• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI PETANI TERHADAP PENGEMBANGAN TANAMAN MARKISA DI DESA RUMBIA KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO HASNAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTIVASI PETANI TERHADAP PENGEMBANGAN TANAMAN MARKISA DI DESA RUMBIA KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO HASNAH"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI PETANI TERHADAP PENGEMBANGAN

TANAMAN MARKISA DI DESA RUMBIA

KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO

HASNAH 105960057310

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(2)

MOTIVASI PETANI TERHADAP PENGEMBANGAN

TANAMAN MARKISA DI DESA RUMBIA

KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO

HASNAH 105 9600 573 10

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

MOTIVASI PETANI TERHADAP PENGEMBANGAN TANAMAN MARKISA DI DESA RUMBIA KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO

Adalah benar merupakan hasil karya belum dianjurkan dalam bentu kapapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dan karya yang diterbikan maupun tidak diterbikan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, Oktober 2014

HASNAH

(6)

ABSTRAK

HASNAH, 105 9600 57310., Motivasi petani terhadap pengembangan tanaman

markisa di desa rumbia kecamatan rumbia kabupaten jeneponto. Di bawah bimbingan ARIFIN FATTAH dan AMANDA PATTAPARI. F.

Di desa rumbia kecamatan rumbia kabupaten jeneponto sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani yang membudidayakan tanaman markisa di mana pada desa rumbian terdapat 199 orang petani markisa, dalam meningkatnya produksi markisa yang tidak merata atau masih berbeda-bedaitu di sebabkan oleh berapa faktor diantaranya faktor motivasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor modal, peluang pasar, umur, pendidikan, lingkungan ekonomi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi petani terhadap pengembangan tanaman markisa di desa rumbia kecamatan rumbia kabupaten jeneponto.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random

sampling) yaitu dengan mengambil 15 % dari 199 populasi sehingga diperoleh

jumlah sampel sebanyak 30 orang responden. Jenis data yang digunakan ditentukan berdasarkan indicator scoring dengan memberi nilai jawaban pada setiap item pertanyaan yakni nilai 1 untuk jawaban (a), nilai 2 untuk jawaban (b) dan nilai 3 untuk jawaban (c) kemudian data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan rumuspersentase nilai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi petani terhadap pengembangan tanaman markisa di desa rumbia kecamatan rumbia kabupaten jeneponto. Sangat dipengaruhi oleh motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan nilai persentase masing-masing sebesar 92% dan 94,33% yang merupakan nilai persentase pada kategori sangat tinggi.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta rahmatNya sehingga penelitian dapat terselesaikan, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Tak lupa salam dan shalawat kita kirimkan kepada Nabi Akhirul zaman, Nabiullah Muhammadiyah SAW, Nabi yang membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang menerang.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, terutama kepada :

1. Ayahanda Ir. H. M. Saleh molla.MM. Selaku dekan fakultas pertanian universitas muhammadiyah Makassar

2. Ayahanda Amruddin S.Pt.,M.Si. selaku ketua prodi agribisnis fakultas pertanian universitas muhammadiyah Makassar

3. Ayahanda Ir. Arifin Fattah, M.Si selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan serta perhatian yang sengat berarti bagi penulisan. Ibunda Amanda Patappari F, SP.MP selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan serta masukan pada penulisan ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami pelaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga skeipsi ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis mengucapkan selamat membaca dan terimakasih.

(8)

4. Bapak ibu serta staf tata usaha fakultas pertanian universitas muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

5. Yang terpenting kedua orang tuaku tercinta ,ayahanda Sanggu Dg Bisa dan ibunda Tima Dg Pasang dengan segala kesabaran dan ketabahannya serta doa yang tidak hentinya mereka panjatkan untuk kesuksesan . terimah kasih ayah, bunda atas segalanya semoga ananda menjadi anak yang engkau harapkan, amin

Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi rekan mahasiswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya baik dalam lingkungan kampus Universitas Muhammadiya Makassar maupun lingkungan di luar.

Makassar, Oktober 2014

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuandan Kegunaan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pengertian Motivasi ... 5

2.2 Jenis Motivasi ... 6

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ... 8

2.4 Petani ... 13

2.5 Jenis-jenis Markisa ... 14

2.6 Kerangka Pikir ... 15

III. METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

3.2 Populasi dan Sampel ... 17

(10)

3.4 Analisis Data ... 19

3.5 Depinisi Operasional ... 19

IV. GAMBARAN UMUM DAN LEKASI PENELITIAN………. 21

4.1 Keadaan Geografis ... 21

4.2 Keadaan Demografis ... 22

4.3 Keadaan Sosial Ekonomi ... 23

V. HASIL DAN PEMBAHASAN……… 29

5.1 Identitas Responden ... 29

5.2 Umur Responden ... 29

5.3 Pendidikan Responden ... 30

5.4 Tanggungan Keluarga ... 32

5.5 Pengalaman Berusahatani ... 33

5.6 Luas Lahan Responden ... 35

5.7 Hasil Produksi Markisa ... 36

5.8 Motivasi Petani Terhadap Pengembangan Tanaman Markisa .... 37

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan di desa rumbia

kecamatan rumbia kabupaten jeneponto ... 17 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan mata pencarian di desa rumbia

kecamatan rumbia kabupaten jeneponto ... 19 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan ditribusi kepemilikan lahan

masyarakat di desa rumbia kecamatan rumbia kabupaten jeneponto 20 4. Jumlah distribusi KK perdusun memiliki ternak di desa rumbia

kecamatan rumbia kabupaten jeneponto ... 20 5. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur di desa rumbia

kecamatan rumbia kabupaten jeneponto ... 22 6. Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusaha tani di desa

rumbia kecamatan rumbia kabupaten jeneponto ... 24 7. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan di desa

rumbia kecamatan rumbia kabupaten jeneponto ... 24 8. Jumlah Responden Berdasarkan luas lahan di desa rumbia

kecamatan rumbia kabupaten jeneponto ... 26 9. Jumlah Responden Berdasarkan Hasil Produksi markisa di desa

rumbia kecamatan rumbia kabupaten jeneponto ... 27 10. Tingkat Motivasi Intrinsik Petani di desa rumbia kecamatan

rumbiakabupaten jeneponto ... 28 11. Tingkat Motivasi Eksntrinsik di desa rumbia kecamatan rumbia

(12)

DAFTAR GAMBAR

No s Teks Halaman

1. Kerangka Fikir Motivasi Petani terhadap pengembangan tanaman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Daftar Kuesioner Penelitian ... 32

2. Identitas Petani Responden di desa rumbia kecamatan rumbia

kabupaten jeneponto 2014 ... 37

3. Motivasi Petani terhadap pengembangan tanaman markisa di

desa rumbia kabupaten jeneponto, 2014 ... 38 4. Dokumentasi Penelitian di desa rumbia kecamatan rumbia

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Derasnya buah-buahan impor yang masuk ke Indonesia akhir-akhir ini cukup memprihatinkan, sebab selain menjadi saingan buah-buahan asli Indonesia, juga akan banyak menyedot devisa negara. Diperkirakan impor buah-buahan ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun, mengingat bahwa konsumsi buah-buahan Indonesia masih relatif rendah, sehingga tingkat pendapatan mereka cenderung meningkat.

Tanaman markisa memiliki prospek untuk dikembangkan, ha1 ini dapat dilihat dari meningkatnya permintaan masyarakat dalam dan luar negeri akan buah markisa. Meningkatnya minat dari konsumen akan buah markisa baik dari dalam negeri maupun luar negeri merupakan suatu peluang yang harus dimanfaatkan.Adanya peningkatan jumlah penduduk, peningkatan kesadaran gizi masyarakat di Indonesia menunjukkan permintaan akan buah-buahan termasuk di dalamnya buah markisa akan meningkat pada masa mendatang, sedangkan dari luar negeri permintaan ekspor sari buah markisa datang dari Brunei, Eropa, Singapura dan Amerika(Verheij, 1997).

Di Indonesia sentra produksi markisa terbesar adalah di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan tepatnya di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto, sedangkan daerah lain yang juga menghasilkan tanaman markisa adalah Sumatera Barat dan Jawa Barat tetapi jumlah dan skala usahanya masih kecil. Jenis markisa yang dikembangkan di Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara

(15)

adalah markisa ungu (Passiflora edulis), sedangkan di Sumatera Barat pada umumnya yang dibudidayakan adalah markisa merah dengan rasa manis untuk dikonsumsi langsung (Morto, 1997).

