KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
ALDO SIWA JULI OK SURBAKTI 171021
PRODI D-III TEKNOLOGI ELEKTRO MEDIS STIKES BINALITA SUDAMA MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarAhli Madya Teknologi Elektro Medis (A.Md. TEM) pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Binalita Sudama Medan
Oleh :
ALDO SIWA JULI OK SURBAKTI 171021
PRODI D-III TEKNOLOGI ELEKTRO MEDIS STIKES BINALITA SUDAMA MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
ALDO SIWA JULI OK SURBAKTI 171021
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Nandar Prabudi, BE, ST) (dr.Ismi Dian Rochimah Siregar, M.Kes)
Mengetahui, Ketua Program Studi
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
ALDO SIWA JULI OK SURBAKTI 171021
Telah di Uji pada Tanggal : 13 Juli 2020 Panitia Penguji :
Penguji I Penguji II
(Rizal Thalib, BE, ST) (Widyawati, S.Kep. Ners, M.Kes)
Penguji III Penguji IV
(Nandar Prabudi, BE, ST) (dr.Ismi Dian Rochimah Siregar, M.Kes)
Mengetahui :
Ketua Program Studi Ketua STIKes
v
Nama : ALDO SIWA JULI OK SURBAKTI
NIM : 171021
JUDUL KTI : RANCANG BANGUN ALAT FETAL DOPPLER
DENGAN INDICATOR DISPLAY MENGGUNAKAN LCD BERBASIS ARDUINO UNO
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah yang
telah saya buat ini merupakan hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya.
Apabila ternyata dikemudian hari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan
plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan
aturan tata tertib di Prodi Teknik Elektromedik - STIKes Binalita Sudama Medan.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis
Aldo Siwa Juli Ok Surbakti NIM. 171043
vi display Fetal Doppler rancangan penulis. Pada penelitian ini, penulis melakukan 2 kali pengulangan percobaan ketika probe ditempel pada pasien dan ketika probe tidak ditempel pada pasien. Hasil yang keluar di display tidak dapat terdiidentifikasi dengan baik karena tampilan yang keluar pada display berubah-ubah. Keakurasian alat dipengaruhi oleh pemakaian komponen yang kurang akurat dan pemograman yang kurang tepat serta ketidak cermatan dalam menggunakan alat ukur.
vii the author. In this study, the authors performed 2 repeat trials when the probe was attached to the patient and when the probe was not attached to the patient. The results that appear on the display cannot be identified properly because the appearance that comes out on the display varies. The accuracy of the tool is influenced by the use of inaccurate components and inaccurate programming and inaccurate use of measuring instruments.
viii dan rahmatnyaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Rancang bangun alat fetal doppler dengan indikator display
menggunakan LCD berbasis arduino uno”.
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di Program Studi Diploma III TEKNOLOGI
ELEKTROMEDIS STIKes Binalita Sudama Medan.
Dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini penulis tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan beberapa pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada;
1. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Bakti Surbakti
dan Ibu Nasib Br Ginting yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan,
arahan, materil serta doa yang terbaik untuk penulis. sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ibu dr.Ismi Dian Rochimah Siregar, M.Kes selaku Ketua Yayasan Binalita
Sudama Medan sekaligus sebagai pembimbing II penulis yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ibu Arya Novika Naulista Siregar, RO, M.Pd selaku Ketua STIKes Binalita
Sudama Medan.
4. Bapak Tuful Zuchri Siregar, BE, ST, M.Ph selaku KA. Prodi Teknologi
ix 6. Bapak Rizal Thalib, BE, ST selaku dosen penguji I penulis yang telah
menguji dan memberikan masukan guna membangun serta
menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Ibu Widyawati, S.Kep, NERS, M.Kes selaku dosen penguji II penulis yang
telah menguji dan memberikan masukan guna membangun dan
menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Seluruh staff dan pegawai RSU Haji Medan yang telah menerima dan
membantu saya dalam melakukan praktek kerja lapangan sekaligus tempat
penulis melakukan riset mengenai Karya Tulis ilmiah ini.
9. Saudari Natalia Br. Surbakti selaku kakak penulis yang telah memberi
dukungan, arahan serta doa yang terbaik kepada penulis.
10. Semua teman seperjuangan Teknologi Elektromedis angkatan 2017 yang
telah memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan
karena terbatasnya kemampuan penulis, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini pada
x Medan, Juli 2020
xi 2. Tempat & Tgl Lahir : Kabanjahe, 09 Juli 1999
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Alamat : Jl Perjuangan, Gang Tunggal
5. Agama : Kristen
6. Status Perkawinan : Belum Kawin
7. Anak Ke : 4(empat) dari 4(empat) bersaudara
8. Pekerjaan : Mahasiswa
9. Kewarganegaraan : Indonesia
10. No. Telepon : 0895-4220-77393
11. E-mail : [email protected]
12. Nama Ayah : Bakti Surbakti
13. Nama Ibu : Nasib br Ginting
14. Pekerjaan : Wiraswasta
15. Alamat Orang Tua : Jl. Jamin Ginting, Gg Maju, Desa Ketaren, Kabanjahe
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD : LULUSAN SD Inpres NO 047159 Ketaren
2. SMP : LULUSAN SMPN 2 Kabanjahe
3. SMA : LULUSAN SMAN 2 Kabanjahe
4. Perguruan Tinggi : LULUSAN D-III Teknologi Elektromedis
xii
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PERNYATAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Batasan Masalah 3 1.4 Tujuan Penelitian 3 1.5 Manfaat Penelitian 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Jantung 5
1.1.1 Pengertian Jantung 5
1.1.2 Struktur Jantung 5
1.1.3 Bunyi Jantung 8
1.1.4 Perkembangan Jantung pada Janin 8
2.2 Fetal Doppler 9
2.2.1 Pengertian dan Fungsi Fetal Doppler 9
2.2.2 Efek Doppler 11
2.3 Arduino Uno R3 13
2.4 Bahasa Pemograman C++ 16
2.5 LCD ( Liquid Crystal Display ) 18
2.5.1 Pengertian LCD 18
2.5.2 Susunan Pin LCDLMB162ABC 19
2.6 Transduser Fetal Doppler 20
2.7 Modul LDR LM393 23
2.8 Regulator LM2569 25
2.9 Operational Amplifier PAM8403 27
2.10Speaker 28
BAB 3. PERANCANGAN 30
3.1 Alat 30
3.2 Bahan 31
xiii
3.5.4 Rancangan Modul LDR LM393 35
3.5.5 Rancangan Arduino 36
3.5.6 Rancangan Rangakaian LCD 2x16 Karakter 37
3.6 Perancangan Perangkat Lunak 38
3.6.1 Program Pendukung yang Digunakan 38
3.6.2 Metode Penulisan Perangkat lunak 38
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 40
4.1 Hasil Pengukuran 40
4.2 Analisa dan Pembahasan 43
1.2.1 Analisa Pada Keluaran Transduser 43
1.2.2 Analisa Pada Keluaran Amplifier 43
1.2.3 Analisa pada Keluaran LDR 44
BAB 5 PENUTUP 46
5.1 Kesimpulan 46
5.2 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 47
xiv
II.1 Bagian-Bagian Jantung 6
II.2 Alat Fetal Doppler 9
II.3 Grafik perbandingan tekanan amnion dengan denyut jantung janin
terhadap waktu 10
II.4 Arduino uno R3 14
II.5 LCD (Liquid Crystal Display) 18
II.6 Gambar Susunan Alamat Pada LCD 18
II.7 Skema Transduser Fetal Doppler 21
II.8 Grafik band pass filter 21
II.9 Skema Pre-amp 22
II.10 Grafik Hambatan LDR 23
II.11 Bagian-bagian Modul LDR LM393 23
II.12 Skema Modul LDR LM393 25
II.13 Modul Regulator LM2569 25
II.14 IC LM2569 26
II.15 Simbol Amplifier 27
II.16 Modul PAM8403 27
II.17 Bagian-bagian speaker 28
III.1 Blok Diagram Fetal Doppler 32
III.2 Rangkaian Transduser 34
III.3 Rangkaian Amplifier 35
III.4 Rangkaian LDR 36
III.5 Rangkaian Arduino 37
III.6 Rangkaian Display 37
III.7 Diagram Alir 39
IV.1 Letak titik pengukuran 40
IV.2 Gambar Pulsa Keluaran Transduser 43
IV.3 Gambar Pulsa Keluaran Amplifier 44
xv
II.1 Cepat Rambat Gelombang 12
II.2 Spesifikasi Arduino Uno 13
II.3 Keterangan Gambar Arduino 14
II.4 Tabel Susunan Pin LCDLMB162ABC 19
III.1 Waktu Penelitian 32
IV.1 Tabel Pulsa Keluaran Ketika Probe Ditempel Pada Pasien 41 IV.2 Tabel Pulsa Keluaran KetikaProbe Tidak Ditempel pada Pasien 42
xvi Lampiran 2 Rangkaian Fetal Doppler
Lampiran 3 Wiring Diagram Fetal Doppler Lampiran 4 Hasil Pengukuran alat
Lampiran 5 Datasheet Arduino uno Lampiran 6 Datasheet LMB162ABC Lampiran 7 Datasheet LM2596 Lampiran 8 Datasheet LM393
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi kini telah merambah ke setiap aspek kehidupan.
