• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEKUATAN DAN LENDUTAN ELASTIS KOLOM SEMI PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEKUATAN DAN LENDUTAN ELASTIS KOLOM SEMI PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 1

KEKUATAN DAN LENDUTAN ELASTIS KOLOM SEMI PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIK

Hafiz Mukhlisin1), Ismediyanto2), Zulfikar Djauhari2)

1)Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2)Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293

Email : hafizmukhlisin@yahoo.co.id

Abstract

This paper present a numerical simulation of four combine of normal-strenght and light-strenght concrete tied column. In this specimens, normal strength used as core concrete and light- strength used as shell concrete. The columns, with normal compressive strength is 23 MPa, and light strength concrete is 10 MPa. The columns had rectangular cross section with total dimension is 290×290 mm and the dimension of core concrete is 230×230 mm. The columns were subjected to axial and longitudinal loads, with various eccentricity (50 mm, 100 mm, 150 mm, and 200 mm). The columns analyzed with Software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2. From the

software the result are the elastic load-mide displacement and crack pattern. The

analysis showed that the same eccentricity, the maximum axial load of 2.99 column is smaller than the theoretical concrete columns. While the maximum moment concrete column 2.55 less than the theoretical concrete columns. The column stiffness 0.29 kN/m. By using CAE Abaqus Student Edition Software 6.14-2 obtained deflection

value of the total of 0.07 m on the eccentricity of 200 mm . And the smallest deflection

of 0,031 m on the eccentricity of 50 mm.

Keyword: Hybrid concrete compression, eccentricity axial load, Abaqus CAE Student Edition 6.14-2.

A. PENDAHULUAN

Dalam perencanaan dunia teknik sipil khususnya pada perencanaan gedung, perencanaan kolom merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Hal ini disebabkan kolom memikul dua komponen yaitu beban dari balok dan pelat. Beban dari balok dan pelat akan disalurkan dari elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga sampai ke tanah melalui fundasi.

Struktur pracetak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sistem ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan struktur dengan sistem konvesional. Pada struktur pracetak dapat dilakukan kontrol kualitas yang baik sehingga terjamin kualitas struktur, lebih ekonomis karena adanya reduksi dalam penggunaan cetakan, perancah, maupun tenaga kerja dilapangan, lebih singkat dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga lebih ramah lingkungan.

(2)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 2 Untuk mendapatkan kekuatan

kolom yang lebih kuat dan ekonomis, maka dilakukan penelitian dengan menggabungkan dua jenis beton yaitu

cast in situ dan pracetak. Sehingga

dibutuhkan kajian tentang kekuatan teoritis kolom, dan hubungan beban-lendutan (P-Δ), pola retak dan kegagalan kolom.

Pada penelitian ini, Analisis dilakukan dengan memanfaatkan

software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2. Perangkat lunak ini memiliki

kemampuan dalam menganalisis elemen-elemen struktur yang ada pada bangunan. Dengan menggunakan

software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2 diharapkan memperoleh output

yang tepat dan akurat berupa perilaku kekuatan dan pola keruntuhan kolom dengan beban aksial eksentris, supaya penelitian ini dapat melengkapi dari hasil penelitian sebelumnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan berikut dapat dirumuskan:

1. Perilaku lentur kolom semi pracetak akibat beban aksial eksentrik dengan menggunakan

software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2.

2. Bagaimana hubungan beban-lendutan dan pola retak dan keruntuhan kolom semi pracetak dengan menggunakan software

Abaqus CAE Student Edition 6.14-2.

3. Bagaimana kekakuan yang terjadi pada kolom semi pracetak akibat beban aksial eksentris.

A.1. Kolom Pendek

Kolom pendek didefenisikan sebagai kolom yang beban ultimitnya tidak direduksi oleh deformasi lentur, karena tambahan eksentrisitasnya. Maka momen maksimum sama dengan P.e pada lintasan P-M linier akhirnya material yang runtuh (failure) jika mencapai garis interaksi (Park dan Paulay, 1975).

