BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi
Sugiyono (2015:117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 35 Batanghari.
Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 35 Batanghari T.A 2016/2017
KELAS JUMLAH SISWA
VII A 22
VII B 23
VII C 23
VII D 23
(Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 35 Batanghari)
3.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2015: 118). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu secara acak dipilih dua kelas dari populasi. Teknik ini digunakan karena memperhatikan ciri-ciri antara lain: siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama, dan penempatan siswa tidak berdasarkan ranking sehingga populasi diasumsikan bersifat homogen.
Pada penelitian ini diambil sampel penelitian di SMP Negeri 35 Batanghari yaitu siswa kelas VII A sebagai siswa kelas eksperimen yang dikenai strategi pembelajaran CTL dan siswa kelas VII B sebagai siswa kelas kontrol yang dikenai Strategi pembelajaran ekspositori.
Agar mendapatkan sampel yang representatif (mewakili) dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengambil data nilai ulangan matematika siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 35 Batanghari Tahun ajaran 2016/2017.
2. Menghitung rata-rata dan standar deviasi nilai matematika masing-masing kelas yang menjadi populasi penelitian.
3. Melakukan uji normalitas populasi dengan uji lilieforts.
Menurut Sudjana (2005:466) prosedur yang harus digunakan dalam uji lilieforts adalah sebagai berikut:
a. Menyusun skor hasil belajar dari skor terendah sampai skor tertinggi.
b. Mengolah skor menjadi bilangan baku , ,..., dengan menggunakan
rumus = ( masing-masing merupakan rata-rata dari
simpangan baku sampel).
c. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, dihitung peluang ( )=
( )
d. Menghitung proporsi skor baku S ( ) dengan menggunakan rumus :
e. Menghitung selisih ( ) − ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya (Lo). f. Mengambil harga yang terbesar dari harga diatas dan dinamakan
g. Membandingkan dengan nilai kritis yang diambil dari nilai tabel untuk taraf kepercayaan α yang ditentukan.
h. Menetukan kriteria pengujian dengan lebih kecil dari dikatan data berdistribusi normal dan sebaliknya data tidak berdistribusi normal.
Jika ≤ berarti hasil belajar berdistribusi normal Jika > berarti hasil belajar berdistribusi tidak normal
4. Menentukan homogenitas variansi kelas sampel dalam populasi dengan uji bartlett.
Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Datanya diambil dari hasil ulangan matematika semester genap tahun ajaran 2016/2017 siswa kelas VII SMP Negeri 35 Batanghari. Menurut Sudjana (2005:261) Untuk menguji kesamaan k buah (k 2) variansi kelas dalam populasi yang berdistribusi normal masing-masing dengan variansi 12,22,..., , diuji hipotesis:
H0 : 2 2 2
1
(semua populasi mempunyai varian sama/ homogen) H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (ada populasi yang
mempunyai varian berbeda / tidak homogen)
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Bartlet. Adapun langkah-langkah uji bartlett menurut Sudjana (2005:261-264) sebagai berikut: misalkan masing-masing sampel ukuran , , ..., dengan data
(i= 1,2, ..., k dan j= 1,2, ..., k) dan varians masing-masing sampel adalah , , ..., .
a. Menyusun satuan-satuan yang diperlukan untuk uji bartlet seperti yang tercantum dalam tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.2 Harga-Harga Yang Diperlukan Untuk Uji Bartlett Sampel ke Dk dk 1 2 i s logsi2 (dk) logsi2 1 n11 1/
n11
2 1s
log 2 1s
n11
log 2 1s
2 n2 1 1/
n2 1
2 2s
log 2 2s
n2 1
log 2 2s
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ 4n
4
1
1
/
n
4
1
2 4 s log s42
n
4
1
log s42 Jumlah ( 1) 4 1
i i n
4 1 ( 1) 1 i ni - -2 4 1 log ) 1 ( i i i s n
b. Menghitung variansi gabungan dari semua kelas dalam populasi dengan
rumus:
k i i k i i i n s n s 1 1 2 2 1 1c. Menghitung harga satuan Bartlett (satuan B) dengan rumus:
k i i n s B 1 2 1 logd. Menentukan chi kuadrat hitung dengan rumus:
2 1 2 log 1 10 ln i k i hitung B n s dengan ln 10 = 2,3026Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan pada :
Dengan taraf nyata
, tolak hipotesis H0 jika 2 21 12 1 k hitung ,dimana 2121k1
didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang
1
21
5. Uji Kesamaan rata-rata
Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk melihat apakah kelas sampel dalam populasi mempunyai rata-rata yang sama. Untuk menguji kesamaan rata-rata ini digunakan analisis variansi. Dalam hal ini hipotesis yang diuji adalah: H0: µ1= µ2=µ3=… =µn
H1: Paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku.
