• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012"

Copied!
261
0
0

Teks penuh

(1)

Dinas Kesehatan

BUKU PROFIL KESEHATAN

PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2012

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang

Telp. 024-3511351 (Hunting) Fax. 024-3517463

Website :

www.dinkesjatengprov.go.id

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal bidang kesehatan di Provinsi Jawa Tengah adalah Profil Kesehatan Provinsi.

Data yang digunakan dalam proses penyusunan Profil ini bersumber dari berbagai unit kerja baik lintas program dilingkungan kesehatan maupun lintas sektor dengan didukung data dari kabupaten/kota yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran data sehingga keluaran data tersebut menjadi valid, akurat dan relevan.

Selanjutnya diharapkan saran dan kritik yang membangun, serta partisipasi dari semua pihak khususnya dalam upaya mendapatkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan.

Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012, kami sampaikan terima kasih.

Semarang, Juni 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN

PROVINSI JAWA TENGAH

Dr. ANUNG SUGIHANTONO, M.KES Pembina Utama Madya NIP. 19600320 198502 1 002

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ………. B. Sistematika Penyajian ……… 1 1 2

BAB II GAMBARAN UMUM ……….

A. Keadaan Geografi ……… B. Keadaan Penduduk ………. 1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk ………. 2. Rasio Jenis Kelamin ... 3. Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur ……… C. Keadaan Ekonomi ……….. 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ………. 2. Angka Beban Tanggungan ………. D. Keadaan Pendidikan ……….. 4 4 4 4 5 5 6 6 7 7 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN ………

A. Angka Kematian ……….. 1. Angka Kematian Bayi ... 2. Angka Kematian Balita ... 3. Angka Kematian Ibu ……… 4. Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas ……… B. Angka Kesakitan ………

1. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita ”Acute Flaccid Paralysis” (AFP) ... 2. Prevalensi Tuberculosis ... 3. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA (+) ... 4. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA (+) ... 5. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani ………. 6. Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS dan kematian karena AIDS ... 7. Jumlah Kasus Baru Infeksi Menular Seksual lainnya ... 8. Donor Darah Diskrining terhadap HIV ... 9. Kasus Diare Ditangani ... 10. Prevalensi Kusta ... 11. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat ... 12. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue ... 13. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue ... 14. Angka Kesakitan Malaria ... 15. Angka Kematian Malaria ...

9 9 9 11 12 14 14 14 16 16 17 18 19 20 21 22 22 23 24 25 26 27

(5)

16. Kasus Penyakit Filariasis Ditangani ……… 17. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit yang Dapat

Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) ……….. a. Difteri ………. b. Pertusis ... c. Tetanus (Non Neonatorum) ... d. Tetanus Neonatorum ………..

e. Campak ………

f. Hepatitis B ... 18. Penyakit Tidak Menular ……… a. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah ……… 1) Hipertensi ……… 2) Stroke ………. 3) Dekompensasio Kordis ... b. Diabetes Melitus ... c. Neoplasma ... d. Penyakit paru Obstruktif Kronis ... e. Asma Bronkial ... C. Status Gizi Masyarakat ……….. 1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah ... 2. Persentase Balita Dengan Gizi Kurang ... 3. Persentase Balita Dengan Gizi Buruk ...

28 28 28 29 29 30 31 31 32 33 33 34 35 36 37 38 39 40 40 41 42

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN .………

A. Pelayanan Kesehatan ………... 1. Pelayanan Kesehatan Ibu ... a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 ... b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 ……... c. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan . d. Cakupan Pelayanan Nifas ………... e. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani ... 2. Pelayanan Kesehatan Anak ...

a. Cakupan Kunjungan Neonatus ... b. Cakupan Kunjungan Bayi ... c. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani ... d. Cakupan Pelayanan Anak Balita ... e. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 3. Pelayanan Gizi ... a. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi ... b. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita ... c. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas ... d. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe ... e. Persentase Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif ... f. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak

usia 6-24 bulan Keluarga Miskin ... g. Jumlah Balita Ditimbang ... h. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan ... i. Desa dengan Garam Beryodium yang Baik ...

44 44 44 44 44 45 46 47 47 47 49 49 50 51 52 52 53 54 55 56 58 58 60 61

(6)

4. Pelayanan Keluarga Berencana ……… a. Peserta KB Baru ... b. Peserta KB Aktif ... 5. Pelayanan Imunisasi ……….………

a. Persentase Desa yang mencapai “Universal Child

Immunization” (UCI) ..……... b. Cakupan Imunisasi Bayi ……… c. Drop Out Imunisasi DPT1-Campak ……….. d. WUS mendapat Imunisasi TT ...……… 6. Pelayanan Kesehatan Gigi ……….. a. Rasio Tambal Cabut Gigi Tetap ……….. b. Murid SD/MI Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut ... c. Murid SD/MI Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut ……….. 7. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut ……… 8. Pelayanan Gawat Darurat dan Kejadian Luar Biasa ………….. a. Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan

Pelayanan Kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota ... b. Desa/Kelurahan Terkena Kejadian Luar Biasa yang

Ditangani <24 Jam ... c. Jumlah Penderita dan Kematian pada Kejadian Luar Biasa 9. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan ……… B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan ……….. 1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar ... 2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat

Miskin ... 3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin 4. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana

Pelayanan Kesehatan ……….. 5. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan

Kesehatan ...

6. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit ……….. a. Angka Kematian Umum Penderita yang dirawat di RS

(GDR) ... b. Angka Kematian Penderita yang dirawat <48 jam (NDR).. 7. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit ... c. Pemakaian Tempat Tidur (BOR) ... d. Rata-rata Lama Rawat Seorang Pasien (ALOS) ... e. Rata-rata Hari Tempat Tidur Tidak Ditempati (TOI) ... C. Perilaku Hidup Masyarakat ... 1. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan

Sehat ... D. Keadaan Lingkungan ... 1. Persentase Rumah Sehat ... 2. Persentase Rumah/Bangunan yg Diperiksa Jentik Nyamuk

Aedes ... 3. Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang

Digunakan ……… 61 61 63 65 63 65 66 66 67 67 68 69 69 70 70 72 74 74 76 76 77 78 78 79 79 79 80 80 81 81 82 82 82 83 84 85 85

(7)

BAB V

BAB VI

4. Persentase Keluarga menurut Sumber Air Minum yang Digunakan ……….. 5. Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi

Dasar ………. 6. Persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan

(TUPM) Sehat ……….. 7. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya ……… SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ………. A. Sarana Kesehatan ……… 1. Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat ……… 2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut

Kepemilikan/Pengelola ………. 3. Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Labkes

dan Memiliki 4 Spesialis Dasar ……….. 4. Posyandu menurut Strata ………. a. Posyandu Purnama ... b. Posyandu Mandiri ... 5. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) ………….... 6. Data Dasar Puskesmas ……….. B. Tenaga Kesehatan ……… 1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis di Sarana Kesehatan ………. a. Dokter Spesialis ... b. Dokter Umum ... c. Dokter Gigi ... 2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan

a. Perawat ... b. Bidan ... 3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan 4. Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan ……… 5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana

Kesehatan ………. a. Kesehatan Masyarakat ... b. Tenaga Sanitasi ... 6. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapi di Sarana Kesehatan ………. a. Teknisi Medis ... b. Tenaga Fisioterapi ... C. Pembiayaan Kesehatan ……….

1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten/Kota KESIMPULAN ……….. A. Derajat Kesehatan ………..

1. Mortalitas / Angka Kematian ………. 2. Morbiditas / Angka Kesakitan ………. 3. Status Gizi ……… B. Upaya Kesehatan ………. 1. Pelayanan Kesehatan .………. 86 87 87 88 90 90 90 91 91 92 94 95 96 97 98 99 99 100 100 101 101 101 102 102 103 103 103 104 104 105 105 105 107 107 107 107 110 110 110

(8)

2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan ………. 3. Perilaku Hidup Masyarakat ……… 4. Keadaan Lingkungan ………. C. Sumber Daya Kesehatan ……….. 1. Sarana Kesehatan ………. 2. Tenaga Kesehatan ………. 3. Pembiayaan Kesehatan ………. 113 114 115 115 115 117 117 DAFTAR ISTILAH ... 118 LAMPIRAN

(9)

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17 Gambar 3.18 Gambar 3.19 Gambar 3.20 Gambar 3.21 Gambar 3.22 Gambar 3.23 Gambar 3.24 Gambar 3.25 Gambar 3.26 Gambar 3.27 Gambar 3.28

Angka Kematian Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Angka Kematian Bayi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Angka Kematian Balita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012... Angka Kematian Balita di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Angka Kematian Ibu di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Penemuan Kasus AFP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Angka Penemuan TB Paru di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 Angka Kesembuhan TB Paru di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008– 2012 ... Persentase Penanganan Kasus Pneumonia Balita Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2008–2012 ... Kasus HIV/AIDS dan Kematian karena AIDS di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Persentase Kasus Baru AIDS menurut Jenis Kelamin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Grafik Cakupan Penemuan Penderita Diare Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Persentase Penderita Kusta selesai diobati Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Angka Kesakitan DBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Angka Kematian DBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Peta CFR DBD Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 Angka Kesakitan Malaria di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 .. Peta CFR Malaria Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ... Penemuan Kasus Difteri Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Penemuan Kasus Pertusis Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Penemuan Kasus Tetanus Non Neonatorum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Penemuan Kasus dan Kematian Tetanus Neonatorum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Kasus Campak yang Dilaporkan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008– 2012 ... Kasus Hepatitis B Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Persentase Kasus Penyakit Tidak Menular Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ... Tren Peningkatan Kasus Hipertensi Essensial Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Prevalensi Penyakit Stroke Hemoragik & Non Hemoragik Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ...

10 10 11 12 13 13 15 17 18 19 20 20 22 23 25 25 26 27 27 29 29 30 30 31 31 33 34 35

(10)

Gambar 3.29 Gambar 3.30 Gambar 3.31 Gambar 3.32 Gambar 3.33 Gambar 3.34 Gambar 3.35 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20 Gambar 4.21

Prevalensi Dekompensasio Kordis Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008–2012 ... Prevalensi Penyakit Diabetes Mellitus di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008–2012 ... Prevalensi Penyakit Kanker Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 Prevalensi PPOK Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Prevalensi Asma Bronkial Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 Persentase Bayi dengan Berat Lahir Rendah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Peta Kasus Balita dengan Gizi Buruk (BB/TB) Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ... Cakupan Pelayanan Antenatal Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Cakupan Kunjungan Neonatus Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Cakupan Kunjungan Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 .. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/MI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Cakupan Suplementasi Kapsul Vit.A pada Bayi dan Balita Tahun 2008-2012 ... Cakupan Suplementasi Kapsul Vit.A pada Balita Tahun 2008-2012 ... Cakupan Ibu Nifas mendapat Kapsul Vit. A Tahun 2008-2012 ... Persentase Pemberian Tablet Fe Pada Ibu hamil Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Tahun 2008-2012 ... Cakupan Balita yang Ditimbang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Jumlah Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium Baik Tahun 2008-2012 ... Persentase Pemakaian Kontrasepsi Peserta KB Baru di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ... Cakupan Peserta KB Aktif Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008–2012 ... Cakupan Imunisasi Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 .... Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi Murid SD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Cakupan Perawatan Gigi Murid SD di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008–2012 ... Pelayanan Kesehatan Usia lanjut di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... 36 37 38 39 40 40 42 45 46 48 49 51 52 53 54 55 57 59 60 61 62 63 64 66 68 69 69 70

(11)

Gambar 4.22 Gambar 4.23 Gambar 4.24 Gambar 4.25 Gambar 4.26 Gambar 4.27 Gambar 4.28 Gambar 4.29 Gambar 4.30 Gambar 4.31 Gambar 4.32 Gambar 4.33 Gambar 4.34 Gambar 4.35 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.5 Gambar 5.6 Gambar 5.7 Gambar 5.8 Gambar 5.9 Gambar 5.10 Gambar 5.11 Gambar 5.12 Gambar 5.13 Gambar 5.14 Gambar 5.15 Gambar 5.16 Gambar 5.17

Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat yang dapat Diakses Masyarakat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Distribusi Frekuensi KLB menurut Jumlah Desa yang Terserang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Grafik Distribusi Frekuensi Desa/Kelurahan Terkena KLB yang

ditangani kurang dari 24 jam Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 Kejadian KLB menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ... Jenis KLB menurut Desa/Kelurahan Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2012 ... Distribusi Frekuensi Penyuluhan Kelompok yang Dilakukan, Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ... Distribusi Frekuensi Penyuluhan Massa yang Dilakukan, Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ... Cakupan Kepesertaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Penduduk Non Maskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Cakupan Kepesertaan Program JPK Pra Bayar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ... Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Cakupan Rumah Sehat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Akses Air Bersih di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ... Cakupan Sanitasi Dasar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Cakupan Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Tingkat Kecukupan Obat di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ... Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ... Persentase Posyandu Berdasarkan Strata, Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Jumlah Posyandu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Cakupan Posyandu Purnama Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 Cakupan Posyandu Mandiri Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas Keliling, Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 .... Rasio Dokter Spesialis Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Rasio Dokter Umum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Rasio Dokter Gigi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Rasio Tenaga Perawat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Rasio Tenaga Bidan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Rasio Tenaga Kefarmasian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012... Rasio Tenaga Gizi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008–2012 ... Rasio Tenaga Sanitasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 ... Rasio Tenaga Tehnisi Medis di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008–2012 ... 71 72 73 73 74 75 75 76 77 83 84 86 87 88 90 92 93 94 95 96 98 99 100 100 101 101 102 103 103 104 104

(12)

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1 Tabel 5.1

Persentase Kelompok Usia Produktif Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... PDRB per Kapita Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ... Jumlah Penduduk Usia 10 tahun ke atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2010.... Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012 ... Jumlah rumah Sakit di Provinsi Jawa Tengah menurut Jenis dan

Pemilikan Tahun 2012 ... 6 7 8 21 80

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012

TABEL 1

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota TABEL 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban

Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin Kabupaten/Kota

TABEL 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

TABEL 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 5 Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun keatas Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 6 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 7 Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota.

TABEL 8 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kabupaten/Kota

TABEL 9 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota.

TABEL 10 Jumlah Kasus Baru TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota.

TABEL 11 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota.

TABEL 12 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota.

TABEL 13 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota.

TABEL 14 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, Dan Infeksi Menular Seksual Lainnya Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 15 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis Kelamin

TABEL 16 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota TABEL 17 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 18 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 19 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 20 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

(14)

TABEL 21 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 22 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota - Lanjutan

TABEL 23 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 24 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 25 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota TABEL 26 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota TABEL 27 Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota.

TABEL 29 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota

TABEL 30 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut Kabupaten/Kota

TABEL 31 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil Dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 32 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 33 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kabupaten/Kota TABEL 34 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kabupaten/Kota TABEL 35 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi,

Kabupaten/Kota

TABEL 36 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota TABEL 37 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota TABEL 38 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota

TABEL 39 Cakupan Imunisasi DPT, HB, Dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 40 Cakupan Imunisasi BCG Dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 41 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 42 Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Dari Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 43 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota TABEL 44 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 45 Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

(15)

TABEL 46 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 47 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 48 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 49 Persentase Sarnan Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1

TABEL 50 Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani <24 jam Menurut Kabupaten/Kota

TABEL 51 Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis KLB

TABEL 52 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 53 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota (Lanjutan)

TABEL 54 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

TABEL 55 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 56 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 57 Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

TABEL 58 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan

TABEL 59 Angka Kematian di Rumah Sakit

TABEL 60 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit

TABEL 61 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat Menurut Kabupaten/Kota

TABEL 62 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas

TABEL 63 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kabupaten/Kota

TABEL 64 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang Digunakan, Kabupaten/Kota

TABEL 65 Persentase Keluaga Menurut Sarana Air Minum Yang Digunakan, Kabupaten/Kota

TABEL 66 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kabupaten/Kota

TABEL 67 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kabupaten/Kota

TABEL 68 Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kabupaten/Kota

(16)

TABEL 69 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat

TABEL 70 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan

TABEL 71 Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar

TABEL 72 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kabupaten/Kota

TABEL 73 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota

TABEL 74 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan

TABEL 75 Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan TABEL 76 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan

TABEL 77 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan TABEL 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan TABEL 79 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota

TABEL 80 Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk

TABEL 81 Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang Baik TABEL 82 Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular Menurut Kabupaten/Kota

(17)

119

DAFTAR ISTILAH

Alat Kontrasepsi Dalarn Rahim (AKDR)

Intra Uterine Device (IUD)

: Alat Kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim, terbuat dari plastik halus dan fleksibel (polietilen).

Angka Insidens (IR) : Jumlah kasus tertentu terhadap penduduk berisiko pada

periode dan waktu tertentu. Angka Keberhasilan

Pengobatan (SR=Success Rate) : Angka kesembuhan + cakupan pengobatan lengkap pada penderita TB paru BTA+ Angka Kematian Balita

(AKABA) : Jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun per 1.000 kelahiran hidup pada periode tahun tertentu. Angka Kernatian Bayi (AKB)

Infant Mortality Rate (lMR) : Jumlah kematian bayi berusia dibawah 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Angka Kernatian Ibu (AKI)

Maternal Mortality Rate (MMR) : Jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan nifas per 100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu.

Angka Kematian Kasar

Crude Death Rate (CDR) : Banyaknya kematian selama satu tahun tiap 1.000 penduduk. Angka Kematian Neonatal

(AKN)

Neonatal Mortality Rate

: Jumlah kematian bayi di bawah usia 28 hari per 1.000 kelahiran hidup pada periode tertentu.

Angka Partisipasi Kasar (APK) : Persentase jumlah peserta didik SD, jumlah peserta didik SLTP, jumlah peserta didik SLTA, jumlah peserta didik PTS/PTN dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia masing-masing jenjang pendidikan (SD usia 7-12 tahun, SLTP usia 13-15 tahun, SLTA usia 16-18 tahun, PTS/PTN usia 19-24 tahun).

ASI Eksklusif

Exclusive Breast Feeding : Pemberian hanya ASI (Air Susu Ibu) saja, tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir. Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR)

Low Birth Weight

: Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir.

CFR (Case Fatality Rate) : Persentase orang yang meninggal karena penyakit tertentu terhadap orang yang mengalami penyakit yang sama.