Gambar 1. Diagram interaksi kolom pendek

(Sumber: Park dan Paulay, 1975)

A.2. Jenis Kolom Berdasarkan Bentuk Penampang

Berdasarkan bentuk penampang nya kolom dapat dibedakan menjadi: 1. Kolom empat persegi dengan

tulangan longitudinal dan tulangan pengikat/sengkang. Bentuk penampang kolom bisa berupa bujur sangkar atau berupa empat persegi panjang. Kolom dengan bentuk empat persegi panjang ini merupakan bentuk yang paling sering digunakan, mengingat pembuatannya yang lebih mudah, perencanaannya yang relatif lebih sederhana serta penulangan longitudinal yang lebih effektif. 2. Kolom bulat dengan tulangan

(3)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 3 spiral atau tulangan pengikat

lateral. Kolom ini mempunyai bentuk yang lebih bagus dibanding bentuk yang pertama di atas, namun pembuatannya lebih sulit dan penggunaan tulangan longitudinalnya kurang efektif. 3. Kolom komposit jenis kolom ini

digunakan profil baja sebagai pemikul lentur pada kolom. Selain itu tulangan longitudinal dan tulangan pengikat juga

ditambahkan bila perlu.

Gambar 2. Jenis kolom berdasarkan penampang (Sumber : Bastari,2010)

A.3. Beban Aksial Eksentrik Kolom

Beban aksial eksentrik adalah beban aksial yang tidak bekerja melalui pusat penampang. Dalam beberapa bagian ditempatkan pada eksentrisitas yang semakin besar (sehingga menghasilkan momen yang besar) sampai akhirnya kolom menerima momen lentur sehingga beban aksial diabaikan seperti pada kasus berikut:

a. Beban aksial besar dan momen diabaikan. Untuk kasus ini keruntuhan akan terjadi oleh hancurnya beton, dengan semua tulangan dalam kolom mencapai tegangan leleh dalam tekan.

b. Beban aksial besar dan momen kecil sehingga seluruh penampang

tertekan. Jika suatu kolom menerima momen lentur kecil (yaitu jika eksentrisitas kecil) seluruh kolom akan tertekan tetapi tekanan di suatu sisi akan lebih besar dari sisi lainnya. Tegangan tekan maksimum dalam kolom sebesar 0,85 dan keruntuhan akan terjadi oleh runtuhnya beton semua tulangan tertekan.

c. Eksentrisitas lebih besar dari kasus sebelumnya sehingga tarik mulai terjadi pada satu sisi kolom. Jika eksentrisitas ditingkatkan, beban tarik akan mulai terjadi pada satu sisi kolom dan baja tulangan pada sisi tersebut akan menerima beban tarik yang lebih kecil dari tegangan leleh sedangkan pada sisi yang lain tulangan akan mendapat beban tekan. Keruntuhan akan terjadi karena haancurnya beton pada sisi yang tertekan.

d. Kondisi beban berimbang, saat kita terus menambah esentrisitas, akan dicapai suatu kondisi di mana tulangan pada sisi tarik mencapai leleh dan pada saat bersamaan beton pada sisi lainnya mencapai tekanan maksimum 0,85 . Situasi ini disebut kondisi berimbang.

e. Momen besar, beban aksial relatif kecil. Jika eksentrisitas terus ditambah, keruntuhan terjadi akibat tulangan meleleh sebelum hancur nya beton.

f. Momen lentur besar, pada kondisi ini,keruntuhan terjadi seperti halnya pada balok.

(4)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 4

A.4 Beton Semi Pracetak

Beton semi pracetak merupakan metode penggabungan dari beton pracetak dan konvensional.

Adapun hal penting yang harus diperhatikan dalam menganalisis dan merencanakan beton semi pracetak ini yaitu:

1. Perencanaan elemen-elemen pracetak

Elemen-elemen pracetak harus direncanakan terhadap kondisi-kondisi yag dialami mulai dari proses fabrikasi sampai pada saat kondisi beban layan, termasuk didalam pengangkutannya dari cetakan, penyimpanan, transportasi dan ereksi.

2. Perencanaan sambungan (joint)

elemen-elemen pracetak

Sifat natural dari elemen pracetak yang digabungkan menjadi kesatuan struktur, meyebabkan struktur beton pracetak tidak dapat mencapai kondisi monolit, seperti bila beton di cor di tempat. Untuk itu perlu diperhatikan pendetailan titik kumpul atau joint pada elemen-elemen ini sehingga mencapai kondisi sama seperti monolit (monolithic emultion).

A.5. Diagram Interaksi

Menurut Cormac (2014), jika beban aksial tekan bekerja pada kolom beton pendek, maka kolom mengalami regangan merata atau perpendekan.

Dengan berubahnya beban aksial kolom, maka momen yang dapat ditahan oleh kolom akan berubah.

