SE - 27/PJ/2012 PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA
Contributed by Administrator Friday, 11 May 2012
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2012 Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â TENTANG
PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
A. Umum
Dalam rangka pengamanan penerimaan pajak sebagaimana amanat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2012,
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) perlu meningkatkan kepatuhan Wajib
Pajak (WP) dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, di antaranya melalui pengawasan pembayaran masa. Data penerimaan
menunjukkan bahwa
rata-rata kontribusi pembayaran masa terhadap penerimaan pajak nasional sebesar 75%. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud
Ketentuan ini dibuat agar terdapat bentuk pengawasan yang
intensif dan optimal terhadap pemenuhan kewajiban pembayaran dan
pelaporan oleh WP, mencakup kegiatan penggalian potensi, pengawasan
kepatuhan, bimbingan, himbauan, konsultasi teknis
perpajakan, rekonsiliasi data, dinamisasi, penerbitan Surat Tagihan
Pajak (STP), dan usulan pemeriksaan.
2. Tujuan
Memberikan keseragaman serta pemahaman yang sama dalam pelaksanaan pengawasan pembayaran masa di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
dan Kantor Wilayah (Kanwil) DJP sebagai bagian dari pengawasan terhadap kepatuhan WP. C. Ruang Lingkup 1. Ketentuan
ini mengatur pelaksanaan kegiatan dan prosedur pengawasan pembayaran masa di KPP dan Kanwil DJP serta tindak lanjutnya. Pengawasan pembayaran masa dilakukan atas pembayaran seluruh jenis
pajak yang dilakukan oleh WP sendiri maupun yang dipotong dan atau dipungut oleh pihak lain, meliputi PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh
Pasal 22 Impor, PPh Pasal 23, PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15, PPh
Pasal 25, PPh Pasal 26, PPN Dalam Negeri, PPN Impor, PPn BM Dalam
Negeri, dan PPn BM Impor.
2. Dalam
ketentuan ini yang dimaksud dengan :
a.
Pembayaran
Masa adalah pembayaran pajak yang wajib dilaksanakan oleh WP untuk setiap masa pajak berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku;
b.
Pengawasan
Pembayaran Masa meliputi kegiatan pengawasan yang dilakukan terhadap
pembayaran masa WP baik langsung maupun tidak langsung yang dilakukan
oleh KPP dan Kanwil DJP pada suatu bulan tertentu;
c. Kegiatan
yang dilakukan dalam pengawasan pembayaran masa meliputi :
1)
Pengawasan
kepatuhan penyampaian SPT Masa, khususnya
terhadap penyampaian SPT Masa yang wajib disampaikan secara rutin per
bulan yaitu PPN, PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 21;
2) Bimbingan; 3) Himbauan; 4) Konsultasi
teknis perpajakan (konseling);
5) Rekonsiliasi data; 6) Dinamisasi; 7) Kegiatan
penggalian potensi; dan
8) Tindak lanjut :
a)
Penerbitan
Surat Tagihan Pajak (STP); dan
b) Usulan pemeriksaan.
9)
Pengawasan Pembayaran STP.
d. Sumber
data pengawasan pembayaran masa berasal dari portal DJP,
terutama data pembayaran WP pada menu Pengawasan Pembayaran Masa dan
Modul Penerimaan Negara (MPN) serta data lain terkait dengan potensi WP;
e. Aplikasi
Pengawasan Pembayaran Masa adalah aplikasi pengawasan yang ada di dalam sistem administrasi perpajakan antara lain SIDJP,
SIPMOD,
portal DJP, dan Approweb;
f. Aplikasi
Pengawasan Pembayaran Masa Lainnya adalah aplikasi pengawasan pembayaran masa yang dibuat sendiri oleh masing-masing
Kanwil DJP atau KPP selain aplikasi yang tersedia di dalam sistem
administrasi perpajakan;
g. Jumlah
pembayaran pajak berdasarkan analisa adalah perkiraan jumlah pajak yang harus dibayar WP untuk setiap masa pajak yang nilainya
berdasarkan hasil analisa pembayaran sesuai dengan data transaksi yang
dilakukan WP;
h. Jenis
Pembayaran Masa terdiri dari :
1)
Pembayaran
yang dianggap wajar yaitu pembayaran masa yang jumlah pembayaran
pajaknya dianggap telah sesuai dengan ketentuan;
2)
Pembayaran
yang dianggap tidak wajar yaitu pembayaran masa
yang jumlahnya mengalami kenaikan atau penurunan setiap bulannya
dan/atau tidak sesuai ketentuan;
3) Tidak
ada pembayaran/nihil.