Daftar Alokasi Dana Alokasi

Khusus (DA-DAK) : Dokumen pengesahan Dana Alokasi Khusus yang dikeluarkan Kementerian Keuangan. Directly Observed Treatment

Shortcourse (DOTS) : Pengawasan langsung menelan obat anti tuberculosis jangka pendek setiap hari oleh Pengawas Menelan Obat (PMO).

(18)

120 Dokter kecil : Kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari

murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.

Gross National Income : Pendapatan Nasional Bruto perkapita. HDI

IPM (Indeks Pembangunan Manusia)

: Human Development Index

Pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia.

IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia:

1. Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran.

2. Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah,

atas (bobot satu per tiga).

3. Standar kehidupan yang layak diukur dengan GDP (Gross Domestic Product) per kapita / produk domestik bruto dalam paritas kekuatan beli (Purchasing Power Parity) dalam Dollar AS. Kunjungan Neonatus 1 (KN1) : Pelayanan kesehatan neonatal dasar, kunjungan ke-l

pada 6-24 jam setelah lahir. Kunjungan Neonatus Lengkap

(KN Lengkap) : Pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada -28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.

Kunjungan Nifas 3 : Pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan.

NAPZA : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain. NCDR (Newly Case Detection

(19)

121 Pasangan Usia Subur (PUS) : Pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama,

baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 49 tahun.

Pes (bubonic Plaque) : Infeksi bakteri Pasteurella pestis melalui hewan pengerat

liar.

Pneumonia : Merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.

Polio : Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf higga penderita mengalami kelumpuhan.

SEARO : (South East Asia Region / SEARO)

TB (Tuberkulosis) : infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis

Infeksi ini dapat menyerang paru (tuberculosis paru) maupun organ selain paru (tuberculosis ekstra pulmonal)

TN (Tetanus Neonatorum) : Infeksi disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril.

UHH (Umur Harapan Hidup) : Jumlah rata-rata usia yang diperkirakan pada seseorang atas dasar angka kematian pada masa tersebut.

Universal Child Immunization

(UCl) : Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.

VAR (Vaksin Anti Rabies), dan Lyssa : Vaksin yang digunakan untuk infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus Rabies.

Acute Flaccid Paralysis” (AFP) : kelumpuhan yang terjadi secara mendadak

Tuberkulosis (TB) : penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis

(20)

122 Case Detection Rate (CDR) : proporsi jumlah pasien baru BTA(+) yang ditemukan

dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA(+) yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut

Angka kesembuhan (Cure Rate) TB

paru : hasil pemeriksaan dahak pada akhir pengobatan ditambah minimal satu kali pemeriksaan sebelumnya (sesudah fase awal atau satu bulan sebelum akhir pengobatan) hasilnya negatif.

keberhasilan pengobatan (Succes

Rate) : jumlah pasien dinyatakan sembuh dan pasien pengobatan lengkap dibandingkan jumlah pasien BTA(+) yang diobati

HIV/AIDS : penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Penyakit Menular Seksual (PMS) : penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual Kusta : penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Mycobacterium leprae

Release From Treatment - RFT : penderita yang tidak berobat teratur atau penderita yang seharusnya sudah selesai diobati

Demam Berdarah Dengue (DBD) : penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypty

Angka kematian/Case Fatality Rate

(CFR) DBD : Jumlah penderita DBD yang meninggal dunia dibagi jumlah penderita DBD pada tahun yang sama dikalikan seratus

Angka kesakitan/Incidence Rate (IR)

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam upaya mewujudkan Jawa Tengah Sehat, pembangunan kesehatan di Jawa Tengah tidak dapat dilakukan sendiri oleh aparat pemerintah di sektor kesehatan, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan peran serta swasta dan masyarakat. Segala upaya kesehatan selama ini dilakukan tidak hanya oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga tidak luput peran dari sektor non kesehatan dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi permasalahan kesehatan.

Agar proses pembangunan kesehatan berjalan sesuai dengan arah dan tujuan, diperlukan manajemen yang baik sebagai langkah dasar pengambilan keputusan dan kebijakan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Untuk itu pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik dalam suatu sistem informasi kesehatan.

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence based diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu. Untuk itu, peran data dan informasi kesehatan menjadi sangat penting dan semakin dibutuhkan dalam manajemen kesehatan oleh berbagai pihak. Masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah, terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan kesehatan mereka.

Kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan ini memberikan nilai positif bagi pembangunan kesehatan itu sendiri. Untuk itu pengelola program harus bisa menyediakan dan memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan dikemas secara baik, sederhana, informatif, dan tepat waktu.

Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif, untuk dipakai sebagai alat tolok ukur kemajuan pembangunan kesehatan sekaligus juga sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah adalah gambaran situasi kesehatan yang memuat berbagai

(22)

data tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun yang memuat data derajat kesehatan, sumber daya kesehatan, dan capaian indikator hasil pembangunan kesehatan.

B. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Berisi penjelasan tentang maksud, tujuan dan sistematika penyajiannya.

BAB II : GAMBARAN UMUM

Menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Jawa Tengah meliputi letak geografis, kependudukan, ekonomi dan pendidikan yang erat kaitannya dengan kesehatan.

BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat.

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN

Menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota.

BAB V

:

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB VI : KESIMPULAN

Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan porgram/kegiatan berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan untuk dapat ditelaah lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan kesehatan serta pengambilan keputusan di Provinsi Jawa Tengah.

(23)

LAMPIRAN

Berisi resume atau angka pencapaian kabupaten/kota dan 82 tabel data yang sebagian diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN GEOGRAFI

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak cukup strategis karena berada diantara dua provinsi besar, yaitu bagian barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat, bagian timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Sedangkan bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa dan bagian selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya antara 5°40' - 8°30' lintang selatan dan antara 108°30' - 111°30'

bujur timur (termasuk Pulau Karimunjawa).

Luas wilayah Provinsi Jawa Tengah sebesar 32.544,12 km², secara administratif terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota, yang tersebar menjadi 573 kecamatan dan 8.576 desa/kelurahan. Wilayah terluas adalah Kabupaten Cilacap dengan luas 2.138,51 km², atau sekitar 6,57% dari luas total Provinsi Jawa Tengah, sedangkan Kota Magelang merupakan wilayah yang luasnya paling kecil yaitu seluas 18,12 km².

