• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA KOREA SELATAN PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA – KOREA SELATAN PERIODE : JANUARI – SEPTEMBER 2015

A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Korea Selatan

1. Total perdagangan Korea Selatan dengan Dunia pada periode Januari-September 2015 sebesar US$ 727,6 miliar atau turun 11,39% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 821,1 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Korea Selatan ke Dunia periode Januari - September 2015 sebesar US$ 396,9 miliar atau turun 6,61% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 425,0 miliar. Sedangkan, impor Korea Selatan dari Dunia sebesar US$ 330,8 miliar atau turun 16,51% apabila dibanding nilai impor periode Januari-September 2014 sebesar US$ 396,2 miliar. 2. Neraca perdagangan Korea Selatan dengan Dunia periode Januari-September 2015

surplus sebesar US$ 66,11 miliar atau meningkat sebesar 129,51% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat surplus sebesar US$ 28,80 miliar. 3. Beberapa komoditi impor Korea Selatan terbesar pada periode Januari-September

2015, antara lain :

 Petroleum oils and oils obtained from bituminous (HS 270900) dengan nilai sebesar US$ 43.427,0 juta turun sebesar 41,8 % dibanding periode yang sama tahun 2014, dengan pangsa pasar 13,1%;

 Natural Gas (Liquefied) (HS 271111) sebesar US$ 14.334,8 juta turun sebesar 38,0%, dengan pangsa pasar 4,3%;

 Processors and Controllers, Whether or Not Combine (HS 854231) sebesar US$ 14.301,6 juta, naik 22,5% dengan pangsa pasar 4,3%;

 Light Oils and Preparations (HS 271012) US$ 9.045,2 juta, turun 47,0% dengan pangsa pasar 2,7%;

 Bituminous coal (HS 270112) sebesar US$ 6.791,0 juta, turun 18,8% dengan pangsa pasar 2,1%;

4. Negara tujuan ekspor terbesar Korea Selatan pada periode Januari-September 2015 adalah China dengan nilai US$ 102,06 miliar atau turun 3,77% bila dibanding periode yang sama tahun 2014. Kemudian, Amerika Serikat dengan nilai US$ 52,42 miliar atau naik 2,91%. Selanjutnya, ekspor ke Hongkong periode ini sebesar US$ 22,09 miliar, dan naik 10,78% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 yang mencapai US$ 19,94 miliar. Ketiga negara kontribusinya terhadap

(2)

ekspor Korea Selatan pada periode ini, mencapai 44,49%. Sementara itu, negara-negara asal impor Korea Selatan terbesar pada periode Januari-September 2015 adalah China dengan nilai US$ 66,75 miliar atau meningkat sebesar 1,64% dibanding periode yang sama tahun 2014. Kemudian, Jepang sebesar US$ 34,95 miliar (-13,37%), dan Amerika Serikat sebesar US$ 33,08 miliar (-3,21%). Ketiga negara tersebut kontribusinya terhadap impor Korea Selatan pada periode ini mencapai 40,75%.

B. Perkembangan Perdagangan Bilateral Korea Selatan dengan Indonesia

1. Total perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan pada periode Januari-September 2015 sebesar US$ 12.966,69 juta, turun 27,17% dibanding periode Januari-September 2014, yang tercatat US$ 17.803,29 juta. Total perdagangan periode Januari-September 2015 tersebut, terdiri dari ekspor Indonesia ke Korea Selatan sebesar US$ 6.784,15 juta yang turun 27,54 % dibanding periode yang sama tahun 2014 yang mencapai US$ 9.361,99 juta, dan impor Indonesia dari Korea Selatan sebesar US$ 6.182,54 juta dan turun 26,76% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebesar US$ 8.441,30 juta. Neraca perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 601,61 juta, atau turun 34,66% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, yang tercatat surplus bagi Indonesia sebesar US$ 920,69 juta.

2. Nilai ekspor non-migas Indonesia turun sebesar 3,94% yaitu dari US$ 5.198,98 juta pada periode Januari-September 2014 menjadi US$ 4.994,02 juta untuk periode yang sama pada tahun 2015. Neraca perdagangannya dengan Korea Selatan pada periode Januari-September 2015, tercatat surplus bagi Indonesia sebesar US$ 481,53 juta. Demikian juga, neraca migas antara Indonesia dengan Korea Selatan tercatat surplus sebesar US$ 120,08 juta pada periode ini.

3. Pada periode Januari-September 2015 produk ekspor non-migas utama Indonesia ke Korea Selatan adalah barang tambang (batubara, nikel, tembaga, timah, dll), produk2 setengah jadi dari besi dan cmpuran baja, palm oil & turunannya, karet alam, produk-produk kimiawi, kayu lapis, sepatu serta perangkat TV, dll.

C. Lain-lain

1. Selama bulan September 2015, Atdag Seoul, Korea Selatan tidak ada menerima offer to buy produk-produk dari perusahaan Korea Selatan untuk ditindak lanjuti (Atdag) Seoul, Korea Selatan.

