PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA MEDAN
BIDANG TEKNIS YURIDIS
NO.
PERMASALAHAN PTTUN MEDAN
USUL PEMECAHAN PTTUN MEDAN
PEMECAHAN MASALAH
OLEH MAHKAMAH AGUNG RI
1. Dalam Hal gugatan dikabulkan,
kemudian
tergugat
menyatakan
banding. Berarti Tergugat disebut
sebagai Pembanding. Apa sebutan
terhadap Tergugat II Intervensi yang
tidak menyatakan banding ?, Apakah
Tergugat II Intervensi/Pembanding II
atau Tergugat II Intervensi/Turut
Terbanding ?. Apabila disebut sebagai
Tergugat II Intervensi/Pembanding,
ternyata dia berada sebagai pihak
yang
kalah,
tentu
dibebankan
membayar biaya perkara. Apabila
yang bersangkutan tidak bersedia
membayar biaya perkara karena tidak
pernah menyatakan banding, lalu …
- Dalam hal ini ada 2 (dua) pendapat yaitu :
1. Tergugat II Intervensi yang tidak
menyatakan banding, pada tingkat
banding
disebut
sebagai
Turut
Terbanding
(Tergugat
II
Intervensi/Turut Terbanding), sehingga
dia tidak di bebankan membayar biaya
perkara.
2. Tergugat II Intervensi yang tidak
menyatakan banding, pada tingkat
banding disebut sebagai Pembanding II
(Tergugat II Intervensi / Pembanding II)
karena kepentingannya paralel dengan
Tergugat.
Setuju dengan usul pemecahan angka 1 :
Tergugat II Intervensi yang tidak
menyatakan banding, pada tingkat
banding
disebut
sebagai
Turut
Terbanding (Tergugat II Intervensi/
Turut Terbanding), sehingga dia tidak
di bebankan membayar biaya perkara.
NO.
PERMASALAHAN PTTUN MEDAN
USUL PEMECAHAN PTTUN MEDAN
PEMECAHAN MASALAH
OLEH MAHKAMAH AGUNG RI
2.
…kepada
siapa
biaya
perkara
tersebut dibebankan.
Dalam Hal gugatan dikabulkan,
Tergugat II Intervensi lebih dahulu
menyatakan
banding
daripada
Tergugat. Bagaimana penyebutan
terhadap Tergugat II Intervensi dan
Tergugat tersebut ? Apakah Tergugat
II Intervensi /Pembanding I dan
Tergugat
/Pembanding
II
atau
Tergugat II Intervensi/Pembanding II
dan Tergugat /Pembanding I ?
- Penyebutan Pembanding I, Pembanding II
dst... harus disesuaikan dengan urutan
saat siapa yang lebih dahulu menyatakan
banding. Apabila Tergugat II Intervensi
lebih dahulu menyatakan banding, maka
dia disebut sebagai Pembanding I
(Tergugat II Intervensi/Pembanding I )
dst....
NO.
PERMASALAHAN PTTUN MEDAN
USUL PEMECAHAN PTTUN MEDAN
PEMECAHAN MASALAH
OLEH MAHKAMAH AGUNG RI
3. Apakah eksepsi yang menyatakan
keputusan TUN obyek sengketa tidak
memenuhi unsur KTUN sebagaimana
dimaksud Pasal 1 butir 9 UU Nomor
51 Tahun 2009 di kualifikasi sebagai
eksepsi absolut atau eksepsi lain-lain.
Dalam hal ini ada 2 pendapat :
1. Termasuk dalam eksepsi lain-lain
karena sudah menyangkut pokok
perkara,
sehingga
harus
diputus
bersamaan dengan pokok perkara.
2. Termasuk dalam eksepsi absolut
(Pasal 77 ayat 1 UU Nomor 5 /1986),
karena berdasakan pasal 47 UU No 5
Tahun 1986 jis Pasal 1 butir 10 dan
Pasal 1 butir 9 UU Nomor 51 Tahun
2009, kewenangan absolut Peradilan
TUN hanyalah mengadili keputusan
TUN :
a. Keputusan TUN yang dikeluarkan
oleh badan atau pejabat TUN
b. Keputusan TUN yang berisi tindakan
hukum TUN yang bersifat konkrit ,
individual
dan
final
yang
menimbulkan akibat hukum bagi…..
