• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab. 6. ANALISIS EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab. 6. ANALISIS EKONOMI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Bab. 6. ANALISIS EKONOMI

6.1. Analisa Break-even :

Dalam melakukan analisa ekonomi sering kita jumpai biaya total dari suatu alternatif merapakan fungsi dari sebuah variabel. Apabila biaya total dua atau lebih alternatif - alternatif merupakan fiingsi dari sebuah variabel yang sama, maka dapat dikehendaki untuk menemukan nilai dari variabel yang akan menghasilkan biaya yang sama untuk alternatif-alternatif yang dipertimbangkan. Nilai dari sebuah variabel yang demikian dikenal sebagai titik break-even ( break

even point).

Analisa break-even merupakan alat yang amat penting untuk menyatakan hubungan antara biaya, besarnya hasil dan rugi-laba. Jika dalam grafik kita gambarkan garis penjualan dan garis biaya total, maka titik perpotongan antara garis penjualan dan garis biaya total tersebut dinamakan titik break-even, dimana pada titik tersebut perusahaan tidak mengalami untung atau rugi.

Untuk menemukan "break-even point" dari beberapa alternatif yang biaya totalnya merupakan fungsi dari sebuah variabel, dapat dilakukan dengan cara grafis, matematis atau coba-coba (trial and error).

Analisa break-even mi dapat juga dimanfaatkan untuk : • Membuat rencana

• Menilai meningkatnya kapasitas penjualan. • Pengendalian biaya

• Menguji langkah - langkah yang telah diusulkan atau keputusan keputusan yang bersifat alternatif tentang masalah yang menyangkut manajemen.

Contoh:

Kelompok tani maju membutuhkan sebuah pompa untuk kepentingan pengairan sawahnya. Jumlah jam kerja pemompaan per tahun tidak tentu, tergantung jumlah curah hujan. Unit pompa yang diperlukan mempunyai usia kegunaan 4 tahun. Alternatif pertama, sebuah motor listrik seharga Rp 5.400.000,-, dengan nilai sisa pada akhir tahun keempat Rp 500.000,-. Biaya aliran listrik per jam operasi Rp 8.400,-, biaya perawatan per tahun Rp 200.000,-. Untuk

(2)

mengoperasikan motor tersebut tidak diperlukan tenaga karena peralatan tersebut otomatis.

Alternatif kedua, sebuah motor bensin dengan harga Rp 2.000.000,-, pada akhir tahun keempat motor tersebut tidak mempunyai nilai jual lagi. Biaya bahan bakar per jarn operasi Rp 4.200,-, biaya perawatan Rp 1.500,- per jam operasi dan biaya petugas Rp 8.000,- per jam operasi. Buatlah analisa break-even, bila diketahui tingkat bunga 10%.

Jawab:

1). Dengan cara matematik:

Alternatif pertama : Misalkan TCA adalah total biaya tahunan ekivalen dari alternatif pertama, maka berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diketahui diatas :

CR( I )A= Biaya tahunan ekivalen pemulihan modal. = (P - S) ( A/P, 10%, 4) + S (i).

= ( Rp 5.400.000,- - Rp 500.000,-) (0,3155) + Rp 500.000,-(0,10) = Rp 1.545.950,- + Rp 50.000,-

= Rp 1.595.950,-

M = Biaya pemeliharaan tahunan = Rp 200.000,- C(A) = Biaya aliran listrik per jam operasi = Rp 8.400.- N = jumlah jam operasi per tahun.

Maka :

TCA = CR(i)A + M + C(A) . N

= Rp 1.595.950,- + Rp 200.000,- + Rp 8.400,-. N

= Rp 1.795.950,- + Rp 8.400,-. N ... (1)

Alternatif kedua : Misalkan TCB adalah total biaya tahunan ekivalen dari alternatif pertama, maka berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diketahui diatas :

CR(i)e = P (A/P, 10%, 4)

= Rp 2.000.000,- (0,3155) = Rp 631.000,-

C(B) = biaya bahan bakar, pemeliharaan dan upah per jam. = Rp 4.200,- + Rpl.500,- + Rp 8.000,-/jam.

(3)

Maka: TCB = CR(i)B + C(B) . N = Rp 631.000,- + Rp 13.700,-. N ... (2) TCA = TCB menghasilkan: Rp 1.795.950,- + Rp 8.400,-. N =Rp 631.000,- + Rp 13.700,-. N Rp 1.795.950,- - Rp 631.000,- = Rp 13.700,-. N - Rp 8.400,-. N Rp 1.164.950,- = Rp 5.300,-. N Rp 1.164.950 N = = 219,8 dibulatkan 220. jam Rp 5.300,-

Apabila per tahutmya beroperasi selama 220 jam maka kedua altematif tersebut mempunyai biaya operas! yang sama.

