)
mengkoordinasikan, memonitor, menguji Menimbang/ mempertimbangkan Mencipta (create) : a. Menurunkan/berhipotesis b. Merencanakan c. Menghasilkan/membangun
(Memasang unsure-unsur untuk membentuk kesatuan yang fungsional; mereorganisasi bagian-bagian pola/ struktur baru)
Mengusulkan hipotesis berdasarkan criteria Menyusun prosedur untuk melengkapi tugas Menemukan suatu produk
HOTS
•
HOTS
“Higher Order Thinking
Skill” atau keterampilan berpikir tingkat
tinggi
dibagi menjadi empat kelompok,
yaitu pemecahan masalah, membuat
keputusan, berpikir kritis dan berpikir
kreatif (Presseisen dalam Costa,
1985).
• HOTS adalah keterampilan berpikir secara sistematis, analitis, kritis, dan kreatif, serta meta kognitif.
Definisi Berpikir Kritis
• Kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan,
mempertahankan pendapat, membuat
perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah
(Chance,1986)
• Proses intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang
dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan,
pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan (Scriven & Paul, 1992)
Keterampilan Inti Berpikir Kritis
Keterampilan Inti Berpikir Kritis
• Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
• Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumen
• Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
• Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan
• Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan argumen
Manfaat Berpikir Kritis bagi Mahasiswa
1. Membantu memperoleh
pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen
2. Mengemukakan dan
merumuskan pertanyaan dengan jelas
3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat 5. Membiasakan berpikiran terbuka 6. Mengkomunikasikan gagasan,
pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya
Taksonomi Bloom tentang domain kognitif: • Knowledge (Pengetahuan) • Comprehension (Pemahaman) • Application (Penerapan) • Analysis (Analisis) • Synthesis (Sintesis) • Evaluation (Evaluasi)
Membandingkan Taksonomi
Bloom dalam Berpikir Kritis
Lebih superfisial
Lebih
Pengetahuan Pemahaman
Penerapan Analisis
Sintesis Evaluasi
Berpikir Kreatif Berpikir Kritis
Membandingkan Taksonomi
Bloom dalam Berpikir Kritis
Klasifikasi Huitt’s (1992) tentang teknik pemecahan masalah:
• Berpikir kritis—linier dan berseri (berurutan), lebih terstruktur, lebih rasional dan analitik, lebih berorientasi kepada tujuan Konvergen
• Berpikir kreatif—holistik dan paralel, lebih intuitif (bisikan kalbu) dan emosional, lebih kreatif, lebih
visual, dan lebih taktual/ kinestetik Divergen
Membandingkan Taksonomi
Bloom dalam Berpikir Kritis
Jembatan Berpikir Kritis-Berpikir Kreatif
Berpikir kritis •Evaluasi Berpikir kreatif •Sintesis •Analisis •Penerapan •Pemahaman •PengetahuanPerbedaan Berpikir Kreatif dan
Berpikir Kritis
Berpikir Kritis Berpikir Kreatif
1. Analitis 2. Mengumpulkan 3. Hirarkis 4. Kepastian 5. Memutuskan 6. Memusat 7. Obyektif 8. Jawaban tunggal 9. Otak kiri 10.Kata-kata 11.Sejajar
12.Ya, akan tetapi...
1. Mencipta 2. Meluaskan 3. Bercabang 4. Kemungkinan 5. Menggunakan keputusan 6. Menyebar 7. Subyektif
8. Jawaban tidak tunggal 9. Otak kanan
10.Gambaran 11.Hubungan
Keterampilan berpikir yang dikembangkan
Linn dan Gronlund
No Keterampilan
Berpikir Bentuk Pertanyaan
1 Membandingkan - Apa persamaan dan perbedaan antara … dan… - Bandingkan dua cara berikut tentang ….
2 Hubungan sebab-akibat
- Apa penyebab utama … - Apa akibat …
3 Memberi alasan (justifying)
- Manakah pilihan berikut yang kamu pilih, mengapa? - Jelaskan mengapa kamu setuju/tidak setuju
dengan pernyataan tentang ….
4 Meringkas - Tuliskan pernyataan penting yang termasuk … - Ringkaslah dengan tepat isi …
5 Menyimpulkan - Susunlah beberapa kesimpulan yang berasal dari data ….
- Tulislah sebuah pernyataan yang dapat menjelaskan peristiwa berikut ….
