LAPORAN TUGAS AKHIR
SISTEM INFORMASI PERJALANAN KERETA API
DI STASIUN TAWANG
SEMARANG
Disusun Oleh :
Nama
: Taufik Rahmat Darmawan
NIM
: A11.2008.04061
Program Studi
: Teknik Informatika
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2012
LAPORAN TUGAS AKHIR
SISTEM INFORMASI PERJALANAN KERETA API
DI STASIUN TAWANG
SEMARANG
Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro
Disusun Oleh :
Nama
: Taufik Rahmat Darmawan
NIM
: A11.2008.04061
Program Studi
: Teknik Informatika
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2012
PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Nama Pelaksana : Taufik Rahmat Darmawan
NIM : A11.2008.04061
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Ilmu Komputer
Judul Tugas Akhir : Sistem Informasi Perjalanan Kereta Api Di Stasiun Tawang Semarang
Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 13 Agustus 2012
Menyetujui : Mengetahui:
Pembimbing Dekan Fakultas Ilmu Komputer
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Nama Pelaksana : Taufik Rahmat Darmawan
NIM : A11.2008.04061
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Ilmu Komputer
Judul Tugas Akhir : Sistem Informasi Perjalanan Kereta Api Di Stasiun Tawang Semarang
Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang tugas akhir tanggal 13 Agustus 2012. Menurut pandangan kami, tugas akhir
ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom).
Semarang, 13 Agustus 2012 Dewan Penguji :
Sugiyanto, M.Kom Budi Harjo, M.Kom
Anggota Anggota
Aris Nurhindarto, M.Kom Ketua Penguji
PERNYATAAN
KEASLIAN TUGAS AKHIR
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Taufik Rahmat Darmawan
NIM : A11.2008.04061
Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul :
SISTEM INFORMASI PERJALANAN KERETA API DI STASIUN TAWANG SEMARANG
merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti web cam dll). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Semarang
Pada tanggal : 13 Agustus 2012 Yang menyatakan
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Taufik Rahmat Darmawan
NIM : A11.2008.04061
demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Ekskusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
SISTEM INFORMASI PERJALANAN KERETA API DI STASIUN TAWANG SEMARANG
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Semarang
Pada tanggal : 13 Agustus 2012 Yang menyatakan
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayat dan inayah-Nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul “SISTEM INFORMASI PERJALANAN KERETA API DI STASIUN TAWANG SEMARANG” dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku rektor Universitas Dian
Nuswantoro.
2. Dr. Ir. Dwi Eko Waluyo, selaku Dekan Fasilkom.
3. Ayu Pertiwi,S.Kom, MT, selaku Ka.Progdi Teknik Informatika.
4. Edi Faisal,S.Kom, M.Kom, selaku pembimbing tugas akhir yang memberikan ide penelitian, memberikan informasi referensi yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis.
5. Dosen-dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika
Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan
pengalamannya masing-masing, sehingga penulis dapat
mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan.
6. Direksi, staf PT.Kereta Api (persero) dan Pimpinan, staf di stasiun tawang yang telah memberikan data-data untuk keperluan penyusunan tugas akhir ini. 7. Untuk Ibu dan Bapak yang penulis sayangi serta adik-adikku tercinta untuk
segala do’a dan dukungannya.
8. Dan semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih besar kepada beliau-beliau, dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana fungsinya.
Semarang, 13 Agustus 2012
ABSTRAK
Selama ini informasi yang tersedia di stasiun tawang diperoleh ketika terjadi interaksi yang dilakukan oleh pengguna jasa transportasi kereta api terhadap petugas yang ada di stasiun. Mengenai jadwal perjalanan kereta api diperoleh ketika ada yang bertanya kepada salah satu petugas bagian pelayanan informasi, sedangkan informasi mengenai keterlambatan dan kedatangan kereta api didapat ketika petugas bagian pelayanan informasi memberikan pemberitahuan kepada pengguna jasa transportasi kereta api dengan bantuan sarana pengeras suara. Metode penelitian yang digunakan meliputi wawancara, studi pustaka dan observasi.
Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini adalah sistem informasi perjalanan kereta api di stasiun tawang semarang.
Kesimpulan utama dari tugas akhir ini menjelaskan bahwa sistem informasi perjalanan kereta api di stasiun tawang semarang dapat membantu para pengguna jasa transportasi kereta api yang berada di stasiun, untuk mengetahui perkembangan jam kedatangan kereta di stasiun ketika kereta api masuk ke stasiun-stasiun yang berada di daerah operasi IV semarang. Adapun saran yang diajukan merupakan adanya perbaikan mengenai tampilan dari sistem ini baik tampilan untuk petugas maupun tampilan untuk para pengguna jasa transportasi yang ada di stasiun tawang semarang.
Kata kunci : Sistem Informasi Perjalanan, Perjalanan Kereta Api
xii + 77 halaman, 34 gambar, 13 tabel Daftar Acuan : 15 (1997 - 2008)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Depan... i
Halaman Persetujuan ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ... iv
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ... v
Halaman Ucapan Terimakasih ... vi
Halaman Abstrak ... vii
Halaman Daftar Isi ... viii
Halaman Daftar Tabel ... xi
Halaman Daftar Gambar ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Batasan Masalah ... 2 1.4 Tujuan Penelitian ... 2 1.5 Manfaat Penelitian ... 3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem ... 4
2.1.1 Pengertian Sistem ... 4
2.1.2 Karakteristik Sistem ... ... 4
2.2 Konsep Dasar Informasi ... 6
2.2.1 Pengertian Informasi ... 6
2.2.2 Kualitas Informasi ... 6
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 6
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi ... 6
2.3.2 Komponen-komponen Sistem Informasi ... 8
2.3.3 Elemen Sistem Informasi ... 9
2.4.1 Requirement Definition ... 11
2.4.2 System And Software Design ... 15
2.4.2.1 Perancangan Sistem ... 15
2.4.2.2 Desain Input ... 20
2.4.2.2 Desain Output ... 22
2.4.3 Implementation And Unit Tasting ... 23
2.4.4 Integration And System Tasting... 23
2.4.5 Operation And Maintenance ... 24
2.5 Database (Basis Data) ... 24
2.5.1 Definisi Basis Data ... 24
2.5.2 Sistem Manajemen Basis Data ... 24
2.5.3 Operasi Dasar Basis Data ... 24
2.5.4 Arsitektur Sistem Basis Data ... 25
2.5.5 Normalisasi ... 25
2.5.5.1 Proses Normalisasi ... 25
2.5.5.2 Komponen-komponen Normalisasi ... 25
2.5.5.3 Tahap-tahap Dalam Normalisasi ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian ... 28
3.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Kereta Api (Persero) 28 3.1.2 Sejarah Stasiun Besar Semarang Tawang ... 31
3.1.3 Struktur Organisasi di Stasiun Semarang Tawang ... 33
