• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Definisi anak jalanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 DATA DAN ANALISA. Definisi anak jalanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah anak"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Anak Jalanan

Definisi anak jalanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah anak yang berusia 5 – 18 tahun yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di jalanan maupun ditempat – tempat umum. Kriteria yang dimiliki adalah anak (laki-laki/perempuan) usia 5-18 tahun, melakukan kegiatan tidak menentu, tidak jelas kegiatannya dan atau berkeliaran di jalanan atau ditempat umum minimal 4 jam/hari dalam kurun waktu 1 bulan yang lalu, seperti pedagang asongan, pengamen, ojek payung, pengelap mobil, pembawa belanjaan di pasar dll, kegiatannya dapat membahayakan dirinya sendiri atau mengganggu ketertiban umum.

Sebagian besar dari anak jalanan tinggal di pinggiran jalan, dan kolong jembatan, karena tidak mampu menyewa tempat tinggal. Banyak juga yang lalu membangun rumah kumuh dipinggiran kota untuk dijadikan tempat pemukiman bagi mereka namun tetap mencari penghasilan dari jalanan.

Himpunan Mahasiswa Pemerhati Masyarakat Marjinal Kota (HIMMATA) mengelompokkan anak jalanan menjadi dua kelompok, yaitu anak semi jalanan dan anak jalanan murni. Anak semi jalanan diistilahkan untuk anak-anak yang hidup dan mencari penghidupan di jalanan, tetapi tetap mempunyai hubungan keluarga. Sedangkan anak jalanan murni diistilahkan untuk anak-anak yang hidup dan

(2)

menjalani kehidupannya di jalanan tanpa punya hubungan dengan keluarganya. (Asmawati, 2001, p28).

Menurut Tata Sudrajat (1999, p5) anak jalanan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok berdasarkan hubungan dengan orang tuanya, yaitu : Pertama, Anak yang putus hubungan dengan orang tuanya, tidak sekolah dan tinggal di jalanan (anak yang hidup di jalanan /children the street). Kedua, Anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua, tidak sekolah, kembali ke orang tuanya seminggu sekali, dua minggu sekali, dua bulan atau tiga bulan sekali biasa disebut anak yang yang bekerja di jalanan (children on the street). Ketiga, Anak yang masih sekolah atau sudah sudah putus sekolah, kelompok ini masuk kategori anak yang rentan menjadi anak jalanan (vulnerable to be street children).

Sementara itu menurut Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (1999, p22-24) anak jalanan dibedakan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu :

1. Anak-anak yang tidak berhubungan lagi dengan orang tuanya (children of the

street). Mereka tinggal 24 (dua puluh empat) jam di jalanan dan menggunakan

semua fasilitasi jalanan sebagai ruang hidupnya. Hubungan dengan keluarga sudah terputus. Kelompok anak ini disebabkan oleh faktor sosial psikologis keluarga, mereka mengalami kekerasan, penolakan, penyiksaan, dan perceraian orang tua. Umumnya mereka tidak mau kembali kerumah, kehidupan jalanan dan solidaritas sesama temannya telah menjadi ikatan mereka.

2. Anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua. Mereka adalah anak yang bekerja di jalanan (children on the street). Mereka seringkali diidentikan

(3)

kampung. Pada umumnya mereka bekerja dari pagi hingga sore hari seperti menyemir sepatu, pengasong, pengamen, tukang ojek payung, dan kuli panggul. Tempat tinggal mereka di lingkungan kumuh bersama dengan saudara atau teman-teman senasibnya.

3. Anak-anak yang berhubungan teratur dengan orang tuanya. Mereka tinggal dengan orang tuanya, beberapa jam di jalanan sebelum atau sesudah sekolah. Motivasi mereka kejalanan karena terbawa teman, belajar mandiri, membantu orang tua dan disuruh orang tua. Aktivitas usaha mereka yang paling menyolok adalah berjualan koran.