6 Berpendapat (inferring)
- Berdasarkan …, apa yang akan terjadi bila - Apa reaksi A terhadap …
Keterampilan berpikir yang
dikembangkan Linn dan Gronlund
No Keterampilan
Berpikir Bentuk Pertanyaan
7 Mengelompokkan- Kelompokkan hal berikut berdasarkan …. - Apakah hal berikut memiliki …
8 Menciptakan - Tuliskan beberapa cara sesuai dengan ide Anda tentang ….
- Lengkapilah cerita … tentang apa yang akan terjadi bila ….
9 Menerapkan - Selesaikan hal berikut dengan menggunakan kaidah ….
- Tuliskan … dengan menggunakan pedoman…. 10 Analisis - Manakah penulisan yang salah pada paragraf ….
- Daftar dan beri alasan singkat tentang ciri utama . 11 Sintesis - Tuliskan satu rencana untuk pembuktian …
- Tuliskan sebuah laporan …
12 Evaluasi - Apakah kelebihan dan kelemahan ….
Contoh Pertanyaan
1. Diantara dua metode, Newton-Raphson dan
Lagrange, metode mana yang memberikan galat terkecil?
2. Apa penyebab utama terjadinya banjir? Akibat apa yang ditimbukan oleh banjir?
3. Jelaskan mengapa anda memilih cara pemfaktoran untuk menentukan akar persamaan kuadrat?
4. Buatlah ringkasan dari wacana yang telah anda baca. 5. Dari beberapa data yang telah disajikan di atas,
tariklah kesimpulannya.
6. Apa yang terjadi bila nilai tukar rupiah terus melemah terhadap US dollar?
Contoh Pertanyaan
7. Kelompokkanlah mana yang merupakan bangun ruang, dan mana yang bangun datar.
8. Kemukakan gagasan anda, bagaimana cara menanggulangi kemiskinan di Indonesia?
9. Carilah akar persamaan kuadrat berikut ini dengan cara melengkapkan kuadrat sempurna.
10. Mengapa prestasi belajar matematika siswa cenderung rendah?
11. Buatlah laporan hasil observasi lapangan tentang perkembangan peserta didik di SMP X.
12. Pendekatan manakah (kuantitatif atau kualitatif) yang lebih mendalam dalam mengungkapkan suatu kasus pembelajaran di sekolah Y?
Instrumen Penilaian Pengetahuan
Tes
Lisan
Penugasan
Tes
Tertulis
PG, Isian, Jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, uraian Daftar pertanyaan Lembar penugasan (PR, kliping)Pilihan Ganda Biasa Pilihan Ganda Hub Antar Hal Pilihan Ganda Analisis Kasus Pilihan Ganda Komplek Pilihan Ganda Membaca Diagram/ Grafik/ Gambar Terbuka Terbatas
Benar-Salah
Menjodohkan Pilihan Ganda
URAIAN OBJEKTIF
ANALISIS SOAL
menulis soal telaah/revisi soal merakit tes ujicoba
analisis soal
soal jelek seleksi soal
(kuali & kuanti) soal baik kalibrasi bank soal
Tabel Spesifikasi Terintegrasi (ranah
kognitif, afektif, psikomotor)
KA C1 % C2% C3% C4% C5% C6% A1% A2% A3% A4% A5% P1% P2% P3% P4% P5% Jml 1 2 ….. Ke-n Jml
Tabel Spesifikasi Ranah Kognitif
Kemampuan
akhir Tingkat/ jenjang kognitif Jumlah
C1
(ingatan) (pemahaman)C2 C3 (penerapan) (analisis)C4 C5 (evaluasi) (kreasi)C6
Ke-1 (..%)
Ke-2 (..%)
…..
Ke-n (..%)
Tabel Spesifikasi Ranah Psikomotor
(Keterampilan)
Kemampuan
Akhir Tingkat/ jenjang psikomotorik Jumlah
P1
(peniruan) (manipulasi)P2 (ketepatan)P3 (artikulasi)P4 (naturalisasi)P5 Ke-1
Ke-2
…..