Adapun langkah-langkah analisis variansi menurut Sudjana (2005) adalah sebagai berikut:
a. Menyusun nilai matematika siswa kelas VII SMP Negeri 35 Batanghari, seperti pada tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3 Tabel Format Tabulasi Nilai Matematika Siswa
Data hasil pengamatan
Populasi ke 1 2 … 4 Y11 Y21 … Y41 Y12 Y22 … Y42 . . … . . . … . 2 2 n Y … Jumlah J1 J2 … J4 Rata-rata Y1 Y2 … 4 Y
b. Menghitung jumlah kuadrat rata-rata dengan rumus:
k i i n J Ry 1 2 , dengan J = J1+ J2+J3+ J4Ry n J Ay k i i i
1 2d. Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:
Ay Ry Y Dy k i
1 2Dimana ∑ = jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari semua nilai pengamatan. e. Menentukan derajat kebebasan (dk) setiap sumber variasi yang terdiri dari
rata-rata dengan dk= 1, untuk antar kelompok dengan dk = (k-1) untuk dalam kelmpok dengan dk = ∑ ( − 1) dan untuk total dk = ∑ .
f. Membuat daftar ANAVA seperti dalam tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Daftar Analisis Variansi Untuk Menguji Hipotesis
Sumber variansi Dk JK KT F
Rata-rata 1 Ry R = Ry/1
A/D
Antar kelompok K-1 Ay A = Ay/K-1
Dalam kelompok
k i i n 1 1 Dy
k i i n Dy D 1 1 / Keterangan:Ji= jumlah nilai ulangan matematika J2
i = jumlah kuadrat nilai ulangan matematika tiap kelas
ni= jumlah siswa tiap kelas
g. Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan kepada (Sudjana,2005:304) Jika Fhitung≥F(1 ) (v1, v2), dimana F(1 ) (v1, v2) didapat dari daftar distribusi F
penyebut V2 = ∑( ‒ 1) dan total dk = ∑ untuk taraf kepercayaan 95%
maka H0ditolak, diterima.
h. Teknik Sampling
Setelah diketahui bahwa populasi berdistribusi normal, homogen dan rata-rata populasinya sama maka selanjutnya pengambilan sampel dilakukan terhadap populasi. Adapun teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini ialah
simple random sampling untuk menentukan dua kelas sampel dengan cara
pengambilan menggunakan teknik kombinasi. Menurut Sudjana (2005:166) rumusannya adalah sebagai berikut:
= ! ( − )!!
Keterangan:
N = Banyak anggota populasi
n = Banyak anggota sampel yang akan dicari
Peneliti menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan melakukan 1 kali pengambilan secara acak.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 61). Variabel penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
3.2.1 Variabel bebas
Sugiyono menjelaskan (2015: 61) bahwa, variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran CTL dan Strategi pembelajaran ekspositori.
3.2.2 Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan literasi matematika siswa kelas VII SMP Negeri 35 Batanghari pada materi Bangun datar.