3.1.4 Job Description ... 33
3.2 Jenis Data dan Sumber Data ... 34
3.2.1 Jenis Data ... 34
3.2.2 Sumber Data ... 35
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.4 Metode Pengembangan Sistem ... 36
3.4.1 Analisa Sistem ... 36
3.4.2 Desain Sistem ... 36
3.4.4 Pengujian Sistem ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem ... 41
4.1.1 Identifikasi Masalah dan Sumber Masalah ... 41
4.1.2 Identifikasi Kebutuhan Informasi ... 42
4.1.3 Alternatif Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Yang Diusulkan ... 42
4.1.4 Pemilihan Kelayakan Sistem ... 42
4.1.5 Narasi Sistem Penjadwalan Kereta Api ... 43
4.1.6 Flow Of Document ... 45
4.2 Perancangan Sistem ... 46
4.2.1 Context Diagram ... 46
4.2.2 Dekomposisi Diagram ... 47
4.2.3 Dfd Level 0 ... 48
4.2.4 Dfd Level 1 Proses Penyusunan Jadwal ... 49
4.2.5 Dfd Level 1 Proses Informasi ... 50
4.2.6 ERD ... 51
4.2.7 Implementasi ERD ke Tabel... 52
4.2.8 Normalisasi ... 53
4.2.9 Relasi Tabel ... 60
4.2.10 Kamus Data ... 61
4.2.11 Desain File Database ... 62
4.2.12 Perancangan Input/Output ... 64
4.3 Implementasi Sistem ... 67
4.4 Pengujian Sistem ... 73
4.4.1 Pengujian Black Box ... 73
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 76
5.2. Saran ... 76
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tabel Sejarah Singkat Perkeretaapian di Indonesia ... 30
Tabel 4.1 Identifikasi Kebutuhan Hardware ... 42
Tabel 4.2 Identifikasi Kebutuhan Software ... 42
Tabel 4.3 Tabel Kereta Api ... 52
Tabel 4.4 Tabel Stasiun ... 52
Tabel 4.5 Tabel Petugas ... 52
Tabel 4.6 Tabel Jadwal ... 52
Tabel 4.7 Tabel Perjalanan ... 52
Tabel 4.8 Tabel File Kereta Api ... 62
Tabel 4.9 Tabel File Stasiun ... 62
Tabel 4.10 Tabel File Petugas ... 62
Tabel 4.11 Tabel File Jadwal ... 62
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Sistem Informasi ... 7
Gambar 2.2 Skema Interaksi Sistem Informasi ... 9
Gambar 2.3 Pengembangan Sistem Model Waterfall ... 11
Gambar 2.4 Simbol-simbol Flow Of Document ... 11
Gambar 2.5 Simbol-simbol DFD ... 17
Gambar 2.6 Simbol-simbol ERD ... 17
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi ... 33
Gambar 4.1 Flow Of Document ... 45
Gambar 4.2 Context Diagram ... 46
Gambar 4.3 Dekomposisi Diagram ... 47
Gambar 4.4 DFD Level 0 ... 48
Gambar 4.5 DFD Level 1 Proses Penyusunan Jadwal ... 49
Gambar 4.6 DFD Level 1 Proses Informasi ... 50
Gambar 4.7 ERD ... 51
Gambar 4.8 Relasi Tabel ... 60
Gambar 4.9 Desain Form Input Data Master KA ... 64
Gambar 4.10 Desain Form Input Data Master Stasiun ... 64
Gambar 4.11 Desain Form Input Data Petugas ... 65
Gambar 4.12 Desain Form Input Data Jadwal KA ... 65
Gambar 4.13 Desain Form Input Perjalanan ... 66
Gambar 4.14 Desain Informasi Perjalanan ... 66
Gambar 4.15 Desain Laporan ... 67
Gambar 4.16 Tampilan Menu Login ... 67
Gambar 4.17 Tampilan Menu Utama ... 68
Gambar 4.18 Tampilan Menu Master KA ... 68
Gambar 4.19 Tampilan Menu Master Stasiun ... 69
Gambar 4.20 Tampilan Menu Data Petugas ... 69
Gambar 4.22 Tampilan Menu Input Perjalanan ... 70
Gambar 4.23 Tampilan Input Pengumuman ... 71
Gambar 4.24 Tampilan Menu Account ... 71
Gambar 4.25 Tampilan Informasi Perjalanan ... 72
Gambar 4.26 Tampilan Daftar Output Layar ... 72
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Kereta Api (Persero) adalah salah satu badan usaha milik pemerintah yang bergerak di bidang jasa transportasi darat yang melayani keperluan masyarakat diantaranya dengan memberikan Informasi tentang jadwal perjalanan, keterlambatan dan kedatangan Kereta Api di Stasiun.
Selama ini informasi yang tersedia di Stasiun Tawang diperoleh ketika terjadi interaksi yang dilakukan oleh pengguna jasa transportasi Kereta Api terhadap petugas yang ada di Stasiun. Mengenai jadwal perjalanan Kereta Api diperoleh ketika ada yang bertanya kepada salah satu petugas bagian pelayanan informasi. Sedangkan informasi mengenai keterlambatan dan kedatangan kereta api didapat ketika petugas bagian pelayanan informasi memberikan pemberitahuan kepada pengguna jasa transportasi Kereta Api dengan bantuan sarana pengeras suara.
Peraturan dari PT. Kereta Api (persero) tentang pembatasan bagi para pengantar atau penjemput penumpang untuk memasuki area Stasiun memungkinkan kurangnya Informasi yang didapat tentang jadwal perjalanan Kereta Api. Sebagian pengguna jasa transportasi Kereta Api mengalami kebingungan mengenai jadwal kedatangan, keterlambatan dan keberangkatan Kereta Api di Stasiun. Hal ini sering kali membuat sebagian pengguna jasa transportasi Kereta Api mengeluh akan kurangnya ketersediaan Informasi yang diperoleh.
Demi meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jasa transportasi Kereta Api inilah yang mendasari perlunya sebuah Informasi yang bisa diakses atau didapat oleh semua pihak yang membutuhkan Informasi mengenai jadwal perjalanan Kereta Api.
Berdasarkan penjelasan diatas tentang jadwal perjalanan Kereta Api di Stasiun, maka peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “SISTEM INFORMASI PERJALANAN KERETA API DI STASIUN TAWANG SEMARANG”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan permasalahan yang ada yaitu:
“Bagaimana membangun sebuah sistem informasi perjalanan Kereta Api yang dapat memberikan kemudahan kepada semua pihak pengguna jasa transportasi Kereta Api yang berada di areal Stasiun Tawang dalam memperoleh sebuah Informasi mengenai jadwal perjalanan Kereta Api yang akurat?”.
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Sistem Informasi ini hanya untuk jadwal perjalanan Kereta Api yang meliputi stasiun-stasiun perhentian yang termasuk kedalam wilayah DAOP IV semarang.
2. Sistem ini hanya untuk jadwal perjalanan Kereta Api penumpang dengan pemberhentian di Stasiun Tawang.
3. sistem ini hanya akan menampilkan daftar perjalanan Kereta Api per stasiun yang termasuk kedalam wilayah di DAOP IV semarang yang terdiri dari: nama stasiun perhentian, jam datang, jam berangkat, nomor dan nama Kereta Api yang sedang berangkat atau melakukan perjalanan.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dan penulisan tugas akhir ini adalah merancang sebuah sistem informasi tentang perjalanan Kereta Api yang termasuk kedalam wilayah di DAOP IV semarang untuk memberikan Informasi yang akurat kepada semua pihak pengguna jasa transportasi Kereta Api yang berada di areal Stasiun Kereta Api Tawang Semarang.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin di capai penulis dalam pembuatan sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Dapat menjadi sarana untuk melatih kemampuan yang dimiliki penulis dalam merancang sebuah sistem sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
2. Bagi PT. Kereta Api
Dengan dilakukannya pembuatan sistem ini, dapat memudahkan dan meningkatkan pelayanan kepada semua orang yang berada di areal Stasiun dalam memberikan Informasi jadwal perjalanan Kereta Api di Stasiun Tawang Semarang.