Ke-n
Tabel Spesifikasi Ranah Afektif
Kemampuan
Akhir Tingkat/ jenjang afektif Jumlah
A1
(penerimaan) (penanggapan)A2 A3 (penilaian) (pengorganisasianA4 ) A5 (karakterisasi) Ke-1 Ke-2 ….. Ke-n Jumlah
Contoh isian: Tabel Spesifikasi Ranah
Kognitif
Kemam-puan akhir Tingkat/ jenjang kognitif Jumlah(100%)
C1 (inga-tan) 10% C2 (pema-haman) 16,7% C3 (pene-rapan) 26,7% C4 (ana-lisis) 30% C5 (eva-luasi)10% C6 (kre-asi)6,6% Ke-1 (5%) 1 1 2 Ke-2 (7%) 1 1 1 3 Ke-3 (10%) 1 1 1 1 4 ….. …. …. …. …. …. …. ….. Ke-n (8%) 1 1 1 3 Jumlah 4 7 11 12 4 2 40 btr
Contoh isian: Kisi-kisi Tes Ranah
Kognitif (nomor butir)
KAD C1 C2 C3 C4 C5 C6 jml md sd sk md sd sk md sd sk md sd sk md sd sk md Sd sk 1 1 2 2 2 3 4 5 3 3 6 7 8 9 4 … … 16 38 39 40 jml 40
44
1. Saripati permasalahan harus ditempatkan pada pokok soal (Stem)
2. Hindari pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan
3. Hindari rumusan kata yang berlebihan
4. Bila pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap, maka kata yang melengkapi harus
diletakkan pada ujung pernyataan, bukan di tengah-tengah kalimat
5. Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan
45
6. Hindari kata-kata teknis, ilmiah atau istilah yang aneh atau mentereng
7. Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang benar
8. Hindari keadaan dimana jawaban yang benar selalu
ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah
9. Hindari adanya petunjuk / indikator pada jawaban yang benar
10. Hindari menggunakan pilihan yang berbunyi “semua
yang di atas benar” atau “tidak satu pun yang di
46
11. Gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan
12. Pokok soal diusahakan tidak
menggunakan ungkapan atau kata-kata
yang bermakna tidak tentu
13. Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau pertanyaan positif
PRINSIP PENULISAN SOAL TES URAIAN/ESAI
1. Gunakanlah tipe tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang cocok
2. Beritahulah bahwa tes akan menggunakan butir soal tipe uraian
3. Batasilah ruang lingkup tes secara pasti 4. Pertanyaan hendaknya terutama untuk
mengukur tujuan hasil belajar yang penting saja 5. Jangan terlalu banyak digunakan untuk
6. Kemampuan dan ketrampilan menulis peserta tes haruslah menjadi pertimbangan utama
7. Jangan memberikan butir soal yang dapat dipilih atau dapat tidak dikerjakan
8. Setiap soal harus jelas, apakah jenis terbatas atau jenis bebas
9. Makin banyak jumlah butir soal untuk setiap perangkat soal makin baik
10.Tulislah petunjuk awal yang jelas, dan
11. Waktu yang tersedia haruslah cukup
12. Hendaknya pertanyaan menuntut respon atau jawaban yang bersifat baru/pemikiran peserta tes
13. Hendaknya selalu ada kombinasi jenis tes uraian terbatas dan jenis tes uraian bebas 14. Pergunakanlah kata-kata deskriptif
15. Dalam setiap butir soal harus dijelaskan skor maksimal yang dapat diperoleh
16. Janganlah mulai kalimat butir soal dengan kata-kata seperti "apa" dan "siapa"
PERTANYAAN: Hitunglah nilai X dari persamaan: X (X-5) = 4X-14
Contoh Pedoman Penilaian
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
ASPEK / KONSEP YANG DINILAI X (X-5) = 4X - 14 X . X - 5 . X = 4X - 14 (KONSEP DISTRIBUTIF) X2 - 5X = 4X - 14 (KONSEP KOMUTATIF) X2 - 5X - 4X = 4X - 4X - 14 (KONSEP ADITIF) X2 - 9X = -14 X2 - 9X + 14 = 0 a. X1,2 = atau b. (x - 7) (x - 2) = 0 X1,2 = X1,2 = X - 7 = 0 X - 2 = 0 X1 = = 7 X1 - 7 = 0 X2 = = 2 X2 - 2 = 0 Skor Maksimum SKOR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 -b + b2 - 4ac 2a 9 + 81 - 56 2 9 + 25 2 9 + 25 2 9 - 5 2
}
}
DIAGRAM VALIDITAS
VALIDITAS
TEORETIK
EMPIRIK
KONTEN KONSTRUK KONKUREN PREDIKTIF
FACE LOGICAL
SKOR DIKOTOMI SKOR KONTINUM (0,1) (1,2,3, …..)