Setuju dengan pemecahan PTTUN nomor 2.
NO.
PERMASALAHAN PTTUN MEDAN
USUL PEMECAHAN PTTUN MEDAN
PEMECAHAN MASALAH
OLEH MAHKAMAH AGUNG RI
…seseorang atau badan hukum
perdata.
4. Sejauhmana
kewajiban
hakim
memberikan
nasihat
kepada
Penggugat untuk menyempurnakan
gugatannya sebagaimana diatur pada
Pasal 63 ayat 1 UU Nomor 5/1986 ?
Apakah Hakim hanya memberikan
nasihat-nasihat kepada Penggugat
sebatas kepada formalitas gugatan
sebagaimana yang diatur dalam pasal
56 UU Nomor 5/1986 saja ? Ataukah
Hakim harus memberikan nasihat juga
tentang
subjek,
objek
gugatan,
kepentingan, tenggang waktu ?
Ada 2 pendapat yaitu :
1. Hakim hanya diwajibkan memberikan
nasihat
yang
berhubungan
dengan
formalitas gugatan sebagaimana diatur
pada pasal 56 UU Nomor 5 /1986
2. Selain pendapat pertama diatas, untuk
kesempurnaan surat gugatan, Hakim
harus juga memberikan nasihat yang
berhubungan dengan subjek, objek,
kepentingan dan tenggang waktu
-Setuju dengan Pemecahan PTTUN No. 2 Karena dalam sengketa Tata Usaha Negara apabila kesimpulan akhir dari Majelis Hakim bahwa :
- Salah pihak,
- Salah obyek, dan yang lainya
Hal tersebut adalah sebagai kelalaian Majelis Hakim dalam sidang persiapan sebagai Konpensasi terhadap posisi tidak seimbang antara Penggugat dengan Tergugat.
-Pemeriksaan persiapan hendaknya cukup sekali.
NO.
PERMASALAHAN PTTUN MEDAN
USUL PEMECAHAN PTTUN MEDAN
PEMECAHAN MASALAH
OLEH MAHKAMAH AGUNG RI
5. Untuk
mengoptimalkan
dan
memaksimalkan pelaksanaan teknis
yuridis pengadilan sesuai dengan visi
dan misi Mahkamah Agung, sangat
ditunjang oleh ketersediaan sarana
dan tenaga teknis IT (Informasi
Teknologi). Pada umumnya disetiap
pengadilan masih kekurangan sarana
dan tenaga teknis IT (Informasi
Teknologi),
sehingga
untuk
memenuhi kebutuhan tenaga teknis IT
diberdayakanlah pegawai honor.
Mohon Mahkamah Agung segera memenuhi
kebutuhan sarana IT, terutama tenaga teknis
IT (Informasi Teknologi) yang cukup, atau
mengangkat segera pegawai honor yang
ditugaskan dibagian IT menjadi PNS.
- Setuju dengan pemecahan dari PTTUN. - Lebih jau tenaga IT non Sarjana Hukum harus diberi struktur yang sama dengan tenaga teknis peradilan.
- Kedua-duanya diperlukan menuju Peradilan Modern
PERMASALAHAN TEKNIS YURIDIS SERTA USUL PEMECAHANNYA
PTUN SEWILAYAH HUKUM PT TUN MEDAN
I. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MEDAN
No. PERMASALAHAN
PTUN MEDAN
USUL PEMECAHAN PTUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 1. Jika ada sebuah gugatan yang
diajukan oleh sekelompok masyarakat, dimana Tergugat-nya terdiri dari beberapa orang. Ditengah berjalannya persida-ngan ternyata uang panjar perkara kurang, karena beberapa Tergugat tidak pernah hadir dipersidangan meskipun telah dipanggil secara patut, sehingga Majelis memerintahkan Penggugat untuk menambah uang panjar perkara, akan tetapi para penggugat tidakmau menambah uang panjar perkara dengan alasan mereka tidak
No. PERMASALAHAN PTUN MEDAN
USUL PEMECAHAN PTUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI mampu. Kemudian para
Penggugat mengajukan per-mohonan berperkara secara cuma-cuma (prodeo) kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara dengan melampirkan syarat-syarat untuk berperkara secara cuma-cuma.