3. Bagi Akademik
Laporan tugas akhir ini dapat menjadi bahan acuan dan tolak ukur atas keberhasilan akademik dalam mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.[5]
Dari definisi dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu:
a. Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur.
b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem yang bersangkutan.
c. Unsur-unsur di dalam sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.[5]
2.1.2 Karakteristik Sistem
Karakteristik dari sistem adalah :
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi atau saling bekerjasama untuk membentuk suatu
kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen
sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batas Sistem
Batas sistem adalah Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas suatu sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar sistem ialah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan atau merugikan sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem
Penghubung sistem merupakan media yang
menghubungkan antara subsistem satu dengan subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.
5. Masukan Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem yang berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
6. Keluaran
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah atau diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk
subsistem yang lain atau kepada supra sistem. 7. Pengolahan Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem dibangun untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Suatu sistem tidak akan berguna jika sistem tersebut tidak mempunyai tujuan atau sasaran.[6]
2.2 Konsep Dasar Informasi 2.2.1 Pengertian Informasi
informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.[1]
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan
bentuk yang masih mentah yang belum menjelaskan secara rinci, sehingga data perlu diolah lebih lanjut untuk menghasilkan suatu informasi.[1]
2.2.2 Kualitas Informasi 1. Akurat (Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan, tidak bias dan menyesatkan. Informasi harus akurat karena dari sumber inforamsi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
2. Tepat Pada Waktunya (Timeliness)
Informasi yang datang kepada penerimanya tidak boleh terlambat, informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan.
3. Relevan (Relevance)
Relevan artinya informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Terdapat banyak definisi mengenai sistem informasi, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun,
menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.[4]
b. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.[5]
Gambar 2.1 : Bagan Sistem Informasi Keterangan:
a. Masukkan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk kedalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukkan dapat berupa hal-hal berwujud (bahan mentah) maupun tidak tampak (informasi). Pada sistem informasi, masukkan dapat berupa data transaksi dan data nontransaksi (misalanya surat pemberitahuan), serta instruksi.
b. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan
perubahan atau transformasi dari masukkan menjadi keluaran yang berguna, misalnya berupa informasi produk.
c. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetak laporan dan sebagainya.
masuk an
keluaran proses
2.3.2 Komponen-komponen Sistem Informasi
1. Komponen Input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Komponen Model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basisi data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Komponen Output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang
merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
4. Komponen Teknologi
Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Komponen Hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi, yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau sebagai
sumber data dan informasi untuk memperlancar dan
mempermudah kerja dari sistem informasi.
6. Komponen Software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,
menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari
7. Komponen Basis Data
Basis data merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, yang tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
8. Komponen Kontrol
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun dapat diatasi.
Gambar 2.2 : Skema interaksi Sistem Informasi 2.3.3 Elemen Sistem Informasi
1. Orang
Orang atau personil yang di maksud yaitu operator komputer, analis sistem, programmer, personal data entry, dan manajer sistem informasi.
Prosedur merupakan elemen fisik dan disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada tiga jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.
3. Perangkat Keras
Perangkat keras terdiri dari atas komputer, peralatan penyimpanan data, dan terminal masukan atau keluaran.
4. Perangkat Lunak
Perangkat lunak ddibagi menjadi tiga jenis utama, yaitu : a. Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian
dan sistem manajemen data yang memungkinkan
pengoperasian sistem komputer.
b. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.
c. Aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.
5. Basis Data
File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard
disk dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan
catatan lain diatas kertas dan lain sebagainya.
2.4 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem menggunakan system Development
Life Cycle Model (SDLC Model) atau juga dikenal dengan model waterfall.
Metode pengembangan ini mengusulkan pendekatan pengembangan
perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial, metode ini didasarkan pada beberapa aktifitas berikut :
Gambar 2.3 : Pengembangan Sistem Model Waterfall
2.4.1 Requirement Definition
Analisis sistem adalah sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan
maksud untuk mengklasifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan dan
hambatan-hambatan yang terjadi serta kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.[2]
Dalam langkah analisa sistem, kegiatan ditekankan pada penelitian dan penjabaran sistem yang berjalan untuk mendapatkan kebutuhan yang nyata secara detail sesuai fakta-fakta yang ada. Alat bantu yang dapat digunakan untuk menggambarkan sistem yang berjalan dengan menggunakan flow of document atau diagram alir.
Simbol Keterangan
Simbol Dokumen
Menunjukan dokumen input dan output untuk proses manual, mekanik/ computer Simbol Kegiatan Manual
Menunjukan kegiatan atau proses
Simbol Penyimpanan
File non computer yang diarsip urut
angka (numerical).
File non computer yang diarsip urut
huruf (alpha betical).
File non computer yang diarsip urut
tanggal (chronological). Garis Alir
Menunjukan arus dari proses. Penjelasan
Menunjukan penjelasan dari suatu
proses.
Simbol Penghubung
Menunjukan penghubung ke halaman yang masih sama.
Menunjukan penghubung kehalaman
yang lain.
Pengurutan Offline
Menunjukan proses pengurutan data
diluar proses computer. Proses
Menunjukan kegiatan proses dari operasi program computer.
Harddisk
Menunjukan input atau output
menggunakan disket. N
A
Keyboard
Menunjukan input yang menggunakan
harddisk. Display
Menunjukan output yang ditampilkan di
monitor sceen.
Gambar 2.4 : Simbol-simbol Flow Of Document
Dalam tahap analisis sistem terhadap langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analisis sistem sebagai berikut :
a. Identify
Identify yaitu Mengidentifikasi masalah, merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah dapat didefenisikan suatu pertanyaan yang di
inginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah yang
menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat tercapai. Oleh karena itulah pada tahap analisis sistem, langkah pertama yang harus dilakukan oleh analisis sistem adalah mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi.
Tugas-tugas yang harus dilakukan adalah : 1. Mengidentifikasi penyebab masalah 2. Mengidentifikasi titik keputusan
3. Mengidentifikasi personil-personil kunci. b. Understand
Understand yaitu memahami kerja dari sistem yang ada,
langkah kedua dari analisis sistem adalah memahami kerja dari
sistem yang ada. Langkah ini dapat dilakukan dengan
mempelajari secara terinci bagaimana dari sistem yang ada beroperasi dan biasanya diperlukan data yang di peroleh dengan cara melakukan penelitian.
Dalam langkah ini ada beberapa tugas yang perlu dilakukan, yaitu:
1. Menentukan jenis penelitian merencanakan jadwal penelitian.
2. Membuat penugasan penelitian.
3. Membuat agenda wawancara.
4. Mengumpulkan hasil penelitian. c. Analyze
Analize yaitu menganalisis sistem, langkah ini dilakukan
berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Tahap ini meliputi:
1. Menganalisis kelemahan sistem, menganalisis distribusi
pekerjaan, menganalisis pengukuran pekerjaan,
menganalisis keandalan, menganalisis dokumen,
menganalisis laporan dan menganalisis teknologi.
2. Menganalisis kebutuhan informasi pemakai atau
manajemen. d. Report
Report yaitu membuat laporan hasil analisis. Langkah ini
dilakukan dengan membuat laporan hasil analisis untuk dipakai sebagai rancangan selanjutnya. Tujuan utama dari penyerahan laporan ini adalah :
1. Melaporkan bahwa analisis telah selesai dilakukan.
2. Meluruskan kesalah pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetai tidak sesuai menurut manajemen.
3. Meminta pendapat dan saran dari pihak manajemen terkait. 4. Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk
melakukan tindakan selanjutnya ( dapat berupa meneruskan ke tahap desain sistem atau menghentikan proyek bila dipandang tidak layak lagi).
