Tugas Makalah Tugas Makalah Hemodialisa Hemodialisa
Oleh Kelompok 9
Oleh Kelompok 9
Mohamad Ali Makrus ( 1111B0044 )
Mohamad Ali Makrus ( 1111B0044 )
Elbira Neno ( 1111B0022 )
Elbira Neno ( 1111B0022 )
Isna Erwanti ( 09110844 )
Isna Erwanti ( 09110844 )
Yessi Charlina Tualaka ( 1111B0066 )
Yessi Charlina Tualaka ( 1111B0066 )
STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
2013-2014
2013-2014
Kata
Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat yang
diberikanNya saya dapat menyelasaikanmakalah yang berjudul “ pasien hemodialisa” ini untuk membantu proses belajar mengajar pada mata kuliah perkemihan.
Saya mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini dan saya menyadari terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini, jadi saya mengharapkan kritik dan saran dari teman-taman semua agar lebih baik untuk kedepanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan di manfaatkan oleh kita semua.amin
kediri, 18 september 2014
Penyusun Kelompok 9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang.
Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara mengalirkan melalui “ginjal buatan”. Hal yang melatar berlakangi isi makalah ini di harapkan agar pengobatan hemodialisa dapat di cegah bagi para penderita penurunan fungsi ginjal dengan lebih meningkatkan asupan cairan bagi fungsi ginjal yang belum kronis.
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan
Banyak orang merasa tak nyaman dan ragu-ragu saat-saat pertama dilakukan hemodialisa. Saat dilakukan hemodialisa sebenarnya anda tidak akan merasakan apa-apa, beberapa orang akan merasa lelah setelah selesai dilakukan hemodialisa terutama bila baru beberapa kali
hemodialisa. Setelah beberapa kali hemodialisa maka cairan yang berlebih dan racun dari tubuh anda akan berkurang, anda akan merasa kembali bertenaga.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH. 1.Pengertian hemodialisa. 2.Askep pada hemodialisa.
3.perawatan sebelum hemodialisa. 4.Perawatan saat hemodialisa.
1.3 TUJUAN.
Secara umum untuk memahami bagaimana isi makalah, secara pasifik agar pembaca memahami setiap hal dalam identifikasi masalah.
BAB II ISI
2.1. Pengertian hemodialisa.
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M. Nurs, 2006).
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan (Christin Brooker, 2001). Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi g injalnya. Hemodialisa
mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara mengalirkan melalui “ginjal buatan”. Sampah dan air yang berlebih dibuang dari tubuh selama proses hemodialisa berlangsung, ini biasanya dilakukan oleh ginjal yang fungsinya masih baik.
Hemodialisa adalah tindakan yang dilakukan untuk membantu beberapa fungsi ginjal yang terganggu atau rusak saat ginjal tidak lagi mampu melaksanakannya. Hemodialisa membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh, juga membantu mengekskresikan zat-zat sisa atau buangan.
Cara Kerja Hemodialiisa.
Sebuah ginjal buatan disambung dengan mesin hemodialisa. Sebuah selang infus akan bertugas mengalirkan darah dari tubuh anda untuk dibersihkan di ginjal buatan, selang infus lainnya akan mengalirkan kembali darah ke tubuh anda. Proses ini yang akan membuang sampah dan air yang berlebih dari tubuh anda.
Diperlukan suatu cara agar darah bisa masuk ke mesin, hal ini disebut dengan “akses”. Akses yang paling umum adalah fistula di lengan . Dokter bedah anda akan membuat sayatan kecil di lengan dan menyambung 2 pembuluh darah, arteri dan vena. Hal ini akan membuat pembuluh vena menjadi besar dan memudahkan perawat dialisa untuk memasang 2 jarum, satu untuk mengalirkan darah menuju mesin, yang lainnya mengalirkan darah menuju tubuh .
2.2. Askep pada hemodialisa.
Pada pasien yang baru pertama kali hemodialisis, jika kondisi pasien memungkinkan, pasien diorientasikan pada ruangan paviliun II dan alat-alat yang ada. Selain itu pasien diberikan penjelasan ringkas tentang prosedur yang akan dijalankan, prinsip hemodialisis, diet,
pembatasan cairan, perawatan cimino, hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama hemodialisis dan efek dari hemodialisis.
Pada pre hemodialisis, kegiatan perawatan meliputi : menghidupkan mesin, meyediakan alat-alat, memasang alat pada mesin, sirkulasi cairan NaCl pada mesin, mengawasi penimbangan berat badan pasien, mengukur suhu badan, mengukur tekanan darah dan menghitung denyut nadi.
