• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik dan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Senam Hamil pada Ibu Hamil di Wilayah Banten Girang Kota Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Karakteristik dan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Senam Hamil pada Ibu Hamil di Wilayah Banten Girang Kota Serang."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Karakteristik dan Dukungan Keluarga

dengan Perilaku Senam Hamil pada Ibu Hamil

di Wilayah Banten Girang Kota Serang

Nani Yunarsih *

Abstrak

Senam hamil merupakan salah satu terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil secara fisik ataupun mental untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan karakteristik ibu dan dukungan keluarga dengan perilaku senam hamil pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Banten Girang Kota Serang. Penelitianinimerupakan penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional.Sejumlah 65orang ibuhamil trimester III dilibatkan sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil yang tidak teratur melakukan senam hamil sebanyak 58,5%, sedangkan ibu hamil yang teratur melakukan senam hamil sebanyak 41,5%.Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang bermakna antara umur(p=0,004), pendidikan(nilai p=0,003) dan dukungan keluarga(p=0,020)dengan perilaku senam hamil. Tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan perilaku senam hamil.Disarankan agar puskesmas dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya senam hamil kepada ibu baik di Posyandu, Puskesmas, Poskesdes, maupun Polindes.

Kata Kunci: Senam hamil, dukungan keluarga

Abstract

Pregnancy exercise is a therapeutic movement exercise to prepare pregnant women physically or mentally to face the fast, safe and spontaneous delivery. This study aims to investigate the relationship the characteristic of the pregnant woman and family support with pregnancy exercise behaviors in PuskesmasBantenGirang Kota Serang. This research is an analytic study with cross sectional approach. A number of 65 third trimester pregnant women were included as research samples. The results show that pregnant women who do not regularly do pregnancy exercise as much as 58.5%, while pregnant women who regularly do pregnancy exercise as much as 41.5%. The result of statistical test showed there was a significant relationship between age (p=0.004), maternal education (p=0.003), and family support (p=0.020) with pregnancy exercise behavior. There was no significant relationship between maternal parity with pregnancy exercise behavior. It is recommended that health centers can provide health education on the importance of the mother's pregnancy exercise both in Posyandu, Puskesmas, Poskesdes, and Polindes.

Keywords: Family support, Pregnancy exercise.

(2)

Latar Belakang

Salah satu sebab tingginya kematian maternal dan perinatal di Indonesia dan negara-negara berkembanglainnya adalah akibat lamanya persalinan. Ada 5faktor penyebab lamanya persalinanyaitu tenaga (power),jalan lahir (passage), janin(passanger), psikologis respon,dan penolong1.Lamanya persalinan yang terjadi pada kala II merupakan fase terakhir dari suatu persalinan yang berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejala–gejala seperti dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu serta asfiksia dan kematian janin dalam kandungan /Intra Uterin Fetal Death2.

Kelainan pada faktor tenaga bisa disebabkan karena terjadinya inersia (his yang tidak sesuai dengan fasenya), inkoordinit (his tidak teratur, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya) dan tetanik (his yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim). Hal tersebut di atas dapat menyebabkan kemacetan persalinan, jika tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan gawat janin dan rahim ibu pecah. Upaya yang bisa dilakukan ibu hamil agar persalinan berjalan lancar dapat dikendalikan dengan melakukan senam hamil 3.

Senam hamil merupakansuatu program latihan bagi ibu hamil sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam prosespersalinan, serta mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi persalinan.Senam merupakan olahraga terbaik yang dapat dilakukan oleh ibu hamil menjelang persalinannya. Salah satu jenis senam yang ditujukan bagi ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman, dan spontan 5. Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan. Sehingga membentuk suatu siklus umpan balik yang dapat meningkatkan intensitas emosional secara keseluruhan.

Untuk meningkatkan intensitaas emosional secara keseluruhan, maka senam hamil sebagai salah satu pelayanan prenatal, merupakan suatu alternatif terapi yang dapat diberikan pada ibu

5

dapat dilakukan oleh ibu hamil menjelang persalinannya. Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang disertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai anemia. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 sampai 28 minggu 5.