Kolom umumnya runtuh baik tarik atau tekan. Diantara kedua keruntuhan tersebut dinamakan

kondisi beban seimbng. Defenisi beban seimbang mempunyai regangan 0,003 pada sisi tertekan pada saat yang sama dengan tulangan tarik lainnya mempunyai regangan / . Pada kondisi seimbang regangan adalah -0,003 pada sisi tertekan kolom dan regangan sebesar pada bagian tulangan tarik. Kolom yang menerima beban aksial dan lentur mempunyai susunan tulangan yang tidak simetris. Ketika hal ini terjadi eksentrisitas harus diperhitungkan secara benar dari pusat penampang.

Diagram interaksi sangat berguna untuk mempelajari kekuatan kolom dengan perbandingan momen yang bervariasi. Setiap kombinasi beban yang berada pada bagian dalam kurva berarti aman, sedangkan setiap kombinasi yang berada di luar kurva yang menyatakan keruntuhan.

A.6. Keruntuhan Kolom A.6.1 Keruntuhan Seimbang

Kondisi keruntuhan seimbang tercapai apabila tulangan tarik mengalami regangan leleh pada saat itu beton mengalami regangan batasnya. Persamaan tinggi sumbu netral pada kondisi seimbang yaitu:

(1)

A.6.2 Keruntuhan tarik

Awal keadaan runtuh dalam hal eksentrisitas besar dapat terjadi dengan lelehnya tulangan baja yang tertarik. Apabila e , maka keruntuhan yang terjadi adalah keruntuhan tarik yang

(5)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 5 diawali dengan lelehnya tulangan

tarik.

Apabila tulangan tekan diasumsikan telah leleh maka persamaan dapat ditulis sebagai berikut.

(2)

(3)

A.6.3 Keruntuhan Tekan

Jenis keruntuhan dapat ditentukan dengan membandingkan gaya aksial dan gaya aksial pada kondisi seimbang maka jika

terjadi keruntuhan tarik.

A.7. Persayratan keamanan untuk kolom

Peraturan ACI yang digunakan untuk kolom jauh lebih rendah dari yang digunakan untuk lentur dan geser (0,9 dan 0,85 secara berturut-turut) nilai Φ = 0,70 diisyaratkan untuk kolom sengang persegi dan 0,75 untuk kolom spiral. Nilai Φ yang sedikit lebih tinggi diberikan untuk kolom spiral karena mempunyai kekokohan lebih besar.

A.8. Software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2

Abaqus adalah program simulasi

rekayasa lentur yang kuat, didasarkan pada metode elemen hingga yang dapat memecahkan masalah mulai dari model material yang dapat mensimulasikan perilaku sebagian besar rekayasa.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai penjelasan mengenai data-data dan bagaimana secara keseluruhan penelitian ini dilakukan. Data-data mengenai permodelan kolom maupun pembebanan diberikan secara terperinci.

B.1 Permodelan kolom

Permodelan dilakukan dengan memperhatikan tujuan dan batasan masalah dan dimodelkan pada softwere

Abaqus CAE Student Edition 6.14-2.

Model kolom yang akan dianalisa dapat dilihat pada Gambar 4 dan Tabel 1.

Gambar 4. Permodelan kolom

Tabel 1. Rencana permodelan kolom

Untuk mendapatkan grafik beban-lendutan untuk setiap variasi eksentrisitas beban secara numerik. Permodelan dilakukan dengan menggunakan dimensi penampang 290 × 290 mm, mutu beton 10 MPa untuk beton pracetak dan beton 23 MPa untuk beton cast in situ, diameter

(6)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 6 tulangan longitudinal 12 mm, dan

tulangan sengkang 8 mm.

B.2. Parameter material beton

Material kolom direncanakan berdasarkan tujuan dan batasan masalah dan memasukkan material pada softwere Abaqus CAE Student

Edition 6.14-2. Adapun parameter

material yang di input dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Parameter material beton

Eksentrisitas (mm) Density Modulus elastisity (MPa) Poison ratio Max principal stress Mutu beton (𝒇𝒄′) Cast in situ (MPa) Pra cetak (MPa) Cast in situ (MPa) Pracetak (MPa) 50 100 150 200 2400 2400 2400 2400 22396,37 22396,37 22396,37 22396,37 0,2 0,2 0,2 0,2 3,4 3,4 3,4 3,4 1,5 1,5 1,5 1,5 23 23 23 23 10 10 10 10

B.3. Parameter material baja

Permodelan di rencanakan dengan memasukkan material baja ke dalam softwere Abaqus CAE Student

Edition 6.14-2. Parameter yang

dimasukkan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 4. Parameter material baja

Eksentrisitas (mm) Density Modulus elastisity (MPa) Poison ratio Diameter tulangan Sengkang (mm) longi tudinal (mm) 50 100 150 200 7850 7850 7850 7850 200000 200000 200000 200000 0,3 0,3 0,3 0,3 8 8 8 8 12 12 12 12 B.4. Permodelan menggunakan

softwere Abaqus CAE Student Edition 6.14-2.