Pertanyaan :
Ø Apakah dimungkinkan mengajukan permohonan berperkara secara cuma-cuma ditengah-tengah jalan-nya proses persidangan ?
Ø Pada prinsipnya permohonan untuk berperkara secara cuma-cuma hanya dibolehkan diajukan pada saat pengajuan gugatan dimasukkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara, sehingga ketika para pihak memajukan permoho-nan berperkara secara Cuma- Cuma ditengah-tengah berjalannya pesidangan,
Ø Apabila ternyata penggugat dapat mengajukan syarat-syarat untuk berperkara secara cuma-cuma kepada ketua pengadilan, sekalipun ditengah-tengah berjalannya per-sidangan, maka ketua pengadilan harus mengabulkan permohonan untuk berperkara secara cuma-cuma, karena pasal 60 ayat 2 UU Nomor 5/1986 tidak melarang pengajuan permohonan beracara secara cuma..
Setuju dengan pemecahan dari PTTUN.
No. PERMASALAHAN PTUN MEDAN
USUL PEMECAHAN PTUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI maka ketua Pengadilan harus
menolak nya karena dianggap Penggugat mampu ber- perkara
…cuma ditengah-tengah proses sedang berjalan, sehingga pasal tersebut harus di terapkan secara fleksibel dan kasuistis.
2. Jika ada sebuah sengketa Tata Usaha Negara mengenai pembatalan sebuah Sertifikat Hak Milik (pihak ketiga) ternyata tanah diatas objek sengketa tersebut sudah dijual beralih kepemilikannya kepada pihak lain, akan tetapi sertipikat tersebut belum balik nama. Pertanyaan :
Ø Siapakah yang seharusnya menjadi pihak ketiga dalam sengketa tersebut ?
Ø Sebaiknya Kedua Pihak (baik pihak yang namanya tertera dalam Sertipikat maupun orang yang sudah membeli tanah diatas objek sengketa tersebut) dipanggil oleh…...
Ø Setuju
Setuju dengan PTUN dan PTTUN. Prinsip :
- Pihak ke III yang beritikad baik harus dilindungi dalam hukum Tata Usaha Negara, Perdata maupun Pidana.
- Perkara jenis ini yang harus diselesaikan lebih dahulu secara perdata, sebelum Hakim TUN menguji kebasahan KTUN Obyek Sengketa.
No. PERMASALAHAN PTUN MEDAN
USUL PEMECAHAN PTUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI ….Pengadilan, kemudian
dipersidangan ditanyakan apakah mereka mau masuk sebagai pihak ketiga dalam sengketa tersebut.
3. Tentang pengajuan PK dengan alasan telah ditemukan surat bukti baru (Novum). Menurut ketentuan pasal 69 (b) Undang-undang No. 14 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana diubah dengan Undang-undang No. 5 tahun 2004 ditentukan bahwa “ditemukannya surat bukti harus dinyatakan dibawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwewenang”
No. PERMASALAHAN PTUN MEDAN
USUL PEMECAHAN PTUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI Pertanyaan :
Ø Apakah dibenarkan pihak Prinsipal (in persoon) memberi kuasa kepada penasehat hukumnya untuk mengucapkan sumpah tentang ditemukannya surat bukti baru tersebut.
Ø Pelaksanaan sumpah tidak boleh dikuasakan kepada orang lain.
