• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM PIDANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM PIDANA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II

TAHUN 2013/2014

MATA KULIAH HUKUM PIDANA

Disusun oleh

MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN

NPM. 151000126

KELAS D

UNIVERSITY Muh_Nur_Jamal

7D744149

081223956738

16jamal

muh.jamal08

KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG

KETUPLAK LK I/2016-II

(2)

Silakan follow ya

   [email protected] muhnurjamaluddin.blogspot.co.id mnurjamaluddin.blogspot.co.id creativityjamal.blogspot.co.id [email protected] SAAT INI

Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 23, Gang Senang Raharja, RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,

Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia ASAL

Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,

Provinsi Jawa Barat, Indonesia

(3)

Renungan

Ya Tuhan, saya lupa

Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya Ingat:

Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa? Ya Tuhan, karena saya lupa

Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku

Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini

Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini Ingat:

Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui? Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu? Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik

Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang lainnya

Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini Ingat:

Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku? Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku? Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia

Dan juga kebahagiaan di akhirat

Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan Ingat:

Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat

(4)

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG FAKULTAS HUKUM

Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261

UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN AKADEMIK 2013/2014

MATA KULIAH : HUKUM PIDANA HARI, TANGGAL : SELASA, 10 JUNI 2014 KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G-H/II

WAKTU : 90 MENIT

DOSEN : TIM DOSEN

SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK

PERHATIAN

1. Hanya boleh buka KUHP, tidak diperkenankan buka buku dan alat elektronik lainnya! 2. Tidak boleh bekerja sama!

A. KASUS

A bersama kawannya X dan Y mantan nara pidana, akan melakukan pencurian di rumah B, ditengan jalan A bertemu dengan pembantu rumah tangganya B, namanya si C. Melalui si C, si A mendapatkan informasi tentang kondisi rumah tangga si B termasuk keadaan rumah si B. Sial bagi si A dan kawannya di saat masuk halaman rumah dan mendongkrak pintu rumah B, ketahuan oleh tetangga B. Si A dan kawannya lari meninggalkan rumah si B.

Pada waktu berikutnya si A dan kawannya datang lagi ke tempat si B, dan menemukan si B sedang tidur dengan istrinya yang memakai kalung emas. Si A langsung memaksa kalung istrinya B dirampas, saat itu istrinya B berteriak karena kesakitan, si B suaminya terbangun melakukan pembelaan terhadap istrinya sehingga si A mati.

Kawannya si X berperan menjaga pintu rumah B, kemudian si Y masuk membongkar lemari sambil mengambil uang dari laci lemari. Kemudian si A dan kawannya lari sambil membawa hasil curiannya.

(5)

Pertanyaan Kasus

Jawaban harus jelas dasar hukumnya dan tunjukan dengan kalimat yang ada dalam kasus tersebut dan uraikan unsur-unsurnya!

1. Adakah tindak pidana percobaan dalam kasus yang diuraikan tersebut!

Jawaban:

Ada. Adapun kalimatnya yaitu “Sial bagi si A dan kawannya di saat masuk halaman rumah dan mendongkrak pintu rumah B, ketahuan oleh tetangga B. Si A dan kawannya lari meninggalkan rumah si B.” Berdasarkan pasal 53 KUHP bahwa unsur-unsur percobaan atau poging terdiri atas: a. adanya niat/kehendak dari pelaku;

b. adanya permulaan pelaksanaan dari niat/kehendak itu;

c. pelaksanaan tidak selesai semata-mata bukan karena kehendak dari pelaku.

Pasal 53 KUHP hanya menentukan unsur-unsur yang harus dipenuhi agar seorang pelaku dapat dihukum karena bersalah telah melakukan suatu percobaan. Oleh karena itu agar seseorang dapat dihukum melakukan percobaan melakukan kejahatan, ketiga unsur tersebut harus terbukti dilakukan pelaku, dengan kata lain suatu percobaan dianggap ada jika memenuhi ketiga unsur tersebut.

2. Di dalam kasus tersebut adakah deelneming dan concursus (samenloop), jelaskan!

Jawaban:

Dalam kasus tersebut ada kaitannya dengan deelneming yakni suatu tindak pidana yang dilakukan oleh lebih dari satu orang yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun kalimatnya yaitu “A bersama kawannya X dan Y mantan nara pidana, akan melakukan pencurian di rumah B.” Kemudian berdasarkan Pasal 55 s.d. Pasal 62 KUHP bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam

deelneming adalah sebagai berikut:

a. Plegen (orang yang melakukan) dalam kasus di atas adalah A, X dan Y. b. Doen Pleger (orang yang menyuruh melakukan) dalam kasus di atas adalah A. c. Medepleger (orang yang turut serta) dalam kasus di atas adalah X dan Y.

d. Medeplichtige (orang yang membantu melakukan) dalam kasus di atas adalah X dan Y. e. Uitlokken (pembujuk/penganjur) dalam kasus di atas adalah A.