Metode elemen hingga digunakan untuk menghitung besarnya kekuatan lentur yang tejadi pada suatu kolom semi pracetak dengan memberikan beban aksial dan memvariasikan eksentrisitas pada

kolom semi pracetak. Metode elemen hingga nonlinier tersebut diaplikasikan kedalam Abaqus Student Edition

6.14-2 dan di running untuk mendapatkan

nilai kekuatan lentur, beban-lendutan serta pola retak dan keruntuhan kolom.

Gambar 5. Diagram alir proses

running

C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN C.1. Diagram interaksi P-M teoritis

Bagian ini menyajikan analisis kurva Pn-Mn analisis menggunakan persamaan yang ada pada Bab III. Selanjutnya hasil analisis teoritis nya dapat dilihat pada Gambar 6.

(7)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 7 Gambar 6. Diagram interaksi kolom

C.2. Kekuatan teoritis kolom

Hasil dari gambar diagram interaksi, selanjutnya dimasukkan ke dalam Tabel. Dan hasilnya dapat dilihat Tabel 5.

Tabel 5. Kekuatan teoritis kolom

Variasi 𝒇𝒄 (MPa) 𝒇𝒚 (MPa) Eksentrisitas (mm) 𝑷𝒏𝒐𝒎𝒊𝒏𝒂𝒍 (kN) 𝑴𝒏𝒐𝒎𝒊𝒏𝒂𝒍 (kN.m) C-50 C-100 C-150 C-200 23 23 23 23 368 368 368 368 50 100 150 200 713,2 456,2 340,5 269,3 35,7 45,7 51,1 54

C.3 Hasil analisis dengan

menggunakan Software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2.

Hasil analisis kolom semi pracetak dengan variasi eksentrisitas sehingga diperoleh kurva hubungan beban-lendutan seperti yang dijelaskan pada subbab berikut.

C.3.1 Evaluasi Retak pada kolom semi pracetak

Hasil analisa Hasil analisa

Abaqus CAE Student Edition 6.14-2

untuk retak awal struktur pada kolom dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Beban retak awal, spalling dan retak maksimum

Variasi kolom semi

pracetak

Eksentrisitas

Beban (kN) Retak awal Spalling Beban

maksimum C-50 C-100 C-150 C-200 50 100 150 200 4,867 3,91 5,34 10,42 273,872 243,301 153,705 162,458 284,545 243,301 191,711 162,458 Tabel 6 mengindikasikan bahwa baik keruntuhan tekan maupun keruntuhan tarik awalnya terjadi kurang dari 5% beban aksial spalling. Pada keruntuhan tekan, retak spalling lebih dari 95% beban aksial maksimum, dan kolom yang mengalami keruntuhan tarik retak

spalling terjadi lebih dari 95% beban

aksial maksimum, dan kolom yang mengalami keruntuhan keruntuhan tarik, retak spalling kurang dari 85% beban aksial maksimum.

a. Retak awal b. spalling c. Retak maksimum Gambar 7. Retak pertama, Retak

spalling, dan Retak pada beban

maksimum kolom eksentrisitas 50 mm menggunakan Software Abaqus CAE

(8)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 8

C.3.2 Kekakuan kolom

Kekakuan kolom dihitung dengan menggunakan variabel beban aksial, modulus elastisitas, dan momen inersia mengikuti rumus (Chen.W.F, 1987). Hasil kekakuan kolom dapat dilihat Tabel 7.

Tabel 7. Nilai kekakuan kolom

Model kolom semi pracetak

eccentricity Pmaks Lendutan Kekakuan

(kN) (m) (kN /m) C-050 C-100 C-150 C-200 50 mm 100 mm 150 mm 200 mm 279,1 227,54 197,7 162,5 0,08 0,14 0,21 0,27 0,23 0,29 0,2 0,17

Gambar 8. Grafik kekakuan kolom

C.3.3 Grafik Beban-Lendutan

Kolom yang dianalisis pada penelitian ini merupakan jenis kolom pendek yang di running dengan menggunakan Software Abaqus CAE

Student Edition 6.14-2, berdasarkan

hasil analisis diperoleh grafik yang ditampilkan pada gambar.