Ø Setuju
Setuju dengan pemecahan dari PTTUN
II. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PEKANBARU
No. PERMASALAHAN
PTUN PEKANBARU
USUL PEMECAHAN PTUN PEKANBARU
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 1. BERKAITAN DENGAN PASAL
97 AYAT 5 UNDANG – UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 yaitu;
Apabila dalam Musyawarah Majelis berikutnya tidak dapat diambil suara terbanyak, maka suara terakhir Hakim Ketua Majelis yang Menentukan;
Permasalahan Hukumnya Ø Dalam Prakteknya dalam
Musyawarah terjadi perbedaan pendapat dalam tahap eksepsi menyangkut masalah Keputusan Tata Usaha Negara atau bukan objek sengketa, Ketua
Penyelesaiannya;
Ø Pada saat musyawarah dilakukan sebaiknya diupayakan musyawarah semaksimal sehingga terjadi kesepakatan yg bulat dalam mengambil keputusan dan dalam perkara ini bukan …….
Ø Dalam masalah tsb maka keputusan musyawarah sesuai dengan pasal 97 apabila tidak dapat dicapai dengan suara mufakat dengan bulat, maka keputusan diambil pada suara terbanyak.
Setuju dengan Pemecahan dari PTTUN.
Kecuali perbedaan pendapat ada tiga, maka pendapat ketua
Majelis tidak sependapat….
No. PERMASALAHAN
PTUN PEKANBARU
USUL PEMECAHAN PTUN PEKANBARU
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI …dengan pendapat 2 orang
anggotan yang menyatakan objek sengketa adalah KeputusanTataUsahaNegara, pendapat Ketua Majelis adalahobjek tidak merupakan Keputusan Tata Usaha Negara:, dan ketika masuk pada pokok perkara, Hakim anggota 1 berpendapat Gugatan diterima dan Hakim anggota 2 berpendapat gugatan ditolak, jika dikaitkan dengan pasal 97 ayat 5 diatas apakah dalam putusan tetap menggunakan suara terakhir yaitu Ketua Majelis bahwa diputus bukan KeputusanTataUsaha Negara
…pendapat Ketua Majelis yang dipakai alasannya karena pada tahap eksepsi yang berpendapat tentang Keputusan Tata Usaha Negara ada 2 orang hakim anggota yang berpendapat sama, sehingga objek sengketa dianggap tetap Keputusan Tata Usaha Negara;
No. PERMASALAHAN PTUN PEKANBARU
USUL PEMECAHAN PTUN PEKANBARU
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 2 Pihak ketiga dipanggil tidak
pernah datang dan surat panggilan dikembalikan dari kantor Pos;
Penyelesaiannya;
Ø Pihak ketiga yang berkepentingan dengan objek sengketa harus dipanggil secara patut dan maksimal, kalau perlu dilakukan pemanggilan melalui kantor desa atau kantor lurah domisili pihak ke 3 tersebut atau dilakukakn pemanggilan melalui media cetak atau media elektronik, sampai pada batas pembuktian perkara;
Mengacu pada SEMA tentang hakim aktif dan maksimal dalam pemanggilan pihak ketiga;
Ø Setuju Ø Setuju.
Ø Kenyataan tentang pe-manggilan secara sungguh-sungguh
terhadap pihak ketiga yang berkepentingan harus tercatat dengan jelas dalam berita acara persidangan.
No. PERMASALAHAN PTUN PEKANBARU
USUL PEMECAHAN PTUN PEKANBARU
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 3 Mengenai eksepsi pasal 77
Undang – Undang nomor 5 tahun 1986 tentang absolut, jika ada eksepsi tersebut bagaimanakah seharusnya Majelis Hakim bersikap, apakah perkara harus diputus diawal persidangan saja terhadap eksepsi, atau dilakukan pemeriksaan sampai ketahap pokok perkara?
Penyelesaiannya
Ø Eksepsi dapat diputus diawal perkara berjalan dan harus diputus berdasarkan bukti- bukti yang diajukan oleh para pihak yang bisa mendukung Majelis Hakim dalam Mengambil keputusan;
Ø Putusan dilihat secara kasuistis, tetap dilanjutkan ketahap pembuktian sampai akhir, hal ini untuk mencegah adanya pengembalian perkara dari PT untuk memeriksa objek sengketa secara lengkap;
Ø Ketua Pengadilan Harus teliti dan cermat dalam menganalisa perkara sehingga perkara bisa di
Ø Sesuai dengan pasal 77 ayat 1 UU Nomor 5 Tahun 1986 bahwa eksepsi kewenangan absolut tersebut harus diputus terlebih dahulu.