Kemudian concursus adalah seseorang melakukan beberapa tindak pidana dan diantara tindak pidana tersebut belum mempunyai putusan hakim yang memperoleh kekuatan hukum tetap (in

kracht) yang diatur dalam Pasal 63 s.d. Pasal 71 KUHP. Berdasarkan hal tersebut bahwa dalam

kasus di atas tidak ada kaitannya dengan concursus dan tidak ada kalimat yang mengarah mengenai concursus karena sudah jelas kasus di atas dilakukan oleh tiga orang pencuri.

(6)

3. Adakah recidive dan alasan penghapus pidana?

Jawaban:

Recidive atau pengulangan merupakan suatu hal atau dasar yang memberatkan hukuman yang

diatur dalam buku II Pasal 486 KUHP. Kemudian alasan-alasan penghapus pidana ini adalah alasan-alasan yang memungkinkan orang yang melakukan perbuatan yang sebenarnya telah memenuhi rumusan delik, tetapi tidak dipidana dan diatur dalam buku I Pasal 44, 48, 49, 50 dan 51 KUHP. Berdasarkan hal tersebut dalam kasus di atas tidak ada recidive dan alasan penghapus pidana karena kasus di atas termasuk satu kali tindak pidana berupa pencurian yang dilakukan oleh tiga orang.

B. TEORI

1. Jelaskan alasan penghapus penuntutan pidana dan alasan penghapus kewenangan menjalankan pidana lengkap dengan dasar hukumnya!

Jawaban:

a. Alasan penghapus penuntutan pidana, yaitu:

1) Telah ada putusan yang memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewisde) ada (ne bis in idem) sebagaimana terdapat dalam Pasal 76 KUHP.

2) Terdakwa meninggal dunia (Pasal 77 KUHP).

3) Daluwarsa/verjaring/lewat waktu (Pasal 78 s.d. Pasal 80 KUHP).

4) Penyelesaian diluar proses pengadilan hanya untuk pelanggaran (Pasal 82 KUHP) dan yang berada diluar KUHP ialah abolisi.

5) Maksimum pidana denda dibayar dengan sukarela bagi tindak pidana yang dilakukan diancam dengan pidana denda paling banyak Rp7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) sebagaimana terdapat dalam Pasal 80 KUHP.

6) Maksimum pidana denda dibayar dengan sukarela bagi tindak pidana yang dilakukan diancam dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) sebagaimana terdapat dalam Pasal 80 RUU.KUHP

7) Presiden memberi abolisi sebagaimana terdapat dalam Pasal 83 s.d. Pasal 85 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 (L.N. 1950 No. 40).

8) Penuntutan dihentikan karena penuntutan diserahkan kepada negara lain berdasarkan perjanjian.

(7)

9) Tindak pidana aduan yang tidak ada pengaduan atau pengaduannya ditarik kembali (Pasal 72 s.d. Pasal 75 KUHP).

b. Alasan penghapus kewenangan menjalankan pidana

Alasan penghapus menjalankan pidana menurut KUHP, yaitu: 1) Matinya terdakwa (pasal 77 KUHP).

2) Daluwarsa/verjaring (pasal 78 KUHP).

Kemudian alasan penghapus menjalankan pidana menurut di luar KUHP, yaitu: 1) Pemberian amnesti oleh Presiden yang dapat diberikan kapan saja.

2) Pemberian grasi oleh Presiden.

2. Jelaskan alasan penghapus pidana di dalam KUHP, dan diluar KUHP!

Jawaban:

a. Alasan penghapus pidana di dalam KUHP, yaitu:

1) Alasan pembenar adalah suatu alasan yang menghapus sifat melawan hukumnya suatu perbuatan pidana sehingga perbuatan-perbuatan tersebut menjadi dibenarkan. Alasan pembenar terdiri atas:

a) Pembelaan darurat (noodweer) yang diatur dalam pasal 49 ayat (1) KUHP. Dalam pembelaan darurat ini yang menjadi syarat pokok yaitu:

 adanya serangan atau ancaman serangan;

 terhadap serangan atau acancaman serangan ini perlu dilakukan pembelaan. b) Melakukan ketentuan undang-undang yang diatur dalam Pasal 167 KUHP, apabila

dilakukan oleh seorang anggota polisi dengan sendirinya perbuatan tersebut kehilangan sifat melawan hukum karena berdasarkan ketentuan Pasal 32 KUHAP, polisi diberi wewenang untuk melakukan penyidikan sehingga tidak mungkin polisi tersebut dijatuhi pidana.

c) Melaksanakan perintah jabatan yang diatur dalam Pasal 51 ayat (1) KUHP, perbuatan ini sama dengan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, karena melaksanakan suatu perintah jabatan sebenarnya juga merupakan perintah untuk melaksanakan ketentuan undang-undang sehingga yang melaksanakan perintah jabatan ini kehilangan unsur sifat melawan hukum.