Pada tahap pemasangan alat dan selama pemasangan, kegiatannya meliputi : desinfeksi daerah penusukan, pemberian anestesi lokal (kalau perlu), penusukan jarum, pemasukan heparin
(bolus), selanjutnya menyambung jarum pada arteri blood li ne. Lalu menekan tombol BFR, membuka klem venous dan arteri blood line, memprogram penurunan berat badan, waktu pelaksanaan, venous pressure, kecepatan aliran heparin dan UFR. Kemudian menghubungkan heparin contnous ke sirkulasi, monitoring pernafasan, makan dan minum, pengaturan posisi tubuh, monitoring alat-alat dan kelancaran sirkulasi darah, mengukur tekanan darah dan
menciptakan suasana ruangan untuk mengisi kegiatan pasien selama hemodialisis berlangsung. Pada tahap penghentian hemodialisis meliputi : penghentian aliran darah, mencabut jarum inlet dan menekan bekas tusukan sambil menunggu sampai aliran darah pada venous blood line habis. Langkah selanjutnya adalah mencabut jarum out line dan menekan bekas tusukan,
mengganti gaas bethadine dan fiksasi dengan plester. Setelah penghentian hemodialisis,
dilakukan pengukuran tekanan darah, mengukur suhu, mengawasi penimbangan berat badan, membereskan alat-alat dan dilanjutkan dengan desinfeksi alat.
Semua kegiatan baik pada tahap pre hemodialisis selama pemasangan dan penghentian
hemodialisis dilakukan oleh perawat kecuali penimbangan berat badan dan minum yang pada beberapa pasien dilakukan sendiri. Disamping itu beberapa pasien telah dapat melaporkan pada p2.3. perawatan sebelum hemodialisa
Hal-hal yang harus di persiapkan : -Persiapan mesin
-Listrik
-Saluran pembuangan
-Dialisat (proportioning sistim, batch sistim) -Persiapan peralatan + obat-obatan
-Dialyzer/ Ginjal buatan (GB) -AV Blood line
-AV fistula/abocath -Infuse set
-Spuit : 50 cc, 5 cc, dll ; insulin -Heparin inj
-Xylocain (anestesi local) -NaCl 0,90 %
-Kain kasa/ Gaas steril -Duk steril
-Sarung tangan steril -Bak kecil steril -Mangkuk kecil steril -Klem
-Plester
-Desinfektan (alcohol + bethadine) -Gelas ukur (mat kan)
-Timbangan BB
-Formulir hemodialisis
-Cuci tangan
-Letakkan GB pada holder, dengan posisi merah diatas -Hubungkan ujung putih pada ABL dengan GB ujung merah
-Hubungkan ujung putih VBL dengan GB ujung biru, ujung biru VBL dihubungkan dengan alat penampung/ mat-kan
-Letakkan posisi GB terbalik, yaitu yang tanda merah dibawah, biru diatas
-Gantungkan NaCl 0,9 % (2-3 kolf) -Pasang infus set pada kolf NaCl
-Hubungkan ujung infus set dengan ujung merah ABL atau tempat khusus
-Tutup semua klem yang ada pada slang ABL, VBL, (untuk hubungan tekanan arteri, tekanan vena, pemberian obat-obatan)
-Buka klem ujung dari ABL, VBL dan infus set
-Jalankan Qb dengan kecepatan
-Udara yang ada dalam GB harus hilang (sampai bebeas udara) dengan cara menekan-nekan VBL
-Air trap/Bubble trap diisi 2/3-3/4 bagian
-Setiap kolf NaCl sesudah/ hendak mengganti kolf baru Qb dimatikan
-Setelah udara dalam GB habis, hubungkan ujung ABL dengan ujung VBL, klem tetap dilepas -Masukkan heparin dalam sirkulasi darah sebanyak 1500-2000 U
-Ganti kolf NaCl dengan yang baru yang telah diberi heparin 500 U dan klem infus dibuka
-Jalankan sirkulasi darah + soaking (melembabkan GB) selama 10 -15 menit sebelu dihubungkan dengan sirkulasi sistemik (pasien).
CATATAN !!!!
-PERSIAPAN SIRKULASI
-Priming/ mengisi GB + VBL + ABL -Soaking/ melembabkan GB.