Secara topografi, wilayah Provinsi Jawa Tengah terdiri dari wilayah daratan yang dibagi menjadi 4 (empat) kriteria :

a. Ketinggian antara 0–100 m dari permukaan air laut, seluas 53,3%, yang daerahnya berada di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.

b. Ketinggian antara 100–500 m dari permukaan air laut seluas 27,4%. c. Ketinggian antara 500–1.000 m dari permukaan air laut seluas 14,7%. d. Ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan air laut seluas 4,6%. B. KEADAAN PENDUDUK

1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 (angka proyeksi sementara dari BPS) sebesar 33.270.207 jiwa, dengan luas wilayah sebesar 32.544,12 kilometer persegi (km²), rata-rata kepadatan penduduk sebesar

(25)

1.022,31 jiwa untuk setiap km². Wilayah terpadat adalah Kota Surakarta, dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 11.573 jiwa per km². Wilayah terlapang adalah Kabupaten Blora, dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 472 jiwa per km², dengan demikian persebaran penduduk di Jawa Tengah belum merata. Jumlah rumah tangga sebanyak 8.704.482, maka rata-rata jumlah anggota rumah tangga adalah 3,82 jiwa untuk setiap rumah tangga. Penduduk terbanyak di Kabupaten Brebes 1.770.480 jiwa (5,32%) dan paling sedikit di Kota Magelang 120.447 jiwa (0,36%). Data mengenai kependudukan dapat dilihat pada lampiran Tabel 1.

2. Rasio Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Berdasarkan penghitungan sementara angka proyeksi penduduk tahun 2012 berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik, didapatkan jumlah penduduk laki-laki di Jawa Tengah 16.495.705 jiwa (49,58%) dan jumlah penduduk perempuan di Jawa Tengah 16.774.502 jiwa (50,42%). Sehingga didapatkan rasio jenis kelamin sebesar 98,34 per 100 penduduk perempuan, berarti setiap 100 penduduk perempuan ada sekitar 98 penduduk laki-laki. Data mengenai rasio jenis kelamin (sex ratio) dapat dilihat pada lampiran Tabel 2.

3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk Provinsi Jawa Tengah menurut kelompok umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan mempunyai proporsi terbesar pada kelompok umur 15–44 tahun. Gambaran komposisi penduduk secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran Tabel 3.

Perbandingan komposisi proporsi penduduk menurut usia produktif dari tahun 2008 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:

(26)

Tabel 2.1

Persentase Kelompok Usia Produktif Jawa Tengah tahun 2008 – 2012

Kelompok Usia (Tahun) TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012*) 0 - 14 26,57 % 25,03 % 26,32 % 26,30 % 25,37 % 15 – 64 65,66 % 67,87 % 66,53 % 66,53 % 67,24 % 65 + 7,77 % 7,11 % 7,05 % 7,18 % 7,40 %

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 Ket : *) angka sementara

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi penduduk tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011, kelompok usia produktif (15-64 tahun) mengalami peningkatan, sedangkan kelompok usia belum produktif (0-14 tahun) mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa angka beban tanggungan menjadi berkurang.

C. KEADAAN EKONOMI

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

Kondisi perekonomian nasional pada tahun 2011 menunjukkan arah pertumbuhan yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,46%, lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2010 (6,20%). Kinerja perekonomian nasional tersebut sejalan dengan perekonomian regional.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2011 secara agregat cukup dinamis yaitu mencapai 6,01%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2010 (5,84%). Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 6,01% lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional (6,46%)

(27)

Produk Domestik Regional Bruto per kapita di Jawa Tengah pada tahun 2011 atas dasar harga berlaku sebesar 15,38 juta rupiah atau naik sebesar 12,04% dan atas dasar harga konstan sebesar 6,11 juta rupiah, mengalami kenaikan meskipun kenaikannya tidak sebesar harga berlaku. Selama periode 2008-2011, perekonomian Jawa Tengah menunjukkan peningkatan yang positif dari tahun ke tahun yaitu tumbuh berkisar diatas 5%.

Tabel 2.2

PDRB per Kapita Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011 (Rupiah)

Tahun PDRB per Kapita

atas dasar harga berlaku atas dasar harga konstan PDRB per Kapita

2008 11.124.084 5.142.781

2009 12.322.889 5.471.490

2010 13.732.413 5.774.556

2011 15.376.171 6.112.861

Sumber : PDRB Jawa Tengah Tahun 2012

2. Angka Beban Tanggungan

Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, angka beban tanggungan (dependency ratio) penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 48,73. Angka tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2011 (50,31), berarti pada tahun 2012 setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 49 penduduk usia belum produktif (0–14 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun ke atas).

D. KEADAAN PENDIDIKAN

Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.

Dibandingkan dengan tahun 2010 secara umum telah terjadi peningkatan di bidang pendidikan. Peningkatan terjadi pada tingkat pendidikan SMP dan SMU. Hal ini wajar terjadi mengingat semakin digalakkannya program sekolah gratis bagi

(28)

jenjang SD dan SMP dan program-program pendidikan lainnya. Berikut ini disajikan tabel persentase jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2010.

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Usia 10 tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

Tahun Blm/Tdk Pernah Sekolah

Tdk punya

Ijazah SD/MI SD/MI SMP SMU/SMK DIPL/AK/ PT Total

2008 9,33 23,03 32,01 16,58 14,64 4,41 100,00

2009 8,42 22,16 32,50 17,22 15,21 4,48 100,00

2010 8,13 18,91 34,55 18,11 10,48 4,93 100,00

2011 6,95 20,68 32,59 18,92 16,00 4,85 100,00

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah tahun 2012

Peningkatan tersebut berimbas pada kemampuan baca tulis penduduk yang tercermin dari angka melek huruf. Persentase penduduk yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya pada tahun 2011 sebesar 91,22%, sedangkan yang buta huruf sebesar 8,788%. Bila dilihat dari jenis kelaminnya, maka penduduk laki-laki lebih banyak yang melek huruf dibandingkan dengan penduduk perempuan, angka melek penduduk laki-laki sebesar 94,94% dan perempuan sebesar 87,61%. Data mengenai angka melek huruf dapat dilihat pada lampiran Tabel 5.