4. Anak-anak jalanan yang berusia di atas 16 tahun. Mereka berada di jalanan untuk mencari kerja, atau masih labil suatu pekerjaan. Umumnya mereka telah lulus SD bahkan ada yang SLTP. Mereka biasanya kaum urban yang mengikuti orang dewasa (orang tua ataupun saudaranya) ke kota. Pekerjaan mereka biasanya mencuci bus, menyemir sepatu, membawa barang belanjaan (kuli panggul), pengasong, pengamen, pengemis dan pemulung.

Anak jalanan mengalami kehidupan yang pahit dan seringkali berhubungan dengan kekerasan di jalanan. Banyak juga anak jalanan yang terjerumus dalam tindakan kriminal dan ilegal seperti menjambret, menipu, memakai dan mendistribusikan narkoba, dan tindakan kriminal lainnya.

Jumlah anak jalanan makin tahun makin bertambah. Data statistik menunjukan adanya peningkatan jumlah anak-anak jalanan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data di Dinas Bina Mental dan Kesejahteraan Sosial (Bintal dan Kesos) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta Tahun 2001 diperkirakan jumlah

(4)

penyandang masalah kesejahteraan sosial (termasuk anak jalanan) yang ditampung di rumah panti di Jakarta berkisar 10.000 – 11.000 orang, yang merupakan peningkatan sebesar 350% sejak perekonomian Indonesia jatuh pada tahun 1998. Dan sampai tahun 2003 peningkatan ini masih berlanjut sampai sekarang walaupun tidak sedrastis peningkatan jumlah anak jalanan pada waktu peralihan krisis ekonomi tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 diperkirakan anak jalanan mencapai angka hingga 30.000 orang di seluruh Jakarta (tempo interaktif, 19/07/07).

2.2.1 Program Belajar Pengenalan Komputer

Dalam program komputer tahap pengenalan ini disediakan 10 unit komputer. Dijalankan selama 4 (empat) hari, yaitu senin, selasa, rabu, dan kamis dan dalam tiap harinya terdapat 4 shift yang dapat diikuti sehingga dalam satu periode pengajaran bisa menampung hingga 80 orang.

Berikut tabel jadwal kelas kursus komputer.

Shift Waktu Hari

I 08.30 – 10.00 II 10.00 – 11.30 III 13.00 – 14.30 IV 14.30 – 16.00 Senin s/d Kamis Table 2.1

(5)

Jadwal yang harus dihadiri oleh peserta yang mengikuti kursus ini adalah dua hari dalam seminggu dan satu shift untuk satu hari. Peserta boleh memilih hari senin dan rabu atau selasa dan kamis.

Materi pengenalan komputer ini adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan operasional komputer dasar, meliputi membuka dan mematikan komputer, belajar mengetik, mengenal program dasar Microsoft Windows (office, kalculator, paint, windows media player, dan games),

2. Mengajarkan cara membrowsing dan memperkenalkan mereka ke dalam komunitas di dalam friendster, membuat email, dan chatting.

Tujuan dari pengajaran program pengenalan ini adalah:

1. Secara khusus; untuk membekali remaja jalanan dengan teknologi yang bisa digunakan untuk menambah wawasan pengetahuan mereka sehingga bisa mempengaruhi pandangan mereka ke arah hidup yang lebih baik.

2. Secara umum; membangun interest mereka akan komputer dan mempersiapkan remaja jalanan ke tahap pembelajaran komputer tingkat berikutnya.

2.3 Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Barat

Pelaksanaan masalah kesejahteraan di propinsi DKI Jakarta diwakili oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta (Pemda DKI Jakarta). Banyak program yang diadakan untuk kelompok kurang mampu dan terutama ditujukan untuk meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia, yaitu para remaja Indonesia.

(6)

Gelanggang Remaja merupakan bagian dari instansi pemerintah daerah yang bertugas melatih pembinaan remaja. Segala fasilitas dan program yang ada sebagian besar ditujukan untuk remaja Jakarta khususnya remaja-remaja kurang mampu.

Gelanggang Remaja dibangun pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dengan nama YOUTH CENTER di awal tahun 1970. Ali Sadikin membangun lima YOUTH CENTER di lima kota di Jakarta, yaitu di pusat, selatan, utara, barat, dan timur.

