• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geniung Yan Pratidina dan Hotmaria Tampubolon Program Studi Pendidikan Tata Busana FT Universitas Negeri Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Geniung Yan Pratidina dan Hotmaria Tampubolon Program Studi Pendidikan Tata Busana FT Universitas Negeri Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 58

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS

BERBANTUAN MEDIA LKS TERHADAP HASIL BELAJAR

PRAKARYASISWA SMP KELAS VIII SMP DARMA PATRA

PANGKALAN BERANDAN

Geniung Yan Pratidina dan Hotmaria Tampubolon

Program Studi Pendidikan Tata Busana

FT Universitas Negeri Medan

Email:

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran prakarya menggunakan model pembelajaran konvensional berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan .2) Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran prakarya menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsel pairs berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan. 3) Untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran Practice Rehearsel Pairs berbantuan media LKS terhadap hasil belajar prakarya siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan

Populasi adalah siswa kelas VIII SMP Darma Patra Pangkalan Berandan, Tahun Ajaran 2016/2017 sebanyak dua kelas yaitu Kelas VIII-C yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan VIII-D yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol dengan jumlah keseluruhan 61 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dan di dasari atas informasi yang mendahului tentang keadaan populasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar prakarya tanpa menggunakan metode pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII-C cenderung kurang yaitu

27 siswa ( 84,4 % ), dengannilai rata-rata 24,5 dan simpangan baku 23 dengan nilai

tertinggi 32 dan nilai terendah 18. Sedangkan Hasil belajar prakarya menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII-D cenderung tinggi yaitu 28 siswa ( 90,4 % ) , dengan nilai rata-rata 30,4 dan standar deviasi 30,5 dengan nilai tertinggi 36 dan nilai terendah 27. Dan terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar prakarya dengan model pembelajaran practice rehearsal pairs pada siswa kelas VIII-C dimana nilai thitung > ttabel atau 3,9 > 1,6

Kata Kunci : Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pair Berbantuan Media LKS,

Prakarya.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prakarya adalah mata pelajaran

praktek yang dalam pembelajaran

kerajinan siswa diharapkan dapat

berfikir kreatif dan bisa menciptakan

hasil dari suatu keterampilan atau

suatu karya, akan tetapi berdasarkan

pengamatan dilapangan, masih ada

tenaga pendidik yang menggunakan

model pembelajaran yang tidak tepat

sehingga

suasana

belajar

tidak

menyenangkan dan mempengaruhi

hasil belajar mata pelajaran Prakarya

Model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs adalah model sederhana yang dapat dipakai untuk mempraktekkan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar atau

(2)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 59 biasa juga disebut dengan praktek

berpasangan. Model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs biasa digunakan untuk materi mata pelajaran praktek.

D

engan mencoba Model Pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa didalam mengerjakan tugas atau mencari tahu materi pembelajaran dengan bekerja sama dengan temannya seperti Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs berbantu media Lembar Kerja Siswa atau LKS sebagai alternatif pada mata pelajaran Prakarya dalam materi Kerajinan. Materi kerajinan tersebut diharapkan agar menjadi pedoman dalam menanamkan budaya wirausaha dalam diri siswa

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Berbantuan Media LKS Terhadap Hasil Belajar Prakarya Pada Siswa Kelas VIII SMP Swasta Dharma Patra Pangkalan Berandan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran prakarya menggunakan model pembelajaran konvensional berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan?

2. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran prakarya menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsel Pairs berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan? 3. Apakah ada pengaruh penerapan

model pembelajaran Practice Rehearsel Pairs berbantuan media LKS terhadap hasil belajar prakarya siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan?