i Surat
Himbauan adalah surat yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan berdasarkan hasil penelitian internal untuk meminta
klarifikasi kepada
Wajib Pajak terhadap adanya dugaan belum dipenuhinya kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan; dan
j
Konseling
adalah sarana yang disediakan bagi Wajib Pajak untuk
melakukan klarifikasi terhadap data yang tercantum dalam Surat Himbauan.
k. Surat
Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda sebagaimana
diatur dalam pasal 14Â Undang-Undang KUP.
D. Dasar
- Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang; - Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan; - Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor
8Â Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah; - Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak Dan
Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan; - Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Sebagaimana
Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun
2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983
Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah;
- Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 80/PMK.03/2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007
Tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, Dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran Dan Pelaporan Pajak, Serta
Tata Cara
Pengangsuran Dan Penundaan Pembayaran Pajak.
E. Strategi
Pengawasan Pembayaran Masa
1. Pada
dasarnya seluruh WP harus dilakukan pengawasan pembayaran masa. Untuk KPPÂ di lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, Kanwil DJP
Jakarta
Khusus dan KPP Madya dilakukan terhadap seluruh WP. Sedangkan di
KPP Pratama yang jumlah WP-nya lebih dari 1.500, prioritas WP yang
diawasi adalah terhadap 1.500 WP penentu penerimaan yang diwajibkan untuk dibuat profilnya.
2. Dasar
penentuan daftar WP Penentu Penerimaan pada angka 1 di atas adalah :
- Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-87/PJ/2012 Tentang
Perubahan KEP-27/PJ/2012
Tentang Tempat Pendaftaran dan Pelaporan Usaha bagi WP;
- Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-86/PJ/2012 Tentang Perubahan KEP-26/PJ/2012
Tentang Pemindahan Wajib Pajak Dari
Kantor Pelayanan Pajak Di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak Di Lingkungan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Dan Kantor Pelayanan
Pajak Madya;
- Surat Edaran Nomor SE-03/PJ/2012 tentang Prosedur
Evaluasi dan Penetapan Wajib Pajak Terdaftar dalam rangka pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-49/PJ/2011 tentang tempat
pendaftaran dan pelaporan usaha bagi Wajib Pajak Di Lingkungan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan
Pajak Di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Dan Kantor Pelayanan Pajak Madya; dan - Surat Direktur
Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Nomor S-415/PJ.08/2011 tanggal 23
Nopember 2011 tentang Pemilihan 1.500 Wajib Pajak Besar Penentu Penerimaan.
F. Program
Pengawasan di KPP
Program pengawasan pembayaran masa per bulan kegiatan di KPP dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Menyusun
dan menentukan daftar 1.500 WP penentu penerimaan bagi KPP Pratama serta seluruh WP bagi KPP lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak
Besar, KPP di lingkungan Kanwil DJPÂ Jakarta Khusus dan KPP Madya yang
akan dilakukan pengawasan sesuai dengan Huruf E (2.d);
2. Dalam
melakukan kegiatan pengawasan pembayaran masa setiap Account Representative (AR)Â diharuskan :
a.
Menyusun
tabelaris pengawasan pembayaran masa :
1)
Perbandingan
masa pajak sekarang, masa pajak sebelumnya dan masa
pajak yang sama pada tahun sebelumnya untuk setiap jenis pajak atas
seluruh WPÂ yang diawasi sesuai dengan ketentuan surat edaran ini;
2)
Melakukan
analisa kewajaran serta melakukan tindak lanjut atas pengawasan pembayaran masa yang meliputi :
a)
Pembayaran
yang dianggap wajar;
b)
Pembayaran
yang dianggap tidak wajar;
c) Tidak
ada pembayaran/nihil.