Markisa adalah salah satu dari banyak buah yang mampu berkembang di daerah tropis. Buah ini merupakan tanaman asli Amerika Selatan. Rasanya yang asam bercampur manis memberikan cita rasa yang nikmat. Buah ini cukup disukai selain rasanya yang khas karena manfaatnya yang baik untuk kesehatan tubuh manusia. Manfaatnya yang cukup besar ini menjadi daya tarik masyarakat untuk mengkonsumsi buah ini. Markisa memiliki nutrisi berupa vitamin yang sangat tinggi seperti vitamin C yang cukup tinggi membantu meningkatkan daya tahan tubuh sedangkan Vitamin A juga terdapat dalam markisa baik untuk kesehatan mata,sehingga sangat baik dikonsumsi sebagai pemelihara daya tahun tubuh. Oleh karena itu markisa dibutuhkan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan vitamin yang ada dalam tubuh manusia (Verheij dan Coroner, 1997).Dari hal tersebut diatas buah ini merupakan komoditi unggulan. Penyuluhan tentang pengenalan serta budidaya markisa sudah sering dilakukan di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto, namun para petani sering kali merasa tidak perlu melakukan penanaman. Petani menganggap bahwa menanam tanaman pangan atau hortikultura lebih memiliki keuntungan yang besar dibandingkan menanam tanaman buah seperti tanaman markisa. Para petani tidak mengetahui bahwa markisa merupakan salah satu produk unggul.Pengembangan markisa perlu ditingkatkan melalui adanya usaha untuk terus mengembangkan markisa di daerah ini (Karsinah, F.H. 2007).

(16)

Motivasi petani dalam meningkatkan produksi buah markisa dapat berasal dari dalam diri petani.Petani merupakan pelaku utama yang berperan di dalam kegiatan pembangunan pertanian. Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian disebabkan kerana adanya motivasi dari dalam diri maupun dorongan dari orang lain. Motivasi keberhasilan akan muncul dengan adanya kebutuhan dan keinginan. Kedua hal tersebut mempengaruhi perilaku sehingga timbul dorongan, selanjutnya dorongan akan membentuk perilaku yang berupa usaha-usaha untuk mencapai tujuan. Petani yang memiliki motivasi keberhasilan tinggi merupakan petani yang mempunyai keinginan untuk berhasil sangat besar. Beberapa ciri-ciri petani yang memiliki motivasi keberhasilan tinggi adalah petani yang mempunyai tujuan jelas dalam bekerja, memiliki keyakinan diri dan menunjukkan persaingan.

Motivasi diawali dengan keinginan yang akan mempengaruhi tingkah laku seseorang. Proses persepsi ditentukan oleh kepribadian, pengalaman, sikap dan harapan seseorang yang selanjutnya akan diberi arti berdasarkan minat dan keinginan orang tersebut.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul”Motivasi Petani Terhadap

Pengembangan Tanaman Markisa (Passiflora ligularis).di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto”.

(17)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas makah rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana tingkat motivasi petani terhadap pengembangan tanaman markisa di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian

Ada beberapa tujuan dan kegunaan penelitian dibawah ini sebagai berikut :

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat motivasi petani terhadap pengembanga budidaya tanaman markisa di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto setelah mendapat motivasi.

Kegunaannya penelitian adalah sebagai sumber informasi bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian tentang tanaman markisa.

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah dorongan dan usaha untuk mencapai pemuasan keinginan atau sasaran kata lain motivasi menyangkut dorongan untuk mencapai hasil. Soemanto ( 2006) menjelaskan bahwa motivasi pada diri seseorang tidak dapat diketahui secara langsung, namun kita dapat menginterpretasikannya melalui tingkah lakunya.

Menurut Mardikanto (1997) motivasi adalah dorongan, tekananyang menyebabkan seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu keputusan masyarakat untuk menerima sebuah inovas isangat dipengaruhi oleh motivasi yang dimiliki oleh masyarakat itusendiri ke arah perubahan.

Dalam pengertian yang lebih longgar, motivasi mengacu padasebab-sebab munculnya sebuah perilaku, seperti faktor-faktor yang mendorong seseorang suntuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Dari sini lalu muncul perluasan makna tentang motivasi, dimana motivasi lalu diartikan sebagai kehendak untuk mencapai status,kekuasaan dan pengakuan yang lebih tinggi. Bagi setiap individu,motivasi justru dapat dilihat sebagai basis untuk mencapai sukses pada berbagai segi kehidupan melalui peningkatan kemampuan, pelatihan,dan perluasan pengetahuan.

Moekijat (1991) berpendapat bahwa motivasi adalah suatu proses psikologis yang asasi. Banyak orang menyamakan sebab-sebab perilaku dengan sebab-sebab motivasi. Sebab-sebab perilaku adalah jauh lebih luas dan lebih

(19)

komplek daripada sebab-sebab yang dapat dijelaskan oleh motivasi semata-mata bersama-sama dengan penglihatan,kepribadian dan pengetahuan, motivasi ditunjukkan disini sebagai suatu proses yang sangat penting untuk memahami perilaku. Motivasi merupakan konsepsi hipotesis yang dipergunakan untuk membantu menjelaskan perilaku.

Motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang, artinya seseorang melakukan sesuatu karena ia ingin melakukannya, hal ini disebut dengan motivasi intrinsik. Selain itu motivasi juga dapat bersasal dari luar diri seseorang yang disebut dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan, oleh karenanya seseorang akan termotivasi atau mengerahkan seluruh kemampuannya untuk memuaskan berbagai kebutuhan (Siagian, 2004).

2.2.Jenis Motivasi

Jenis-jenis motivasi menurut Maslow, A. H. (1994):

a. Motivasi prestasi: Orang dengan tipe motivasi ini fokus pada pencapaian tujuan. Motivasi ini membentuk dasar bagi kehidupan yang baik, memberikan motivasi kepribadian dinamis dan menghormati diri sendiri. Orang biasanya menetapkan target yang dicapai tidak terlalu sulit dalam pencapaian. Dengan melakukan ini, mereka memastikan melakukan tugas-tugas yang bisa mereka capai.

b. Motivasi peningkatan diri: Jika Anda tidak mendapatkan motivasi dari luar, temukan motivasi dari diri sendiri. Motivasi diri adalah kemampuan untuk memenuhi keinginan, harapan, atau tujuan tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Motivasi diri penting untuk mencapai kesuksesan dalam pekerjaan dan

(20)

kehidupan pribadi. Menurut hirarki kebutuhan Maslow, orang memiliki kebutuhan manusia diatur dalam tangga lima langkah. Sebelum lebih tinggi tingkat kebutuhan diaktifkan, tingkat kebutuhan lebih rendah harus dipenuhi. Dalam urutan, kebutuhan bersifat fisiologis, keamanan, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.

c. Motivasi ekstrinsik: Bentuk motivasi yang memanifestasikan dirinya positif serta negatif. Motivasi positif muncul dalam bentuk hadiah atau mengobati, dan dapat dinyatakan dalam arti negatif dengan cara memeras atau mengancam. Motivasi ekstrinsik berlaku pada kedua kasus dan efektif.

d. Motivasi takut:Ketakutan juga merupakan salah satu motivasi. Kita “takut” mengemudi di sisi jalan yang salah. Kita takut berjalan terlalu dekat dengan tepi tebing. Kita takut bahan kimia beracun. Ketakutan ini memotivasi kita untuk membuat keputusan yang baik soal keselamatan kita. Tapi jangan biarkan menjadi kebiasaan yang dapat mengendalikan kita. Jika kita tidak bisa melawan dengan cara positif, lakukan secara kreatif.

e. Motivasi investasi:Penting untuk menginvestasikan diri secara fisik, emosional, dan finansial dalam suatu tugas. Semakin diinvestasikan dalam suatu tugas, semakin besar kemungkinan ia akan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan lengkap. Contohnya, jika mimpi menjadi seorang penyanyi, ia harus memiliki komitmen togal dalam mencapai tujuan ini. Ia perlu bekerja keras pada apa yang ingin dicapai.

f. Motivasi sosial: Banyak orang menganggap kehidupan sosial mereka sebagai motivasi terbesar mereka. Teman-teman mereka adalah motivator terbaik

(21)

mereka. Ide untuk diterima di antara sekelompok orang adalah motivasi untuk mencapai tujuan hidup. Penelitian menunjukkan bahwa siswa cenderung dipengaruhi motivasi sosial untuk melakukan tugas-tugas seperti itu untuk menyenangkan orang-orang yang mereka kagumi atau hormati. g. Motivasi sikap: Jika Anda berpikir positif, Anda bisa mencapai hal-hal yang

kadang dianggap tidak realistis oleh orang lain. Sikap positif membantu Anda membangun hubungan yang kuat dan tetap termotivasi. Jika Anda memiliki tujuan dalam pikiran namun kurang motivasi, cobalah miliki sikap positif. Ini akan menaikkan motivasi anda sendiri.

