ISSN: 1693-7368
ISSN elektronik: 1907-9281
http://www.geocities.com/jurnalpend
JURNAL PENELITIAN
BIDANG ILMU PERTANIAN
Volume 7, Nomor 1, April 2009
BIDANG ILMU PERTANIAN
KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA
ii
Pembina:
Djohar Arifin, Ir., Dr., Prof. (Kopertis Wil. I) H. OK Nazaruddin Hisyam, Ir., MS. (USU)
Darma Bakti, Ir., MS., Dr., Prof. (USU) Bungaran Saragih, Ir., M.Ec., Dr., Prof. (IPB)
Iswandi Anas, Dr. (IPB) Budi Mulyanto, Ir., Dr. (IPB)
Nurita Taruan, Ir., Dr., (Balai Penelitian Perkebunan Bogor) Koordinator Kopertis Wilayah I – Zainuddin, Dr, Prof. Sekretaris Wilayah I – Sederhana Sembiring, Drs, MM
Penanggung Jawab
Basyaruddin, Ir., MS., Dr., Prof.
Ketua Dewan Redaksi
Bilter A. Sirait, Ir., MS., Dr. Prof.
Redaksi Pelaksana
Try Koryati, Ir., MP. Magdalena Saragih, Ir., MP.
M. Buchari Sibuea, Ir., MP.
Anggota Redaksi
Meizal, Ir., MS. Erfan Wahyudi, Ir., MP.
Armaniar, Ir., MP. Noverita SV, Ir., MP. Nurhayati, Ir., MP., Dr. Wan Arfiani Barus, Ir., MP.
M. Idris, Ir., MP., Dr. Tumiar Sianturi, Ir., MS.
Zuhrawardi, Ir., MP. Nurdin Sitohang, Ir., MP.
Penerbit
Bidang Ilmu Pertanian Kopertis Wilayah I
Alamat Redaksi
Jalan Setia Budi Gg. Sempurna T. Sari Medan Telepon: (061) 8214878, E-mail: dapejel@yahoo.com
Pencetak
USU Press
Gedung F Jl. Universitas No. 9 Kampus USU, Medan, Indonesia Telp: (061) 821 3737, Fax: (061) 821 3737
iii
KATA PENGANTAR
Jurnal Penelitian Pertanian merupakan salah satu Program Kumpulan Dosen
Bidang Ilmu Pertanian Kopertis Wilayah I yang diterbitkan oleh Bidang Ilmu
Pertanian Kopertis Wilayah I berdasarkan S.K. Koordinator Kopertis Wilayah I
Nomor 013/00.1.1./ HK/2003.
Jurnal Penelitian Pertanian merupakan publikasi ilmiah untuk menyebarluaskan
informasi hasil penelitian bidang pertanian Kopertis Wilayah I kepada para staf
pengajar dan mahasiswa se-Kopertis Wilayah I serta lembaga terkait khususnya di
Indonesia.
Jurnal Penelitian Pertanian mengandung artikel penelitian baik primer maupun
sekunder serta review dari para staf pengajar/peneliti/mahasiswa se-Kopertis
Wilayah I dan dari luar Kopertis Wilayah I. Terbit 3 (tiga) kali dalam setahun pada
bulan Desember, April, dan Agustus.
iv
JURNAL PENELITIAN
BIDANG ILMU PERTANIAN
Volume 7, Nomor 1, April 2009
ISSN: 1693-7368 ISSN elektronik: 1907-9281 http://www.geocities.com/jurnalpend
DAFTAR ISI
Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Harian dan Desa Sitinjak untuk Tanaman
Palawija (Jagung, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau) Pengganti Tanaman
Padi Sawah Posma Marbun... 1 Program Aksi Gerakan Masyarakat Mandiri Pangan (Gema Pangan) di
Sumatera Utara Bilter Sirait dan Tumiar
Sianturi... 32 Pengaruh Pupuk Cair Organik Super Biota Plus dan Jarak Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Noverita
S.V. dan Frida... 39 Protein: Struktur, Fungsi, dan Biosintesis Parsaoran
Sihombing...