5. Semua hasil yang didapat dari penelitian perlu dilampirkan pada laporan hasil analisis ini, untuk diperiksa mengenai kebenaran data yang telah diperoleh.
Laporan analisis sistem disiapkan secara professional dengan menggunakan kertas, pc atau teknologi case. Beberapa isi laporan analisis sistem yang perlu ada adalah :
a. Alasan dan lingkup dari analisis sistem. b. List dari masalah utama yang diidentifikasi.
c. Pernyataan yang lengkap dan definisi dari kebutuhan user. d. List dari asumsi kritis
e. Rekomendasi
2.4.2 System and Software Design
Desain sistem menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa.
Tujuan dari desain sistem ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem serta memberikan gambaran yang jelas dan lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
2.4.2.1 Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah perancangan sistem
untuk menentukan bagaimana suatu sistem akan
menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan, tahap ini menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan komponen-komponen perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi, sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem.[2]
Tujuan perancangan sistem adalah sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik yang terlibat.
Alat Bantu Perancangan Sistem adalah sebagai berikut : 1. Contex Diagram (CD)
Contex diagram digunakan untuk menggambarkan sistem secara garis besar, sehingga disebut juga sebagai top level. Contex diagram
hanya mengandung satu proses saja. Proses ini
mewakili proses dari seluruh sistem serta
menggambarkan input atau output antara sistem dengan dunia luarnya.
2. DFD (Data Flow Diagram)
Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram
untuk menggambarkan aliran data dalam sistem, sumber dan tujuan data, proses yang mengolah data
tersebut, dan tempat penyimpanan datanya.
(Fathoni, 2007:26)
Data Flow Diagram mempunyai dua tujuan yaitu :
a. Untuk memberikan indikasi mengenai
bagaimana data di transformasikan pada saat data bergerak melalui sistem.
b. Untuk menggambarkan fungsi-fungsi dan sub-fungsi yang mentransformasi aliran data.[7] Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut :
Simbol Keterangan
External Entity, digunakan untuk
menggambarkan asal atau tujuan data.
Proses, digunakan untuk proses
pengolahan atau transformasi
data.
Data Flow, digunakan untuk menggambarkan aliran data yang berjalan.
Data Store, digunakan untuk menggambarkan data flow yang sudah disimpan atau diarsipkan. Gambar 2.5 : Simbol-simbol DFD
3. Entity Relation Diagram (ERD)
Entity Relation Diagram (ERD) adalah
notasi yang di gunakan untuk melakukan aktivitas pemodelan data. Atribut dari masing-masing objek yang di tulis pada ERD dapat di gambarkan dengan menggunakan deskripsi objek data.[7]
Simbol-simbol yang digunakan dalam ERD adalah sebagai berikut :
Simbol keterangan
Entitas, yaitu sesuatu yang nyata atau
abstrak dimana kita akan menyimpan data.
Atribut, yaitu ciri umum atau sebagian
besar instansi pada entitas tertentu. Relasi, yaitu hubungan alamiah yang terjadi satu atau lebih entitas.
Garis, menghubungkan atribut dengan entitas dan entitas dengan relasi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat ERD adalah sebagai berikut :
a. Menentukan entitas
Menentukan peran, kejadian, lokasi, hal nyata
dan konsep dimana penggunaan untuk
menyimpan data. b. Menentukan relasi
Menentukan hubungan antar pasangan entitas menggunakan matriks relasi.
c. Gambar ERD sementara
Entitas digambarkan dengan kotak, sedangkan relasi digambarkan dengan garis.
d. Isi kardinalitas
Menentukan jumlah kejadian satu entitas untuk sebuah kejadian pada entitas yang berhubungan. e. Tentukan kunci utama
Menentukan atribut yang mengidentifikasikan satu dan hanya satu kejadian masing-masing entitas.
f. Gambar ERD berdasarkan kunci\
Menghilangkan relasi many to many dan
memasukkan primary dan kunci tamu pada masing-masing entitas.
g. Menentukan atribut
Menentukan field-field yang diperlukan sistem. h. Pemetaan atribut
Memasang atribut dengan entitas yang sesuai. i. Gambar ERD dengan stribut
Mengatur ERD dari langkah gambar ERD
relasi yang ditemukan pada langkah pemetaan atribut.
j. Periksa hasil
Apakah ERD sudah menggambarkan sistem yang akan dibangun?
4. Derajat relasi atau kardinalitas
Derajat relasi merupakan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lain dari sejumlah kemungkinan benyaknya hubungan antar entitas tersebut.
Kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan begitu sebaliknya.
a. Satu ke Satu
Yang berarti setiap entitas pada himpunan
entitas A berhubungan paling banyak satu
entitas pada himpunan entitas B, dan begitu sebaliknya setiap etitas B berhubungan dengan
paling banyak dengan satu entitas pada
himpunan entitas A. b. Satu ke Banyak
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak
sebaliknya, dimana setiap entitas pada
himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpnan entitas A
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya dimana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak pada himpunan entitas A.
5. Kamus Data (Data Directory)
Kamus data digunakan untuk
mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus data di buat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis sistem maupun perancangan sistem.
Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang input, laporan-laporan dan database.
2.4.2.2 Desain Input
Alat Input dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu alat input langsung (online input device) dan alat
input tidak langsung (offline input device). Alat input
merupakan suatu alat yang langsung dihubungkan CPU (central processing unit), misalnya dengan keyboard,
mouse, dan lain sebagainya . alat input tidak langsung
dihubungkan dengan CPU.
Proses input dapat melibatkan 2 atau 3 tahapan
utama yaitu pengambilan data, penyiapan data,
pemasukan data.
a. pengambilan data atau (data capture), merupakan proses mencatat kejadian nyata yang terjadi akibat transaksi yang dilakukan oleh organisasi kedalam dokumen dasar. Dokumen dasar merupakan bukti transaksi.
b. Penyiapan data (data preparation), yaitu mengubah data yang telah dimasukkan kedalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin misalnya, pita magnetik, atau disk magnetic.
c. Pemasukan data (data Entry) merupakan proses
membaca atau memasukkan data kedalam komputer. Yang perlu didesain secara rinci untuk input adalah bentuk dari dokumen dasar yang digunakan untuk memasukkan data, kode-kode input yang digunakan dan bentuk dari tampilan input diatas alat input. Untuk tahap desain input secara umum, yang perlu dilakukan secara umum adalah mengidentifikasi terlebih dahulu
input-input yang akan didesain secara rinci.
Langkah-langkah ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kebutuhan input dari sistem yang ada
Input yang akan didesain dapat ditentukan
dari diagaram Arus Data (DAD) sistem yang ada.
Input di DAD ditujukkan oleh arus data dari luar
kesuatu proses dan bentuk tampilan input dialat
input yang ditujukkan oleh suatu proses pemasukan
data.
2. Menentukan parameter dari input
Setelah input-input yang akan didesain telah
dapat ditentukan, maka parameter dari input
selnjutnya dapat ditentukan. Parameter ini meliputi : Bentuk dari input, dokumen dasar atau bentuk
isian dialat input Sumber input
Alat input yang digunakan Volume input
2.4.2.3 Desain Output
Output ( keluaran ) adalah produk dari sistem
informasi yang dapat dilihat. Output dapat berupa hasil dimedia keras (seperti kertas, microfilm) atau hasil
dimedia lunak (berupa tampilan dilayar monitor).