2.3.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Taufik (2007) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi terbagi atas 2 yaitu:

2.3.1.Faktor Intrinsik yang mempengaruhi motivasi yaitu : a. Modal

Modal adalah setiap hasil atau kakayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil. Modal berasal dari diri petani juga dari luar diri atau diperoleh dari pinjaman melalui lembaga perkreditan (bank atau koperasi). Tersedianya kredit (modal) bagi petani yang membutuhkannya akan merupakan kekuatan (baru) sangat menentukan kecepatan dan keberhasilan suatu penyuluhan.

Modal dibutuhkan untuk pengadaan bibit dan upah tenaga kerja, keberadaan modal sangat menentukan tingkat atau macam teknologi yang diterapkan dan dapat memberikan akibat yang positif atau negatif. Akibat

(22)

negatifnya antara lain kegagalan usaha atau kerugian, sedangkan positifnya dapat memperoleh hasil yang lebih tinggi dan keuntungan yang banyak (Daniel, 2004).

b. Peluang Pasar

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan. Pemasaran hasil sebagai syarat mutlak dalam pembangunan pertanian. Adanya pasar dan harga yang cukup tinggi, maka seluruh biaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu berproduksi hasil pertaniaannya akal terbayar kembali (Winardi, 1991).

Peluang pasar atau prospek dari markisa yang baik membuat sebagian petani di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto terdorong untuk membudidayakan markisa di daerahnya. Membudidayakan buah markisa di daerah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani. Adapun beberapa faktor pendukung yang memotivasi masyarakat menanam markisa, maka perlu diadakan penelitian tentang Motivasi petani tehadap tanaman markisa.

c. Umur

Berpendapat bahwa faktor umur sangat penting dalam partisipasi, biasanya mereka yang masuk golongan 30-40 tahun dimana semakin tua usia semakin aktif keterlibatannya dalam partisipasi terhadap pelaksanaan.Dan

(23)

menurut Hernanto (2004) umur petani sangat mempengaruhi pengetahuan fisik dan merespon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usahatani.

d. Pendidikan

Morgan et at.(2005). Pendidikan memiliki makna yang menumbuhkan dinamika orang, mengantarkan menjadi orang moderen, (mampu menguasai lingkungan dan dunianya). Pendidikan yang dilakukan secara sadar baik formal, non formal dan informal yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pembentukan kepribadian. Rendahnya tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat adaptifitas masyarakat terhadap modernisasi, mereka lebih cenderung mempertahankan pola-pola yang sudah ada, yang sudah pasti dan yang telah mereka kenal dengan baik. Adannya suatu perubahan dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak pasti dan mengandung resiko.

Pendidikan adalah proses yang dilakukan secara sadar baik formal maupun informal yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pembentukan kepribadian. Rendahnya tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat adaptifitas masyarakat terhadap modernisasi, mereka lebih cenderung mempertahankan pola-pola yang sudah ada, yang sudah pasti dan yang telah mereka kenal dengan baik. Adanya suatu perubahan dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak pasti dan mengandung resiko. Biasanya bersedia melakukan perubahan apabila ada jaminan bahwa perubahan tersebut akan membawa hasil yang lebih baik bagi mereka (Khaeruddin, 1992).

Pendidikan formal sangat berpengaruh terhadap motivasi seseorang. Khususnya dalam tanggapan untuk menerima adanya inovasi, seseorang

(24)

dengan tingkat pendidikan formal yang lebih tinggi akan lebih mudah dalam menanggapi inovasi atau isu yang berkembang. Karena seseorang lebih berpikiran rasional setelah mendapatkan ilmu-ilmu yang didapatnya dari bangku sekolah (Kartasapoetra, 1991).

Pendidikan non formal adalah pengajaran sistematis yang diorganisir di luar sistem pendidikan formal bagi kelompok orang untuk memenuhi keperluan khusus. Pendidikan non formal dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan standar kehidupan dan produktivitas kegiatan usaha yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan (Suhardiyono, 1989).

e. Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi merupakan kekuatan-kekuatan ekonomi yang ada dalam masyarakat di lokasi penelitian yang secara langsung ataupun tidak langsung keberadaannya dapat mendorong atau menghambat petani dalam membudidayakan markisa (Mardikanto (1996).

2.3.2.Faktor Ektrinsik Yang Mempengaruhi Motivasi Yaitu : a. Anjuran Dari Orang Lain

Selain faktor dari dalam diri, sesoorang juga dapat melakukan suatu pekerjaan karena dorongan dari orang lain. Dukungan atau dorongan dari orang lain semakin menguatkan motivasi seseorang untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya (Taufik, 2007).

b. Luas Lahan

Tanah adalah sumber modal atau tempat dari bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi barang modal (Tohir, 1983). Dalam hal ini,

(25)

luas sempitnya lahan sawah yang dikuasai oleh petani akan sangat menentukan besar kecilnya pendapatan ekonomi yang diperoleh. Luas lahan yang diusahakan relatif sempit seringkali menjadi kendala untuk dapat mengusahakan secara lebih efisien. Luas lahan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu lahan yang sempit dengan luas lahan <0,5 hektar, lahan yang sedang dengan luas lahan antara 0,5 sampai dengan 2 hektar dan lahan yang luas dengan luas >2 hektar (Tohir, 1983).

Lahan merupakan faktor penting yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan usahatani. untuk dapat menghasilkan produksi yang tinggi tentu saja petani harus memiliki lahan yang cukup luas. Dengan lahan yang dimiliki oleh petani tersebut mereka dapat memanfaatkannya untuk menanan markisa. Lahan seluas 0,78 Ha yang digunakan petani untuk menanam markisa sudah dapat membantu perekonomian keluarga petani. Lahan tersebut mampu menampung lebih kurang sekitar 200 batang markisa yang dibudidayakan petani. Dari jumlah pohon markisa tersebut dapat menghasilkan buah yang maksimal dan dapat memberikan pendapatan untuk keluarga petani

Mardikanto (1993).

Petani yang memiliki lahan yang sangat respon terhadap peningkatan produksi di sektor pertanian, sebaliknya pada lahan yang sempit para petani menganggapkan tidak efektif. Keterbatasan lahan yang dimiliki oleh petani akan memberikan pengaruh pada kekurangan pengelolaan pertanian (Hernanto 2004).

(26)

c. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial merupakan lingkungan masyarakat disekeliling responden yang mencakup kerabat, tetangga, tokoh masyarakat. Dan perangkat desa, baik secara langsung maupun tidak langsung keberadaanya dapat mendukung dan membantu petani dalam budidaya markisa Menurut

Mardikanto (1996).Lingkungan sosial yang dirasa mendukung karena telah

terdapatnya banyak masyarakat disekitar tempat tinggal petani telah membudidayakan tanaman markisa, dan selain itu bahwa adanya saran, bantuan dari lingkungan masyarakat sekitar sangat berpengaruh pada budidaya tanaman markisa. Hal ini dikarenakan motivasi petani bukan hanya muncul dari dalam diri petani itu, namun juga dapat berasal luar individu petani yang akhirnya akan mempengaruhi sikap ataupun keputusan petani.

2.4.Petani

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut. Peranan petani sebagai pengelola usahatani berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisir faktor-faktor produksi yang diketahui petani merupakan orang yang menjalankan usahatani mempunyai peran yang jamak (multiple roles) yaitu sebagai manajer, sebagai juru tani dan sebagai kepala keluarga.

Petani adalah sebagian dari kelompok masyarakat yang menjalankan kegiatan usahatani, yakni memanfaatkan permukaan bumi dengan dukungan

(27)

energi matahari, suhu dan air untuk tumbuhan dan perkembangan tanaman dan ternak (Bahrin, 2005).