46 Peningkatan Kandungan Protein Cassapro sebagai Salah Satu Sumber
Protein Pakan Ternak Secara Fermentasi dengan Bantuan Aspergillus niger
Indrawaty Sitepu... 49 Pengaruh Pupuk Organik dan Growtone terhadap Pertumbuhan Bibit
Kelapa Sawit Bahtiar Harun dan
Mazlina...
57 Perspektif Pengelolaan Agroforestri di Sumatera Barat: Studi terhadap
Hak-Hak Penguasaan Pohon pada Lahan Komunal Tri Martial, Helmi,
Nursyirwan Effendi, dan Endry
v Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) pada
Lahan Tadah Hujan Nurhayati... 73 Petunjuk Penulisan Naskah untuk Jurnal Penelitian Pertanian... 79
Pengaruh Pupuk Cair Organik Super Biota Plus dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) (Noverita S.V. dan Frida) 44
PENGARUH PUPUK CAIR ORGANIK SUPER BIOTA PLUS
DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI
TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)
Noverita S.V. dan Frida
Staf Pengajar Kopertis Wilayah I dpk Fakultas Pertanian Univ. Sisingamangaraja XII Medan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan US XII, Jalan Medan – Pancur Batu Km 10.5. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian ± 50 di atas permukaan laut, yang berlangsung sejak bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2009.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, dengan dua faktor. Faktor pertama konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus terdiri dari 4 taraf yaitu: B0 =
tanpa pupuk daun Super Biota Plus, B1 = 1 ml/l air, B2 = 2 ml/l air, dan B3 = 3ml/l air. Faktor kedua
perlakuan jarak tanam terdiri dari 3 taraf yaitu: J1 = 20 X 20 cm, J2 = 20 X 25 cm dan J3 = 25 X 25
cm. Parameter yang diamati terdiri atas tinggi tanaman, jumnlah daun, berat kotor per tanaman, berat kotor per petak, berat bersih per tanaman dan berat bersih per petak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat kotor per tanaman, berat kotor per petak, berat bersih per tanaman dan berat bersih per petak. Perlakuan Jarak tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat kotor per tanaman, berat kotor per petak, berat bersih per tanaman dan berat bersih per petak.
Interaksi konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus dan perlakuan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat kotor per petak dan berat bersih per petak dan berpengaruh nyata terhadap berat kotor per tanaman dan berat bersih per tanaman.
Kata kunci: Pertumbuhan dan produksi, Pupuk daun Super Biota Plus, Jarak tanam PENDAHULUAN
Pengembangan budidaya sawi
mempunyai prospek baik untuk mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, peningkatan gizi masyarakat, perluasan
kesempatan kerja dan pengembangan
agribisnis. Sawi biasanya dibudidayakan di daerah sentra produksi sayuran di tanah yang subur di daerah dingin, di dataran tinggi seperti lazimnya jenis sayuran lainnya. Saat ini budidaya sawi sudah bergeser ke daerah iklim panas di daerah pinggiran perkotaan (Hermawan, 1998).
Untuk pertumbuhan tanaman sangat memerlukan unsur hara C, O, N, P, dan S, untuk membentuk jaringan tanamam dan untuk membentuk enzim dibutuhkan dalam jumlah sedikit unsur Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, dan B, serta untuk kebutuhan lain diperlukan unsur K, Mg, Ca, Na, Si, dan Al. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan pupuk cair organik Super Biota Plus. Pupuk ini produksi PT. TRI HARMONI ABADI Makasar yang telah di uji Laboratorium Sucofindo No. 3788408.