3.3 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan pada dua kelompok siswa yang memiliki kemampuan setara dengan strategi pembelajaran yang berbeda. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental design yang berbentuk posttest-only control design. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak satu kali yaitu sesudah eksperimen. Peneliti dalam penelitian ini memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dengan melakukan pembelajaran CTL. Sedangkan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Adapun desain penelitian ini digambarkan sebagaimana Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Desain Penelitian Posttest-Only Control Design
Kelompok Perlakuan Perlakuan
Acak Eksperimen X T
Acak Kontrol K T
Keterangan:
X : penerapan pembelajaran CTL
K : penerapan pembelajaran ekspositori, dan T : tes kemampuan literasi matematika 3.4 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. peneliti mengambil data nilai ulangan akhir semester sebelumnya sebagai data awal;
2. berdasarkan data nilai ulangan akhir semester sebelumnya peneliti merancang kelas yang akan dijadikan sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan teknik cluster random sampling;
3. menganalisa data awal pada sampel penelitian untuk diuji normalitas, homogenitas dan kesamaan dua rata-rata;
4. menyiapkan RPP mengenai materi Bangun datar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol;
6. menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi; 7. mengujicobakan instrumen tes pada kelas uji coba;
8. menganalisis data hasil uji coba instrumen untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran soal;
9. menentukan soal yang akan digunakan berdasarkan hasil analisis data hasil uji coba instrument;
10. melakukan pembelajaran pada sampel penelitian (kelas eksperimen) yaitu dengan Strategi pembelajaran CTL;
11. peneliti melaksanakan pembelajaran pada sampel penelitian (kelas kontrol) yaitu dengan pembelajaran ekspositori;
12. melaksanakan tes kemampuan literasi matematika pada sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol;
13. menganalisis dan mengolah data hasil tes; 14. menyusun hasil penelitian.
Berdasarkan uraian langkah–langkah di atas, dibuat bagan langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagaimana Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Bagan Langkah-langkah Penelitian POPULASI
(Kelas VII SMP Negeri 35 Batanghari)
UJI COBA SAMPEL
Teknik cluster random sampling
Uji normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata populasi Eksperimen Kontrol Instrumen hasil analisis uji coba (valid dan reliabel) Perlakuan: Strategi Pembelajaran CTL Perlakuan: Strategi Pembelajaran Ekspositori Hasil
Tes kemampuan literasi matematika
Uji normalitas dan homogenitas Uji hipotesis
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode-metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, metode tes, dan metode observasi.
3.5.1 Metode dokumentasi
Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan lain sebagainya (Arikunto, 2013: 274). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian diantaranya data berupa nama-nama siswa yang akan menjadi sampel dalam penelitian, kriteria ketuntasan minimal nilai matematika, dan data nilai ulangan akhir semester yang lalu. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, homogen, dan memiliki kemampuan awal sama. Dalam penelitian ini yang dijadikan data kemampuan awal siswa adalah nilai ulangan akhir semester yang lalu.
3.5.2 Metode Tes
Instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2013: 266). Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan akhir siswa setelah dikenai perlakuan yaitu pembelajaran CTL dan penerapan pembelajaran ekspositori pada kelompok kontrol. Tes yang dilakukan meliputi tes kemampuan akhir literasi matematika. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes bentuk uraian yang berorientasi pada soal-soal literasi matematika. Sebelum tes diberikan, terlebih dahulu diujicobakan pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran butir soal tes.
3.5.3 Metode Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen (Arikunto, 2013: 272). Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh observer yaitu guru matematika dari tempat penelitian atau rekan mahasiswa dengan menggunakan lembar observasi
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara sepesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (sugiyono,2015:148). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes dan nontes. Adapun instrumen yang berbentuk tes adalah tes kemampuan literasi matematika sedangkan instrumen nontes adalah lembar observasi.
3.6.1 Instrumen Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2013:193).Tes digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan literasi matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar dari siswa yang menjadi sampel penelitian. Pelaksanaan tes dilakukan setelah perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes diberikan kepada kedua kelompok dengan alat tes yang sama. Tes ini dimaksudkan untuk memperoleh data kuantitatif dan hasilnya diolah untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Tes yang digunakan adalah tes bentuk uraian.
3.6.1.1 Kriteria Instrumen Tes yang Baik
Sebelum instrumen tes digunakan, perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut memenuhi kriteria instrumen tes yang baik dan dapat digunakan. Kriteria instrumen tes yang baik menurut Arikunto (2010: 57-58) antara lain sebagai berikut.