Peranan pertama dari tiap petani memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil-hasil yang bermanfaat. Dalam pertumbuhan tanaman ini mencakup persiapan persemaian, penyebaran benih, penanaman dan pemeliharaan, sedangkan dalam pertumbuhan hewan mencakup pengaturan pembiatan ternak.

Di negara-negara maju, seorang petani (sebagai profesi) biasanya didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki minat kepemilikan tanaman atau ternak, dan yang menyediakan lahan atau manajemen dalam produksi mereka. Mereka yang hanya menyediakan tenaga kerja yang paling sering disebut farmhands. Atau, petani yang mengelola tanah pertanian untuk hadir pemilik tanah, berbagi panen (atau keuntungan) yang dikenal sebagai petani bagi hasil atau sharefarmers. Dalam konteks agribisnis, seorang petani dapat hampir semua orang - dan dapat memenuhi syarat secara legal di bawah kebijakan pertanian untuk berbagai subsidi, insentif, dan keringanan pajak (Wikipedia, 2008).

2.5. Jenis-jenis Markisa

Jenis markisa yang umum ada dikembangkan di Indonesia ada 4, yaitu markisa ungu, markisa kuning, markisa merah serta markisa manis. Keempat jenis markisa ini hidup di dataran yang berbeda, markisa ungu biasanya tumbuh di daerah dataran tinggi, markisa kuning, markisa merah tumbuh di dataran rendah sementara markisa manis khusus tumbuh di daerah Sumatra Barat. Budidaya markisa tidak susah namun karena markisa merupakan jenis tanaman subtropis

(28)

sehingga untuk hasil maksimal disarankan untuk ditanam pada daerah dengan ketinggian 800-1500 meter diatas permukaan laut dengan suhu sekitar 20-30 derajat celcius. Kemudahan lainnya karena markisa tidak bermasalah dengan jenis tanah apapun asalkan unsur hara serta bahan organiknya cukup. Selain itu tanah juga tidak masam dengan PH 6,5-7,5. Satu hal lagi, seperti halnya tumbuhan yang lain, markisa akan tumbuh dengan baik mendapatkan air yang cukup.

Bagi anda yang ingin melakukan budidaya markisa, ada hal penting harus dilakukan saat memilih bibit markisa. Jenis-jenis markisa yang populer diatas memiliki beberapa kelebihan ataupun kekurangan. Markisa ungu mempunyai batang yang kecil serta akarnya pendek-pendek sehingga sangat rentan dengan kerusakan. Selain itu, batang markisa ungu juga tidak tahan terhadap serangga tanah, padahal markisa ungu merupakan jenis yang disukai karena rasanya manis. Beda halnya dengan markisa kuning yang sedikit asam, namun memiliki batang yang bagus. Untuk itu, beberapa orang menggabungkan dua jenis markisa ini dalam pembibitan dengan menyambung batang bawah markisa kuning serta batang atas markisa ungu hingga didapatkan hasil yang baik.Teknik ini sudah dicoba di beberapa daerah dan hasilnya cukup menggembirakan.

(29)

2.6.Kerangka Pikir

Tanaman markisa merupakan tanaman yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan. Selain mempunyai nilai ekonomi tinggi juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat pedesaan. Petani dalam mengusahakan usahataninya menggunakan beberapa faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, pupuk/pestisida, bibit, peralatan secara cermat, sebab pengembalian biaya yang dikorbankan akan bergantung dari keberhasilan usahatani yang dikelola.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi terdiri dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari diri seseorang dan mendorong untuk melakukan suatu tindakan, sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang dan mendorong untuk melakukan suatu tindakan.

(30)

Gambar 1.Kerangka berfikir mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani dalam budidaya tanaman Markisa di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

Petani Markisa Motivasi Intrinsik 1. Modal 2. Peluang pasar 3. Umur 4. Pendidikan 5. Lingkungan ekonomi Ektrinsik 1. Anjuran orang lain 2. Luas lahan 3. Lingkungan sosial 4. Tingginya harga markisa Hasil produksi

(31)

III.

METODE PENELITIAN

3.1.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulans juni sampai bulan juli di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto

3.2.Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah petani markisa di desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto. Adapun metode penentuan sampel ialah secara acak sederhana (simple random sampling) yaitu pemilihan responden dilakukan dengan pertimbangan bahwa di lokasi penelitian. Jumlah populasi petani markisa di desa rumbia sebesar 199 orang. Dari jumlah populasi tersebut maka sampel yang di ambil 30 orang atau 15% dari jumlah populasi.

Arikunto (2002) mengatakan bahwa apabila subjek kurang dari 100, lebih baik populasi diambil semua sebagai sampel, tetapi kalau lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih.

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yaitu :

1. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat sebagai responden dan pengamatan langsung di lapangan, dengan cara opservasi, tehnik wawancara menggunakan kuisiner dan dokumentasi.

(32)

a. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap sasaran penelitian untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan kegiatan dan motivasi petani terhadap pengembangan budidaya markisa di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

b. Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan menggunakan panduan beberapa daftar pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Kuisioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan variabel yang diamati, yakni mengenai kegiatan dan motivasi petani terhadap pengembangan budidaya markisa.

c. Dokumentasi, teknik ini dilakukan melalui teknik pencatatan data yang diperlukan baik dari responden maupun dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini, dokumentasi berupa foto-foto pada waktu diadakan penelitian.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang ada kaitannya dengan penelitian ini yaitu monografi daerah tempat penelitian, data kelompok tani tanaman markisa.

3.4. Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan untuk mengetahui motivasi petani terhadap pengembangan tanaman markisa adalah analisis ditentukan berdasarkan indicator scoring dengan member nilai jawaban pada setiap item pertanyaan yakni nilai 1 untuk jawaban (a), 2 untuk nilai jawaban (b), 3 untuk jawaban (c)

(33)

kemudian data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan rumus persentase nilai (Padmowiharjo,2004):

Total nilai yang diperoleh

x 100

Nilai maksimum yang dapat dicapai

Dengan skala pengukuran likers yang dikemukakan oleh Arikunto (2002) yaitu: a. 81%-100% dinilai peningkatan motivasi sangat tinggi

b. 61%-80% dinilai peningkatan motivasi tinggi c. 41%-60% dinilai peningkatan motivasi cukup d. 21%-40% dinilai peningkatan motivasi kurang e. <20 dinilai tidak ada peningkatan motivasi

3.5.Definisi Operasional

a. Motivasi adalah dorongan dan usaha untuk mencapai pemuasan keinginan atau sasaran kata lain motivasi menyangkut dorongan untuk mencapai hasil. Menjelaskan bahwa motivasi pada diri seseorang tidak dapat diketahui secara langsung, namun kita dapat menginterpretasikannya melalui tingkah lakunya.

b. Motivasi ekstrinsik. Bentuk motivasi yang memanifestasikan dirinya positif serta negatif. Motivasi positif muncul dalam bentuk hadiah atau mengobati, dan dapat dinyatakan dalam arti negatif dengan cara memeras atau mengancam. Motivasi ekstrinsik berlaku pada kedua kasus dan efektif.

(34)

c. Motivasi ekterinstik adalah otivasi yang timbul akibat dorongan untuk melakukan sesuatu barasal dari luar dirinya. Motivasi ekterinsik timbul karena berupa mengutamakan mutu produk.

d. Petani markisa adalah petani yang melakukan budidaya markisa dan menjadi petani yang ikut serta dalam meningkatkan produksi di desa Rumbia kecamatan Rumbia kabupaten Jeneponto

(35)

IV. GAMBARAN UMUN DAN LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis

Kecamatan Rumbia merupakan salah satu dari 11 Kecamatan di Kabupaten Jeneponto yang berbatasan dengan langsung dengan bagian utara Kabupaten Gowa, di sebelah timur Kabupaten Bantaeng sebelah Barat Kabupaten Gowa dan disebelah selatan Kecamatan Kelara.