Tabel 8. Hasil analisa Beban-Lendutan

Model kolom semi pracetak

Eccentricity Pmaks Lendutan Δ 𝑚𝑎𝑘𝑠

(KN) (m) (m) C-050 C-100 C-150 C-200 50 mm 100 mm 150 mm 200 mm 279,097 227,535 197,711 162,458 0,031 0,04 0,063 0,07 0,0806 0,1436 0,213 0,27

Pada tabel 8 menjelaskan bahwa hasil peningkatan nilai lendutan eksentrisitas 50 mm, 100 mm, 150 mm, dan 200 mm, dengan peningkatan masing-masing 29,03%, 103,22%, 125,81%, terhadap beton dengan eksentrisitas 50 mm.

Gambar 9. Grafik Beban aksial-lendutan

C.4. Pola keruntuhan

Pola keruntuhan pada kolom terjadi pada arah transversal yang mengikuti arah tulangan sengkang yang berupa tulangan tarik. Sedangkan daerah tekan juga mengalami retak yang searah tulangan sengkang pada saat mencapai beban maksimum kolom yang mengalami keruntuhan.

(9)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 9 c. Tampak samping kiri d. Tampak samping kanan

Gambar 10 Pola keruntuhan retak eksentrisitas 50 mm menggunakan

Software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2

a. Tampak depan b. Tampak belakang

c. Tampak kiri d. Tampak kanan Gambar 11 Pola keruntuhan retak eksentrisitas 50 mm menggunakan

Software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2

a. Tampak depan b. Tampak belakang

c. Tampak samping kiri d. Tampak samping kanan

Gambar 12. Pola keruntuhan retak eksentrisitas 150 mm menggunakan

Software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2

a. Tampak depan b. Tampak belakang

c.Tampak samping kiri d. Tampak samping kanan

Gambar 13 Pola keruntuhan retak eksentrisitas 50 mm menggunakan

Software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2.

C.5. Perbandingan Beban dan

momen teoritis dengan

Software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2

Hasil analisa beban dan momen dilihat pada Gambar 14.

(10)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 10 Gambar 14. Diagram interaksi

P-M hasil teoritis dan hasil

Software Abaqus CAE Student Edition 6.14-2

Tabel 9. Perbandingan beban maksimum teoritis-beban maksimum Abaqus Variasi kolom Eksentrisitas (mm) Beban Maksimum teoritis Beban maksimum Abaqus Rasio teoritis- Abaqus C-050 C-100 C-150 C-200 50 100 150 200 713,2 456,2 340,5 269,3 279,1 227,5 197,7 162,5 2,99 2,29 1,78 1,26

Tabel 10. Perbandingan momen maksimum teoritis-beban maksimum Abaqus Variasi kolom Eksentrisitas (mm) Momen Maksimum teoritis Momen maksimum Abaqus Rasio teoritis- Abaqus C-050 C-100 C-150 C-200 50 100 150 200 35,7 45,7 51,1 54 13,95 22,75 29,66 32,49 2,55 2,00 1,72 1,66 D. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tugas akhir ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Hasil analisis Abaqus CAE

Student Edition 6.14-2

memberikan kesimpulan sebagai berikut.

a. Hasil analisis dengan memvariasikan eksentrisitas beban memperoleh lendutan yang terbesar pada eksentrisitas 200 mm dengan nilai lendutan sebesar 0,07 m. b. Peningkatan eksentrisitas

beban pada kolom menyebabkan meningkat nya lendutan pada kolom. Sementara untuk beban aksial nya tersendiri mengalami penurunan. Secara mekanik semakin meningkat nya eksentrisitas semakin meningkat nya lendutan yang terjadi pada kolom. Peningkatan nilai lendutan dengan eksentrisitas 50 mm, 100 mm, 150 mm, 200 mm, dengan peningkatan masing-masing 29,03%, 103,22%, 125,81% terhadap beton dengan eksentrisitas 50 mm. c. Peningkatan nilai eksentrisitas

beban kolom menyebabkan nilai kekakuan mengalami penurunan. Secara mekanik, semakin besar eksentrisitas beban yang diberikan pada kolom semakin kecil kekakuan yang terjadi pada kolom.

d. Peningkatan nilai eksentrisitas beban kolom menyebabkan nilai kekakuan mengalami penurunan. Secara mekanik, semakin besar eksentrisitas beban yang diberikan pada kolom semakin kecil kekakuan yang terjadi pada kolom.