1. Tes harus valid, artinya tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. 2. Tes harus reliabel, dapat dipercaya, yakni dapat memberikan hasil yang tetap
apabila diteskan berkali-kali atau dalam arti lain hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan.
3. Tes harus obyektif, artinya apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi.
4. Tes harus praktis, artinya tes tersebut mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas.
5. Tes harus ekonomis, artinya pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/ biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
3.6.1.2 Langkah-langkah dalam Penyusunan Instrumen Tes
Dalam menyusun instrumen tes dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. pembatasan materi yang akan diteskan dalam penelitian yaitu bangun datar. 2. menentukan bentuk soal tes yaitu soal uraian sehingga dapat mengukur
kemampuan literasi matematika siswa.
3. menentukan alokasi waktu mengerjakan soal tersebut. 4. menentukan banyaknya butir soal.
5. membuat kisi-kisi soal tes uji coba.
6. menyusun soal, jawaban, dan penentuan skor jawaban.
7. mengujicobakan instrumen tes yang telah disusun pada kelas uji coba.
8. menganalisis dan mengolah data hasil uji coba mengenai validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran masing-masing soal.
Adapun penskoran kemampuan Literasi matematika menurut Rijki (2015:60-61) terlihat pada tabel berikut:.
Tabel 3.6 Indikator Aktivitas Siswa yang Diamati
Aspek
yang dinilai Skor Keterangan Merumuskan
situasi secara matematika
0
Tidak mengidentifikasi aspek-aspek matematika dalam permasalahan yang terdapat pada situasi konteks nyata serta mengidentifikasi variabel yang penting.
2
Mengidentifikasi aspek-aspek matematika dalam
permasalahan yang terdapat pada situasi konteks nyata serta tanpa mengidentifikasi variabel yang penting.
3
Mengidentifikasi aspek-aspek matematika dalam
permasalahan yang terdapat pada situasi konteks nyata serta mengidentifikasi variabel yang penting tapi kurang tepat. 4 Menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
secara tepat. Menerapkan konsep, fakta, prosedur dan penalaran matematika
0 Tidak merancang dan mengimplementasikan strategi untuk menemukan solusi matematika.
3
Merancang dan mengimplementasikan strategi untuk menemukan solusi matematika tetapi salah atau hanya sebagian kecil
5 Merancang dan mengimplementasikan strategi untuk menemukan solusi matematika setengah atau sebagian besar 7 Merancang dan mengimplementasikan strategi untuk
menemukan solusi matematika lengkap dan benar Menafsirkan dan
mengevaluasi hasil matematika
0 Tidak menafsirkan kembali hasil matematika kedalam masalah nyata
2 Menafsirkan kembali hasil matematika kedalam masalah nyata tetapi kurang tepat
3 Menafsirkan kembali hasil matematika kedalam masalah nyata secara tepat
Adapun Menurut Sudjana (2005: 133) untuk mengukur atau menilai hasil akhir dapat menggunakan pedoman sebagai berikut.
Persentase =
× 100%
Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses literasi matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan melalui pengamatan langsung
menggunakan lembar observasi. Instrumen ini menggunakan skala Likert. Keterangan skala penilaian menurut Sugiyono (2015: 134) sebagai berikut.
Skor 1 : Tidak pernah
Skor 2 : Kurang
Skor 3 : Kadang-kadang
Skor 4 : Sering
Skor 5 : Sangat Sering
3.6.1.3 Pelaksanaan Tes Uji Coba
Tes uji coba diberikan pada kelas uji coba. Tes tersebut diberikan sebelum tes diujikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah intsrumen tes yang digunakan sudah sesuai untuk diujikan, dengan memperhatikan validitas, reliabilitis, daya pembeda dan tingkat kesukaran dari instrumen tes.
3.6.2 Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat untuk mengumpulkan data berupa aspek-aspek yang akan diamati. Menurut Sudjana (2005: 133) untuk mengukur atau menilai hasil observasi dapat menggunakan pedoman sebagai berikut.
Menurut Sugiyono (2015: 134), berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi, pendidikan dan sosial diantaranya adalah skala Likert. Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.