Pupuk cair organik Super Biota Plus dapat digunakan untuk semua jenis tanaman, khususnya tanaman sayur-sayuran dengan komposisi hara sebagai berikut:
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 7, Nomor 1, April 2009: 39 – 45 45 N = 16,64%, P2O5 = 2,43%, K2O = 17,51%, SO4 = 2,64%, Chlorida = 1,49%, Fe = 43,03%, Cu = 0,63 bpj, Organik karbon = 6,87%, Mg = 0,07 bpj, Zn = 28,80 bpj, Mo = 0,5 bpj, C/N =,41 bpj dan pH = 7,7.
Manfaat dan kegunaan pupuk cair Super Biota Plus adalah: meningkatkan produksi panen 40%, mencegah atau mengurangi gugur bunga dan buah, memperkuat jaringan pada akar dan batang, berfungsi sebagai katalisator, sehingga dapat mengurangi pemakaian pupuk dasar hingga 50%, memperpanjang masa umur tanaman yang sedang diproduksi terutama tanaman yang tidak habis sekali panen.
Selain pemberian pupuk yang tepat, perlu dilakukan teknik budidaya yang tepat, diantaranya yaitu pengaturan jarak tanam. Jarak tanam adalah salah satu cara untuk meningkatkan produksi melalui intensifikasi. Semakin subur keadaan tanah, maka jarak tanam akan semakin jarang dan sebaliknya jika semakin kurang subur keadaaan tanah maka jarak tanam semakin rapat. Hal ini juga berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara yang ada dan tingkat persaingan hara serta pengambilan cahaya matahari (Setyadi, 1997). BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan US XII, Jalan Medan-Pancur Batu km 10,5. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian 50 m di atas permukaan laut, yang berlangsung sejak bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2009.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sawi varietas caisim, pupuk cair organik Super Biota Plus, pupuk kandang, insektisida Bayrosil 0,2% EC, dan fungisida Dhitane M 45 0,2%.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, yang terdiri dari faktor pertama adalah konsentrasi pupuk cair Super Biota Plus yang terdiri 4 taraf yaitu: B0 = 0 ml/l
air, B1 = 1ml/l air, B2 = 2 ml/l air, B3 = 3 ml/l
air. Faktor kedua adalah jarak tanam terdiri dari 3 taraf: J1 = 20 x 20 cm, J2 = 20 x 25 cm, J3
= 25 x 25 cm.
Aplikasi Pupuk Cair Super Biota Plus
Aplikasi pupuk cair Super Biota Plus dilakukan dengan cara penyemprotan pada bagian tanaman terutama daunnya. Super Biota Plus disemprot pagi hari pada pukul 08.00 WIB, dengan menggunakan handsprayer sampai daun sawi basah. Aplikasi pupuk cair Super Biota Plus dilakukan 7 HST dilakukan secara teratur dengan selang 7 hari sampai dengan umur 28 hari setelah tanam.
Peubah yang Diamati
Tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), berat kotor pertanaman (g), berat kotor tanaman per petak (g), berat bersih tanaman per tanaman (g), berat bersih tanaman per petak (g).
HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi tanaman (cm)
Tabel 1. Tinggi Tanaman Sawi umur 28 HST Akibat Pemberian Konsentrasi Pupuk Daun Super Biota Plus dan Perlakuan Jarak Tanam Perlakuan Perlakuan Rataan B0 B1 B2 B3 J1 21,88 23,25 23,73 23,40 23,06 a J2 22,92 24,43 25,76 24,41 24,38 b J3 24,57 25,67 27,96 26,18 26,18 c Rataan 23,37 a 24,45 b 25,45 c 24,77 bc BNJ0,05 (B) = 1,36 BNJ0,05(J) = 1,41
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% untuk uji BNJ.
Hubungan tinggi tanaman sawi dengan konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus dapat dilihat pada Gambar 1.