Pergerakan dan latihan senam kehamilan tidak saja menguntungkan sang ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang di kandungan. Pada saat bayi mulai dapat bernafas sendiri, maka oksigen akan mengalir kepadanya melalui plasenta, yaitudari aliran darah ibunya ke dalam aliran darah bayi yang di kandung. Senam kehamilan akan menambah jumlah oksigen dalam darah di seluruh tubuh sang ibu dan arena itu aliran oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan menjadi lebih lancar 6.

Pemanfaatan ibu terhadap senam hamil dinilai masih rendah meskipun telah banyak digalakkan program senam hamil di wilayah Indonesia. Di wilayah Kota Serang, belum semua Puskesmas melaksanakan kegiatan senam hamil dengan optimal, data khusus yang menyebutkan tentang pemanfaatan senam hamil memang belum tersedia, karena program senam hamil masih dalam tahap perkembangan. Namun demikian di Puskesmas Banten Girang Kota Serang, kegiatan senam hamil dilakukan dengan teratur, yaitu 1 bulan sekali, namun tidak semua ibu hamil ikut serta dalam kegiatan ini dengan aktif, dari 875 sasaran ibu hamil, hanya sekitar 175 orang (20%) yang senantiasa aktif mengikuti senam hamil dengan teratur.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih jauh mengenai hubungan dukungan keluarga dengan perilaku senam hamil pada ibu di wilayah Puskesmas Banten Girang Kota Serang.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Puskesmas Banten Girang Kota Serang. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil

(3)

Banten Girang Kota Serang, periode April-Mei 2016 sebanyak 178 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 65 orang. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan variable dengan cara membuat table distribusi frekuensi, dan dihitung dengan persentase. Analisi bivariat menggunakan uji chi square untuk menguji perbedaan proporsi dua atau lebih kelompok sampel.

Hasil Dan Pembahasan

Analisis univariat pada hasil penelitian ditunjukkan pada tabel 1. Diketahui sebagian besar ibu hamil tidak teratur dalam melakukan senam hamil (58,5%). Sebagian besar ibu hamil berumur tua (58,5%). Sebagian besar Ibu hamil pendidikannya rendah (56,7%). Sebagian besar ibu hamil merupakan multigravida (53,8%). Sebagian besar ibu hamil mendapatkan dukungan dari keluarga (63,1%).

Senam hamil merupakan suatu program latihan bagi ibu hamil sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses persalinan, serta mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi persalinan. Senam merupakan olahraga terbaik yang dapat dilakukan oleh ibu hamil menjelang persalinannya4.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengikuti senam hamil secara teratur. Kondisi demikian menggambarkan masih rendahnya perilaku ibu hamil untuk mengikuti kegiatan yang sebenarnya mengandung manfaat cukup baik baginya. Hal tersebut dipengaurhi oleh berbagai faktor, seperti halnya umur ibu, pendidikan ibu, pemahaman ibu yang kurang, maupun dukungan keluarga yang relatif rendah. Oleh sebab itu untuk lebih

meningkatkan perilaku senam hamil pada ibu, diperlukan beberapa upaya, seperti halnya pemberian pendidikan kesehatan tentang manfaat senam hamil, pemasangan pesan kesehatan tentang senam hamil, pendekatan kepada kader, tokoh masyarakat maupun keluarga untuk memberikan dukungan kepada para ibu hamil agar ikut serta dalam kegiatan senam hamil.

Analisis bivariat pada penelitian ini menghubungkan antara variabel independen yaitu umur, pendidikan, paritas dan dukungan keluarga dari ibu hamil dengan perilaku senam hamil. Hubungan antara umur ibu hamil dengan perilaku senam hamil ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 1: Distribusi Frekuensi Perilaku Senam Hamil, Karakteristik dan Dukungan Keluarga Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Banten Girang Kota Serang Variabel N Persentase

(%) Perilaku Senam Hamil

Tidak teratur 38 58,5 Teratur 27 41,5 UmurIbuHamil Dewasa 27 41,5 Tua 38 58,5 PendidikanIbuHamil Rendah 37 56,9 Tinggi 28 43,1 ParitasIbuHamil Primigravida 30 46,2 Multigravida 35 53,8 DukunganKeluarga Kurang 24 36,9 Baik 41 63,1 Total 65 100,0