Disamping itu output juga dapat berupa hasil dari suatu proses lain yang tersimpan disuatu media seperti tape,
disk atau kartu.
Output dapat diklasifikasikan kedalam beberapa type, yaitu internal output (output intern) dan output
eksternal (extern output).
Output intern adalah output yang dimasudkan untuk
mendukung kegiatan manajemen. Output ini akan tetap ada diperusahaan dan akan disimpan sebagai arsip atau dimusnakan bila tidak digunakan lagi. Output ini dapat berupa laporan rinci, laporan ringkasan dan laporan yang aslinnya.
Output ekstern adalah output yang akan
didistribusiakan kepada pihak luar yang
membutuhkannya. Contoh output ekstern adalah faktur, tanda terima pembayaran, surat jalan untuk barang, dan lain sebagainya. Output ekstern ini dibuat di formulir yang sudah tercetak sebelumnya (preprinted form) dan sistem informasi hanya menambahkan bagian-bagian yang masih harus diisi.
Desain output secara umum dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan kebutuhan output dari sistem baru
Output yang akan didesain dapat ditentukan
dibuat. Output di DAD ditunjukkan arus data dari suatu proses ke proses lainya.
2. Menetukan parameter dari output
Setelah output yang akan didesai telah dapat ditenntukan, maka parameter dari output selanjutnya dapat ditentukan. parameter ini meliputi tipe dari
output, formatnya, media yang digunakan, jumlah
tembusan tebusan, distribusi dan periode output.
2.4.3 Implementation and Unit testing
Merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk juga menuliskan kode program dengan menggunakan bahasa pemrograman komputer yang telah ditentukan dalam tahap sebelumnya.
Desain yang telah dibuat diterjemahkan dalam bentuk kode program yang dapat dieksekusi dan dimengerti oleh mesin. Kemudian dilakukan pengujian tiap-tiap program atau unit program untuk memperbaiki error dalam penulisan kode dan untuk meyakinkan bahwa fumgsi-fungsi yang dibentuk dapat berjalan sesuai keinginan. Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan unit program yang dapat dieksekusi dan valid.
2.4.4 Integration and system Testing
Setelah proses implementation and unit testing selesai, langkah berikutnya berupa proses pengujian atau test sistem. Pengetesan sistem termasuk juga pengetesan program secara menyeluruh.
Pengetesan sistem ini adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen-komponen dari sistem tersebut telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pengetesan sistem bertujuan untuk mencari kesalahan-kesalahan atau kelemehan-kelemahan yang mungkin masih terjadi.
2.4.5 Operation and Maintenance
Fase ini merupakan fase perawatan terhadap sistem yang telah dikembangkan dan diimplementasikan. Cakupan fase ini berupa proses perawatan terhadap sistem yang berkaitan dengan perawatan berkala dari sistem maupun proses terhadap perbaikan sistem manakala sistem menghadapi kendala dalam operasionalnya akibat masalah teknis dan non-teknis yang tidak terindikasi dalam proses pengembangan sistem.
Proses maintenance ini juga meliputi upaya-upaya
pengembangan terhadap sistem yang telah dikembangkan
sebelumnya dalam menghadapi dan mengantisipasi perkembangan maupun perubahan sistem bersangkutan.
2.5 Database (Basis Data)
2.5.1 Definisi Basis Data
Database (basis data) merupakan kumpulan data yang
saling berhubungan satu dengan lainnya yang tersimpan di perangkat keras komputer dan diperlukan suatu perangkat lunak untuk memanipulasi basis data tesebut.[3]
2.5.2 Sistem Manajemen Basis Data
Sistem namajemen basis data (databse - management sistem atau DBMS) adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mengendalikan data, termasuk penyimpanan data, pengambilan data, keamanan data, dan integritas data.
Fungsi utama DBMS adalah untuk menyediakan
lingkungan yang nyaman dan efisien untuk digunakan dalam pengambilan dan penyimpanan informasi di basis data.
2.5.3 Operasi Dasar Basis Data
a. Pembuatan basis data baru (create database). b. Penghapusan basis data (drop database).
c. Pembuatan file atau tabel baru ke suatu basis data (create
d. Penghapusan file atau tabel dari suatu basis data (drop table). e. Penambahan atau pengisian data baru ke sebuah file atau tabel
di sebuah basis data (insert).
f. Pengambilan data dari sebuah file atau tabel (retrieve atau
search).
g. Pengubahan data dari sebuah file atau tabel (update). h. Penghapusan data dari sebuah file atau tabel (delete). 2.5.4 Arsitektur Sistem Basis Data
Terdapat dua bentuk arsitektur sistem basis data, yaitu sistem terpusat dan sistem Client-Server.
Sistem basis data terpusat adalah sistem basis data yang dijalankan pada sistem komputer tunggal dan tidak berinteraksi
dengan sistem pada komputer lain. Pengguna terkoneksi ke
komputer pusat melalui terminal.
Sistem basis data Client-Server adalah sistem basis data yang memisahkan program pengguna dengan program basis data di sistem yang berbeda. Pengguna terkoneksi ke pusat data yang disebut server sistem melalui suatu program pengguna (user
interface) yang terdapat pada komputer. Sistem tempat program
pengguna berada disebut client system.
2.5.5 Normalisasi
2.5.5.1 Proses Normalisasi
Proses normalisasi merupakan suatu proses dimana elemen-elemen data dikelompokkan menjadi tabel-tabel, dimana dalam tabel tersebut terdapat entity-entity dan relasi antar entity.
2.5.5.2 Komponen-komponen Normalisasi
1. Entity
Merupakan konsep informasi yang terekam meliputi orang, kejadian dan tempat.
2. Field atau Atribut
Merupakan sesuatu yang mewakili entity. 3. Data Value
Merupakan isi data yang merupakan informasi yang tersimpan dalam setiap atribut.
4. Record
Merupakan kumpulan atribut yang saling berkaitan satu dengan yang lain dan menginformasikan suatu
entity secara lengkap.
5. Field Kunci
Merupakan satu field yang terdapat dalam satu file yang menjadi kunci dan mewakili record, field kunci mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan penentu dalam pencarian suatu
record data.
2.5.5.3 Tahap-tahap dalam normalisasi 1. Bentuk tidak Normal
Merupakan bentuk dimana semua data
dikumpulkan apa adanya tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu, bisa jadi data yang dikumpulkan akan tidak lengkap dan terjadi duplikat data.
2. Bentuk Normal Pertama
Merupakan suatu bentuk dimana data yang dikumpulkan menjadi satu field yang sifatnya tidak berulang dan tiap field hanya mempunyai satu pengertian.
3. Bentuk Normal Kedua
Merupakan suatu bentuk dimana harus
memenuhi syarat yaitu sudah memenuhi kriteria sebagai bentuk normal pertama serta field bukan kunci tergantung secara fungsi.
4. Bentuk Normal Ketiga
Merupakan suatu bentuk dimana harus
memenuhi syarat yaitu sudah memenuhi kriteria sebagai bentuk normal kedua serta field bukan kunci tergantung secara fungsi pada kunci primer.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Obyek penelitian
Obyek Penelitian dari tugas akhir ini adalah di Stasiun Tawang Semarang yang beralamat di JL. Taman Tawang No.1 Semarang.