Pengaruh Pupuk Cair Organik Super Biota Plus dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) (Noverita S.V. dan Frida) 46
Gambar 1. Hubungan Pemberian Konsentrasi Pupuk Daun Super Biota Plus terhadap Tinggi Tanaman Sawi pada umur 28 Hari Setelah Tanam Hubungan jumlah daun tanaman sawi dengan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 2. 21.00 22.00 23.00 24.00 25.00 26.00 27.00 J1 J2 J3 Jarak Tanam ( cm ) T in g g i T a n a m a n ( c m )
Gambar 2. Hubungan Jarak Tanam terhadap Jumlah daun Tanaman Sawi pada Umur 28 Hari Setelah Tanam Jumlah Daun (Helai)
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Sawi Umur 28 Hari Setelah Tanam Akibat Perlakuan pemberian Konsentrasi Pupuk Daun Super Biota Plus dan Perlakuan Jarak Tanam Perlakuan Perlakuan Rataan B0 B1 B2 B3 J1 7,20 6,93 7,60 7,20 7,23 a J2 7,60 7,47 8,20 7,80 7,76 b J3 8,87 7,87 9,40 8,27 8,20 c Rataan 7,89 bc 7,42 a 8,40 c 7,75 b BNJ 0,05 (B) = 0,70 BNJ 0,05 (J) = 0,95
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% untuk uji BNJ.
Hubungan jumlah daun tanaman sawi dengan perlakuan konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus dapt dilihat pada Gambar 3.
Ŷ = -0,5111x3 + 2,2556x2 - 2,2111x + 7,8889 Ym aks =2,32 pada x=8,51; Ym in=0,62 pada x=7,25 r = 1 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 0 1 2 3
Konsentrasi Pupuk (ml/l air)
J u m la h D a u n (h e la i)
Gambar 3. Hubungan Konsentrasi Pupuk Daun Super Biota Plus terhadap Jumlah Daun Tanaman Sawi pada Umur 28 Hari Setelah Tanam Hubungan jumlah daun tanaman sawi dengan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 4. 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50 9.00 J1 J2 J3 Jarak Tanam ( cm ) J u m la h D a u n ( h e la i )
Gambar 4. Hubungan Jarak Tanam terhadap Jumlah daun Tanaman Sawi pada Umur 28 Hari Setelah Tanam Berat Kotor per Tanaman (g)
Hasil uji beda rataan berat bersih per
tanaman akibat perlakuan pemberian
konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus dan per lakuan Jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Berat kotor per Tanaman Akibat Pemberian Konsentrasi Pupuk Daun Super Biota Plus dan Perlakuan Jarak
Tanam Perlakuan Perlakuan Rataan B0 B1 B2 B3 J1 66,78 77,77 78,11 84,94 76,90 a
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 7, Nomor 1, April 2009: 39 – 45 47
J2 80,26 88,21 85,98 98,52 88,24 b
J3 90,31 97,74 105,37 98,43 97,96 c
Rataan 79,11 a 87,90 b 89,82 bc 93,96 c BNJ 0,05 (B)= 5,03 BNJ 0,05 (J) = 5,25 BNJ 0,05 (B X J) = 13,20
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% untuk uji BNJ.
Hubungan berat kotor per tanaman sawi dengan pemberian konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus dapat dilihat pada Gambar 5.
Ŷ = 4,6452x + 80,735; r = 0,9187 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Konsentrasi Pupuk (ml/l air)
B e ra t K o to r p e r T a n a m a n ( g )
Gambar 5. Hubungan Konsentrasi Pupuk Daun Super Biota Plus terhadap Berat Kotor per Tanaman Sawi Hubungan berat kotor per tanaman dengan perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 6. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 J1 J2 J3 Jarak Tanam ( cm ) B e ra t K o to r p e r T a n a m a n ( g )
Gambar 6. Hubungan Perlakuan Jarak tanam dengan Berat Kotor per Tanaman Sawi
Berat Kotor per Petak (g)
Hasil uji beda rataan berat kotor per petak tanaman sawi akibat perlakuan pemberian pupuk daun Super Biota Plus dan perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Berat Kotor per Petak Tanaman Sawi Akibat Perlakuan Konsentrasi pupuk
daun Super Biota Plus dan Perlakuan Jarak Tanam Perlakuan Perlakuan Rataan B0 B1 B2 B3 J1 1343,87 1492,93 1631,63 1583,13 1117,10 a J2 1696,87 1737,81 1896,28 1888,49 1804,86 b J3 1800,35 1961,04 2184,65 2037,54 1995,89 c Rataan 1613,09 a 1730,59 b 1904,18 d 1836,38 c BNJ0,05 (B) = 85,37 BNJ0,05(J) = 79,70
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan tidak berbrda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji BNJ.