Pada tahun 1992, YOUTH CENTER berubah nama menjadi Gelanggang Remaja berdasarkan SK Gubernur propinsi DKI Jakarta no. 97 tahun 1992. Gelanggang Remaja yang semula merupakan lembaga yang langsung dibawahi oleh walikota menjadi bagian dari Dinas Olah Raga yang langsung dibawahi oleh Gubernur DKI Jakarta.

Pembangunan Gelanggang Remaja dilatarbelakangi oleh suatu pemikiran dan pandangan yang luas dari negara dan masyarakat Indonesia dalam proses perkembangan dari suatu negara agraris dan tradisional menjadi suatu struktur dan sistem masyarakat yang modern dan demokratis. Dalam setiap perkembangan, akan selalu menimbulkan suatu akibat serta pengaruh yang tidak dapat dihindarkan seperti permasalahan yang timbul di masyarakat, contohnya kenakalan remaja, perkelahian antar pelajar, masalah generasi muda, dan sebagainya.

Pembangunan gelanggang remaja ini untuk membangun sarana dan prasarana untuk mewadahi anak- anak muda, terutama berusia antara 13-20 tahun yang ingin mengasah kemampuan, bakat, dan keterampilan di luar pendidikan formal di sekolah.

(7)

Gelanggang remaja juga ditujukan bagi anak-anak putus sekolah sehingga mereka memiliki bekal keterampilan.

Gelanggang Remaja tidak hanya berada di satu lokasi dalam satu kotamadya, Gelanggang Remaja juga disebarluaskan secara merata di setiap kecamatan. Gelanggang Remaja yang berada di dalam suatu kecamatan dinamakan Gelanggang Remaja Kecamatan.

Adapun visi dan misi Gelanggang remaja adalah sebagai berikut: Visi:

Menjadikan masyarakat DKI Jakarta yang sehat jasmani dan rohani, serta berprestasi dibidang keolahragaan dan kepemudaan.

Misi:

a. Mewujudkan pemasalan dan pembibitan olah raga secara optimal untuk mendukung program prestasi,

b. Mengupayakan terciptanya kondisi / iklim yang konduktif agar seluruh potensi organisasi keolahragaan dan kepemudaan dapat tumbuh dan berkembang serta bersinergi dalam upaya mencapai tujuan,

c. Mengembangkan sarana dan prasarana olahraga dan kepemudaan agar mampu mengakomodasikan seluruh kebutuhan program-program yang ditetapkan.

Dalam pelaksanaannya, Gelanggang Remaja mempunyai dua tujuan, yaitu: a. Sebagai sarana pemgembangan potensi dan bakat remaja,

b. Sebagai sarana berkumpul remaja sekolah diluar jam sekolah untuk beraktifitas sesuai bidangnya.

(8)

Sasaran yang dituju, adalah sebagai berikut: a. Remaja putus sekolah,

b. Remaja sekolah diluar jam sekolah.

Gelanggang Remaja juga mempunyai 4 tugas pokok, antara lain:

a. Menyediakan fasilitas kegiatan pemuda dan remaja di bidang olah raga, b. Menyediakan fasilitas kegiatan pemuda dan remaja di bidang seni dan

budaya,

c. Meyediakan fasilitas kegiatan pemuda dan remaja di bidang pendidikan mental dan spiritual,

d. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pelatihan untuk remaja

Program dan acara yang diadakan sangat beragam dan dalam setiap periode kepemimpinannya, Gelanggang Remaja Kotamadya Jakarta Barat selalu menyesuaikan program dan acara tersebut sesuai dengan situasi dan keadaan pada masa itu.

Pada awal berdirinya Gelanggang Remaja, program yang diadakan dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

a. pembinaan Pendidikan dan Rohani b. Pembinaan seni Budaya,

c. Pembinaan Olah Raga.