Semuanya dikarenakan adanya suatu usaha mewujudkan peningkatan
kesejahteraan hidup. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sedang
berkembang harus bisa mengikuti kemajuan ini agar tercapainya tujuan dari
pembangunan nasional. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu
segi dari pembangunan nasional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia secara optimal. Untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik kepada masyarakat diperlukan adanya sarana dan
prasarana kesehatan yang memadai.
Selain tenaga medis seperti dokter dan perawat, diperlukan juga peralatan
penunjang medis untuk membantu mewujudkan masyarakat yang sehat. Sejalan
dengan perkembangan teknologi di bidang elektronika yang sangat pesat, maka
secara langsung memberikan dampak juga terhadap peralatan kedokteran
penunjang medis. Tuntutan akan adanya peralatan penunjang medis yang canggih
dengan segala kemampuan yang dimilikinya terus berkembang sehingga dapat
dihasilkan peralatan penunjang medis yang efektif dan efisien.
Salah satu alat yang perlu berkembang dalam penunjang medis adalah
fetal doppler. Fetal doppler alat kesehatan yang berfungsi dalam mendiagnosa
Selama masa kehamilan tentunya ibu selalu berharap yang terbaik untuk
janin di dalam kandungannya. Tak urung tiap kali melakukan pemeriksaan ke
dokter atau bidan, ibu akan bertanya-tanya bagaimana keadaan janin.
Pemantauan janin tentunya tidak dapat dilakukan dengan kasat mata.
Maka dari itu, biasanya pemantauan akan dilakukan dengan mendengarkan denyut
jantungnya. Bukan hanya memantau apakah denyut jantung janin keras atau
lemah, tetapi juga dilihat perubahan iramanya terutama saat terjadi kontraksi
rahim.
Pentingnya pengecekan detak jantung janin sangat berpengaruh untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin bukan hanya sampai di waktu kelahiran
saja, tetapi hingga perkembangan bayi pada saat menuju dewasa nanti. Dengan
bantuan alat fetal doppler, kita dapat mengecek bagaimana kondisi jantung janin
hanya dengan mendengar detakan jantungnya saja.
Arduino adalah Mikrokontroller single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari Wiring platform, mempunyai fleksibilitas yang tinggi baik dari
segi software maupun hardware untuk memudahkan Rancang bangun elektronik
dalam berbagai bidang. Arduino menggunakan IC ATMega sebagai IC program
dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri yang sering disebut
bahasa processing. Bahasa ini sangat mirip dengan bahasa C++, namun
penulisannya mendekati bahasa manusia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul dari
permasalahan yang dibahas adalah :“rancang bangun alat fetal doppler dengan
Dimana di masa depan alat kesehatan dapat semakin berkembang dan
penulis dapat memberi sumbangsihnya dengan karya tulis ilmiah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkam latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi
rumusan permasalahan diatas yaitu Bagaimana cara merancang alat fetal
dopplerdengan indikator display menggunakan LCD berbasis Arduino Uno
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka
yang menjadi batasan masalah pada perancangan modul ini, penulis
berkonsentrasi membatasi tentang Rancang Bangun Fetal Doppler dengan
Indikator Display Menggunakan LCD Berbasis Arduino Uno.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
dikhususkan dalam pembuatan alat fetal doppler yaitu :
1. Umum
Merancang bangun alat fetal doppler dengan indikator display
menggunakan lcd berbasis arduino uno.
2. Khusus
a. Membuat modul alat fetal doppler.
b. Mengetahui dan memahami cara kerja secara teori maupun praktek
1.5 Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan serta berbagi ilmu melalui karya tulis ilmiah dan
dapat mengaplikasikan ilmu untuk membahas atau menganalisa alat
kebidanan, mengetahui fungsi dan cara kerja alat.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah pengetahuan dan wawasan ilmu pengetahuan dan sumber
bacaan di institusi pendidikan khususnya di Teknelogi Elektro Medis
STIKes Binalita Sudama Medan, serta dapat digunakan sebagai acuan
5
BAB 2 TEORI DASAR
2.1 Jantung
2.1.1 Pengertian Jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat buah ruang yang
terletak di rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri
sternum. Ruang jantung terdiri atas dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium
(serambi) dan dua ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik) (Muttaqin,
2009).
Jantung merupakan organ tubuh yang sangat vital pada manusia. Fungsi
jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh manusia. Sebagai alat
transportasi dalam tubuh manusia, darah bertugas membawa nutrisi dan oksigen
yang dibutuhkan organ-organ tubuh, sekaligus mengangkut zat-zat sisa. Jantung
dan pembuluh darah membentuk system kardiovaskular untuk memastikan
kelangsungan hidup manusia.
2.1.2 Struktur Jantung
Jantung berada di dalam torax, antara kedua paru-paru dan di belakang
sternum dan lebih menghadap ke kiri dibanding kekanan. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung memiliki berat sekitar 300 gr, meskipun
berat dan ukurannya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan, beratnya
menit, menyemburkan sekitar 70 ml darah dari kedua ventrikel per detakan, dan
keluaran totalnya sekitar 5 L/ menit (Smeltzer dan Bare, 2002).
Jantung dibagi oleh septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri dan
kanan. Setiap belahan kemudian dibagi lagi dalam dua ruang, yang atas disebut
atrium dan yang dibawah ventrikel. Di setiap sisi ada hubungan antara atrium dan ventrikel melalui atrio-ventrikuler dan pada setiap saluran tersebut terdapat katup, yang kanan bernama katup (valvulua) trikuspidalis dan yang kiri katup mitral atau
katup bikuspidalis. Katup atrio ventikuler mengizinkan darah mengalir kembali
dari ventrikel ke atrium. Katup trikuspidalis terdiri atas tiga kelopak atau kuspa,
dan katup mitral terdiri atas dua kelopak.
Gambar II.1 Bagian-Bagian Jantung
Jantung terdiri atas otot yang bersifat khusus, dan terbungkus oleh sebuah
membran yang disebut pericardium. Membran itu terdiri atas dua lapis,
pericardium parietal adalah lapisan fibrus yang terlipat keluar dari basis jantung dan membungkus jantung sebagai kantong longgar. Diantara kedua lapiswan
tersebut terdapat cairan serus yang berfungsi untuk melumasi jantung agar dapat
bergerak dengan bebas.
Di sebelah dalam jantung dilapisi oleh endetolium. Lapisan ini disebut
endokardium. Katup-katupnya hanya merupakan bagian yang lebih tebal dari
membrane ini. Tebal dinding jantung dilukiskan terdiri atas tiga lapis :
a. Perikardium, atau pembungkus luar
b. Miokardium, atau lapisan otot tengah
c. Endokardium, atau batas dalam
Dinding otot jantung tidak sama tebalnya. Dinding ventrikel merupakan
bagian yang paling tebal, dan dinding ventrikel sebelah kiri lebih tebal dari
ventrikel sebelah kanan. Hal ini dikarenakan kekuatan kontraksi dari ventrikel kiri
lebih besar daripada sebelah kanan. Dinding atrium tersusun dari otot yang lebih
tipis.