Hubungan kotor per petak dengan perlakuan konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus dapat dilihat pada Gambar 7.
Ŷ= -49,679B3 + 177,38B2 - 10,8B + 1613,7 Ymaks=2,35 pada x=1923,17; Ymin=0,03 pada x=1613,53 r = 1 0.00 250.00 500.00 750.00 1000.00 1250.00 1500.00 1750.00 2000.00 2250.00 0 1 2 3
Konsentrasi pupuk ( ml/l air)
B o b o t K o to r p e r P e ta k ( g )
Gambar 7. Hubungan konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus terhadap Berat Kotor per Petak
Gambar 7 menunjukkan, konsentrasi 2 ml/l air berat kotor per petak tanaman
tertinggi. Hubungan berat kotor per petak tanman
sawi dengan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 8. 0.00 500.00 1000.00 1500.00 2000.00 2500.00 J1 J2 J3 Jarak Tanam ( cm ) B o b o t K o to r p e r P e ta k ( g )
Gambar 8. Hubungan Perlakuan Jarak tanam terhadap Berat Kotor per Petak Tanaman Sawi.
Pengaruh Pupuk Cair Organik Super Biota Plus dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) (Noverita S.V. dan Frida) 48
Hasil uji beda rataan berat bersih per tanaman akibat perlakuan pemberian konsen-trasi pupuk daun Super Biota Plus dan perlakuan Jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Berat bersih per Tanaman Akibat Perlakuan Pemberian Konsentrasi Pupuk Daun Super Biota Plus dan Perlakuan Jarak Tanam
Perlakuan Perlakuan Rataan B0 B1 B2 B3 J1 63,16 75,01 73,11 78,26 72,38 a J2 77,66 84,43 81,67 95,15 84,72b J3 87,14 94,79 100,35 95,18 94,36 c Rataan 75,98 a 84,74 b 85,04 b 89,53 bc BNJ0,05 (B) = 4,64 BNJ0,05(J) = 4,94 BNJ0,05(B X J)= 12,34
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% untuk uji BNJ.
Hubungan berat bersih per tanaman dengan konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus dapat dilihat pada Gambar 9.
Ŷ = 4,0933B + 77,686; r = 0,8698 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 0 1 2 3 4
Konsentrasi pupuk ( ml/l air)
B e ra t B e rs ih p e r T a n a m a n ( g )
Gambar 9. Hubungan Konsentrasi Pupuk Daun Super Biota Plus terhadap Berat Bersih per Tanaman Sawi. Hubungan berat bersih per tanaman dengan perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 10. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 J1 J2 J3 Jarak Tanam ( cm ) B e ra t B e rs ih p e r T a n a m a n ( g )
Gambar 10. Hubungan Jarak tanam dengan Berat Bersih per Tanaman Berat Bersih per Petak (g)
Hasil uji beda rataan berat bersih per petak tanaman sawi akibat perlakuan pemberian konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus dan perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Berat Bersih per Petak Tanaman Sawi
Akibat Perlakuan Pemberian
Konsentrasi Pupuk Daun Super Biota Plus dan Perlakuan Jarak Tanam Perlakuan Perlakuan Rataan B0 B1 B2 B3 J1 1264,22 1409,61 1564,54 1470,18 1427,13a J2 1623,76 1649,70 1792,85 1819,77 1721,51 b J3 1721,66 1830,96 2058,51 1878,88 1872,50 c Rataan 1536,54 a 1630,09b 1805,30 d 1722,94 c BNJ0,05 (B) = 86,26 BNJ0,05(J) = 90,15
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% untuk uji BNJ.