-Setuju dengan pemecahan dari PTTUN
dismissal atau di lanjutkan..
No. PERMASALAHAN
PTUN PEKANBARU
USUL PEMECAHAN PTUN PEKANBARU
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI ..ke Pemeriksaan perkara
dengan Majelis 4. Mengenai pasal 116
undang-undang nomor 51 tahun 2009; Permasalahan hukum;
Ø Apabila putusan yang telah berkekuatan hukum tetap akan tetapi pihak tergugat tidak melaksanakan putusan pengadilan tersebut apakah tindakan yang harus dilakukan oleh pihak pengadilan;
Penyelesaiannya;
Ø Ketua Pengadilan Melakukan Persuratan kepada Pihak Terkait atau atasan Tergugat agar melakukan perintah kepada instansi bawahannya untuk melaksanakan putusan Peradilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan jika tidak dilakukan sebaiknya ada sanksi bagi pejabat yang tidak melaksanakan putusan tersebut;
Ø Mengenai hal tersebut sudah cukup jelas, agar mengacu kepada pasal 116 undang-undang nomor 51 tahun 2009;
Ø Setuju dengan pemecahan dari PTTUN.
Ø Sebelum jalan keluar secara administratif ada, secara sosiologis, Pe-mohon Eksekusi menga-jukan gugatan Onrechtmatige Overheids Daads ke Peradilan Umum terhadap Termohon Eksekusi (Pejabat).
No. PERMASALAHAN PTUN PEKANBARU
USUL PEMECAHAN PTUN PEKANBARU
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 5. Tentang tidak dilaksanakannya
oleh Tergugat Putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
Ø Agar diusulkan kepada pemerintah untuk segera mengeluarkan Peraturan pelaksanaan tentang upaya paksa berupa pembayaran sejumlah uang paksa dan/atau sanksi administratif sebagaimana yang diatur Pasal 116 ayat 4 Undang – Undang Nomor 51 Tahun 2009
Ø Setuju atas upaya penerbitan peraturan pelaksanaan tentang uang paksa tersebut
Ø Pasal 116 Eks UU No.9 Tahun 2004 dipandang sebagai norma yang gagal. Ø Hendaknya dicarikan pola
yang lebih tepat dalam Undang-Undang Admminis-trasi Pemerintahan sebagai alat Rekayasa Sosial (Pejabat Patuh Hukum)
III. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PADANG
No. PERMASALAHAN
PTUN PADANG
USUL PEMECAHAN PTUN PADANG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 1. Dalam permohonan keberatan
yang diajukan oleh pemohon keberatan, apabila petitumnya tidak sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Di Pengadilan, mengingat dalam pemeriksaan sengketa informasi publik tidak terdapat lembaga pemeriksaan persiapan, dimana dimungkinkan akan menyulitkan majelis hakim dalam menyusun amar putusan apabila putusannya berbeda dengan petitum yang dimohonkan?
Ø Perlu petunjuk teknis supaya pemohon diberikan kesempatan untuk dapat memperbaiki permohonan keberatan sebelum adanya jawaban dari pihak termohon keberatan
Ø Apa yang diatur dalam peraturan yang bersangkutan telah sesuai dan tidak memerlukan pemeriksaaan persiapan. Untuk kesempurnaan keberatan pemohon dapat dikonsultasikan kepada Ketua PTUN atau pada pejabat yang ditunjuk sebelum permohonan di register.
Setuju dengan pemecahan dari PTTUN
No. PERMASALAHAN PTUN PADANG
USUL PEMECAHAN PTUN PADANG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 2. Terhadap Permintaan berkas
dari Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara kepada Komisi Informasi, yang tidak dikirimkan secara lengkap sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Informasi Publik di Pengadilan. Apakah Majelis Hakim dapat meminta bukti-bukti kembali dengan cara di materai yang dahulu telah diajukan di komisi informasi?