Desa Rumbia merupakan salah satu Desa dari 12 Desa yang ada diwilayah Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto Sulawesi selatan terletak dipertengahan wilayah sebelah utara Kecamatan Rumbia dengan jarak sekitar kurang lebih 6,5 km dari kota kecamatan dan kurang lebih 13 km dari kota

Wilaya Desa Rumbia berada pada ketinggian dari permukaan laut dan termasuk desa pegunungan terbagi atas tiga dusun yaitu :

1. Dusun Bisanti 2. Dusun Pa’Borongan 3. Dusun Palloli

Berikut Batas Wilayah Desa Rumbia

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bontotiro Kecamatan Rumbia b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bontomanai Kecamatan Rumbia c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanete Kabupaten Gowa

(36)

4.2 Keadaan Demografis

4.2.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di Desa Rumbia 1160 jiwa (Dusun Bisanti sebanyak 317 jiwa, Dusun Pa’borongan sebanyak 351 jiwa dan Dusun Palloli 492 jiwa) dengan 325 kepala keluarga.Jumlah penduduk Desa Rumbia yang berjenis kelamin perumpuan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin laki laki. Berikut tabel distribusi jumlah penduduk di Desa Rumbia menurut jenis kelamin dapat di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis kelamin di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

Sumber : Sensus Peringkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Rumbia, 2013

Pertumbuhan penduduk di Desa Rumbia masih dapat terkendali karena umumnya ibu-ibu sudah mengunakan alat konrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran. Pengetahuan tentan kesehatan ibu dan anak sebagian besar orang tua sudah mengetahui kegiatan posyandu setia bulan di lakukan sehinga perkembangan balita dapat terkontrol. Sebaran penduduk tidak semua dusun merata, dua dusun memiliki jumlah yang hampir merata dan satu dusun memiliki jumlah warga yang lebih besar.

No Nama Dusun Jenis kelamin Total Laki-laki Perempuan Jumlah (jiwa) % Jumlah (jiwa) % Jumlah (jiwa) % 1. Bisanti 135 24,3 182 30,1 317 27,3 2. Pa’borongan 177 31,9 174 28,7 351 30,3 3. Palloli 243 43,8 249 41,2 492 42,4 Total 555 100 605 100 1160 100

(37)

4.3. Keadaan Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi dan budaya cukup beragam mulai dari tingkat pendidikan, dan mata pencahariaan selain agama yang secara keseluruhanya adalah islam.

A. Agama

Ditinjau dari agama yang dianut 100% penduduk Desa Rumbia adalah beragama islam. Desa ini memiliki tiga buah mesjid pada setiap Dusun yaitu mesjid Babussalam yang terletak di Dusun Bisanti dan mesjid istiqlal di Dusun Pa’borongan serta mesjid al-hidayah di Dusun Palloli.

B. Tingkat pendidikan penduduk

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Rumbia pada umumnya hanya sampai SD saja dan bahkan disaman sekarang ini anak usia sekolah masih ada yang tidak bersekolah, ini di sebabkan oleh faktor kesadaran orangtua masih rendah tentang pentinya pendidikan. Saat ini sebanyak 419 orang tidak tamat SD 111 orang tidak tamat SMP 81 orang yang tamat SMA 27 orang serjana.

Tabel 2 menunjutkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Rumbia tingkat sebagian besar tidak bersekolah yaitu 26,75% dan dipolma /S1 hanya 1,41%.

(38)

Tabel 2. Distribusi frekuensi Dusun Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 2

Belum Sekolah Tidak Pernah Sekolah

135 302 11,95 26,75 3 Tamat SD 296 26,22 4 Tidak tamat SD 89 7,88 5 Masih sekolah SD 124 11 6 Tamatan SMP 87 7,7 7 Tidak Tamat SMP 11 0,97 8 Masih Sekolah SMP 24 2,12 9 Tamat SMA 24 2,12

10 Tidak Tamat SMA 7 0,62

11 Masih Sekolah SMA 12 1,06

12 Sarjana S1 11 0,97

13 Diploma 2 5 0,44

14 Masih Kuliah 2 0,18

Total 1129 100

Sumber : Sensus Peringkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Rumbia, 2013.

Berdasarkan tabel 2 jumlah masyarakat di desar rumbia timgkat pendidikan tertinggi yaitu tidak tamat sekolah dasar sebanyak 304 jiwa (26,75). Ini menyatakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di desa rumbia nelum cukup memadai dan masi perlu adanya dorongan dari pemerintah untuk merangsang masyarakat agar mereka mau bersekolah khusunya pada jenjang yang lebih tinggi.

(39)

C. Mata Pencahariaan Penduduk

Berdasarkan data sekunder pada tahun 2014 saat ini pekerja pokok dan sampingan disetiap dusun yaitu, di Desa Rumbia 41 KK mempunyai mata pencaharian sebagai petani atau pedagang, kemudian 121 yang menpunyai mata pencahariaan petani atau buru tani, pengasilan petani atau merantau pada musim kering 25 KK petani atau sopir sebanyak 27 KK kemudiaan petani atau pedagang kecil 38 KK dan petani atau tukang becak 46 KK. Berikut ini dapat di lihat tabel pekerjaan pokok kepala keluarga Desa Rumbia menurut dusun masing-masing Tabel 3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Rumbia

Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

Sumber : Sensus Peringkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Rumbia, 2013.

Tabal 3 menunjukkakn bahwa komposisi terbesar adalah penduduk dengan jenis mata pencarian sebagai petani dan buru tani yaitu sebesar 121 jiwa. Hsal ini berarti bahwa umumnya penduduk di wilaya penelitian menekuni pekerjaan dalam sektor pertanian khususnya sebagai petani dan buruh tani.Hal ini di

No Jenis pekerjaan pokok/sampingan Dusun Pa’borongan Dusaun Palloli Dusun Bisanti Jumlah (KK) 1. Petani/pedangan 10 20 11 41 2. Petani/buru tani 36 44 41 121 3. Petani/merantau pada musin kering 4 15 6 25 4. Petani/sopir 11 9 7 27 5. Petani/pedagan kecil 14 19 5 38 6. Petani/tukang becak 17 21 5 38

(40)

sebabkan karena kurang dan minimnya pendidikan dan hanya berdasar pada sifat turun temurung.

D. Bidang Pertanian/Perkebunan

Tanaman pertanian yang dibudidayakan Desa Rumbia terdiri dari tanaman padi, jagung, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan holtikultura. Selama ini petani di Desa Rumbia sebagian besar memanfaatkan hasil pertanian dan budidaya tanaman pangan sebagian sumber makanan,sedangkan hasil budidaya tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan sebagian besar dijadikan sumber bagian petani untuk mendapatkan penghasilan (uang).

Jenis tanaman pangan utama yang dibudidayakan petani Desa Rumbia umumnya meliputi 4 jenis tanaman yaitu jagung, padi, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan. Sementara jenis tanaman holtikultura sebagian besar petani membudidayakan tanaman pisang dan buah-buahan.

Selain itu tingkat kesuburan lahan pertanian di Desa Rumbia sudah mulai berkurang yang ditandai dengan semakin kurangnya hasil pertanian seperti jagung,padi,sayur-sayuran,dan kacang-kacangan pada tahun 2013.meskipun saat ini sudah cukup banyak alternative pupuk yang dapat digunakan dalam proses penyimpanan lahan, namun keterbatasan biaya dan kemanpuan teknis pemupukan membatasi petani untuk mampu melaksanakan pemupukan lahan secara teratur setiap tahunnya.

Berikut ini kepemilikan lahan masyarakat Desa Rumbia sebagian besar memiliki sawah dan kebun yang dijadikan lahan pertanian yang digarap setiap tahun baik itu tanaman padi pada sawah maupun taman jagung, sayuran, dan

(41)

kacang-kacangang ditanam pada sawah dan dikebun. Pada tabel berikut ini kepemilikan lahan masyarakat Desa Rumbia dapat dilihat.

Tabel 4. Distribusi Kepemilikan Lahan Masyarakat di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

No Kepemilikan lahan Dusun Pa’borongan Dusun Palloli Dusun Bisanti Jumlah (KK) 1. Sawah 3 ha 2 3 3 8 2. Sawah 2-3 ha 2 2 6 10 3. Sawah 1-2 ha 9 17 8 34 4. Sawah 50 are1 ha 53 44 32 129

5. Tidak punya lahan 14 33 9 56

Sumber : Sensus Peringkat Kesejahteraan Masyarakat di Desa Rumbia, 2013 Tabel 4 di Desa Rumbia jumlah pemilik lahan yaitu sebesat 129. Hal ini merupakan potensi lahan bagi pengembangan tanaman lainya tanaman markisa di jadikan tanaman sanpingan karena petani memanfaatkan lahan yang tidak cocok pada tanaman lain

E. Bidang Peternakan

Pada saat ini hewan ternak yang diusahakan oleh masyarakat Desa Rumbia terdiri dari kambing, kuda, sapi, ayam, dan itik. Total jumlah ternak sapi Desa Rumbia berjumlah masing-masing 3 ekor yang dimiliki 12 KK, masing-masing 2 ekor sapi yang dimiliki 14 KK, dan masing-masing 1 ekor kuda dimiliki oleh 95 KK. Sedangkan ternak kambing masing-masing ekor yang dimiliki oleh 17 KK dan ternak itik dan ayam masing-masing miliki 23 KK serta ternak ayam saja masing-masing miliki 161 KK.