Demikian gambaran umum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 secara ringkas dengan penyajian tentang kependudukan, perekonomian dan pendidikan. Faktor perekonomian dan pendidikan secara bersama-sama dengan kesehatan digunakan untuk menentukan Indeks Pembangunan Manusia.

(29)

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Jawa Tengah digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi.

Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.

A. ANGKA KEMATIAN

Angka kematian dari waktu ke waktu menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Angka tersebut dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKB, AKABA, AKI dan Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas.

1. Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah.

AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,34/1.000

(30)

kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sudah cukup baik karena telah melampaui target. Dibawah ini grafik AKB di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2008-2012.

8.5 9 9.5 10 10.5 11 AKB 9.27 10.25 10.62 10.34 10.75 2008 2009 2010 2011 2012

Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 –2012

Angka kematian bayi tertinggi adalah Kabupaten Banjarnegara sebesar 18,16/1.000 kelahiran hidup, sedangkan terendah adalah Kota Surakarta sebesar 5,33/1.000 kelahiran hidup. 18.16 16.61 16.49 14.95 14.94 14.69 14.41 13.5 13.19 13.14 12.98 11.8 11.48 11.17 11.15 10.72 10.66 10.6 10.51 10.36 10.34 10.2 10.02 9.69 9.59 9.34 9.31 8.78 8.11 7.14 6.93 6.75 6.58 5.62 5.33 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 BanjarnegaraRembang Kt MagelangPurworejo BrebesBlora TemanggungKt Tegal SemarangBatang Wonosobo PurbalinggaCilacap Boyolali Kt PekalonganPekalongan Kt SemarangGrobogan KebumenKlaten Pati PemalangJepara SukoharjoKendal Sragen Banyumas KaranganyarTegal Kt SalatigaKudus MagelangWonogiri Demak Kt Surakarta

Gambar 3.2 Angka Kematian Bayi di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012

(31)

2. Angka Kematian Balita

Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian balita 0–5 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan.

AKABA Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 11,85/1.000 kelahiran hidup, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 11,50/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 yaitu 23/1.000 kelahiran hidup, AKABA Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sudah melampaui target. Dibawah ini grafik AKB di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2008-2012.

9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 AKABA 10.12 11.6 12.02 11.5 11.85 2008 2009 2010 2011 2012

Gambar 3.3 Angka Kematian Balita Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008 –2012

AKABA tertinggi di Kabupaten Rembang sebesar 19,94/1.000 kelahiran hidup, sedangkan terendah di Kota Surakarta sebesar 6,01/1.000 kelahiran hidup. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini.

(32)

19.94 19.5 17.55 17.38 16.56 16.53 15.89 15.28 14.72 14.47 13.91 13.77 12.99 12.51 12.26 11.82 11.82 11.61 11.37 11.17 11.08 10.77 10.75 10.62 10.43 10.43 10.07 9.23 8.92 8.21 7.6 7.44 7.29 6.61 6.01 0 5 10 15 20 25 Rembang Banjarnegar Kt MagelangPurworejo BrebesBlora Kt Tegal TemanggunBatang Semarang Wonosobo Kt PklnganCilacap Purbalingga Kt SemarangPekalongan Boyolali GroboganPati Klaten Kebumen SukoharjoPemalang Jepara BanyumasSragen Kendal KaranganyarTegal Kt SalatigaMagelang Kudus WonogiriDemak Kt Surakarta

Gambar 3.4 Angka Kematian Balita di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012

3. Angka Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk pelayanan prenatal dan obstetri. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pula.

Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisii ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun).

(33)

Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. Gambar 3.5 di bawah ini tren AKI di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015.

95 100 105 110 115 120 AKI 114.42 117.02 104.97 116.01 116.34 2008 2009 2010 2011 2012

Gambar 3.5 Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 –2012

Jumlah kematian maternal terbanyak adalah di Kabupaten Brebes sebanyak 51 kematian. Sedangkan kabupaten/kota dengan jumlah kematian maternal paling sedikit adalah Kota Salatiga dengan 2 kematian.

51 39 35 34 34 32 31 25 23 22 22 22 21 21 20 19 19 18 17 17 15 15 15 13 13 13 11 11 11 11 9 6 5 3 2 0 10 20 30 40 50 60 BrebesTegal PemalangCilacap Grobogan Banyumas PekalonganBatang BanjarnegaraPati Kendal Kt SemarangPurbalingga Jepara PurworejoKlaten Sragen Wonosobo KaranganyarDemak BoyolaliBlora Kudus MagelangWonogiri Rembang Kebumen Semarang TemanggungKt Tegal Sukoharjo Kt Surakarta Kt PekalonganKt Magelang Kt Salatiga

Gambar 3.6 Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012

(34)

Sebesar 57,93% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 24,74% dan pada waktu persalinan sebesar 17,33%. Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia produktif (20-34 tahun) sebesar 66,96%, kemudian pada kelompok umur >35 tahun sebesar 26,67% dan pada kelompok umur <20 tahun sebesar 6,37%.

4. Angka Kematian Kecelakaan Lalu Lintas

Angka Kematian kecelakaan lalu lintas adalah jumlah kematian sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk dalam kurun waktu satu tahun. Kabupaten/kota yang melaporkan kejadian kecelakaan lalulintas pada tahun 2012 sebanyak 14 kabupaten/kota menurun dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 25 kabupaten/kota. Angka kecelakaan lalulintas per 100.000 penduduk di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 26,28 per 100.000 penduduk sedangkan tahun 2011 sebesar 94,80 per 100.000 penduduk sementara Angka kematian kecelakaan lalu lintas tahun 2012 adalah sebesar 0,91 per 100.000 penduduk di Provinsi Jawa Tengah.

Dari 25 kabupaten/kota yang melaporkan, angka kematian kecelakaan lalu lintas tertinggi terjadi di Kota Magelang yaitu sebesar 30,7/100.000 penduduk.

