SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 58
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS
BERBANTUAN MEDIA LKS TERHADAP HASIL BELAJAR
PRAKARYASISWA SMP KELAS VIII SMP DARMA PATRA
PANGKALAN BERANDAN
Geniung Yan Pratidina dan Hotmaria Tampubolon
Program Studi Pendidikan Tata Busana
FT Universitas Negeri Medan
Email:
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran prakarya menggunakan model pembelajaran konvensional berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan .2) Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran prakarya menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsel pairs berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan. 3) Untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran Practice Rehearsel Pairs berbantuan media LKS terhadap hasil belajar prakarya siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan
Populasi adalah siswa kelas VIII SMP Darma Patra Pangkalan Berandan, Tahun Ajaran 2016/2017 sebanyak dua kelas yaitu Kelas VIII-C yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan VIII-D yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol dengan jumlah keseluruhan 61 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dan di dasari atas informasi yang mendahului tentang keadaan populasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar prakarya tanpa menggunakan metode pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII-C cenderung kurang yaitu
27 siswa ( 84,4 % ), dengannilai rata-rata 24,5 dan simpangan baku 23 dengan nilai
tertinggi 32 dan nilai terendah 18. Sedangkan Hasil belajar prakarya menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII-D cenderung tinggi yaitu 28 siswa ( 90,4 % ) , dengan nilai rata-rata 30,4 dan standar deviasi 30,5 dengan nilai tertinggi 36 dan nilai terendah 27. Dan terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar prakarya dengan model pembelajaran practice rehearsal pairs pada siswa kelas VIII-C dimana nilai thitung > ttabel atau 3,9 > 1,6
Kata Kunci : Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pair Berbantuan Media LKS,
Prakarya.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Prakarya adalah mata pelajaran
praktek yang dalam pembelajaran
kerajinan siswa diharapkan dapat
berfikir kreatif dan bisa menciptakan
hasil dari suatu keterampilan atau
suatu karya, akan tetapi berdasarkan
pengamatan dilapangan, masih ada
tenaga pendidik yang menggunakan
model pembelajaran yang tidak tepat
sehingga
suasana
belajar
tidak
menyenangkan dan mempengaruhi
hasil belajar mata pelajaran Prakarya
Model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs adalah model sederhana yang dapat dipakai untuk mempraktekkan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar atau
SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 59 biasa juga disebut dengan praktek
berpasangan. Model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs biasa digunakan untuk materi mata pelajaran praktek.
D
engan mencoba Model Pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa didalam mengerjakan tugas atau mencari tahu materi pembelajaran dengan bekerja sama dengan temannya seperti Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs berbantu media Lembar Kerja Siswa atau LKS sebagai alternatif pada mata pelajaran Prakarya dalam materi Kerajinan. Materi kerajinan tersebut diharapkan agar menjadi pedoman dalam menanamkan budaya wirausaha dalam diri siswaBerdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Berbantuan Media LKS Terhadap Hasil Belajar Prakarya Pada Siswa Kelas VIII SMP Swasta Dharma Patra Pangkalan Berandan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran prakarya menggunakan model pembelajaran konvensional berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan?
2. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran prakarya menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsel Pairs berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan? 3. Apakah ada pengaruh penerapan
model pembelajaran Practice Rehearsel Pairs berbantuan media LKS terhadap hasil belajar prakarya siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan?
C. Tujuan Penelitian
Setiap usaha yang dilakukan berhasil dan berguna apabila terlebih dahulu ada tujuan, demikian juga penelitian ini harus mempunyai tujuan tertentu agar dapat memberi gambaran secepatnya sesuai dengan data-data peneliti yang dilaksanakan. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran prakarya
menggunakan model
pembelajaran konvensional berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan 2. Untuk mengetahui hasil belajar
mata pelajaran prakarya
menggunakan model
pembelajaran Practice Rehearsel pairs berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran Practice Rehearsel Pairs berbantuan media LKS terhadap hasil belajar prakarya siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan
II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DANHIPOTESIS PENELITIAN
1. Hakikat Hasil Belajar
Menurut Arikunto (2007) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Pengertian Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs
Silberman (2009:228) menyatakan bahwa secara bahasa practice rehearsal pairs berarti latihan praktek berpasangan. Sedangkan menurut istilah practice rehearsal pairs adalah model sederhana yang digunakan untuk
SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 60 mempraktekkan suatu keterampilan atau
prosedur dengan partner belajar. Hal ini berarti bahwa beberapa siswa dikelompokkan menjadi beberapa bagian dan mereka dituntut aktif untuk mempraktekkan suatu keterampilan tertentu. Masing-masing kelompok saling berkerja sama dalam kegiatan praktek tersebut.
3.Prakarya
Pembuatan pola merupakan salah satu mata pelajaran produksi, yang membahas tentang cara menentukan desain busana, mengambil ukuran, membuat pola dasar, mengubah pola sesuai dengan mode dan ukuran, membuat uraian gambar sesuai dengan desain dan membuat rancangan bahan dan harga.