Pola peternakan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Rumbia selama ini yang itu pemeliharaan hewan ternak dengan cara dikandang. Umunnya hewan

(42)

ternak yang dilepas pagi hari sampai sore untuk dibiarkan untuk mencari makan dan minum sendiri setiap harinya yaitu ternak ayam dan itik karena cukup tersedia hasil panen jangung pada setiap rumah tangga memingkankang berternak yang mendapatkan makanan tambahan jagung. Pemangkasan hasil peternakan sebagian besar hasil ternak sapi, kambing dan kuda di Desa Rumbia dipasarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama saat memasuki hari-hari besar agama islam dan musim pesta ataupun ketika ada pembeli yang datang di Desa, sebagian kecil lainnya ada pula yang dipasarkan didalam Desa untuk kebutuhan masyarakat.

Tabel 5. Distribusi Jumlah KK Perdusun yang Memiliki Ternak di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

No Kepemilikan ternak Dusun Pa’borongan Dusun Palloli Dusun Bisanti Jumlah KK 1. Sapi>5 ekor Kuda>2 ekor Kambing>3ekor 1 5 4 10 2. Sapi 3-5 ekor Kuda>1 ekor 8 3 10 21 3. Sapi 1-3 ekor Kambing 3-7 ekor 2 11 3 16 4. Sapi/Kuda1 ekor, Ayam/Itik 2 ekor 19 24 25 68 5. Ternak Ayam/Itik 38 22 12 72

6. Tidak punya ternak 34 58 19 111

Total 102 123 73 298

(43)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani yang membudidayaka tanaman markisa di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto. Identitas petani responden yang diuraikan sebagai beriku maka dapat dilihat dengan aspek yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusaha dan luas lahan. Identitas respondet akan menperlancar penelitin karena responden sumber informasi tentang berusahatani dalam pngembangan atau peningkatan hasil produksi.

Maka dari identities responden yang dibahas di atas yaitu umur , tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusaha dan luas lahan di Dasa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

5.2. Umur Responden

Umur dapat mempengaruhi kecepatan petani dalam menbudidayakan tanaman, sedangkan semakin tinggi umur petani semakin tidak bergaira untuk bekerja dan semakin menurun kerjaan petani. Sedangkan pada masa remaja menjelang kedewasaan, maka pengembangan tersebuk jauh lebih maju, walaupun tidak banyak terjadi berubaha.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dalam penelitian ini umur petani akan mempengaruhi motovasi dalam peningkatan hasil produksi markisa, secara rinci disajikan dalam tabel.

(44)

Tabel 6.Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Rumbia Kecamatan rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

No. Umur (orang) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 31 – 35 3 10 2 36 – 40 8 26,66 3 41 – 45 5 16,66 4 46 – 50 6 20 5 51 – 55 7 23,33 6 56 – 60 1 3,33 Jumlah 30 100,00

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2014

Tabel 6 menunjukkan bahwa umur antara 31-35 tahun sebesar 10%, antara 36-40 tahun sebesar 26,66%,antara 41-40 tahun sebesar 16,66%, antara 46-50 tahun sebesar 20%, antara 51-55 tahun sebesar 23,33% sedangkan 56-60 tahun sebesar 3,33%. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata responden mempunyai umur berada dalam usia tergolong produktif, dimana diharapkan dari umur muda tersebut responden memiliki fisik yang kuat dan cenderung mempunyai pola piker yang lebih mudah untuk memotivasi dirinya dalam mengapdopsi idei-ide termasuk peningkatan produksi.

5.3. Pendidikan Responden

Pendidikan memiliki makna yang menumbuhkan dinamika orang, mengantarkan menjadi orang moderen, (mampu menguasai lingkungan dan dunianya). Pendidikan yang dilakukan secara sadar baik formal, nonformal

(45)

informal yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pembentukan kepribadian. Pendidikan formal sangat berpengaruh terhadap motivasi seseorang. Khususnya dalam tanggapan untuk menerima adanya inovasi, seseorang dengan tingkat pendidikan formal yang lebih tinggi akan lebih mudah dalam menanggapi inovasi atau isu yang berkembang. Karena seseorang lebih berpikiran rasional setelah mendapatkan ilmu-ilmu yang didapatnya dari bangku sekolah.

Pendidikan non formal adalah pengajaran sistematis yang diorganisir di luar sistem pendidikan formal bagi kelompok orang untuk memenuhi keperluan khusus. Pendidikan non formal dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan standar kehidupan dan produktivitas kegiatan usaha yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan.

Tingkat pendidikan petani responden di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto yang menjadi aspek dalam mengkaji motivasi petani dalam meningkatnya mutu produksi markisa bervariasi mulai dari tingkat pendidikan.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka jumlah persentasi responden di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto berdasarkan tingkat pendidikan, secara rinci di sajikan dalam table, 2014

Tabel 7.Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

No. Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 SD 18 60

2 SMP 10 33,33

3 SMA 2 6,66

Jumlah 30 100,00

(46)

Tabel 7 menunjukkan bahwa tingka pendidikan responden tamat sekolah dasar sejumlah18 orang sebesar 60%, SMP 10 orang sebesar 33,33% sedangkan SMA 2 orang sebesar 6,66% . data tersebut menggambarkan bahwa tingkat pendidikan terbesar adalah responden yang tamat sekolah dasar,sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi mereka dalam meningkatka produksi buah markisa. Namun demikian rendahnya pendidikan formal bukan menjadi kendala dalam peningkatan pengetahuan sedangkan pendidikan informal yang setiap saat memotivasi.

5.4. Tanggungan Keluarga

Keluarga adalah orang yang tinggal dalam satu rumah atau di luar rumah yang menjadi tanggungan dalam keluarga, dan menjadi tanggungan kepala keluarga terdiri dari istri, anak dan keluarga lainnya yang ikut menungpang di rumah, besar tanggungan keluarga akan akan mempengaruhi beban keluarga dalam hidup.

Tanggungan keluarga setiap responden dapsat memberikan nilai tambah karena tanggungan keluarga merupakan sumber daya manusia yang digunakan untuk melaksanakan usahanya, dan meningkatkan motivasinya.

Table 8. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto

Jumlah tanggungan ke;luarga (tahun)

Jumlah (orang) Persentase (%)

3-4 17 56,66

5-6 13 43,33

Jumlah 30 100,00

(47)

Rata-rata responden mempunyai tanggungan keluarga 3 – 4 orang dimana dari 30 orang petani yang menjadi responden, 17 orang (56,66%) yang mempunyai tanggungan 3-4 orang sedangkan 13 orang (43,33%) yang mempunyai tanggungan keluarga 5-6 orang.

Jumlah tanggungan keluarga responden adalah semua orang yang serumah dengan responden yang biaya hidupnya ditanggung oleh responden.Makin banyak tanggungan keluarga makin besar pendapatan pada tiap anggota keluarga sehingga petani termotivasi meningkatkan produksi buah markisa. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden tidak terlalu besar

5.5. Pengalaman Berusaha Tani

Pengalaman usaha juga merupakan salah satu unsur yang menunjang peningkatan produktivitas masyarakat. Dengan pendidikan dan pengalaman yang memadai sehingga dapat berkreatif dalam mengolah usahanya, dapat meningkatanya produksivitas.

Pengalaman dapat di lihat dengan lamanya sesoorang berusaha tani. Semakin banyak pengalaman yang di dapat semakin bagus cara mengolah dan lebih bagu peningkatang produktivitasnya. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pengalaman petani bervariasi. Secara keseluruhan cukup berpengalaman.

Pada umumnya pengalaman berusaha sudah beberapa tahun yaitu 3-5 tahun, dimana pengalaman dapat mempengaruhi motivasi mereka dalam meningkatkan produksi markisa. Untuk mengetahui tingkat pengalaman responden dalam meningkatkan produksi markisa.