Program-program yang diadakan dari ketiga cakupan diatas antara lain adalah: a. Kursus Bahasa Inggris

(9)

d. Kursus Elektronik

e. Ceramah Agama Islam, Ceramah Agama Kristen, Ceramah Agama Budha/Hindu

f. Klinik Konsultasi Remaja

g. Seni tari Betawi, Sunda, Jawa, Bali, Minang/Melayu h. Seni Suara

i. Seni Lukis j. Seni Teater

k. Pembinaan olah raga seperti Volly, basket, Tenis Meja, Bulu Tangkis, Pencak Silat, Gulat, dan bidang olah raga lainnya

l. Dan lain-lain

Dalam setiap ruang lingkup yang ada juga sering diimbangi dengan diadakannya penyaluran dari setiap aktivitas yang telah diikuti, seperti lomba tari, lomba nyanyi, lomba baca puisi, lomba lukis, lomba seni suara, festival teater, diskusi teater, pameran dan pementasa lukis, wisata lukis, pekan olah raga remaja di Gelanggang Remaja, try out, dan lain sebagainya.

Saat ini, Gelanggang Remaja Kodya Jakarta Barat mengadakan dan menyelenggarakan beberapa program yang dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu program belajar komputer dan bahasa inggris, lomba Remaja Ceria, Bimbingan Latihan Olahraga (bulu tangkis, volley, basket, tennis meja, karate, gulat, dll), Kelompok Ilmiah Remaja, Porseni (sanggar tari, melukis, dll), Pelatihan Ketrampilan (menjahit, tata boga, dll), Program Kiriman Atlet Binaan ke tingkat Propinsi, Perkemahan Wisata Remaja, Jambore Kreasi Remaja, dan Festival Band.

(10)

Sebagian besar program yang diadakan khususnya program keterampilan adalah program yang bisa diikuti secara cuma-cuma tanpa harus membayar, sedangkan untuk fasilitas dan sarana yang disediakan seperti kolam renang, lapangan olah raga, dan lainnya terbuka untuk umum dan dipungut bayaran dengan harga yang sangat murah dan terjangkau.

2.5. Data Sponsor

Kampanye ini bekerja sama dengan beberapa pihak yang ikut perduli pada masa depan anak jalanan, antara lain adalah:

a. Yayasan Bina Mandiri

Yayasan Bina Mandiri (YBM) merupakan Yayasan yang berdiri untuk merespon masalah-masalah yang muncul sejak krisis ekonomi Indonesia yang terjadi pada tahun 1997. YBM bekerja dibeberapa daerah di Jakarta.

YBM adalah lembaga non-pemerintah dan non-profit yang khusus bergerak membentuk dan menjalankan program-program untuk mengubah komunitas-komunitas yang mempunyai kebobrokan ekonomi menjadi komunitas yang mampu berdiri sendiri dan mendapatkan kehidupan yang layak. Perhatian khusus ditujukan untuk pendidikan anak, tempat tinggal untuk tunawisma, kesempatan kerja untuk yang menganggur, dan kesehatan. Keterangan lebih lanjut:

Yayasan Bina Mandiri

(11)

Jakarta 14430 Indonesia Tel: +62 (21) 6122423 Fax:+62 (21) 6288157

Email:binamandiri@cbn.net.id,binamandiri@binamandiri.or.id

b. ACER

Merupakan brand yang menempati urutan ke 4 (empat) dalam hal perangkat komputer. Acer sudah mendunia dengan berbagai perangkatnya seperti komputer desktop dan notebook, server dan hardisk, monitor LCD, proyektor, dan alat navigator.

Acer berdiri sejak tahun 1976, mempunyai 5.300 dealer dan kontributor di lebih dari 100 negara. Pendapatan pada tahun 1996 mencapai US$ 11,32 juta.

c. Stasiun televisi Trans TV

Trans TV (PT. Televisi Transformasi Indonesia) dengan misinya sebagai wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi ikut peduli dan berpartisipasi dalam kampanye ini. Keterangan pihak yang bersangkutan:

TRANS TV www.transtv.co.id

(12)