Bila beroperasi kurang dart 220 jam per tahunnya maka dipilih altematif kedua (motor bensin) karena lebih murah.

2) Dengan cara gratis :

6.2. Analisa Biaya Minimum.

Suatu altematif dapat memiliki dua atau lebih komponen biaya yang hubungan fungsionalnya dengan suatu variabel tertentu berbeda. Suatu

(4)

komponen biaya dapat berbanding lurus dengan suatu variabel, sedang komponen yang lain sebaliknya. Bila biaya total dari suatu altematif merupakan fungsi dari naik / turunnya komponen biaya, maka perlu dicari nilai dari variabel tertentu tersebut sehingga biaya total alternatif menjadi minimum.

Pemecahan secara matematis adalah sebagai berikut: TC = Ax + + C

dimana : TC = biaya total yang ditentukan per periode waktu A, B dan C = konstanta (bilangan-bilangan tetap)

x = variabel tertentu.

Untuk memperoleh harga ekstrim, maka turunan pertama dari TC = 0 adalah:

=

= 0 x =

Jadi harga x merupakan harga minimum

Contoh:

Pada pembuatan sebuah jembatan sepanjang 400 meter, terdapat dua macam konstruksi yang dapat dipertimbangkan. Konstruksi pertama, berat bentang jembatan per meter (Wi) = 110 (S) + 3.600. S adalah jarak antara tiang penyangga. Konstruksi kedua, berat bentang jembatan per meter (W2) = 90 (S) + 4.500. Tanpa memandang konstruksi mana yang dipilih, biaya per tiang penyangga adalah 200 juta rupiah per buah. Biaya membangun bentang jembatan adalah 500 rupiah per kg. Komponen biaya yang lain dianggap sama untuk kedua alternatif. Tentukan konstruksi mana yang dipilih

Jawab:

Untuk memilih konstruksi mana yang ekonomis, dicari biaya yang paling minimum. Untuk ini perlu dicari jarak antar tiang penyangga yang paling ekonomis. Jadi S merupakan suatu variabel tertentu.

Jarak antar tiang penyangga menentukan jumlah tiang. Bila jumlah tiang bertambah, maka panjang bentang jalan berkurang dan sebaliknya. Hal tersebut akan berpengaruh pula terhadap kenaikan / penurunan komponen biaya.

(5)

TC1 =[110 (S) + 3.600] (500) (400) + (

+ 1 ) (20.107) = 22.106(S)+

+ 94.107

Jarak antar tiang penyangga dengan biaya minimum :

S2 = 3.636,maka S = 60,30meter. Jadi TCi = Rp 3.593.299.834,-

Konstruksi kedua:

TC2 = [90 (S) + 4.500] (500) (400) + ( + 1 ) (20.10 7)

= 18,10 6 (S) +

+ 11. 10 8

Jarak antar tiang penyangga dengan biaya minimum :

S2 = 4.444 , maka S = 66,66meter Jadi TC2 = Rp 3.5000.000.012,-

Dengan dasar analisa biaya minimum, maka yang dipilih adalah konstruksi kedua. Jarak antar tiang penyangga ± 66,66 meter.

Jadi dibutuhkan =

buah = 7 buah tiang.

Analisa untuk lebih dari dua alternatif dapat dilakukan dengan prosedur yang sama.

6.3. Analisa Benefit - Cost Ratio :

Sasaran dalam melakukan analisa ekonomi adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Akan tetapi dalam hal ini perlu pula dipertimbangkan dalam hubungannya dimana kegiatan ekonomi tersebut berlangsung. Apabila

(6)

kegiatan tersebut diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat luas / umum maka sasaran tersebut perlu dipertimbangkan lagi.

Analisa Benefit - Cost Ratio ini banyak digunakan dalam menganalisa mengenai proyek-proyek yang berhubungan dengan kepentingan umum.

Rumus : Benefit-Cost Ratio :

Contoh :

Suatu perasahaan mempertimbangkan untuk memilih dua buah alat yang ditawarkan oleh distributor dalam kaitannya untuk menaikkan produksi. Kedua alat tersebut mempunyai harga yang sama sebesar Rp 10.000.000,- dan mempunyai umur pakai 5 tahun tanpa nilai sisa. Alat pertama dapat memberikan keuntungan Rp 3.000.000,-setiap tahunnya. Sedang alat kedua akan memberikan keuntungan Rp 4.000.000,- pada tahun pertama, kemudian menurun setiap tahunnya sebesar Rp 500.000,-, sehingga keuntungan pada tahun kedua Rp 3.500.000,-, tahun ketiga Rp 3.000.000,- dan seterusnya. Apabila tingkat bunga yang berlaku 7%, maka alat mana yang akan dipilih?