C. Tujuan Penelitian

Setiap usaha yang dilakukan berhasil dan berguna apabila terlebih dahulu ada tujuan, demikian juga penelitian ini harus mempunyai tujuan tertentu agar dapat memberi gambaran secepatnya sesuai dengan data-data peneliti yang dilaksanakan. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran prakarya

menggunakan model

pembelajaran konvensional berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan 2. Untuk mengetahui hasil belajar

mata pelajaran prakarya

menggunakan model

pembelajaran Practice Rehearsel pairs berbantuan media LKS pada siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran Practice Rehearsel Pairs berbantuan media LKS terhadap hasil belajar prakarya siswa kelas VIII SMP Dharma Patra Pangkalan Berandan

II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DANHIPOTESIS PENELITIAN

1. Hakikat Hasil Belajar

Menurut Arikunto (2007) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Pengertian Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs

Silberman (2009:228) menyatakan bahwa secara bahasa practice rehearsal pairs berarti latihan praktek berpasangan. Sedangkan menurut istilah practice rehearsal pairs adalah model sederhana yang digunakan untuk

(3)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 60 mempraktekkan suatu keterampilan atau

prosedur dengan partner belajar. Hal ini berarti bahwa beberapa siswa dikelompokkan menjadi beberapa bagian dan mereka dituntut aktif untuk mempraktekkan suatu keterampilan tertentu. Masing-masing kelompok saling berkerja sama dalam kegiatan praktek tersebut.

3.Prakarya

Pembuatan pola merupakan salah satu mata pelajaran produksi, yang membahas tentang cara menentukan desain busana, mengambil ukuran, membuat pola dasar, mengubah pola sesuai dengan mode dan ukuran, membuat uraian gambar sesuai dengan desain dan membuat rancangan bahan dan harga.

4. Media Pembelajaran

Menurut abdur (2010) media

adalah perantara dan pengantar pesan

dari pengirim ke penerima pesan.

Media

pembelajaran

harus

meningkatkan motivasi siswa. Selain

itu merangsang siswa mengingat apa

yang

sudah

dipelajari,

selain

memberikan

rangasangan

belajar

baru. Sedangkan menurut Trianto

(2009)

media

adalah

ekstensi

manusia yang memungkinkannya

memengaruhi orang lain yang tidak

mengadakan

kontak

langsung

dengannya

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini ada dua kelas sampel yang akan dibedakan yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pada saat proses belajar mengajar berlangsung diberikan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs berbantu media LKS. Sedangkan kelas kontrol berbantuan media LKS namun tidak diberi perlakuan. Setelah kegiatan belajar mengajar selesai maka kedua

sampel diberi post test yaitu untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman akhir siswa.

B. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian

1. Defenisi Operasianal

Practice Rehearsal Pairs adalah model berpasangan yang dapat digunakan untuk suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar. Tujuannya adalah agar siswa lebih banyak berfikir, menjawab dan membantu satu sama lain. Model pembelajaran ini sangat baik digunakan untuk mata pelajaran praktek, model pembelajaran ini memberikan peran aktif siswa sebagai pendemonstrasi dan pemerhati dalam mengerjakan suatu keterampilan kemudian siswa saling bertukar peran.

2. Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel bebas (X1) adalah model pembelajaran kovensional

b. Variabel bebas (X2) adalah model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs.

C. Populasi dan sampel penelitian 1. Populasi Penelitian

Arikunto (2010), Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Darma Patra Pangkalan Berandan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

2. Sampel Penelitian

Dengan menggunakan teknik purposive sampling tersebut, maka dengan demikian peneliti menentukan Kelas VIII-C yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan VIII-D yang berjumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol karena untuk melihat hasil nilai belajarnya termasuk dalam kategori lebih baik atau menurun dari sebelumnya.

(4)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 61 Penelitian ini akan dilaksanakan

di SMP Darma Patra Pangkalan Berandan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei semester genap Tahun Ajaran 2016/2017 di kelas VIII-C dan VIII-D.

E. Instrumen dan Teknik Penelitian

Instrument menurut Arikunto (2013) alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data, untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah melalui lembar pengamatan yang dilakukan oleh 5 orang pengamat, dimana 5 pengamat dianggap ahli dalam bidang kerajinan dan layak untuk mengisi lembar penilaian. Kemudian nilai rata-rata dari kelima pengamat akan menjadi data dalam penelitian ini. Pengamatan ini berbentuk pengamatan yang sekaligus dilakukan penilaian dari pengamat terhadap objek yang diamati. Penentuan skor adalah jika hasil prakteknya benar mendapat skor = 4, cukup = 3, kurang = 2, tidak benar = 1.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII-C dan VIII-D. Penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu pada kelas VIII-C yang berjumlah 30 orang siswa yaitu kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs sedangkan pada kelas VIII-D yang berjumlah 31 orang siswa yaitu kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan pengolahan data akan diuraikan berturut-turut deskripsi data, identifikasi tingkat kecenderungan masing-masing variabel penelitian, pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis.