(48)

Tabel 9. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Pengalaman Berusahatani di Desa Rumbia Kecamata Rumbia Kabupaten Jeneponto.

Pengalaman berusahatani (tahun)

Jumlah (orang) Persentase (%)

3-4 22 73,34

5-6 8 26,66

Jumlah 30 100,00

Sumber : data primer setolah diolah, 2014

Tabel 9 terlihat bahwa pengalaman responden untuk kategori kurang dari 3-4 tahun sebesar 73,34% sedangkan 5-6 tahun sebesar 26.66%. halini menunjukkan responden cukup berpengalaman dalam mengolah usahatani markisa sehingga tidak menjadi hambatanbagi mereka dalam meningkatkan motivasinya petani dalam mengembangkan usahatani markisa termasuk peningkatan produksi buah markisa.

2.6. Luas Lahan Responden

Tanah adalah sumber modal atau tempat dari bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi. Dalam hal ini, luas sempitnya lahan markisa yang dikuasai oleh petani akan sangat menentukan besar kecilnya pendapatan ekonomi yang diperoleh. Luas lahan yang diusahakan relatif sempit seringkali menjadi kendala untuk dapat mengusahakan secara lebih efisien, karena petani bertindak sendiri-sendiri dan motivasi untuk bekerja sama dengan menantang resiko menjadi kurang. Berdasarkan uraian di atas maka perbedaan luas lahan akan memberikan pengaruh terhadap motivasi petani dalam meningkatkan produksi markisa

(49)

Tabel 10.Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

Luas lahan (are) Jumlah (orang) Presentase (%)

0,1-0,2 0,3-0,4 0,5-0,6 16 11 3 53,34 36,66 10 Jumlah 30 100,00

Sumber : data primer setelah diolah, 2014

Tabel 10 terlihat bahwa luas lahan responden 0,1-0,2 hektar sebesar 53,34%, antara 0,3-0,4 hektar sebesar 36,66% sedangkan 0,4-0,6 hektar sebesar 10%.hal ini menunjukka bahwa penggunaan lahan usahatani markisa tergolong tidak luas. Tapi petani termotivasi meningkatkan produksi markisa karena reka ingin mememanfaatkan pekarangan rumah atau lahan yang tidak terpakai untuk memaksimalkan lingkungan yang ada.

(50)

5.7. Hasil Produksi Markisa

Tabel 11. Jumlah Responden Berdasarkan Hasil Produksi Buah Markisa di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

Hasil produksi Jumlah (orang) Presentase (%)

3-4 5 16,66 5-6 6 20 7-8 8 26,67 9-10 5 16,66 18-19 3 10 20-23 3 10 Jumlah 30 100,00

Sumber : data primer setolah diolah, 2014

Tabel 11 menunjukkan bahwa persentase responden dengan hasil produksi buah markisa diantara 3-4 karung sebesar 16,66%, antara 5-6 karung sebesar 20%, antara 7-8 karung sebesar 26,67%, antara 9-10 karung sebesar 16,66%, sedangkan 18-19 karung sebesar 10% antara 20-23 karung sebesar 10%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil produksi cukup untuk kebutuhan sehari-hari bagi petani sehingga dapat memotivasi petani untuk terus meningkat hasil produksi buah markisa.

5.8. Motivasi Petani Terhadap Pengembangan Tanaman Markisa

Motivasi adalah dorongan dan usaha untuk mencapai pemuasan keinginan atau sasaran kata lain motivasi menyangkut dorongan untuk mencapai hasil. Soemanto ( 2006) menjelaskan bahwa motivasi pada diri seseorang tpidak dapat

(51)

diketahui secara langsung, namun kita dapat menginterpretasikannya melalui tingkah lakunya.

Motivasi ini membentuk dasar bagi kehidupan yang baik, memberikan motivasi kepribadian dinamis dan menghormati diri sendiri. Orang biasanya menetapkan target yang dicapai tidak terlalu sulit dalam pencapaian. Dengan melakukan ini, mereka memastikan melakukan tugas-tugas yang bisa mereka capai.

Dari sini lalu muncul perluasan makna tentang motivasi, dimanamotivasi lalu diartikan sebagai kehendak untuk mencapai status,kekuasaan dan pengakuan yang lebih tinggi. Bagi setiap individu,motivasi justru dapat dilihat sebagai basis untuk mencapai sukses padaberbagai segi kehidupan melalui peningkatan kemampuan, pelatihan, dan perluasan pengetahuan.

Tabel 12.Tingkat Motivasi Intrinsik Petani Dalam Mengembangkan dan Meningkatkan Produksi Markisa di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

No Motivasi intrinsik

Nilai observasi Nilai harapan

Persentase (%)

Kategori

1 Modal 1,93 3 64,33 Tinggi

2 Peluang pasar 2,03 3 67,66 Tinggi

3 Umur 2,1 3 70 Tinggi 4 Pendidikan 2.16 3 72 Tinggi 5 Lingkungan ekonomi 2,13 3 71 Tinggi Rata-rata 2,07 3 69 Tinggi

(52)

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa tingkat motivasi intinsik petani dalam meningkatkan produksi markisa di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto adalah sebagai berikut:

1. Modal

Petani termotivasi untuk modal termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai persentase sebesar 64,33% karena petani melakukan suatu aktivitas atau kegiatan karena adanya faktor-faktor kebutuhan biologis misalnya petani melakukan suatu pekerjaan karena adanya tanggungan keluarga. Petani termotivasi mengembangkan atau meningkatkan produksi markisa karena modal yang di gunakan besar tapi di bandingkan tanaman lain modal yang di gunaka lebih besar maka dari itu petani termotivasi untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi markisa.

2. Peluang pasar

Petani termotivasi untuk peluang pasar yang baik termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai persentase sebesar 67,66% karena petani dalam peluang pasanya cukup bangus dan harganya sangat menari . maka dari itu petani termotivasi mengembangkan atau meningkatkan produksi markisa 3. Umur

Motivasi petani karena tingkat umur dalam kategori tinggi yaitu dengan niliai persentase sebesar 70% karena umur petani sangat berpengaruh karena semakin tinggi umur petani semakin daya fisiknya tidak kuat dan dimana diharapkan dari umur muda tersebut responden memiliki fisik yang kuat dan cenderung mempunyai pola piker yang lebih mudah untuk memotivasi

(53)

dirinya dalam mengapdopsi idei-ide termasuk peningkatan produksi.Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan umur atau bertambahnya umur responden tidak berhubungan dengan motivasi petani dalam budidaya tanaman markisa, umur yang lebih tua belum tentu memiliki motivasi yang lebih tinggi dan juga sebaliknya umur yang lebih muda belum tentu memilliki motivasi yang lebih rendah, karena baik petani yang memiliki umur muda ataupun petani yang memiliki umur tua sama-sama memiliki keinginan ataupun motivasi untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya..

4. Pendidikan

Petani termotivasi untuk tingkat pendidikan dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai persentase sebesar 72% karena petani dalam membudidayakan tanaman markisa sangat bersemangat dalam bekerja sehingga menhasilkan produksi sesuai yang diharapkan. Siswanto (2000) mengatakan bahwa semangat kerja adalah keadaan psikologis seseorang yang menimbulkan kesenangan yang mendorong seseorang untuk bekerja dengan giat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Hubungan antara pendidikan non formal dengan motivasi petani dalam budidaya tanaman markisa.

5. Lingkungan ekonomi

Lingkungan ekonomi termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai persentase sebesar 71% Lingkungan ekonomi merupakan kekuatan-kekuatan ekonomi yang ada dalam masyarakat di lokasi penelitian yang mometovasi petani dalam membudidayaka tanamann markisa karena sangat mendorong

(54)

karena ekonominya sangat tinggi sehingat petani termotivasi meningkatkan produksi markisa.

Berdasarkan uraian di atas menjelaskan bahwa tingkat motivasi intrinsik petani markisa dalam meningkatkan hasil produksi markisa berada pada kategori tinggi dengan nilai observasi rata-rata sebesar 2,07 dengan persentase rata-rata sebesar 69%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat motivasi intrinsik petani dalam mengembangkan dan meningkatkan produksi markisa yang dilakukan oleh responden muncul karena ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena dorongan dari orang lain. motivasi ekstrinsik di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto dalam mengembangkan atau meningkatkan hasil produksi markisa timbul karena ingin mengutamakan peningkatan produksi. Oleh karena itu secara rinci nilai skor yang diperoleh, persentase dan kriteria penilaian komponen-komponen motivasi ekstrinsik petani dalam meningkatkan produksi markisa di desa rumbia kecamata rumbia kabupaten jeneponto. dapat dilihat pada Tabel 13.