judgment Para Ahli Korelasi Point Korelasi Product Biserial Moment
Kaidah penelaahan butir-butir
• Segi Materi (Substansi)
(1) Materi sudah dipelajari oleh siswa (2) Butir soal sesuai dengan indikator (3) Antar butir tidak saling tergantung
• Segi Konstruksi
(1) Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas (2) Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat
menimbulkan penafsiran ganda
(3) Butir soal tidak tergantung kepada jawaban butir soal yang lain
(4) Pengecohnya sudah disusun dengan baik
• Segi Bahasa
(1) Soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
(2) Soal menggunakan bahasa yang komunikatif
INSTRUMEN TELAAH BUTIR SECARA KUALITATIF (UMUM)
No Pedoman 1 2 3 … … n
1. Kunci jawaban yang benar hanya satu 2. Soal sesuai dengan indikator
3. Semua pilihan jawaban logis 4. Rumusan soal jelas
5. Tidak ada petunjuk pada jawaban yang benar 6. Tidak menggunakan negatif ganda
7. Semua pilihan jawaban paralel
8. Panjang kalimat jawaban hampir sama
9. Tidak menggunakan pilihan “semua salah” atau “semua benar”
10. Jawaban dalam bentuk angka diurutkan 11. Mengunakan tata bahasa yang baku 12. Menggunakan bahasa yang komunikatif
INSTRUMEN TELAAH BUTIR SECARA KUALITATIF (KHUSUS) No Butir Indikat or Tujuan Pembelajaran Soal Kunci Jawaban Hasil Validasi
Materi Konstruksi Bahasa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Dst.
DIAGRAM RELIABILITAS
RELIABILITAS
STABILITAS INTERNAL KONSISTENSI
PARALEL TEST-RETEST BELAH DUA SKOR GABUNGAN BUTIR
SPEARMAN-BROWN PRODUCT MOMENT KR-20
Tingkat Kesukaran Butir Soal
• Sebuah butir mempunyai tingkat kesukaran baik, dalam arti dapat memberikan distribusi
yang menyebar, jika tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah
• Tidak ada uji signifikansi untuk tingkat kesulitan • Pada instrumen untuk variabel terikat dituntut
mempunyai tingkat kesukaran yang memadai dalam rangka untuk membuat variansi yang besar pada variabel terikat
Daya Beda Butir Soal
• Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik jika kelompok siswa pandai menjawab benar
butir soal lebih banyak daripada kelompok siswa tidak pandai
• Daya beda suatu butir soal dapat dipakai untuk membedakan siswa yang pandai dan tidak
pandai
• Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai adalah skor total dari sekumpulan butir yang dianalisis
Daya Beda Butir Soal
• Tidak ada uji signifikansi untuk daya
pembeda
• Rentangan daya beda adalah
-1.0
≤ D ≤ 1.0
• Butir soal mempunyai daya pembeda
baik jika D ≥ 0.30.
• Ada beberapa cara untuk mengukur
daya pembeda
Berdasar nilai kelompok
Berdasarkan kriteria yang terukur/terskala PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN) PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)
PENDEKATAN PENILAIAN
DUA MACAM STANDAR
(Norma, Kriteria, Acuan)
1. PAP = Penilaian Acuan Patokan = Criterian Based Evaluation
= Criterian Referenced Evaluation
= Standar Mutlak = Norma Ideal 2. PAN = Penilaian Acuan Norma
= Norm Based Evaluation
= Norm Referenced Evaluation
PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)
• Patokan yang dimaksud adalah tujuan
yang dicita-citakan, yaitu menguasai
seluruh materi (100%), bila tidak mampu
diperhitungkan berapa % dari 100% tsb.
• Patokan 100% tsb. Adalah:
* angka 100 (skala penilaian 1-100)
* angka 10 (skala penilaian 1-10)
PENILAIAN ACUAN PATOKAN (PAP)
• Contoh:
Nilai tertinggi yang ditetapkan = 100.
Jumlah soal/materi yang harus dikuasai = 10. Siswa A hanya menguasai 5.
Nilai siswa A = (5:10) X 100 = 50.
Nilai 60 tetap 60, berapapun nilai teman-temannya,
tidak tergantung perolehan teman, tentang lulus/tidak lulus ada kriteria sendiri, misalnya nilai 60, jadi siswa tersebut tidak lulus.
PENILAIAN ACUAN NORMA
(PAN)
• Norma yang dimaksud adalah nilai
tertinggi yang diperoleh kelompok /
kelasnya (norma empiris), bersifat relatif,
tergantung perolehan teman satu kelas /
kelompoknya.
• Untuk menentukan kedudukan setiap
siswa di dalam kelompoknya digunakan
acuan kurve normal, maka disebut
STANDAR PENILAIAN
(MENGACU KURVE NORMAL)
• Ada beberapa standar: (1) standar seratus, (2)
tandar sebelas, (3) standar sembilan, dan (4) standar
lima.