3.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT.Kereta Api (persero)
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan
pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia
Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan
diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische
Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan
lebar sepur 1435 mm.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun
jalan KA didaerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau
pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar - Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA disana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm dibeberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro -Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, pengambilalihan penguasaan perkeretaapian secara resmi dialihkan ke tangan Pemerintahan Indonesia. Dan pada tanggal 28 September 1945 dibentuk perusahaan Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI). Pada tanggal 27 September 1949 Pemerintah RI mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.2 yang menyatakan bahwa Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) dan Staat Spoorwage (SS) digabungkan menjadi satu yaitu Djawatan Kereta Api (DKA). Kemudian pada tanggal 25 Mei 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 1963 status perkeretaapian berubah dari Djawatan Kereta Api (DKA) menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 1971, pada tanggal 15 September 1971 PNKA berubah lagi menjadi
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) dan selanjutnya berdasarkan Keputusan Presiden No.44 Tahun 1974, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) merubah unit organisasi dalam lingkungan Departemen Perhubungan dimana kedudukan, fungsi, tugas dan susunan organisasi diatur berdasarkan Keppres tersebut.
Terhitung tanggal 2 Februari 1991 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.57 tahun 1991, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) berubah status menjadi Perusahaan Umum Kereta Api
(PERUMKA) yang kepemilikannya dikuasai oleh negara.
PERUMKA berusaha menekan kerugian sosial dengan cara meningkatkan produktivitas kereta api dan menggunakan peralatan dalam pengoperasian secara optimal sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 1998 terhitung sejak tanggal 1 Juni 1999 telah dialihkan usahanya dari PERUMKA menjadi PT.Kereta Api dengan bentuk badan usaha Persero yang berkantor pusat di Bandung.
Periode Status Dasar Hukum
Th. 1864
Pertama kali dibangun Jalan Rel sepanjang 26 km antara Kemijen Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda 1864 s.d 1945 Staat Spoorwegen (SS) Verenigde Spoorwegenbedrifj (VS)
Deli Spoorwegen Maatschappij
(DSM) IBW 1945 s.d 1950 DKA IBW
1950 s.d 1963 DKA – RI IBW 1963 s.d 1971 PNKA PP. No. 22 Th. 1963 1971 s.d.19 91 PJKA PP. No. 61 Th. 1971 1991 s.d 1998 PERUMKA PP. No. 57 Th. 1990 1998 s.d. ...
PT. KERETA API (Persero)
PP. No. 19 Th. 1998 Keppres No. 39 Th. 1999 Akte Notaris Imas Fatimah Tabel 3.1 Tabel Sejarah Singkat Perkeretaapian di Indonesia 3.1.2 Sejarah Stasiun Besar Semarang Tawang
Stasiun Besar Semarang Tawang mulai beroperasi pada 1 Juni 1914. Stasiun ini dibangun oleh perusahaan kereta api NIS (Nederlandsch-Indische Spoorwegmaatschappij) selain sebagai monumen untuk merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari
Spanyol, juga untuk menggantikan Stasiun Semarang di
Tambaksari yang dianggap sudah tidak memadai lagi. Stasiun Semarang sudah dioperasionalkan sejak tahun 1867.
Arsitek Stasiun Semarang Tawang adalah JP de Bordes. Tinggi bangunan dengan pilar dan tembok kokoh membentuk
kemegahan. Bagian puncak atap yang berbentuk kubah
menunjukkan gaya arsitektur masa itu. Bentuk lengkung dan
persegi mendominasi ornamen bangunan. Kanopi di depan pintu
masuk menambah kesan eksklusif stasiun ini. Meski hasil
rancangannya terkesan megah, arahan dari direksi NIS di Den Haag (Belanda) lebih menekankan pada bangunan yang fungsional. Disaat yang hampir bersamaan, pada 6 Agustus 1914, perusahaan kereta api SCS (Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij) meresmikan Stasiun Semarang Poncol yang dirancang oleh arsitek
Henry Maclaine Pont.
Pada awal beroperasinya, tidak ada jalur kereta api yang menghubungkan antara Stasiun Semarang Tawang dan Semarang Poncol, dua-duanya merupakan stasiun ujung atau kopstation. Stasiun Semarang Poncol melayani kereta api dari/ke menuju barat (Cirebon) dan Stasiun Semarang Tawang melayani kereta api dari/ke timur (Solo dan Yogyakarta). Ini dikarenakan bahwa kedua stasiun tersebut milik dua perusahaan kereta api yang berbeda yaitu NIS dan SCS. Akibat jaringan kereta api yang terpisah, masing-masing perusahaan itu mempunyai stasiun yang terpisah pula. Keadaan ini cukup merepotkan, tidak hanya bagi penumpang tapi (terutama) untuk angkutan barang. Baru ketika awal pemerintah Jepang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1942/1943, kedua stasiun itu dapat dihubungkan dengan jalur kereta api karena kedua perusahaan kereta api itu digabungkan oleh pemerintahan Jepang di Indonesia.
Mulai Juli 2009, PT Kereta Api (persero) menjadikan sekitar 600 stasiun yang berusia diatas 50 tahun menjadi bangunan cagar budaya, termasuk didalamnya adalah stasiun Semarang Tawang. Langkah tersebut bertujuan melestarikan bangunan kuno
agar tetap terjaga keasliannya. Menjadikan stasiun sebagai cagar budaya akan menjaga kenyamanan dan kebersihan stasiun. Saat ini yang pengerjaannya telah dimulai adalah stasiun Semarang Tawang. Restorasi Stasiun Semarang Tawang baru satu langkah yang harus ditempuh untuk melestarikan bangunan bersejarah ini. Rencana restorasi meliputi penggantian lapisan dinding pada bangunan stasiun yang menggunakan semen abu-abu atau portland cement (PC), serta cat tembok emulsi. Salah satu ruangan yang segera direstorasi dindingnya adalah lobi utama stasiun. Lobi ini dirancang sesuai fungsi stasiun Semarang Tawang, sebagai pintu masuk utama Kota Semarang.
3.1.3 Struktur Organisasi di Stasiun Semarang Tawang
Gambar 3.1 : Bagan Struktur Organisasi 3.1.4 Job Description
1. Kepala Stasiun Besar A Tawang Semarang
Tugas : memimpin stasiun tawang semarang dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang ada di stasiun tawang semarang.
2. Wakil Kepala Stasiun Besar A Tawang Semarang
Tugas : membantu dan mendampingi tugas dari kepala stasiun tawang semarang.
3. Supervisor Perka & Administrasi
Tugas : bertanggung jawab untuk penanganan yang
berhubungan dengan perjalanan kereta api yang ada di stasiun tawang semarang dan mengurusi semua administrasi di stasiun semarang tawang.
4. Supervisor Pelayanan Stasiun
Tugas : bertanggung jawab terhadap semua pelayanan publik yang ada di stasiun tawang semarang diantaranya tentang masalah tiketing dan pelayanan informasi.
5. Supervisor Pelayanan Kom. Stasiun
Tugas: bertanggung jawab tentang pelayanan komersil stasiun yang meliputi internal dari stasiun semarang tawang dan eksternal dari stasiun semarang tawang.
6. Supervisor Kamtib Stasiun
Tugas : bertanggung jawab terhadap tata tertib yang ada di stasiun semarang tawang yang terdiri dari keamanan dan kebersihan di stasiun semarang tawang.