(55)

Tabel 13.Tingkat Motivasi Ekstrinsik Petani Dalam Mengembangkan dan Meningkatkan Produksi Markisa di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.

No Motivasi ekstrinsik

Nilai observasi Nilai harapan Persentase (%) Kategori 1 Angjurang orang lain 2,03 3 67,66 Tinggi

2 Luas lahan 2,13 3 71 Tinggi

3 Lingkungan social 2,16 3 72 Tinggi 4 Tingginya harga 2,3 3 76,66 Tinggi Rata-rata 2,15 3 71,66 Tinggi

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan bahwa tingkat motivasi ekstrinsik petani dalam mengembangkan atau meningkatkan produksi buah markisa di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto adalah sebagai berikut:

1. Anjuran orang lain

Motivasi petani karena anjuran dari orang lain termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan persentase sebesar 67,66% karena dalam mengembangkan atau meningkatkan produksi markisa petani sudah melakukan atau melaksanakan apa yang disarankan oleh petani yang lebih pintar dan berpengalaman dalam membudidayakan tanaman markisa sehingga menhasilkan produksi sesuai yang diharapkan. Seseorang melakukan suatu pekerjaan bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari orang lain. Dukungan atau dorongan dari orang lain semakin

(56)

menguatkan motivasi seseorang untuk memberikan yang terbaik baik keluarganya (Taufik, 2007).

2. Luas lahan

Motivasi petani dari luas lahan termasud dalam kategori tinggi yaitu sdengan persentase sebesar 71% karena dalam meningkatnya produksi markisa. Petani mempunyai lahan luas yang dapat di kembangkat tanaman markisa. Petani tersebud termotivasi meningkatkan produksi markisa karena memanfaatkan lahan yang tidak cocok di kembangkan tanaman lain dan petani pun memanfaatkan bekarangan rumahnya. Maka Lahan adalah modal utama petani dalam melakukan usahatani, lahandiartikan sebagai tanah yang disiapkan yang akhirnya digunakan untukberusahatani. Luas lahan dapat mempengaruhi petani dalam budidayatanaman markisa. Hubungan antara luas lahan dengan motivasi petani dalam budidaya tanaman markisa.

3. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial merupakan lingkungan masyarakat disekeliling responden yang mencakup kerabat, tetangga, tokoh masyarakat. Dan perangkat desa, baik secara langsung maupun tidak langsung keberadaanya dapat mendukung dan membantu petani dalam budidaya markisa. Dalam peningkatan produksi termasuk dalam tinggi yaitu dengan persentase sebesar 72% karena dengan adanya masyarakat dan tetangga sehingga petani tersebut termotivasi membudidayakan atau mengembangkan tanaman markisa. Dan meningkatkan hasil produksi markisa dapat membantu dan menambah motivasi petani dalam peningkatan produksi sehingga kebutuhan petani dan

(57)

keluarganya dapat terpenuhi. Perluasan dan peningkatan produksi mengandung arti memperluas dan meningkatkan produksi dengan maksud untuk meningkatkan produk baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Peningkatan produk secara kuantitatif dapat berarti peningkatan jumlah produk, sedangkan peningkatan kualitatif dapat berarti peningkatan jenis dan mutu produk (Anonim, 2014). Hidayat (2013) mengemukakan bahwa pergaulan adalah sebuah kontak sosial antara manusia dengan manusia yang lainnya yang pada dasarnya untuk menjalin suatu keakraban atau tali persaudaraan antara sesama manusia sehingga terjadilah kontak. Namun pergaulan juga dapat mengakibatkan atau berdampak pada perilaku seseorang yang tidak disadari membuat perilaku seseorang menjadi baik atau tidak tergantung pada situasi dan kondisi lingkungan hidup maupun cara seseorang itu bergaul kepada seseorang lainnya.

4. Harga

Motivasi petani karena tingginya harga produksi termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan persentase sebesar 76,66% karena semakin tinggi harga buah markisa maka petani akan lebih termotivasi untuk mengembangkan atau meningkatkan produksit. Kenaikan harga adalah masalah rumit yang sering kali terjadi di dalam dunia ekonomi dan tidak dapat disanksikan lagi kenaikan harga membawa pengaruh bagi setiap elemen masyarakat yang terlibat didalamnya, tak terkecuali bagi produsen. Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada harga periode sebelumnya.

(58)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata persentase tingkat motivasi ekstrinsik petani responden dalam mengembangkan atau meningkatkan hasil produksi markisa di desa rumbia kecamatan rumbia kabupaten jeneponto termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai observasi rata-rata sebesar 2,15 dengan persentase rata-rata-rata-rata sebesar 71,66%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat motivasi ekstrinsik petani responden dalam mengembangkan atau meningkatkan hasil produksi markisa timbul karena ingin mengutamakan peningkatan produksi.

(59)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Bedasarkan hasil dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian adalah motivasi petani terhadap pengembangan tanaman markisa di Desa Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto tinggi dengan nilai observasi rata-rata sebesar 2,07 dengan persentase rata-rata sebesar 69 %. Sedangkan motivasi ekstrinsik petani responden dalam meningkatkan hasil produksi markisa di lokasi penelitian juga termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai observasi rata-rata sebesar 2,15 dengan persentase rata-rata sebesar 71,66% .

6.2. Saran

1. Meskipun motivasi petani dalam penelitian ini tergolong tinggi, namun penulis menyarahkan agar supaya motivasi petani masih perlu di tingkatkan melalui upaya melibatkan petani.

2. Diharapkan kepada petani agar terus berusaha dan memperbaiki tanaman markisa supaya bias mempertahankan hasil produksi.

3. Agar kiranya para petani dapat meneriman informasi dengan cara melakukan perbaikan pola piker petani yang cenderung dan mau lebih berusaha apabila sudah melihat langsung yang sudah berhasil.

4. Petani merasa bahwa mengutaman shasil produksi cukup mendorong untuk mendapatkan hasil buah yang berkualitas dan memberikan keuntungan.

Gambar

Gambar  1.Kerangka  berfikir  mengenai  faktor-faktor    yang  mempengaruhi  motivasi  petani  dalam  budidaya  tanaman  Markisa  di  Desa  Rumbia  Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
Tabel  1.  Distribusi  Frekuensi  Berdasarkan  Jenis  kelamin  di  Desa  Rumbia  Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
Tabel  2  menunjutkan  bahwa  sebagian  besar  penduduk  Desa  Rumbia  tingkat  sebagian  besar  tidak  bersekolah  yaitu  26,75%  dan  dipolma  /S1  hanya  1,41%
Tabel 2.   Distribusi  frekuensi  Dusun  Berdasarkan  Tingkat  Pendidikan  di  Desa  Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dampak psikososial menunjukkan masalah lebih besar dari dampak fisiologis, antara lain adanya gangguan kehidupan keluarga, hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 42 ayat (1) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi

Setelah pelaksanaan penelitian selesai, akan diperoleh data skor tes (pretes dan postes) kemampuan penalaran analogi dan generalisasi matematis, serta data pencapaian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kain batik yang dihasilkan dari daun mangrove dengan bahan fiksasi kapur (DY) mempunyai nilai tertinggi untuk tingkat kesukaan konsumen

Dalam hal ini siswa termotivasi untuk mengerahkan seluruh aktivitas mentalnya, memusatkan perhatiannya (konsentrasi), agar dapat menemukan dan mengidentifikasi

KESIMPULAN Hasil penelitian pada siswa sekolah tingkat menengah di daerah Depok, Jakarta, dan Serang menunjukkan bahwa pembelajaran aktif dan pasif memberikan hasil peningkatan

Dengan memperhatikan hal-hal yang telah dipaparkan, maka telah dilakukan penelitian pembelajaran KFI berbasis TIK untuk meningkatkan pemahaman konsep PKG dan

iv. Prinsip konsistensi menyatakan bahawa semua elemen perlu kekal pada kedudukan yang sama supaya pengguna akan berasa selesa semasa menggunakan aplikasi yang dibina. Pengguna