3.6.2.1 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran pada kelas yang menggunakan strategi pembelajaran CTL dan strategi pembelajaran ekspositori yang dilakukan di setiap pertemuan. Tujuannya untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan baik dan menghasilkan luaran yang baik. Lembar observasi ini diisi oleh seorang observer dengan memberi tanda checklist pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai (Rejki.T.S,215:60). Dalam penelitian ini yang menjadi observer adalah guru matematika SMP Negeri 35 Batanghari.
3.6.2.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Literasi Matematika
Lembar observasi aktivitas literasi siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa pada kelas eksperimen. Tujuannya untuk mengetahui aktivitas dalam proses literasi matematika siswa. Lembar observasi ini diisi oleh seorang observer dengan memberi tanda checklist pada salah satu pernyataan yang dianggap paling sesuai. Dalam penelitian ini yang menjadi observer adalah guru matematika SMP Negeri 35 Batanghari.
3.6.3 Analisis Instrumen Penelitian
Sebelum soal digunakan untuk mengukur kemampuan literasi matematika pada kelompok sampel, soal tes terlebih dahulu diujicobakan. Hasil uji coba kemudian dianalisis dan siap digunakan untuk mengukur kemampuan literasi matematika. Suatu tes dikatakan baik sebagai alat ukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu tingkat kesukaran, daya beda, validitas, dan reliabilitas. Dalam penelitian ini data akhir dianalisis dengan bantuan program Microsoft excel 2010.
3.6.3.1 Validitas
Arikunto, S (2013;211) mengungkapkan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan tertentu yang sejajar dengan materi yang diberikan. menurut Arikunto, S (2013:213) rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment, yaitu:
= ∑ − (∑ )(∑ )
{ ∑ − (∑ ) }{ ∑ − (∑ ) }
Keterangan :
= Skor butir soal = Koefisien korelasi = Skor total N = Banyaknya peserta test Dengan kriteria pengukuran validitas antara :
0,70 ≤ < 0,90 : validitas tinggi 0,40 ≤ < 0,70 : validitas sedang 0,20 ≤ < 0,40 : validitas rendah
0,00 < < 0,20 : validitas sangat rendah ≤ 0,00 : tidak valid.
3.6.3.2 Reliabilitas
Menurut Arikunto, S (2013:221) Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Alpha untuk mencari reliabilitas soal tes uraian yang akan diujikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arikunto, S (2013:239) yang menyatakan bahwa untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya soal bentuk uraian digunakan rumus Alpha, yaitu:
= ( − 1) 1 −∑
Keterangan:
= reliabilitas instrument k = banyaknya butir soal
∑ = jumlah varians butir 0 = varians total
0,00 ≤ r11< 0,20 : reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r11< 0,40 : reliabilitas rendah
0,40 ≤ r11<0,60 : reliabilitas cukup
0,60 ≤ r11< 0,80 : reliabilitas tinggi
0,80 ≤ r11≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi.
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai reliabilitas tinggi.
3.6.3.3 Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto, S (2013:176) yang dimaksud dengan taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Untuk menghitung tingkat kesukaran soal uraian ditempuh langkah: 1) menghitung rata-rata skor (mean) untuk suatu butir soal, yang dapat dihitung dengan rumus:
− = ℎ − ℎ
2) Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
= −
Untuk mengetahui besarnya indeks kesukaran, kriteria yang digunakan adalah:
0,30≤ P <0,70 adalah soal sedang 0,70≤ P <1,00 adalah soal mudah
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan kriteria tingkat kesukaran sedang dan mudah guna melihat kemampuan literasi matematika siswa. 3.6.3.4 Daya Pembeda
Menurut Arikunto, S (2013:177) mengemukakan daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Menurut Sumarmo (2014: 64) untuk mengetahui daya beda soal bentuk uraian dengan rumus berikut ini:
DP =
Keterangan:
DP : indeks daya pembeda butir soal
: rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas : rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah
SMI : Skor Maksimum Ideal, yaitu skor maksimum yang akan diperoleh siswa jika menjawab butir soal tersebut dengan tapat (sempurna).