3.2 Jenis Data dan Sumber Data
3.2.1 Jenis Data
1. Data kuantitatif
a. GAPEKA (Grafik Perjalanan Kereta Api) tahun 2011 2. Data kualitatif
a. Buku jarak singkat bagi angkutan penumpang b. Sejarah PT. Kereta Api (Persero)
c. Sejarah stasiun semarang tawang d. Struktur organisasi di stasiun tawang e. Daftar nama-nama kereta api
3.2.2 Sumber Data 1. Data primer
a. GAPEKA (Grafik Perjalanan Kereta Api) tahun 2011 b. Buku jarak singkat bagi angkutan penumpang
c. Sejarah PT. Kereta Api (Persero) d. Struktur organisasi di stasiun tawang e. Daftar nama-nama kereta api
2. Data sekunder
a. Sejarah stasiun semarang tawang
b. Peraturan terbaru PT. Kereta Api (Persero)
3.3 Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara tatap muka dan melakukan tanya jawab secara
langsung antara penulis dengan sumber data. Di sini penulis
melakukan kegiatan wawancara dengan pihak PT. Kereta Api (Persero) DAOP IV semarang pada bagian junior manager sistem informasi dan dengan petugas yang ada di stasiun tawang semarang. 2. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari berbagai macam buku literature untuk mencari teori atau konsep yang dapat digunakan sebagai landasan teori yang sesuai dengan topik penelitian.
3. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan dan pendataan yang terdapat pada obyek penelitian. Penulis melakukan observasi yang dilakukan di Stasiun Tawang Semarang dengan mengamati dan melakukan pendataan terhadap berbagai informasi yang terdapat di Stasiun.
3.4 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan penulis dalam pembuatan sistem informasi ini adalah menggunakan system Development
Life Cycle Model (SDLC Model) atau juga dikenal dengan model
waterfall. Langkah-langkah dalam pengembangan sistem model waterfall adalah :
3.4.1 Analisa Sistem
Pada tahap ini dilakukan sebuah analisa terhadap obyek yang diteliti. Analisa sistem terdiri dari beberapa hal, yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah yang ada di obyek penelitian yaitu di Stasiun Tawang Semarang.
2. Memahami kinerja dari sistem yang ada di Stasiun Tawang Semarang.
3. Menganalisis kebutuhan informasi yang diperlukan oleh semua pengguna jasa transportasi Kereta Api.
4. Mengusulkan alternatif-alternatif sistem pada Stasiun Tawang Semarang.
5. Memilih sistem yang tepat dari beberapa sistem yang
disarankan. 3.4.2 Desain Sistem
Desain sistem merupakan suatu penggambaran mengenai berbagai kebutuhan yang dibutuhkan oleh pengguna informasi kedalam suatu rancangan sistem informasi yang diajukan kepada pengguna informasi untuk dipertimbangkan.
Desain sistem terdiri dari : 1. Perancangan Sistem
a. Contex Diagram (CD)
Contex diagram merupakan diagram yang
menunjukkan hubungan antara suatu proses dengan suatu entitas tertentu. Diagram ini merupakan penggambaran dari suatu sistem secara menyeluruh atau secara utuh.
b. Data Flow Diagram (DFD)
Data flow diagram merupakan suatu penggambaran dari sebuah sistem yang terdiri dari simbol-simbol tertentu yang berfungsi untuk mengetahui tentang aliran data yang mengalir dari suatu proses dan entitas yang saling berhubungan.
2. Perancangan Database
a. Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity relationship diagram Merupakan proses
penggambaran yang menghubungkan antar entitas dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu. Langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan menentukan entitas yang akan terlibat.
2. Menentukan primary key dari masing-masing entitas yang terlibat.
3. Menentukan relasi yang sesuai untuk menghubungkan antar entitas tertentu.
4. Menentukan derajat kardinalitas antar relasi yang terjadi.
5. Melengkapi atribut-atribut yang bukan primary key di dalam entitas maupun relasi antar entitas.
b. Kardinalitas atau Derajat relasi
Kardinalitas atau derajat relasi merupakan jumlah meksimum dari suatu entitas yang saling berelasi dengan
entitas yang lain. Derajat relasi bertujuan untuk
menentukan bahwa relasi tersebut dapat menjadi sebuah tabel atau tidak.
1. Satu ke satu
Menentukan bahwa setiap himpunan pada entitas A berhubungan dengan satu himpunan pada entitas B.
2. Satu ke banyak
Menentukan bahwa setiap himpunan pada entitas A dapat berhubungan banyak dengan himpunan pada entitas B.
3. Banyak ke banyak
Menentukan bahwa setiap himpunan pada entitas A dapat berhubungan banyak pada entitas B begitu juga sebaliknya himpunan entitas B dapat berhubungan banyak pada himpunan entitas A.
3. Normalisasi
Normalisasi bertujuan untuk mengelompokkan data-data yang terlibat menjadi sebuah tabel-tabel yang saling berelasi.
Tahapan dalam normalisasi adalah sebagai berikut: 1. Bentuk tidak normal
Mengumpulkan semua data di dalam satu tabel tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu yang terkadang membuat data kurang lengkap dan bersifat ganda. 2. Bentuk normal pertama
Bentuk normal pertama bertujuan untuk
mengumpulkan data didalam sebuah field tertentu dimana data tersebut dibentuk dalam record-record dan tidak boleh ada atribut yang berulang-ulang atau bernilai ganda.
3. Bentuk normal kedua
Bentuk normal kedua terjadi jika bentuk normal pertama sudah terpenuhi dimana field bukan kunci tergantung secara fungsional.
4. Bentuk normal ketiga
Bentuk normal ketiga terjadi jika bentuk normal kedua sudah terpenuhi dimana field bukan kunci tergantung secara fungsi pada kunci primer.
3. Kamus Data
Kamus data merupakan kumpulan data-data yang saling berhubungan yang dapat tersimpan dalam perangkat keras komputer dan dapat dimanipulasi dengan suatu perangkat lunak tertentu.
4. Desain Input
Desain input merupakan desain masukan yang dibuat untuk tampilan luar dari suatu sistem. Desain input ini merupakan sebuah penggambaran dari suatu inputan atau masukan dari sistem yang berfungsi memudahkan user atau pemakai dalam melakukan proses pendataan terhadap suatu data tertentu.
5. Desain Output
Desain output merupakan desain keluaran yang dibuat untuk menyajikan sebuah informasi yang terjadi dari sebuah
input atau masukan data. Desain output dapat berupa
penggambaran desain dalam bentuk tampilan di layar monitor atau dalam bentuk cetak dokumen.
3.4.3 Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menerapkan sebuah rancangan desain yang telah dibuat sebelumnya ke dalam bahasa pemrograman tertentu. Langkah dari implementasi ini adalah:
1. Membangun database dari sistem yang akan dibuat dengan
berdasarkan dari gambar ERD yang telah dibuat.