Ø Mengingat adanya beberapa bukti yang didalam berkas Komisi Informasi tidak dikirimkan, Majelis Hakim dapat meminta kembali bukti-bukti tersebut untuk dijadikan bukti di Pengadilan Tata Usaha Negara.
Ø Setuju dengan usulan pemecahan masalah PTUN Padang karena Hakim aktif sesuai dengan azas dominuslitis berpedoman pasal 85 jo 107 dapat meminta bukti yang diperlukan.
Setuju dengan pemecahan dari PTTUN
No. PERMASALAHAN PTUN PADANG
USUL PEMECAHAN PTUN PADANG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 3. Mengenai permohonan dan
Pencatatan buku register pada perkara Komisi Informasi, apakah perlu dibuat penomoran khusus untuk keseragaman atau cukup berpedoman pada penomoran seperti biasa, dan untuk pencatatan di buku register perkara. Apakah perlu dibuat buku register khusus atau cukup dicatat bergabung dengan buku register perkara biasa?
Ø Untuk keseragaman sebaiknya diatur mengenai penomoran perkara.
Ø Sementara digabung, dan dicatat dengan buku register perkara biasa, kedepannya perlu dibuat buku register tersendiri.
Ø Sebaiknya dibuat nomor dan buku register tersendiri mengingat sifat perkaranya permohonan.
Contoh :
Nomor :.../P/IP/.../.../2012 Keterangan : P = Permohonan IP = Informasi Publik
Setuju dengan pemecahan dari PTTUN.
IV. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI
No. PERMASALAHAN
PTUN JAMBI
USUL PEMECAHAN PTUN JAMBI
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 1. Apabila pihak meminta putusan
sela tentang kompetensi absolut, bagaimana sikap majelis? Apakah harus dibuat putusan sela atau cukup dalam berita acara?
Ø Dalam berita acara Ø Setuju, namun untuk kebutuhan praktek dan keterbukaan informasi dalam pelayanan publik dapat diberikan kepada pihak yang berkepentingan atas persetujuan Ketua Pengadilan.
-Sependapat dengan PTTUN
2. Apakah permohonan penundaan yang ditolak harus dibuat penetapan tertulis juga?
Ø Kasuistis, bila pihak pemohon mendesak dikeluarkannya penetapan, maka dibuat saja penetapan tersebut.
Ø Setuju Ø Penolakan Permohonan Penundaan berlebihan, patuhi saja asas Hukum “Prae Sumptio Iustae Causa”
V. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PALEMBANG
No. PERMASALAHAN
PTUN PALEMBANG
USUL PEMECAHAN PTUN PALEMBANG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 1. Berkaitan dengan Pasal 68 UU
No. 5 Tahun 1986
Bagaimana Pergantian Anggota Majelis Hakim yang tidak bisa ikut sidang baik sementara (karena cuti atau izin) ataupun tetap (karena alasan mutasi atau yang lainnya).
Ø Sebaiknya disediakan 2 (dua) formulir Penetapan Pengganti Hakim bagi yang tidak bisa ikut sidang baik untuk sementara ataupun tetap, sehingga setiap ada Hakim yang tidak bisa ikut sidang sudah langsung dapat
dikeluarkan Penetapan Ketua PTUN.
Ø Tidak perlu disediakan penetapan cadangan , jika memang ada hakim berhalangan biar pun sementara ataupun tetap harus dikeluarkan penetapan pengganti oleh ketua pengadilan TUN
Setuju PTTUN
2. Penentuan Tenggang waktu bahwa Putusan telah Inkracht (telah berkekuatan hukum tetap) terhadap pihak yang tidak hadir pada waktu sidang putusan Tk. Pertama dan juga terhadap Surat Pemberitahuan Putusan Tingkat Banding kepada para
Ø Sebaiknya surat pemberitahuan putusan kepada para pihak diberikan/diantar langsung oleh Juru Sita, sehingga bisa diketahui dengan mudah kapan pemberitahuan diterima.