Sebelah dalam dinding ventrikel ditandai oleh berkas-berkas otot yang
tebal. Beberapa berbentuk putting, yaitu otot-otot papilaris. Pada tepi bawah otot
ini terkait dengan benang-benang tendon tipis, yaitu khordae tendinae.
Benang-benang ini mempunyai kaitan yaitu pada tepi bawahkatup atrio-ventrikuler.
Kaitan ini meghindarkan kelopak katup terdorong masuk kedalam atrium bila
2.1.3 Bunyi Jantung
Selama berkontraksi, jantung dapat terdengar dua macam suara yang
disebabkan oleh katup-katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertama
disebabkan menutupnya katup atrio-centrikuler, dan kontraksi dari ventrikel.
Bunyi kedua terjadi karena menutupnya katup aortic dan pulmoner sesudah
kontraksi dari ventrikel. Pertama berbunyi panjang dan dempak, sedangkan yang
kedua berbunyi pendek dan tajam. Demikianlah maka yang pertama terdengar
seperti “lub” dan yang kedua berbunyi seperti “duk”. Dalam keadaan normal jantung tidak dapat membuat bunyi lain, tetapi bila arus darah cepat atau bila ada
kelainan pada katup atau salah satu ruang jantung, maka dapat terjadi bunyi lain
yang biasanya disebut bising.
2.1.4 Perkembangan Jantung Pada Janin
Pada usia kehamilan sebulan atau 4 minggu setelah terjadinya pembuahan,
umumnya detak jantung janin belum bisa terdengar meskipun jantung sudah mulai
berkembang. Perlu diketahui juga, di tahap ini sebuah tabung hati yang menjadi
cikal bakal jantung janin akan membelah untuk membentuk dua bagian, jantung
dan katup.
Pada minggu ke-5 biasanya suara detak jantung sudah mulai bisa
terdengar. Sedangkan di minggu ke-6 usia kehamilan, perkembangan jantung
janin sampai pada pembentukan 4 rongga jantung, yakni sinus venesus, atrium
primitive, ventrikel primitive dan bulbus kordis. Biasanya jantung janin akanberdetak sebanyak 120-160 kali per menit. Dua minggu kemudian atau lebih
tepatnya di usia kehamilan 8 minggu, jumlah detak jantung janin akan meningkat
menjadi 150-170 detak per menit.
Jika usia kehamilan 5 hingga 8 minggu terjadi perlambatan denyut jantung
pada janin yaitu kurang dari 90 denyut per menit, maka kondisi tersebut dapat
dikaitkan dengan resiko tinggi terjadinya keguguran karena nutrisi pada janin
tidak tercukupi dengan baik. Keadaan psikis dan emosional sang ibu yang tertekan
akan dapat menimbulkan reaksi sehingga dapat menyebabkan denyut jantung
janin menjadi tinggi.
2.2 Fetal Doppler
2.2.1 Pengertian dan Fungsi Fetal Doppler
Fetal doppler adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi dan menghitung bunyi jantung bayi. Fetal Doppler diambil dari nama seorang ahli
fisika dan matematika Austria, yakni Christian Johann Doppler (1803 - 1853).
Prinsipnya adalah “Jika pendengar dan sumber bunyi saling mendekati, maka
bunyi yang terdengar oleh pendengar lebih besar, sedangkan bila pendengar dan
sumber bunyi saling menjauhi maka bunyi yang terdengar oleh pendengar lebih
kecil.
Dikutip dari laman Beny-Beny.com, bunyi detak jantung janin sudah dapat
didengar pada usia kandungan 6-8 minggu setelah pembuahan menggunakan USG
dan pada usia kandungan 10-12 minggu setelah pembuahan menggunakan alat
fetal doppler. Terkadang, bunyi detak jantung janin dapat didengar pada usia
kandungan 8-10 minggu setelah pembuahan tergantung ukuran dari janin.
Perhitungan rata-rata detak janin dilakukan secara manual dengan menghitung
suara yang keluar dari speaker selama satu menit.
Gambar II.3 Grafik perbandingan tekanan amnion dan denyut jantung janin terhadap waktu
Suara denyut jantung dari bayi dapat didengar dari abdomen sekitar perut
ibu dengan menggunakan tranducer yang terbuat dari bahan piezo elektrik, denyut
jantung janin dapat didengar dengan menggunakan speaker sebagai indikator.
Sistem kerja dari fetal doppler ini adalah dengan menggunakan ultrasound yang
berfungsi mengubah suara menjadi frekuensi begitu juga sebaliknya frekuensi
menjadi suara.
Pada alat ini yang berfungsi untuk menghasilkan ultrasound adalah
tranducer piezo elektrik. Cara kerja fetal doppler yaitu dengan menggunakan tranducer piezo elektrik yang didalamnya terdapat dua bagian, yaitu transmitter dan receiver.
Sinyal keluaran dari oscillator sebesar 2,5 MHz membuat transmitter
bekerja memancarkan sinyal ke jantung janin dalam bentuk gelombang
ultrasound. Sebagian gelombang akan dipantulkan kembali oleh denyut jantung janin dan diterima oleh receiver. Frekuensi tersebut akan di filter agar sinyal yang
dihasilkan tidak terinterferensi dari sinyal lain yang bukan sinyal jantung janin.
Setelah itu, sinyal akan dikuatkan agar terdengar pada speaker dan dapat
ditampilkan pada display.
2.2.2 Efek Doppler
Secara singkat efek fetal doppler adalah fenomena perubahan frekuensi
yang teramati akibat gerakan pada sumber bunyi. Fenomena tersebut merupakan
proses yang sinergis, artinya perubahan kecepatan sumber bunyi akan
menimbulkan perubahan frekuensi yang didengar dan sebaliknya kecepatan
pendengaran terhadap sumber bunyi akan mengakibatkan perubahan frekuensi
pula.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa naik turunnya frekuensi yang
terjadi pada sebuah gelombang bunyi tergantung pada selisih kecepatan relative
antara sumber bunyi dengan pengamat, seperti dalam rumus Doppler sebagai
berikut:
Dimana :
Fp = Vr x Fs
Fp : Frekuensi yang terdengar oleh pengamat
Fs : Frekuensi sumber gelombang
Persamaan fetal Doppler tersebut menunjukkan bahwa besarnya
perubahan frekuensi yang terdengar oleh pengamat tergantung pada besarnya
kecepatan sumber bunyi dan atau pengamat serta cepat rambat gelombang dalam
medium yang bersangkutan. Koefisien perubahan frekuensi tidak dipengaruhi oleh
frekuensi sumber bunyi (R.Hutasoit, 2012).
Fenomena lainnya yang merupakan gejala serupa dengan hal diatas adalah
bahwa perubahan frekuensi juga akan dapat dirasakan apabila pengamat
mendengarkan bunyi yang dipantulkan oleh benda pemantul yang bergerak,
sebagai benda pemantul tersebut dapat dianggap sebagai sumber bunyi yang
bergerak terhadap pengamat itu dan menghasilkan efek perubahan frekuensi yang
serupa.
Tabel II.1 berikut dapat memiliki kaitan dengan persamaan fetal doppler
diatas menunjukkan bahwa besarnya perubahan frekuensi mudah diamati pada
gelombang bunyi yang merambat dalam medium kecepatan rendah dengan
kecepatan gerak sumber bunyi yang rendah pula.
Tabel II.1 Cepat rambat gelombang pada medium
Jenis Medium Cepat Rambat Bunyi (m/s)
Udara 331 Lemak 1450 Air 1495 Ginjal 1561 Otot 1585 Jaringan Tulang 4048
Efek fetal Doppler ini digunakan untuk mengukur bergeraknya zat cair
darah (darah bergerak menjauhi bunyi) akan memantulkan bunyi echo dan
diterima oleh detector.