4. Media Pembelajaran
Menurut abdur (2010) media
adalah perantara dan pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan.
Media
pembelajaran
harus
meningkatkan motivasi siswa. Selain
itu merangsang siswa mengingat apa
yang
sudah
dipelajari,
selain
memberikan
rangasangan
belajar
baru. Sedangkan menurut Trianto
(2009)
media
adalah
ekstensi
manusia yang memungkinkannya
memengaruhi orang lain yang tidak
mengadakan
kontak
langsung
dengannya
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini ada dua kelas sampel yang akan dibedakan yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pada saat proses belajar mengajar berlangsung diberikan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs berbantu media LKS. Sedangkan kelas kontrol berbantuan media LKS namun tidak diberi perlakuan. Setelah kegiatan belajar mengajar selesai maka kedua
sampel diberi post test yaitu untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman akhir siswa.
B. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian
1. Defenisi Operasianal
Practice Rehearsal Pairs adalah model berpasangan yang dapat digunakan untuk suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar. Tujuannya adalah agar siswa lebih banyak berfikir, menjawab dan membantu satu sama lain. Model pembelajaran ini sangat baik digunakan untuk mata pelajaran praktek, model pembelajaran ini memberikan peran aktif siswa sebagai pendemonstrasi dan pemerhati dalam mengerjakan suatu keterampilan kemudian siswa saling bertukar peran.
2. Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yitu variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel bebas (X1) adalah model pembelajaran kovensional
b. Variabel bebas (X2) adalah model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs.
C. Populasi dan sampel penelitian 1. Populasi Penelitian
Arikunto (2010), Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Darma Patra Pangkalan Berandan Tahun Pembelajaran 2016/2017.
2. Sampel Penelitian
Dengan menggunakan teknik purposive sampling tersebut, maka dengan demikian peneliti menentukan Kelas VIII-C yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan VIII-D yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol karena untuk melihat hasil nilai belajarnya termasuk dalam kategori lebih baik atau menurun dari sebelumnya.
SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 61 Penelitian ini akan dilaksanakan
di SMP Darma Patra Pangkalan Berandan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei semester genap Tahun Ajaran 2016/2017 di kelas VIII-C dan VIII-D.
E. Instrumen dan Teknik Penelitian
Instrument menurut Arikunto (2013) alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data, untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah melalui lembar pengamatan yang dilakukan oleh 5 orang pengamat, dimana 5 pengamat dianggap ahli dalam bidang kerajinan dan layak untuk mengisi lembar penilaian. Kemudian nilai rata-rata dari kelima pengamat akan menjadi data dalam penelitian ini. Pengamatan ini berbentuk pengamatan yang sekaligus dilakukan penilaian dari pengamat terhadap objek yang diamati. Penentuan skor adalah jika hasil prakteknya benar mendapat skor = 4, cukup = 3, kurang = 2, tidak benar = 1.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII-C dan VIII-D. Penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu pada kelas VIII-C yang berjumlah 30 orang siswa yaitu kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs sedangkan pada kelas VIII-D yang berjumlah 31 orang siswa yaitu kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan pengolahan data akan diuraikan berturut-turut deskripsi data, identifikasi tingkat kecenderungan masing-masing variabel penelitian, pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis.
A. Deskriptif Data Penelitian
1. Hasil Belajar Pembuatan Tempat Pinsil dari Limbah Anorganik
Tanpa Menggunakan Model
Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs (X1)
Berdasarkan data hasil belajar pembuatan tempat pinsil tanpa menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs, diperoleh nilai rata-rata = 22,4 dan standar deviasi 23 dengan nilai tertinggi 32 dan nilai terendah18
Histogram Data Hasil Belajar Pembuatan tempat pinsil tanpa menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan
media lks
2. Hasil Belajar Pembuatan Tempat Pinsil dari Limbah Anorganik
Menggunakan Model
Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs
Berdasarkan data hasil belajar pembuatan tempat pinsil menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs, diperoleh nilai rata-rata = 30,4 dan standart deviasi = 30,5 dengan nilai tertinggi 36 dan nilai terendah 27
Histogram Data Hasil Belajar Pembuatan tempat pinsil menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan
media lks
B. TingkatKecenderungan Penelitian
1. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Pembuatan Pola Kemeja
0 2 4 6 8 10 12 16-18 22-24 25-27 28-30 31-33 41,9% 36,6% 6,4% 3,3% 12,9% F r e k u e n si 0 2 4 6 8 10 12 14 16 26-2728-2930-3132-3334-3536-37 16,6% 20% 2,6% 23,3% 10% 3,3% F r e k u e n si
SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 62
Pria Tanpa Menggunakan Metode Pembelajaran Explicit Instruction
Berdasarkan dari 31 orang sampel penelitian didapatkan 13 orang (41,9%) memperoleh hasil belajar yang tinggi. Berdasarkan ketentuan bahwa Mo < Mi yaitu 24,5 < 25 dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pembuatan pembuatan tempat pinsil tanpa menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs pada siswa kelas VIII-D SMP Darma Patra P.Berandan cenderung rendah
2. Hasil Belajar Pembuatan
Pembuatan Tempat Pinsil
Menggunakan Model
Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs
Berdasarkan dari 30 orang sampel penelitian didapatkan 11 orang (36,6 %) memperoleh hasil belajar yang tinggi. Berdasarkan ketentuan bahwa Mo < Mi yaitu 31,3 > 31,5 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pembuatan pembuatan tempat pinsil menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs pada siswa kelas VIII-C SMP Darma Patra P.Berandan cenderung cukup dan cenderung cukup
C. Uji Persyaratan Analisis
Pengajuan hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik parametik yaitu uji t maka syarat-syaratnya harus dapat terpenuhi, dan harus berdistribusi normal dan homogen.