Telp. 791 77 000

Dompet amal TRANS TV

BCA cabang Setiabudi a/c 766 012 1000

Bank Mega Cabang Priority Banking a/c 01 901 00 11 111110

2.6 Profil Target Demografis:

• remaja jalanan berusia 14 – 21 tahun • bisa membaca dan menulis

• aktivitas sehari-hari seperti mengamen, menjual koran dan majalah di lampu merah jalanan, pedagang asongan di sepanjang jalan raya, me-lap kaca mobil di lampu merah, pemulung, dan lain sebagainya

• keadaan ekonomi dibawah garis kemiskinan • tidak mempunyai penghasilan tetap

• mempunyai waktu luang yang cukup banyak

• menghabiskan waktu luang dengan berkumpul, dan bermain-main Geografis:

• berada di wilayah Jakarta khususnya Jakarta Barat

• bertempat tinggal di pinggiran jalanan yang terbuka, atau di pemukiman kumuh dipinggir jalan yang dibangun sendiri tanpa surat tanah atau surat bangunan

Psikografis:

(13)

• semakin betah mencari nafkah di jalanan karena jalanan cukup mampu menghidupi mereka

• Tidak takut untuk mencoba apapun asal menarik minat mereka.

• kehidupan yang tiada beban ini membuat mereka sangat bebas tanpa terikat aturan apapun dan membuat pola pikir mereka cenderung untuk tidak memikirkan hari esok. Yang penting hari ini tidak kelaparan, sisa duit yang didapat langsung dihabiskan untuk hiburan seperti main ps, merokok, mabuk-mabukan, dan ada juga narkoba.

2.7 Faktor Pendukung dan Penghambat 2.7.1 Faktor Pendukung

a. Target Audience adalah anak jalanan yang berusia remaja. Dimana masa remaja merupakan masa pubertas dan dalam masa yang ingin mencoba segalanya, dan faktor ketertarikan dan kesenangan lebih berperan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap kegiatan yang akan mereka lakukan

b. karena mereka tidak mampu untuk menggunakan dan memiliki komputer , kata komputer sendiri sudah menarik minat mereka, dan cukup membuat mereka penasaran.

c. Program ini dijalankan dengan jam belajar yang relatif singkat dan renggang, yaitu 2 (dua) kali dalam 1 (satu) minggu, dan setiap pertemuan

(14)

hanya memakan waktu 1,5 jam sehingga cukup untuk menjadi bahan pertimbangan bagi remaja jalanan.

d. Program ini memberikan banyak perlengkapan dan fasilitas gratis.

2.7.2 Faktor Penghambat

Remaja jalanan jarang atau bahkan tidak pernah menggunakan komputer sehingga mereka merasa tidak pasti apakah mereka akan senang dengan komputer atau tidak, karena itu waktu yang nantinya digunakan untuk mengikuti komputer yang tidak pasti mereka sukai atau tidak itu lebih baik digunakan untuk mendapatkan duit yang pasti.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh perceived ease to use dan subjective norm terhadap intention to use dengan perceived usefulness

Dengan basis pengetahuan dan kemampuan untuk menarik kesimpulan menggunakan inferensi, komputer dapat disejajarkan sebagai alat bantu yang dapat digunakan secara praktis

Topik yang dianalisa dalam analisa pekerjaan meliputi tujuh topik yaitu tujuan / sasaran pekerjaan, kegiatan yang dilakukan beserta proses pelaksanaan, keahlian

1) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Agama Gresik telah disusun dan disampaikan tepat waktu. 2) LKjIP telah menyajikan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka kesimpulan dari penelitian relevansi antara kompetensi mata pelajaran produktif dengan pekerjaan dalam pelaksanaan

Berdasarkan rancangan Permenkes tentang komite keperawatan rumah sakit, kewenangan klinis (clinical privilege) tenaga keperawatan adalah kewenangan yang diberikan oleh

Pada hasil simulasi dengan prediksi 4 langkah kedepan didapat bahwa keluaran plant dengan kontroler lebih cepat dibandingkan yang tanpa kontroler untuk menuju

Selain itu keberadaan dan keberhasilan sebuah lembaga PT sangat tergantung pada input (Jumlah mahasiswa), proses (tata pamong, tata kelola dan kerjasama yang dilakukan