2.3 Arduino Uno R3
Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang
berbasis chip Atmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output
(atau biasa ditulis I/O, dimana 14 pin diantaranya dapat digunakan sebagai output
PWM antara lain pin 0 sampai 13), 6 pin input analog, menggunakan crystal 16 MHz antara lain pin A0 sampai A5, koneksi USB, jack listrik, header ICSP dan
tombol reset. Spesifikasi arduino uno R3 dapat dilihat pada tabel II.2 berikut.
Tabel II.2 Spesifikasi Arduino Uno R3
Mikrokontroler ATMega 328
Tegangan pengoprasian 5 V
Input Tegangan 7V – 12V
Pin 1/0 Digital 14 Pin
Pin Analog 6 Pin
Arus DC tiap pin 1/0 40 mA
Arus DC untuk pin 3,3 V 50 mA
Memori flash 32 KB
SRAM 2 KB
EPROM 1 KB
Kecepatan 16 MHz
Pada tabel diatas merupakan tampilan spesifikasi dari Arduino Uno versi
R3, dimana terdapat beberapa komponen serta nilai dari komponen komponen
tersebut. Hardware dalam Arduino memiliki beberapa jenis, yang mempunyai
Gambar II.4 Arduino uno R3
Pada Gambar II.4 Gambar Modul Arduino Uno. Dalam gambar tersebut
sudah diberi sebuah garis yang menunjukkan bahwa komponen-komponen yang
ada didalam sebuah Arduino Uno dan keterangan dari setiap gambar dapat dilihat
pada tabel II.3.
Tabel II.3 Keterangan Gambar Arduino
NO Description
1
POWER USB
Digunakan untuk menghubungkan Papan Arduino dengan komputer lewat koneksi USB. sebagai supply listrik ke papan atau untuk pemrograman mikrokontroller.
2
POWER JACK
Supply atau sumber listrik untuk Arduino dengan tipe Jack. Input DC 5 - 12 V.
3
Voltage Regulator
IC ini digunakan untuk menstabilkan tegangan Eksternal dari Jack No.2 menuju 5 V, tegangan aman Papan Arduino.
4
Crystal Oscillator
Kristal ini digunakan sebagai layaknya detak jantung pada Arduino.
Jumlah cetak menunjukkan 16000 atau 16000 kHz, atau 16 MHz.
5 dan 17
Reset
Digunakan untuk mengulang program Arduino dari awal atau Reset.
Cara pertama dengan menekan tombol reset ( 17 ) di papan. Cara kedua dengan menggubungkan pin reset dengan GND secara singkat.
6, 7, 8, dan 9
Pin ( 3.3, 5, GND, Vin )
• 3.3V ( 6 ) - Sumber tegangan output 3.3 Volt.
• 5V ( 7 ) - Sumber tegangan output 5 Volt.
• GND ( 8 ) - Ground atau pin negatif dalam sirkuit
elektronik, akhir dari setiap jalur arus listrik.
• Vin ( 9 ) - Pin untuk memasok listrik dari luar ke papan
arduino, sekitar 5 V.
10
Analog Pins
Papan Arduino UNO memiliki enam pin analog A0 sampai
A5. Digunakan untuk membaca sinyal atau sensor analog
seperti sensor jarak, suhu dsb, dan mengubahnya menjadi nilai digital.
11
IC Mikrokontroller
IC atau Integrated Circuit, alias otak dari Papan Arduino. IC ini yang diprogram oleh papan arduino untuk mengatur pin digital ( 15 ) dan pin analog ( 10 ).
12
ICSP pin
Sebagian besar ICSP ( 12 ) adalah untuk AVR. Dalam Arduino terdapat enam pin, MOSI, MISO, SCK, RESET, VCC, dan
GND. bisa digunakan dengan Bootloader.
13
LED Power Indicator
Lampu ini akan menyala dan menandakan Papan Arduino mendapatkan supply listrik dengan baik. Jika tidak menyala berarti ada sesuatu yang salah dengan supply listrik atau papan arduinonya.
14
LED TX dan RX
TX ( Transmit ) dan RX ( Receive ), dua LED tersebut akan
berkedip saat pemrograman IC atau Papan Arduino berlangsung.
15
Digital Pins I / O
Papan Arduino UNO memiliki 14 Digital Pin. Berfungsi untuk memberikan nilai logika( 0 atau 1 ). Pin berlabel " ~ " adalah
pin-pin PWM ( Pulse Width Modulation ) yang dapat
digunakan untuk menghasilkan PWM. Digital Pin I / O dapat digunakan seperti saklar.
16
AREF
AREF singkatan Analog Reference. Dapat digunakan untuk
mendapatkan sumber tegangan yang dapat diatur lewat IC. Tegangannya antara 0 sampai 5 Volt.
2.4 Bahasa Pemograman C++
Bahasa pemograman C++ adalah bahasa pemograman yang bisa
digunakan dengan banyak tujuan.Bahan C++ juga mendukung IOP
InjectOrientedPrograming yang memudahkan programmer memelihara program
hasil karyanya. Bahasa C++ ini termasuk bahasa compiled language, dimana
source code dilakukan proses compliling sehingga dihasilkan suatu program binary dimana binery filenya adalah binery file yang sesuai dengan sistem
operasi maupun platform dan bila dijalankan akan menghasilkan aplikasi sesuai
sumber yang telah dibuat.
Program pertama pemula menulis sebuah program yan disebut “hello word”, yang hanya mencetak “hello word” ke layar komputer..
Panel diatas menunjukan kode C++ untuk program ini. Panel bawah
menujukkan hasil ketika program dijalankan oleh komputer. Sedangkan angka
yang berada disebelah kiri panel berfungsi untuk memudahkan kita dalam
meneliti kesalahan pada program, dan bukan bagian dari program. Berikut
penjeasan dari baris-baris pada kod tersebut :
1. Baris 1 : // program pertama saya di C++
Dua tanda garis miring menunjukan bahwa kalimat selanjutnya adalah
komentar yang dimasukkan oleh programmer tetapi tidak berpengaruh pada
perilaku program.
2. Baris 2 : #include <iostream>
menyertakan preprosessor. #include<iostream> berarti perintah kompiler
untuk menyertakan bagian dari standar C++, yang dikenal sebagai header
iostream, yang memungkinkan untuk melakukan standar operasi input dan
output, seperti menulis output dari program ini (hello word) kelayar.
3. Baris 3 : Sebuah bariskosong
Bar.is kosong todak akan memberi pengaruh apapun terhadap program.
Mereka hanya meningkatkan pembacaan kode.
4. Baris 4 : int main ()
Baris ini memulai deklarasi fungsi main yang merupakan titik awal
dimana seluruh program C++ akan mulai dieksekusi. Diletakan diawal,
ditengah, ataupun di akhir program isi dari fungsi main akan di eksekusi
pertama kali.
5. Baris 5 dan 7 : { dan}
Tanada kurung terbuka ( { ) menunjukkan awal dari definisi main dan
tanda kurung tutup ( } ) berarti akhir dari fungsi main. Dan kode yang
terdapat di dalam tanda kurung adalah tubuh dari fungsi main.
6. Baris 6 : std:: << “helloword”;
Std :: out mengidentifikasikan output ke layar. Operator penyisipan (<<)
menunjukan kalimat berikutnya agar dimasukkan ke std :: cout. Kalimat
“hello word”’merupakan kalimat yang akan dimunculkan kelayar. Dan setiap pernyataan C++ harus di akhiri dengan tanda semicolon (;) untuk
2.5 LCD (Liquid Crystal Display) 2.5.1 Pengertian LCD
LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan karena tampilannya menarik. LCD yang paling banyak digunakan saat
ini ialah LCD LMB162ABC refurbish karena harganya cukup murah.
LMB162ABC merupakan modul LCD dengan tampilan 2x16 (2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler
yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780
buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD memiliki CGROM
(Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator
Random Access Memory), dan DDRAM (Display Data Random Access Memory). Bentuk fisik LCD LMB162ABC refurbish seperti ditunjukkan pada Gambar II.5
Gambar II.5 LCD (Liquid Crystal Display)
LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40 karakter (2x40 dan
4x40), dimana kita menggunakan DDRAM untuk mengatur tempat penyimpanan
karakter tersebut, seperti ditunjukkan pada Gambar II.6.
Alamat awal karakter 00H dan alamat akhir 39H. Jadi, alamat awal di
baris kedua dimulai dari 40H. Jika Anda ingin meletakkan suatu karakter pada
baris ke-2 kolom pertama, maka harus diset pada alamat 40H. Jadi, meskipun
LCD yang digunakan 2x16 atau 2x24, atau bahkan 2x40, maka penulisan programnya sama saja. CGRAM merupakan memory untuk menggambarkan pola
sebuah karakter, dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan
keinginan. Namun, memory akan hilang saat power supply tidak aktif sehingga
pola karakter akan hilang. Berikut tabel pin untuk LCD LMB162ABC.
Perbedaannya dengan LCD standar adalah pada pin 1 VCC, dan pin 2 Gnd. Ini
kebalikan dengan LCD standar.
2.5.2 Susunan Pin LCD LMB162ABC.
Tabel II.4 Tabel Susunan Pin LCD LMB162ABC
No Nama Pin Level Deskripsi
1 Vss 0 V Ground
2 VDD +5 V Tegangan Suply Logika
3 VEE Variabel Tegangan Kontras
4 RS H/L Register select, 0=perintah 1=data
5 R/W H/L 1= baca data 0=tulis data
6 E H/L Enable clock, logika 1 setiap
kirim/baca data 7 D0 H/L Data Bus 0 8 D1 H/L Data Bus 1 9 D2 H/L Data Bus 2 10 D3 H/L Data Bus 3 11 D4 H/L Data Bus 4 12 D5 H/L Data Bus 5 13 D6 H/L Data Bus 6 14 D7 H/L Data Bus 7
15 Anoda 4,2V-4,6V Tegangan positif Backlight
Perlu diketahui, driver LCD seperti HD44780 memiliki dua register yang
aksesnya diatur menggunakan pin RS. Pada saat RS berlogika 0, register yang
diakses adalah perintah, sedangkan pada saat RS berlogika 1, register yang
diakses adalah register data. Agar dapat mengaktifkan LCD, proses inisialisasi
harus dilakukan dengan cara mengeset bit RS dan meng-clear-kan bit E dengan
delay minimal 15 ms. Kemudian mengirimkan data 30H dan ditunda lagi selama 5 ms. Proses ini harus dilakukan tiga kali, lalu mengirim inisial 20H dan interface data length dengan lebar 4 bit saja (28H). Setelah itu display dimatikan (08H) dan di-clear-kan (01H). Selanjutnya dilakukan pengesetan display dan cursor, serta
blinking apakah ON atau OFF.
2.6 Transduser Fetal Doppler
Gelombang ultrasound diproduksi dan dideteksi dengan peralatan yang
dikenal dengan istilah transduser. Transduser pada fetal doppler
berfungsi mengubah energy listrik menjadi gelombang ultrasound yang melintasi
jaringan tubuh pasien. Transduser ini juga nantinya yang menerima gelombang
ultrasound yang dipantulkan dan mengubahnya kembali menjadi energi listrik.
Transduser sering digunakan sebagai pelacak atau probe. Komponen dari transduser terbuat dari material piezoelektrik yang berbentuk struktur keramik atau kristal. Natural piezoelektrik dari bahan quartz kristal sedangkan untuk
transduser USG terbuat dari bahan sintetik kristal piezoelektrik yang disebut leadzirconate-titanate (PZT).Pada transduser Fetal Doppler dilengkapi beberapa fitur antara lain band pass filter dan juga pre-amp.
Gambar II.7 Skema Transduser Fetal Doppler
a. Band pass filter
Band pass filter atau sering disingkat dengan BPF adalah filter atau penyaring frekuensi yang melewatkan sinyal frekuensi dalam rentang frekuensi
tertentu yaitu melewatkan sinyal yang berada diantara frekuensi batas bawah
hingga frekuensi batas atasnya. Dengan kata lain, band pass filter atau tapis lolos
atas ini akan menolak atau melemahkan sinyal frekuensi yang berada diluar
rentang yang ditentukan tersebut.
Gambar II.8. Grafik band pass filter
Pada transducer fetal doppler digunakan band pass filter sebagai
dikarenakan Frekuensi detak jantung janin lebih tinggi dibandingkan dengan detak
jantung sang ibu (detak jantung janin 120–160 denyut per menit (2-3 Hz)
sedangkan jantung sang ibu sekitar 80-90 denyut per menit(< 1 Hz)). (N. Sultan
Hasanudin, 2014)
b. Pre-amplifier
Pre-amplifier sering disebut pre-amp atau kontrol amplifier adalah sebuah
alat elektronik ampli yang mengolah atau memproses sinyal elektronik sebelum
masuk kedalam amplifier. Sirkuit rangkaiannya bisa saja serumah dengan
transduser sebelum amplifier ataupun rangkaian terpisah. Secara umumnya fungsi
dari pre-amp atau pre-amplifier adalah meng-ampli atau menguatkan sinyal dari
low level ke line level. Jadi sinyal yang keluar dari transduser masuk ke rangkaian
pre-amp, dalam rangkaian tersebut memproses sinyal elektronik yang masuk,
diolah dan dinaikkan 100x (60dB) yang kemudian di teruskan kedalam rangkaian
amplifier induk.
Gambar II.9 Skema Pre-amp
Keterangan pin :
1. Pin VCC, berfungsi sebagai sumber tegangan pada transduser
2. Pin Sound, berfungsi sebagai keluaran transduser
2.7 Modul LDR LM393
Light dependent resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya
yang diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang
dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata
lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus
listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (kondisi terang) dan menghambat
arus listrik dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang
diterimanya. Pada umumnya, nilai hambatan LDR akan mencapai 200 kilo Ohm
pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm pada kondisi cahaya terang.
Gambar II.10 Grafik Hambatan LDR
Keterangan bagian utama modul :
1. Sensor LDR
2. IC Comparator LM393
3. LED Reading sensor
4. LED Power
5. Trimpot
6. Pin I/O dan pin power Supply
Keterangan pin :
a. GND
b. Output Digital (Logika High and Logika Low)
c. Output Analog (Tegangan)
d. VCC
Spesifikasi Modul LDR LM393
- Tegangan pengoperasian : 3.3V sampai 5V DC
- Arus pengoperasian : 15mA
- Digital output : 0V sampai 5V
- Analog output : 0V sampai 5V sesuai dengan jatuhnya cahaya ke LDR
- Menggunakan LED sebagai indikator output dan power
Gambar II.12 Skema Modul LDR LM393
2.8 Regulator LM2569
Regulator LM2596 merupakan IC monolitik yang menyediakan semua
fungsi aktif untuk regulator switching step-down (buck), dengan beban arus
maksimum 3A.
LM2596 beroperasi pada frekuensi switching 150 kHz, sehingga
membutuhkan komponen filter berukuran lebih kecil dari yang diperlukan dengan
regulator switching frekuensi yang lebih rendah.
Bentuk aktual IC LM2596 ada 2 yaitu 7-pin TO-220 standar dan tersedia dalam
bentuk IC 7-pin TO-263, seperti gambar dibawah ini.
Gambar II.14 IC LM2569
a. Spesifikasi LM2596 :
1. Efisiensi tinggi
2. Tersedia IC dalam bentuk TO-220 dan TO-263
3. Tegangan input mencapai 40 V
4. Tegangan output 1.2-V – 37-V ± 4%
5. Output beban maksimum 3A
6. Osilator internal frekuensi tetap 150-kHz
7. Hanya membutuhkan 4 komponen eksternal : Dioda, Capasitor, induktor,
resistor
8. Terdapat fitur Shutdown TTL
9. Mode siaga daya rendah biasanya 80 μA
2.9 Operational Amplifier PAM8403
Operational Amplifier atau yang sering disingkat Op Amp adalah penguat
sinyal sebuah alat yang berfungsi untuk mengubah sinyal dari input dengan
amplitudo rendah menjadi sebuah sinyal output dengan amplitude yang relatif
lebih tinggi namun frekuensinya masih tetap sama. Sinyal output yang dikuatkan
ini biasanya berupa suara audio berbentuk analog.
Gambar II.15 Simbol Amplifier
PAM8403 adalah chip digital amplifier stereo yg berukuran kecil,
menghasilkan suara high-definition (hifi) de ngan output 3W+3W (2 channel
stereo)
Karakteristik pin :
1. Pin IN, berfungsi sebagai Input
2. Pin IN+, berfungsi sebagai VCC
3. Pin IN-, berfungsi sebagai pin negatif
4. Pin OUT+, berfungsi sebagai output
5. Pin OUT-, berfungsi sebagai GROUND
Spesifikasi:
1. Tegangan kerja: 5v DC
2. Output min: 3W x 2channel
3. Ukuran pcb: 29.5 x 20.2 x 15 mm
2.10 Speaker
Speaker adalah perangkat keras output yang berfungsi mengeluarkan hasil pemrosesan oleh CPU berupa audio/suara. Speaker memiliki fungsi sebagai alat untuk mengubah gelombang listrik yang mulanya dari perangkat penguat audio/suara menjadi gelombang getaran yaitu berupa suara itu sendiri.
Pada gambar II.15, dapat kita lihat bahwa pada dasarnya Speaker terdiri
dari beberapa komponen utama yaitu Cone, Suspension, Magnet Permanen, Voice
Coil dan juga Kerangka Speaker.Dalam rangka menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar, Speaker memiliki komponen Elektromagnetik
yang terdiri dari Kumparan yang disebut dengan Voice Coil untuk
membangkitkan medan magnet dan berinteraksi dengan Magnet Permanen
sehingga menggerakan Cone Speaker maju dan mundur. Voice Coil adalah bagian
yang bergerak sedangkan Magnet Permanen adalah bagian Speaker yang tetap
pada posisinya. Sinyal listrik yang melewati Voice Coil akan menyebabkan arah
medan magnet berubah secara cepat sehingga terjadi gerakan “tarik” dan “tolak” dengan Magnet Permanen. Dengan demikian, terjadilah getaran yang maju dan
mundur pada Cone Speaker.
Cone adalah komponen utama Speaker yang bergerak. Pada prinsipnya, semakin besarnya Cone semakin besar pula permukaan yang dapat menggerakan
udara sehingga suara yang dihasilkan Speaker juga akan semakin
besar.Suspension yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk menarik Cone ke
posisi semulanya setelah bergerak maju dan mundur.Suspension juga berfungsi
sebagai pemegang Cone dan Voice Coil. Kekakuan, komposisi dan desain
30
BAB 3 PERANCANGAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam perancangan ini adalah sebagai berikut :
a. Tool Set
Fungsi : sebagai alat bantu dalam keselamatan kerja
b. Osiloskop
Merek : GW INSTEK`
Type : GDS – 1052 – U
Fungsi : Sebagai alat ukur yang berfungsi untuk memproyeksikan
bentuk sinyal listrik serta frekuensi komponen.
c. Multimeter Digital
Merk : Fluke
Type : DT – 9205A
Fungsi : Untuk mengukur tegangan (voltage) pada rangkaian.
d. USBASP
Fungsi : Sebagai alat bantu untuk memindahkan program
dari aplikasi Arduino IDE ke modul Arduino.
e. Software Arduino IDE
Fungsi : Sebagai aplikasi untuk membuat program menggunakan
3.2 Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah :
a. U1 : Modul Arduino Uno R3
b. U2 : Modul Regulator LM2596
c. U3 : Modul Free-Amp PAM8403
d. U4 : Modul Transduser Fetal Doppler
e. U5 : Modul LDR LM393 f. D1 : LED Merah g. D2 : Modul LCD 2x16 h. R1 : Resistor 1k i. R2 : Resistor 2k2 j. LS1 : Speaker k. S1 : Push Button l. B1 : Baterai 7.4 V 3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah experiment yaitu dengan
melakukan perancangan, pengujian, dan pengukuran pada titik – titik pengukuran
3.4 Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan
sesuai jadwal pelaksanaan seperti pada tabel III.1.
Tabel III.1 Waktu Penelitian
3.5 Rancangan Perangkat Keras 3.5.1 Rancangan Blok Diagram
Alat Fetal Dopler dirancang berdasarkan Blok Diagram Gambar III.2.
Gambar III.1 Blok Diagram Fetal Doppler OBJEK TRANS DUSER ARDUINO UNO LDR AMPLIFIER DISPLAY SPEAKER POWER SUPPLAY
Fungsi Masing-Masing Blok
1. Transduser, adalah rangkaian yang memancarkan dan menerima frekuensi
yang dipantulkan oleh jantung janin.
2. Amplifier, berfungsi untuk menguatkan sinyal yang diterima transduser agar
dapat dihasilkan suara di speaker.
3. Speaker, berfunsi untuk mengubah sinyal yang telah dikuatkan oleh amplifier
menjadi suara yang dapat didengar.
4. Arduino Uno, berfungsi untuk memproses data signal yang dikirim oleh
transduser dan LDR untuk diproses agar dapat menampilkannya di display
5. Display, berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran denyut jantung yang
diterima oleh transduser.
6. Rangkaian LDR, berfungsi untuk mendeteksi detakan jantung janin yang
diteruskan dari amplifier.
7. Power Supplay berfungsi sebagai tenaga atau sumber tegangan agar semua
rangkaian dapat bekerja.
Cara Kerja Blok Diagram:
Transduser dengan frekuensi 2.5 MHz akan mentransmisikan
gelombang suara ke objek dan menerima kembali pantulan gelombang dari objek.
Pantulan gelombang tersebut akan dirubah menjadi sinyal-sinyal listrik untuk
dikuatkan dan disaring pada transduser tersebut. Kemudian sinyal-sinyal listrik
diperdengarkan di speaker dan dapat diolah lagi di rangkaian LDR. Rangkaian
LDR akan mengolah sinyal dari amplifier agar dapat dibaca dan diproses oleh
arduino uno. Setelah diproses, arduino akan menampilkan hasil BPM di Display.
3.5.2 Rangkaian Transduser
Merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai sensor untuk memancarkan
dan menerima frekuensi yang dipantulkan oleh jantung janin. Frekuensi yang
diterima akan diubah kembali menjadi sinyal-sinyal listrik. Rangkaian transduser
dirancang menggunakan modul Piezoelektrik yang berfungsi untuk mengubah
energi listrik menjadi gelombang suara yang akan dipancarkan ke objek kemudian
menerima kembali frekuensi suara tersebut yang akan diubah menjadi
sinyal-sinyal listrik.
Gambar III.2 Rangkaian Transduser
Keluaran dari rangkaian transduser ini diambil melalui terminal
keluaran Sound. Dari terminal keluaran Sound selanjutnya diteruskan ke
3.5.3 Rangkaian Amplifier
Rangkaian Amplifier berfungsi sebagai penguat sinyal yang diterima dari
transduser agar suara detak jantung janin dapat dikeluarkan dari speaker. Selain
itu, amplifier juga akan menguatkan sinyal hingga 3x yang akan diteruskan ke
rangkaian LDR. Input dari amplifier akan diambil dari pin Sound transduser yang
dihubungkan ke pin IN+ amplifier.
Gambar III.3 Rangkaian Amplifier
Keluaran dari Amplifier diambil melalui terminal OUT+ amplifier akan
diteruskan ke Rangkaian Speaker dan ke LED pada Rangkaian LDR.
3.5.4 Rangkaian Modul LDR LM393
Rangkaian modul LDR LM393 berfungsi sebagai pendeteksi beda
potensial yang dikeluarkan dari amplifier. Akibat adanya perbedaan tegangan
yang dikeluarkan pada saat terjadi detakan, sehingga setiap adanya perbedaan
tegangan akan ditandai dengan nyala atau redupnya LED yang terhubung ke pin
LDR. Modul LDR akan memberikan sinyal kepada arduino untuk menghitung
berapa kali perbedaan tergangan yang terjadi.
Gambar III.4 Rangkaian LDR
Keluaran dari rangkaian LDR akan diambil dati terminal OUT dan
diteruskan ke pin 2 Arduino untuk dilakukan pembacaan dan penghitungan dari
sinyal yang ditangkap oleh rangkaian LDR.
3.5.5 Rangkaian Arduino
Rangkaian Arduino berfungsi sebagai pemrosesan data. Sinyal yang
diteruskan dari LDR akan diproses pada arduino untuk dihitung berapa kali
perbedaan tegangan yang terjadi. Pada arduino juga terjadi pengubahan data dari
Gambar III.5 Rangkaian Arduino
Keluaran dari arduino akan diambil melalui Pin 7-12 yang akan
dihubungkan dengan rangkaian Display yang keluarannya sudah berbentuk
digital.
3.5.6 Rangakaian LCD 2x16 Karakter
Display berfungsi menampilkan jumlah detakan yang telah terjadi.
Masukan dari display diambil dari pin 7-12 arduino yang dihubungkan ke pin RS,
pin E, pin D4, pin D5, pin D6, dan pin D7 berturut-turut.
3.6 Perancangan Perangkat Lunak
3.6.1 Program Pendukung yang Digunakan
Pemograman perangkat lunak pendukung Arduino Uno dilakukan dengan
menulis kode sumber program menggunakan bahasa C++ dengan aplikasi arduino
Software yang disebut sebagai sketch. Sketch ditulis dalam suatu editor text dan
disimpan dalam file dengan ekstensi .ino. Setelah program selesai disusun lalu
dilakukan dengan verifikasi program untuk mengecek apakah sketch yang disusun
tidak ada kekeliruan dari segi sintaks. Jika tidak terjadi kekeliruan maka secara
otomatis proses verify akan dilanjutkan dengan proses compile sehingga sketch
yang disusun akan dirubah menjadi bahasa mesin dengan ekstensi .hex. Langkah
selanjutnya yaitu melakukan mekanisme pengisian atau pengcopyan yaitu
mencopy kan file .hex atau file hasil kompilasi kedalam IC mikrokontroler
Arduino uno. Proses pengcopyan dilakukan dengan perangkat tambahan USBAsp
untuk menjembatani penulisan program boothloader ke IC mikrokontroler.
3.6.2 Metode Penulisan Perangkat Lunak
Agar penulisan program menjadi lebih mudah dan terarah terlebih dahulu
dirancang diagram alir ( Flow Chart ) dari program yang akan dibuat, program
terdiri dari 2 bagian yaitu, program utama dan sub program. Program utama
merupakan program yang mengatur sistem secara keseluruhan sedangkan sub
program merupakan bagian program yang berfungsi untuk melakukan pekerjaan
Gambar III.7 Diagram Alir
Setelah dihidupkan, alat akan melakukan inisialisasi, maka alat akan
menampilkan “Alat Doppler” di Display alat. Setelah tampilan tersebut, display juga akan menampilkan “Hasil Denyut”. Jika probe tidak ditempelkan (tidak), maka alat akan terus menampilkan “Hasil Denyut”. Jika probe ditempelkan (iya),
maka alat akan mulai menghitung BPM dan mengeluarkan suara detakan melalui
speaker. Setelah penghitungan selesai, hasil dari BPM akan ditampilkan pada
dislpay.
INISIALISASI
MENAMPILKAN HASIL BPM PADA DISPLAY MENGHITUNG NILAI BPM
DAN TERDENGAR BUNYI DJJ APAKAH PROBE DITEMPELKAN PADA PASIEN? STAR T TAMPILAN “ALAT DOPPLER” “=========“ STO P TAMPILAN “HASIL DENYUT” “BPM : “ tidak ya
40
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengukuran
Untuk menguji apakah hasil perancangan alat fetal doppler telah sesuai
dengan yang diharapkan, maka penulis melakukan pengukuran di beberapa titik
pengukuran.
• Titik pengukuran pertama (TP1) dilakukan pada keluaran transduser. Hal ini dilakukan untuk mengukur tegangan dan frekuensi pada transduser.
• Titik pengukuran kedua (TP2) dilakukan pada keluaran dari amlifire, fungsinya untuk mengukur penguatan tegangan yang terjadi di amplifire.
• Titik pengukuran ketiga (TP3) dilakukan pada keluaran LDR, hal ini dilakukan untuk mengukur perbedaan tegangan pada keluaran LDR
Langkah langkah yang dilakukan dalam mengambil hasil pengukuran adalah:
- Hidupkan alat.
- Tempelkan transduser pada perut ibu hamil, arahkan hingga suara denyut
jantung janin terdengar dari speaker.
- Setting osciloskop pada setingan V/D = 500 mV, dan T/D = 500 ms
- Hubungkan probe osciloskop pada titik pengukuran
- Amati pada display osciloskop
a. Pengukuran Pulsa keluaran ketika probe ditempel pada pasien
Tabel 4.1 Tabel Pulsa Keluaran Ketika Probe Ditempel Pada Pasien
No TP Pulsa Keluaran Kondisi
Pengukuran Hasil Pengukuran 1 1 V/D = 500mV T/D = 500ms Vmax = 3,10 V Vpp = 480 mV f = 352,1 mHz 2 2 V/D = 5V T/D = 500ms Vmax = 5,6 V Vpp = 5,4 V f = 254.5 Hz
3 3 V/D = 5V T/D = 1ms
Vamp = 6,80 V Vpp = 7,6 V f = 1.734 kHz
b. Pengukuran Pulsa keluaran ketikaprobe tidak ditempel pada pasien
Tabel 4.2 Tabel Pulsa Keluaran KetikaProbe Tidak Ditempel pada Pasien
No TP Pulsa Keluaran Kondisi
pengukuran Hasil Pengukuran 1 1 V/D = 500mV T/D = 500ms V = 2,34 V f = - 2 2 V/D = 5V T/D = 500ms V = 5,6 V Vpp = 600 mV 3 3 V/D = 5V T/D = 1ms Vmax = 6,20 V Vpp = 6,60 V f = 1.534 kHz
4.2 Analisa dan Pembahasan
4.2.1 Analisa Pada Keluaran Transduser
Analisa ini dilakukan agar mengetahui bagaimana bentuk pulsa keluaran
pada transduser.
Gambar IV.2 Gambar Pulsa Keluaran Transduser
Pada Gambar IV.2 terlihat bahwa terdapat perbedaan amplitudo dari pulsa
keluaran transduser. Hal ini menandakan adanya perbedaan tegangan di setiap kali
terjadinya detakan jantung janin. Pada saat adanya detakan, amplitudo dari pulsa
keluaran akan naik dan pada saat tidak ada detakan, amplitudonya tidak akan naik.
4.2.2 Analisa Pada Keluaran Amplifier
Analisa ini dilakukan agar diketahui apakah rangkaian amplifier bekerja
Gambar IV.3 Gambar Pulsa Keluaran Amplifier
Pada Gambar IV.3 terlihat bahwa adanya peningkatan tegangan jika
dibandingkan dengan keluaran transduser yang merupakan input dari amplifier.
Hal ini dapat dilihat pada saat diukur tegangan keluaran transduser (input
amplifier) besarnya 3.10 V sedangkan pada saat diukur keluaran amplifier
besarnya 5.68 V atau sekitar hampir dua kali lipat dari semula. Penguatan dari
amplifier belum mancapai batas maksimal karena putaran dari potensionya belum
penuh.
4.2.3 Analisa pada Keluaran LDR
Analisa dilakukan agar diketahui adanya beda potensial pada saat detakan
jantung janin yang akan diteruskan ke arduino.
Pada Gambar IV.4 terlihat bahwa adanya sedikit perbedaan tegangan
Vpp. Pada saat ada detakan, besar Vpp mencapai 7,68 V. Sedangkan pada saat
tidak ada detakan, besar Vpp mencapai 6,60 V. Hal ini sesuai dengan prinsip kerja
LDR yaitu, hambatan akan semakin tinggi ketika gelap dan semakin kecil ketika
terang. Karena pada saat terjadi detakan, LED akan menyala sehingga kondisi
yang diterima oleh LDR akan terang, dan ketika tidak ada detakan maka LED
46
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian mulai dari tahap study pustaka sampai
pembuatan modul, yang meliputi tahap pembuatan hardware dan software
yang dikontrol oleh Arduino uno terhadap alat fetal doppler, serta melakukan
pengukuran dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keluaran suara yang diperbesar dari fetal doppler rancangan penulis sesuai
dengan detak jantung aslinya dan tiap detakannya sesuai dengan rate
detakan jantung pasien.
2. Dari rancang bangun yang dibuat penulis memiliki kekurangan yaitu BPM
yang ditampilkan di Display tidak sesuai dengan hasil detak jantung
aslinya.
3. Hasil BPM yang ditampilkan didisplay tidak dapat dihitung karena
tampilan pada display berubah-ubah tiap kali ada detakan.
4. Alat rancang bangun fetal doppler yang dibuat oleh penulis menggunakan
Arduino Uno sehingga programannya lebih singkat dan masih dapat
ditambahi atau diubah programnya.
5.2 Saran
Agar mendapatkan ketepatan dari pengukuran yang dilakukan dalam
1. Untuk mendapatkan nilai akurasi yang baik pada alat, gunakan komponen
yang mempunyai nilai toleransi rendah, gunakan sensor yang dirancang
khusus, sehingga pulsa yang dihasilkan dapat terlihat dengan jelas pada
osiloskop.
2. Untuk meningkatkan kualitas tampilan sinyal osiloskop, sebaiknya pin untuk
titik pengukuran dipisah dari pin-pin yang lain agar tidak terjadi korslet dan
terjadi interferensi sinyal pada osiloskop.
3. Pada saat melakukan pengukuran, lakukan pada ruangan yang memiliki
tegangan dari jala-jala PLN yang stabil agar hasil yang didapat tidak
berubah-ubah.
4. Sebaiknya menggunakan F-V Converter setelah keluaran dari transduser agar
48
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Muttaqin, 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan hematologi. Salemba Medika, Jakarta
Coughlin, Robert F. Fredrick, G. Driscoll, 1985, Penguat Operasional Dan Rangkaian Terpadu.Terjemahan : Ir. Herman Widodo Soesmitro, Jakarta: Erlangga, 1985
Cooper, William D, 1994, Instrument Elektronika dan teknik Pengukuran. Terjemahan : Ir. Sahat Pakpahan, Jakarta, Erlangga
Hutasoit, Ridwan (2012). (09.584), Judul : Analisis dan Aplikasi Alat Medis Fetal Doppler Bistos Hi-Bebe BT 200, STIKes Binalita Sudama, Medan
Johnson, Curtis D (1997) Process Control Instrumentation Technology.Edisi Kelima, University of Houston,
Nuh, Mohammad, Komponen Listrik, Institut 10 November, Surabaya
Rm. Francis. D.Yuri (2001), Belajar Elektronika Tanpa Guru. Penerbit M2 Bandung: Anggota IKAPI
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo…(dkk), EGC, Jakarta.
Anonim, pemrograman LCD dengan mikrokontroller, 2019, http://pemograman bascom.blogspot.com/pemrograman-LCD-dengan-mikrokontroller.html, Diakses pada tanggal 4 januari 2020
Anonim, Cara Hitung Detak Jantung, 2019, https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/cara-hitung-detak-jantung, Diakses pada 4 januari 2020
Anonim, When Can You Hear Baby’s Heartbeat?, 2020, https://www.bellybelly.com./ pregnancy/when-can-you-hearbabysheartbeat/, Diakses pada 10 juli 2020.
LMB162ABC
LCD Module User Manual
Shenzhen TOPWAY Technology Co., Ltd.
Rev. Descriptions Release Date
URL: www.topwaydisplay.com www.topwaysz.com
Document Name: LMB162ABC-Manual-Rev0.1.doc Page: 2 of 11 1. Basic Specifications ... 3 Display Specifications ... 3 Mechanical Specifications ... 3 Block Diagram ... 3 Terminal Functions ... 4 2. Absolute Maximum Ratings ... 5 3. Electrical Characteristics ... 5 DC Characteristics ... 5 LED Backlight Circuit Characteristics ... 5 AC Characteristics ... 6 4. Function Specifications... 7
Basic Setting ... 7 Resetting the LCD module ... 7 Adjusting the LCD display contrast ... 7 Display Memory Map ... 8 Display Commands ... 10 5. Design and Handling Precaution ... 11
URL: www.topwaydisplay.com www.topwaysz.com
Document Name: LMB162ABC-Manual-Rev0.1.doc Page: 3 of 11
Display Specifications
1) LCD Display Mode : STN, Positive, Transflective
2) Display Color : Display Data = “1” : Deep Blue (*1) : Display Data = “0” : Yellow Green (*2)
3) Viewing Angle : 6H
4) Driving Method : 1/16 duty, 1/5 bias
5) Back Light : Yellow-Green LED backlight
Note:
*1. Color tone may slightly change by Temperature and Driving Condition. *2. The Color is defined as the inactive / background color
Mechanical Specifications
1) Outline Dimension : 80.0 x 36.0 x 15.8MAX
(See attached Outline Drawing for details)
Block Diagram BLA BLK VDD VSS V0 DB0 – DB7 RS, R/W, E S6A0065 or equivalent LCD Panel 16 x 2 Char (5x8dots) S6A2067 or equivalent LE D B ac k ligh t Ci rc ui t C OM1 | C O M16 S E G1 | SEG40 SE G4 1 | SEG100
URL: www.topwaydisplay.com www.topwaysz.com
Document Name: LMB162ABC-Manual-Rev0.1.doc Page: 4 of 11
Pin No. Pin
Name I/O Descriptions
1 VSS Power Power supply, Ground (0V)
2 VDD Power Positive power supply
3 V0 Power LCD contrast reference supply
4 RS Input Register Select
RS=HIGH: transferring display data RS=LOW: transferring instruction data
5 R/W Input Read / Write Control bus:
R/W=HIGH: Read mode selected R/W=LOW: Write mode selected
6 E Input Data Enable
7 DB0 I/O Bi-directional tri-state Data bus
In 8 bit mode, DB0 ~ DB7 are in use
In 4 bit mode, DB4 ~ DB7 are in use, DB0~DB3 leave open
: :
14 DB7
15 BLA Power Backlight positive supply
URL: www.topwaydisplay.com www.topwaysz.com
Document Name: LMB162ABC-Manual-Rev0.1.doc Page: 5 of 11
Items Symbol Min. Max. Unit Condition
Supply Voltage VDD 0 6.0 V VSS = 0V
Input Voltage VIN 0 VDD V VSS = 0V
Operating Temperature TOP -20 70 C No Condensation
Storage Temperature TST -30 80 C No Condensation
Cautions:
Any Stresses exceeding the Absolute Maximum Ratings may cause substantial damage to the device. Functional operation of this device at other conditions beyond those listed in the specification is not implied and prolonged exposure to extreme conditions may affect device reliability.
3. Electrical Characteristics
DC CharacteristicsVSS=0V, VDD=5.0V TOP=25C
Items Symbol MIN. TYP
.
MAX. Unit Condition /
Application Pin
Operating Voltage VDD 4.7 5.0 5.3 V VDD
Input High Voltage VIH 0.8xVDD - VDD V RS, R/W, E, DB0 ~ DB7
Input Low Voltage VIL VSS - 0.5 V
Output High Voltage VOH 0.7xVDD - VDD V IOH=-0.1mA, DB0 ~ DB7
Output Low Voltage VOL VSS - 0.5 V IOL=0.1mA, DB0 ~ DB7
Operating Current IDD - 1.3 3.0 mA VDD
LED Backlight Circuit Characteristics
VBLK=0V, IfBLA=100mA, TOP=25C
Items Symbol MIN. TYP. MAX. Unit Applicable Pin
Forward Voltage VfBLA - 4.9 - V BLA
Forward Current IfBLA - - 150 mA BLA
Cautions:
Exceeding the recommended driving current could cause substantial damage to the backlight and shorten its lifetime.
BLA
BLK