Tabel 2: Hubungan Umur Ibu Dengan Perilaku Senam Hamildi Wilayah KerjaPuskesmas Banten Girang Kota Serang

Umur

Perilaku Senam Hamil

Total

Nilai

p OR

Tidak teratur Teratur

n % n % N %

Dewasa 22 81,5 5 18,5 27 100 0,004 6,050

Tua 16 42,1 22 57,9 38 100

(4)

Hasil analisis hubungan umur dengan perilaku senam hamil (tabel 2), diketahui dari 27 orang ibu hamil yang umurnya dewasa, ada 22 orang (81,5%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur, sedangkan dari 38 orang ibu hamil yang berumur tua, ada 16 orang (42,1%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur.Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,004 artinya p < alpha (0,05), sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara umur dengan perilaku senam hamil.Hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 6,050 artinya ibu hamil yang berumur tua akan berpeluang untuk melakukan senam hamil sebesar 6,050 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang berumur dewasa.

Umur adalah usia yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun 7. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya8.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Puspitosari tentang Hubungan

Beberapa Faktor Ibu Dengan Keikutsertaan Senam Hamil(Studi Pada Ibu Hamil Primigravida Yang Berkunjung Di RSBKusuma Semarang Bulan Maret-April 2005, Dengan uji chi-square Alfa=0,5) menunjukkan bahwa yangmempunyai hubungan dengan keikutsertaan senam hamil salah satunya adalah umur ibu (p=0,008, Cl=1,519-33.430)9. Dengan demikian semakin dewasa umur ibu, akan semakin matang secara fisik maupun psikologis, sehingga kondisi ini akan mempengaruhinya tindakan ibu untuk ikut serta dalam kegiatan senam hamil secara rutin dan teratur.

Pendidikan formal seseorang juga diketahui akan mempengaruhi pengetahuan dan perilakunya. Orang dengan pendidikan formal lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dibanding orang dengan tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih mampu dan mudah mengalami arti dan pentingnya kesehatan serta pemanfaatan pelayanan kesehatan 10. Bagaimana hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan perilaku senam hamil dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3: Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Perilaku Senam Hamildi Wilayah Kerja Puskesmas Banten Girang Kota Serang

Pendidikan Ibu Perilaku Senam Hamil Total

Nilai p OR Tidak teratur Teratur

n % N % N %

Rendah 28 75,7 9 24,3 37 100 0,003 5,600

Tinggi 10 35,7 18 64,3 28 100

Total 38 58,5 27 41,5 65 100

Tabel 4: Hubungan Paritas Dengan Perilaku Senam Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Banten Girang Kota Serang

ParitasIbu

Perilaku Senam Hamil

Total

Nilai

p OR

Tidak teratur Teratur

n % N % N %

Primigravida 19 63,3 11 36,7 30 100 0,627 1,455

Multigravida 19 54,3 16 45,7 35 100

(5)

Hasil analisis hubungan pendidikan ibu dengan perilaku senam hamil (tabel 3), diketahui dari 37 orang ibu hamil yang pendidikannya rendah, ada 28 orang (75,7%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur, sedangkan dari 28 orang ibu hamil yang pendidikannya tinggi, ada 10 orang (35,7%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur.Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,003 artinya p < alpha (0,05), sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan perilaku senam hamil.Hasil analisis juga diperoleh nilai OR=5,600 artinya ibu hamil yang pendidikannya tinggi akan berpeluang untuk melakukan senam hamil sebesar 5,600 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan rendah.

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-citatertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal8. Semakin tinggi pendidikan ibu hamil, maka kemungkinan wawasan berpikirnya juga akan semakin baik, sehingga kondisi ini akan mempengaruhi pula terhadap pola pikir dan tindakan ibu untuk ikut serta dalam pelaksanaan senam hamil.