2. Membuat menu utama yang didasari dari desain menu utama yang telah dirancang sebelumnya.
3. Membuat menu input-input data yang didasari dari desain input yang telah dirancang sebelumnya.
4. Membuat menu output-output data yang didasari dari desain output yang telah dirancang sebelumnya.
3.4.4 Pengujian Sistem
Pengujian sistem merupakan suatu proses mencoba atau menguji sistem atau perangkat lunak yang telah dihasilkan. Proses pengujian sistem berfungsi untuk menemukan kemungkinan kesalahan-kesalahan sistem yang dapat dijadikan evaluasi untuk meningkatkan kualitas dari sistem tersebut. Pengujian sistem dapat dilakukan dengan menggunakan metode black box. Pengujian black box merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji apakah hasil keluaran dari sistem tersebut sesuai dengan data yang dimasukkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Sistem
4.1.1 Identifikasi Masalah dan Sumber Masalah a. Identifikasi masalah
Masalah-masalah yang terjadi di stasiun tawang semarang yang berhubungan dengan proses informasi perjalanan kereta api, yaitu :
1. Ketidakpastian tentang jam kedatangan di stasiun tawang membuat kebingungan para penjemput, pengantar dan penumpang yang ada di stasiun.
2. Kurangnya informasi mengenai jam kedatangan kereta api di stasiun ketika kereta api mengalami keterlambatan.
3. Informasi mengenai jam kedatangan diperoleh ketika terjadi
proses interaksi yang dilakukan oleh pengguna jasa
transportasi kereta api kepada petugas di stasiun tawang yang dirasakan kurang efisien.
b. Identifikasi sumber masalah
Sumber permasalahan yang terjadi terdapat di bagian pelayanan informasi mengenai jadwal perjalanan kereta api yang meliputi jam kedatangan kereta api yang ada di stasiun tawang semarang. 4.1.2 Identifikasi Kebutuhan Informasi
1. Identifikasi Data a. Data Kereta Api
b. Data Stasiun Kereta Api
c. Data Petugas Pelayanan Informasi d. Data Perjalanan Kereta Api e. Jadwal Kereta Api
2. Identifikasi Informasi
a. Laporan Perjalanan Kereta Api
4.1.3 Alternatif Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Yang Diusulkan 1. Identifikasi Kebutuhan Perangkat Keras (hardware)
NO Kebutuhan Hardware
1 Motherboard
2 Processor mulai dari dualcore
3 Memory card 256 mb 4 Harddisk 40 gb 5 Vga card 1 gb 6 Mouse 7 Keyyboard 8 Monitor LCD 14 inch 9 UPS 10 Printer epson 11 LCD TV 32 inch
Tabel 4.1 : Identifikasi Kebutuhan Hardware 2. Identifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
NO Kebutuhan Software
1 Sistem operasi windows XP
Tabel 4.2 : Identifikasi Kebutuhan Software 4.1.4 Pemilihan Kelayakan Sistem
Penulis mengusulkan kepada pihak stasiun tawang semarang agar menggunakan pemilihan sistem dengan model single user tetapi dapat diakses oleh lebih dari satu user (pemakai) secara bergantian. Model single user sudah dianggap sukup untuk memenuhi kebutuhan data yang terjadi setiap harinya. Setiap user (pemakai) akan
dibuatkan account user yang sesuai dengan masing-masing
wewenang dan tanggung jawabnya.
Berdasarkan identifikasi kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak, maka sistem yang diusulkan dipandang layak untuk dipakai.
Sehingga diharapkan kinerja dalam menyediakan informasi dapat lebih terbantu.
4.1.5 Narasi Sistem Penjadwalan kereta api
1. Bagian perka memberikan dokumen berupa jadwal kereta api
dan daftar perjalanan kereta api yang ada di wilayah DAOP IV Semarang serta membawa surat penyerahan dokumen kepada bagian pelayanan stasiun .
2. Bagian pelayanan stasiun menerima dokumen tersebut
kemudian memberikan surat keterangan penenerimaan dokumen kepada bagian perka.
3. Bagian pelayanan stasiun mengcopy dokumen tersebut dan
memberikan dokumen tersebut kepada petugas customer service dan petugas pelayanan informasi.
4. Petugas costumer service menerima dokumen tersebut.
5. Setiap kereta api melakukan perjalanan, petugas customer
service menelepon petugas customer service di masing-masing stasiun perhentian untuk menentukan jam datang dan jam berangkat kereta api.
6. Petugas customer service mencatat dan memberitahu petugas pelayanan informasi lewat telpon mengenai jam datang dan jam berangkat dari kereta api.
7. Petugas pelayanan informasi mendapatkan info jam datang dan jam berangkat dan memproses jam datang dan jam berangkat dari kereta api yang telah diberitahu oleh petugas costumer service.
8. Calon penumpang yang bingung, bertanya mengenai jam datang dan jam berangkat dari kereta api kepada petugas pelayanan informasi.
9. Petugas pelayanan informasi memberitahu informasi mengenai jam datang dan jam berangkat kepada calon penumpang yang bertanya tersebut.
10. Petugas pelayanan informasi membuat laporan perjalanan kereta api.
11. Petugas pelayanan informasi melaporkan perjalanan kereta api kepada pimpinan bagian pelayanan stasiun.
4.1.6 Flow of Document
Flow of Document merupakan sebuah gambaran dari sistem
penjadwalan yang ada di stasiun tawang semarang yang
digambarkan dengan simbol-simbol tertentu.
4.2 Perancangan Sistem 4.2.1 Context Diagram
Context diagram merupakan sebuah penggambaran dari suatu sistem secara garis besar atau secara utuh. Penggambaran context diagram menggunakan simbol-simbol tertentu yang sesuai dengan aturan yang berlaku. 0 Sisfo_Perjalanan_Kereta_Api perka calon penumpang pelayanan stasiun customer service petugas pelayanan informasi pimpinan surat_penyerahan_dokumen jadwal_ka data_perjalanan data_jadwal jadwal_ka perjalanan_ka surat_penyerahan_dokumen surat_penerimaan_dokumen surat_penerimaan_dokumen jadwal_perjalanan_ka jadwal_ka perjalanan_ka data_keterlambatan_ka jadwal_ka perjalanan_ka info_keterlambatan_ka data_keterlambatan_ka jadwal_perjalanan_ka data_petugas data_stasiun Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By:
Sisfo Perjalanan Kereta Api d:\dfdnew\ dfd00001.dfd Context Diagram Jul-03-2012 taufik Jul-12-2012 taufik
4.2.2 Dekomposisi Diagram
Dekomposisi diagram merupakan sebuah diagram yang berfungsi untuk menampilkan atau menggambarkan suatu proses yang ada di dalam suatu sistem secara menyeluruh.
4.2.3 Dfd Level 0
Dfd level 0 merupakan sebuah penggambaran dari suatu sistem yang merupakan turunan dari sebuah context diagram yang telah dibuat atau dirancang sebelumnya.
perka pelayanan stasiun petugas pelayanan informasi customer service pimpinan calon penumpang 1 penyerahan dokumen 2 proses penyusunan jadwal jadwal perjalanan petugas 3 penyampaian informasi perjalanan jadwal stasiun jadwal perjalanan perjalanan jadwal jadwal_ka perjalanan_ka data_keterlambatan_ka jadwal_ka perjalanan_ka info_keterlambatan_ka data_keterlambatan_ka data_petugas petugas stasiun jadwal perjalanan jadwal_perjalanan_ka jadwal_ka jadwal_perjalanan_ka data_jadwal data_perjalanan surat_penerimaan_dokumen surat_penyerahan_dokumen jadwal_ka perjalanan_ka surat_penyerahan_dokumen surat_penerimaan_dokumen data_stasiun Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By:
Sisfo Perjalanan Kereta Api d:\dfdnew\ dfd00003.dfd DFD Level 0 Jul-03-2012 taufik Jul-12-2012 taufik Gambar 4.4 : Dfd Level 0