A. Deskriptif Data Penelitian

1. Hasil Belajar Pembuatan Tempat Pinsil dari Limbah Anorganik

Tanpa Menggunakan Model

Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs (X1)

Berdasarkan data hasil belajar pembuatan tempat pinsil tanpa menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs, diperoleh nilai rata-rata = 22,4 dan standar deviasi 23 dengan nilai tertinggi 32 dan nilai terendah18

Histogram Data Hasil Belajar Pembuatan tempat pinsil tanpa menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan

media lks

2. Hasil Belajar Pembuatan Tempat Pinsil dari Limbah Anorganik

Menggunakan Model

Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs

Berdasarkan data hasil belajar pembuatan tempat pinsil menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs, diperoleh nilai rata-rata = 30,4 dan standart deviasi = 30,5 dengan nilai tertinggi 36 dan nilai terendah 27

Histogram Data Hasil Belajar Pembuatan tempat pinsil menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan

media lks

B. TingkatKecenderungan Penelitian

1. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Pembuatan Pola Kemeja

0 2 4 6 8 10 12 16-18 22-24 25-27 28-30 31-33 41,9% 36,6% 6,4% 3,3% 12,9% F r e k u e n si 0 2 4 6 8 10 12 14 16 26-2728-2930-3132-3334-3536-37 16,6% 20% 2,6% 23,3% 10% 3,3% F r e k u e n si

(5)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 62

Pria Tanpa Menggunakan Metode Pembelajaran Explicit Instruction

Berdasarkan dari 31 orang sampel penelitian didapatkan 13 orang (41,9%) memperoleh hasil belajar yang tinggi. Berdasarkan ketentuan bahwa Mo < Mi yaitu 24,5 < 25 dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pembuatan pembuatan tempat pinsil tanpa menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs pada siswa kelas VIII-D SMP Darma Patra P.Berandan cenderung rendah

2. Hasil Belajar Pembuatan

Pembuatan Tempat Pinsil

Menggunakan Model

Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs

Berdasarkan dari 30 orang sampel penelitian didapatkan 11 orang (36,6 %) memperoleh hasil belajar yang tinggi. Berdasarkan ketentuan bahwa Mo < Mi yaitu 31,3 > 31,5 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pembuatan pembuatan tempat pinsil menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs pada siswa kelas VIII-C SMP Darma Patra P.Berandan cenderung cukup dan cenderung cukup

C. Uji Persyaratan Analisis

Pengajuan hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik parametik yaitu uji t maka syarat-syaratnya harus dapat terpenuhi, dan harus berdistribusi normal dan homogen.

D. Uji Validitas Lembar Pengamatan

Validitas isi dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada validator yaitu dengan salah satu dosen PKK yang ahli dalam materi pembuatan pola kemeja pria.

E. Uji Kesepakatan Pengamat

Uji kesepakatan pengamat dilakukan untuk mengetahui apakah hasil penilaian dari kelima pengamat berbeda atau tidak. Berdasarkan hasil

perhitunganuji kesepakatan pengamat dengan uji ANAVA.

F. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik dengan menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs sebesar 30,4 dengan standar deviasi 30,5. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik tanpa menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs sebesar 22,4 dengan standar deviasi 23. Dari hasil rata-rata tersebut dilakukan uji perbedaan antara hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik dengan menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs dan tanpa menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs. Dari hasil perhitungan uji t diperoleh harga thitung = 3,9. Jika dibandingkan dengan ttabel pada dk = 59 yaitu sebesar 1,67. Maka nilai thitung > ttabel atau 3,9 > 1,67, yang artinya bahwa Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya bahwa nilai rata-rata hasil belajar pembuatan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs lebih tinggi daripada hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik tanpa menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik menggunakan model pembelajaran Practice Rehearsal Pairs pada siswa kelas VIII SMP Darma Patra Pangkalan Berandan teruji kebenarannya

G. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji t diperoleh harga thitung = 3,9. Jika dibandingkan dengan ttabel pada dk = 59 yaitu sebesar 1,67. Maka nilai thitung > ttabel atau 3,9 > 1,67, yang artinya bahwa Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh hasil

(6)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 63 belajar pembuatan tempat pinsil

berbahan limbah anorganik dengan menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs pada siswa VII SMP Darma Patra P.Berandan teruji kebenarannya. skor rata-rata hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik dengan menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs lebih besar daripada hasil belajar pembuatan tempat pinsil berbahan limbah anorganik tanpa menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs Penggunaan model pembelajaran practice rehearsal pairs sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam tempat pinsil berbahan limbah anorganik dibandingkan dengan model pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil belajar pembuatan tempat pinsil dari limbah anorganik tanpa

menggunakan model

pembelajaran practice rehearsal pairs (konvensional) berbantuan media LKS (kelas kontrol) diperoleh nilai rata-rata sebesar 22,4. Untuk skor tertinggi 32 dan skor terendah 18 dengan jumlah sampel 31 orang, yang memiliki tingkat kecendrungan 41,9% yang tergolong kategori rendah.

2. Berdasarkan hasil belajar pembuatan tempat pinsil dari limbah anorganik dengan

menggunakan model

pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan media LKS (kelas eksperimen) diperoleh nilai rata-rata sebesar 30,4. Untuk skor tertinggi 36 dan skor terendah 27 dengan jumlah sampel 30 orang, yang memiliki tingkat kecendrungan 36,6% yang tergolong kategori cukup

3. Dari hasil perhitungan hipotesis bahwa thitung = dan ttabel = dengan taraf signifikan 5% dan terdapat thitung>ttabel = > , hasil belajar pembuatan tempat pinsil dari limbah anorganik dengan menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan media LKS secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berbantuan media LKS. B. Saran

1. Melihat pengaruh hasil belajar pada kelas kontrol, diharapkan

penggunaan Model

pembelajaran oleh guru dapat dilakukan pengembangan model pembelajaran yang lebih kreatif dan bervariasi sehingga meningkatkan antusias siswa dalam

2. Dengan menggunakan model pembelajaran practice rehearsal pairs berbantuan media LKS terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan.

3. Pemanfaatan media belajar harus terus ditingkatkan dan tidak hanya terfokus pada buku pembelajaran disekolah saja sehingga kemandirian belajar siswa lebih terasah lagi dan pengetahuan siswa menjadi bertambah

Daftar Pustaka

Abdul Haris dan Jihad. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Presindo Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Gunawan, Gugun. Mengolah Sampah Menjadi Uang: Panduan Mengeruk Keuntungan dari Bisnis Pengolahan Sampah. Jakarta: Tans Media Pustaka

(7)

SILUET | Jurnal Pendidikan Tata Busana Page 64 Hamdani. (2010). Strategi Belajar

Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Haryati. (2007). Model dan Teknik Penilaian. Jakarta:Gaung Persada Pers Jakarta.

Khotimah, Khusnul dkk. (2015). Pengaruh Metode Practice Rehearsal Pairs Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2014/2015. Lubuklinggau: STKIP-PGRI Journal

Paresti, Suci,dkk. (2014). Buku Panduan Prakarya Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Silberman, Mel. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:Yappendis

Sudjana. (2001). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Penulis memanjatkan rasa syukur yang tak terhingga kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan Lingkungan Sekolah di SMA Negeri 1 Jekulo Kudus.. Administrasi Pendidikan: Pengantar Untuk Praktek

Mahasiswa akan dikenakan tambahan atau perpanjangan biaya skripsi apabila melebihi masa studi dari 8 semester /

yang bisa digunakan investor dalam menilai suatu perusahaan adalah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi mengenai keterkaitan antara peran persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan transformasional

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut (1) mempelajari dinamika isi dan implementasi kebijakan pemerintah tentang HKm, (2) mempelajari tingkat partisipasi

Tugas Akhir bejudul berjudul ” Perencanaan Ketel Uap Pipa Air Dengan Kapasitas Uap Hasil 10 Ton/Jam Tekanan Kerja 10 Kg/Cm 2 Temperatur 173,75  C Bahan Bakar