Dengan kriteria nilai D adalah : 0,00≤ D <0,20 : Jelek 0,20≤ D <0,40 : cukup 0,40≤ D < 0,70 : Baik 0,70≤ D <1,00 : Baik sekali
D = Negatif : jelek sekali ( dibuang )
Berdasarkan klasifikasi di atas, maka soal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal dengan daya beda cukup dan baik.
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah subjek penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan uji Lillefors (L) dan persyaratan normal adalah Lo < Ltabel . adapun langkah-langkah pengujiannya dalam Sudjana
(2005:466-467) adalah sebagai berikut:
a) Menentukan rata-rata nilai masing-masing sample b) Menyusun nilai dari yang terendah ke yang tinggi
c) Menentukan simpangan baku masing-masing kelas sampel d) Menentukan data sampel menjadi bilangan baku
Z1, Z2dengan Rumus:
S X x Z 1 1e) Dengan menggunakan daftar distribusi normal, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P (Z<Z1)
f) Selanjutnya menghintung proporsi skor baku S(Z1)=
, ... g) Menghintung selisih F(Z1)-S(Z1) kemudian menentukan harga mutlaknya.
i) Membandingkan L0dengan nilai kritis L yang diambil dari nilai tabel untuk
kepercayaan α yang ditentukan.
j) Menentukan kriteria pengujian dengan cara bila L0lebih kecil dari Ltabelbegitu
pula sebaliknya maka data berdistribusikan tak normal. a. jika L0< Ltabelmaka data berdistribusi normal
b. jika L0> Ltabelmaka data tidak berdistribusi normal
3.7.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menetapkan apakah subjek penelitian homogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan uji Fisher (Uji F) Sudjana (2005: 239). Adapun prosedur pengujiannya sebagai berikut:
a) Menentukan hipotesis
: =
H1: ≠
b) Cari FHitungdengan rumus
2 2 2 1 S S F Keterangan:S12 = Varian hasil belajar terbesar
S22 = Varian hasil belajar terkecil
F = Harga homogenitas variansi yang akan diuji. c) Tetapkan taraf signifikansi ( )
d) Kriteria pengujiannya adalah terima H0jika
( )( ) < < ( , )
Jika FHitung ≤ Ftabelmaka H0 diterima
Jika FHitung > Ftabelmaka H1diterima
3.7.1 Uji Hipotesis
Jika kedua kelas sampel normal dan homogen maka untuk pengujian hipotesis digunakan uji statistik uji-t. Langkah-langkah pengujian hipotesis menggunakan uji statistik uji t adalah sebagai berikut:
a. Membuat H0dan H1 dalam uraian kalimat.
Ho: Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor posttest kemampuan literasi matematika siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
H1: Terdapat perbedaan rata-rata skor posttest kemampuan literasi matematika
siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hipotesis statistik
∶ =
∶ ≠
Dimana:
: rata-rata skor posttest kemampuan literasi matematika siswa pada kelas eksperimen (strategi pembelajaran CTL)
: rata-rata skor posttest kemampuan literasi matematika siswa pada kelas kontrol (strategi pembelajaran ekspositori)
b. Menghitung nilai rata-rata, standar deviasi dan variansi c. Mencari thitungdengan rumus (Sudjana, 2005:239)
= ² = ( ) ( )
Keterangan: s² = Variansi gabungan s = Standar deviasi gabungan
= Skor rata-rata kelas eksperimen = Skor rata-rata kelas kontrol = Standar deviasi kelas eksperimen = Standar deviasi kelas kontrol = Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas kontrol
d. Menentukan terlebih dahulu taraf signifikan yaitu α = 0,05 untuk mencari nila ttabel.
e. Tentukan kriteriannya
Kriteria pengujian dua pihak:
Kriteria pengujian adalah terima , jika - < < untuk taraf nyata = 0,05 dan tolak jika mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah dk = + – 2 dengan peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah1 − (Sudjana, 2005:243).
f. Kesimpulan
Kesimpulan didapat setelah peneliti mengetahui hasil dari perbedaan nilai dan dari kriteria pengujian diatas. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2014:112), jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan telah memberikan pengaruh secara signifikan.