(3)

2. Perkembangan Indikator Ekonomi Korea Selatan.

Perekonomian Korea Selatan telah pulih secara berangsur-angsur dari perlambatan di kuartal kedua, dilihat dari melambungnya konsumsi paska MERS serta meningkatnya produksi dan investasi. Ketenagakerjaan tetap berada pada lintasan positif, dan inflasi masih tetap rendah akibat penurunan harga minyak.

Ekonomi menambah 256.000 pekerjaan dibandingkan periode yang sama tahun 2014 di bulan Agustus, dan tumbuh lebih lambat dibandingkan sebulan yang lalu (326.000). Hal ini diakibatkan efek dasar yang tinggi dari bulan Agustus 2015 ketika indeks terpengaruh positif oleh hari libur Cusok yang datang lebih awal. Pada perbadingan berdasarkan periode bulan sebelumnya ini, pertumbuhan pekerjaan menurun dari 122.000 ke 99.000.

Inflasi harga konsumen bulan September 2015 tetap berada di kisaran kurang dari 1 persen terhadap periode yang sama tahun 2014 di posisi 0,6 persen. Persediaan yang stabil telah menekan harga seperti penurunannya harga produk petroleum. Inflasi inti, yang termasuk produk minyak dan pertanian dan lebih terkait dengan permintaan, tetap berada pada jangkauan dua persen (2.1%). Produksi minyak dan manufaktur melambung di bulan Agustus dari pelemahan bulan sebelumnya, naik hingga 0.4 persen terhadap bulan sebelumnya, meskipun adanya libur musim panas pada industri mobil dan galangan kapal. Produksi peralatan komunikasi, semikonduktor, dan suku cadang elektronik melonjak mengikuti keluarnya produk baru IT.

Pertambangan dan produksi manufaktur naik 0,4 persen terhadap bulan sebelumnya pada bulan Agustus 2015, didukung kuatnya semikonduktor, peralatan komunikasi dan suku cadang elektronik. Meskipun, terdapat penurunan pada mobil dan peralatan transportasi lainnya. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, indeks meningkat 0,3 persen.

Investasi fasilitas (di awal PDB) naik 0,5 persen terhadap kuartal sebelumnya dan 5,0 persen terhadap periode yang sama tahun 2014, pada kuartal kedua tahun 2015. Indeks investasi fasilitas pada Agustus 2015 turun 0,4 persen terhadap bulan Juli akibat penurunan pada investasi mesin, meskipun investasi perlengkapan transportasi meningkat. Indeks naik 17,1 persen terhadap periode yang sama tahun 2014. Investasi fasilitas diperkirakan kembali meningkat didukung oleh meningkatnya impor peralatan transportasi termasuk pesawat dan

kapal, serta memulihnya konsumsi dan produksi.

Ekspor terus menurun terhadap periode yang sama tahun sebelumnya pada September 2015, sebagian karena faktor sementara seperti rendahnya harga minyak, tetapi penurunan indeks melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya dari 14,9 persen

(4)

ke 8,3 persen. Tingkat bunga di pasar turun pada bulan September 2015 karena The Fed membiarkan suku bunga acuannya tidak berubah. Bursa saham meningkat sedikit dan won Korea melemah terhadap dollar Amerika dan yen Jepang. Baik harga rumah dan Jeonse (jumlah deposit tanpa pembayaran setiap bulan) terus meningkat terhadap bulan sebelumnya pada September 2015, masing-masing meningkat 0,3 persen dan 0,4 persen.

Pertumbuhan konsumsi dan permintaan domestik lainnya lebih cepat didukung usaha pemerintah, seperti Korea Grand Sale, sebuah acara promosi belanja berskala nasional, dan pemotongan pajak konsumsi individual. Namun, ketidakpastian eksternal sebagaimana kenaikan suku bunga Fed dan perlambatan ekonomi China memberikan risiko. Pemerintah akan terus bekerja pada stimulasi konsumsi, secara khusus dengan mengimplementasikan lebih awal anggaran tambahan dan promosi perluasan belanja, seperti melalui Korea Grand Sale dan Black Friday Korea. Di samping itu pemerintah juga tetap mempercepat pembaharuan di empat area yaitu sektor publik, edukasi, ketenagakerjaan, dan keuangan.

3. Partisipasi Indonesia pada Pameran Busan International Seafood and Fisheries EXPO 2015 .

Pada tahun 2015 KBRI / Atase Perdagangan Seoul bekerjasama dengan ITPC – Busan berpartisipasi pada salah satu pameran produk perikanan terbesar di Korea Selatan yaitu pameran Busan International Seafood and Fisheries EXPO 2015, yang berlangsung tanggal 29 s/d 31 Oktober 2015, bertempat di BEXCO, Busan. Keikutsertaan Indonesia sebagai bentuk upaya merespon komitmen pemerintah untuk menjadikan ekspor khususnya produk non-migas, sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi nasional.