• Teknik penghitungan menggunakan kurve
normal dengan langkah:
(1) menyusun kategori,
(2) menghitung angka batas kategori, dan (3) memberi
nilai (menyatakan skor seorang siswa termasuk dalam
kategori yang mana).
PENILAIAN DENGAN STANDAR LIMA
• Skor terbagi atas lima kategori: A, B, C, D, E atau 1, 2, 3, 4, 5.
• Ada tiga cara menentukan angka-angka batas kategori, yaitu:
1. Mx ±0,50 SD dan ±1,50 SD.
2. Mx ±1,00 SD dan ±2,00 SD.
3. Penghitungan persentil tertentu, yaitu: P10, P30, P70, dan P90
1. PENGHITUNGAN PENILAIAN STANDAR LIMA DENGAN: MEAN ±0,50 SD DAN ±1.50 SD • 6.68% 24,17% 38,30% 24,17% 6,68% • ( 7% ) ( 24% ) ( 38% ) ( 24% ) (7% ) - 1,5 SD - 0,50 SD + 0,50 SD + 1,5 SD E D C B A 0 1 2 3 4 P7 P31 P69 P93
1. PENGHITUNGAN PENILAIAN STANDAR LIMA DENGAN:
MEAN ±0,50 SD DAN ±1.50 SD • Berdasar perhitungan di atas, bila batas
lulusnya nilai 2 (C), maka:
1. Yang lulus minimal nilai 55.
2. Jumlah yang lulus = 69% (38%+24%+7%). 3. Yang tidak lulus nilai kurang dari 55.
TUGAS
• BUAT TABEL SPESIFIKASI
• BUAT KISI-KISI
• TULIS SOAL PILIHAN GANDA 10 BUTIR
DAN URAIAN 5 BUTIR
• TULIS KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN
PENYEKORANNYA
• LAKUKAN ANALISIS KUALITATIF
• LAKUKAN ANALISIS KUANTITATIF
• TENTUKAN RUMUS NILAI AKHIR
TUGAS (1)
• BUAT TABEL SPESIFIKASI
• BUAT KISI-KISI
• TULIS SOAL PILIHAN GANDA 10 BUTIR
DAN URAIAN 5 BUTIR SESUAI DENGAN
KD DAN INDIKATOR DAN
MEMPERHATIKAN PRINSIP HOTS
• TULIS KUNCI JAWABAN DAN
PEDOMAN PENYEKORANNYA
TUGAS (2)
Data hasil ujian ditunjukkan pada tabel di bawah ini, hitunglah validitas butir, reliabilitas tes, daya pembeda
butir, tingkat kesukaran butir, dan efektivitas distraktor
1 2 3 4 5 JUMLAH ANI 1 1 0 1 0 BUDI 0 1 0 0 1 CECEP 1 1 1 1 1 DEDE 0 1 0 0 1 EVI 0 1 1 1 1 FANI 1 1 0 1 1 GAGUK 0 1 0 1 1 HARUN 1 1 0 1 0 IRA 1 1 0 0 1 JONO 1 1 1 1 0 JUMLAH
TUGAS (3)
Data hasil ujian ditunjukkan pada tabel di bawah ini, hitunglah validitas butir, reliabilitas tes, daya pembeda
butir, tingkat kesukaran butir, dan efektivitas distraktor
1 2 3 4 5 JUMLAH ANI 60 75 80 85 90 BUDI 75 70 75 80 85 CECEP 80 75 70 65 60 DEDE 70 75 70 75 70 EVI 50 55 60 60 65 FANI 40 75 60 65 80 GAGUK 75 70 80 85 90 HARUN 80 75 70 65 60 IRA 65 65 75 75 70 JONO 60 60 70 70 75 JUMLAH
AKHIRUL KALAM
• Jangan pernah menyepelekan apapun yang telah kamu miliki, karena mungkin yang kamu miliki itu sangat diinginkan oleh orang lain.
• Ikhlas menerima kesalahan, dan belajar dari setiap kesalahan, karena itu yang akan menjadikanmu kuat dalam menjalani kehidupan.
• Anak-anak harus dididik, tetapi mereka juga harus dibiarkan untuk mendidik diri mereka sendiri. (Ernest Dimnet)
• Pendidikan adalah hiasan dalam kemakmuran dan tempat perlindungan dalam kesulitan. (Aristotle)
• Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. (Albert Einstein)
• Hanya cinta yang dapat memberikan semangat kehidupan bagi orang lain yang bermanfaat. (Albert Einstein)
• Kesepian Tanpa Kekasih - Cukup Sekian Terima Kasih