B. ANGKA KESAKITAN

1. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit “Acute Flaccid Paralysis” (AFP)

Upaya membebaskan Indonesia dari penyakit Polio, pemerintah telah melaksanakan Program Eradikasi Polio (ERAPO) yang terdiri dari pemberian imunisasi polio rutin, pemberian imunisasi masal pada anak balita melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan surveilans AFP. Surveilans AFP merupakan pengamatan dan penjaringan semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan sifatnya flaccid (layuh), seperti sifat kelumpuhan pada poliomyelitis. Prosedur pembuktian penderita AFP terserang virus polio liar atau tidak adalah sebagai berikut :

(35)

a. Melakukan pelacakan terhadap anak usia <15 tahun yang mengalami kelumpuhan mendadak (<14 hari) dan menentukan diagnosa awal.

b. Mengambil spesimen tinja penderita tidak lebih dari 14 hari sejak kelumpuhan, sebanyak dua kali selang waktu pengambilan I dan II >24 jam. c. Mengirim kedua spesimen tinja ke laboratorium dengan pengemasan khusus

(untuk Jawa Tengah dikirim ke laboratorium Bio Farma Bandung)

d. Hasil pemeriksaan spesimen tinja akan menjadi bukti virologi adanya virus polio liar didalamnya.

e. Diagnosis akhir ditentukan pada 60 hari sejak kelumpuhan. Pemeriksaan klinis ini dilakukan oleh dokter spesialis anak atau syaraf untuk menentukan apakah masih ada kelumpuhan atau tidak.

Hasil pemeriksaan virologis dan klinis akan menjadi bukti penegakan diagnosis kasus AFP termasuk kasus polio atau tidak, sehingga dapat diketahui apakah masih ada polio liar di masyarakat.

Penderita kelumpuhan AFP diperkirakan 2 diantara 100.000 anak usia <15 tahun. Target minimal penemuan penderita AFP tahun 2012 sebanyak 172 penderita. Pada tahun 2012 Jawa Tengah menemukan 196 penderita AFP, sehingga sudah memenuhi target. Jumlah penderita tahun 2012 lebih sedikit dibanding tahun 2011 (215 orang). Menurut hasil pemeriksaan laboratorium, dari 196 kasus yang diperiksa semua menunjukan negatif polio (berarti tidak ditemukan virus polio liar).

Gambar 3.7 Penemuan Kasus AFP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 0 50 100 150 200 250 Kasus AFP 187 193 178 215 196 2008 2009 2010 2011 2012

(36)

2. Prevalensi Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.

Pada awal tahun 1995 WHO telah merekomendasikan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) sebagai strategi dalam penanggulangan TB dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective), yang terdiri dari 5 komponen kunci 1) Komitmen politis; 2) Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya; 3) Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan; 4) Jaminan ketersediaan OATyang bermutu; 5) Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.

Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 106,42. Prevalensi tuberkulosis tertinggi adalah di Kota Tegal (358,91per 100.000 penduduk) dan terendah di Kabupaten Magelang (44,04 per 100.000 penduduk).

3. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA(+)

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA(+) yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA(+) yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.

Pencapaian CDR di Jawa Tengah tahun 2008 s/d 2012 masih dibawah target yang ditetapkan sebesar 100%. Meskipun masih dibawah target yang ditentukan, capaian CDR tahun 2012 sebesar 58,45% lebih rendah dibanding tahun 2011 (59,52%). CDR tertinggi di Kota Magelang sebesar 292,91% dan yang terendah di Kabupaten Magelang sebesar 21,82%. Terdapat lima kabupaten/kota yang sudah melampaui target 100% yaitu kota Magelang

(37)

(292,91), Kota Surakarta (128,17%), Kota Salatiga (109,84), Kota Tegal (203,09%) dan Kota Pekalongan (137,75%).

0 10 20 30 40 50 60 CDR TB 47.97 48.15 55.38 59.52 58.45 2008 2009 2010 2011 2012

Gambar 3.8 Angka Penemuan TB Paru (CDR) Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008–2012

Untuk meningkatkan cakupan CDR dan angka kesembuhan, pada tahun 2012 telah dilakukan berbagai upaya seperti peningkatan SDM, baik tenaga medis, paramedis dan laboratorium, pertemuan jejaring antar unit pelayanan kesehatan dan asistensi ke rumah sakit. Kegiatan-kegiatan tersebut perlu dievaluasi untuk menilai apakah hasil kegiatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan sekaligus mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan untuk selanjutnya disusun rencana tindak lanjut perbaikan.

4. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA(+)

Evaluasi pengobatan pada penderita TB paru BTA(+) dilakukan melalui pemeriksaan dahak mikroskopis pada akhir fase intensif satu bulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan dengan hasil pemeriksaan negatif. Dinyatakan sembuh bila hasil pemeriksaan dahak pada akhir pengobatan ditambah minimal satu kali pemeriksaan sebelumnya (sesudah fase awal atau satu bulan sebelum akhir pengobatan) hasilnya negatif.

Bila pemeriksaan follow up tidak dilakukan, namun pasien telah menyelesaikan pengobatan, maka evaluasi pengobatan pasien dinyatakan sebagai pengobatan lengkap. Evaluasi jumlah pasien dinyatakan sembuh dan

(38)

pasien pengobatan lengkap dibandingkan jumlah pasien BTA(+) yang diobati disebut keberhasilan pengobatan (Succes Rate).

Angka kesembuhan (Cure Rate) TB paru Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 82,90 lebih rendah dibanding 2010 sebesar 85,15% dan belum melebihi target nasional (90%) Angka kesembuhan tertinggi di Kabupaten Karanganyar sebesar 98,84%, sedangkan terendah di Kota Tegal sebesar 58,05%. 82 82.5 83 83.5 84 84.5 85 85.5 86 CR TB 83.9 85.01 85.15 82.9 2008 2009 2010 2011

Gambar 3.9 Angka Kesembuhan TB Paru (CR) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2011

5. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).

Persentase penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada balita tahun 2012 sebesar 24,74% lebih sedikit dibanding tahun 2011 (25,5%). Jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 64.242 kasus, angka ini masih sangat jauh dari target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2010 (100%). Berikut ini ditampilkan persentase penemuan pneumonia balita Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2012.

(39)

Pada tingkat kabupaten/kota, ada satu kota yang mempunyai persentase cakupan tertinggi yaitu Kabupaten kebumen (93,03%), sementara kabupaten dengan persentase cakupan terendah adalah Kabupaten Cilacap (3,06%).