Ø Apabila jurusita telah menyampaikan pemberitahuan /pemanggilan, maka pemanggilan tidak perlu lagi dilakukan melalui surat tercatat sesuai dengan pasal 59 jo 65 UU Nomor 5 Tahun 1986
pihak yang akan menyatakan….
No. PERMASALAHAN
PTUN PALEMBANG
USUL PEMECAHAN PTUN PALEMBANG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI …Kasasi.
Dalam formulir pemberitahuan Putusan baik tingkat Pertama maupun Banding dihitung sejak pemberitahuan diterima.
Ø Mohon untuk diterbitkan aturan yang jelas agar ada kepastian hukumnya
Ø Dibuat Penetapan, tetapi kadang-kadang agak terlambat karena belum ada formulirnya.
Ø Untuk putusan Tk.Pertama ditunggu sampai waktu 3 bulan para pihak tidak ada yang mengajukan upaya hukum barulah berkas dinyatakan Inkracht dan berkasnya diserahkan ke Pankum. Dan juga kami lakukan dengan mengecek Website Pos Indonesia, apakah surat pemberitahuan sudah diterima atau belum. Sedangkan untuk putusan Tk. Banding mengacu pada bunyi formulir yang dimuat dalam Buku II yaitu sejak pemberitahuan diterima.
Ø Suatu perkara dinyatakan inkracht apabila upaya hukum tidak dimungkinkan lagi, yaitu ketentuan eks pasal 123 UU Peratun dan eks pasal 146 ayat 1 UUMA.
VI. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BANDAR LAMPUNG
No. PERMASALAHAN
PTUN BANDAR LAMPUNG
USUL PEMECAHAN PTUN BANDAR LAMPUNG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 1. Berdasarkan Pasal 51 A UU
Nomor 51 Tahun 2009 jo. SEMA Nomor 2 Tahun 2010 ada kewajiban pengadilan menyampaikan salinan putusan dalam jangka waktu empat belas hari setelah putusan diucapkan. Sementara itu telah terbit SEMA Nomor 1 Tahun 2011 tentang perubahan terhadap SEMA Nomor 2 Tahun 2010.
Dalam SEMA dianjurkan hanya menyediakan putusan yang apabila diminta oleh pihak dikenakan biaya PNBP. Sedangkan UU menyebutkan pengadilan wajib menyampaikan
Ø Mohon petunjuk peraturan mana yang harus dilaksanakan
Ø Agar Mahkamah Agung menegaskan aturan mana yang dilaksanakan
Ø Karena menyangkut biaya-biaya pengadilan (PNBP), sementara belum ada pengaturan lebih lanjut, supaya diikuti SEMA No. 1 tahun 2011
salinan putusan tanpa diminta…
No. PERMASALAHAN
PTUN BANDAR LAMPUNG
USUL PEMECAHAN PTUN BANDAR LAMPUNG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI ..oleh para pihak. Ketentuan
mana yang harus dilaksanakan? 2. Sesuai dengan asas (Erga
Omnes) maka terhadap putusan
Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dapat atau tidak pihak ketiga diluar pihak yang bersengketa untuk mengajukan eksekusi.
Ø Asas hukum pada prinsipnya tanpa diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan, sehingga semua pihak taat asas. Namun demi kepastian hukum dan agar supaya ada pegangan agar Mahkamah Agung membuat Juklak dan Juknis.
Ø Selama ini PTUN Bandar Lampung hanya terhadap pihak-pihak yang terkait saja didalam gugatan atau bersengketa yang dapat mengajukan eksekusi tersebut
Ø Sehubungan dengan telah dihapuskan pasal 118 maka pihak yang berkepentingan dalam sengketa tersebut seharusnya masuk sebagai pihak intervenient sesuai dengan pasal 83 UU Nomor 5 /1986
-Setuju dengan pemecahan dari PTTUN.
-Pihak diluar sengketa tidak bisa mengajukan eksekusi.
No. PERMASALAHAN PTUN BANDAR LAMPUNG
USUL PEMECAHAN PTUN BANDAR LAMPUNG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 3. Belum 25ersedianya dana
operasional layanan informasi di dalam DIPA
Ø Biaya/dana pelayanan informasi agar direalisasikan dan dimasukkan dalam DIPA.