Paritas menggambarkan banyaknya anak yang pernah dilahirkan ibu. Paritas juga menggambarkan pengalaman ibu dalam mengasuh anak sebelumnya. Orang yang memiliki pengalaman akan mempunyai pengetahuan yang baik bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pengalaman dalam segi apapun 11. Hubungan antara paritas dengan perilaku senam hamil pada ibu hamil dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4.

Analisis terhadap hubungan antara paritas dengan perilaku senam hamil ditunjukkan pada tabel 4. Diketahui dari 30 orang ibu hamil yang primigravida,terdapat 19 orang (63,3%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur, sedangkan dari 35 orang ibu hamil yang multigravida,terdapat 19 orang (54,3%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,627 artinya p > alpha (0,05), sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan perilaku senam hamil.Hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 1,455 artinya ibu hamil yang multigravida akan berpeluang untuk melakukan senam hamil sebesar 1,455 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang primigravida.Tidak adanya hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan perilaku senam hamil, dapat terjadi karena adanya faktor lain yang pengaruhnya lebih dominan, misalnya pendidikan, umur, pengetahuan, dukungan keluarga, maupun faktor lainnya.

Hasil analisis hubungan dukungan keluarga dengan perilaku senam hamil (tabel 5), diketahui dari 24 orang ibu hamil yang kurang dalam mendapatkan dukungan dari keluarga, ada 19 orang (79,2%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur, sedangkan dari 41 orang ibu hamil yang baik dalam mendapatkan dukungan dari keluarga, ada 19 orang (46,3%) yang tidak melakukan senam hamil secara teratur.Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,020 artinya p < alpha (0,05), sehingga dengan alpha 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku senam hamil.Hasil analisis juga diperoleh nilai OR = 4,400 artinya ibu hamil yang mendapatkan dukungan keluarga yang baik akan berpeluang untuk melakukan senam hamil sebesar 4,400 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang kurang baik dalam mendapatkan dukungan dari keluarga. Tabel 5: Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Senam Hamildi Wilayah Kerja

Puskesmas Banten Girang Kota Serang

Dukungan Keluarga

Perilaku Senam Hamil

Total

Nilai

p OR

Tidak teratur Teratur

N % n % N %

Kurang 19 79,2 5 20,8 24 100 0,020 4,400

Baik 19 46,3 22 53,7 41 100

(6)

Dukungan keluarga dapat berupa dukungan sosial internal, seperti dukungan dari suami, isteri, atau dukungan dari saudara kandung, dan dapat juga berupa dukungan keluarga eksternal bagi keluarga inti. Dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga12. Sebagai satu diantara fungsi pertalian/ikatan sosial segi fungsionalnya mencakup dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, member nasihat atau informasi, pemberian bantuan material. Sebagai fakta sosial yang sebenarnya sebagai/kognisi individual atau dukungan yang dirasakan melawan dukungan yang diterima. Dukungan social terdiri atas informasi atau nasihat verbal dan atau non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban social atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima13.

Dukungan adalah sesuatu yang didukung atau bantuan7. Anggota keluarga yang dalam hal ini adalah orangtua atau pun saudara, merupakan kelompok referensi bagi terbentuknya perilaku pada seseorang. Dukungan dan anjuran serta informasi tentang senam hamil, akan memberikan kontribusi bagi ibu hamil terhadap perilakunya dalam mengikuti senam hamil secara teratur13.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Puspitosari8 tentang Hubungan Beberapa Faktor Ibu Dengan Keikutsertaan Senam Hamil (Studi Pada Ibu Hamil Primigravida Yang Berkinjung Di RSBKusuma Semarang Bulan Maret-April 2005, dengan uji chi-square Alfa =0,5) menunjukkan bahwa yang mempunyai hubungan dengan keikutsertaan senam hamil salah satunya adalah dukungan dukungan suami/ keluarga (p=0,004, Cl=2,140-51,528).

Dengan adanya anjuran dan dorongan dari keluarga ibu seperti halnya suami, maka akan menambah semangat ibu untuk aktif mengikuti senam hamil, apalagi dukungan tersebut tidak hanya dalam bentuk anjuran, tetapi bentuk nyata seperti bersedia mengantarkan ibu ke tempat senam hamil, menyediakan uang untuk transportasi atau lainnya, dan sebagainya.