-Volume priming : darah yang berada dalam sirkulasi (ABL + GB + VBL )
Cara menghitung volume priming :
Σ NaCl yang dipakai membilas dikurangi jumlah NaCl yang ada didalam mat kan (gelas tampung/ ukur)
Contoh :
∑ NaCl yang dipakai membilas : 1000 cc ∑ NaCl yang ada didalam mat kan : 750 cc
Jadi volume priming : 1000 cc – 750 cc = 250 cc Cara melembabkan (soaking) GB
Yaitu dengan menghubungkan GB dengan sirkulasi dialisat Bila mempergunakan dialyzer reuse / pemakaian GB ulang :
Buang formalin dari kompartemen darah dan kompartemen dialisat Hubungkan dialyzer dengan selang dialisat
Biarkan
Test formalin dengan tablet clinitest :
Tampung cairan yang keluar dari dialyzer atau drain Ambil cairan
dalam tabung gelas yang sudah berisi cairan Lihat reaksi :
Warna biru : – / negatif Warna hijau : + / positif Warna kuning : + / positif
Warna coklat : +/ positif
Selanjutnya mengisi GB sesuai dengan cara mengisi GB baru Persiapan pasien
1.Persiapan mental 2.Izin hemodialisis
3.Persiapan fisik :Timbang BB, Posisi, Observasi KU (ukur TTV)
2.4. Perawatan saat hemodialisa
Sarana hubungan sirkulasi/ akses sirkulasi : Dengan internal A-V shunt/ fistula cimino
Pasien sebelumnya dianjurkan cuci lengan & tangan Teknik aseptic + antiseptic : bethadine + alcohol Anestesi local (lidocain inj, procain inj)
Punksi vena (outlet). Dengan AV fistula no G.14 s/d G.16/ abocath, fiksasi, tutup dengan kasa steril
Berikan bolus heparin inj (dosis awal)
Punksi inlet (fistula), fiksasi, tutup dengan kassa steril
Dengan eksternal A-V shunt (Schibner) Desinfektan
Klem kanula arteri & vena Bolus heparin inj (dosis awal) Tanpa 1 & 2 (femora dll) Desinfektan
Anestesi local
Punksi outlet/ vena (salah satu vena yang besar, biasanya di lengan). Bolus heparin inj (dosis awal)
Fiksasi, tutup kassa steril
Punksi inlet (vena/ arteri femoralis) Raba arteri femoralis
Tekan arteri femoralis
Vena femoralis – 1 cm ke arah medial Anestesi lokal (infiltrasi anetesi)
Vena femoralis dipunksi setelah anestesi lokal 3-5 menit Fiksasi
Tutup dengan kassa steril
Memulai hemodialisis :
1.Ujung ABL line dihubungkan dengan punksi inlet 2.Ujung VBL line dihubungkan dengan punksi outlet 3.Semua klem dibuka, kecuali klem infus set
4.Jalankan pompa darah (blood pump) dengan Qb
darah semua.erawat apabila ada ketidakberesan pada mesin atau akses vaskular, setelah mencoba mengatasi sendiri.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Suatu mesin hemodialisa yang digunakan untuk tindakan hemodialisa berfungsi
mempersiapkan cairan dialisa (dialisat), mengalirkan dialisat dan aliran darah melewati suatu membran semipermeabel, dan memantau fungsinya termasuk dialisat dan sirkuit darah korporeal. Pemberian heparin melengkapi antikoagulasi sistemik. Darah dan dialisat dialirkan pada sisi yang berlawanan untuk memperoleh efisiensi maksimal dari pemindahan larutan. Komposisi dialisat, karakteristik dan ukuran membran dalam alat dialisa, dan kecepatan aliran darah dan larutan mempengaruhi pemindahan larutan (Tisher & Wilcox, 1997).
Dalam proses hemodialisa diperlukan suatu mesin hemodialisa dan suatu saringan sebagai ginjal tiruan yang disebut dializer, yang digunakan untuk menyaring dan membersihkan darah dari ureum, kreatinin dan zat-zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. Untuk melaksanakan hemodialisa diperlukan akses vaskuler sebagai tempat suplai dari darah y ang akan masuk ke dalam mesin hemodialisa (NKF, 2006).
Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna maka dari itu penulis minta kritik dan saran yang membangun untuk kelancaran pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan untuk pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 thed.). St.Louis Mosby Year Book, 2007
http://iloslayers.blogspot.com/2011/05/asuhan-keperawatan-pasien-dengan.html http://gladiolstrange.blogspot.com/2009/05/gangguan-pikir-bentuk-isi-dan-arus.html Modul Pelatihan Asuhan Keperawatan Jiwa oleh Tim MPKP RSMM & FIK UI