Pameran dibuka secara resmi oleh beberapa pejabat pemerintah di Busan, serta beberapa tamu undangan. Pameran diikuti 450 perusahaan, peserta internasional berasal dari 26 negara. Selain dari Indonesia, juga berpartisipasi perusahaan dari negara-negara diantaranya Rusia, Kanada, Peru, Argentina, China, Vietnam, Pilipina, Bangladesh, serta Maroko.

Booth KBRI/Atdag Seoul pada pameran ini, diisi 4 (empat) perusahaan produk perikanan dari Indonesia, yang 2 (dua) diantaranya sudah memiliki buyer di Korea Selatan. Keempat perusahaan perikanan Indonesia tersebut adalah : 1). PT. Alam Jaya, yang menampilkan produk squid frozen, catfish, milkfish, farm, fish dan red snapper; 2). PT. Parlevliet Paraba, menampilkan produk yellowfin tuna loin, yellowfin tuna, saku, yellowfin tuna steak, goldbanded snapper, red snapper, red emperor, mahi mahi

(5)

dan octopus; 3). PT. Wahyu Pradana Binamulia, menampilkan produk frozen shrimp, flying fish roe, super lobster, dan produk sea food lainnya; 4). PT. Rezeki Inti Artha, menampilkan produk wilmond tuna in caned dan wilmond mackerel with sauce in canned.

Korea Selatan merupakan pasar produk perikanan yang sangat potensial, impor produk perikanan tahunan-nya rata-rata sebesar US$ 2 milyar dengan pertumbuhan 7,5% per tahun dalam lima tahun terakhir. Pemasok terbesar ke Korea Selatan saat ini adalah China dengan pangsa 20%, diikuti Rusia dengan pangsa kurang lebih sama, berikutnya Vietnam dengan pangsa 15%, Amerika sebesar 8%, sementara Indonesia memasok sebesar 1,5% dengan nilai sekitar US$ 30 juta.

Dengan memperhatikan potensi tersebut, masih terbuka ruang bagi produk perikanan dari Indonesia untuk bersaing masuk ke pasar Korea Selatan. Berdasarkan pengamatan, salah satu keunggulan produk dari negara pesaing adalah dalam hal harga, yang relative lebih murah dari pada produk dari Indonesia. Mencermati hal ini pelaku usaha di dalam negeri sebaiknya lebih fokus pada produk-produk perikanan yang Indonesia lebih unggul. Adapun, permintaan udang dari Indonesia dalam tiga tahun terakhir, menunjukan peningkatan yang cukup signifikan di pasar Korea Selatan. Tiga dari empat peserta pameran dari Indonesia menyatakan bahwa dalam pameran ini mendapatkan potensial buyer. Umumnya masyarakat Korea Selatan lebih menyukai ikan dalam keadaan segar. Bahkan bila berkunjung ke pasar-pasar ikan di Korea Selatan, tidak sedikit baik ikan air tawar maupun ikan laut dijual dalam keadaan masih hidup.

Total transaksi (trial order) selama pameran yang disampaikan peserta adalah senilai US$ 1,5 juta. Nilai ini hanya trial order, dan diantara buyer menyampaikan bila produk yang dikirim berkualitas bagus, tidak tertutup untuk diadakan kontrak jangka panjang. Produk yang diminati oleh buyer diantaranya yellowfin, octopus, frozen shrimp, squid, eel (sidat) dan lain-lain.

Kendala atau hambatan yang dihadapi oleh peserta yang berpartisipasi pada pameran ini diantaranya: terbatasnya sample produk yang dapat dibawa, karena tingginya biaya bila over weight penerbangan; Kebijakan airline yang tidak membolehkan membawa ikan hidup, padahal semua persyaratan dokumen sudah dipenuhi; Untuk beberapa produk perikanan, haraga produk dari Indonesia kalah bersaing dalam harga dengan produk dari China dan dari Vietnam; Lokasi booth agak di belakang, semoga untuk pameran berikutnya dapat lebih ke depan. (bth)

Referensi

Dokumen terkait

If they keep up the strong play behind their 12-6 start to this season, Baron Davis and his new teammates just might us something to celebrate in

In a recent article titled "Internet use threatens to overtake TV in Canada" it discusses the threat of online marketing to traditional media sources in Canada.. It is

In betting futures you´ll want to wager on more than one team and spread your bets amongst favorites, teams that have shown improvement, and clubs that might have that

merupakan tahapan utama untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengadakan pembelajaran di dalam kelas. Dalam kegiatan praktek mengajar, mahasiswa dibimbing oleh guru

KELOMFOK KERTA KABUPATEN GAYO LT}ES Ialffi- Anil Ba&in Nc-a lio@ek Hantcm Perrda B@fte$m. Pw$tilrfinf,ilt

Sehubungan dengan Pelelangan Umum Paket Pekerjaan Pengadaan Keramba Jaring Apung (KJA) Fiber pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun Anggaran

Sehubungan dengan Pelelangan Umum Paket Pekerjaan Pengadaan Keramba Jaring Apung (KJA) Fiber pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun Anggaran

Although aberrant or antisense RNAs produced as a consequence of high transgene expression may initially induce co-suppression, how these RNAs continue to exert a direct effect once