Ø Sehubungan dengan layanan informasi mencakupi bidang IT (informasi teknologi) dan meja informasi dan kedua hal tersebut perlu didukung dana dari DIPA.
Oleh karena itu pendapat tersebut didukung.
Perjuangkan dalam daftar usulan kegiatan DIPA oleh Dirjend. Badilmiltun
VII. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TANJUNG PINANG
No. PERMASALAHAN
PTUN TANJUNG PINANG
USUL PEMECAHAN PTUN TANJUNG PINANG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 1. Tentang Acara Pemeriksaa
Sengketa Informasi :
Dalam Pemeriksaan sengketa informasi di Pengadilan Tata Usaha Negara, acara apakah yang digunakan ? apakah dengan acara biasa ataukah dengan acara sederhana sebagaimana tersebut dalam pasal 7 ayat (1) Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2011 ?
JIka yang digunakan adalah Acara Sederhana, maka demi keseragaman dalam penyelesaian sengketa informasi di pengadilan TUN, bagaimanakah mekanisme rincinya ?
Ø Sebaiknya digunakan acara sederhana setelah ada tanggapan dari termohon keberatan, selanjutnya kepada para pihak diberi kesempatan untuk mengajukan bukti baru jika ada. Setelah itu baru Majelis hakim memutus sengketa tersebut.
Ø Hukum Acara harus sesuai dengan PERMA 02 Tahun 2011.
Setuju dengan pemecahan PTTUN
No. PERMASALAHAN PTUN TANJUNG PINANG
USUL PEMECAHAN PTUN TANJUNG PINANG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI 2. Tentang Pembuktian sengketa
informasi
Berdasarkan pasal 7 ayat (3) Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2011 yang menyatakan :
“Pemeriksaan Bukti hanya dilakukan atas hal-hal yang dibantah salah satu atau para pihak serta jika ada bukti baru selama dipandang perlu oleh Majelis Hakim, maka :
Ø JIka para pihak tidak membantah bukti dan tidak mengajukan bukti baru, apakah bukti dalam sengketa informasi di komisi informasi secara otomatis diterapkan dalam sengketa di peradilan TUN, dan dalam putusan….
Ø Otomatis diterapkan dengan mencantumkan daftar bukti dalam putusan
Ø Setuju -Setuju dengan pemecahan dari PTTUN
No. PERMASALAHAN PTUN TANJUNG PINANG
USUL PEMECAHAN PTUN TANJUNG PINANG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI ...PTUN tidak perlu
mencantumkan daftar bukti tersebut ? ataukah tetap mencantumkan dalam putusan ?
Ø Jika bukti tersebut tidak dileges oleh Komisi Informasi, apakah bukti tersebut harus dileges/dinazegelan sesuai ketentuan UU Bea Materai ?
Ø Sebaiknya bukti-bukti dileges di materai sesuai dengan Undang-Undang Bea Materai
Ø Setuju Setuju dengan pemecahan dari PTUN
3. Tentang Amar Putusan Sengketa Informasi :
Berkaitan dengan pencarian “Kebenaran Materill” dan Asas dominuslitis di Peradilan TUN, apakah dimungkinkan adanya Putusan tidak dapat diterima (NO) dalam sengketa informasi di Pengadilan TUN, misalnya …
Ø Terkait dengan amar putusan sengketa informasi bisa di “NO” (tidak diterima) sesuai dengan Hukum Acara TUN
Ø Setuju Setuju dengan pemecahan dari PTUN
No. PERMASALAHAN PTUN TANJUNG PINANG
USUL PEMECAHAN PTUN TANJUNG PINANG
USULAN PEMECAHAN MASALAH PT.TUN MEDAN
USULAN PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH
AGUNG RI …berkenaan dengan legal
standing Permohonan Keberatan ? ataukah amar Putusan hanya berupa dikabulkan atau ditolaknya Permohonan Keberatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 49 UU 14/2008 jo. Pasal 10 Perma Nomor 2/2011