3)
Melakukan
tindak lanjut atas pengawasan pembayaran masa yang meliputi :
a)
himbauan dan konseling;
b) tindak
lanjut himbauan dan konseling;
i. usulan pemeriksaan ii. memantau realisasi pembayarannya. b. Format
Tabelaris Pengawasan Pembayaran Masa dan tindak lanjutnya sesuai dengan Lampiran II.a;
3. Kepala
Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) melakukan kompilasi kegiatan AR sesuai tabelaris tersebut, melakukan analisa dan membuat
laporan evaluasi dengan format sesuai Lampiran III sebagai bahan
pertimbangan Kepala Kantor dalam mengambil keputusan mengenai pengawasan pembayaran masa terkait pengamanan penerimaan;
4. Kepala
Seksi PDI melakukan kompilasi berdasarkan laporan evaluasi yang dibuat Kepala Seksi Waskon sesuai Lampiran II.b;
5. Kepala
KPP melakukan evaluasi secara keseluruhan atas pelaksanaan pengawasan pembayaran masa sebagai dasar untuk penentuan kebijakan
dalam rangka pengamanan penerimaan dan peningkatan kepatuhan WP; dan
6. Tata
cara pengawasan pembayaran masa dilaksanakan sebagaimana Lampiran I surat edaran ini.
G. Program
Pengawasan di Kanwil DJP
Program pengawasan pembayaran masa per bulan kegiatan di Kanwil DJP dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Meneliti
kebenaran dan keakuratan daftar 1.500 WP penentu penerimaan setiap KPP di wilayah kerjanya sebagaimana ditentukan dalam huruf E;
- Mengompilasi laporan bulanan dari KPP yang ada di wilayah kerjanya;
- Mengevaluasi
dan menganalisis pengawasan pembayaran masa per jenis pajak, per KPP sesuai laporan yang disampaikan oleh KPP serta melaporkan
hasil
evaluasinya sesuai format Lampiran IV;
- Memberikan bimbingan dan asistensi pelaksanaan
pengawasan pembayaran masa secara aktif kepada KPP di wilayah kerjanya; dan
- Memberikan rekomendasi tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pengawasan pembayaran masa kepada KPP.
H. Lain-Lain
1.
Pelaksanaan
pengawasan pembayaran masa per bulan kegiatan oleh KPP dan Kanwil DJPÂ dilakukan dengan memanfaatkan data pengawasan pembayaran
masa yang dapat diakses melalui portal DJP, terutama data pembayaran WP
pada menu Pengawasan Pembayaran Masa dan Modul Penerimaan Negara (MPN)
serta data lain terkait dengan potensi WP;
2. Dalam
melakukan pengawasan pembayaran masa, Kanwil DJP atau KPP menggunakan aplikasi pengawasan pembayaran masa yang telah tersedia di
sistem administrasi perpajakan;
3. Bagi
Kanwil DJP atau KPP yang telah mempunyai Aplikasi Pengawasan Pembayaran Masa Lainnya tetap dapat memanfaatkan dengan menyesuaikan
format sesuai dengan surat edaran ini;
4.
Pelaporan
pengawasan pembayaran masa diatur sebagai berikut :
a.
Pelaporan
hasil analisa Pengawasan Pembayaran Masa dilakukan setiap bulan kegiatan;
b. KPP
mengirim laporan hasil pengawasan pembayaran masa kepada Kepala Kanwil DJPÂ paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dengan format
sebagaimana Lampiran II.b;
c. Kanwil
DJP mengirim laporan hasil pengawasan pembayaran masa beserta evaluasinya dari seluruh KPP di wilayah kerjanya :
1) Kepada
Direktur Jenderal Pajak u.p Direktur Potensi, Kepatuhan
dan Penerimaan dengan format sebagaimana Lampiran II.c dan Lampiran IV surat edaran ini serta melampirkan laporan dari KPP; dan
2)
Dilaporkan
paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dalam bentuk softcopy dalam format Microsoft Excel melalui e-mail ke : kepatuhanwp.pkp@pajak.go.id.
5.
Ketentuan
dalam surat edaran ini berlaku mulai bulan kegiatan Januari 2012 dan tahun-tahun berikutnya;
6.
Khusus
untuk pelaporan bulanan sebelum terbitnya surat edaran ini tetap menggunakan format laporan sesuai surat edaran pembayaran masa
sebelumnya;
7. Dengan
ditetapkannya surat edaran ini maka Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-27/PJ/2011
tanggal 31 Maret 2011 tentang
Pengawasan Pembayaran Masa Pada Tahun 2011Â dinyatakan tidak berlaku.
Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Mei 2012 DIREKTUR JENDERAL,
ttd.
A. FUAD RAHMANY NIP 195411111981121001
Tembusan :
- Sekretaris Direktorat Jenderal; - Para Direktur;
- Para Tenaga Pengkaji;
- Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.