(8)

2) Alasan pemaaf adalah suatu alasan yang menghapus kesalahan orang yang melakukan perbuatan pidana. Perbuatan yang dilakukan tetap bersifat melawan hukum, tapi pelaku tidak dapat dihukum karena sesuatu. Alasan pemaaf terdiri atas:

a) Tidak dapat dipertanggungjawabkan yang diatur dalam Pasal 44 KUHP karena mengidap penyakit ingatan atau jiwanya cacat dalam pertumbuhannya.

b) Daya paksa (overmacht) yang diatur dalam Pasal 48 KUHP tentang tidak dipidana seseorang yang melakukan perbuatan karena dorongan keadaan yang memaksa. c) Pembelaan terpakasa yang melampaui batas (noodweer exces) yang diatur dalam Pasal

49 ayat (2) KUHP tentang dalam pembelaan terpaksa yang melampaui batas ini antara sifat serangan dan perbuatan pembelaan tidak seimbang, perbuatan ini dapat dibenarkan apabila serangan yang dilakukan menimbulkan kegoncangan jiwa yang hebat bagi pihak terkana serangan, sehingga mengakibatkan orang tersebut terpaksa melakukan pembelaan yang keterlaluan.

d) Melaksanakan perintah jabatan tanpa wewenang dengan itikad baik yang diatur dalam pasal 51 ayat (2) KUHP tentang dalam melaksanakan perintah jabatan, pada prinsipnya yang diperintah bisa dipidana, kecuali dalam diri orang yang diperintah ada itikad baik dan mengira perintah diberikan dengan kewenang dan masih dalam lingkup pekerjaannya, misalnya seorang atasan polisi memerintahkan kepada anak buahnya supaya menangkap dan menahan A.

b. Alasan penghapus pidana diluar KUHP, yaitu: 1) hak mendidik dari orang tua;

2) izin dari orang yang dirugikan; 3) hak jabatan dari dokter;

4) mewakili urusan orang lain;

5) tidak adanya melawan hukum materiil; 6) tidak adanya kesalahan sama sekali; 7) alasan penghapus pidana putative.

(9)

3. Apa yang Anda ketahui tentang deelneming dan samenloop (concursus)!

Jawaban:

a. Deelneming adalah suatu tindak pidana yang dilakukan lebih dari satu orang yang dapat dipertanggungjawabkan. Deelneming menurut sifatnya terdiri atas:

1) Deelneming yang berdiri sendiri, yakni pertanggungjawaban dari setiap peserta dihargai sendiri-sendiri.

2) Deelneming yang tidak berdiri sendiri, yakni pertanggungjawaban dari peserta yang satu digantungkan kepada perbuatan peserta yang lain.

Berdasarkan pasal 55 s.d. pasal 62 KUHP yang termasuk deelneming adalah: 1) Plegen (orang yang melakukan)

Menurut Prof. Simons dan Prof. Van Hammel bahwa yang dimaksud pembuat/pelaku adalah mereka yang melakukan sendiri dan memenuhi rumusan delik, bila hal ini dikaitkan dengan pasal 55 KUHP, bahwa yang dimaksud dengan pembuat hanyalah mereka yang melakukan saja (plegen) tidak termasuk bentuk-bentuk penyertaan lainnya. Namun bentuk-bentuk lainnya itu hanya dipersamakan saja sebagai pembuat. 2) Doen Pleger (mereka yang menyuruh melakukan)

Menurut prinsip hukum pidana bentuk menyuruh melakukan ini melibatkan pihak lain yang dijadikan sebagai perantara sehingga dalam bentuk ini ada dua pihak, yaitu pembuat langsung (manus ministra) dan pembuat tidak langsung (manus domina).

3) Medepleger (orang yang turut serta)

Bahwa dalam turut serta melakukan yang perlu di perhatikan dalam melaksanakan niat/maksudnya melakukan tindak pidana didasarkan pada tugas, fungsi dan peran dari masing-masing yang melibatkan diri dan dalam turut serta melakukan untuk mewujudkan adanya kerjasama tidak selalu ada pertemuan, hal ini terkait dengan adanya orang yag dikategorikan terlibat.

4) Medeplichtige (orang yang membantu melakukan) a) Jenis pertama

waktunya adalah pada saat kejahatan dilakukan;

caranya adalah tidak ditentukan secara limitatif dalam undang-undang. b) Jenis kedua

waktunya adalah sebelum kejahatan dilakukan;

 caranya adalah ditentukan secara limitatif dalam undang-undang, yaitu dengan cara memberi kesempatan, sarana/keterangan.