Hubungan berat bersih per petak tanaman sawi dengan perlakuan konsentrasi pupuk daun cair Super Biota Pus dapat dilihat pada Gambar 11. Ŷ = -56,539B3 + 210,45B2 - 60,371B + 1536,5 Ymaks=2,33 pada x=1823,167; Ymin=0,16 pada x=1531,997 r = 1 0.00 250.00 500.00 750.00 1000.00 1250.00 1500.00 1750.00 2000.00 0 1 2 3
Konsentrasi pupuk ( ml/l air)
B e ra t B e rs ih p e r P e ta k ( g )
Gambar 11. Hubungan berat bersih per petak tanaman sawi dengan perlakuan konsentrasi pupuk daun cair Super Biota Pus
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 7, Nomor 1, April 2009: 39 – 45 49
Gambar 11 menunjukkan, perlakuan pemberian konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus sebanyak 2 m/l air berat bersih per petak tanaman sawi yang tertinggi.
Hubungan berat bersih per petak tanaman sawi dengan perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 12.
0.00 250.00 500.00 750.00 1000.00 1250.00 1500.00 1750.00 2000.00 J1 J2 J3 Jarak Tanam ( cm ) B e ra t B e rs ih p e r P e ta k ( g )
Gambar 12. Hubungan Perlakuan Jarak Tanam terhadap Berat Bersih per Petak Tanaman Sawi
Pengaruh Konsentrasi Pupuk Daun Super Biota Plus terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi
Dari hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat kotor per tanaman, berat kotor per petak, berat bersih per tanaman dan berat bersih per petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tanaman sawi dengan konsentrasi 2 ml/l air (B2) menghasilkan berat bersih per tanaman
89,53 g dan berat bersih per petak tanaman sawi sebesar 1805,30 g sedangkan konsentrasi kontrol 0 ml/l air diperoleh berat bersih per petak tanaman sawi sebesar 75,98 g dan berat bersih per petak tanaman sawi sebesar 1536,54 g. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan terjadi peningkatan produksi sawi sebesar13,55 g per tanaman atau 268,76 g per petak.
Konsentrasi pupuk daun cair yang semakin tinggi akan meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat kotor per tanaman, berat kotor per petak, berat bersih per tanaman dan berat bersih per petak. Peningkatan ini disebabkan oleh pupuk daun cair Super Biota Plus mengandung unsur hara yang lengkap yaitu unsur hara makro dan mikro. Pupuk daun cair ini mengandung unsur hara mikro yang sangat berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan pemberian pupuk daun cair yang berisi unsur hara mikro maka kekurangan akan unsur hara mikro tersebut dapat teratasi.
Peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun akan meningkatkan berat bersih per tanaman dan berat bersih per petak. Pemupukan melalui daun dengan komposisi unsur hara makro dan mikro yang lengkap yang terkandung dalam pupuk daun cair Super Biota Plus akan meningkatkan produksi panen 40%, memperkuat jaringan akar dan batang, dapat mengurangi pemakaian pupuk dasar hingga 5% dan mencegah gugur bunga dan buah. Dengan penyerapan unsur hara yang semakin baik akan mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman.
Pengaruh Perlakuan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi
Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tingi tanaman, jumlah daun, berat kotor per tanaman, berat kotor per petak, berat bersih per tanaman dan berat bersih per petak.