Jawab :

Alat pertama : PW of cost = Rp 10.000.000,-

PW of benefit = Rp 3.000.000,- ( P/A, 7% , 5 )

= Rp 3.000.000,- (4,100) = Rp 12.300.000,-

Alat kedua :

Sehingga pilihan jatuh pada alat kedua.

6. 4. Analisa Payback Period.

Payback Period adalah periode waktu yang dibutuhkan agar keuntungan ataupun manfaat dari investasi setara dengan biaya investasi.

(7)

penanaman modal akan tetapi untuk memberi gambaran berapa lama modal yang ditanam akan dapat dikembalikan yang merupakan suatu petunjuk tentang resiko proyek.

Secara umum kelemahan dari analisa mi adalah :

 Tidak mempertimbangkan aliran uang tunai setelah periode pengembalian modal.

 Mengabaikan nilai uang terhadap waktu

 Dapat menghasilkan keputusan yang menolak suatu kesempatan ( alternatif) yang mungkin memberikan tingkat pengembalian modal yang tinggi.

Contoh:

Aliran uang tunai dari dua altematif sebagai berikut: (dalam Rp x 1000 )

Tahun A B 0 - 1000 - 2784 1 + 200 + 1200 2 + 200 + 1200 3 + 1200 + 1200 4 + 1200 + 1200 5 + 1200 + 1200

Atas dasar analisa Payback Period alternatif mana yang akan dipilih ?

Jawab:

Alternatif A : payback period adalah periode waktu yang dibutuhkan agar keuntungan ataupun manfaat dari investasi setara dengan biaya investasi. Pada dua tahun pertama hanya ada pengembah'an Rp 400.000,- dari Rp 1000.000,-yang dikeluarkan. Sisanya yang Rp 600.000,- akan kembali pada setengah tahun awal tahun ketiga. Ini berarti payback period dari alternatif A = 2,5 tahun.

(8)

Alternatif B : selama keuntungan tahunan seragam, analisa payback period

lebih mudah yaitu

(9)

DAFTARPUSTAKA

De Garmo, E.P. , J.R. Canada, W.G. Sullivan ; "Engineering Economy", 6th edition, Macmillan Publishing Co., Inc. New York, 1979

Grant, E.L. , W.G. Ireson, R.S. Leavenworth ; "Principles of Engineering

Economy", Me Grew Hill, UK, 1980

Ir. FX. Marsudi Joyowiyono, 1983. Ekonomi Teknik - Mid 1 dan 2 , Badan Penerbit Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum.

Kadariah, Lien Karlina dan Clive Gray, 1978. Pengantar Evaluasi Proyek. Program Perencanaan Nasional, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Publikasi PPN Serie 012, Jakarta.

Kuiper, E, 1989, Engineering Economics. 3 Week Intensive Cours, "Seminar for Professional Development, Water Sector, Denpasar, Bali, Indonesia. Newman, D.G. , 1980. Engineering Economic Analysis. 3rd ed. , Engineering

Referensi

Dokumen terkait

Marilah bersama kita memohon Buddha Maitreya untuk menuntun kita berpaling ke dalam diri, berintrospeksi – menilik diri, kembali kepada aku sejati, kembali kepada hati nurani,

Didukung juga oleh makalah hasil seminar nasional yang dilakukan Sugandi (2011) bahwa dengan.. menerapkan model pembelajaran TTW, kemampuan memecahkan masalah dan koneksi

RANCANG BANGUN APLIKASI PELAYANAN CUSTOMER PADA SENGKALING FOOD

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS (nilai p = 0,174); dan tidak ada hubungan antara sikap dengan

It has been widely recognized that interlanguage fossilization is the common phenomena in second or foreign language acquisition. Interlanguage fossilization is

Komponen Kritis dalam penelitian ini adalah komponen yang sering mengalami kerusakan dan memiliki harga total yang cukup tinggi sehingga perusahaan perlu mengeluarkan

bahwa untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan kepada prajurit Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan untuk mengakomodasi praktik

Okun menyangkut hubungan dalam konseling perlu pengkajian lebih mendalam dan komprehensif menurut perspektif Islam, agar layanan konseling yang diberikan lebih