20 25 30 35 40 45 Pneumonia Balita 23.63 25.96 40.63 25.5 24.74 2008 2009 2010 2011 2012

Gambar 3.10 Persentase Penemuan dan Penanganan Penderita Pneumonia pada Balita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012

6. Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS dan Kematian karena AIDS

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.

Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counselling, and Testing (VCT), sero survey dan Survei Terpadu Biologis dan perilaku (STBP). Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan tahun 2012 sebanyak 607 lebih sedikit dibanding tahun 2011 (755 kasus), sebagian besar didapat dari hasil VCT di rumah sakit. Kasus Aquiared Immuno Devisiency Syndrome (AIDS) sebanyak 797 kasus, lebih banyak dibanding tahun 2011 (521 kasus) dimana kasus tersebut didapatkan dari laporan VCT rumah sakit, laporan rutin AIDS kab/kota serta Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM). Peningkatan kasus AIDS ini dikarenakan upaya penemuan atau pencarian kasus yang semakin intensif melalui VCT di rumah sakit dan upaya penjangkauan oleh LSM peduli AIDS di kelompok risiko tinggi. Kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, artinya kasus yang dilaporkan hanya

(40)

sebagian kecil yang ada di masyarakat. Jumlah kematian karena AIDS di Jawa Tengah tahun 2012 sebanyak 149 kasus, lebih banyak dibanding tahun 2011 (89 kasus). 259 143 373 755 607 170 430 501 521 797 56 104 160 89 149 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2008 2009 2010 2011 2012 HIV AIDS Meninggal

Gambar 3.11 Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS dan kematian karena AIDS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012

Gambar 3.11 menunjukan bahwa kecenderungan (trend) kasus HIV maupun AIDS selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Jumlah kasus baru HIV/AIDS tertinggi adalah di Kota Semarang (81/110 kasus), jumlah kematian karena AIDS terbanyak di Kota Magelang sebanyak 18 kasus.

Perempuan

48% Laki-laki

52%

Gambar 3.12 Persentase Kasus Baru AIDS menurut Jenis Kelamin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012

7. Jumlah Kasus Baru Infeksi Menular Seksual lainnya

Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS meliputi Syphilis, Gonorhoe, Bubo, Jengger ayam, Herpes, dan lain-lain. Infeksi Menular

(41)

Seksual (IMS) yang diobati adalah kasus IMS yang ditemukan berdasarkan sindrom dan etiologi serta diobati sesuai standar.

Jumlah kasus baru IMS lainnya di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebanyak 8.671 kasus, lebih sedikit dibanding tahun 2011 (10.752 kasus). Meskipun demikian kemungkinan kasus yang sebenarnya di populasi masih banyak yang belum terdeteksi. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Seksual mempunyai target bahwa seluruh kasus IMS yang ditemukan harus diobati sesuai standar.

8. Donor Darah Diskrining terhadap HIV

Selain melakukan kegiatan serosurvei HIV dan surveilans/ pengamatan kasus AIDS, Dinas Kesehatan juga melakukan pengamatan terhadap hasil skrining/penapisan darah donor melalui UTDD PMI Jawa Tengah. Tujuan skrining ini adalah untuk mengamankan darah donor supaya bebas dari beberapa penyakit seperti Hepatitis C, Sifilis, Malaria, DBD termasuk juga bebas dari virus HIV. Pada tahun 2012 diketahui jumlah pendonor sebanyak 432.341 orang, kemudian yang dilakukan pemeriksaan sampel darah sebanyak 432.148 (99,96%). Dari hasil pemeriksaan sampel darah tersebut, sebanyak 580 sampel (0,13) yang positif HIV. Tabel perkembangan jumlah sampel yang diperiksa dan hasil yang positif HIV dari tahun 2008 sampai dengan 2012 sebagai berikut :

Tabel 3.1

Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012

Tahun Jumlah Sample Diperiksa Jumlah Positif HIV Positif HIV

2008 348.795 520 1,49

2009 312.793 275 0,09

2010 309.731 510 0,16

2011 324.828 415 0,13

(42)

9. Kasus Diare Ditangani

Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.

Cakupan penemuan dan penanganan diare di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 42,66%, lebih rendah dibanding tahun 2011 (57,9. Pada tingkat kabupaten/kota, diketahui bahwa cakupan penemuan dan penanganan diare tertinggi adalah Kabupaten Klaten (93,33%) dan terendah adalah Kabupaten Cilacap (6,20%). 40 45 50 55 60 Cakupan 47.8 48.5 44.48 57.9 42.66 2008 2009 2010 2011 2012

Gambar 3.13 Cakupan Penemuan dan Penanganan diare Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012

10. Prevalensi Kusta

Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut:

a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa,

b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot,

Gambar

Gambar 3.2 Angka Kematian Bayi di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah                            Tahun 2012
Gambar 3.6 Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah        Tahun 2012
Gambar 3.7 Penemuan Kasus AFP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012 050100150200250Kasus AFP18719317821519620082009201020112012
Gambar 3.11 Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS dan kematian karena AIDS                      Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal; kondisi sosial- ekonomi meliputi umur, jumlah anak, status perkawinan,

Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, sesungguhnya kita sesama muslim, sesama mu'min adalah bersaudara.

PT Traktor Timika menanggung iuran Jaminan Hari Tua (JHT) setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Pak Arifuddin membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji

JONATHAN ANUGERAH LASE, 2O14 : “Pengaruh Cara Pengolahan Tepung Ikan dari Limbah Industri Pengolahan Ikan Nila Terhadap Energi Metabolisme Pada Ayam Kampung”.. Dibimbing oleh

Data yang diambil pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas IV SDN Pasanggrahan baik yang memiliki keaktifan belajar tinggi maupun siswa yang memiliki

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, dengan nilai p &gt;0,05 (P=0,749) antara Madu dan N-Acetylsysteine terhadap atrofi glomerulus ginjal

Wujud bangunan mencerminkan akulturasi arsitektur dari perpaduan gaya arsitektur Jawa dan masjid di Spanyol tercermin dalam tatanan massa, massa bangunan berada di

Pengaruh Variasi Ragi terhadap Persen Yield pada Pembuatan Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang.. (Deviana Aditya Putri, 2016 : 45 halaman, 12 tabel, 18 gambar,