(11)

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober 2016 11 e. Pola retak yang terjadi pada

kolom mengalami

perpanjangan lebar retak seiring dengan peningkatan eksentrisitas beban dan menambahkan retak baru pada kolom.

2. Perbandingan beban aksial dan lendutan antara hasil analisis teoritis dan menggunakan

Abaqus CAE Student Edition

6.14-2 dapat memberikan

kesimpulan sebagai berikut. a. Perbandingan beban aksial

maksimum teoritis dengan menggunakan Abaqus CAE

Student Edition 6.14-2

dengan eksentrisitas 50 mm, 100 mm, 150 mm, 200 mm, memiliki rasio sebesar 2,99; 2,29; 1,78; 1,26.

b. Perbandingan lendutan dengan hasil analisis teoritis dan menggunakan Abaqus

CAE Student Edition 6.14-2

dengan eksentrisitas 50 mm, 100 mm, 150 mm, dan 200 mm, memiliki rasio sebesar 0,77; 1,325; 1,265; dan 1,514.

E. SARAN

Abaqus CAE Student Edition 6.14-2 dapat diandalkan sebagai alat bantu

untuk menghitung nilai beban-lendutan pada kolom semi pracetak, karena cukup mudah digunakan dan hasil yang diperoleh cukup akurat. Dengan demikian penelitian ini dapat dikembangkan untuk gaya dalam lainnya pada struktur/komponen struktur menggunakan Abaqus CAE

Student Edition 6.14-2. Abaqus CAE

Student Edition 6.14-2 dapat

digunakan sebagai alternatif dalam mengerjakan pekerjaan suatu proyek disamping menggunakan perhitungan secara manual.

F. DAFTAR PUSTAKA

Chen.W.F, &. L. (1987). strukctural

stability. Massachusetts: Elseiver

science publishing.

E.G.Nawy. (1990). Beton Bertulang

Suatu Pendekatan Dasar .

Bandung: Eresco.

Ismediyanto. (2015). Analisis eksperimental lentur kolom bataton pracetak akibat beban aksial eksentrik.

McCormac, J. C. (2004). Desain Beton

Bertulang. Bandung: Erlangga.

Park.R, & Paulay.T. (1975).

Reinforced Concrete Structures.

John Wiley & Sons.

Bestari, R. (2008). Modul Kuliah :

Struktur Beton Bertulang II.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana.

Soon, DF. (2008). Beton semi

pracetak atau hybrid concrete

construction. Jurnal Teknik

Sipil Universitas Diponegoro ACI Innovation Task Group 1 and

Collaborators, 2001.

Commentary on Acceptance

Criteria for Moment Frames Based on Structural Testing.

(12)

Gambar

Tabel 2. Parameter material beton
Tabel 5. Kekuatan teoritis kolom
Tabel 7. Nilai kekakuan kolom
Gambar 10 Pola keruntuhan retak  eksentrisitas 50 mm menggunakan  Software Abaqus CAE Student Edition
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sifat antioksidatif terhadap total fenolik, flavonoid dan total tanin stabil pada dosis irradiasi gamma 7,5 kGy-12,5 kGy dan beragam dosis irradiasi gamma menyebabkan total

[r]

6 Demikian juga, dengan mengenal dan memahami budaya organisasi pada pondok pesantren Sukamanah dan pondok pesantren Persis Benda 67, dapat membantu memahami karakteristik

Manajemen Keuangan merupakan suatu proses dalam kegiatan keuangan perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan serta meminimalkan biaya

PANITIA PERINGAT NITIA PERINGATAN HUT KEMERD AN HUT KEMERDEKAAN EKAAN RI KE RI KE-70 -70.. JALAN

MT, selaku dosen Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.. Muchlisiniyati Safeyah, MT

Hasil nilai pengembangan tebal papan gypsum yang dibuat dengan menggunakan substitusi serbuk gergajian kayu lua, kambang dan tarap memenuhi standar mutu papan

Največji odstotek vseh sodelujočih predstavljajo tisti, ki se popolnoma strinjajo, da učitelji in drugi strokovni delavci za pomoč pri socialni integraciji učencev