(10)

5) Uitlokken (pembujuk/penganjur)

Berdasarkan pasal 55 ayat (1) sub ke-2 KUHP pembujuk adalah orang yang menggerakan orang lain untuk melakukan suatu tindak pidana dengan sarana-sarana ditentukan undang-undang.

b. Concursus atau perbarengan tindak pidana ialah terjadinya dua atau lebih tindak pidana oleh satu orang di mana tindak pidana yang dilakukan pertama kali belum dijatuhi pidana, atau antara tindak pidana yang awal dengan tindak pidana berikutnya belum dibatasi oleh suatu putusan hakim. Jadi, concursus adalah seseorang melakukan beberapa tindak pidana dan di antara tindak pidana tersebut belum mempunyai putusan hakim yang memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht) yang diatur dalam Pasal 63 s.d. Pasal 71 KUHP. Ilmu hukum pidana mengenal 3 (tiga) bentuk, yaitu:

a. Concursus idealis/eendaadse samenloop yang diatur dalam pasal 63 KUHP terjadi apabila seseorang melakukan satu perbuatan dan ternyata satu perbuatan tersebut melanggar beberapa ketentuan hukum pidana.

b. Concursus realis/meerdaadse samenloop yang diatur dalam pasal 65, 66, dan 70 KUHP terjadi apabila seseorang sekaligus merealisasikan beberapa perbuatan.

c. Voortgezette handeling/perbuatan berlanjut yang diatur dalam pasal 64 KUHP terjadi apabila seseorang melakukan perbuatan yang sama beberapa kali, dan di antara perbuatan- perbuatan itu terdapat hubungan yang sedemikian eratnya sehingga rangkaian perbuatan itu harus dianggap sebagai perbuatan lanjutan.

4. Jelaskan dasar dapat dipidananya percobaan (poging) dan sifat dapat dipidananya percobaan!

Jawaban:

Dasar dapat dipidananya percobaan (poging) dan sifat dapat dipidananya percobaan terdiri atas: a. Teori subjektif menurut Van Hamel yang menganut teori ini, dasar patut dipidananya

percobaan terletak pada sikap batin dan watak yang berbahaya dari pelaku.

b. Teori objektif menurut Simons yang menganut teori ini, dasar patut dipidananya percobaan terletak pada sifat berbahayanya perbuatan yang dilakukan oleh pelaku. Teori ini terdiri atas: 1) Teori objektif formil yaitu yang menitikberatkan sifat berbahayanya perbuatan itu

terhadap tata hukum.

2) Teori objektif materiil yaitu yang menitikberatkan sifat berbahayanya perbuatan itu terhadap kepentingan atau benda hukum.

(11)

c. Teori campuran menurut pendapat Langemeyer dan Jonkers yang menganut teori ini, dasar patut dipidananya percobaan dilihat dari dua segi, yaitu sikap batin pelaku yang berbahaya (segi subjektif) dan juga sifat berbahayanya perbuatan (segi objektif). Namun, dalam kenyataannya pelaksanaan teori ini tidak mudah karena mereka nampaknya lebih cenderung pada teori subjektif.

5. Kapankah seorang pembujuk tidak bertanggung jawab atas perbuatan orang yang dibujuknya!

Jawaban:

Menurut Hazewinkel Suring, Simons dan Van Hamel seorang pembujuk tidak bertanggung jawab atas perbuatan orang yang dibujuknya apabila tindak pidana yang dilakukan oleh pembuat materiil pembujuk tidak terjadi atau tidak dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses hemodialisa diperlukan suatu mesin hemodialisa dan suatu saringan sebagai ginjal tiruan yang disebut dializer, yang digunakan untuk menyaring dan membersihkan darah

Partikel per dalam bilangan pecahan yang ditulis dengan huruf dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (2) dilampaui Walikota atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pambayaran pajak

Materi yang disampaikan dalam pelatihan itu adalah; (a) pengetahuan tentang konsep dasar penilaian autentik K13, (b) teknik/ cara penilaian autentik, (c)

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri YogyakartaA. Diperiksa oleh :

Pada saat obyek yang sudah dibuat tersebut memanggil overridden method pada parent class, kompiler Java akan melakukan invocation (pemanggilan) terhadap

Objek-objek yang bekerja sama membentuk suatu sistem harus saling berkomunikasi untuk menjalankan sistem tersebut. Dalam sebuah program, objek-objek berkomunikasi satu sama

Adalah sebuah method atau fungsi yang diekseskusi ketika sebuah kelas diinisialisasi, secara default sebuah Java Class memiliki 1 buah konstruktor tanpa parameter, konstruktor ini