Jarak tanam yang mempengaruhi kerapatan tanaman penting diketahui untuk menentukan produksi maksimum. Peningkatan produksi tanaman sawi dapat dilakukan dengan cara perbaikan tingkat kerapatan tanaman. Peningkatan kerapatan tanaman persatuan luas sampai batas tertentu dapat meningkatkan hasil, akan tetapi penambahan jumlah tanaman selanjutnya akan menurunkan hasil, karena terjadi kompetisi hara, air, sinar matahari dan ruang tumbuh. Sebaliknya pengurangan kerapatan tanaman per hektar juga akan mengakibatkan perubahan iklim
mikro yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dan hasil.
Pengaruh Interaksi Perlakuan Konsentrasi Pupuk Daun Super Biota Plus dan
Perlakuan Jarak tanam terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan konsentrasi
Pengaruh Pupuk Cair Organik Super Biota Plus dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) (Noverita S.V. dan Frida) 50
pupuk daun Super Biota Plus dan perlakuan Jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat kotor per petak dan berat bersih per petak tapi berpengaruh nyata terhadap berat kotor per tanaman dan berat bersih per tanaman. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa produksi tanaman sawi per petak rata-rata adalah 1771,21 g per petak. Dengan petak seluas 2m2 dihasilkan berat bersih tanaman
sawi seberat 1771,21 g. Hal ini berarti jika dilakukan penanaman 1 hektar akan dihasilkan berat bersih tanaman sawi seberat 7084,84 kg atau kira-kira 7 ton per hektar. Dari hasil penelitian tersebut, produksi tanaman sawi yang dihasilkan belum sesuai dengan yang diharapkan karena budidaya tanaman sawi seluas 1 hektar menghasilkan produksi sebesar 20 ton (Rukmana, 1994).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Konsentrasi terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman sawi adalah 2 ml/l air (B2). Perlakuan jarak tanam terbaik untuk
pertumbuhan dan produksi tanaman sawi adalah 25 x 25 cm (J3). Kombinasi perlakuan
B2J3 relatif memiliki pertumbuhan dan
produksi yang baik terhadap tanaman sawi. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk memperoleh konsentrasi pupuk daun Super Biota Plus dan jarak tanam yang optimal dalam pertumbuhan dan produksi tanaman sawi, disarankan untuk melakukan penelitian dengan perlakuan yang berbeda pada lokasi dan areal yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1992. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Kanisius. Yogjakarta.
Anonimous, 1992. Cara Pemupukan. Bharata Karya Aksara. Jakarta.
Arief, F. 1990. Hortikultura. Tanaman Buah-buahan. Tanaman Sayuran. Tanaman bunga dan hias. Andi Offset. Yogjakarta. Dartius, 1990. Fisiologi Tumbuhan II. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hakim, N., Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, Go B. H. dan H.M. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Harjadi, S.S. 1986. Dasar-dasar Agronomi. Gramedia. Jakarta.
Harjono. I. 2001. Sayur-sayur Daun Primadona. CV. Aneka. Surakarta.
Haryanto, 2007. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hermawan, B. 1998. Peningkatan Hasil Tiga Kultivar Sawi. Akta Agrosia. Jakarta. Jumin, H.B. 1988. Ekologi Tanaman Suatu
Pendekatan Fisiologis. Penerbit Rajawali. Jakarta.
Lingga, P. 1995. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Manurung, A. 1994. Rancangan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Santo Thomas Sumatera Utara. Universitas Sisingamangaraja XII. Medan.
Nazaruddin, 1994. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius. Yogjakarta.
Sunaryono, H. 1990. Kunci Bercocok Tanam Sayur Penting di Indonesia. Sinar Baru. Bandung.
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 7, Nomor 1, April 2009: 39 – 45 51
Soedijantoro, R.,Sianipar,R,M., dan Harjanto. 1991. Bercocok Tanam. CV. Yasaguna. Jakarta.
Sutejo, M.M. 1992. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Setyadi, S.H. 1979. Penghantar Agronomi.