D. Uji Validitas Lembar Pengamatan
Validitas isi dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada validator yaitu dengan salah satu dosen PKK yang ahli dalam materi pembuatan pola kemeja pria.
E. Uji Kesepakatan Pengamat
Uji kesepakatan pengamat dilakukan untuk mengetahui apakah hasil penilaian dari kelima pengamat berbeda atau tidak. Berdasarkan hasil
perhitunganuji kesepakatan pengamat dengan uji ANAVA.
F. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik dengan menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs sebesar 30,4 dengan standar deviasi 30,5. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik tanpa menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs sebesar 22,4 dengan standar deviasi 23. Dari hasil rata-rata tersebut dilakukan uji perbedaan antara hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik dengan menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs dan tanpa menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs. Dari hasil perhitungan uji t diperoleh harga thitung = 3,9. Jika dibandingkan dengan ttabel pada dk = 59 yaitu sebesar 1,67. Maka nilai thitung > ttabel atau 3,9 > 1,67, yang artinya bahwa Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya bahwa nilai rata-rata hasil belajar pembuatan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs lebih tinggi daripada hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik tanpa menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs pada siswa kelas VIII SMP Darma Patra Pangkalan Berandan teruji kebenarannya
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji t diperoleh harga thitung = 3,9. Jika dibandingkan dengan ttabel pada dk = 59 yaitu sebesar 1,67. Maka nilai thitung > ttabel atau 3,9 > 1,67, yang artinya bahwa Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh hasil
SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 63 belajar pembuatan tempat pinsil
berbahan limbah anorganik dengan menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs pada siswa VII SMP Darma Patra P.Berandan teruji kebenarannya. skor rata-rata hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik dengan menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs lebih besar daripada hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik tanpa menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs Penggunaan model pembelajaran practice rehearsal pairs sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam tempat pinsil berbahan limbah anorganik dibandingkan dengan model pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil belajar pembuatan tempat pinsil dari limbah anorganik tanpa
menggunakan model
pembelajaran practice rehearsal pairs (konvensional) berbantuan media LKS (kelas kontrol) diperoleh nilai rata-rata sebesar 22,4. Untuk skor tertinggi 32 dan skor terendah 18 dengan jumlah sampel 31 orang, yang memiliki tingkat kecendrungan 41,9% yang tergolong kategori rendah.
2. Berdasarkan hasil belajar pembuatan tempat pinsil dari limbah anorganik dengan
menggunakan model
pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan media LKS (kelas eksperimen) diperoleh nilai rata-rata sebesar 30,4. Untuk skor tertinggi 36 dan skor terendah 27 dengan jumlah sampel 30 orang, yang memiliki tingkat kecendrungan 36,6% yang tergolong kategori cukup
3. Dari hasil perhitungan hipotesis bahwa thitung = dan ttabel = dengan taraf signifikan 5% dan terdapat thitung>ttabel = > , hasil belajar pembuatan tempat pinsil dari limbah anorganik dengan menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan media LKS secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berbantuan media LKS. B. Saran
1. Melihat pengaruh hasil belajar pada kelas kontrol, diharapkan
penggunaan Model
pembelajaran oleh guru dapat dilakukan pengembangan model pembelajaran yang lebih kreatif dan bervariasi sehingga meningkatkan antusias siswa dalam
2. Dengan menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan media LKS terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan.
3. Pemanfaatan media belajar harus terus ditingkatkan dan tidak hanya terfokus pada buku pembelajaran disekolah saja sehingga kemandirian belajar siswa lebih terasah lagi dan pengetahuan siswa menjadi bertambah
Daftar Pustaka
Abdul Haris dan Jihad. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Presindo Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Gunawan, Gugun. Mengolah Sampah Menjadi Uang: Panduan Mengeruk Keuntungan dari Bisnis Pengolahan Sampah. Jakarta: Tans Media Pustaka
SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 64 Hamdani. (2010). Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Haryati. (2007). Model dan Teknik Penilaian. Jakarta:Gaung Persada Pers Jakarta.
Khotimah, Khusnul dkk. (2015). Pengaruh Metode Practice Rehearsal Pairs Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2014/2015. Lubuklinggau: STKIP-PGRI Journal
Paresti, Suci,dkk. (2014). Buku Panduan Prakarya Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Silberman, Mel. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:Yappendis
Sudjana. (2001). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito