• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB3 METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

37 3.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan post-positivistik. Hal ini dikarenakan pendekatan penelitian post-positivistik lebih dekat dengan metode-metode kualitatif. Sehingga yang dilakukan tidak hanya observasi namun juga berbagai metode lain seperti penggunaan teori dan wawancara mendalam. Post positivisme merupakan suatu bentuk kritik terhadap pendekatan positivisme yang menganggap bahwa tidak mungkin bila seseorang dapat menilai suatu realitas secara tepat. Sehingga harus didukung oleh metode-metode lain, tidak dapat hanya dengan mengandalkan pengamatan langsung (Yesmil Anwar dan Adang, 2008: 54).

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana penelitian deskripstif merupakan tipe atau jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sesuatu. Penelitian deskriptif ditandai dengan pertanyaan penelitian yang spesifik dan hipotesis yang dibentuk terlebih dahulu. Sehingga informasi yang dibutuhkan dapat didefinisikan dengan jelas. Hal ini mengakibatkan penelitian deskriptif bersifat terencana dan memiliki struktur (Naresh. K Maholtra dan David F. Birks, 2007: 73). Menurut Uma Sekaran (2007:159), penelitian deskriptif dapat menggambarkan aspek-aspek yang sesuai dengan perhatian atau fokus dari seseorang, organisasi tertentu dan sebagainya.

Agar hasil penelitian ini nantinya dapat dipahami dengan baik maka penelitian yang sifatnya deskriptif tentunya dapat menggambarkan komunikasi antarbudaya yang terjadi di Humanitarian Affairs Asia.

3.3. Metode Penelitian

Dalam penelitian, ini metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif lebih mementingkan kualitas individu yang akan diwawancara dan kualitas respon yang ditimbulkan terkait dengan penelitian yang dilakukan dibanding seberapa representatif individu tersebut mewakili kelompoknya (Naresh. K Maholtra dan David F. Birks, 2007: 9). Penelitian kualitatif disebut

(2)

sebagai sebuah struktur yang mengutamakan penjabaran secara mendalam berdasarkan sampel kecil yang bertujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman (Naresh. K Maholtra dan David F. Birks, 2007: 152). Penelitian kualitatif meliputi partisipan dapat merenungkan dan mengekspresikan pandangan mereka atau untuk mengamati perilaku mereka. Pendekatan penelitian ini berusaha untuk merangkum perilaku, pengalaman dan perasaan peserta dalam hal dan konteks yang dimiliki mereka sendiri. Penelitian kualitatif didasarkan pada setidaknya dua tradisi yakni kedalaman psikologi dan sosiologi. Tradisi psikologi terkait dengan aspek-aspek alam bawah sadar manusia yang menyebabkan metode ini dapat menggali lebih dalam mengenai suatu pokok bahasan yang diangkat dalam penelitian. Sedangkan tradisi sosiologi yakni tradisi yang kedua menuntut penelitian kualitatif untuk dapat memahami cara pandang dari setiap partisipan dalam penelitian tersebut (Naresh. K Maholtra dan David F. Birks, 2007: 153). Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa ada elem-elemen penting yang terdapat dalam pendekatan penelitian kualitatif yakni evaluasi, penggunaan konsep yang bertujuan untuk menjelaskan, bersifat teoritis serta menggali suatu interpretasi ( Arthur A. Berger, 2011:23).

Metode penelitian kualitatif dipilih karena dapat mengungkapkan dan menjelaskan masalah yang diangkat dalam penelitian ini secara lebih mendalam. Penelitian ini dibuat untuk dapat menjabarkan komunikasi antar budaya yang terjadi diantara karyawan magang Humanitarian Affairs Asia. Dengan metode kualitatif, maka dapat diungkap secara mendalam mengenai pengalaman para karyawan magang dalam proses komunikasi di dalam lingkungan kerjanya tersebut. Dengan memperoleh informasi secara langsung serta pengamatan terhadap Humanitarian Affairs Asia, diharapkan dapat memberikan pemaparan yang lebih rinci mengenai bagaimana komunikasi antarbudaya yang terjadi di dalam lingkungan kerja mereka.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini, baik data-data tersebut merupakan data-data primer maupun sekunder, akan dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data yang sesuai. Untuk mengumpulkan data-data primer, maka akan dilakukan wawancara mendalam dengan narasumber-narasumber yang sesuai dan observasi terhadap Humanitarian Affairs Asia. Sedangkan data-data sekunder akan

(3)

diperoleh dari studi literatur berbagai dokumen perusahaan, website, gambar, video maupun dokumen lainnya yang dimiliki oleh Humanitarian Affairs.

3.4.1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik atau metode penelitian yang paling dasar digunakan dalam suatu penelitian kualitatif untuk mengumpulkan informasi. Wawancara harus melibatkan kerja sama antara orang yang mewawancara dan narasumber. Proses wawancara merupakan suatu proses yang unik karena narasumber membiarkan interviewer atau orang yang mewawancara untuk masuk ke dalam pikiran mereka dan memperoleh materi-materi yang dibutuhkan (Arthur A. Berger, 2011: 151). Pengertian lainnya menyebutkan bahwa wawancara merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang atau lebih, dengan kesadaran dan ketersediaan masing-masing pihak dimana hal ini diatur dalam sebuah setting ilmiah dan arah pembicaraan akan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan rasa kepercayaan sebagai landasan utama untuk dapat saling memahami (Haris Herdiansyah, 2013: 31). Menurut Arthur A. Berger (2011: 136-137), ada empat jenis wawancara yang yakni wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, wawancara tidak terstruktur, dan wawancara informal. Dalam penelitian ini, akan digunakan wawancara terstruktur dimana wawancara terstruktur merupakan wawancara yang memiliki acuan pada instruksi spesifik untuk memandu interviewer dalam mengajukan pertanyaan kepada narasumbernya. Pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan tersebut nantinya akan diajukan kepada narasumber untuk memperoleh keterangan yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan untuk dapat memperoleh keterangan secara langsung dari setiap narasumber mengenai proses komunikasi yang terjadi di Humanitarian Affairs Asia. Wawancara yang dilakukan juga diharapkan mampu mengangkat pengalaman serta sudut pandang dari masing-masing narasumber mengenai perbedaan budaya yang ada diantara mereka.

Narasumber yang akan terlibat dalam wawancara ini adalah:

a. Janice Leong selaku Direktur Regional Humanitarian Affairs Asia b. Sherin Al-Bloushi selaku karyawan magang dari Kuwait

c. Benita Choo selaku karyawan magang dari Singapura d. Carissa Kocsis selaku karyawan magang dari Kanada e. Anam Hamid selaku karyawan magang dari India

(4)

Narasumber dipilih berdasarkan teknik convenience samplingyakni sebuah teknik yang menjelaskan bahwa peneliti dapat memilih ‘siapa saja’ subjek penelitian yang dianggap dapat mewakili subjek penelitian (Pawito, 2007: 90). Pada penelitian ini, narasumber yang dipilih merupakan karyawan magang Humanitarian Affairs dan pimpinannya. Narasumber dipilih berdasarkan pertimbangan keragaman budaya yang dimiliki.

3.4.2. Observasi

Selain wawawancara, dalam penelitian ini metodelainnya yang akan digunakan adalah metode observasi. Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan indera manusia sebagai alat observasi. Observasi dalam situasi natural merupakan pengamatan subjek penelitian beserta lingkungannya dengan melakukan perekaman atas perilaku yang diamati tanpa mengubah kondisi alami lingkungan sosialnya (Matthews dan Ross dalam Haris Herdiansyah, 2013: 130). Pengertian lainnya menyebutkan bahwa observasi merupakan kegiatan yang terencana dan terfokus yakni dengan melihat dan mencatat serangkaian perilaku maupun jalannya sistem dyang memiliki tujuan tertentu. Selain itu obeservasi dilakukan juga untuk mengungkap apa yang ada dibalik munculnya perilaku dan landasan suatu sistem tersebut (Gordon E. Milis dalam Haris Herdiansyah, 2013: 131). Observasi memberikan sebuah konteks yang dapat menjelaskan apa yang dilakukan objek yang diamati. Ada empat hal penting dalam observasi yakni kehadiran setiap partisipan dan observer, tindakan yang diamati, konteks dan tindakan terlihat ( Arthur A. Berger, 2011:138). Perilaku yang dapat diamati dalam observasi adalah perilaku yang dapat dilihat, didengar, dapat dihitung dan dapat diukur (Haris Herdiansyah, 2013: 161).

Observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan observasi partisipan dimana seorang peneliti akan terlibat langsung dalam penelitiannya. Perilaku yang muncul dalam observasi memiliki variasi sehingga diperlukan cara untuk mencatat perilaku-perilaku yang diobservasi tersebut (Haris Herdiansyah, 2013: 161). Secara teknis observasi memiliki beberapa model, salah satunya yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode anecdotal record. Metode anecdotal record yang merupakan observasi yang dilakukan ketika seorang peneliti mencatat perilaku yang khas, unik dan dianggap penting yang dilakukan oleh subjek penelitian. Pada ummumnya perilaku yang dicatat menggunakan metode ini

(5)

merupakan perilaku unik yang muncul hanya sekali-sekali saja. Keterlibatan seorang peneliti dalam metode ini diperlukan untuk menafsirkan makna perilaku yang muncul. ((Haris Herdiansyah, 2013: 162). Metode anecdotal record dalam penelitian ini akan menggunakan bentuk deskripsi umum dimana menjelaskan perilaku subjek beserta situasi yang terjadi dalam bentuk pernyataan umum (Haris Herdiansyah, 2013: 166).

Observasi akan dilakukan terhadap objek penelitian yakni karyawan magang Humanitarian Affairs Asia. Hal ini untuk memperoleh informasi lainnya dari metode yang berbeda serta dapat mengamati objek secara seksama dan mencatat hasil pengamatan tersebut. Observasi dipilih sebagai salah satu metode dikarenakan dengan observasi lingkungan fisik tempat penelitian dan situasi saat penelitian dilakukan dapat dengan mudah digambarkan secara baik.

(6)

3.4.3. Tahapan-tahapan dalam Metode Penelitian

Berikut merupakan penggambaran dari tahapan yang dilakukan dalam metode penelitian dengan wawancara dan observasi:

Gambar 3.1 Tahapan pengumpulan data Sumber:Hasil Pemikiran Peneliti

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pada awal sebelum pengumpulan data perlu dipahami secara detil mengenai struktur dan latar belakang perusahaan. Hal ini akan memudahkan untuk memahami siapa pihak-pihak yang mengetahui benar akan keterangan yang dibutuhkan dan dapat dijadikan narasumber. Memahami latar belakang perusahaan, dalam penelitian ini Humanitarian Affairs, perlu dilakukan sehingga diperoleh gambaran dasar mengenai situasi di Humanitarian Affairs.

Wawancara dan Observasi karyawan HAA Wawancara dengan Regional Director

Memahami struktur dan latar belakang perusahaan

Wawancara dengan Karyawan Magang Observasi proses komunikasi dan situasi HAA Pengumpulan data

Data diolah untuk penelitian Tambahan data

(7)

2) Setelah mengetahui latar belakang dasar Humanitarian Affairs, tahap selanjutnya adalah memilih narasumber yang terkait dengan topik yang diangkat. Dalam hal ini narasumber yang dipilih adalah Direktur Regional Humanitarian Affairs Asia dan lima karyawan magang.

3) Sembari melakukan wawancara, data lainnya dapat diperoleh dari observasi.

4) Data dari hasil wawancara dan observasi dikumpulkan sebagai data primer.

5) Data primer dikombinasikan dengan bantuan data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai dokumen perusahaan.

6) Data diolah dalam proses penelitian.

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik Miles dan Huberman akan digunakan sebagai teknik analisis data. Dalam model analisis data Miles dan Huberman ada tiga komponen analisis data yakni tahap reduksi data, tahap penyajian data serta yang terakhir tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi ( Pawito, 2007: 104). Berikut merupakan penjabaran dari tahap analisis data Miles dan Huberman tersebut:

1) Tahap reduksi data merupakan tahap dimana mengumpulkan data-data yang mampu menjawab masalah yang diteliti. Tahap ini dimulai dengan pengelompokan data, meringkas, mencatat hingga mengidentifikasi pola-pola data tersebut (Pawito, 2007: 105).

2) Komponen yang kedua merupakan tahap penyajian data atau display. Dalam data-data ini, suatu kelompok data akan dikaitkan dengan kelompok data yang lain agar menjadi suatu kesatuan hingga dapat memudahkan proses analisis.

3) Tahap yang terakhir adalah tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada tahap inilah dipertimbangkan data-data yang telah ada dengan hal yang ditemui di lapangan beserta perimbangan dari prinsip-prinsip induksi. Pada tahap ini kesimpulan dikonfirmasi, direvisi maupun dipertajam (Pawinto, 2007:105-106).Teknis analisis data Miles dan Huberman dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini karena tahapan-tahapannya yang teratur dinilai dapat membantu pengolahan data secara lebih efisien.

(8)

3.6. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini teknik kebsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Trianggulasi menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, sumber dan teori dalam penelitiannya (Agus Salim dalam Yesmil Anwar dan Adang, 2008: 54). Teknik triangulasi bekerja berfungsi untuk membandingkan berbagai jenis data dengan metode atau teknik pengumpulan data yang berbeda agar dapat memungkinkan refleksi sebelum dilakukan pengambilan keputusan. Triangulasi dipilih untuk membuktikan keabsahan data dalam penelitian terhadap Humanitarian Affairskarena sesuai dengan berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini (Silverman, D dalam Naresh. K Maholtra dan David F. Birks, 2007: 247). Ada berbagai macam teknik triangulasi diantaranya triangulasi sumber, triangulasi peneliti, triangulasi metode dan sebagainya (Pawito 2007: 99). Dalam penelitian ini, teknik triangulasi yang akan digunakan adalah teknik triangulasi metode. Dalam bukunya, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Pawito(2007:99) menyebutkan bahwa triangulasi metode merupakan teknik triangulasi dimana peneliti membandingkan temuan data dari suatu teknik pengumpulan data dengan temuan data dari teknik pengumpulan data lainnya. Misalkan membandingkan hasil wawancara dengan observasi. Keabsahan data dapat dilihat dari kesesuaian data yang diperoleh dari wawancara dan observasi tersebut. Teknik ini menguji validitas dan reabilitas hasil penelitian dengan melihat data yang diperoleh dari metode pengumpulan data yang berbeda.

Gambar

Gambar 3.1 Tahapan pengumpulan data        Sumber:Hasil Pemikiran Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap Kesejahteraan Petambak Udang (Studi Kasus di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi Provinsi

Pengukuran laju respirasi dilakukan dalam wadah stoples kaca. Perlakuan buah utuh, setengah kupas melintang, setengah kupas membujur dan kupas penuh dimasukkan ke dalam

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda,

Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi timbangan analitik, autoclave, breaker glass, pH meter, bunsen burner, alat-alat gelas dengan berbagai ukuran (pipet

Agar penelitian fokus dalam pembahasannya maka ditentuntukan pembatasan masalah pada variabel, objek dan waktu penelitian. a) Variabel penelitian ini dibatasi pada

Berdasarkan data empiris atau data real yang ingin peneliti peroleh berbentuk deskripsi perilaku, maka metode yang sesuai dalam penelitian ini adalah

Mulailah dosis awal dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-3 hari hingga dosis efektif (sindroma psikosis reda) dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan dosis

Berdasarkan hasil analisis, telah dibuktikan bahwa novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ Penasihat Negara karya Boris Akunin termasuk ke dalam jenis