Simpulan dan Saran

Sebagian besar Ibu hamil tidak teratur melakukan senam hamil, berumur tua,

berpendidikan rendah, mutigravida dan mendapat dukungan keluarga yang baik . Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan ibu, dan dukungan keluarga dengan perilaku senam hamil. Tidak ada hubungan antara paritas dengan senam hamil.

Diharapkan bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya senam hamil kepada ibu baik di posyandu, puskesmas, poskesdes, maupun polindes. Bidan di desa agar memberikan dukungan dan anjuran kepada ibu hamil untuk mengikuti senam hamil secara teratur. Koordinasi bersama kader kesehatan untuk membantu memberikan dukungan kepada para ibu hamil di wilayahnya untuk mengikuti senam hamil.

Referensi

1. Supriatmaja, IPG. Swardewa, TGA. Pengaruh senam hamil terhadap persalinan Kala I dan II. Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan FK UNUD Sanglah Denpasar. 2008.

2. Saifuddin A B.Buku acuan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. edisi ke -1, Cetakan kesepuluh. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono. 2002.

3. Ahmad. Senam hamil (Relaxation and exercise for childbirt ). Jakarta : Arcan. 2008. 4. Larasati., Inka Puty., Wibowo, Arief.

Pengaruh keikutsertaan senam hamil terhadap kecemasan primigravida trimester ketiga dalam menghadapi persalinan. 2012.Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 1 No. 1, Agustus 2012 : 26-32

5. Manuaba, Ida Bagus Gde. Konsep obstetri dan ginekologi sosial Indonesia. Jakarta : EGC. 2003.

6. Sani.Menuju kelahiran yang alami. Jakarta: Raja Grajindo Persada. 2002.

7. KBBI. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Deppenas. 2005.

8. Puspitosari, DP. Hubungan beberapa faktor ibu dengan keikutsertaan senam hamil (Studi pada ibu hamil primigravida yang berkunjung di RSB Kusuma Semarang Bulan Maret-April 2005).

9. Notoatmodjo, Soekidjo. Pengantar pendidikan dan ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Andi Offset. 2007.

(7)

10. Wahid Iqbal Mubarak. Promosi kesehatan : sebagai pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan.Yogyakarta : Graha Ilmu. 2007.

11. Friedman, M.M, Bowden, O & Jones, M.. Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori, & praktik.alih bahasa, Achir Yani S. Hamid…[et al.]; editor edisi Bahasa Indonesia, Estu Tiar, Ed. 5.Jakarta: EGC. 2010.

12. Kurniawati, Ninuk Dian. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi hivaids. Jakarta: SalembaMedika. 2007.

13. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.

Gambar

Tabel 3: Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Perilaku Senam Hamildi Wilayah Kerja  Puskesmas Banten Girang Kota Serang

Referensi

Dokumen terkait

The objective of the experiment was to figure out the optimum amount of ingredients to produce nata de coco with desirable thickness, lightness, and hardness

0DVDODK GDODP SHQHOLWLDQ LQL \DLWX ³%DJDLPDQD SURVHGXU SHQ\XVXQDQ LQVWUXPHQ HYDOXDVL SHODWLKDQ \DQJ digunakan oleh widyaiswara untuk mengukur keberhasilan pelatihan di Balai

NO NAMA PESERTA NIK PESERTA

Di bagian permukaan kabin pengering dipasang kaca jendela (window glass) yang digunakan untuk menangkap dan menjebak sinar matahari (glazing). Rak pengering yang

Mahasiswa mampu menganalisis dan mengestimasi emisi karbon Mengetahui upaya internasional dalam mengendalikan perubahan iklim dan paham peran penting pertanian

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Tujuan penulisan ini adalah untuk melaporkan tiga pasien yang menderita ulkus kaki diabetik dan mengalami penyembuhan yang memuaskan melalui penggunaan NPWT, dimana

Hal ini berarti autogenic training dengan pursed lips breathing efektif dalam menurunkan kecemasan dan meningkatkan nilai FEV 1 pada pasien PPOK.. Autogenic training